Anda di halaman 1dari 4

PROFIL ARSITEKTIR

Fitri Handayani
201610070311144 / IV C
Laboratorium Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Senin, 26 Maret 2018

Abstrak— Pohon memiliki interaksi antara masing-masing individu pohon dan perannya
didalam ekosistem suatu komunitas. Dengan melakukan pengamatan profil arsitektur maka
akan memperoleh gambaran komposisi, struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi.
Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui dinamika pohon beserta kondisi
ekologinya. Selain itu dengan menggunakan metode pengamatan langsung terhadap 5
pohon yang berbeda menunjukkan profil arsitektur dan komposisi serta struktur tumbuhan
dan akan mengetahui 3 golongan pohon, yaitu pohon masa mendatang, pohon masa kini
dan pohon masa lampau.

Kata Kunci: Profil, arsitektur, pohon, vegetasi, struktur.

PENDAHULUAN c) Penggaris untuk mengukur pohon


Profil arsitektur merupakan gambaran membantu meteran.
vegetasi pohon untuk mengetahui dimensi d) Tali rafia untuk mengukur.
atau struktur vertikal dan horizontal suatu B. Bahan
vegetasi dari ekosistem, dengan melihat (-) tidak menggunakan bahan
bentuk profilnya akan dapat diketahui proses C. Langkah Kerja
dari masing-masing pohon dan peranannya Profil Arsitektur
dalm komunitas tersebut. 1. Mengukur tinggi pohon 1 sampai 5
Pada percobaan dilakukan pengamatan hingga 1,3 m sampai cabang pertama
terhadap 5 pohon berbeda yang bercabang, untuk mengukur keliling lingkar pohon.
dengan mengukur keliling, Dbh, Tt, Tbc.
Menggunakan alat hagameter untuk
mengukur tinggi kelima pohon. Dengan
demikian akan diketahui pohon masa
mendatang, pohon masa kini, dan pohon
masa lampau. 2. Mengukur keliling lingkar pohon 1
METODE PRAKTIKUM sampai 5 menggunakan meteran.
A. Alat
a) Hagameter untuk mengukur tinggi
pohon.
b) Meteran untuk mengukur keliling
lingkaran pohon.

Ekologi Tumbuhan – Senin, 26 Maret 2018 1


3. Mengukur tinggi pohon 1 sampai 5
dengan menggunakan hagameter dari 1. = 24,84 = 0,25 m
jarak yang diperkirakan.
2. = 13,05 = 0,13 m

3. = 12,10 = 0,12 m

4. = 17,19 = 0,17 m

4. Mencatat hasil pengamatan 5. = 9,25 = 0,09 m

o Tt (tinggi total)

Tt =

1. = 6,54 %

2. = 2,67 %
HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengukuran 3. = 5,16 %
No. Pemetaan Keliling Dbh
tumbuhan (cm) (m) 4. = 5,2 %
1. Pohon 1 78 0,25
2. Pohon 2 41 0,13 5. = 2,6 %
3. Pohon 3 38 0,12
4. Pohon 4 54 0,17
5. Pohon 5 29 0,09 o Tt < 100 x Dbh (pohon masa lampau )
 Perhitungan Tt dan Tbc pada pohon Tt > 100 x Dbh (pohon masa depan)
Tt 100 x Dbh (pohon masa kini)
yang sama 1.6,54 < 100 x 0,25 = 6,54 < 2,5
(pohon masa lampau)
Po Tt Tbc Keterangan 2. 2,67 < 100 x 0,13 = 2,67 < 1,3
ho (tinggi (pohon masa lampau)
3. 5,16 < 100 x 0,12 = 5,16 < 1,2
n. total) (pohon masa lampau)
1. 6,54 5,28 p. masa lampau 4. 5,2 < 100 x 0,17 = 5,2 < 1,7
2. 2,67 2 p. masa lampau (pohon masa lampau)
3. 5,16 2,6 p. masa lampau 5. 2,6 < 100 x 0,09 = 2,6 < 0,9
4. 5,2 2,9 p. masa lampau (pohon masa lampau)
1. 2,6 2 p. masa lampau
o Tbc ≤ Tt (pohon masa kini)
Hasil perhitungan :
Tbc > Tt (pohon masa depan)
o DBH
DBH = Tbc < Tt (pohon masa lampau)

Ekologi Tumbuhan – Senin, 26 Maret 2018 2


tumbuhan berhabitus pohon sebagai
1. 5,28 < 6,54 = 5,28 < 3,27
gambaran dari salah satu fase dalam
(pohon masa lampau)
rangkaian pertumbuhan pohon tersebut.
2. 2 < 2,67 = 2 < 1,33 Variasi model arsitektur pohon akan
(pohon masa lampau) memberikan dampak bagi fungsi dan peran
3. 2,60 < 5,16 = 2,60 < 2,58 pohon tersebut dalam komunitasnya maupun

(pohon masa lampau) dalam ekosistem secara keseluruhan. Dalam


hidupnya tumbuhan akan menunjukkan
4. 2,9 < 5,2 = 2,9 < 26
bentuk keseluruhan yang disebut model
(pohon masa lampau)
arsitektur (Naemah, 2014). Didalam profil
5. 2 < 2,6 = 2 < 1,3
arsitektur dilakukan penghitungan terhadap
(pohon masa lampau) Ht (Tinggi pohon), H1 (Tinggi pohon batas
2. Lembar Kerja (Terlampir) tajuk/batas bebas cabang), Dbh (Diameter
PEMBAHASAN pohon setinggi dada (1,30), Hn (Tinggi
Pengamatan dilakukan untuk pohon maximum yang normal) dan keliling
mengetahui dinamika pohon beserta kondisi pohon. Menghitung keliling pohon dengan
ekologinya, karena pohon memiliki interaksi diawali menghitung tinggi pada percabangan
antara masing-masing individu pohon dan pertama atau 1,3 m.
perannya didalam ekosistem suatu
komunitas. Menurut (Frick, 2010) Pola KESIMPULAN
perencanaan arsitektur ekologis selalu 1. Profil arsitektur merupakan gambaran
memanfaatkan dan meniru peredaran alam. vegetasi pohon untuk mengetahui
Model arsitektur pohon pada dasarnya dimensi atau struktur vertikal dan
merupakan struktur atau konstruksi pohon horizontal suatu vegetasi dari
sebagai hasil dari pertumbuhan merismatik ekosistem.
(Nuraeni, 2013). Dengan melakukan 2. Model Pohon terdiri dari 3 golongan,
pengamatan profil arsitektur maka akan yaitu pohon masa mendatang, pohon
memperoleh gambaran komposisi, struktur masa kini, dan pohon masa lampau.
vertikal dan horizontal suatu vegetasi. Pohon masa mendatang memiliki Ht
Menurut (Arrijani, 2006) Model arsitektur yang lebih kecil dari tinggi pohon
pohon merupakan salah satu ciri morfologi normal, pohon masa kini memiliki Ht
tumbuhan yang penting artinya dalam mendekati sama atau sama dengan
pencirian masing-masing pohon, model tinggi pohon normal, sedangkan
arsitektur pohon merupakan gambaran pohon masa lampau memiliki Ht yang
morfologi pada suatu waktu yang merupakan sudah tidak dapat meningkat lagi.
hasil rangkaian seri tumbuhan yang nyata 3. Jika pohon tidak mencukupi 3
dan dapat diamati setiap saat, model golongan masa mendatang, masa
arsitektur biasanya diterapkan untuk kini, dan masa lampau, bisa dibilang

Ekologi Tumbuhan – Senin, 26 Maret 2018 3


tempat tersebut memiliki komposisi
dan struktur tumbuhan yang tidak
seimbang.
Kritik dan Saran
Kritik :
1. Instruktur : Suaranya kurang kuat.
2. Asisten pendamping : mendampingi
dengan baik.
3. Asisten kordinasi : jangan terlalu
mendadak mengirim LK dan handout.
Saran :
1. Instruktur : Semangat mbak.
2. Asisten pendamping : Semangat
mbak dan mas.
3. Asisten koordinasi : Semangat mbak.

DAFTAR PUSTAKA
Arrijani,
Frick, Heinz dan Suskiyanto, Bambang.
2010. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. ITB :
Kanisius.
Hasanuddin,
Johan, T.S.B. 2016. Pembentukkan Karakter
Melalui, Makna, Nilai, dan Hikmah
Kehidupan Benda-Benda di Sekitar Kita.
Yogyakarta : Depublish.
Naemah,
Nuraeni,

Ekologi Tumbuhan – Senin, 26 Maret 2018 4

Anda mungkin juga menyukai