Anda di halaman 1dari 5

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu


(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi


pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga
dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.

Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri


1. pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2. seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa.
3. tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan
demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri

1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran


inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian,
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru,
bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai
proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan
sebagian dari proses berpikir.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah
fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to
think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri


Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran


terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan
masalah.
2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan
hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat
diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan
merumuskan hipotesis.
3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit
peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan,
mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari :
mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.;
(c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan
perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan
makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi

Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri


 Keunggulan

6. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh
lebih bermakna.
7. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
8. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
9. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
 Kelemahan
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa


menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit
diimplementasikan.

Metode Pembelajaran Discovery

Metode pembelajaran discovery(penemuan) adalah metode mengajar yang


mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan
yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian
atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan)
kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.
Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk
menemukan beberapa konsep atau prinsip.

Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan


pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi.
Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar.
Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang
disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya,
diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.

Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu


konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian
pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca
sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang


menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran
dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang
mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan
semacamnya.

ciri utama

(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,


menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
(2) berpusat pada siswa
(3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.
Langkah-langkah pembelajaran discoveryadalah sebagai berikut:

1. identifikasi kebutuhan siswa;


2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan
generalisasi pengetahuan;
3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa;
5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan
dan mengidentifikasi masalah;
10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu:
(1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat
(2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil
lainnya
(3) secara menyeluruh belajar discoverymeningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berpikir bebas.

Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman,


dkk (2001: 179) sebagai berikut:

1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan


kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong
ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih
mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga


memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang
lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan
tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan
mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara
singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja
siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.

Anda mungkin juga menyukai