Anda di halaman 1dari 54

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa


RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat

Ruangan Rawat : Cucakrowo Tanggal Pengkajian :25 Maret 2019 Jam


10.00 WIB
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. K (Laki-laki)
Tanggal Dirawat : 5 Maret 2019
Umur : 45 Tahun
No. RM : 0902xxx
Informan : Pasien dan Perawat
II. ALASAN MASUK
a. Data Primer
Pasien mengatakan dibawa ke RSJ Lawang karena marah secara
berlebihan kepada pegawai dinsos dan ngomong tidak karuan.
b. Data Sekunder
Perawat mengatakan pegawai dinsos kesal karena pasien tidak bisa
tidur, menolak program aktivitas dinsos dan tidak mau meminum obat.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan merasa melarat tidak punya uang dan tidak
digaji.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)
Pasien mengatakan tidak digaji dan merasa bekerja sebagai dokter.
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
o Ya
o Tidak
Jika Ya, Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan:
Pasien mengatakan dahulu pernah masuk RSJ Menur Surabaya
sebanyak 4 kali. Pasien sekolah hanya tamatan SD karena orang
tuanya tidak mampu menyekolahkan sehingga pasien tidak mempu
menjadi seperti apa yang dicita-citakannya. Ketika sudah menikah dan
mempunyai anak kemudian mengalami gangguan jiwa pada akhirnya
ditinggal istrinya. Pada tanggal 5 Maret 2019 pasien dibawa ke RSJ
Lawang oleh Petugas Dinsos Surabaya.
2. Faktor penyebab/pendukung :
a. Riwayat trauma
No Riwayat Usia Pelaku Korban Saksi
1 Aniaya Seksual 45 tahun pasien Teman- Petugas
teman Dinsos
klien
2 Aniaya Seksual - - - -
3 Penolakan - - - -
4 Kekerasan Dalam - - - -
Keluarga
5 Tindakan kriminal - - - -
Jelaskan:
Pasien mengatakan mengajak berkelahi temanya karena teman-
temannya karena tidak sependapat dengan dirinya.

Diagnosa Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan


b. Pernah melakukan upaya/percobaan/bunuh diri
Klien mengatakan tidak pernah melakukan upaya percobaan bunuh
diri

Diagnosa Keperawatan:
c. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa
kegagalan, kematian, perpisahan)
Jika ada jelaskan:
Klien bercerai dengan istrinya karena takut pada dirinya karena
menderita sakit jiwa.

Diagnosa Keperawatan:
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)
o Ya
o Tidak
Jika ya jelaskan:
Pasien mengatakan dahulu ia bekerja tidak digaji kemudian pulang
kerja mengalami kecelakaan dan kakinya patah sehingga dioperasi
dan sekarang kakinya pendek sebelah kiri.

Diagnosa Keperawatan:
e. Riwayat penggunaan NAPZA
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
atau minum-minuman keras

Diagnosa Keperawatan:
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya
Jelaskan:
Pasien mengatakan karena setelah dirinya kecelakaan dibawa ke
RSUD Dr. Soetomo untuk dioperasi karena patah tulang.

Diagnosa Keperawatan:
4. Riwayat penyakit keluaraga
Anggota keluarga yang gangguan jiwa?
o Ada
o Tidak
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
gangguan jiwa seperti dirinya
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram
2.

Keterangan :

: Perempuan : Tinggal sendiri


: Laki-laki

: Pasien

: Meninggal

Diagnosa Keperawatan:
Jelaskan:
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayah pasien
sudah meninggal. Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang
anak perempuan. Namun ketika pasien mengalami gangguan jiwa
maka klien bercerai dengan istrinya dan pasien sempat tinggal di
Dinas Sosial Keputih Surabaya. Kini pasien berada di RSJ Lawang.
3. Konsep Diri
a. Citra tubuh:
Pasien mengatakan kakinya bentuknya jelek karena pendek
sebelah kiri yang pernah dioperasi karena patah dan pasien tidak
menginginkan kakinya seperti sekarang ini.
b. Identitas
Pasien mengatakan dirinya sebagai dokter yang bekerja di
rumah sakit.
c. Peran
Pasien mengatakan dirinya sebagai ayah dari kedua anaknya.
d. Ideal diri
Pasien berharap dirinya mendapatkan uang sebanyak-
banyaknya untuk di kasihkan pada istri dan anak-anaknya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya harapan keluarganya dan
merasa sebagai kepala rumah tangga.
Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri
rendah
4. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Klien mengatakan orang yang paling dekat di rumah dulu adalah
istri, anak dan adiknya yang tinggal serumah.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat dan hubungan
sosial
Semenjak di dinsos pasien tidak mau beraktivitas
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan selama di RSJ mengaku tidak ada hambatan
dalam berinteraksi dengan teman-temannya dan selama di RSJ
pasien berkumpul dengan teman-temanya.
5. Spiritual
a. Agama
Pasien mengatakan beragama Kristen dan Islam, terkadang pergi ke
gereja dan terkadang ikut shalat jum’at ke masjid.

Diagnosa Keperawatan: Distress Spiritual


b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan ketika hari minggu ikut ke gereja dan shalat di
mushalla didekat rumah selama di rumah. Ketika di dinsos dan di
rumah sakit klien mengaku hanya berdo’a sebelum makan.

Diagnosa Keperawatan: Distress Spiritual

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Baik, pasien sedikit kesulitan dalam berjalan karena
kakinya pernah patah dioperasi dan sekarang pendek sebelah kiri.
2. Kesadaran (Kuantitas) : Compos Mentis, GCS 4,5,6
3. Tanda Vital :
TD : 120/80mmHg N : 88x/menit S: 36 oC RR : 20x/menit
4. Ukur :
TB : 154 cm, BB : 54kg
5. Keluhan Fisik :
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak ada yang dikeluhkan dengan fisiknya.

Diagnosa Keperawatan:

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan (Penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan)
Penampilan cukup rapi, menggunakan baju yang sesuai, tidak terbalik,
rambut potong rambut potong pendek, tidak ada ketombe, gigi kuning
dan ada yang ompong di kiri kanan, kuku pendek dan bersih.
Diagnosa Keperawatan:

2. Pembicaaran (Frekuensi, volume, Jumlah, Karakter) :


Nada bicara sedang (tidak keras, tidak pelan), mengulang-ulang
pembicaraan tentang dirinya mengaku sebagai dokter di RSJ Lawang,
bila ditanya tentang pendidikannya dan kemampuannya pasien
tersinggung.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Aktivitas Motorik/ Psikomotor
Keterlambatan :
o Hipokinesia, hipoaktivitas
o Katalepsi
o Sub stupor katatonik
o Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Pasien terlihat sehat dan mengikuti aktifitas yang ada diruangan
namun terkadang tidak ada komunikasi dengan teman-temannya.

