Anda di halaman 1dari 7

INT.

WARUNG - SIANG
Satria membeli beberapa botol minuman di warung. Dalam
perjalanan ke meja kasir, satria melewati plastik besar yang
berisi beberapa sendal jepit. Lalu ia melangkah mundur dan
memperhatikan sendal yang ada dalam plastik itu.
Diambilnya satu yang berwarna biru, lalu dibawanya beserta
beberapa botol minumannnya ke meja kasir.

INT. RUMAH - SIANG


Satria menaruh plastik belanjaannya di atas meja, lalu duduk
di kursi di belakang meja.
Satria membuka plastik-plastik itu lalu meminum satu dari
botol yang ada di dalam plastik. Sesudah minum, satria
mengambil sepasang sendal jepit berwarna biru dalam kemasan
plastik bening lalu dibukanya.
Sendal itu dipakainya dan dibawanya berjalan mondar-mandir
di dalam ruangan. Ia menganggukan kepalanya, pelan, lalu
mengambil sebuah spidol dari atas meja. Dilepasnya sendalnya
itu lalu dituliskannya namanya, ’SATRIA’ disamping, dan
inisial namanya pada ujung sendal. Satria bergumam, setelah
itu menghela nafas.
SATRIA
Semoga ga hilang lagi...

EXT. MASJID/MUSHOLA - SIANG

Satria berjalan ke arah sebuah masjid menggunakan sendal


jepit barunya. Satria tertabrak Teguh yang sama ingin
meletakan sendalnya di tempat yang kosong. Satria
memperhatikan sendal jepit Teguh yang memiliki sendal yang
sama namun nampak lebih kusam karna terlalu sering
digunakan.

TEGUH
Maaf, mas. Saya ga liat.
SATRIA
Iya, ga papa, mas. Saya juga ga
liat.
TEGUH
Mari...
2.

SATRIA
Silahkan..
Mereka berdua masuk.
Satria keluar dari masjid lalu diam berdiri mencari
sendalnya di antara puluhan sendal jamaah lain. Teguh
berjalan dari arah samping menyapa satria.
TEGUH
Mari diluan, mas...

SATRIA
Ya„,
Satria memperhatikan dari mana asal teguh berjalan. lalu ia
melihat sendal jepit berwarna biru yang sudah kusam, satria
nampak heran lalu memalingkan wajahnya ke arah kaki teguh.
Teguh berjalan menghampiri motornya.
SATRIA (cont’d)
Eh, mas, mas... sendal kita
ketukar, mas!

Teguh tidak mendengar teriakan satria dan langsung pergi


dengan motornya. Satria mengerutkan kening sambil
menggeleng-gelengkan kepala, kesal.
SATRIA (cont’d)
Ahhh...!!!
CUT TO:

EXT. MASJID/MUSHOLA - SIANG

Satria berjalan ke arah masjid dengan sendal jepit kusam.


Ia berhenti memperhatikan para jamaah memasuki masjid.
Satria mendekat lalu memperhatikan sendal dan sepatu
jamaah-jamaah. Lalu menggelengkan kepala.

Satria memperhatikan sekitar lalu duduk di sebuah batu/kursi


yang menghadap ke arah masjid. Berselang beberapa menit lalu
ia berjalan kembali ke arah masjid.

CUT TO:
3.

EXT. MASJID/MUSHOLA - SIANG


Satria keluar, cepat-cepat, dari dalam masjid lalu
memperhatikan sendal-sepatu yang ada di depan.
Ia tidak melihat sendal jepitnya karna terlalu banyak sendal
dan sepatu. Seseorang wanita mendekatinya dari belakang.
PUSA
woi...!
(Menepuk bahu satria)
Mau maling sendal, ya?!
SATRIA
(Terkejut, menoleh ke
belakang)
Eh, eng-engga, bu... saya lupa tadi
naruh sendalnya dimana...
PUSA
Alasan aja ya, kan...?!
SATRIA
Beneran deh, bu, saya ga bohong.
Baru habis sholat kok bohong?
Saat perdebatan berlangsung, teguh lewat sambil membungkuk
hormat diantara satria dan pusa.

TEGUH
Permisi...
Teguh ingin mengambil sendalnya, tetapi terinjak oleh
satria, teguh menunduk lebih rendah dan berusaha menarik
sendalnya, tapi tetap tidak bisa diambil.

TEGUH (cont’d)
Permisi mas, sendal saya keinjak.
SATRIA
Oh, iya maaf, mas...

Satria mengangkat kakinya, teguh menarik sendalnya yg adalah


sendal satria, lalu berjalan ke motornya.
Satria kembali meladeni pusa.

PUSA
Beneran nih, mas nya ga ada niat
mau malingin sendal?
4.

SATRIA
Sumpah deh, bu... ga ada!
PUSA
Ya, udah...

