Anda di halaman 1dari 12

KEPENTINGAN INDONESIA MEMBENTUK CODE OF CONDUCT

(COC) DENGAN AUSTRALIA TAHUN 2014

Oleh:
Pasulina Sidabutar
e-mail: pasulinas@gmail.com
Pembimbing: Yuli Fachri, S.IP, M.Si

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Kampus BinaWidya Jl. H.R. Soebrantas Km.12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract
This research explains Indonesia’s interest establish a Code of Conduct with Australia in
2014. Code of Conduct is a joint understanding between Indonesia and Australia in
Implementation of the Agreement on the Framework for Security Cooperation which
asserts a code of conduct between the two countries in carrying out security cooperation,
particularly intelligence. This research uses perfective realist by combining the concept
of national interest of Hans J. Morgenthau that says that every state policy is a reflection
of the interest of the country. The level of analysis is the Nation State level analysis. This
researsh is a qualitative research and uses library research method. The research shows
that Indonesia has some interests in the establishment of the Code of Coduct. They are
political interest and intelligence interest. As the political Interest, Code of Conduct is a
step to solve the spying problem. In terms of intelligence purpose, the Code of Conduct
will govern the behavior of Indonesia and Australia in intelligence cooperation.

Keywords: Code of Conduct, National Interest, Security Cooperation, politic, Inteligence.

Pendahuluan dikarenakan oleh perbedaan


Indonesia dan Australia kebudayaan, tingkat kemajuan
merupakan dua negara yang pembangunan, dan orientasi politik
memiliki kedekatan geografis dan antar kedua negara, sehingga
telah menjalin hubungan bilateral menyebabkan perbedaan prioritas
yang cukup lama. Hubungan kepentingan. Hubungan bilateral
bilateral Indonesia dan Australia Indonesia-Australia, banyak ditandai
tergolong menarik, di satu sisi oleh berbagai perbedaan paham,
menjanjikan peluang kerjasama, di sehingga menyebabkan hubungan
sisi lain dihadapkan dengan kedua berfluktuasi.
berbagai tantangan. Kondisi ini

Indonesia dan Australia secara resmi Penandatanganan Code of


membentuk sebuah kesepakatan Conduct tersebut dilakukan di
bersama tentang kerjasama keama- Laguna Hotel and Resort, Nusa Dua,
nan yaitu Code of Conduct kerjasama Bali, pada tanggal 28 Agustus 2014
Intelijen. masing-masing diwakili menteri luar

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 1


negeri kedua negara, yakni Marty Menanggapi penyadapan
Natalegawa dari Indonesia dan Julie Australia tersebut, Pemerintah Indo-
Bishop dari Australia dengan nesia kemudian meminta konfirmasi
disaksikan oleh Presiden Susilo kepada Kedutaan Besar Amerika
Bambang Yudhoyono (SBY).1 Serikat dan Australia mengenai
Terungkapnya penyadapan penyadapan yang diduga telah
yang dilakukan Australia telah dilakukan kedua negara tersebut ter-
menyebabkan hubungan Indonesia hadap Indonesia. Tidak hanya pada
dan Australia menurun dan sempat pemerintah tetapi tuntutan juga
mengganggu beberapa kerjasama bi- datang dari masyarakat yang me-
lateral kedua negara. Pada November lakukan sejumlah aksi dan demon-
2013 Australia diketahui telah mela- strasi. Salah satunya adalah masya-
kukan penyadapan terhadap sejumlah rakat Indonesia melakukan unjuk
pejabat tinggi Indonesia selama 15 rasa di depan Kantor Kedutaan Besar
hari pada Agustus 2009.2 Australia di Jakarta memaksa peme-
Penyadapan terungkap setelah ter- rintah Australia meminta maaf
bongkarnya dokumen rahasia yang kepada pemerintah Indonesia terkait
diberikan oleh bekas kontraktor NSA penyadapan yang dilakukan
Edward Snowden kepada beberapa Australia.
wartawan surat kabar luar negeri. Protes yang dilakukan masya-
Australia melakukan penya- rakat Indonesia dan upaya peme-
dapan terhadap pejabat-pejabat tinggi rintah tidak dihiraukan oleh peme-
negara yang merupakan simbol rintah Australia sehingga hubungan
pemerintahan dan juga pembuat kedua negara menjadi tegang. Meli-
kebijakan Indonesia. Menyadap ko- hat reaksi yang diberikan Australia
munikasi para pembuat kebijakan yang seolah tidak menghargai
Indonesia sudah pasti akan mengun- tuntutan Indonesia untuk meminta
tungkan Australia karena Australia permohonan maaf, presiden Susilo
bisa saja dengan mudah mengetahui Bambang Yudhoyono kemudian
arah kebijakan politik Indonesia dan mengambil langkah tegas dengan
dengan mudah mengontrol dan meminta pemerintah Australia
menguasai Indonesia. melakukan pengkajian ulang
terhadap sejumlah kerjasama
keamanan dan mengusulkan
pembentukan Code of Conduct.
1
Humphrey Wangke, Efektivitas
Kesepakatan Code Of Conduct Indonesia Pembahasan
Australia, Info Singkat Vol. VI, No. 17
(2014), hal. 5. Kemarahan Indonesia timbul
2
Michael Brissenden, “Australia Spied on setelah munculnya berita bahwa
Indonesian President Susilo Bambang Indonesia juga merupakan salah satu
Yudhoyono, Leaked Edward Snowden negara korban penyadapan Australia
Documents Reveal”, ABC, 5 Desember dengan berita yang mengungkapkan
2014. Tersedia di
<http://www.abc.net.au/news/2013-11- bahwa Australia memiliki perangkat
18/australia-spied-on-indonesian- penyadapan di kantor kedutaannya di
president-leaked-documents- Indonesia. Kemarahan Indonesia
reveal/5098860>, [Diakses 30 Januari kemudian semakin bertambah setelah
2015].

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 2


adanya dokumen yang menunjukkan Slide 4
beberapa pejabat tinggi negara
menjadi target penyadapan oleh
Australia ditambah lagi dalam
dokumen tersebut disebutkan bahwa
Ibu Negara Kristiani Herawati juga
menjadi salah satu korban
penyadapan Australia sehingga
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono semakin marah karena
Australia telah melanggar keamanan Slide 5
yang dianggapnya personal.
Gambar IV.2
Dokumen Penyadapan
Australia
Slide 1

Slide 6

Slide 2

Sumber: ABC News: Leaked DSD


slides: Australia's Attempts to Spy on
Indonesian President
Penyadapan ini tidak hanya
menimbulkan kemarahan besar dari
Slide 3 pemerintah tetapi juga segenap
masyarakat Indonesia. Berbagai
bentuk protes dilakukan masyarakat
terhadap pemerintah Australia. Salah
satunya adalah unjuk rasa yang
dilakukan oleh koalisi organisasi
masyarakat sipil peduli hankam di
depan kedubes AS, kuningan,
Jakarta. Para demonstran menuntut
pemerintah Australia untuk meminta
maaf dan memberikan kalrifikasi
terbuka terkait kasus penyadapan,

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 3


serta demonstran juga menuntut memperumit upaya perbaikan kedua
pemerintah Indonesia untuk hubungan kedua negara.
memutuskan hubungan bilateral Akhirnya pemerintah
dengan Australia. Indonesia mengambil sikap resmi
Pada tanggal 18 November dalam tiga butir.5 Tiga sikap tersebut
2013, Indonesia memutuskan untuk adalah pertama, meminta penjelasan
memanggil pulang duta besar dan sikap resmi pemerintah Australia
Indonesia dari Australia, Najib terhadap upaya penyadapan. Kedua,
Riphat Kesuma.3 Indonesia menilai presiden RI meminta jajarannya
ketegangan yang terjadi antara kedua untuk melakukan review (kaji ulang)
negara akan sangat berdampak bagi terhadap sejumlah kerjasama dengan
kinerja duta besar di Australia Australia. Ketiga, presiden RI
sehingga mustahil untuk bisa mendesak penegasan protokol
melakukan tugas-tugasnya dengan kerjasama antar kedua negara ke
baik ditengah suasana yang tidak depannya. Harus ada Code of
stabil. Menteri Luar Negeri Conduct yang mengikat, jelas, dan
Indonesia Marty Natalegawa dijalankan dengan komitmen tinggi
mengatakan tanggung jawab untuk dan tidak muncul standar ganda di
menjelaskan persoalan ini ada pada kemudian hari.
Australia, tanggung jawab yang sama Menanggapi instruksi
untuk membuat komitmen tak akan presiden tesebut, Panglima TNI
mengulangi penyadapan. Jendral Moeldoko langsung
Pemerintah Australia tidak menghentikan latihan gabungan
serta merta menunjukkan itikad baik angkatan udara antara Indonesia-
terhadap Indonesia. Australia di Australia yaitu latihan gabungan
bawah pemerintahan Abbott tidak Elang Ausindo dengan menarik
gentar, bahkan selama proses personel dan enam pesawat F-16
perbaikan hubungan, Australia dalam latihan gabungan tersebut.
mendorong kembali perahu pencari TNI juga menghentikan (Pelatihan
suaka ke Australia kembali ke Komodo), latihan gabungan (latgab)
Indonesia. Sebanyak 26 imigran dari militer AD, AU dan AL Australia
berbagai negara timur Tengah dengan Kopassus di Lembang, Jawa
terdampar sekitar 2 kilometer sebelah Barat. Latihan di Lembang ini adalah
timur Pantai Argopeni, Kebumen, balasan dari latihan Kopassus di
Jawa Tengah.4 Hal ini justru Sydney, saat Moeldoko menjadi
KSAD.6
3 Presiden Susilo Bambang
“Menlu Tarik Dubes Indonesia di
Australia”, Tempo, 19 November 2013, Yudhoyono kemudian mengirimkan
Tersedia di
<http://www.tempo.co/read/news/>,
5
[Disakses 30 Januari 2015]. Pidato Presiden terkait Sikap Indonesia
4
Indra Wijaya, “Arogansi Australia dinilai terhadap Penyadapan Australia tahun
perkeruh suasana”, Tempo, 27 Februari 2013.
6
2014. Tersedia di Dodi Saputra, “Kebijakan Pemerintah
<http://www.tempo.co/read/news/2014/02/ Indonesia dalam Menyikapi Tindakan
27/078558080/Arogansi-Australia-Dinilai- Penyadapan oleh Australia”, Skripsi
Perkeruh-Suasana>, [Diakses 10 Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
November 2014]. Universitas Riau, 2014, hal. 77.

