Kumpulan Materi Kuliah
Kumpulan Materi Kuliah
A. Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2 yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini
banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak
terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.
Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika
bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara
bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon
dalam bentuk abu. Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa
inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala
penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi
dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan
sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ini seringkali tidak disertai dengan dahak.
Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada
silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti
dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja
jantung.
B. Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam
silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak
dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat
sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya
akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka
akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk
berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan
C. Penyakit Bisinosis
pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam
paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan
kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain
yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda
awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada
hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin
bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta
sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran
pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut
atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan
D. Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau
batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga
batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan
dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat
debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila
hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga
Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak
begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi
maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti
lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada
paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil
E. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni,
oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran
nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam,
batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja
industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik
fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk
silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda
atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini
bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu
logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan
yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul.
Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak
napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja
yang terlibat dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan
terus – menerus.
F. Virus Zika
Virus Zika adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegpti – jenis
nyamuk yang juga menularkan demam berdarah dan chikungunya. Nyamuk Aedes
Aegpti menyebarkan virus Zika dengan cara mengisap virus dari orang yang terinfeksi,
kemudian menularkannya ke orang yang sehat. Virus Zika umum terjadi di daerah
tropis di mana banyak ditemukan nyamuk Aedes Aegpti. Virus ini bisa menyerang siapa
saja dalam berbagai kalangan usia. Namun, wanita hamil atau siapapun yang tinggal
atau bepergian ke daerah yang terdapat infeksi Zika memiliki risiko tinggi untuk
terinfeksi. Begitu pula orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi
Zika. Meski begitu, kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko.
Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. Adapun tanda dan gejala virus
Zika yang paling umum terjadi: Merasa gatal hampir di semua bagian tubuh, Demam,
Kepala sakit dan pusing, Mengalami nyeri sendi dan bengkak pada persendian, Nyeri
otot, Mata menjadi merah, Merasa sakit di bagian punggung, Nyeri di bagian belakang
mata, Muncul bintik-bintik merah di permukaan kulit. Mengenai gejala virus Zika,
sejumlah pakar kesehatan melihat adanya banyak kesamaan gejala antara demam
berdarah dengan demam Zika. Namun, hal yang paling membedakan antara gejala
virus Zika dengan penyakit demam berdarah adalah demam yang muncul akibat infeksi
virus ini cenderung tidak terlalu tinggi, kadang maksimal hanya pada suhu 38 derajat
celcius. Dalam kebanyakan kasus, orang yang tertular penyakit Zika dapat pulih secara
total dan gejala membaik dengan sendirinya. Seseorang yang terinfeksi virus ini
umumnya akan kembali pulih dalam waktu 7 sampai 12 hari. Berikut ini faktor-faktor
yang meningkatkan risiko Anda terkena virus Zika, yaitu: ibu hamil, berhubungan tanpa
pengaman dan pergi ke daerah yang terinfeksi virus zika. pemeriksaan diagnosis yaitu
melakukan tes darah. Tes darah ini dilakukan untuk mendeteksi asam nukleat virus,
mengisolasi virus, serta uji serologis. Selain melakuan tes darah, dokter juga
memungkinkan untuk melakuan tes urine dan air liur pada hari ketiga sampai hari
G. Ebola
Ebola adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan virus ebola. Penyakit ini dikenal
dengan Ebola Virus Disease (EVD)atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF). Terdapat lima
macam genus virus ebola penyebab penyakit ini, yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV),
Reston Ebolavirus , Sudan ebolavirus (SUDV), Zaire ebolavirus, dan Tai Forest virus
(TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory Coast Ebolavirus (CIEBOV). Ebola adalah
penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dan menyebar melalui kontak langsung
dengan darah atau cairan tubuh penderita seperti urine, tinja, air liur, serta air mani.
Dalam hal ini, ‘kontak langsung’ berarti darah atau cairan tubuh lain (seperti air liur atau
ingus) penderita yang langsung menyentuh hidung, mata, mulut, atau luka terbuka.
Kelompok orang yang berisiko tinggi tertular virus ini umumnya adalah keluarga yang
tinggal serumah dengan penderita dan orang yang merawat penderita seperti petugas
medis. Apabila ada anggota keluarga Anda yang diduga menderita Ebola, Anda
sebaiknya tidak merawatnya sendiri di rumah dan segera membawanya ke rumah sakit.