Diagnosa Keperawatan:
Peningkatan :
o Hiperkinesia, hiperaktivitas
o Stereotipi
o Gaduh Gelisah Katatonik
o Mannarism
o Kataplepsi
o Tik
o Ekhopraxia
o Command automatism
o Grimace
o Otomatisme
o Negativism
o Raksikonversi
o Tremor
o Verbigerasi
o Berjalan kaku/rigid
o Komplusif: Sebutkan…
Jelaskan:
Pasien terkadang menyendiri dari teman-temannya dan tidak
berkomunikasi karena menganggap dirinya tidak sama dengan
lainnya.
4. Mood dan Afek
a. Mood
o Depresi
o Ketakutan
o Euphoria
o Khawatir
o Anhedonia
o Kesepian
Jelaskan:
Jika klien ditanya tentang pendidikannya, kemampuannya dan
pekerjaan nya dimasa lalu klien tersinggung dan mengalihkan
pembicaraan.
b. Afek
o Sesuai
o Tumpul/dangkal/datar
o Tidak sesuai
o Labil
Jelaskan:
Klien sedang asik dengan dirinya sendiri ketika berinteraksi dengan
teman-temannya.

Diagnosa Keperawatan:
5. Interaksi Selama Wawancara
o Bermusuhan
o Tidak kooperatif
o Mudah tersinggung
o Kontak mata kurang
o Defensife
o Curiga
Jelaskan :
Kontak mata klien kurang, ketika berinteraksi klien memandang selain
lawan bicara tetapi semua pertanyaan yang diajukan dijawab.
Diagnosa Keperawatan:

6. Presepsi Sensorik
a. Halusinasi
o Pendengaran
o Penglihatan
o Perabaan
o Pengecapan
o Penciuman
Jelaskan:
Pasien mengatakan.
Klien tidak ada halusinasi
Diagnosa Keperawatan:

b. Ilusi
o Ada
o Tidak ada
Jelaskan :

Diagnosa Keperawatan:
.
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir :
o Koheren o Inkoheren
o Sirkumtansial o Asisiasilonggar
o Tangensial o Flinght if Idea
o Blocking o Perservasi
o Longirhoe o Neologisme
o Clang association o Main kata-kata
o Afasia o Lainya..

Komunikasi klien ketika interaksi berlangsung tidak terfokus


dengan satu pembicaraan melainkan mengalihkan pembicaraan
terutama ketika klien merasa tersinggung.
8. Isi Pikir
Obsesif Fobia,sebutkan…………..
Ekstasi Waham:
Fantasi o Agama
Alienasi o Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri o Kebesaran
Preokupasi o Kejar / curiga
Pikiran isolasisosial o Nihilistik
Ide yang terkait o Dosa
Pikiran Rendah diri o Sisip pikir
Pesimisme o Siar piker
Pikiran magis o Kontrol pikir
Pikiran curiga Lain lain :

Jelaskan:

Klien menganggap dirinya sebagai dokter di RSJ bukan sebagai pasien


jiwa yang dirawat.

9. Bentuk pikir :
o Realistik
o Non-realistik
o Dereistik
o Otistik
Jelaskan:
Pasien mengatakan dirinya disini bekerja sebagai dokter dan klien
merasa bukan pasien yang sakit jiwa di RSJ.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Waham
Kebesaran
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Pasien memahami dimana dirinya berada sekarang namun tidak
memahami waktu dan pemahaman terhadap orang disekitar mengenali
dengan baik.
Meninggi
Menurun:
o Kesadaran berubah
o Hipnosa
o Confusion
o Sedasi
o Stupor
Jelaskan:
Pasien mengatakan dirinya kadang-kadang behwa kebingunan karena
dirinya adalah gabungan agama islam dan Kristen dan pasien tidak bisa
membuat relasi dan limitasi dalam membuat interaksi dengan orang lain.
Diagnosa Keperawatan :
9. Memori
o Gangguan daya ingat jangkapanjang (> 1 Bulan)
o Gangguan daya ingat jangla menengah (24-< 1 bulan)
o Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu detik sampai 15 menit.
Jelaskan:
Pasien mengatakan kejadian-kejadian dimasa lalunya namun tidak ingat
kapan waktunya.
Diagnosa Keperawatan: Ganggauan Proses Pikir: Kesadaran Berubah
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
a. Konsentrasi
o Mudah beralih
o Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan:
Klien dalam berkomunikasi mudah mengalihkan pembicaraan yang lain.
b. Berhitung
Jelaskan:
Pasien mampu berhitung dengan baik.

Diagnosa Keperawatan:

11. Kemampuan Penilaian


o Gangguan ringan
o Gangguan berkmakna
Jelaskan :
Pasien merasa dirinya disini ia bekerja sebagi dokter terapi tidak digaji.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir: Waham
12. Daya Tilik Diri
o Mengingakari penyakit yang dideritanya
o Menyalahkan hal-hal diluar dirinya.
Jelaskan:
Pasien meyakini bahwa dirinya disini bekerja sebagai dokter dan bekerja
bukan sebagai orang yang sakit jiwa.

Diagnosa Keperawatan:

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
perawatan kesehatan,
transportasi,
tempat tinggal.
Keuangan dan kebutuhan lainnya.
Jelaskan:
2. Kegiatan Hidup Sehari hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan : Klien mampu mandi sendiri tanpa bantuan, mandi
kadang dengan memakai sabun lalu dibilas dengan air dan
menyikat gigi serta menggunakan pasta gigi, keramas
menggunakan sabun.
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Jelaskan : Klien mampu memakai pakaian secara mandiri
3) Makan
Jelaskan : Klien mampu makan sendiri tanpa bantuan dan
makan 3 kali sehari dengan menu diet yang disediakan dari
rumah sakit. Makan diruang makan bersama-sama dengan
temannya, makan memakai sendok tapi kadang kala klien tidak
mau makan.
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan : Klien mampu BAB dan BAk secara mandiri
menggunakan kamar mandi dan WC dengan baik.
Diagnosa Keperawatan: -

b. Nutrisi
 Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari
Makan 3 kali sehari, kudapan 1 kali sehari.
 Bagaimana nafsu makannya
Nafsu makan klien baik, meskipun kadang kala klien tidak mau
makan siang tetapi hanya memakan buahnya saja
 Bagaimana berat badannya
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan:
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 13.00 s/d 15.00
Tidur malam, lama : 21:00 s/d 04:30
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : ,
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah tidur siang dan bila
tidur malam biasanya jam 21:00 dan bangun jam 04:30. Pada
saat akan tidur malam tidak ada kegiatan yang dilakukan,
kadang-kadang tidurnya tidak nyenyak karena mendengar
suara yang mengancam dirinya.
5) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan:
3. Kemampuan lain lain
o Mengantisipasi kebutuhan hidup
Pasien mengatakan dulunya ketika dirumah bekerja sebagai tukang
becak.
o Membuat keputusan berdasarkan keinginannya
Pasien mengatakan ketika dirumah sakit mematuhi perintah
perawat.
o Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan
kesehatannya sendiri.
o Pasien hanya mematuhi perintah perawat ketika disuruh minum
obat.
Diagnosa Keperawatan:

4. Sistem Pendukung Ya Tidak


Keluarga 
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Ketika ditanya pasien mengaku kangen dengan keluarganya dirumah.
Diagnosa keperawatan :
IX. MEKANISME KOPING
Jelaskan :
Ketika ada suatu hal yang dihadapi pasien membicarakan pada keluarganya
ketika di rumah.
Diagnosa Keperawatan:
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Jelaskan :
Ketika di rumah pasien bersama keluarga
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien mengatakan orang-orang dilingkungannya tidak menghiraukan
dirinya.
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien mengatakan sekolah hanya sampai SD saja karena sering tidak
masuk sekolah ddan malas berangkat sekolah.
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien mengatakan pernah bekerja sebagai tukang becak dan pernah
bekerja tidak di bayar.
Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Jelaskan :
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Jelaskan : klien merasa melerat karena gagal menjadi apa yang
diinginkannya dan sekarang tidak bekerja
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Jelaskan :
Masalah lainnya, spesifiknya
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan:
XI. ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit / gangguan
jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah
(presipitasi), obat- obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan
tambahan pengetahuan yang berkaitan
dengan spesifiknya masalah tsb
Penyakit/gangguan jiwa Penatalaksanaan
Sistem pendukung Lain-lain, jelaskan
Faktor presipitasi
Jelaskan : klien mengetahui jika dirinya mengalami gangguan jiwa
Diagnosa Keperawatan : -
XII. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : F.20.0 (Skizofrenia Paranoid)
2. Diagnosis Multi Axis
Axis I :
Axis II :
Axis III :
Axis IV :
Axis V :
3. Terapi Medis
a. Tab. Haloperidol 5 mg 1 - 0 – 1
b. Tab. Cpz 2 mg 0 - 0 - 1
XIII. ANALISA DATA
No Data Diagnosa Keperawatan
1 Ds : Gangguan proses pikir:
 Pasien mengatakan bahwa dirinya Waham Kebesaran
bekerja sebagai dokter di RSJ

Do :
 Pasien bicara jalas dan lantang
 Kontak mata tatapan tajam
 Pasien berkata sama dan diulang-
ulang
2 Ds : Pasien mengatakan dirinya khawatir Khawatir
anak dan intrinya dibunuh orang lain.

Do :
 Tatapan matanya tajam
 Pasien meninggalkan pembicaran

3 Ds : pasien mengatakan pernah dianinya Resiko Perilaku Kekerasan


temannya karena memarahi temanya
Do :
 Pandangan pasien tajam
 Tampak tidak suka saat berbicara satu
hal
4 Ds : Pasien mengatakan bahwa dirinya Gangguan Konsep Diri:
gagal menjadi kepala rumah tangga dan Harga Diri Rendah
tidak bisa menjadi tenaga medis
Do : Pasien mengalihkan pembicaraan
5 Ds : Pasien mengatakan dirinya pernah Inefektif Regimenterapeutik
masuk RSJ Menur 4 kali dan tinggal di
dinsos sejak 2012
Do : Klien tampak mondar-mandir
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Proses Berpikir: Waham Kebesaran
2. Gangguan Proses Berpikir: Khawatir
3. Resiko Perilaku Kekerasan
4. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
5. Inefektif Regimenterapeutik

15
XV. POHON MASALAH

Effect
Resiko perilaku
kekerasan

Gangguan proses pikir: Waham Core Problem

Gangguan konsep diri :


Causa
harga diri rendah

Koping individu dan


keluarga inefektif Causa Lainnya

Berduka Disfungsional

XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Proses Berpikir: Waham Kebesar
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Resiko Perilaku Kekerasan

16
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

Nama Klien : Tn. K DX. Medis : F.20.0


RM. NO : 0902xxx Ruangan : Cucakrowo
N Perencanaan
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl Dx Keperawatan
D
x
Perubahan Proses TUM : Pasien secara Setelah 2x interaksi klien 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien
Pikir: Waham bertahap mampu menunjukkan tanda – tanda a. Beri salam terapeutik (panggil nama
Kebesaran berhubungan dengan percaya kepada perawat : klien)
realitas. a. Ekspresi wajah bersahabat. b. Sebutkan nama perawat
TUK : b. Menunjukkan rasa senang. c. Jelaskan tujuan interaksi
1. Pasien dapat c. Ada kontak mata. d. Ciptakan lingkukngan yang tenang
membina d. Mau berjabat tangan. e. Buat kontak yang jelas (topic, waktu
hubungan saling e. Mau menyebutkan nama. dan tempat)
percaya f. Mau menjawab salam. 1.2 Jangan membantah dan mendukung waham
g. Mau duduk berdampingan klien
dengan perawat. a. Katakana perawat menerima keyakinan
h. Bersedia mengungkapkan klien :”saya menerima keyakinan anda,
masalah yang dihadapi. disertai ekspektasi menerima”.
b. Katakan perawat tidak mendukung:
sukar bagi saya untuk mempercayainya
“ disertai ekspektasi ragu tapi empati.
c. Tidak membicarakan isi waham klien
1.3 Observasi apakah waham klien
mengganggu aktifitas sehari-hari dan
perawatan diri.