Pusa pergi dengan acuh tak acuh, satria memperhatikan


kepergian pusa. Lalu matanya melotot seakan ingat akan
sesuatu, cepat-cepat ia menoleh ke parkiran motor. Teguh
sudah menjalankan motornya, pergi. Satria menangkupkan kedua
lengannya ke wajahnya. Lalu memperhatikan plat motornya
baik-baik.
CUT TO:

EXT. MASJID/MUSHOLA - SIANG

Setiap hari ia melakukan hal itu sebelum dan sesudah sholat,


tetapi tetap tidak menemukan orang yang menukar sendalnya.

INT. KAMAR SATRIA - MALAM

Satria rebahan di atas kasurnya sambil menatap


langit-langit. Ia mengingat-ingat lagi saat-saat ia membeli
sendal jepitnya, sampai ia menuliskan namanya pada sandal
itu.

EXT. MASJID/MUSHOLA - SIANG


Selesai sholat satria cepat-cepat lari ke arah parkiran, ia
mencari plat motor teguh dan ketemu. Satria duduk di atas
motor tersebut sambil menunggu teguh datang.

Juan datang dari samping satria yang sedang melamun.


JUAN
Bang Satria?

Satria kaget, melihat Juan sambil mengerutkan kening, lalu


seakan ingat sesuatu, satria mengangkat alis sambil
tersenyum kecut
SATRIA
Juan, bukan?
JUAN
Iya, masih ingat aja hehe...
5.

SATRIA
Kenapa lagi nih? Uangmu kecebur
kali lagi?
JUAN
Engga lah bang hehe... tadi ibu-ibu
pengemis gendong anaknya bilang
belum makan 3 hari, ya ku kasih deh
uangku. Kasian kan, bang?
SATRIA
Alasan! Ntar aja, ju, pinjem
uangnya. Lagi sibuk nih..
Juan melihat bang satria sambil mengernyitkan dahi melihat
satria dari kaki sampai kepala saat mendengar kata sibuk.

JUAN
Maksudnya-
SATRIA
Maksudnya aku lagi ga mau diganggu,
juan...!
(Dengan nada kesal)
JUAN
Ayolah bang...! Kost udah nunggak 2
bulan nih

SATRIA
Derita lo...!
JUAN
Bang... ayolah, bang, ini terakhir
deh, ntar aku ga minjem lagi. Ya,
bang, ya...
Satria berdiri menghadap juan, juan mundur.
SATRIA
Dengar ya, ju. Seminggu yang lalu
kamu juga bilang gitu... gimana
sih?!
Selagi satria marah kepada juan, teguh menaiki motornya lalu
pergi di belakang satria.

Juan diam menunduk.


SATRIA (cont’d)
Konsisten dong. Kalau bilang
terakhir ya terakhir!
6.

Satria menggapai-gapai motor teguh di belakangnya tapi sudah


hilang. Satria diam sebentar lalu menarik nafas untuk
teriak.
SATRIA
Aaaa....

INT. RUMAH - SIANG


Satria duduk di kursi rumahnya, dilihatnya sendal jepit
kusam itu dan ditelitinya baik-baik. Lalu tersenyum.

EXT. MASJID/MUSHOLA - SIANG


Satria keluar dari masjid sesudah sholat. Lalu memakai
sendal jepit kusam milik teguh, lalu berjalan pulang.
Seseorang menyentuh bahunya, satria berbalik lalu melihat
teguh di belakangnya.
TEGUH
Mas satria?
SATRIA
Eh, iya, mas?
TEGUH
Maaf mas, waktu itu sendal kita
kehurup. Karna saya mau
cepat-cepat. Trus beberapa hari
saya keluar kota. dan waktu mau
ngembaliin, mas nya selalu sedang
berargumen dengan orang. Saya malu
mau menyela, jadi saya tinggalin
deh...
(Sambil senyum-senyum malu)
Nih mas, saya kembaliin...

SATRIA
(Seyum)
Ga perlu mas, ambil aja... saya
ikhlass...
TEGUH
Tapi, disini ada nama mas...
(Melepas sendalnya lalu
nunjukin nama disamping
sendal)
Tuh...
7.

SATRIA
Waduh gimana, ya? Saya sudah nyaman
dengan sendal jepit yang saya pakai
sekarang.

TEGUH
Begitu...
SATRIA
Mas nya, enak ga make sendal saya?

TEGUH
Iya, enak mas, masih baru...
SATRIA
Ya, sudah. Kita impas.
(Menyentuh bahu teguh)
Saya nyaman, mas pun nyaman
TEGUH
Makasih ya, mas. Sendalnya hehe...
SATRIA
Iya, sama-sama. Saya juga trima
kasih.
TEGUH
Sama-sama

SATRIA
Ngomong-ngomong... nama mas siapa?
TEGUH
Panggil aja Teguh...

THE END

Anda mungkin juga menyukai