Virus Ebola dapat bertahan di luar tubuh selama beberapa hari, termasuk pada kulit
penderita. Oleh sebab itu, tradisi pemakaman yang mengharuskan keluarga atau teman
dekat untuk memandikan jenazah juga berpotensi menularkan virus Ebola. Keluarga dan
terlatih dan berpengalaman dalam menangani kasus sejenis. cairan tubuh penderita
Ebola membutuhkan kontak langsung untuk menular. Tetesan air liur atau ingus
penderita Ebola yang tidak sengaja bersin atau batuk hanya dapat menularkan virus jika
terkena hidung, mata, mulut, serta luka terbuka seseorang. Oleh karena itu, penularan
Masa inkubasi (rentang waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga muncul
gejala pertama) dari penyakit Ebola adalah sekitar 2 hingga 21 hari. Harap diingat
bahwa penularan virus Ebola hanya mulai terjadi pada saat gejala sudah muncul.
Adapun gejalanya yaitu: Demam. Sakit kepala., Merasa sangat lemas, Nyeri pada otot
dan sendi serta Sakit tenggorokan. Setelah gejala-gejala yang tadi, akan muncul gejala
lanjutan yang berupa: Muntah, Sakit perut, Diare, Ruam, Gangguan fungsi hati dan
ginjal, Pendarahan dalam tubuh yang terkadang juga keluar melalui mulut, hidung, mata,
khusus virus Ebola melalui darah dan cairan dari tubuh pasien. Selain tes virus, hasil tes
darah juga biasanya menunjukkan jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah,
serta peningkatan kadar enzim hati. Obat pemberantas ebola belum ditemukan.
Perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mendukung kekebalan tubuh pasien
dalam melawan virus. Pasien umumnya akan menerima cairan melalui infus untuk
mencegah dehidrasi. Selama tubuh memerangi penyakit Ebola, tekanan darah, kadar
oksigen dalam darah, serta fungsi organ-organ tubuh pasien harus dipertahankan
pengaman (kondom).
Hindari kontak langsung dengan kulit, darah, serta cairan tubuh pasien.
Jenazah penderita Ebola harus ditangani dengan perlindungan maksimal dan oleh
pihak yang terlatih dan berpengalaman dalam menangani kasus sejenis ini.
Jika Anda berada di daerah yang berisiko menularkan Ebola, hindari kontak dengan
Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut yang menular, disebabkan oleh
melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun makanan
yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Biasanya bakteri berkembangbiak pada atau di
peradangan. Beberapa jenis bakteri ini menghasilkan toksin yang sangat kuat, yang
Tanda dan gejala tergantung pada berbagai faktor, maka manifestasi penyakit ini
bisa bervariasi dari tanpa gejala sampai suatu keadaan/penyakit yang hipertoksik serta
fatal. Sebagai faktor primer adalah imunitas penderita terhadap toksin diphtheria,
diphtheriae, dan lokasi penyakit secara anatomis. Faktor-faktor lain termasuk umur,
penyakit sistemik penyerta dan penyakit-penyakit pada daerah nasofaring yang sudah
ada sebelumnya. Masa tunas 2-6 hari. Penderita pada umumnya datang untuk berobat
setelah beberapa hari menderita keluhan sistemik. Demam jarang melebihi 38,9o C dan
a) Diphtheria Hidung
Pada permulaan mirip common cold, yaitu pilek ringan tanpa atau disertai gejala
mukopurulen mengadakan lecet pada nares dan bibir atas. Pada pemeriksaan
b) Diphtheria Tonsil-Faring
Gejala anoroksia, malaise, demam ringan, nyeri menelan. dalam 1-2 hari timbul
membran yang melekat, berwarna putih-kelabu dapat menutup tonsil dan dinding
faring, meluas ke uvula dan palatum molle atau ke distal ke laring dan trachea.
c) Diphtheria Laring. Pada diphtheria laring primer gejala toksik kurang nyata, tetapi
Diphtheria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat membran pada
dasarnya. Kelainan cenderung menahun. Diphtheria pada mata dengan lesi pada
Pada telinga berupa otitis eksterna dengan sekret purulen dan berbau.