17
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 1 SP 1 TUK 1
Hari Selasa tanggal 26 Maret 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds : Klien mengatakan secara berulang-ulang dirinya disini ingin
digaji karena merasa bekerja sebagi dokter.
Do : Klien dengan tatapan kontak mata tajam.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak waktu, topic dan
tempat.
c. Bicarakan dengan pasien dalam konteks realitas.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Assalamu’alaikum Pak “K” selamat siang, perkenalkan saya
mahasiswa perawat, kalau boleh saya tahu ini dengan bapak siapa?
Dan senang dipanggil siapa? Rumah bapak dimana?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan Bapak hari ini? Apa yang sedang dipikirkan?
3. Kontrak
 Topik : Baiklah Pak “K” bagaimana kalau kita akan
berbincang-bincang mengenai apa yang sedang bapak pikirkan
sekarang? Apakah bapak bersedia?
 Waktu : Berapa lama Pak mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 20 menit ?

18
 Tempat : Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana
kalau dibangku belakang?
b. Fase Kerja
Apa yang sedang bapak pikirkan sekarang? Bisa disebutkan pak bapak
disini sebagai siapa? Dan untuk apa bapak berada disini?
Baiklah pak, coba bapak sebutkan hal apa saja yang bisa bapak
lakukan dengan mandiri tanpa bantuan orang lain? Dan apa saja
kebutuhan bapak yang tidak terpenuhi secara mandiri?
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (klien)
Bagaiman perasaan Pak “K” setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi obyetif (perawat)
Coba bapak buat jadwal harian sendiri ya Pak tentang kegiatan apa
saja yang bisa bapak lakukan dengan mandiri.
2. Rencana tindak lanjut
Kalau bapak tidak bisa melakukan kegiatan terntentu, bapak
silahkan bilang kepada saya dan saya akan membantu bapak
3. Kontrak yang akan datang
 Topic : Bagaimana kalu besok setalah senam pagi kita
berbincang-bincang lagi pak untuk membahas jadwal harian
aktivitas bapak. Apakah ibu bersedia?
 Waktu : Pak “K” mau jam berapa bagaiman kalu jam 10.00?
 Tempat : Bagaimana kalau ditempat yang sama ini lagi pak?
Baiklah Pak “K” sampai ketemu besok.

19
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn K Ruang : Cucakrowo No RM : 0902xxx


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. Selasa a) Memberikan salam S :
26 Maret terapeutik dengan Klien mengatakan dirinya
2019 memperkenalkan diri dan merupakan sebagai dokter
10.00 menyapa klien yang bekerja di Rumah
b) Memberikan kesempatan Sakit ini bukan sebagai
pada klien untuk pasien yang sakit dan
mengungkapkan menginginkan dirinya
identitasnya digaji pegawai.
c) Mengidentifikasi apa yang O :
sedang dipikirkan oleh 1. Klien menerima
klien perawat
d) Tidak mendukung atau 2. Klien tidak ada
menentang waham klien curiga terhadap
e) Mengorientasikan realitas perawat
pada klien 3. Klien berbicara
secara diulang-
ulang
A:
Klien mampu membina
hubungan saling percaya
dengan perawat

P : lanjutkan SP2 TUK 2

20
N Perencanaan
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl Dx Keperawatan
D
x
TUK 2 : 1. Setelah 3x interaksi klien 2.1 Beri pujian pada penampilan dan
Pasien dapat menyebutkan : kemampuan klien yang realistas.
mengidentifikasi a. Kegiatan yang dapat 2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan klien
kemampuan yang dilakukan klien yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
dimiliki b. Klien dapat membuat yang realistis (hati-hati terlibat diskusi
jadwal aktifitas sehari-hari dengan waham)
2.3 Tanyakan apa yang bisa dilakukan(kaitkan
dengan aktifitas sehari-hari dan perawatan
diri) kemudian anjurkan untuk melakukan
saat ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya
dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada. Perawat perlu mempertimbangkan
bahwa klien penting.

21
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 2 SP 2 TUK 2
Hari Rabu tanggal 27 Maret 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds :
Klien mengatakan hari ini lebih bugar dari kemaren, tadi pagu sudah
mandi.
Do :
Klien tampak berpakaian rapi dan bersih.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: Waham
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki oleh klien
c. Mengidentifikasi hal-hal yang tidak bisa dilakukan klien
d. Tanyakan aktivitas sehari-hari di rumah atau di rumah sakit yang
dilakukan klien
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Selamat pagi Pak (sambil berjabat tangan) perkenalkan nama saya
ghozali saya biasa disebut ghozali bagaimana kabar bapak
sekarang? Bagaimana tidur bapak semalam? Apakah ada hal yang
menganggu?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan bapak hari ini? Bagaimana pak apakah ada
kendala yang sulit untuk bapak lakukan?

22
3. Kontrak
 Topik : Baiklah pak sesuai dengan rencana kemaren kita hari
ini akan berbincang-bincang tentang aktivitas yang bapak
belum bisa lakukan dengan baik?
 Waktu : Berapa lama Pak mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
 Tempat : Dimana bapak ingin mengobrol? Bagaimana kalu di
halaman belakang pak? tempatnya lebih sejuk
b. Fase Kerja
Baiklah pak, dari pagi tadi apasajakah yang sudah bapak lakukan?
Saya yakin bapak bisa melakukan hal-hal yang sifatnya ringan.
Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan aktivitas? Apakah ada
hambatan pak dalam beraktivitas? Bisa bapak sebutkan apasajakah
manfaat dari aktivitas sehari-hari yang sudah bapak lakukan? Apa yang
menjadi motivasi sehingga bapak mau melakukan aktivitas tersebut?.
Dari yang saya ajarkan kemaren apakah ada kendala yang bapak
rasakan sehingga tidak bisa menjalakan aktivitas dengan baik? Jika ada
silahkan bapak bercerita dengan saya, nanti saya akan membantu
kesulitan itu.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (klien)
Bagaiman perasaannya pak setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi obyetif (perawat)
Bagaimana Pak sudah jelas dengan yang saya ajarkan tadi, adapun
kesulitan yang bapak temukan cari cara laian untuk melakukanya.
2. Rencana tindak lanjut
Kalau bapak sudah mengerti tentang hal-hal apa saja yang
mengahmbat bapak dalam aktivitas bapak setiap hari.
3. Kontrak yang akan datang
 Topic : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang aktivitas yang belum bisa bapak lakukan hari ini.

23
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10:00?
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, bapak setuju,
sampai jumpa besok.

24
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. K Ruang : Cucakrowo No RM : 0902xxx


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. Rabu, 27 a. Memberi pujian pada S :
Maret 2019 penampilan dan Klien mengatakan tidak mau
09.00 kemampuan klien yang untuk melakukan kegiatan karena
realistas. merasa malas dan ingin duduk
b. Mendiskusikan dengan saja.
klien kemampuan klien O :
yang dimiliki pada waktu  Klien tidak kooperatif
yang lalu dan saat ini  Klien tidak ikut dalam
yang realistis. aktivitas pagi bersama-
c. Menanyakan apa yang temanya di ruangan
bisa dilakukan yang  Kontak mata adekuat
berkaitan dengan personal A :
hygine pasien kemudian  Klien belum mampu
menganjurkan untuk menemukan hambatan dalam
melakukan setiap hari. beraktivitas.
d. Mendengarkan  Klien tidak mau melakukan
pembicaraan kklien aktivitas realistis.
tentang wahamnya, P : Ulangi SP 2 TUK 2
kaitkan dengan realitas
sekarang.

25
N Perencanaan
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl Dx Keperawatan
D
x
TUK 2 : Setelah 3x interaksi klien 2.1 Beri pujian pada penampilan dan
Pasien dapat menyebutkan : kemampuan klien yang realistas.
mengidentifikasi a. Kegiatan yang dapat 2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan klien
kemampuan yang dilakukan klien yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
dimiliki b. Klien dapat membuat yang realistis (hati-hati terlibat diskusi
jadwal aktifitas sehari-hari dengan waham)
c. Klien dapat melakukan 2.3 Tanyakan apa yang bisa dilakukan(kaitkan
aktivitas dengan aktifitas sehari-hari dan perawatan
diri) kemudian anjurkan untuk melakukan
saat ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya
dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada. Perawat perlu mempertimbangkan
bahwa klien penting.

26
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 3 SP 2 TUK 2
Hari Kamis tanggal 28 Maret 2017

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds :
Klien mengatakan tadi padi sudah mandi, tadi pagi sudah merapikan
tempat tidurnya dan membentu temanya mencuci piring.
Do : Klien tampak membantu mencuci piring dengan teman-temannya
setelah makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: Waham
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki oleh klien
c. Mengidentifikasi hal-hal yang tidak bisa dilakukan klien
d. Tanyakan aktivitas sehari-hari di rumah atau di rumah sakit yang
dilakukan klien
C. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Selamat pagi Pak (sambil berjabat tangan), bagaimana kabar bapak
sekarang?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan bapak hari ini? Bagaimana perasaan bapak
setelah tadi beraktivitas membantu temannya?

27
3. Kontrak
 Topik : Baiklah pak kita akan membahas aktivitas apasaja yang
dapat bapak lakukan dan apa manfaatnya?
 Waktu : Berapa lama Pak mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
 Tempat : Dimana bapak ingin mengobrol? Bagaimana kalu di
halaman belakang pak? tempatnya lebih sejuk
b. Fase Kerja
Baiklah pak, dari pagi tadi apasajakah yang sudah bapak lakukan?
Saya yakin bapak bisa melakukan hal-hal yang sifatnya ringan.
Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan aktivitas? Apakah ada
hambatan pak dalam beraktivitas? Bisa bapak sebutkan apasajakah
manfaat dari aktivitas sehari-hari yang sudah bapak lakukan? Apa yang
menjadi motivasi sehingga bapak mau melakukan aktivitas tersebut?.
Selanjutnya pertahankan ya pak dan lakukan aktivitas itu setiap
pagi bersama teman-teman bapak.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (klien)
Bagaiman perasaannya pak setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi obyetif (perawat)
Bagaimana perasaan bapak setelah tadi pagi beraktivitas.
2. Rencana tindak lanjut
Kalau bapak tadi pagi sudah berkatifitas dan tau manfaat
beraktifitas di pagi hari maka lakukan aktivitas yang sama ya pak
setiap pagi.
3. Kontrak yang akan datang
 Topic : Selanjutnya kita akan berbincang-bincang kebutuhan
bapak yang tidak terpenuhi.
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
jam 09:00?

28
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, bapak setuju,
sampai jumpa besok.

29
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. K Ruang : Cucakrowo No RM : 0902xxx


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. Kamis 28 a. Memberi pujian pada S :
Maret 2019 penampilan dan Klien mengatakan tadi pagi sudah
09.00 kemampuan klien yang membantu mencuci piring dan
realistas. mengambil sampah daun di
b. Mendiskusikan dengan halaman belakang.
klien kemampuan klien O :
yang dimiliki pada waktu  Klien tampak beraktivitas
yang lalu dan saat ini dnegan teman-temanya
yang realistis.  Klien tampak mengambil
c. Menanyakan apa yang sampah daun di belakang
bisa dilakukan yang A :
berkaitan dengan  Klien belum mampu
personal hygine pasien memenuhi kebutuhan dirinya
kemudian menganjurkan sendiri.
untuk melakukan setiap P : Lanjutkan SP 2 TUK 3
hari.
d. Mendengarkan
pembicaraan kklien
tentang wahamnya,
kaitkan dengan realitas
sekarang.

30
N Perencanaan
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl Dx Keperawatan
D
x
TUK 3 : Setelah 3x interaksi klien dapat 3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
Klien dapat a. Klien dapat menyebutkan 3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak
mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi selama di rumah maupun di
kebutuhan yag tidak terpenuhi secara mandiri rumah sakit.
terpenuhi b. Klien dapat berorientasi 3.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak
dengan realitas di terpenuhi dengan timbulnya waham
lingkungannya 3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
c. Klien dapat melakukan kebutuhan klien dan memerlukan waktu
aktivitasnya dan tidak dan tenaga
menggunakan wahamnya 3.5 Atur situasi agar klien tidak mempunyai
waktu untuk menggunakan wahamnya.

31
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 4 SP 2 TUK 3
Hari Jum’at tanggal 29 Maret 2017

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds :
Klien mengatakan tadi padi sudah mandi, tadi pagi sudah merapikan
tempat tidurnya, membentu temanya mencuci piring dan membantu
mengambil sampah daun di halaman belakang.
Do : Klien tampak beraktivitas dihalaman belakang.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: Waham
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengobservasi kebutuhan klien sehari-hari
b. Mendiskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi selama di
rumah maupun dirumah sakit.
c. Menghubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan waham
d. Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga.
e. Mengatur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunkan wahamnya.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Selamat pagi Pak (sambil berjabat tangan), wah bapak sudah bersih
dan sudah rapi pakaiannya.
4. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Kebutuhan apa yang tidak bisa
bapak lakukan dan tidak terpenuhi?

32
5. Kontrak
 Topik : Baiklah pak kita akan membahas kebutuhan apa yang
bapak tidak bisa memnuhinya?
 Waktu : Berapa lama Pak mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
 Tempat : Dimana bapak ingin mengobrol? Bagaimana kalu di
halaman belakang pak? tempatnya lebih sejuk
d. Fase Kerja
Baiklah pak kita akan berbincang-bincang tentang kebutuhan
bapak, dan kebutuhan apa yang tidak bisa terpenuhi selama di ruma
atau sekarang di RSJ? Setelah bapak mengetahui apa saja kebutuhan
yang tidak terpenuhi kemudian kita akan berbicara tentang konteks
ralitas sekarang yang ada di RSJ Lawang. Baiklah bapak sekarang
siapa sajakah teman-teman bapak disini? Apa saja kegiatan bapak
selama disini? Kemudian disini mendapatkan makanan dari siapa
setiap hari? Siapa yang mencuci baju bapak setiap hari?
e. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (klien)
Bagaiman perasaannya pak setelah kita berbincang-bincang? Dan
sekarang apa yang sedang bapak pikirkan setelah kita mengetahui
lingkungan yang ada di sini?
Evaluasi obyetif (perawat)
Siapakah identitas bapak disini dan peran bapak disini?.
2. Rencana tindak lanjut
Besok kita akan membicarakan dan merencanakan kegiatan sesuai
peran bapak disini.
3. Kontrak yang akan datang
 Topic : Selanjutnya kita akan berbincang-bincang aktivitas
yang dilakukan sesuai dengan peran bapak disini.
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
jam 09:00?

33
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, bapak setuju,
sampai jumpa besok.

34
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. K Ruang : Cucakrowo No RM : 0902xxx


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. Jum’at 29 a. Mengobservasi S:
Maret 2019 kebutuhan klien sehari- Klien mengatakan kebutuhan
09.00 hari yang tidak dapat dipenuhi yaitu
b. Mendiskusikan mandapatkan makanan dan rokok
kebutuhan klien yang di RSJ.
tidak terpenuhi selama O :
dirumah maupun di  Klien tampak tersinggung
rumah sakit. dengan pembicaraan tentang
c. Menghubungakan realitasnya
kebutuhan yang tidak  Kontak mata tajam
terpenuhi dengan waham A :
klien  Klien belum mampu
d. Meningkatkan aktivitas berhubungan dengan
yang dapat memenuhi wahamnya.
kebutuhan klien dan P : Ulangi SP 2 TUK 3
memerlukan waktu dan
tenaga.
e. Mengatur situasi agar
klien tidak mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya.

35
N Perencanaan
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl Dx Keperawatan
D
x
TUK 3 : Setelah 3x interaksi klien dapat 3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
Klien dapat a. Klien dapat menyebutkan 3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak
mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi selama di rumah maupun di
kebutuhan yag tidak terpenuhi secara mandiri rumah sakit.
terpenuhi b. Klien dapat berorientasi 3.3 Hubungkan kebutuhan yang tidak
dengan realitas di terpenuhi dengan timbulnya waham
lingkungannya 3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
c. Klien dapat melakukan kebutuhan klien dan memerlukan waktu
aktivitasnya dan tidak dan tenaga
menggunakan wahamnya 3.5 Atur situasi agar klien tidak mempunyai
waktu untuk menggunakan wahamnya.

36
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 4 SP 2 TUK 3
Hari Jum’at tanggal 29 Maret 2017

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds :
Klien mengatakan tadi beraktivitas dengan teman-temannya di
halaman belakang.
Do :
Klien tampak beraktivitas dihalaman belakang.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: Waham
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengobservasi kebutuhan klien sehari-hari
b. Mendiskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi selama di
rumah maupun dirumah sakit.
c. Menghubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan waham
d. Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga.
e. Mengatur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunkan wahamnya.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Selamat pagi Pak (sambil berjabat tangan), wah bapak sudah bagus
sudah mau melakukan aktivitas hari ini.

37
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana pak sudah
mengerti tujuan beraktivitas untuk apa? Apakah aktivitas yang
sudah bapak lakukan sesuia dengan peran bapak disini?
3. Kontrak
 Topik : Baiklah pak kita akan membahas peran bapak disini?
Dan sebagai siapa bapak disini setelah melakukan kegiatan
sehari-hari.
 Waktu : Berapa lama Pak mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
 Tempat : Dimana bapak ingin mengobrol? Bagaimana kalu di
halaman belakang pak? tempatnya lebih sejuk
b. Fase Kerja
Baiklah pak kita akan berbincang-bincang tentang kebutuhan
bapak, dan kebutuhan apa yang tidak bisa terpenuhi selama di ruma
atau sekarang di RSJ? Setelah bapak mengetahui apa saja kebutuhan
yang tidak terpenuhi kemudian kita akan berbicara tentang konteks
ralitas sekarang yang ada di RSJ Lawang. Baiklah bapak sekarang
siapa sajakah teman-teman bapak disini? Apa saja kegiatan bapak
selama disini? Kemudian disini mendapatkan makanan dari siapa
setiap hari? Siapa yang mencuci baju bapak setiap hari?
Setalah bapak mengetahui kegiatan yang salama ini dilakukan, apa
yang bapak pikir dan rasakan? Apakah kegiatan tersebut sudah sesua
dengan peran bapak disini?
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (klien)
Bagaimana pak, apakah bapak sudah mengetahui peran realitas
bapak disini?
Evaluasi obyetif (perawat)
Bisakah bapak mengakui sesuai dengan realitas yang ada?.

38
2. Rencana tindak lanjut
Besok kita akan membicarakan dan merencanakan kegiatan sesuai
peran bapak disini.
3. Kontrak yang akan datang
 Topic : Selanjutnya kita akan berbincang-bincang peran realitas
yang ada di lingkungan sekitar bapak
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
jam 09:00?
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, bapak setuju,
sampai jumpa besok.

39
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. K Ruang : Cucakrowo No RM : 0902xxx


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. Jum’at 29 a. Mengobservasi S:
Maret 2019 kebutuhan klien sehari- Klien mengatakan beraktivitas
09.00 hari. mandi, ganti baju, mencuci piring
b. Mendiskusikan dan membersihkan sampah di
kebutuhan klien yang halaman belakang dank lien
tidak terpenuhi selama mengaku sebagai orang yang sakit
dirumah maupun di jiwa sama dengan teman-
rumah sakit. temannya mulai dari dinsos.
c. Menghubungakan O:
kebutuhan yang tidak  Klien tampak bicara tenang
terpenuhi dengan waham sambil duduk
klien  Kontak mata adekuat
d. Meningkatkan aktivitas  Klien tidak tersinggung dengan
yang dapat memenuhi pembicaraan realitasnya.
kebutuhan klien dan A :
memerlukan waktu dan  Klien mampu berhubungan
tenaga. dengan wahamnya.
e. Mengatur situasi
agar P : Lanjutkan SP 3 TUK 4
klien tidak mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya.

40
N Perencanaan
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl Dx Keperawatan
D
x
TUK 4 : Setelah 3x interaksi dengan klien, 4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks
Klien dapat klien dapat: realitas (realitas diri, realitas orang lain,
berhubungan dengan a. Beraktifitas sesuai dengan waktu dan tempat).
realitas realitas 4.2 Sertakan klien dalam terapi aktivitas
b. Klien menerima realitas dari kelompok: orientasi realitas
lingkungan sekitar 4.3 Berikan pujian pada setiap kegiatan positif
c. Klien mampu berhubungan yang dilakukan klien
dengan realitas dengan tidak
menggunakan wahamnya.

41
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 6 SP 3 TUK 4
Hari Sabtu tanggal 30 Maret 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds :
Klien mengatakan tadi pagi bangun tidur mandi di kamar mandi
dengan sabun mandi dan keramas dengan sabun, setelah sarapan pagi
membantu cuci piring, setelah itu membersihkan sampah daun di
halaman belakang.
Do :
Klien tampak beraktivitas dihalaman belakang.
5. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: Waham
6. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien dapat berhubungan dengan realitas.
7. Tindakan keperawatan
a. Membicarakan dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
realitas orang lain, waktu dan tempat).
b. Menyertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi
realitas
c. Memberikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.
C. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Selamat pagi Pak (sambil berjabat tangan), wah bapak sudah bagus
sudah mau melakukan aktivitas hari ini.

42
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana pak sudah
mengerti tujuan beraktivitas untuk apa? Apakah aktivitas yang
sudah bapak lakukan sesuia dengan peran bapak disini?
3. Kontrak
 Topik : Baiklah pak kita akan membahas peran bapak disini
Dan sebagai siapa bapak disini setelah melakukan kegiatan
sehari-hari.
 Waktu : Berapa lama Pak mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
 Tempat : Dimana bapak ingin mengobrol? Bagaimana kalu di
halaman belakang pak? tempatnya lebih sejuk
4. Fase Kerja
Baiklah bapak kali ini kita akan membicarakan realitas diri bapak,
realitas orang lain, realitas lingkuan yang ada di sekitar bapak, reaalitas
waktu dan tempat. Jadi bisa bapak bisa menyebutkan bapak ini siapa
sekarang? Dimana bapak berada sekarang? Dan siapa yang bersama
bapak setiap harinya? Kemudian skarang hari apa dan jam berapa?
Dari yang bapak sebutkan mualai awal tadi adalah benar bagus
bapak sekarang sudah bisa mengenal diri, lingkuan dan teman-teman
bapak.
5. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (klien)
Bagaimana pak, apakah bapak sudah mengetahui peran realitas
bapak disini?
Evaluasi obyetif (perawat)
Bisakah bapak mengakui sesuai dengan realitas yang ada?.
2. Rencana tindak lanjut
Setelah bapak mengetahui realitas bapak lanjutkan untuk
beraktifitas di sini sebagai kewajiban bapak disini
.

43
3. Kontrak yang akan datang
 Topic : Selanjutnya kita akan berbincang-bincang tentang
jadwal minum obat dan kerugian bila tidak meminum obat
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
setalah senam pagi?
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, bapak setuju,
sampai jumpa besok.

44
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. K Ruang : Cucakrowo No RM : 0902xxx


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. Sabtu 30 a. Membicarakan dengan S :
Maret 2019 klien dalam konteks Klien mengatakan dirinya dulu
09.00 realitas (realitas diri, berada di dinsos Surabaya dan
realitas orang lain, waktu sekarang berada di RSJ Lawang,
dan tempat) tujuan ia kesini untuk berobat biar
b. Sertakan klien dalam sembuh.
terapi aktivitas O :
kelompok: orientasi  Klien tampak bicara tenang
realitas sambil duduk
c. Brikan pujian pada setiap  Kontak mata adekuat
kegiatan positif yang  Klien tidak tersinggung dengan
dilakukan klien. pembicaraan realitasnya.
A:
 Klien mampu berhubungan
dengan Realitasnya.
P : Lanjutkan SP 3 TUK 5

45
N Perencanaan
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl Dx Keperawatan
D
x
TUK 5 : 5.1 Setelah 3x interaksi klien 5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat
Klien dapat menyebutkan; dan kerugian tidak minum obat, nama ,
menggunakan obat o Manfaat minum obat warna, dosis, cara , efek terapi dan efek
dengan benar o Kerugian tidak minum samping penggunan obat.
obat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat.
o Nama,warna,dosis, efek 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat
terapi dan efek samping dengan benar.
obat 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat
5.2 Setelah 3x interaksi klien tanpa konsultasi dengan dokter.
mendemontrasikan penggunaan 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada
obat dgn benar. dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang
5.3 Setelah 3x interaksi klien tidak di inginkan .
menyebutkan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
dokter.

46
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 7 SP 3 TUK 5
Hari Senin tanggal 1 April 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ds :
Klien mengatakan tadi pagi sebelum sarapan sudah meminum obat dan
setiap hari meminum obat yang diberikan perawat.
Do :
Klien duduk tenang bicara tenang tidak ada curiga, klien bisa
berkomunikasi dengan baik.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: Waham
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
4. Tindakan keperawatan
d. Membicarakan dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri,
realitas orang lain, waktu dan tempat).
e. Menyertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi
realitas
f. Memberikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan
klien.
D. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
b. Fase Orientasi
4. Salam teraupeutik
Selamat pagi Pak (sambil berjabat tangan), wah bapak sudah bagus
sudah mau melakukan aktivitas hari ini.

5. Evaluasi / validasi

47
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana pak sudah
mengerti tujuan beraktivitas untuk apa? Apakah aktivitas yang
sudah bapak lakukan sesuia dengan peran bapak disini?
6. Kontrak
 Topik : Baiklah pak kita akan membahas peran bapak disini
Dan sebagai siapa bapak disini setelah melakukan kegiatan
sehari-hari.
 Waktu : Berapa lama Pak mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
 Tempat : Dimana bapak ingin mengobrol? Bagaimana kalu di
halaman belakang pak? tempatnya lebih sejuk
6. Fase Kerja
Baiklah bapak kali ini kita akan membicarakan realitas diri bapak,
realitas orang lain, realitas lingkuan yang ada di sekitar bapak, reaalitas
waktu dan tempat. Jadi bisa bapak bisa menyebutkan bapak ini siapa
sekarang? Dimana bapak berada sekarang? Dan siapa yang bersama
bapak setiap harinya? Kemudian skarang hari apa dan jam berapa?
Dari yang bapak sebutkan mualai awal tadi adalah benar bagus
bapak sekarang sudah bisa mengenal diri, lingkuan dan teman-teman
bapak.
7. Fase Terminasi
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (klien)
Bagaimana pak, apakah bapak sudah mengetahui peran realitas
bapak disini?
Evaluasi obyetif (perawat)
Bisakah bapak mengakui sesuai dengan realitas yang ada?.
5. Rencana tindak lanjut
Setelah bapak mengetahui realitas bapak lanjutkan untuk
beraktifitas di sini sebagai kewajiban bapak disini.

48
6. Kontrak yang akan datang
 Topic : Selanjutnya kita akan beraktivitas seperti yang sudah
dijadwal setiap hari
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
setalah senam pagi?
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, bapak setuju,
sampai jumpa besok.

49
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. K Ruang : Cucakrowo No RM : 0902xxx


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. Senin 1 a. Mendiskusikan dengan S :
April 2019 klien tentang manfaat dan Klien mengatakan meminum obat
09.00 kerugian tidak minum 2 kali dalam sehari pagi dan sore
obat. sebelum makan, serta selalu
b. Memantau klien pada meminum obat yang diberikan
saat penggunaan obat. perawat.
c. Member pujian jika O :
kklien menggunakan obat  Klien tampak bicara tenang
dengan benar. sambil duduk
d. Diskusikan akibat  Kontak mata adekuat
berhenti minum obat  Klien tidak tersinggung dengan
tanpa pemberitahuan pembicaraan realitasnya.
dokter. A:
 Klien mampu menggunakan
dengan baik dan benar.
P : Evaluasi SP.

50
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan sejauh mana keberhasilan asuhan


keperawatan secara teoritis yang telah diaplikasikan pada kasus Tn. K Dimana
proses terjadinya Gangguan Proses Pikir: Waham pada klien yakni disebabkan
oleh harga diri rendah. Harga diri rendah disebabkan oleh karena pasien merasa
harga diri rendah dimana harga diri rendah disebabkan oleh beberapa kegagalan
dan kekecewaan yang pernah dialami pada masa lalu.
Waham merupakan keyakinan tentang sesuatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan (Prabowo, 2014).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis,
2005). Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan
yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal
impuls yang tidak dapat diterima dari dirinya sendiri. Hypersenditifitas dan
perasaan inferioritas telah dihipotesiskan yang menyebabkan reaksi formasi dan
proyeksi waham.
Klien dibawa dari Dinas Sosial Keputih Surabaya dengan mengamuk dan
berkelahi dengan temanya karena tidak sependapat dengan apa yang ia yakini
mengenai dirinya.
Asuhan keperawatan pada Tn. K mengalami hambatan pada Strategi
Pelaksaan Tindakan Keperawatan ke 2 yang harus diulang sebanyak 3 sesi karena
klien belum mampu mengenal dirinya dan kemampuan yang dimilikinya serta
tidak kooperatif dengan aktivitas sehari hari mulai dari personal hygine dan
kebersihan lingkungan.
Dalam konteks realitas secara perlahan klien mampu mengidentifikasi
aktifitas apa saja yang dapat dilakukan setiap hari secara mandiri untuk memenuhi

51
kebutuhan dasarnya. Ketika klien mengenal aktivitas yang dapat dilakukanya,
klien dapat mengenal orientasi realitas diri, realitas orang lain dan realitas waktu
dan tempat, klien mampu berhubungan dengan realitasnya tanpa menggunakan
wahamnya.

52
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Skizofrenia adalah salah satu bentuk gangguan psikois yang menunjukkan
beberapa gejala psikotik, ditambah dengan cerita lain seperti jangka waktu,
konsekuensi dari gangguan tersebut dan tidak tumpang tindih dengan
gangguan lain yang mirip. Pasien psikotik tidak dapat mengenali atau tidak
memiliki kontak realitas. Beberapa gejala adalah delusi, halusinasi,
pembicaraan kacau, dan tingkah laku kacau (Arif, 2006).
Menurut teori Model Diathesis Stress skizofrenia dapat timbul karena
adanya integrasi antara faktor bilologis, faktor psikososial dan lingkungan.
Seseorang yang rentan jika dikenai stressor akan lebih mudah untuk menjadi
skizofrenia. Lingkungan emosional yang tidak stabil mempunyai resiko yang
besar pada perkembangan suatu skizofrenia. Diskirminasi pada komunitas
minoritas mempunyai angka kejadian skizofrenia yang singgi (Sinaga, 2007).
Skizofreia Parannoid memiliki cirri utama yaitu adanya waham yang
mencolok atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif
dan affek yang relative terjaga. (Arif, 2006).

5.2 Saran
Sebagai perawat baiklah kita untuk lebih mengkaji lebih dalam mengenai
asuhan keperawatan pada klien dengan peritonitis agar kita dapat mengangkat
diagnosa – diagnosa yang akan di ambil demi kualitas asuhan keperawatan di
lapangan dan demi membangun kualitas keberasilan dari asuhan keperawatan

53
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. S.Kp. M.App.Sc.dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan


Jiwa. Jakarta : EGC.
Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed 2. Surabaya.
Airlangga University Press
Keliat,Budi Ana. 1999. Proses keperawatan kesehatan Jiwa. Jakarta, EGC
Keliat,Budi Ana. 2006. Proses keperawatan kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta,
EGC
Keliat, Budi A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Jakarta:EGC

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strartegi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:
Salemba
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung:PT Refika Aditama
Kaplan, HI, Sadock BJ, Greb JA, Skizofrenia, dalam : Sinopsis Psikiatri, ed 7, vol 1,
Binarupa aksara, 1997
Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ
III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta, 2001.

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta. EGC


Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 15 Oktober 2011
Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal 15 oktober 2011

54

Anda mungkin juga menyukai