Lawan Perusahaan
Tambang Inggris di
Arbitrase Internasional
Dalam perkara No. ARB/12/14 dan ARB/12/40, komite ICSID yang terdiri
dari Judge Domonique Hascher, majelis yang terdiri dari Profesor Karl-
Heinz Bocktiegel dan Profesor Jean Kalicki pada 18 Maret 2019
memutuskan untuk memenangkan pemerintah Republik Indonesia
dengan menolak semua permohonan pembatalan atau annulment of the
award yang diajukan oleh para penggugat.
"Satu pelajaran yang penting sejak awal kita memberi perhatian serius,
mulai dari penentuan hak kita menentukan siapa arbiternya, tahap-tahap
awalnya ini sangat penting, tahap awal ini sangat menentukan, tidak boleh
lalai. Jadi ini saya katakan buat kami ini adalah sweet victory, ini yang
menambah kepercayaan kami, pemerintah, bertarung di forum-forum
internasional untuk gugatan-gugatan yang menurut kita bisa kita bertarung
dan kita bisa menang,” tambah Yasonna dalam konferensi pers di Gedung
Kemenkumham, di Jakarta, Senin (25/3).
Salah satu argumen yang diajukan para penggugat adalah bahwa telah
terjadi suatu penyimpangan yang serius dari aturan prosedur yang
mendasar, namun pada akhirnya pemerintah Indonesia tetap
memenangkan perkara ini. (Baca dokumen: Permohonan pembatalan
putusan oleh Churchill Mining PLC ditolak)
“Satu hal lagi, menangnya kita ini, juga memberi pesan khusus kepada
investor asing yang punya niat atau itikad tidak baik kalau mau
berinvestasi. Mereka kadang-kadang kan tidak melakukan due
diligence yang baik, ini kan sedang due diligence, kenapa hendak
berinvestasi dengan tidak melihat dulu bagaimana surat-suratnya, data-
datanya, dalam bidang legalnya seperti apa dan lain-lain, hak-hak yang ada
disitu. Ini pesannya serius kepada mereka, hati-hati. Kalau dulu kan
banyak kita digugat berguguran, kalah kita, jadi sekarang agak hati-hati
lah,” paparnya.