Patofisiologi
menempel di mukosa saluran nafas bagian atas, kadang-kadang kulit, mata atau
mukosa genital. Setelah 2-4 jam hari masa inkubasi kuman dengan corynephage
menghasilkan toksik yang mula-mula diabsorbsi oleh membran sel, kemudian penetrasi
dan interferensi dengan sintesa protein bersama-sama dengan sel kuman mengeluarkan
sintesa protein terputus karena enzim dibutuhkan untuk memindahkan asam amino dan
RNA dengan memperpanjang rantai polipeptida akibatnya terjadi nekrose sel yang
menyatu dengan nekrosis jaringan dan membentuk eksudat yang mula-mula dapat
diangkat, produksi toksin kian meningkat dan daerah infeksi makin meluas akhirnya
terjadi eksudat fibrin, perlengketan dan membentuk membran yang berwarna dari abu-
abu sampai hitam tergantung jumlah darah yang tercampur dari pembentukan membran
tersebut apabila diangkat maka akan terjadi perdarahan dan akhirnya menimbulkan
difteri. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa dampak antara lain sesak nafas
sehingga menyebabkan pola nafas tidak efektif, anoreksia sehingga penderita tampak
lemah sehingga terjadi intoleransi aktifitas. Berikut adalah yang perlu Anda lakukan saat
terkena difteri: Banyak bed rest alias istirahat di tempat tidur. Batasi aktivitas fisik apabila
jantung Anda terpengaruh. Anda mungkin memerlukan istirahat di tempat tidur selama
beberapa minggu atau sampai Anda telah pulih total. Isolasi ketat. Anda sebaiknya
disebabkan virus coronavirus. Coronaviruses adalah virus atau sekelompok yang halo
Virus ini adalah penyebab umum ringan sampai sedang penyakit pernapasan atas pada
manusia dan yang berhubungan dengan pernafasan, hati gastrointestinal,, dan penyakit
manusia, terutama orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Virus ini juga dapat
menyebabkan penyakit yang parah pada hewan, termasuk kucing, anjing, babi, tikus,
dan burung. Untuk beberapa alasan, coronavirus yang menyebabkan SARS dapat
Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan penderita SARS baik karena
berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet Infection”). Penularan melalui
udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu
gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan
penderita SARS. Masa penularan dari orang ke orang belum teridentifikasi dengan jelas.
Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda
kemungkinan terjadinya penularan pada unit pelayanan atau pada kelompok masyarakat
yang terjangkit KLB SARS adalah setelah lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir
dinyatakan sembuh.
rumah sakit, terutama jika terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang
isolasi agar tidak menyebarkan virus ke mana-mana. Obat yang dipakai biasanya adalah
obat yang mengandung kortikosoid dan antivirus ribavirin. Walaupun demikian, obat ini
belum 100% efektif mengobati SARS. Dan sampai saat ini belum ada satu pun obat
yang efektif dalam mengobati SARS, Hindarilah bepergian atau naik kendaraan umum
namun jika terpaksa maka jangan menutup jendela atau pintu, Hindarilah tempat-tempat
umum dan ramai khususnya di daerah dekat rumah sakit, internet cafe, tempat-tempat
nongkrong, bioskop, dan perpustakaan, jika kamu melakukannya maka pakailah masker
dan cucilah tangan anda secara bersih dan teratur, Hindarilah mengunjungi pasien dan
periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada pasien SARSnya, Ajarilah anak-
anak untuk cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata
dengan tangan telanjang, Jagalah keseimbangan gizi diet Anda dan hendalah
pernafasan seperti batuk (biasanya batuk kering tanpa dahak), nafas pendek, sesak
nafas atau sulit bernafas, Sakit kepala, Otot kaku, Nafsu makan hilang, Badan lemah,
Mengalami gangguan kesadaran, Muncul bercak merah pada kulit, Diare. Penyebab
pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu
kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti
virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu
bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena
cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu
merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan
secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara,
misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung
diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita
SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-
langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada
petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi
atau nebulasi.
