Proposal Yankes
Proposal Yankes
LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan
menyelenggarakan fungsi :
1. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan Pelayanan
kesehatan ;
2. Menyusun pedoman teknis penyelengaraan kegiatan upaya pelayanan kesehatan sesuai
standar
3. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian mutu serta pengembangan upaya kesehatan
rujukan, sertifikasi dan akreditasi sesuai pedoman ;
4. Melaksanaan bimbingan dan pengendalian mutu serta pengembangan upaya kesehatan
spesialistik dan usulan keperawatan di rumah sakit dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan;
5. Memantau pelaksanaan standar pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus,
sertifikasi, lisensi dan akreditasi serta menganalisa laporan pelaksanaan dan
perkembanganya;
6. Melaksanakan fasilitasi upaya kesehatan dasar, rujukan, sertifikasi dan akreditasi ;
7. Melaksanakan bimbingan, pengendalian dan koordinasi penyelenggarakan serta
pengaturan registrasi, rekomendasi perizinan dan akreditasi sarana pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta
8. Melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan registrasi, akreditasi Rumah
Sakit dalam rangka peningkatan kelas rumah sakit;
9. Mengelola perizinan terhadap penyelenggaraan pelayanan dan sarana kesehatan (Rumah
Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta dan klinik bersama spesialistik atau fasyankes
lainnya);
10. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa dalam bidang upaya
kesehatan rujukan.
11. Melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Bidang Bina Upaya
Kesehatan dan Kefarmasian
Konut 52.561 1 3 - - 25 - 38
Kendari 295.737 8 38 51 59 241 524 913
III. PERMASALAHAN
Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam pencapaian kinerja program Upakes
Dasar dan Rujukan sebagai berikut :
1. Data untuk mengevaluasi Program di Upaya kesehatan dasar yang tidak lengkap.
2. Pelayanan kesehatan didaerah terpencil belum terlaksana dengan baik karena
jangkauan akses pelayanan yang sangat sulit
3. Pencapaian target Puskesmas mampu PONED Kab/Kota 90% sulit dicapai karena
tenaga medis paramedis terlatih PONED tidak aktif lagi oleh karena mutasi,
sekolah terutama . Dokter PTT.
4. Kolaborasi sistem pengrujukan dari Puskesmas Poned ke RS Ponek sebagai pusat
rujukan bagi tindakan kegawat daruatan dikarenakan tidak adaya tim Ponek
terlatih pada RS.
5. program kesehatan indera, program kesehatan gigi dan mulut, program kesehatan
Lanjut Usia , dll . Ha ini terjadi karena pemahaman konsep program pelayanan
kesehatan wajib dan pengembangan/penunjang di Puskesmas .Demikian juga
pemahanan program yang terkait langsung dengan Indikator MDGs dan Indikator
SPM, sementara program yang ditangani oleh Upakes Dasar hanya program
pengembangan/penunjang dan dukungan manajemen yang sebenarnya ada kaitan
dalam pencapaian indikator-indikator tersebut sekalipun tidak langsung tetapi
penting.
6. Masih banyak tenaga medis dan paramedis yang belum mendapatkan pelatihan
kegawatdaruratan sehingga penanganan gawat darurat di puskesmas belum
terlaksana secara optimal khususnya puskesmas rawat inap.
7. Alat, sarana dan prasarana penunjang Puskesmas PONED terbatas
8. Belum semua Puskesmas dilatih Manajemen Puskesmas
9. Distribusi SDM di fasyankes belum merata utamanya didaerah terpencil
perbatasan kepulauan dan bermasalah kesehatan.
10. Masih Banyak Fasyankes terutama Puskesmas yang perlu rehab. (63 Rusak
Ringan, 34 Rusak Berat)
11. Kurangnya dukungan pembiayaan dari PEMDA baik Provinsi maupun Kab/Kota.
12. Belum semua RSUD kab/Kota sebagai RS PONEK
13. Belum semua RS terakreditasi
14. Beluum semua Puskesmas terakreditasi
15. Distribusi SDM di fasyankes belum merata
16. Perlunya dukungan pembiayaan dari PEMDA masih terbatas baik Provinsi
maupun Kab/Kota.
17. Pembinaan dan pengawasan RS oleh dewan atau komite medik sebagai pemegang
kekuasaan penuh dalam pengembangan peraturan-peraturan RS sesuai dengan UU
No. 44 tentang RS
18. Pembinaan RS mengenai standar akreditasi RS dan SPM RS
19. Peningkatan pelayanan RS mampu PONEK dengan Tim PONEK terlatih
20. Penguatan regionalisasi sistem rujukan dan Pengembangan komunikasi RS sebagai
pusat rujukan sekunder diwilayahnya dengan membentuk call Center SPGDT-S
21. Penguatan jejaring RS terutama RS pendidikan
22. Peningkatan pelayanan kesehatan Rujukan di RS yang mengutamakan keselmatan
pasien (Patient Safety)
23. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang mendukung
terlaksananya pelayanan kesehatan rujukan
24. RS sebagai pusat rujukan harus bisa melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan