Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 3
1.4.1. Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................................ 3
1.4.2. Manfaat Bagi Masyarakat ................................................................................ 3
BAB II TINJUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
2.1 Status Gizi .................................................................................................................. 3
2.1.1 Definisi Status Gizi ............................................................................................. 4
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ............................................ 4
2.1.3 Indikator Penilai Status Gizi............................................................................. 6
2.1.4 Penilaian Status Gizi .......................................................................................... 7
2.2 Prestasi Belajar ........................................................................................................ 10
2.2.1 Definisi .............................................................................................................. 10
2.2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi presasi belajar ...................................... 10
2.2.3 Penilaian Prestasi ............................................................................................. 12
2.3 Anak Sekolah Dasar ................................................................................................ 13
2.4 Hubungan Status Gizi dan Prestasi Belajar ......................................................... 14
2.5 Kerangka Teori ....................................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 16
3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................................... 16
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 17
3.3 Populasi dan sampai Penelitian ............................................................................. 17
3.3.1 Populasi Penelitian ........................................................................................... 17
3.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................................. 17
3.4 Kerangka Konsep .................................................................................................... 17
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasinal ........................................................ 18
3.6 Alat/ Instrumen Penelitian .................................................................................... 18

i
3.7 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 19
3.8 Metode Pengukuran ................................................................................................ 19
3.8.1 Status Gizi ......................................................................................................... 19
3.8.2 Prestrasi Belajar............................................................................................... 20
3.9 Prosedur Penelitian ................................................................................................. 20
3.10 Pengolahan Data Dan Analisis Data Penelitian .................................................... 21
3.10.1 Pengolahan Data .............................................................................................. 21
3.10.2 Analisi Data ...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas yang yang berjudul “Hubungan Antara Status
Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Abulyatama Tahun 2018”. Shalawat beiring salam
kepangkuan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang
telah membuat reformasi total umat manusia ke dunia yang penuh ilmu pengetahuan. Tujuan
dari penulisan skripsi ini adalah sebagai tugas untuk mendapatkan nilai yang baik
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada
yang terhormat dr. Nanda Desreza,M.Kes selaku dosen mata kuliah Metodelogi Penelitian
yang dengan tulus memberikan bimbingan dan dorongan sejak awal tugas ini hingga selesai
dikerjakan. Selanjutnya, dalam penulisan Tugas ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini juga kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. dr. Nanda Desreza, M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Metodelogi
Penelitian.
2. Seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Abulyatama
khususnya angkatan 2015 yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam
penyelesaian tugas ini.
3. Keluarga, Ayah, Ibu, Kakak, Abang Adik dan Sahabat-sahabatKu, Thursina, Via
Ultima Fhonna, Andayani Saputri, sahabat Jolita, sahabat gosip squad.
4. Terima kasih pacar maupun mantan yang sudah berada disisi selama pembuatan skripsi
ini.
5. Semua Pihak yang telah membantu penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas ini belum sempurna. Penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun guna mendapatkan kesempurnaan tugas ini. Besar
harapan penulis semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
keperawatan
Lampoh Keude, 2 Juli 2018

Kelompok 3

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian gizi yang kurang baik terutama terhadap anak-anak, akan menurunkan
potensi sumber daya pembangunan masyarakat. Salah satu indikator untuk menilai tinggi
rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia adalah adalah Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Indeks/ HDI). Tiga faktor utama penentu HDI yaitu, pendidikan,
kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat.
Karena, anak yang memperoleh makanan yang adekuat sejak dari kandungan (status gizi baik)
akan tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai usianya dan mempunyai umur harapan
hidup yang baik (kesehatan).(1)Status gizi merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa, di samping faktor-faktor lainnya seperti faktor keluarga,
lingkungan, motivasi, serta sarana dan prasarana yang didapatkan di sekolah.(2) Meskipun anak
usia sekolah tidak termasuk ke dalam kelompok yang memiliki risiko kematian tinggi, beban
ganda masalah gizi berupa gizi yang kurang dan gizi yang lebih perlu mendapat perhatian demi
tercapainya Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs),
yaitu pada poin menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, serta pendidikan dasar untuk
semua.(3) Gizi dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Anak sangat membutuhkan gizi yang cukup aga
tidak terjadi penyimpangan pada pertumbuhan dan perkembangan.(4)

Sampai saat ini, Indonesia masih merupakan negara yang menempati peringkat Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index yang rendah yang antara lain
dipengaruhi oleh buruknya kondisi status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia.(5) Gambaran
status gizi anak usia sekolah (5-12 tahun) di Indonesia.(6) Memperlihatkan prevalensi nasional
status gizi sangat kurus sebesar 4,4% (laki-laki) dan 3,5% (perempuan), status gizi kurus
sebesar 7,7% (laki-laki) dan 6,7% (perempuan), status gizi gemuk sebesar 10,8% (laki-laki)
dan 10,7% (perempuan), serta status gizi obesitas sebesar 9,7% (laki-laki) dan 6,6%
(perempuan).(6) Faktor utama yang berperan pada gizi kurang adalah kondisi sosioekonomi dan
tingginya tingkat penyakit infeksi dan menular pada anak.(2)Di lain sisi, prevalensi obesitas
pada anak usia sekolah diperkirakan akan terus meningkat. Berdasarkan data penelitian pada
tahun 2004 yang dilakukan di sepuluh kota besar di Indonesia, didapatkan prevalensi gizi lebih
atau obesitas pada anak usia sekolah dasar berkisar pada angka 12%.(5) Obesitas dipengaruhi

1
oleh asupan gizi dan aktivitas fisik yang tidak seimbang serta dapat menimbulkan penurunan
kemampuan kognitif, gangguan psikososial dan komplikasi penyakit tidak menular dan kronis
di kemudian hari.(7)riset kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa
secara nasional (menurut Imt/U) prevelensi gizi kurang pada anak umur 5 sampai 12 tahun
adalah 11,2%, yaitu terdiri 4.0 % sanagt kurus dan 7.2 % kurus. Prevelensi gizi lebih mencapai
18.8 %, yaitu terdiri dari gemuk 10.8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%. Status gizi di aceh
mempunyai presentase gizi baik 41.1%., gizi kurang 23.5% dan gizi Buruk 25.5%.(8)

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan
(9)
dan pengalaman. Prestasi adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar
pada dasarnya adalah suatu proses. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-
kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar.(10) Prestasi belajar merupakan Bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh sesorang.(11)
Faktor-faktor yang menjadi penentu HDI adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ketiga
faktor tersebut sangat berkaitan denagn status gizi masyarakat. (12,13) Guna mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas perlu diperhatikan beberapa faktor berikut, yaitu faktor gizi,
kesehatn, pendidikan, informasi, teknologi, dan jasa pelayanan lainnya. Dari sekian banyak
faktor tersebut unsur gizi memegang peranan yang paling penting. Gizi yang tidak seimbang
baik kekurangan maupun kelebihan gizi akan menurunkan kualitas sumber daya manusia.(14)
Anak berprestasi merupakan harapan bangsa yang akan menjadi pemimpin masa depan.(15)

Terdapat beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
status gizi dan prestasi belajar pada anak usia sekolah yang menunjukkan hasil berbeda.
Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat dipengaruhi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Masalah status gizi merupakan salah satu persoalan yang sering terdapat pada anak usia
sekolah

2. Belum diketahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa SD
Abulyatama Tahun 2018

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran orang tua dan guru tentang prestasi belajar pada siswa SD
Abulyatama Tahun 2018
1.3.2 Tujuan Khusus

2
1. Mengetahui sebaran karakteristik subjek berdasarkan usia, jenis kelamin,
urutan kelahiran, jumlah saudara kandung, usia orang tua, pendidikan terakhir
orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan bentuk keluarga pada
SD Abulyatama Tahun 2018
2. Mengetahui sebaran status gizi siswa SD Abulyatama Tahun 2018
3. Mengetahui sebaran prestasi belajar siswa SD Abulyatama Tahun 2018
4. Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, jumlah
saudara kandung, usia orang tua, pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan
orang tua, pendapatan orang tua, dan bentuk keluarga dengan prestasi belajar
pada siswa SD Abulyatama Tahun 2018
5. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa SD
Abulyatama Tahun 2018

1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat Bagi Peneliti
1. Sebagai bentuk pengaplikasian modul Metodologi Penelitian yang telah dipelajari
sebelumnya.
2. Sebagai sarana pembelajaran dalam melakukan penelitian bersama dengan staf
pendidikan sebagai sebuah tim.
1.4.2. Manfaat Bagi Masyarakat
1. Sebagai informasi bagi pusat kesehatan dan masyarakat tentang persebaran
status gizi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar.
2. Sebagai data sekunder untuk penelitian selanjutnya yang terkait.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

3
2.1.1 Definisi Status Gizi
Status gizi adalah hasil dari konsumsi, penyerapan (Absorbs), dan penggunaan
(Utilization) zat gizi makanan yang mampu mempengaruhi keadaan fisiologi dan patologis
seseorang.(16) Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi.(17) Status gizi dibedakan menjadi status gizi buruk,
kurang, baik, dan lebih. Status gizi baik atau status atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau
lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh asupan gizi yang
tinggi atau keluaran energi yang rendah. Kelebihan energi ini selanjutnya disimpan dalam
bentuk jaringan lemak.(18)

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi


Faktor yang mempengaruhi status gizi terbagi menjadi faktor langsung dan tidak
langsung. Faktor langsung yang mempengaruhi status gizi adalah adanya penyakit infeksi dan
asupan makanan. Sedangkan faktor tidak langsung adalah kelainan ketahanan pangan di dalam
keluarga, pola asuh, sanitasi lingkungan, askep terhadap pelayanan kesehatan, umur anak, jenis
kelamin anak, tempat tinggal, pendidikan, dan pekerjaan orang tua. (19)
A. Faktor Status Gizi Secara Langsung
1. Komsumsi makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh secara langsung
terhadap keadaan gizi seseorang karena konsumsi makanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh, baik itu secara kualitas maupun kuantitas dapat
menimbulkan masalah gizi.
2. Infeksi
Kurang energi protein timbul bukan saja dikarenakan makanan yang kurang,
tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapatkan makanan cukup baik
tetapi sering terserang diare atau demam, akhirnya akan dapat menderita KEP.
Sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuh akan
dapat melemah. Dalam keadaan ini akan mudah terserang infeksi, kurang
nafsu makan, dan pada akhirnya mudah terserang KEP.
3. Umur

4
Anak balita yang sedang mengalami pertumbuhan akan memerlukan maknan
bergizi yang lebih banyak dibanding dewasa.
4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi seseorang. Pria lebih
banyak membutuhkan zat tenaga dan protein daripada wanita.
B. Faktor Status Gizi Secara Tidak Langsung
1. Tingkat Pendapatan Keluarga
Keluarga yang pendapatannya rendah, relatif sulit untuk memenuhi kebutuhan
makanan apalagi untuk berbagai jenis maknan yang berbeda ragam.
Kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan makanan juga tergantung
dari harga bahan maknan. Bahan makanan yang mahal biasanya jarang terjadi
bahkan tidak pernah terbeli.
2. Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Gizi
Seseorang yang hanya tamat sekolah dasar belum tentu kurang mampu
dalammenyususn makanan yang memenuhi syarta. Karena bila seseorang
tersebut rajin mendengarkan siaran pedesaan dan ikut serta dalam penyuluhan
gizi, tidak mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik. Meskipun demikian
pendidikan turut pula adalam menentukan mudah tidaknya seseorang
menerima nasehat atau pesan dari gizi, sehingga dalam memberikan
penyuluhan perlu dipertimbangkan dalam memilih bagaimana metode yang
tepat.
3. Jumlah Anggota Keluarga
Apabila dalam keluarga mempunyai anak banyak tetapi pendapatan keluarga
rendah,amka diperlukan pembagian makann yang merata didalam keluarga
tersebut misalnya saja anak yang lebih kecil mendapatkan jatah makanan yang
kurang mencukupi karena kalah dengan kakaknya yang makannya lebih cepat
dan dengan porsi yang lebih besar. Sehingga keluarga ini tidak akan pernah
mencukupi kebutuhan gizinya sehingga rawan akan penyakit. (20,21)
Status gizi anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Tiga faktor utama yang mempengaruhi
ststus gizi adalah aspek konsumsi, kesehatan anak, dan pengasuhan psikososial.(22) Gizi yang
baik dikombinasikan dengan kebiasaan makan yang sehat. Pengaturan makanan yang
seimbang akan menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi untuk energi,pertumbuhan anak,
melindungi anak dari penyakit infeksi serta akan membantu perkembangan mental, dan

5
kemampuan belajarnya. Upaya ini dilakukan untuk mempersiapkan generasi akan datang yang
sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian.(13)

2.1.3 Indikator Penilai Status Gizi


Menurut WHO (2007) indikator status giziyang digunakan harus peka terhadap
perubahan status gizi penduduk pada suatu saat tertentu dan masa yang akan datang. Peka
dalam arti bahwa suatu perubahan yang kecil pada status gizi masih dapat ditunjukkan dengan
nyata oleh indikator tersebut, sehingga dapat menjadi penentu perlu tidaknya dilakukan
program intervensi gizi. Pertumbuhan fifik anak yang bercirikan pertumbuahn besar ukuran-
ukuran antropometri merupakan indeks yang paling peka untuk menilai status gizi dan
kesehatn. (21)
Indikator penilaian status gizi terdiri atas:
1. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan
dengan pertumbuhan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seprti berat badan
yang relatif kurang sensitif terhadap maslah defisiensi zat gizi dalam jangka waktu
yang pendek. Tinggi badan dasar sabgat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutam yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi
pada masa balita. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran
keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat yang tidak sehat
menahun.
2. Berat badan
Berat badan merupakn ukuran antropometri yang penting dan sering digunakan.
Dapat dipakai pada setiap kesempatan untuk memeriksa kesehatan anak pada seua
kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peringkatan/penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan
lain-lain. Berat badan dipalai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk
mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.
3. Umur
Umur sangat memegang pernan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat
badan maupun tinggi badan yang akutar menjadi tidak berati bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya

6
kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1.5 tahun; 2
tahun. Oleh sebab itu, penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.
Ketetntuan adalah 1 tahun adalah 12 penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan. (24,25)

2.1.4 Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi merupakan tahapan pengumpulan data keadaan gizi seseorang
kemudian dilakukan penilaian baik secara objektif maupun subjektif, lalu dicocokkan dengan
standar baku yang tersedian dan dilakukan suatu perbandingan. (26)
A. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
1. Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh. Maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat gizi.pengukuran antropometri ini membutuhkan
keterampilan, peralatan, dan keterangan untuk pelaksanaannya. Jika dilihat
dari tujuannya, antropometri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Untuk ukuran massa jaringan: pengukuran berat badan, tebal lemak
dibawah kulit, dan lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifatnya
sensitif, cepat berubah, mudah turun naik, dan menggambarkan keadaan
sekarang.
b. Untuk ukuran linier: pengukuran tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar
dada. Ukuran linier sifatnya spesifik.
2. Klinik
Pemeriksaan klinik adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi, seprti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
melalui laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan
tubuh yang digunakan anatara lain darah, urine, tinja, dan juga beberapa
jaringan tubuh seprti hati dan otot.
4. Biofisik

7
Penilaian status gizi secara bofisik adalah metode penentuan sttuas gizi dengan
melebatkan kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur sari jaringan.
(27)

B. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung


1. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang dikonsumsi.
Kesalahan dalam survei maknan bisa disebabkan oleh perkiraan yang tidak
tepat dalam menentukan jumlah maknan yang dikonsumsi balita,
kecenderungan untuk mengurangi maknan yang bnayak dikonsumsi, dan
menambah maknan yang sedikit dikonsumsi (The Flat Slope Syndrome).
Prinsip dan metode food recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan maknan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam
metode ini responden menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama
24 jam yang lalu (kemarin). Food recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-
ulang dan harinya tidak berturut-turut.
Metode food recall 24jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut:
a. Mudah melaksanakannya serta tidak membebani responden. Biaya relatif
murah karena tidak memerlukan peralatan khusu dan tempat yang luas.
b. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responde.
c. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
d. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi
individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kekurangan metode food recall 24 jam antara lain:
a. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya
dilakukan food call satu hari.
b. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden.
c. The flast slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under
estimate)

8
d. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih atau terampil dalam
menggunaka alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat.
e. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari
penelitan
Keberhasilan metode food call 24 jam ini sangat ditentukan oleh adya ingat
responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk
dapat meningkatkan mutu data food recall 24 jam dilakukan selama beberapa
kali pada hari yang berbeda (tidak berturut-turut). Apabila pengukuran hanya
dilakukan 1 kali (1x24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif
menggambarkan kebiasaan makanan individu.
2. Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisi data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian kareana penyebab
tertentu, dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasilinteraksi antara beberapa
faktor fisi, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah maknan yang tersedia
sangat tergantung dari keadaan ekologi seprti iklim, tanah, irigasi, dan lain-
lain. (27)
Menurut De Onis et al penentuan klasifikasi status gizi anak menggunakan indeks
massa tubuh menurut umur (IMT/U) untuk usia 5-19 tahun.indikator BB/U kurang
bagus digunakan pada rentang usia 10-19 tahun karena tidak dapat membedakan tinggi
badan dan massa tubuh di mana pada periode usia ini terjadi pubetas, sebagai contoh
anak yang pada kenyataannya tinggi bisa saja terdeteksi mengalami kelebihan berat
badan. Karena itu indikator IMT/U lebih direkomendasikan untuk menilai status gizi
pada anak usi 10-19 tahun.
Klasifikasi status gizi anak usi 5-19 tahun menurut IMT/U:
1. Sangat Kurus : ≤ 3 SD
2. Kurus : - 3 SD sampai dengan ≥ 2 SD
3. Normal : - 2 SD sampai dengan 1 SD
4. Gemuk : > 1 SD sampai dengan 2 SD
5. Obesitas : > 2 SD (28,29)

9
2.2 Prestasi Belajar
2.2.1 Definisi
Belajar merupakan kegiatan setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan karena
(30)
belajar. Muhibbin syah juga menyatakan secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah),
belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan
faktasebyak banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dpandang dari sudut berapa banayk materi
yang dikuasai siswa. Adapun pengertian belahar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses
memperoleh arti dan pemahaman serta cara menafsirkan dunia disekeliling pelaku belajar.
Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapai daya pikir dan tindakan yang berkualitas
untuk memecahkan massalah-masalah yang kini dan nanti yang dihadapi oleh pelajar.(31)

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian
belajar itu sendiiri.(32) Prestasi belajar adalah hasil perubahan yang di maksud adalah perubahan
kearah yang lebih baik.(33)

2.2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi presasi belajar


A. Faktor Internal
1. Motivasi
Motivasi adalah kemampuan untuk mengarahakan seseoang mencapai sesuatu yang
diharapkan atau diingankan. Biasanya motivasi ini didasari dengan kebutuhan akan
sesuatu sehingga seseorang berusaha memperolehnya agar tercapai keperluan
tersebut dan merasakan adanya satu kepuasan akan hal yang telah dicapai. Motivasi
dipengaruhi oleh budaya, keluarga, sekolah dan individu.
2. Ingatan
Ingatan identik dengan kemampuan kognitif dan sering dihubungkan dengan belajar.
Ingatan adalh hasil dari pengalaman kumpulan ilmu pengetahuan. Belajar dan
mengingat merupakan hal dasar yang membuat individu beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya.
Berbagai informasi yang diperoleh setiknya dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Ingatan jangka pendek merupakan ingatan yang berlangsung selama beberapa
detik hingga beberapa jam.

10
b. Ingatan jangka panjang merupakan ingatan konsulidasi dari ingatan jangka
pendek melalui latihan atau daur ulang informasi secara terus-menerus yang
dapat bertahan harian harian hingga tahunan
3. Asupan Gizi
Asupan gizi yang baik akan membantu anak dalam melakukan aktivitasnya sehari
hari. Asupan gizi yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein akan membantu
perkembangan anak sehingga asupan nutrisi ynag cukup akan membuat mereka
lebih semangat dan termotivasi dalam melaksanakan aktivitas di sekolah karen
energi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi.(15,34,35)
Anak usia sekolah dengan aktivitas yang beragam diketahui juga sering jajan saat
istirahat. Dengan adanya kebiasaan jajan ini, orang tua tidak dapat mengontrol asupan gizi
selama berada diluar rumah yang dikhawatirkan jajanan tersebut dapat membuat status gizi
anak menjadi buruk.(34,35) Kekhawatiran orang tua diantaranya anak akan menjadi obesitas
akibat jajanan yang tidak bergizi. Anak dengan obesitas biasnya akan mengalami kesulitan
dalam belajr dan beraktivitas. Hal ini membuat anak menjadi malas dan cenderung tidak
percaya diri dalam melakukan aktivitas. Dari penelitian ini didapatkan anak dengan obesitas
derajat berat akan lebih sering tidak masuk sekolah dibandingkan dengan anak yang tidak
obesitas. Hal ini jika terus menerus berlanjut akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.(36)
B. Faktor Eksternal
1. Keluarga
Awal mula anak menerima ilmu pengetahuan adalah dari orang tua. Bahkan setelah
mereka bersekolah pun keluarga merupakan faktor penting dalam perkembanagn
prestasi anak. Prestasi anak tidak jarang ditentukan dari bagaimana cara orang tua
mendidiknya anaknya, hubungan baik anatar keluarga, suasana rumah, dan ekonomi
keluarga.
2. Sekolah
Anak yang sudah memasuki umur sekolah akan dimasukkan oleh orang tuangnya
sekolah untuk menuntut ilmu. Sekolah merupakan tempat kedua setelah keluarga
bagi anak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Prestasi anak akan ditentuka
dari metode mengajar guru, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajar, waktu sekolah, stanndar belajar
diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tuagas rumah.
3. Lingkungan

11
Lingkungan masyarakat merupakan faktor penting lain dalam menetukan prestasi
anak. Dengan perkembangan media masa membuat anaka dengan mudah mencari
informasi yang dibutuhkannya, selain itu, teman bermain dan kegiatan murid adalam
masyarakat juga mempengaruhi bagaimana prestai belajarnya.(35,37)

2.2.3 Penilaian Prestasi


Dalam menentukan prestasi belajar seseoarang, maka dibutuhkan evaluasi agar
didapakan hasilyang akurat. Evaluasi adalah sebuah penilaian terhadap tingkat keberhasilah
seseorang dalam mencapai suatu target yang telah ditentukan oleh sebuah program.(38)
Evaluasi belajar memang tidak bisa dipisahkan dengan proses belajar dan
pelaksanaanya harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Evaluasi belajar bertujuan
mengetahui perkembangan peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar serta
memperhatikan metode mengajar apakah dapat diterapkan padapeserta didik. Evaluasi juga
dapat merangsang peserta didik dalam proses belajar agar mendapatkan hasil terbaik dan
mendapatkan prestasi. Sehingga dengan adanya evaluasi, suatu lembaga pendidikan mampu
mengetahui faktr yang memeprngaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan sistem pendidikan
dalam mendidik peserta didik.(39)
Evalusi belajar didalam dunia pendidikan meliputi faktor kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dinilai menggunakan instrumen tes yang relevan.(34)
Prestasi kogniti anak dapat dinilaidengan melakuakan beberapa penilaian, diantaranya:
1. Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mngenali dan mengingat
kembali informasi yang telah didapatkan dari pengalaman sebelumnya
2. Pemahaman (comprehension) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu
informasi yang sudah diketahui dari berbagai aspek.
3. Penerapan (application) yaitu dapat menerapkan apa yang telah diketahionya terhadap
permasalahan yang dihadapinya.
4. Analisa (analysis) yaitu dapat merinci permasalahan yang dihadapinya dan mampu
menghadapi hubungan antar bagian permasalahan tersebut.
5. Sintesis (synthesis) yaitu mampu menyatakan setiap permasalahan dan mencari solusi
secara terpola.
Aspek koginitif yang dinilai adalah bagaimana seseorang mampu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dengan mempertimbangkan semua kemunginan terhadap situasi
dan didukung dengan ide-ide kreatif saat seseorang dihadapkan oleh pilihan.(40)

12
Prestasi afektif dapat dinilai dari siakap nilai seseoarang yang menandai ia telah
memiliki penguasaan kognitip tingkat tinggi.
Prestai psikomototorik dapat dinilai dengan melihat bagaiman keterampilan seseoarang
dalam menghadapi suatu permasalahan dan menyelesaikannya. Cara yang dipandang tepat
untuk mengevaluuasi psikomotorik anak dengan observasi seperti tes mengenai peristiwa,
tingkah laku atau fenomena lain dengan pengamatan langsung.(40)
Menurut sullistyorini, penialaian prestasi belajar dapat dilakuakan dengan berbagai
cara. Cara yang baik dalam menggunakan berbagai macam cara yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Cara penilaian tersebut adalah :
1. Penilaian lisan
Ini tujuannya adalah memperkenalkan pada belajar, dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan kepadanya secara lisan, memperagakan pengatuan dan
pemahamannya, maupun kemampuan berpikir dan memecahkan masalah mengenai
subjek pelajaranya.
2. Penilaian secara tertulis
Tujuannya adalah siswa diperkenankan secara tertulis dengan kata-kata yang disusun
sendiri tanggapan secara relatif bebas dan luas akan situasu masalah, sehingga dapat
diperoleh informasi mengenai proses mental calon.
3. Penilaian secara objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Secara garis besar, ujian objektif dikelompokkan menjadi dua:
a. Pertanyaan pilihan ganda
Terdiri atas pertanyaan, baik berbentuk pertanyaan langsung, maupun kalimat yang
belum lengkap, dan sejumlah tanggapan. Salah satu tanggapan merupakan jawaban
paling tepat, sedangkan tanggapan lain menjadi distraktor.
b. Tes benar salah
Soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement0, statement tersebut ada yang
benar dan ada yang salah. Orang yang bertugas untuk menandai masing-masing
pernyataan itu dengan melingkari huruf “B” jika pernyataan itu benar menurut
pendapatnya dan melingkari huruf “S” jika pernyataan salah. (41,42)

2.3 Anak Sekolah Dasar


Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat,
mempunyai sifat individu serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli

13
menganggap masa ini sebagai masa tenang atau mas laten, dimana apa yang telah terjadi dan
dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan terus berlanjut untuk masa-masa selanjutnya.(43)
Masa kanak-kanak pertengahan (umur 6-12 tahun) adalah masa dimana anak memasuki
tahap sekolah. Pada masa ini anak menjumpaik banyak situasi baru yang dapat membantu
dalam perkembanaagan fisik, mental, dan sosialnya, sehingga mampu menyempurnkan
kemampuan kognitif, motorik, dan sosial. Anak mulai sekolah dan bergaul dengan teman-
temannya. Dalam pergaulan tersebut anak cenderung akan menghadapi berbagai situasi. Untuk
mengatasi situasi yang sulit, anak akan menggunakan pengetahuan dan pengalammannya yang
akan diungkapkan melalui bahasa untuk menghadapinya. Perkembangan bahasa yang baik
menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami perkembangan fungsi kognitif yang baik.(44,45)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks yang tidak
bisa diukur dengan pastii karena bersifat kualitatif. Pertambahan ukuran itu meliputi
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.
Perkembanagn merupakan interaksi kemantangan susunan saraf dengan organ yang akan
dipengaruhinya.( 45,46)
Perkembangan awal anak (1-5 tahun) meliputi perkembangan fungsional seperti
kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Pada tahap perkembangan ini merupakan penetu
perkembangan ditahap selanjutnya, sehingga diperlukan perhatian yang lebih, agar tidak ada
apek yang tertinggal selama dalam proses perkembangan.(46,47)
Masa anak sekolah (umur 7-12 tahun) merupakan masa anak lebih aktif dalam
melaksanakan kegiatang seperti sekolah, les dan bermain dimana kegiatan tersebut mampu
membantu terjadinya perkembangan motorik, kognitif dan sosial pada anak.(44)
Orang tua merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembanagn anak.
Agar anak mengalami pertumbuhan dan perkembang yang baik, orang tua hendaknya
mengarahkan anak untuk menumbuhkan rasa precaya diri, sehingga anak menjadi, lebih
mandiri dalam melakuakan aktivitasnya. Hal ini dapat membantu dalam perkembangan
kognitif, motorik dan sosial anak tersebut. Perkembangan anak usia sekolah dasar merupakan
anak dengan kategori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis, baik mental dan fisik.
(45)

2.4 Hubungan Status Gizi dan Prestasi Belajar


Status gizi atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan
otak, kemampuan kerja, dan kessehatan secara umu pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi

14
kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebihj zat-zat gizi esensial. Status
gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh asupan gizi yang tinggi atau keluaran energy yang
rendah. Kelebihan energi ini selanjutnya di simpan dalam jaringan lemak. (18) Status gizi anak
dipengaruhi oleh banyak faktor. Tiga fakto utama yang mempengaruhi status gizi adalah aspek
konsumsi, kesehatan anak, dan pengasuhan psikososial. (22)

Guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkulaitas perlu diperhatikan beberapa
faktor berikut, yaitu faktor gizi, kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi dan jasa pelayanan
lainnya. Dari sekian banyak faktor tersebut, unsur gizi memegang peranan yang paliang
penting. Gizi yang tidak seimbang baik kekurangan maupun kelebihan gizi akan menurunkan
(14)
kualitas sumber day manusia. Konsumsi makanan yang tidak seimbang dan berlangsung
lama akan dapat menimbulkan permasalah gizi. Gizi baik memungkinkan permasalahan gizi.
Gizi baik mengungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kesehatan. (49)
Rendahnya status gizi anak akan membawa dampak negative pada peningkatan kulitas
sumber daya manusia. Belum seepenuhnya konklusif, namun diyakini bahwa kurang gizi
kronis berhubungan erat dengan pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah.
Anak-anak yang stunting (pendek) karena kurang gizi ternyata lebih banyak yang terlambat
masuk sekolah, lebih sering absen, dan tidak naik kelas. (50)

Masalah gizi lebih pada anak sekolah merupakan suatu hal yang dapat memperburuk
kualitas sumber daya manusia, mengingat status gizi lebih dalam bentuk gemuk dan obesitas.
Ketika mencapai dewasa, beresiko lebih besar terhadap penyakit, seperti hipertensi, jantung,
diabetes, dan kanker, yang selanjutnya dapat berdampak pada semakin meningkatnya angka
kematian akibat penyakit-penyakit tersebut. Disamping itu, gizi lebih pada anak juga dapat
(14)
menimbulkan permasalahan psikologis anak, seperti keterbasan dalam pergaulan. Gizi
dapat mencerdaskan anak. Anak yang mengalami ketidakseimbangan gizi mudah mengantuk
dan gairahnya berkurang, yang akan dapat mengganggu proses belajar disekolah dan prestasi
belajar yang menurun, daya pikir anak juga akan berkurang dikarenakan pertumbuhan otaknya
yang tidak optimal. Anak usia sekolah sangat membutuhkan kecukupan status gizi yang
seimbang untuk menunjang tumbuh kembangnya. (51)

Gizi yang baik dikombinasikan dengan kebiasaan makan yang sehat. Pengaturan
makanan yang seimbang akan menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi untuk energi,
pertumbuhan anak, melindungi anak dari penyakit infeksi, serta akan membantu
(18)
perkembanganmental dan kemampuan belajarnya. Upaya ini dilakukan untuk

15
mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas danberkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian. (18)

2.5 Kerangka Teori

Status Ggizi
(20,21,25,27)

Motivasi(15,34) Keluarga(37)

Ingatan(15,35) Prestasi Belajar Sekolah(37)


(32,34,41)

Asupan Gizi(34) Lingkungan(37)

Ket: Variabel yang diteliti


Variabel yang tidak diteliti

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional analistik yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengamati suatu keadaan secara objektif serta mencari hubungan yang
signitifkan antara variable dependen dan independen.penelitian ini menggunakan desain cross

16
sectional yaitu pengumpulan data variabel dependen dan independen dilakukan pada saat
waktu yang sama (point time appoach). (52)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di sekolah dasar Abulyatama Aceh Besar dan akan
dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2018. Jadwal penelitian dapat di lihat dilampiran 1.

3.3 Populasi dan sampai Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti.(52) Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas 4 sampai 6 yang bersekolah di sekolah
dasar Abulyatama Aceh Besar yang berjumlah 44 siswa.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 4 sampai 6 yang
bersekolah di sekolah dasar Abulyatama Aceh Besar.Teknik pengambilan sampel yang di
gunakan adalah non probability sampling dengan metode total sampling yaitu semua subjek
(52)
yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian. Sampel yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi:
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
(52)
populasi yang dijadikan sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah:
a. Responden aktif mengikuti kegiatan belajar dan berada di kelas 4sampai 6.
b. Responden bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.
2. Kriteria ekslusi
a. Responden tidak kooperatif.
b. Responden yang sakit.

3.4 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan gambaran dan arahan asumsi mengenai variabel dalam
bentuk digram yang menunjukan jenis serta hubungan antar variabel yang akan diteliti.Dalam
terminology dikenal beberapa macam variabel penelitian.Secara garis besar sebenarnya hanya
ada dua macam yaitu variabel dependen dan variabel indenpenden dalam penelitian ini. (53)

17
Variabel independen Variabel Dependen
Status gizi Prestasi belajar

Gambar 3.1 Kerangka konsep

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasinal


Tabel 3.1 Variabel penelitian dan definisi Operasional

Skala
No Variabel Defisi Oprasional Alat ukur Hasil ukur
ukur
1. Status Status gizi adalah hasil dari 1. Timbangan Klasifikasi status gizi Ordinal
gizi konsumsi, penyerapan injak. anak usia 5-19 tahun
(Absorbsi), dan penggunaan 2. Stadiometer menurut IMT/U :
(Utilization) zat gizi 3. Grafik 1. Sangat kurus
makanan yang mampu WHO/NCH  < -3 SD
mempengaruhi keadaan S 2. Kurus
fisiolagi dan patologis 2007(IMT/  -SD sampai
(16)
seseorang. Status gizi U) dengan <-2 SD
merupakan keadaan tubuh 3. Normal
seseorang yang dipengaruhi  -2 SD sampai
oleh konsumsi makanan dan dengan 1 SD
pengunaan zat-zat gizi.(17) 4. Gemuk
 1 SD sampai
dengan 2 SD
5. Obesitas
 2 SD (28,29)

2. Prestasi Prestasi belajar adalah hasil Nilai rapor Klarifikasi nilai rapor: Ordinal
belajar perubahan yang dimiliki 1. Istimewa
siswa setelah mengikuti  A+ (90)
proses belajar mengajar. 2. Baik sekali
Perubahan yg dimaksud
 (87-89)
adalah perubahan kea rah yg
3. Baik
lebih baik. (33)
 B+ (84-86)
4. Cukup
 B- (81-83)
5. Cukup sekali
 C+ (78-80)
6. Kurang
 C- (75-77)
7. Kurang sekali
 D (60-74)

3.6 Alat/ Instrumen Penelitian

18
Alat/Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Timbangan injak dengan kapasitas ukur maksimal 200 kg dan skala dan skala 0.1 kg
sebagai alat yang digunakan untuk mendapat data berat badan responden.
2. Stdiometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan responden,
kapasitas ukur 2 meter, dan skala ukur 0,1 cm.
3. Grafik WHO/NCHS 2007 (IMT/U)
4. Rapor siswa–siswi digunakan untuk mengukur prestasi belajar.
5. Absensi kelas sebagai identitas siswa.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari individu dari individu
oleh peneliti.Data primer dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran tinggi
badan serta penimbangan berat badan untuk menilai status gizi siswa siswi dan di bantu
dengan menggunakan grafik WHO/NCHS (IMT/U).
2. Data Skunder
Data skunder adalah data yang di peroleh dari suatu sumber dan biasanya data
itu sudah di komplikasi lebih dahulu oleh instasi.(55)Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari data nilai ujian semester siswa di sekolah dasar Abulyatama Aceh Besar
2018.

3.8 Metode Pengukuran


3.8.1 Status Gizi
1. Pengukuran Berat Badan
a. Timbangan diletakkan pada tempat yang datar dan keras.
b. Memastikan jarum timbangan berada di angka ”0”.
c. Menyuruh anak untuk naik ke atas timbangan tanpa memakai sepatu atau yang
memberatkan anak saat di timbang.
d. Membaca skala yang ditunjukan jarum timbangan.
2. Pengukuran Tinggi Badan
a. Upaya meletakkan stadiometer di tempat yang tergerak lurus.
b. Meletakan stadiometer di lantai dan menarik pita ke atas dinding sampai angka
“0” muncul persis pada penunjuk angka stadiometer.
c. Memasang ujung stadiometer pada dinding dengan menggunakan paku.

19
d. Anak yang diukur berdiri tegak lurus dan rapat ke dinding tepat di bawah
stadiometer (kepala bagian belakang, bahu bagian belakang, pantat, dan tumit
rapat ke dinding serta pandangan kedepan).
e. Mengeser stadiometer sampai menyentuh tapak di atas kepala.
f. Lalu membaca petunjuk stadiometer dengan pembacaan dilakukan dari arah
depan tegak lurus terhadap stadiometer
3. Status gizi didapat dari hasil indeks Massa tubuh per Umur (IMT/U). IMT dapat diukur
dengan menggunakan perhitungan BB/TB (kuadrat).
4. Hasil IMT/U diinterpretansikan berdasarkan grafik standar WHO/NCHS 2007
(IMT/U).
5. Hasil pengukuran diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sangat Kurus : ≤ 3 SD
b. Kurus : - 3 SD sampai dengan ≥ 2 SD
c. Normal : - 2 SD sampai dengan 1 SD
d. Gemuk : > 1 SD sampai dengan 2 SD
e. Obesitas : > 2 SD

3.8.2 Prestrasi Belajar


Penilaian prestansi belajar dilakukan dengan data hasil nilai ujian catur wulan siswa
(2nd Quater). Langkah langkah penilaian presentasi belajar:
1. Setelah mengetaui status gizi siswa,penelitian melihat hasil ujian semester siswa.
2. Melakukan penilaian semua dengan kurikulum yang diteraqpkan sekolah (pearson
Education dan kurikulum 2013) dengan klasifikasi nilai rapor sebagai berikut:
a. Istimewa (A+) : 90
b. Baik sekali (A-) : 87-89
c. Baik (B+) : 84-86
d. Cukup (B-) : 81-83
e. Cukup sekali (C+) : 78-80
f. Kurang (C-) :75-77
g. Kurang sekali (D) :60-70

3.9 Prosedur Penelitian

20
Mendapatkan izin melakukan penelitian di SD Abulyatama Aceh Besar Mendapatkan data
siswa-siswi dengan melihat absensi data sekola (kelas 4 sampai 6).

Memilih siswa-siswi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk dijadikan sampel
penelitian.

Meminta persetujuan siswa-siswi untuk menjadi responden penelitian dengan


mendatangkan surat persetujuan untuk menjadi responden.

Melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan mendapatkan nilai ujian semester
siswa-siswi.

Mengumpulkan data dari hasil pengukuran dan penelitian.

Mengolah data dan menganalisis data.

Menyajikan data dari hasil analisa serta membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

3.10 Pengolahan Data Dan Analisis Data Penelitian


3.10.1 Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut:

1. Editing: dilakukan editing data untuk memastikan bahwa data yang di peroleh terisi
semua,konsisten dan dapat dibaca dengan baik.
2. Coding: memberikan kode pada setiap data yang ada keperluan analisis stastistik
dengan komputer

21
3. Data Entry: jawaban dari masing- masing responden yang ada dalam bentuk
“kode” (angka dan huruf) dimasukan kedalam program atau “software” komputer.
4. Cleaning: untuk memastikan bahwa data yang telah dimasukan dalam program
untuk di analisis,tidak ada yang salah atau hilang. Setalah data sudah benar, lalu
dianalisis untuk mendapatkan informasi dari data yang didapat.
3.10.2 Analisi Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan frekuensi masing-masing
variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen. Pada umumnya
dalam analisi ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase setiap variable.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan penilaian dicatat dan dikumpulkan,
kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.(52)
2. Analisis Bivariat
Setelah analisi data univariat, hasilnya akan diketahui karakteristik dan distribusi
setiap variable dan dapat dilanjutkan dengan analisi brivariat. Analisis bivariat
digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi anatara variable dependen dan
independen.(53) Analisis dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan pengujian
statistik yaitu uji correlation spearman.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alleg JP. Poor dietary habits influenced. Columbia: Departmen of Health and Behavior
Studies; 2008.

22
2. Rosso JMD, Arlianti R. Investasi untuk kesehatan dan gizi sekolah di Indonesia. 2009.
[Cited 2015 May 02]. Available from:
http://datatopics.worldbank.org/hnp/files/edstats/IDNwp09a.pdf
3. Sari A. Strategi dan inovasi pencapaian MDGs di Indonesia. 2015 [Cited 2015 May 02].
Available from: http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fisip201236.pdf
4. Septrianty, V., Theknyan, S.M., dan Thaha, A.M. Status Gizi Anak Kelas III sekolah
Dasar Negeri 1 Sungaililin. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan,Volume 2, No. 1. Januari
2012.130
5. Hadi H. Beban ganda masalah gizi dan implikasinya terhadap kebijakan pembangunan
kesehatan nasional. 2005 [Cited 2015 May 02]. Available from:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/08/Beban-ganda-masalah_gizi.pdf
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan nasional riset kesehatan dasar 2013.
2013 [Cited 09 Aug 2015]. Available from:
http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Riskesdas2013%20-%20Diseminasi%20-
%20Status%20Gizi.pdf
7. Hartini K, Soetjiningsih, Nurani N. Korelasi derajat obesitas dengan prestasi belajar
siswa sekolah dasar. Sari Pediatri. 2014; 16: 1-2.
8. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyakat FKUI. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia. 2011
9. A unurrahman. Belajar dan pembelajaran. Bandung: alfabeta. 2014. 48
10. Istarani dan pulungan. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: bumi aksara. 2015.36
11. Sunarto, Pengertian Prestasi belajar. 2012. Availabe from:
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/. Access date 3
februari 2017
12. Anzarkusuma, I.S., Mulyani, E.Y., Jus’at dan Angkasa, D. Status Gizi Berdasarkan pola
Makan Anak Sekolah dasar di Kecamatan Rajeg Tangerang. Indonesian Journal of
Human Nutrition, vol. 1, No.2.2014.135-148
13. Ihsan, M,. Hiswani, dan Jemadi. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Anak Balita. Singkil: FKM USU. 2012.1-10
14. Suharsa, A. dan Sahnaz. Status Gizi Lebih dan Faktor-Faktor Lain yang Berhubungan
pada Siswa sekolah Dasar Islam Tirtayasa Kelas IV dan V di Kota Serang Tahun 2014.
Jurnal Lingkar Widyaiswara, Edisi 3, No. 1. Januari-Maret 2016.54.
15. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta: EGC. 2012.171-
172.

23
16. Areoli, A., Garaci, F., Cafarelli, F.P., dan Guglielmi, G. Body Compotition in Clinical
Practice. European Journal of Radiology. 2016.
17. Amalia, E.L., Dachlan, H.S., dan Santoso, B.A.G. Integrasi Sistem Pakar dan
Algoritma Genetika untuk Mengidentifikasi Status Gizi Pada Balita. 2014:8(1).1-6.
18. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 2006.
19. Indonesia, L.N. Kejadian Wasting Pada Anak Umur 6-59 Bulan di Indonesia Tahun
2010.2013:23(3)
20. Amirudin, M.M. dan Nurhayati,F. Hubungan Antara Pendapatan Orang tua dengan
Status Gizi pada Siswa SD II Tenggong Rejotangan Tulungagung Jurnal Mahasiswa
Teknologi Pendidikan. 2014:02.
21. Mulyana, D.W. pengaruh Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Pendapatan,dan di
Kecamatan Tandes Kota Surabaya. Jurnal UNESA. 2014.
22. Martianto D., Riyadi H., Hastuti D., Alfiasari, Briawan D. Penelitian Situasi Pangan dan
Gizi di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. Departemen Gizi dan Masyrakat Institut
Pertanian Bogor. 2016.
23. Jahari, A.B.dkk. Masalah KKP. Gizi Indonesia. 2007.1;54
24. Yudesta, I. dan Prayitno, N. Perbedaan Status Gizi Anak SD Kelas IV dan V di SD
Unggulan (06 Pagi Makassar) dan SD Non Unggulan (09 Pagi Pinang Rianti) Kecamatan
Maksar Jakarta Timur Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan,5(1).2013.3.
25. Ali, A.R. Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Depkes RI. 2013.
26. Arisma, M.B. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan, Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2010.205.
27. Supariasa, I.D.N.Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 2012.
28. Onis, M.D. et al. Development of a WHO growth reference forschool-aged children and
adolescents. Bulletin of the World Health Organization. 2007.85;660-667.
29. World Health Organization (WHO). Growth Reference 5-19 Years. 2007. Available
from: http://www.who.int/entity/growthref/publications/en/. Access date 1 Oktober
2016.
30. Sukmadinata, S.N. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakanya. 2009.
31. Syah, M. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2008.91;139.
32. Santoso, A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Siswa: Tinjauan Berdasarkan
Laporan TIMSS 2007. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. 2010.11.

24
33. Tohirin. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2007.
34. Bau, Q.D.G. dan Djemari, M. Fakto-Faktor yang Menentukan Prestasi Belajar Siswa
Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman. Jurnal Evaluasi Pendidikan,
Vol.1,No.2.2013.171-172.
35. Guyton, A.C. buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC. 2012.760-762
36. Hartini, K., Soetjiningsih, dan Neti, N. Korelasi Derajat Obesitas Dengan Prestasi Siswa
Sekolah Dasar. Sari Pediatri. 2014.45.
37. Picauly, L. dan Sarci, M.T. Analisa Determinan dan Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi
Belajar Anak Sekolah di Kupang dan Sumba Timur, NTT. Jurnal Gizi dan Pangan.
2013.60-61.
38. Syah, M. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012.
39. Hasanah, U., Triastono, I.P., dan Betty, L. Analisis Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Biologi Kelas X Semester Genap 2013/2014 di SMAN Kota Blitar. Universitas Negeri
Malang. 2014.1.
40. Sudiyono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005.
41. Sulistyorini. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Teras. 2009.144.
42. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI. Jakarta: PT.
Rhineka Cipta. 2013.36.
43. Gunarsa, S.D. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia. 2006
44. Santrock, J. Life-Span: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. 2012.
45. Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung Remaja Rosdakarya. 2013.
46. Chamidah, A.N. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jurnal
Pendidikan Khusu, Vol.5, No.2. 2009.84.
47. Ustad, M.J. Teori Perkembangan Kognitif Dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal
Edukasi, Vol. 7, No.2. 2012.45;54-58.
48. Sumatri dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen Depdikbud. 2005.
49. Robert, D. dan Djendra, I.M. Suplementasi Yodida Pada Telur Ayam Terhadap Asupan
Protein dan Zat Gizi lodium serta Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Don Bosco
Kota Belitung. 2014.
50. Khomsan, A. Etiologi Masalah Gizi Pangan dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. 2012.
51. Godean, D.I.K. Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Anak. 2010.
52. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.

25
53. Praktinya, A.W. Dasar-Dasar Metedologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. 2010.

26

Anda mungkin juga menyukai