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 4


surat kepada Perdana Menteri mutual agreement, presiden
Australia pada tanggal 20 November berharap ditindaklanjuti dengan
2013.7 Kemudian, Perdana Menteri pembahasan protokol dan kode etik.
Australia Tony Abot membalas surat Ketiga, presiden akan memeriksa
Presiden Susilo Bambang sendiri draf protokol dan kode etik
Yudhoyono pada tanggal 23 tersebut.
November 2013.8 Presiden Republik Keempat, presiden mengi-
Indonesia kemudian mengomentari nginkan pengesahannya dilakukan di
surat balasan dari PM Australia hadapan kepala pemerintahan.
mengungkapkan kekecewaannya. Kelima, tugas kedua negara
Presiden RI mengatakan bahwa selanjutnya adalah membuktikan
beliau menyesalkan pernyataan PM bahwa protokol dan kode etik itu
Australia yang meremehkan soal dipenuhi dan dijalankan. Keenam,
penyadapan terhadap Indonesia tanpa Setelah kedua negara, utamanya
rasa penyesalan dan permohonan Indonesia, memiliki kembali
maaf dari pemerintahan Australia. kepercayaan atau trust dan kemudian
Kekecewaan Presiden Susilo protokol serta kode etik itu benar-
membuat Presiden Susilo Bambang benar dijalankan, maka presiden
Yudhoyono memberikan respon berpandangan bahwa kerja sama
tegas. Presiden Susilo Bambang bilateral yang nyata-nyata membawa
Yudhoyono selanjutnya berdiskusi manfaat bersama dapat dilanjutkan,
dengan Wakil Presiden Boediono termasuk kerja sama militer dan
beserta sejumlah menteri dan pejabat kepolisian kedua Negara.
terkait dan disampaikan di kantor Memenuhi tuntutan Indonesia
Kepresidenan pada 26 November untuk menyelesaikan penyadapan,
2013 dalam 6 butir.9 Menteri Luar Negeri Julie Bishop
Pertama, presiden akan melakukan kunjungan ke Indonesia
menugasi Menteri Luar Negeri Marty pada tanggal 5 Desember 2013.10
Natalegawa atau utusan khusus untuk Mengenai enam langkah yang
mendiskusikan secara mendalam dan diusulkan Presiden Susilo Bambang
serius, termasuk isu-isu yang sensitif, Yudhoyono untuk menormalisasi
berkaitan dengan hubungan bilateral hubungan Indonesia dan Australia,
Indonesia-Australia. Kedua, setelah Julie Bishop menyatakan setuju
terjadi mutual understanding dan melakukan langkah-langkah tersebut.
Setelah pertemuan tersebut,
7
Menteri Luar Negeri Marty
“Bahas Penyadapan, Abbot balas Surat Natalegawa melanjutkan diplomasi
SBY”, Tempo, 23 november 2013.
Tersedia di bersama-sama dengan Menteri Luar
http://www.tempo.co/read/news/>,
[Diakses 24 April 2015].
8 10
Ibid. Kemlu RI, “Kunjungan Menlu Australia:
9
Prihandoko, “6 Respons SBY terhadap Langkah Awal kembalinya Kepercayaan
Surat Balasan Abbot”,Tempo, 26 RI”. Tersedia di
November 2013. Tersedia di <http://www.kemlu.go.id/_layouts/mobile/
<http://www.tempo.co/read/news/2013/11/ PortalDetail-
26/118532664/6-Respons-SBY-terhadap- NewsLike.aspx?l=id&ItemID=4a8695dc-
Surat-Balasan-Abbott>, [Diakses 11 7f83-4082-9a26-2beb907b11c8>. [Diakses
November 2014]. 26 April 2015].

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 5


Negeri Australia Julie Bishop dengan membahas kode tata kelakuan baik
melakukan komunikasi, berbagi (Code of Conduct/CoC) di masa
konsep untuk merancang mendatang, sehingga proses mening-
kesepahaman Code of Conduct. katkan kerja sama bisa diim-
Seperti yang diungkapkan menteri plementasikan dengan baik.
Marty Natalegawa bahwa Indonesia dan Austra-
pembahasan mengenai konsep COC lia akhirnya sepakat menandatangani
(Code of Conduct) dilakukan oleh kode etik tentang kerangka kerja-
Marty dan Menlu Australia Julie sama keamanan. Kode etik ini
Bishop di tengah-tengah pertemuan bernama “Kesepahaman Bersama
tingkat internasional seperti KTT mengenai Suatu Tata Perilaku antara
Nuklir di Den Haag, Belanda, Republik Indonesia dan Australia
pertemuan keamanan nuklir di dalam Pelaksanaan Perjanjian antara
Hiroshima, Jepang, dan pertemuan Republik Indonesia dan Australia
beberapa Menlu di Meksiko City, tentang Kerangka Kerja Sama
Meksiko.11 Keamanan ("Traktat Lombok").
Untuk pertama kalinya Dalam bahasa Inggris ”Joint
Presiden Susilo Bambang Understanding on a Code of Conduct
Yudhoyono kembali bertemu dengan between the Republic of Indonesia
Tony Abbott setelah masalah and Australia in Implementation of
penyadapan. Pertemuan tersebut the Agreement between the Republic
digelar di Batam pada 4 July 2014 of Indonesia and Australia on the
dimana kedua pihak sebelumnya Framework for Security Cooperation
gagal bertemu di Bali karena Tony ("The Lombok Treaty")”.
Abbot tak hadir dalam Konferensi Dalam kesepakatan ini, ada
Open Government Partnership dua poin yang dihasilkan, yaitu:13
(OGP) Asia-Pacific di Nusa Dua, 1. Para Pihak tidak akan
Bali, pada 6 April 2014 dengan rnenggunakan setiap intelijen
alasan kesibukannya mengurusi rnereka, termasuk kapasitas
masalah Anggaran dalam negeri penyadapan, atau surnber-
Australia.12 sumber daya lainnya, dengan
Pertemuan yang berlangsung cara-cara yang dapat
singkat tersebut, membahas upaya merugikan kepentingan dari
perbaikan hubungan diplomatik para Pihak.
kedua negara. Sementara itu, Kedua 2. Para Pihak akan mendorong
menteri luar negeri terus berdiskusi kerja sama intelijen antara
lembaga-lembaga dan badan-
11
“Pemulihan hubungan RI-Australia badan yang relevan sesuai
Memasuki Tahap Kedua”, Viva, 21 April dengan hukurn dan peraturan
2014. Tersedia di nasional masing-masing.
<http://dunia.news.viva.co.id/news/read/49 Kesepakatan ini faktanya telah
8310-pemulihan-hubungan-ri-australia- membawa hubungan Indonesia dan
masuki-tahap-kedua>, [Diakses 26 April
2015]. Australia kembali membaik. Ini
12
“Presiden RI dan PM Australia bertemu di
13
Batam”, Tempo, 4 July 2014. Tersedia di Treaty Room, Kementrian Luar Negeri
<http://www.tempo.co/read/news/>, Indonesia, diakses dari kemlu.go.id pada
[Diakses 24 April 2015]. 13 Maret 2015.

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 6


dibuktikan dengan hubungan kedua serta berharap agar kedua negara
negara yang tidak lagi tegang dan menjalin hubungan yang lebih baik
berbagai kerjasama yang telah kedepannya.
dibekukan sudah kembali berjalan
seperti sedia kala, seperti kerjasama Pembentukan CoC Merupakan
latihan militer bersama antara tentara Langkah Penyelesaian Masalah
Indonesia dan Australia baik Penyadapan
Angkatan darat, Angkatan Laut Penyadapan Australia
Angkatan Udara maupun yang terhadap Indonesia merupakan
sifanya gabungan, coordinated masalah terbesar yang menimpa
military operation, terorisme, dan hubungan kedua negara sepanjang
lain-lain. sejarah. Masalah ini sempat
Disamping itu kerjasama membuat hubungan kedua negara
pertukaran informasi dan pertukaran merenggang dan menggangu
intelijen (intelligence exchange) dan stabilitas kerjasama kedua negara,
information sharing yang sempat bahkan Indonesia mengambil
dibekukan, kini telah berjalan sejumlah tindakan serius yakni
kembali. Hubungan yang sudah baik menarik duta besarnya dari Australia,
juga ditandai dengan kebersamaan menghentikan sejumlah kerjasama
memperingati 10 tahun pemboman bilateral seperti kerjasama dalam
Kedutaan Besar Australia di Jakarta bidang pertukaran informasi, latihan
yang dihadiri oleh Menlu Australia militer bersama antara tentara
Julie Bishop, para pejabat tinggi Indonesia dan Australia.
(Department of Foreign Affairs and Membentuk Code of Conduct
Trade/DFAT), mantan pejabat dan merupakan langkah pemerintah
staf yang bertugas di Kedubes Indonesia dan Australia untuk
Australia di Jakarta saat terjadinya menyelesaikan masalah penyadapan.
serangan bom, Duta Besar Amerika Indonesia membentuk Code of
Serikat, Canada, Cambodia, Laos Conduct dengan Australia karena
dan Thailand, serta pejabat Indonesia memiliki kepentingan
departemen/lembaga Australia politik, agar masalah kedua negara
lainnya.14 Hubungan yang telah selesai dan hubungan bilateral
membaik juga dibuktikan oleh kembali membaik sehingga berbagai
Perdana Menteri Tony Abbot yang kepentingan Indonesia terhadap
bersikap baik terhadap Indonesia Australia tetap terjaga.
terlebih saat terpilihnya Presiden Dengan adanya Code of
Joko Widodo, menyambut Presiden Conduct ini, maka hubungan
Joko Widodo sebagai mitra kerjanya Indonesia-Australia akan kembali ke
tatanan dan proyeksi yang positif,
pemulihan kembali kerja sama
14
KBRI untuk Australia, “Peringatan 10 intelijen, pemulihan kembali
Tahun Pemboman Kedutaan Besar Australia komunikasi antara angkatan
di Jakarta”. Tersedia di
<http://www.kemlu.go.id/canberra/_layouts/ bersenjata kedua negara seperti
mobile/PerwakilanDetail- sediakala.
NewsLike.aspx?l=id&ItemID=7c7602e0- Komunikasi bilateral yang
7e18-4fc7-b9d0-414e698c26bd>, [Diakses baik akan meningkatkan mutual
26 April 2015].

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 7


understanding, dan mengembalikan menjamin Indonesia dari praktek
rasa saling percaya antara Indonesia penyadapan khususnya dari negara
dan Australia. Menteri Luar Negeri Australia. Untuk itu, diperlukan
Australia, Julie Bishop optimis tinjauan pengaturan yang kajiannya
bahwa kesepakatan ini merupakan lebih sempit dan mengikat.
cara paling efektif untuk Indonesia dan Australia
menaklukkan segala tantangan yang sebenarnya telah saling mengikat dan
bisa mencederai masyarakat kedua menyepakati MoU kerjasama
negara. bilateral terkait pencegahan,
Meskipun muncul beberapa pemberantasan dan penegakan
tantangan baru dalam hubungan hukum terhadap terorisme
bilateral, Indonesia dan Australia internasional. Australia dan
tetaplah dua negara yang Indonesia sepakat dalam MoU
bertetangga, bahkan mitra strategis. tersebut untuk bekerja sama dengan
Kedua negara adalah mitra terdekat saling berbagi intelijen terkait
dan mitra dagang yang secara aktivitas terorisme. Namun, dalam
tradisional telah bekerja bersama- praktiknya kerja sama tersebut tidak
sama di berbagai bidang, termasuk efektif.
masalah inisiatif antiterorisme dan Di samping itu, MoU antara
masalah-masalah sensitif lainnya. Indonesia dengan Australia juga
Dilihat dari sisi seperti ini tidak memuat ketentuan
kesepakatan yang dicapai Indonesia perlindungan informasi rahasia yang
dan Australia merupakan langkah diberikan masing-masing pihak.
maju untuk meningkatkan kualitas Kerjasama yang dilakukan Indonesia
hubungan kedua negara di masa tidak menyertakan klausul lembaga
depan.15 pengawas pertukaran intelijen,
Code of Conduct Sebagai sehingga penerapannya tidak jelas
Perumusan Kesepahaman Ber- arahnya.16
sama Mengenai Suatu Aturan Dengan adanya Code of
Keamanan Counduct ini, maka kedua negara
Larangan terhadap akan memiliki suatu rumusan
penyadapan atau pengumpulan data peraturan dalam melakukan
intelijen telah diatur dalam berbagai kerjasama intelijen dan aturan
hukum internasional. Akan tetapi, penyadapan yang dituangkan dalam
hukum internasional belum membuat Joint Understanding on A Code of
batasan-batasan dan konsekuensi Conduct.
yang jelas terhadap pelangaran- Dalam Joint Understanding
pelanggaran mengenai penyadapan. tersebut dikatakan bahwa kedua
Hal ini menyebabkan negara korban negara sepakat untuk tidak
tidak bisa menuntut penyelesaian menggunakan sumber daya intelijen
masalah yang akurat. Sifat hukum mereka yang dapat merugikan
internasional yang koordinatif ini kepentingan masing-masing negara.
menyebabkan Indonesia perlu Code of Conduct ini bertujuan untuk
membuat peraturan yang lebih memberikan kesepahaman bersama

15 16
Wangke, op.cit., hal. 7. Andika, op.cit., hal. 11.

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 8


tentang pengaturan tata perilaku dimungkinkan perjanjian ini akan
kedua negara terhadap kerjasama dipertimbangkan untuk membentuk
intelijen antar negara sehingga tidak perjanjian baru yang mengikat secara
menimbulkan kerugian masing- hukum.
masing pihak. Melalui kode etik ini, Ketertutupan Pemerintah Aus-
Indonesia dan Australia menjamin tralia terkait Masalah Penyadapan
keamanan masing-masing negara Pelanggaran kedaulatan
dari penyadapan atau pencurian data informasi dalam rangka pengum-
intelijennya. pulan intelijen oleh badan intelijen
Seperti yang diungkapkan negara lain tanpa sepengetahuan dari
menteri Luar negeri Indonesia, Marty negara korban merupakan pelangga-
Natalegawa, melalui perjanjian ini, ran atas prinsip perlindungan
maka penyadapan tidak akan kembali kedaulatan negara, terlebih ketika
terulang. Marty Natalegawa juga menyangkut tentang kerahasiaan
menambahkan bahwa penandatanga- kebijakan dalam negeri sebuah
nan COC ini adalah sesuatu yang negara. Perlindungan terhadap keda-
unik. Belum pernah ada dua negara ulatan negara telah diakui di dalam
yang secara terbuka menyetujui kerja Pasal 2 (1) dan Pasal 2 ayat (4) UN
sama dan kesepakatan untuk tidak Charter yang memuat keharusan
saling menggunakan sumber daya setiap negara anggota PBB untuk
intelijen masing–masing dengan cara menghormati kedaulatan negara lain
yang merugikan pihak yang lain.17 dan menjauhkan diri dari tindakan
Presiden RI juga mengatakan yang mengancam kedaulatan suatu
bahwa dengan ditandatanganinya negara. Perlindungan yang sama juga
Code of Conduct antara Indonesia diberikan oleh UNCLOS 1982 yang
dan Australia diharapkan kerjasama mengatur bahwa dalam
Indonesia dan Australia di bidang melaksanakan lintas transit, kapal
pertahanan dapat lebih didasari etika asing tidak boleh melakukan
bersama, agar tujuan untuk tindakan pengumpulan informasi saat
mewujudkan negara yang makmur, melintasi laut teritorial negara pantai
sejahtera, damai dan adil dapat yang merugikan pertahanan dan
tercapai, tanpa melanggar etika. keamanan negara pantai merupakan
Perjanjian ini memberikan tindakan yang dianggap memba-
ruang untuk ditingkatkan ke dalam hayakan kedamaian, keter-tiban atau
bentuk perjanjian yang mengikat keamanan negara pantai.18
secara hukum dengan adanya klausul Konvensi Winna juga
meninjau perjanjian ini secara mengatur masalah ini dalam aturan
reguler (6 bulan sekali) yang hubungan diplomatik yang ditegas-
dilakukan oleh kedua kementerian kan pada pasal 27 ayat (1), yang
negara. Apabila dalam peninjauan
tersebut dinilai bahwa perjanjian ini 18
memerlukan bentuk legally binding Tri Andika, “Perlindungan Kedaulatan
Negara di Bidang Informasi dalam
dalam inplementasinya, maka sangat Aktifitas Penyadapan antar Negara
Berdasarkan Hukum Internasional dan
17
“Pertama dalam Sejarah, Penggetar Dalam Hukum nasional”, Jurnal Ilmu Hukum
Upaya Menjaga Kedaulatan”, Kemlu RI. Fakultas Hukum universitas Padjajaran,
[Diakses dari kemlu.go.id, 17 April 2015]. hal. 6.

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 9


mengatur tentang hubungan diploma- Hal ini kemudian membuat
tik yang berisi jaminan kebebasan Presiden Indonesia tidak mau
berkomunikasi bagi misi perwakilan menunggu lama hinga Australia
diplomatik dengan cara dan tujuan meminta maaf kepada Indonesia.
yang layak. Dalam pasal ini juga Jika Indonesia hanya menuntut
ditegaskan bahwa diplomat dapat permohonan maaf dari Australia
menginstal dan menggunakan pe- maka masalah sebenarnya tidak akan
mancar nirkabel hanya dengan selesai. Oleh karena itu membentuk
persetujuan dari negara penerima.19 Code of Conduct akan menunjukkan
Walaupun dalam berbagai ketegasan Indonesia dalam
hukum internasional sudah diatur menyikapi masalah penyadapan
mengenai pelanggaran kedaulatan Australia dan konflik kedua negara
negara, tetapi Australia tetap pada akan selesai dengan segera.
pendiriannya menjaga arogansinya,
yakni tidak mau meminta maaf Simpulan
kepada pemerintah Indonesia. Bukan Dari hasil penelitian ini,
hanya tidak mau meminta maaf, peneliti memperoleh beberapa inti
bahkan mengakui perilaku penyada- pembahasan antara lain masalah
pannya sebagai suatu kesalahan pun penyadapan yang dilakukan
tidak dilakukan oleh Pemerintah Australia kepada Indonesia, kemudi-
Australia. Australia sudah jelas an proses pembentukan Code of
terbukti melakukan penyadapan dari Conduct, serta kepentingan Indonesia
dokumen yang disebarkan Edward membentuk Code of Conduct dengan
Snowden dan seharusnya tidak ada Australia.
alasan lagi bagi Australia untuk Inti utama dari penelitian ini
menyangkalnya. adalah kepentingan Indonesia
Saat diminta konfirmasi, membentuk Code of Conduct dengan
pemerintah Australia menolak untuk Australia. Membentuk Code of
berkomentar secara terbuka menyi- Conduct dilakukan Indonesia sebagai
kapi masalah penyadapan. Australia perwujudan untuk mencapai
beralasan tidak mau menyulut kepentingan nasional Indonesia.
perpecahan karena berita penyadapan Kepentingan tersebut adalah
telah membuat malu Presiden kepentingan politik dan kepentingan
Indonesia. Ketertutupan pemerintah intelijen. Kepentingan politik Indo-
Australia ini membuat Presiden nesia jelas terlihat bahwa pemben-
Susilo Bambang Yudhoyono tukan Code of Conduct ini meru-
mengambil sikap tegas terhadap pakan langkah yang diajukan Indone-
masalah penyadapan. Apa yang sia untuk menyelesaikan masalah
dilakukan Australia telah melanggar penyadapan sehingga memulihkan
azas kepatutan etika dan moral kembali hubungan bilateralnya
kerjasama, untuk itu, Australia harus dengan Australia.
bertanggung jawab karena ini Melihat negara Australia
menyangkut hubungan baik antar dua sebagai mitra strategis indonesia,
negara yang saling berkepentingan. maka Indonesia tidak ingin hubungan
kedua negara merenggang sehingga
19
Indonesia mengusulkan Code of
Konvensi Wina 1961.

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 10


Conduct untuk merajut kembali itu, kedua negara dapat melakukan
hubungan yang sempat renggang. kerjasama di bidang intelijen antar
Selain itu, dengan mengusulkan lembaga sesuai dengan peraturan
pembentukan Code of Conduct, nasional masing-masing negara.
maka akan menunjukkan ketegasan Jika melihat implementasi
pemerintah Indonesia menyikapi dari pembentukan Code of Conduct
masalah penyadapan. Sedangkan tersebut, bisa dikatakan sudah
dalam hal kepentingan intelijen, hal berhasil. Terbukti dengan terjalinnya
ini bisa berupa kepentingan dalam kembali hubungan kedua negara dan
kerjasama intelijen dan keamanan beberapa kerjasama yang sempat
intelijen. Code of Conduct akan dibekukan telah kembali terjalin
menjamin Indonesia bebas dari dengan baik. Dengan hubungan
penyadapan. Kerjasama intelijen bilateral yang baik, upaya dan usaha
akan berjalan dengan baik karena kedua negara akan membawa
kedua negara telah menyepakati perubahan serta kemajuan yang lebih
kesepahaman bersama mengenai signifikan bagi kedua negara.
suatu aturan keamanan.Disamping
etail-
DAFTAR PUSTAKA NewsLike.aspx?l=id&ItemID=7
c7602e0-7e18-4fc7-b9d0-
ABC, dalam tulisan Michael 414e698c26bd>, [Diakses 26
Brissenden, Australia Spied on April 2015].
Indonesian President Susilo Kemlu RI, Joint Understanding on a
Bambang Yudhoyono, Leaked Code of Conduct between the
Edward Snowden Documents Republic of Indonesia and
Reveal. Tersedia di Australia in Implementation of
<http://www.abc.net.au/news/20 the Agreement between the
13-11-18/australia-spied-on- Republic of Indonesia and
indonesian-president-leaked- Australia on the Framework for
documents-reveal/5098860>, Security Cooperation ("The
[Diakses 30 Januari 2015]. Lombok Treaty")
Andika, Tri, 2014. Perlindungan Kemlu RI, Kunjungan Menlu
Kedaulatan Negara di Bidang Australia: Langkah Awal
Informasi dalam Aktifitas kembalinya Kepercayaan RI.
Penyadapan antar Negara Tersedia di
Berdasarkan Hukum <http://www.kemlu.go.id/_layou
Internasional dan Hukum ts/mobile/PortalDetail-
nasional, Jurnal Ilmu Hukum NewsLike.aspx?l=id&ItemID=4
Fakultas Hukum universitas a8695dc-7f83-4082-9a26-
Padjajaran. 2beb907b11c8>. [Diakses 26
KBRI untuk Australia, Peringatan April 2015].
10 Tahun Pemboman Kedutaan Kemlu RI, Pertama dalam Sejarah,
Besar Australia di Jakarta. Penggetar Dalam Upaya
Tersedia di Menjaga Kedaulatan, diakses
<http://www.kemlu.go.id/canber dari kemlu.go.id pada tanggal 17
ra/_layouts/mobile/PerwakilanD April 2015.

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 11


Konvensi Wina 1961. Balasan Abbott, diakses dari
Presiden RI, Pidato Presiden terkait http://www.tempo.co/read/news/
Sikap Indonesia terhadap 2013/11/26/118532664/6-
Penyadapan Australia tahun Respons-SBY-terhadap-Surat-
2013. Balasan-Abbott pada tanggal 11
Saputra, Dodi, 2014, Kebijakan November 2014.
Pemerintah Indonesia dalam Tempo, Presiden RI dan PM
Menyikapi Tindakan Australia bertemu di Batam,
Penyadapan oleh Australia. diakses dari
Pekanbaru: Universitas Riau. http://www.tempo.co/read/news/
Tempo, Menlu Tarik Dubes pada tanggal 24 April 2015.
Indonesia di Australia, diakses Viva, Pemulihan hubungan RI-
dari Australia Memasuki Tahap
http://www.tempo.co/read/news/ Kedua, 21 April 2014. Tersedia
pada tanggal 30 Januari 2015. di
Tempo, Bahas Penyadapan, Abbot <http://dunia.news.viva.co.id/ne
balas Surat SBY, diakses dari ws/read/498310-pemulihan-
http://www.tempo.co/read/news/ hubungan-ri-australia-masuki-
, pada tanggal 24 April 2015. tahap-kedua>, [Diakses 26 April
Tempo, dalam tulisan Indra Wijaya, 2015].
Arogansi Australia dinilai Wangke, Humphrey, 2014.
perkeruh suasana, diakses dari Efektivitas Kesepakatan Code Of
http://www.tempo.co/read/news/ Conduct Indonesia-Australia,
2014/02/27/078558080/Arogansi Pusat Pengkajian, Pengolahan
-Australia-Dinilai-Perkeruh- Data dan Informasi (P3DI)
Suasana pada tanggal 10 Sekretariat Jenderal DPR RI,
November 2014. Vol. VI, No.
Tempo, dalam tulisan Prihandoko, 6 17/I/P3DI/September/2014
Respons SBY terhadap Surat

Jom FISIP Volume 2 NO. 2 – Oktober 2015 12

Anda mungkin juga menyukai