J. MERS
MERS atau Middle East Respiratory Syndrome adalah penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan oleh virus korona. Asal virus korona belum diketahui secara pasti,
namun diduga bahwa virus ini kemungkinan besar berasal dari unta yang tinggal di Arab
Saudi dan sekitarnya. MERS memang menular, tapi penularannya tidak semudah flu
biasa. Virus penyebab MERS umumnya menular melalui kontak langsung, misalnya
pada orang yang merawat penderita MERS yang tidak menerapkan prosedur
perlindungan diri terhadap virus dengan baik. MERS memiliki gejala yang mirip dengan
flu biasa karena virus penyebabnya yang sejenis. Gejala-gejala MERS yang umumnya
seperti diare, mual, dan muntah, Nyeri otot. MERS dengan tingkat keparahan yang tinggi
berpotensi memicu gagal organ, terutama ginjal, dan syok sepsis. Oleh sebab itu, pasien
Para pakar juga berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang diduga bisa
Usia. Para lansia lebih rentan terkena penyakit ini, Sistem kekebalan tubuh yang
menurun, misalnya pada pengidap HIV, Penyakit kronis, contohnya kanker, diabetes,
atau penyakit paru-paru, Konsumsi daging unta kurang matang atau susu unta
mentah, Pernah berkunjung ke Arab Saudi. Jika Anda mengalami demam serta gejala
MERS dalam dua minggu setelah bepergian ke negara tersebut, segera periksakan diri
Anda ke dokter, Sering berada di dekat penderita MERS, misalnya bagi petugas
medis yang merawat penderita di rumah sakit atau keluarga yang tinggal serumah
dengan penderita, Sering berinteraksi dengan unta, karena MERS ditemukan pada
beberapa unta.
Untuk mendiagnosis pasien yang diduga penderita MERS, biasanya dokter harus
melakukan uji laboratorium. Dua jenis uji laboratorium yang dilakukan pada pasien yang
Uji molekular. Uji ini dilakukan untuk mendiagnosis infeksi MERS aktif.
Uji serologi. Uji ini dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi MERS yang
Hingga saat ini, belum ada metode pengobatan khusus yang bisa digunakan untuk
mengatasi MERS. Vaksin untuk penyakit ini juga belum tersedia. Langkah penanganan
dari dokter akan dilakukan berdasarkan gejala yang dialami oleh penderita serta kondisi
kesehatannya.
Untuk menghindari penularan MERS, ada beberapa cara pencegahan yang bisa Anda
lakukan, meliputi:
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Terutama
Menutup hidung maupun mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, dan langsung
Tidak memakai peralatan yang sudah digunakan penderita MERS, misalnya piring,
Tidak menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
Menghindari kontak fisik atau berbagi pakai peralatan makan dengan penderita
MERS
K. Flu Burung
Flu burung adalah suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh burung kepada
manusia. Dua jenis virus flu burung, yaitu H5N1 dan H7N9, sampai saat ini
menyebabkan wabah di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan beberapa bagian Eropa. Masa
inkubasi virus dari masuk ke tubuh manusia sampai menimbulkan gejala adalah 3-5 hari.
Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala,
pegal-pegal, pilek, batuk, dan sesak. Namun sebelum gejala tersebut muncul, ada juga
penderita flu burung yang terlebih dahulu mengalami: Muntah, Sakit perut, Diare, Gusi
Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Jika tidak, penyakit ini sangat
seperti: Infeksi paru-paru, Gagal multi organ (misalnya gangguan jantung dan disfungsi
ginjal).
Virus flu burung merupakan virus influenza yang sebenarnya menyerang unggas, baik
itu unggas liar maupun unggas peternakan (ayam, bebek, angsa, atau burung). Infeksi
virus flu burung terhadap manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 1997 dengan
jenis virus H5N1. Jenis lain yang juga dapat menginfeksi manusia adalah virus influenza
H7N9, yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2013. Beberapa jenis virus flu burung
lainnya yang dapat menyerang manusia, antara lain H9N2, H7N7, H6N1, H5N6, dan
H10N8.\
Flu burung menular melalui kontak langsung dengan unggas yang sakit atau lingkungan
Menyentuh unggas yang telah terinfeksi, baik yang masih hidup maupun yang sudah
mati.
Kontak dengan cairan tubuh unggas yang sakit, misalnya ludah. Atau tidak sengaja
Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan dirawat di ruang isolasi di
rumah sakit untuk menghindari penularan. Selain dianjurkan untuk minum banyak cairan,
mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga
biasanya akan memberikan obat-obatan antivirus agar penyakit tidak berkembang makin
parah. Contoh obat-obatan antivirus yang bisa diberikan dalam kasus flu burung
adalah oseltamivir danzanamivir. Oseltamvir adalah obat pilihan utama.
Sebenarnya kedua obat ini diperuntukkan guna mengobati flu biasa dan sangat efektif jika
penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala muncul. Obat ini bisa diberikan
secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung.
Komplikasi Flu Burung : pneumonia
Beberapa contoh sederhana adalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan, menjaga
kebersihan kandang apabila kita memelihara unggas, memastikan untuk mengonsumsi
daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas
liar hasil buruan karena kita tidak tahu penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh
mereka.
Belilah daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang
kebersihannya terjaga dengan baik. Daging siap masak akan meminimalkan risiko terkena
flu burung karena kita tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau
membersihkan isi perut unggas. Sebisa mungkin hindarilah lapak unggas hidup di pasar
yang kurang menerapkan kebersihan dengan baik.
L. Wabah Black
Black death adalah salah satu pandemik paling mematikan yang pernah ada di
dalam sejarah manusia, yang membawa seluruh peradaban berlutut selama wabah
Penyakit berbahaya dan mematikan ini biasanya menyebar melalui gigitan kutu yang
terinfeksi, terutama kutu yang sering dibawa atau terdapat pada tikus. Penyakit ini
memilikitingkat kematian yang sangat tinggi dan sangat menular, sekalipun diobati
pneumonia, septicaemic dan pes, yang merupakan bentuk yang paling umum
menyerang masyarakat. Kalau pes merupakan jenis black death yang paling umum,
maka wabah pneumonia adalah bentuk yang paling menular di antara ketiganya. Jenis
yang satu ini umumnya berkembang setelah terjadinya infeksi, Infeksi pneumonia
tersebut bisa menyebar melalui udara, sementara untuk wabah septicaemic, terjadi saat
menggambarkan gejala pes ini “mirip seperti flu“, dengansatu sampai tujuh hari antara
masa inkubasi sampai gejala tersebut muncul. Penderita cenderung merasakan sakit
pada kelenjar getah beningnya yang bengkak, menggigil, demam, sakit kepala,
lemas dan merasa kelelahan. Pada penderita bubonic, kelenjar getah bening yang
meradang ini akhirnya bisa berubah menjadi luka yang terbuka dan bernanah. Wabah
pes berakibat fatal sekitar 30-60 persen kasus, sementara untuk jenis pneumonia hampir
Cara Penyebaran Wabah :Tiga jenis wabah yang berbeda-beda ini semuanya mengacu
disebarkan oleh hewan yang berkutu, yang terinfeksi yang kemudian menyebarkan
penyakit ini ke orang-orang melalui gigitan. Orang yang sudah terinfeksi kemudian bisa
Wabah pneumonia yang berbasis paru-paru ini terkadang dapat ditularkan melalui
Selain infeksi pneumonic dan bubonic, masyarakat yang tertular juga berpotensi
mengembangkan wabah septicaemic, yang terjadi saat infeksi menyebar melalui aliran
darah.
MATERI NS. EVI
A. Otitis media
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga yang paling sering
adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang
dewasa (Soepardi, 1998). Otitis media sering dijumpai pada anak – anak di bawah usia
15 tahun. Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu :
Otitis media akut adalah keadaan dimana terdapatnya cairan di dalam telinga
tengah dengan tanda dan gejala infeksi. Otitis media akut Adalah peradangan akut
sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah, yang disebabkan oleh bakteri atau
virus. Otitis media akut bisa terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan
Otitis Media Serosa (Otitis media dengan efusi) adalah keadaan terdapatnya
cairan di dalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Secara
teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negative dalam telinga tengah yang
disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii. Pada penyakit ini, tidak ada agen
penyebab definitive yang telah diidentifikasi, meskipun otitis media dengan efusi
lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media akut dan
biasanya dikenal dengan “glue ear”. Bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain
yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eustachii harus dicari. Efusi telinga tengah
penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustachii akibat infeksi atau
Otitis media kronik sendiri adalah Otitis media kronik adalah keradangan kronik yang
mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani dan juga kondisi yang
episode berulang otitis media akut yang tak tertangani. Sering berhubungan dengan
perforasi menetap membrane timpani. Infeksi kronik telinga tengah tak hanya
Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli, Kuman anaerob : Alergi,
diabetes melitus,
telinga tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi
bakteri yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai
dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang
ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat
dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap
infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan
Manifestasi Klinis
1. Otitis media akut : Sakit telinga yang berat dan menetap, Terjadi gangguan
diare dan demam sampai 40,5ºC, Gendang telinga mengalami peradangan dan
penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara
letup atau berderik, yang terjadi ketika tuba eustachii berusaha membuka.
Membrane tymphani tampak kusam (warna kuning redup sampai abu-abu pada
otoskopi pneumatik, dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah.
busuk. Biasanya tidak ada nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut, dimana
daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan edema.
B. Strabismus
Mata juling adalah kondisi ketika posisi kedua mata tidak sejajar dan melihat ke titik arah
yang berbeda. Mata juling atau yang dalam istilah medis dikenal dengan strabismus ini,
terjadi akibat gangguan koordinasi otot penggerak bola mata. Pada kondisi ini, satu mata
mungkin melihat ke arah depan, sedangkan satu mata lainnya mungkin melihat ke atas,
bawah, atau samping, sehingga kedua mata tidak mampu fokus untuk melihat objek
yang sama.
Penyebab gangguan koordinasi otot penggerak bola mata ini tidak selalu diketahui
secara pasti. Beberapa penderita memiliki mata juling sejak lahir, sedangkan beberapa
penderita lainnya terjadi ketika dewasa. Terkadang, penderita mata juling juga memiliki
Eksotropia: Mata melenceng ke arah luar, Hipertropia: Mata melenceng ke arah atas,
Pada anak-anak, mata juling dapat dipicu oleh mata yang bekerja terlalu berat dalam
Lumpuh otak, Beberapa infeksi, seperti campak, Beberapa kondisi genetik atau sindrom,
seperti sindrom Down, Diabetes, Kanker mata dan retinoblastoma. Berbeda dengan
anak-anak, penyebab mata juling yang terjadi saat dewasa, antara lain: Botulisme,
Cedera pada mata, Cedera kepala, Stroke, Sindrom Guillain-Barre, Penyakit Grave,
Diabetes Berikut ini merupakan gejala yang dapat dialami oleh penderita mata juling,
yaitu: Mata terlihat tidak sejajar, Kedua mata tidak bergerak secara bersamaan,
Memiringkan kepala saat melihat sesuatu, Sering berkedip atau menyipitkan mata,
terutama di bawah sinar matahari, Rasa tegang pada mata, Sakit kepala, Penglihatan
kabur, Penurunan persepsi atau perkiraan akan jarak, dan Penglihatan ganda.
Keluhan penglihatan ganda biasanya ada pada penderita mata juling yang terjadi
saat dewasa. Ketika mata tidak melihat pada satu titik yang sama, memang seharusnya
akan menyebabkan penglihatan ganda. Namun, hal ini tidak terjadi pada penderita mata
juling yang masih anak-anak. Dua gambar yang dikirimkan mata kepada otak anak-anak
akan diacuhkan oleh otak dan otak akan memilih gambar dari salah satu mata, biasanya
dari mata yang sehat. Hal ini berbahaya karena dapat mengakibatkan kemampuan
penglihatan salah satu mata menjadi turun, yang disebut dengan mata malas
(ambliopia). Namun, dapat juga terjadi sebaliknya, di mana justru mata malas yang
mengakibatkan mata juling. Diagnosis Mata Juling : Uji refleks cahaya kornea, Uji retina
untuk memeriksa kondisi bagian belakang mata, Pemeriksaan visus mata untuk
mengetahui ketajaman penglihatan, Uji mata tertutup dan terbuka untuk mengukur
Jika mata juling juga disertai dengan gejala lainnya, maka dokter akan memeriksa
otak dan sistem saraf untuk memeriksa kemungkinan kondisi lain. Bayi baru lahir dapat
memiliki mata juling, tetapi jika kondisi mata juling tetap berlangsung setelah bayi
Penutup mata. Jika terjadi mata malas, dokter akan menyarankan pasien
menggunakan penutup mata untuk menutupi mata yang sehat. Hal ini dilakukan
untuk mendorong otot penggerak bola mata yang lemah bekerja lebih keras.
Tetes mata. Obat tetes mata diberikan untuk mengaburkan penglihatan mata yang
lebih kuat untuk sementara, sehingga kedua mata memiliki fokus yang sama.
mata yang lebih kuat, sehingga melatih otot mata yang lemah. Namun, efek botox
Komplikasi Mata Juling : Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, mata juling dapat
mengakibatkan mata malas serta penglihatan kabur. Penglihatan kabur ini terjadi bila
mata juling tidak diatasi hingga usia 11 tahun. Bila sudah diobati, sebagian anak dapat
kembali mengalami mata juling dan mata malas, sehingga harus selalu dipantau.
Mata juling umumnya tidak dapat dicegah. Namun, pencegahan terhadap komplikasi
mata juling dapat dilakukan dengan deteksi dini dan pengobatan secara tepat. Bayi yang
C. Infeksi Mata
Infeksi mata adalah penyakit yang terjadi ketika ada bakteri, jamur, parasit, atau virus yang
menginfeksi mata. Infeksi dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Ada berbagai jenis
infeksi mata yang dibedakan berdasarkan penyebab infeksi dan bagian mata yang terinfeksi.
Salah satu contoh umum dari infeksi mata yang dikategorikan berdasarkan bagian mata
yang terinfeksi adalah conjunctivitis, yang juga dikenal sebagai mata merah. Conjunctivitis
adalah peradangan pada conjunctiva atau selaput yang ada di dalam kelopak mata.
Conjunctivitis akan memengaruhi bagian mata yang berwarna putih dan bagian dalam
kelopak mata. Penyakit ini merupakan jenis infeksi yang mudah menular dan sering diderita
oleh anak-anak. Infeksi ini disebabkan oleh adenovirus, yang merupakan jenis virus
penyebab pilek.
Jenis infeksi mata lainnya yang sering terjadi adalah bintitan (stye), suatu infeksi yang juga
mengenai kelopak mata. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri dari kulit yang menyebabkan
iritasi pada kantung rambut di bulu mata. Infeksi ini akan menyebabkan pembengkakan dan
nyeri di bagian mata yang terinfeksi. Ada jenis infeksi mata yang mudah disembuhkan
dengan obat-obatan, namun ada juga infeksi mata yang dapat menular. Bahkan, infeksi mata
yang menular sering dikaitkan dengan penyakit akibat virus dan penyakit menular seksual
lainnya.
Penyebab infeksi mata yang paling umum adalah bakteri, jamur, atau virus. Infeksi mata
dapat dipicu oleh berbagai faktor. Infeksi mata dapat berawal dari hal yang sederhana,
misalnya goresan kecil pada kornea akibat zat organik yang masuk ke mata, atau hal yang
lebih serius seperti iritasi akibat zat kimia. Terkadang, penyakit akibat bakteri, virus, atau
jamur lainnya yang telah diderita pasien juga dapat menyebabkan pasien lebih rawan
terkena infeksi mata lokal; infeksi di bagian tubuh lainnya dapat dengan sangat mudah
Berikut ini adalah penyakit yang biasanya dapat menyebabkan infeksi mata yang parah:
Kencing nanah (Gonore), Herpes simplex, Cacar api (Herpes zoster, Varicella
atau lepra, Penyakit lyme, Acanthamoeba, Kutu pada alat kelamin (crab lice), Virus
Gejala infeksi mata yang paling umum adalah: Mata atau kelopak mata yang berwarna
merah, Gatal, Pembengkakan kelopak mata, Nyeri pada mata, Gangguan penglihatan
(penglihatan yang buram atau memburuk), Merasa ada sesuatu di dalam mata,
mengandung darah, atau berair, Adanya bagian iris yang berwarna abu-abu atau putih,
Demam Pada beberapa kasus seperti ketika infeksi mengenai retina, saraf optik, atau
pembuluh darah, berarti kerusakan yang terjadi ada di dalam tubuh dan tidak ada gejala
yang terjadi selain penglihatan yang memburuk atau mengalami floater (melihat gelembung
kecil dan titik gelap). Dalam kasus seperti ini biasanya pasien tidak merasakan sakit.
MATERI NS. ADE