DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMAD ULIN NUHULc, M.Us
DI SUSUN OLEH
FAKULTAS EKONOMI NON PARAREL
KELOMPOK 9 :
Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena adanya
bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. MUHAMMAD ULIN NUHULc, M.Us selaku dosen penganpu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.
2. Rekan-rekan penyyusun yang telah memberikan bantuan, baik berupa ide, waktu maupun
tenaga demi terselesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua
pihak demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi rekan-
rekan mahasiswa yang bermunat pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
B. Tujuan ......................................................................................................
A. Latar Belakang
Pendidikan agama islam sangat penting untuk di pelajari dan di amalkan dalam kehidupan
sehari-hari, makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian, dasar, tujuan dan pelaksanaa
pendidikan agama. hal ini sangat penting untuk di pelajari karena di dalamnya terdapat pelajaran
B. Tujuan
2. Agar bisa membedakan antara Al-Qur’an, Hadits, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi.
3. Agar lebih memahami pengertian wahyu dan bagaimana car di turunkannya wahyu kepada
para Nabi menurut Al-Qur’an.
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
a. Al-Qur’an
Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh Subhi
Shaleh, al-Qur’an berarti bacaan, yang merupakan kata turunan (masdar) dari fiil
madhi qara’a dengan arti ism al-maful yaitu maqru’ yang artinya dibaca (Atang
Abd. Hakim dkk, 2000:69).
Ayat tersebut merupakan perintah kepada manusia untuk belajar dalam rangka
meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya termasuk didalam
mempelajari, menggali, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang ada al-Qur’an itu
sendiri yang mengandung aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan demikian
al-Qur’an merupakan dasar yang utama dalam pendidikan Islam.
b. As-Sunnah
Setelah al-Qur’an maka dasar dalam pendidikan Islam adalah as-Sunnah, as-
Sunnah merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan Rasulullah SAW,
yang dimaksud dengan pengakuan itu adalah perbuatan orang lain yang
diketahui oleh Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian itu berjalan.
Sunnah merupakan sumber ajaran kedua setelah al-Qur’an, Sunnah juga berisi
tentang akidah, syari’ah, dan berisi tentang pedoman untuk kemaslahatan hidup
manusia seutuhnya (Daradjat, 2006:20-21).
Menurut Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam ada pada
tiga bidang asasi yaitu:
Dorongan atau motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi kedudukan orang tua
terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai religius spiritual yang
dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-masing, di samping didorong oleh
kesadaran memelihara martabat dan kehormatan keluarga.
Dan dorongan agama inilah yang membuat kedudukan orang tua lebih besar tanggung
jawabnya dalam pendidikan karena dorongan kewajiban ini langsung diperintahkan Allah.
Dalam mendidik dan menumbuh kembangkan anak-anak, orang tua atau tokoh
ibu dan bapak sangat memegang peranan yang sangat penting, baik-buruknya kelakuan
anak, orang tualah yang memegang peranan. Pendidikan rumah tangga ini disebut juga
dengan pendidikan informal. Peranan ibu dan bapak antara lain :
1. Ibu bapak sebagai pengatur kebersihan anak
2. Ibu bapak sebagai teladan bagi anak
3. Ibu bapak sebagai pendorong dalam tindakan anak
4. Ibu bapak sebagai teman bermain
5. Ibu bapak sebagai pengayom jika anak merasa takut
6. Ibu sebagai penjaga utama kesehatan anak dan sebagai teman bermainan kepribadian
Sasaran Pendidikan Agama ditujukan kepada semua manusia sesuai dengan misi
nabi Muhammad SAW yaitu untuk seluruh alam. Ditujukan mulai kepada anak usia dini, remaja,
dewasa dan lanjut usia dalam istilah pendidikan disebutLong Live Education (pendidikan seumur
hidup).
Pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dimulai dari anak dilahirkan sampai berumur 6 tahun
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Masa bayi (0-2 tahun), di telinga sebelah kanan bagi anak laki-laki dan diqamatkan di
telinga sebelah kiri bagi perempuan.
2. Aqiqah, pada hari ke tujuh kelahiran seorang bayi disunnahkan bagi orang tua atau
walinya untuk melakukan aqiqah yakni menyembelih satu ekor kambing bagi anak perempuan
dan dua ekor kambing bagi anak laki-laki.
3. Khitanan, peranan ibu sangat dominan dalam menanamkan pendidikan agama kepada
anak di usia ini. Setiap hari seorang ibu perlu memperhatikan perkembangan yang terjadi pada
anaknya baik secara biologis maupun psikisnya. Perkembangan anak sesuai dengan tahap-tahap
umur tertentu yang perlu diketahui orang tua agar bisa memperlakukan anak dengan benar. Anak
berumur 6 tahun tidak disebut bayi lagi, tetapi sudah disebut anak-anak masanya pun disebut
masa kanak-kanak.
Pada sekolah negeri dan sekolah swasta umum non yayasan keagamaan, pada jam pelajaran
agama siswa dipisah menurut agama yang berbeda-beda. Selama puluhan tahun praktek
pendidikan agama di sekolah seperti ini belum ada yang memberikan perhatian secara serius
bahwa pemisahan siswa pada jam pelajaran agama adalah sebuah pembiasaan dan penanaman
kesadaran bahwa agama adalah sesuatu yang memisahkan (kebersamaan) manusia.
Di kalangan peserta didik di sekolah Negeri pelajaran agama berlangsung lebih teratur dan
siswa beragam agama hampir selalu mendapatkan guru pelajaran agama sesuai dengan
keyakinan para siswa karena secara umum pemerintah mengusahakan guru agama bagi semua
peserta didik. Sebagai milik pemerintah, semua aktifitas pembelajaran di sekolah negeri
mengikuti secara penuh apa yang menjadi kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
Pada sekolah-sekolah yang menyiapkan peserta didiknya menjadi ahli agama atau pemimpin
agama seperti di madrasah , seluruh kegiatan pembelajaran umumnya benar-benar diarahkan
untuk mendukung tujuan pendidikan yang ada. Sayangnya keseriusan pada satu bidang ini
menyebabkan kecenderungan kurang terbuka bagi pergaulan yang lebih luas, yang dengan
demikian membatasi pengalam dengan keragaman juga. Minimnya pengalaman akan keragaman
perlu dikaji apakah ada kaitannya dengan sensitivitas pada yang berbeda. Sensitivitas pada yang
berbeda hanya akan berkembang ketika ada pengalaman dengan yang berbeda dan menggerti
adanya perspektif yang berbeda juga.
Di sekolah umum yayasan keagamaan di mana biaya operasional secara umum ditanggung
oleh yayasan dan wali murid, terdapat kebijakan sekolah yang menunjukkan keunikan yayasan.
Keunikan ini tampak dalam penerimaan guru, hingga tambahan pelajaran maupun kegiatan
ekstrakurikuler yang mewadahi pemenuhan misi yayasan keagamaan melalui pendidikan.
Menurut teori pendidikan Islam, teori pendidikan anak dimulai jauh sebelum anak
diciptakan. Dalam hubungan ini orang tua perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan agama
islam setiap anggota keluargakhususnya bagi anak-anak. Pendidikan agama yang ditanamkan
sedini mungkin kepada anak-anak akan sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan budi pekerti dan kepribadian mereka.
Oleh sebab itu orang tua berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan contoh konkrit
berupa suri tauladan kepada anak-anak bagaimana seseorang harus melaksanakan ajaran agama
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, agar mereka dapat hidup selamat dan sejahtera. Jadi,
keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Keluarga Sebagai Wadah Utama Pendidikan
2. Pembentukan Keluarga
Keluarga ialah masyarakat terkecil sekurang kurangnya terdiri dari pasangan
suami isri sebagai sumber intinya berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Agar
tujuan terlaksana maka perlu meningkatkan tentang bagaimana membina
kehidupan keluarga sesuai dengan tuntutan agama dan ketentuan hidup
bermasyarakat .
4. Pembinaan Keluarga
Maksudnya adalah segala upaya pengelolaan atau penanganan berupa merintis,
meletakkan dasar, melatih, membiasakan, memelihara, mencegah, mengawasi,
menyantuni, mengarahkan serta mengembangkan kemampuan suami istri untuk
mencapai tujuanmewujudkan keluarga bahagia sejahtera dengan mengadakan dan
menggunakan segala dana dan daya yang dimiliki.
Sekolah umum di bawah yayasan non keagamaan dan keagamaan mempunyai peluang yang
lebih besar untuk membuat eksperimentasi pendidikan agama yang salah satunya bisa menjadi
tanggapan atas masyarakat yang multikultural.
Dari materi yang telah Saya uraikan di atas, dapat kita pahami bahwasanya
Pendidikan Agama islam itu mencakup berbagai macam keilmuan. Baik itu Al-Qur’an it
sendiri maupun tentang Islam, dan ilmu yang lainya yang dapat kita temukan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA