Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Gradien Vol.1 No.

2 Juli 2005 : 69-73

Analisis Kecepatan Gelombang Seismik Bawah Permukaan Di Daerah


Yang Terkena Dampak Gempa Bumi 4 Juni 2000
(Studi Kasus: Kampus Universitas Bengkulu)
Ashar Muda Lubis dan Arif Ismul Hadi
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, Indonesia

Diterima 19 Februari 2005; direvisi 10 Mei 2005; Disetujui 10 Juni 2005

Abstrak - Analisis kecepatan gelombang seismik bawah permukaan telah dilakukan di daerah gedung rektorat sisi
barat, depan FKIP, sisi depan GKB III, dan jalan depan asrama PGSD. Penelitian ini bertujuan mengetahui
dampak kerusakan bangunan akibat gempa bumi dengan kekuatan 7,3 skala Richter pada tanggal 4 Juni 2000
ditinjau dari penjalaran kecepatan gelombang seismik bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan metode
seismik refraksi. Hasil yang diperoleh menunjukkan : daerah gedung rektorat sisi barat, kecepatan gelombang
pada lapisan pertama V1 = 25,64 m/s dan kecepatan gelombang pada lapisan kedua V2 = 23,88 m/s, sedangkan
kedalaman lapisannya adalah 3,06 m. Daerah depan FKIP, kecepatan gelombang pada lapisan pertama V1 = 82,76
m/s dan kecepatan gelombang pada lapisan kedua V 2 = 78,12 m/s, sedangkan kedalaman lapisannya adalah 2,04
m. Daerah sisi depan GKB III, kecepatan gelombang pada lapisan pertama V1 = 133,33 m/s dan kecepatan
gelombang pada lapisan kedua V2 = 123,08 m/s, sedangkan kedalaman lapisannya adalah 5,5 m. Untuk daerah
jalan depan asrama PGSD, kecepatan gelombang pada lapisan pertama V1 = 625 m/s dan kecepatan gelombang
pada lapisan kedua V2 = 248,23 m/s, sedangkan kedalaman lapisannya adalah 15,11 m. Data di atas menunjukkan
bahwa kecepatan gelombang seismik yang paling tinggi (batuan paling padat) adalah daerah depan asrama PGSD,
sehingga daerah ini paling ringan kerusakan bangunannya.

Kata Kunci : kecepatan gelombang seismik; gempa bumi; seismik refraksi.

I. Pendahuluan Umum menunjukkan kerusakan pada bangunan-


bangunan memiliki jenis kerusakan yang tipikal [1].
Bengkulu telah mengalami gempa dahsyat pada
tanggal 4 Juni 2000 jam 23.28’.24,4’ dengan Beberapa tempat yang mengalami kerusakan hebat
kekuatan 7,3 Skala Riechter, pusat gempa terletak salah satunya Kampus Universitas Bengkulu.
4,7 LS-102,0 BT pada kedalaman 33 km. Gempa ini Bangunan yang mengalami kerusakan berat antara
telah mengakibatkan paling sedikit 90 orang lebih lain : gedung rektorat, Lab. MIPA dan perpustakaan
meninggal 18.928 tempat tinggal rusak ringan dan yang hampir rusak total, sedangkan gedung lainnya
10.460 gedung rusak berat. Bengkulu memang mengalami kerusakan ringan yaitu keretakan pada
termasuk daerah yang sangat tinggi frekuensi dinding dan lantai bangunan. Bangunan yang rusak
terjadinya gempa yaitu sekitar 10 kali gempa setiap berat (ambruk) biasanya disebabkan oleh lapisan
bulan dengan kekuatan 4 - 6 skala Riechter [4]. tanah/batuan yang labil, yang berhubungan dengan
kepadatan suatu batuan, oleh karena itu analisis
Dampak adanya gempa bumi tergantung dari kecepatan gelombang seismik bawah permukaan di
besarnya gempa, kondisi tanah atau batuannya, daerah yang terkena dampak gempa bumi,
struktur geologi, serta kondisi infrastruktur yang ada khususnya di daerah Kampus Universitas Bengkulu
[2]. Hasil penelitian tim Departemen Pekerjaan menjadi sangat penting untuk diketahui. Analisis
gelombang seismik bawah permukaan dapat dipakai
Ashar Muda Lubis / Jurnal Gradien Vol. 1 No. 2 Juli 2005 : 69-73 70

untuk menentukan kepadatan batuan. Perlu kita dan perencanaan mitigasi bencana gempa bumi yang
ketahui bahwa gempa di Bengkulu akan terus akan datang, sehingga resiko bencana gempa bumi
berlangsung mengingat Bengkulu terletak di antara untuk terhadap mahasiswa, karyawan dan dosen
dua patahan, yaitu patahan Mentawai di sepanjang daerah ini dapat diminimalisir.
Samudera Hindia dengan patahan Sumatera di
sepanjang Bukit Barisan yang cukup aktif. 2. Metode Penelitian
Pertimbangan yang lain karena sumber gempa
bumi yang paling dominan, adalah sumber gempa Penelitian ini menggunakan metode Seismik bias
yang berada di dekat pulau Enggano, kurang lebih dangkal dua lapis, alat yang dipergunakan ialah
110 Km barat daya kota Bengkulu, sehingga arah Seismograf tipe MC SEIS-160 OYO made in
gelombang yang menggoyang bangunan relatif Japan . Rekaman data yang diperoleh kemudian
memiliki arah yang sama. Dasar ini dapat dipakai dianalisis kecepatan gelombang seismik bawah
untuk mempertimbangkan konstruksi dan renovasi permukaannya dengan metode sistem Hagiwara.
yang akan dibuat, supaya bangunan tersebut lebih Penelitian ini mengikuti garis besar dengan
tahan goncangan jika sewaktu-waktu gelombang langkah-langkah sebagai berikut:
gempa menerjang. 1. Menyiapkan peta topografi daerah Kampus
Universitas Bengkulu dan Kandang Limun
Kampus Universitas Bengkulu merupakan salah sekitarnya, peta geologi global daerah
satu lokasi yang parah terkena bencana gempa bumi Kotamadia Bengkulu.
pada 4 Juni 2000 yang lalu. Daerah ini merupakan 2. Melakukan survai lapangan untuk menentukan
daerah tempat para mahasiswa melakukan jalur-jalur yang akan diambil datanya minimal
perkuliahan dan pengembangan tri darma perguruan 4 jalur crossection yang terdiri dari 1 jalur arah
tinggi bagi para dosen. Untuk keberlanjutan di lapangan PGSD, 1 jalur di depan gedung
universitas ini tentu diperlukan pengembangan Rektorat, 1 jalur di gedung GKB III dan 1 jalur
sarana dan prasana fisik, seperti pembuatan gedung depan perpustakaan dan gedung dekanat FKIP.
dan jalan kampus. Pembangunan sarana dan 3. Memberi patok-patok bambu untuk menandai
prasaran fisik yang baru perlu memperhatikan aspek line yang akan dipasang geophon.
stuktur tanah yang ada didalam kampus. Sampai 4. Mengambil data menggunakan Seismograf.
saat ini informasi tentang kecepatan gelombang 5. Perhitungan menggunakan grafik T (waktu)
seismik sebagai dasar untuk menentukan kepadatan versus X (jarak) interpretasi sistem Hagiwara.
batuan di areal Kampus Universitas Bengkulu 6. Dari grafik pada No. 5 dapat diketahui
belum diketahui, sehingga dapat dipakai untuk kecepatan gelombang seismik, kedalaman
mempertimbangkan konstruksi bangunan yang lapisan, maupun jenis batuannya.
cocok. Jangan sampai kampus yang telah dibangun 7. Untuk menghitung ketebalan (kedalaman)
dengan megahnya tiba-tiba karena gempa sesaat saja lapisan (h) digunakan persamaan :
menjadi rusak total. 1
X  V2 − V1  2
h= c  
Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak 2  V2 + V1 
kerusakan bangunan akibat gempa bumi dengan
kekuatan 7,3 skala Richter pada tanggal 4 Juni 2000 Xc = perpotongan garis antara V1 dan V2,
ditinjau dari kecepatan gelombang seismik bawah V1 = kecepatan gelombang pada lapisan pertama,
permukaan. Penelitian ini dapat juga untuk V2 = kecepatan gelombang pada lapisan kedua.
menentukan jenis batuan dan ketebalan lapisan
(kedalaman) di setiap cross section yang diambil. 3. . Hasil Dan Pembahasan
Hasil penelitian struktur geologi ini dapat dipakai
sebagai dasar untuk penataan pembangunan kampus Hasil-hasil yang diperoleh ditampilkan pada
Gambar 1, 2, 3, dan 4. Slope dari garis 1/V1 dan
Ashar Muda Lubis / Jurnal Gradien Vol. 1 No. 2 Juli 2005 : 69-73 71

1/V2 digunakan untuk mendapatkan nilai kecepatan dan kecepatan gelombang pada lapisan kedua V2 =
(V1 dan V2) dalam satuan m/s. 123,08 m/s, sedangkan kedalaman lapisannya
adalah 5,5 m. Untuk daerah jalan depan asrama
Untuk daerah gedung rektorat sisi barat, kecepatan PGSD, kecepatan gelombang pada lapisan pertama
gelombang pada lapisan pertama V1 = 25,64 m/s V1 = 625 m/s dan kecepatan gelombang pada
dan kecepatan gelombang pada lapisan kedua V2 = lapisan kedua V2 = 248,23 m/s, sedangkan
23,88 m/s, sedangkan kedalaman lapisannya adalah kedalaman lapisannya adalah 15,11 m.
3,06 m. Untuk daerah depan FKIP, kecepatan
gelombang pada lapisan pertama V1 = 82,76 m/s Berdasarkan data di atas dan analisis kecepatan
dan kecepatan gelombang pada lapisan kedua V2 = gelombang seismik, daerah yang mempunyai
78,12 m/s, sedangkan kedalaman lapisannya adalah kecepatan gelombang paling tinggi adalah jalan
2,04 m. depan asrama PGSD dan secara umum kecepatan
gelombang pada lapisan pertama lebih besar dari
Untuk daerah sisi depan GKB III, kecepatan kecepatan gelombang pada lapisan kedua. Ini
gelombang pada lapisan pertama V1 = 133,33 m/s menunjukkan bahwa lapisan pertama lebih padat

Gambar 1. Grafik kecepatan gelombang seismik pada lokasi sisi barat rektorat.

Gambar 2. Grafik kecepatan gelombang seismik pada lokasi depan gedung FKIP.
Ashar Muda Lubis / Jurnal Gradien Vol. 1 No. 2 Juli 2005 : 69-73 72

Gambar 3. Grafik kecepatan gelombang seismik pada lokasi depan GKB III.

Gambar 4. Grafik kecepatan gelombang seismik pada lokasi depan asrama PGSD.

daripada lapisan kedua, namun perbedaan ini 4. Kesimpulan


tidaklah signifikan. Menurut [3] jangkauan dengan
nilai antara >0-1000 m/s termasuk dalam satuan Berdasarkan analisis kecepatan gelombang seismik
batuan kering. Dapat dikatakan bahwa daerah depan daerah yang mempunyai kerapatan batuan paling
asrama PGSD kerapatan batuannya adalah yang padat berturut-turut adalah depan asrama PGSD, sisi
paling padat. Kenyataan di lapangan menunjukkan depan GKB III, depan FKIP, dan gedung rektorat
waktu terjadinya gempa bumi 4 Juni 2000 daerah ini sisi barat, sehingga daerah yang paling ringan
adalah yang paling ringan kerusakannya kerusakan batuannya adalah depan asrama PGSD.
dibandingkan dengan daerah survai lain.
Ashar Muda Lubis / Jurnal Gradien Vol. 1 No. 2 Juli 2005 : 69-73 73

Daftar Pustaka

[1] Maryoko H, Petunjuk Perbaikan Bangunan Yang


Rusak Akibat Gempa Bumi, 2000, Departemen
Pekerjaan Umum, Bengkulu.
[2] Naryanto H. S, Alami Air Lahan dan Mitigasi
Bencana, 1998, BBPT, Jakarta.
[3] Schon, J.H, Phyisical Properties of Rocks:
Fundamentals and Principles of Petrophysics,
Second Edition, 1998, British Library Cataloguing in
Publication Data, Netherland.
[4] Suwarsono, Karakteristik Gempa Bumi di Bengkulu,
1998, Seminar Sehari Universitas Bengkulu,
Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai