Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM ILMU UKUR WILAYAH

“ALAT UKUR SEDERHANA”

YULIANA

J1B116002

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Objek 1 (Pengenalan Alat Ukur Sederhana)


2.1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran sangat penting dan berguna.
Dimana banyak hal dan kegiatan yang dapat kita lakukan dengan cara
pengukuran. Pengukuran biasanya berfungsi untuk membantu kita dalam
menentukan satuan dari suatu luasan ataupun panjang. Pengukuran-pengukuran
dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan bayangan daripada keadaan
lapangan, dengan menentukan tempat titik-titik di atas permukaan bumi terhadap
satu sama lainnya. Untuk mendapatkan hubunganantara titik-titik itu, baik
hubungan yang mendatar maupun hubungan-hubungan tegak, diperlukan sudut
yang mendatar dan untuk hubungan diperlukan sudut yang tegak (Sutomo, 1980).
Ilmu ukur wilayah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari
cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai
keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif
sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan.Dalam
pengukuran di lapangan sering kali terjadi kesalahan-kesalahan yang berasal dari
faktor alat, faktor manusia, dan faktor alam.
Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada
dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain: kurangnya
ketelitian mata dalam pembacaan alat, adanya angin yang membuat rambu ukur
terkena hembusan angin, sehingga pengukuran kurang akurat.

2.1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah, sebagai berikut:
2.1.2.1 Memperkenalkan fungsi dan cara kerja alat ukur sederhana.
2.1.2.2 Membandingkan hasil dari perolehan data alat ukur sederhana dengan alat
ukur sifat ruang.
2.1.3 Manfaat
Adapun tujuan dilaksanaannya praktikum ini adalah, sebagai berikut:
2.1.3.1 Mahasiswa mengetahui fungsi dan cara kerja alat ukur sederhana.
2.1.3.2 Mahasiswa dapat membandingkan hasil dari perolehan data alat ukur
sederhana dengan alat ukur sifat ruang.

2.1.4 Tinjauan Pustaka


Alat ukur sederhana merupakan alat yang digunakan untuk pengukuran
daerah atau lahan dengan luas yang lebih kecil. Mengukur adalah membandingkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Dalam hal ini digunakan alat ukur sederhana yang mana merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur suatu daerah, benda, ataupun lahan dalam skala
kecil (Wargiran, 2013). Pengukuran merupakan suatu aktivitas dan atau tindakan
membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya
terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran
standar.
Fungsi pengukuran yaitu:
a. Dapat mengetahui atau mengukur jarak suatu wilayah.
b. Sebagai rekorder temperatur dan rekorder tekanan.
c. Sebagai pengendali temperatur pada pemanas air, dll.
Penelitian geodesi dipakai sebagai dasar referensi pengukuran, kemudian
hasil pengelolaan data pengukuran adalah dasar dari pembuatan peta. Dan Ilmu
ukur tanah sendiri ialah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi
realitaf atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau dibawahnya,
dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi suatu daerah
(Herman, 2016).
2.1.4.1 Meteran
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang
25-50 meter. Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur
lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm. Roll Meter
ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang
dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau inch.
Pita ukur atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter,
30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya dibagi pada interval 5 mm atau 10
mm. Meteran yang paling umum di pakai adalah 50 meter. Pita ukur mempunyai
dua skala yaitu feet dan meter. Beberapa pita ukur mempunyai pembagian
persepuluhan atau perseratusan meter atau setiap sentimeter. Meteran berfungsi
untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudut,
membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada
ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika
sedang melakukan pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur (Anggoro,
2012).
Roll Meter juga memiliki daya muai dan daya regang. Daya muai ialah
tingkat pemuaian dikarenakan perubahan suhu udara. Dan daya regang ialah
perubahan panjang disebabkan regangan atau tarikan. Daya muai dan daya regang
meteran dipengaruhi oleh jenis Roll Meter, yang di bagi berdasarkan bahan yang
dipakai dalam pembuatannya.
2.1.4.2 Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah yang bekerja berdasarkan gaya
medanmagnet. Pada kompas selalu terdapat sebuah magnet sebagai
komponenutamanya. Magnet tersebut biasanya berbentuk sebuah jarum penunjuk.
Saatmagnet penunjuk tersebut berada dalam keadaan bebas, maka akan mengarah
keutara-selatan magnet bumi. Inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan
kompasdan alat navigasi berbasis medan magnet yang lain.
Kompas telah dipakai oleh para navigator dan lain-lain selama berabad abad
untuk menentukan arah. Sebelum theodolit dan sextand ditemukan, kompas
merupakan satu-satunya cara praktis bagi juru ukur untuk mengukur arah sudut
dan sudut horizontal. Kompas juga masih dipakai untuk pengukuran kasar untuk
rekayasa dan merupakan alat yang berharga bagi ahli geologi dari kehutanan dan
yang lainnya. Sebuah kompas terdiri atas sebuah jarum baja bermagnet dipasang
pada sebuah sumbu putar di titik pusat lingkaran berpembagian skala (Takasaki
dan Suryono, 1992).
Jenis-jenis kompas yaitu:
a. Kompas bidik.
Kompas bidik adalah kompas yang biasa digunakan oleh militer, pramuka,
dan pengembara. Kompas, Jenis ini penggunaannnya sangat mudah. Kompas
bidik atau prisma fungsi utamanya untuk mempermudahmenghitung sudut sasaran
bidik (tempat atau benda) secara langsung. Cara pemakaiannya dengan
membidikkan kompas ke sasaran secara langsung sekaligusmembaca sudut
sasaran pada skala kompas. Besar sudut yang dibuat oleh arah bidikan dan arah
jarum (utara) itulah sudut sasarannya (bearing).

