Anda di halaman 1dari 3

Kesehatan

Kenali Tanda-tanda HIV AIDS


Tanda-tanda HIV AIDS biasanya tidak langsung muncul saat seseorang baru terinfeksi
HIV. Gejala yang mirip flu baru muncul dua minggu setelah infeksi HIV terjadi.
Karena infeksi HIV akut seringkali hanya menimbulkan keluhan ringan, kondisi ini
seringkali baru terdeteksi ketika sudah memasuki tahap lanjut.

HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Tanpa kekebalan tubuh yang kuat, tubuh kesulitan melawan infeksi yang dapat
menimbulkan penyakit.

HIV bekerja dengan cara menghancurkan sel darah putih yang berperan penting dalam sistem
kekebalan tubuh. Semakin banyak sel darah putih yang rusak, semakin lemah kekebalan
tubuh.

Banyak orang yang menganggap HIV adalah AIDS dan begitu pula sebaliknya. Padahal
terinfeksi HIV tidak selalu akan berujung pada AIDS jika status infeksi HIV diketahui dari
awal dan diobati sejak dini.

Pada tingkat infeksi HIV yang sangat parah, kekebalan tubuh yang sangat lemah membuat
tubuh menjadi sangat rentan terhadap infeksi dan kanker. Kondisi mematikan inilah yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Meski demikian, infeksi HIV
membutuhkan waktu beberapa tahun untuk berkembang menjadi AIDS.

Gejala dan Tanda-tanda HIV AIDS

Banyak orang dengan HIV tidak tahu kalau mereka terinfeksi. Hal ini karena gejala dan
tanda-tanda HIV/AIDS di tahap awal seringkali tidak menimbulkan gejala berat. Infeksi HIV
hingga menjadi AIDS terbagi menjadi tiga fase, yakni sebagai berikut:

 Fase pertama: Infeksi HIV akut


Fase pertama umumnya muncul setelah 2-4 minggu infeksi HIV terjadi. Pada fase
awal ini penderita HIV akan mengalami gejala mirip flu, seperti:
- Sakit kepala.
- Sariawan.
- Kelelahan.
- Radang tenggorokan.
- Hilang nafsu makan.
- Nyeri otot.
- Ruam.
- Bengkak kelenjar getah bening.
- Berkeringat.Gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas muncul karena kekebalan
tubuh sedang melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama 1-2 minggu atau bahkan
lebih.
Meski demikian, harus diingat bahwa gejala tersebut tidak selalu disebabkan oleh
HIV. Setelah gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas hilang, penderita bisa tidak
merasakan apa pun sampai bertahun-tahun kemudian.

 Fase kedua: Fase laten HIV


Pada fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas,
bahkan akan merasa sehat seperti tidak terinfeksi virus. Namun sebenarnya, virus HIV
secara diam-diam berkembang biak dan menyerang sel darah putih yang berperan
dalam melawan infeksi.
Tanda-tanda HIV/AIDS pada fase ini memang tidak terlihat, tapi penderita tetap bisa
menularkannya pada orang lain. Di akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara
drastis sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul.
 Fase ketiga: AIDS
AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir
kehilangan kemampuannya untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah
putih berada jauh di bawah normal. Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara lain
berat badan menurun drastis, sering demam, mudah lelah, diare kronis, dan
pembengkakan kelenjar getah bening.
Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka penderita
HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu. Penyakit yang
biasanya terjadi pada penderita AIDS antara lain:
- Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan.
- Pneumonia.
- Toksoplasmosis.
- Meningitis.
- Tuberkulosis (TB).
- Kanker, seperti limfoma dan sarkoma kaposi.

Pencegahan dan Pengobatan HIV

Pencegahan dan penanganan dini infeksi HIV adalah kunci utama agar kondisi ini tidak
berkembang menjadi AIDS yang berbahaya. Oleh karena itu, menjalani gaya hidup sehat dan
menghindari perilaku berisiko, seperti seks bebas atau menggunakan jarum suntik bergantian
dengan orang lain, merupakan cara efektif untuk mencegah HIV/AIDS. Terapkan beberapa
hal berikut dalam hidup Anda:

 Gunakan kondom saat berhubungan seksual. Gunakan kondom secara benar untuk
menghindari kebocoran.
 Tidak bergonta-ganti pasangan.
 Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain. Misalnya melalui luka
atau seks oral.
 Tidak menggunakan peralatan pribadi seperti sikat gigi, alat cukur, dan sex toys
bergantian dengan orang lain.
 Jika Anda berisiko terpapar virus HIV, memulai pengobatan ARV dini sebagai
pencegahan infeksi HIV, dan rutin memeriksakan status HIV merupakan langkah
tepat untuk menangani HIV.

Pahamilah bahwa HIV ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, ASI, air mani, dan
cairan vagina. HIV tidak dapat ditularkan melalui air liur, gigitan serangga, makanan, atau
minuman. Virus juga tidak menular melalui penggunaan toilet, atau berjabat tangan dan
berpelukan dengan penderita.

Sampai saat ini, belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan infeksi HIV. Meski tidak
bisa disembuhkan, HIV masih bisa dikontrol dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).

Antiretroviral bekerja dengan cara mencegah duplikasi virus. Obat ini tersedia dalam bentuk
tablet dan harus dikonsumsi setiap hari. Konsumsi obat antiretroviral secara teratur dapat
memperlambat perjalanan penyakit HIV dan memperpanjang harapan hidup penderita. Tanpa
pengobatan, HIV dapat berkembang menjadi AIDS dalam waktu yang lebih cepat.

Segera periksakan diri dan lakukan tes deteksi HIV jika berisiko terinfeksi atau mengalami
gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS. Jangan sungkan atau malu untuk berkonsultasi ke dokter
dan melakukan pemeriksaan HIV, karena pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat
memperlambat perkembangan infeksi HIV menjadi penyakit AIDS.

Terakhir diperbarui: 30 April 2018


Artikel Terkait
Dokter Terkait

Anda mungkin juga menyukai