Gambar 1. Kompas Bidik

b. Kompas SILVA
Kompas ini sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Dalam
penggunaannya sangat mudah, karena kompas silva tidak di lengkapi dengan alat
bidik. ketelitian bidik kompas jenis ini agak kurang. Kompas silva berfungsi
untuk mempermudah perhitungan dan pembacaan pada peta secara langsung.
Badan atau pembungkus kompas silva selalu dibuat transparan untuk
mempermudah pembacaan peta yang diletakkan dibawahnya.

Gambar 2. Kompas Silva


Pada prinsipnya kompas bekerja berdasarkan medan magnet, dalam hal ini
kompas dapat menunjukkan kedudukan dari kutub-kutub magnet bumi, dengan
ketentuan kompas tidak terganggu oleh magnet dan medan listrik yang berada di
sekitar kompas.
2.1.4.3 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan
display digital.
Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum
20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk
mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin,
maupun kedalam sebuah tabung. Bentuk dan bagian-bagian jangka sorong secara
umum, terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong
juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan
skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka
sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm. Kegunaan jangka sorong
adalah untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit; untuk
mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur, untuk mengukur kedalamanan celah/lubang
pada suatu benda.
Kalibrasi jangka sorong dengan cara mendorong rahang geser hingga
menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di
angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius
saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah
terkalibrasi dan siap digunakan.
2.1.4.4 Abney Level
Abney level adalah sebuah alat yang di pakai untuk mengukur ketinggian yang
terdiri dari skala busur derajat. Beberapa kelebihan abney level adalah mudah untuk
digunakan, relative murah dan akurat. Abney level di gunakan untuk mengukur
derajat dan elevasi topografi. Alat ini berupa teropong yang dilengkapi dengan busur
setengan lingkaran.
Bagian-bagian pada abney level, yaitu sekrup pemutar niveau untuk
mengatur gerak busur. Nivo, untuk mengetahui kedudukan horizontal alat. Busur
skala, untuk menunjukkan skala. Teropong, untuk melihat kedudukan objek.
Busur derajat, untuk menunjukkan kemiringan dan lensa.

2.1.5 Metoda Praktikum


2.1.5.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran, kompas, jangka
sorong dan abney level. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tali rafia, kertas
milimeter block F4, busur, pena 3 warna, pensil, penggaris dan payung.

2.1.5.2 Prosedur Kerja


Adapun langkah prosedur kerja dalam praktikum ini adalah:
a. Meteran
Cara menggunakan meteran dimulai dari penentuan skala meteran yang
dipakai, selanjutnya tentukan titik acuan sebagai titik awal. Setelah itu
tarik meteran ke titik yang akan dituju. Usahakan meteran dalam keadaan
tegang agar hasil yang terbaca lebih akurat.

Gambar 3. Meteran
b. Kompas
Posisikan kompas dalam keadaan datar, setelah itu bidik sasaran yang
dituju, baca skala yang sejajar dengan garis bidik.

Gambar 4. Kompas
c. Jangka Sorong
Buka kunci jangka lalu geser rahang atasnya lalu masukkan objek yang
akan diukur dan kunci lagi. Lihat skala utama yang terbaca sebelum angka
0. Perhatikan skala nonius yang sejajar antar garis. Bila dibutuhkan dikali
dengan tingkat ketelitian.

Gambar 5. Jangka Sorong


d. Abney Level
Ambil posisi memegang abney level dalam keadaan tegak lurus. Gagang
abney level jangan sampai goyang karena akan berpengaruh terhadap
pembacaan alat.

Gambar 6. Abney Level


DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat


Penelitian dan Studi Kependudukan UGM.
Anggoro. 2012. Macam-macam Alat Ukur. Jakarta: Erlangga.
Herman Silvana. 2016. Pengenalan Alat Ukur Dalam Ilmu Tanah. Program Studi
Teknik Pertanian, Universitas Andalas. Padang.
Sutomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit:Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Takasaki. M, dan Suryono S.1992. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan.
Penerbit PT. Pradnya Param ita, Jakarta.
Wargiran. 2013. Penggunaan Alat-Alat Ukur Meterologi Industri. Penerbit: CV
Budi Utama, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai