Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

Tentang Teori Perkembangan Psikososial Menurut Erickson

Disusun Oleh :

Kelompok 2

• Azi Arustiadi 17681

• Feby Yusti Elvisa 17686

• Sepri Diana 17700

• Sri Wahyuni Annica 17703

• Yusra Fandoni 17708

AKADEMI KEPERAWATAN AISYIYAH PADANG

2019
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT Rabb semesta alam atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Teori Perkembangan Psikososial Menurut Erickson ” tepat pada
waktunya.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rosul Allah Muhammad


SAW yang telah membawa kita dari kegelapan kepada cahaya Rabbi, semoga
tercurahkan juga kepada keluarga Beliau, sahabat dan semoga safa’at dapat kita
terima di akhirat kelak. Amin.

Penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada teman-teman satu tim


yang telah mendukung penyelesaian makalah sebagai tugas kuliah, kepada Dosen
yang memerikan pengarahan dan Perpustakaan yang menyediakan Sumber Informasi
untuk kami. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyajian ini jauh dari tingkat
kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah ini.

Mudah-mudahan bantuan dan dukungan yang diberikan semua pihak dapat


menjadi amal jariyah yang bermanfaat.

Dengan segala keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penyusun semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Padang,3 April 2019

Penyusun,

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................1

Daftar Isi........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................i

A.Latar Belakang...........................................................................................................3

B.Rumusan Masalah......................................................................................................3

C.Tujuan........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................ii

I.Teori Perkembangan Psikososial Erikson................................................................5

II.Tahap-tahap perkembangan Psikososial Erik H.Erikson...........................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................................iii

DAFTARPUSTAKA...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam psikologi perkembangan, banyak dibahas mengenai bagaimana tahap


perkembangan sosial anak, diantara tokoh yang memberi kontribusi dalam hal ini
adalah teori perkembangan psikososial Erik H. Erikson. Erikson mengatakan bahwa
istilah “psikososial” dalam kaitannya dengan perkembangan manusia berarti bahwa
tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-
pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang
secara fisik dan psikologis. Adapun tahap-tahap perkembangan psikososialnya dibagi
menjadi delapan tahap berdasarkan kualitas ego, yaitu empat tahap pertama terjadi
pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kedua pada masa adolesen, dan tiga
terakhir pada masa dewasa dan usia tua.

Penjelasan lebih rinci mengenai konsep perkembangan teori psikososial Erik H.


Erikson beserta tahap-tahap perkembangannya akan dijelaskan pada pembahasan
berikutnya. Semoga bermanfaat.

B.Rumusan Masalah

Beberapa hal penting yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1.Bagaimana teori perkembangan psikososial Erik H. Erikson?

2.Bagaimana tahap-tahap perkembangan psikososial Erik H. Erikson?


C.Tujuan

Dari beberapa rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan
makalah ini adalah pembaca diharapkan mampu:

1.Mengetahui teori perkembangan psikososial Erik H. Erikson

2.Mengetahui mekanisme perkembangan psikososial Erik H. Erikson

3.Mengetahui contoh-contoh teori perkembangan psikososial Erik H. Erikson dalam


kehidupan nyata
BAB II PEMBAHASAN

I.TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON

Psikologi pengembangan mempunyai beberapa teori yang dikembangkan,


salah satunya teori psikologi dari Erikson, yang mencetuskan teori
psikososial.Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori terbaik
dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian
berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori
tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan Ego. Persamaan
ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut
Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi
dari yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Erikson perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara


proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat
dan kekuatan – kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari. Dari
sudut pandang seperti ini, teori Erikson menempatkan titik tekan yang lebih besar
pada dimensi sosialisasi dibandingkan teori Freud. Selain perbedaan ini, teori
Erikson membahas perkembangan psikologis di sepanjang usia manusia, dan
bukan hanya tahun – tahun antara masa bayi dan masa remaja. Seperti Freud,
Erikson juga meneliti akibat yang dihasilkan oleh pengalaman pengalaman usia
dini terhadap masa – masa berikutnya, akan tetapi ia melangkah lebih jauh lagi
dengan menyelidiki perubahan yang terjadi selama pertengahan umur dan tahun –
tahun akhir kehidupan.

Teori perkembangan kepribadianyang dikemukakan Erikson merupakan salah


satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan
Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam Psikologi.
Rangkaian kata Erikson dalam Teorinya :

1.Pada dasarnya setiap perkembangan dalam kepribadian manusia mengalami


keserasian dari tahap – tahap yang telah di tetapkan, sehingga pertumbuhan dalam
setiap individu dapat dilihat atau dibaca untuk mendorong, mengetahui, dan untuk
selalu mempengaruhi, dalam radius yang lebih luas.

2.Masyarakat, pada prinsipnya juga merupakan salah satu unsur untuk memelihara
saat setiap ndividu yang barumemasuki lingkungan tersebut, berinteraksi, dan
berusaha menjaga serta untuk mendorong secara tepat berdasarkan dari
perpindahan di dalam tahap – tahap yang ada.

II.TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIK H. ERIKSON

Delapan tahap atau fase perkembangan kepribadian menurut Erikson memiliki ciri
utama setiap tahapnya adalah satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat
sosial, yang perjalan melalui krisis diantara dua popularitas. Adapun tingkatan
dalan delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut
Erikson adalah sebagai berikut :

1.)Tahap Kepercayaan dan Ketidakpercayaan (Trust vs Mistrust)

Tahap ini berlangsung pada masa kira kira terjadi pada umur 0 – 18 bulan (Bayi).
Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan
mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya
suatu ketidakpercayaan. Kepercayaan ini akan terbina dengan baik apabila
dorongan pada bayi terpuaskan. Misalnya untuk tidur dengan tenang, menyantap
makanan dengan tepat waktu. Oleh sebab itu peran ibu sangat penting dan
dibutuhkan.
a)Indikator Positif :

Pada tahap ini bayi belajar untuk mempercayai orang lain. Pemenuhan kepuasan
dari pengasuh (orang tua) tentang kebutuhan.

Contoh :Pengasuh (orang tua) memberi makan pada bayinya

b)Indikator Negatif :

Jika kebutuhan tidak terpenuhi, maka bayi merasa tidak percaya,takut, dan curiga
di tandai dengan eliminasi buruk, tidur.

2.)Tahap Otonomi dan Perasaan Malu dan Ragu-ragu (Otonomy vs Shame and
Duobt)

Pada tahap kedua atau masa ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung
mulai dari usia 18 bulan sampai 3 tahun (Toodler). Pada masa ini, kemandirian
diperlukan untuk memperkecil perasaan malu dan ragu – ragu. Apabila dalam
menjalin suatu hubungan antara anak dan orang tuanya terhadap suatu sikap atau
tindakan yang baik, maka dapat menghasilkan suatu kemandirian, namun
sebaliknya, jika orang tua salah dalam mengasuh anaknya ketika bersikap salah
maka anak dalam perkembangannya akan mengalami sikap malu dan ragu – ragu.

a)Indikator Positif :

Pada tahap ini anak mulai mengembangkan kemandirian pada saat peningkatan
kontrol fungsi tubuh terhadap kegiatan

Contoh :Membuka dan memakai baju sendiri, pemilihan makanan, dan mainan
yang disukai
b)Indikator Negatif :

Jika anak di buat merasa buruk saat melakukan kesalahan, anak akan menjadi
malu, kurang kemauan, dan ketidakpatuhan, serta jika anak tidak berhasil
melakukanya akan merasa tidak cukup dan ragu – ragu terhadap diri sendiri.

3.)Tahap Prakarsa dan Rasa Bersalah (Initiative vs Guilt)

Tahap ketiga adalah tahap bermain. Tahap ini pada saat periode tertentu saat anak
menginjak usia 3 – 5 tahun (Prasekolah) dan tugas yang harus diemban seorang
anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan ( Inisiatif ) tanpa banyak
terlalu melakukan kesalahan. Masa – masa bermain merupakan masa dimana
seorang anak ingin belajar dan mampu belajar terhadap tantangan dunia luar serta
mempelajari kemampuan – kemampuan baru juga rasa memiliki tujuan.

a)Indikator Positif :

Pada tahap ini anak mengembangkan inisiatif pada saat merencanakan dan
mencoba hal – hal baru seperti berimajinatif. Mampu menunjukkan kekuatan dan
kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya.
Jika berhasil, merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya
peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.

Contoh :Berimajinasi (menghayal) jika benar nanti ingin menjadi seorang presiden

b) Indikator Negatif :Anak merasa kurang percaya diri,pesimis, takut membuat


kesalahan, perasaan bersalah,perasaan ragu – ragu, dan kurang inisiatif. Kendali
dan pembatasan aktivitas diri berlebihan.

4.)Tahap Kerajinan dan Rasa Redah Diri (Industry vs Inferiority)


Tahap ke empat adalah tahap leten yang terjadi pada usia dasar antara umur 6 – 12
tahun (Sekolah) tahun. Salah satu tugas yang diperlukan dalam tahap ini adalah
dengan mengambangkan kemampuan kerja keras dan menghindari perasaan rasa
rendah diri. Semua aspek memiliki peran, misalnya orang tua harus selalu
mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya,
dan lain sebagainya.

a)Indikator Positif :

Pada tahap ini anak mulai untuk menciptakan mengembangkan sesuatu yang baru.
Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap
keberhasilan dan kemampuan mereka yang didukung dan di arahkan oleh orang
tua dan guru membangun perasaan kompeten dan percaya dengan keterampilan
yang dimilikinya.

Contoh :Berani bertanya pada guru tentang sesuatu yang baru menurutnya.

b)Indikator Negatif :

Anak yang sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua,guru, atau teman
sebaya akan merasa ragu akan kemampuanya untuk berhasil,merasa diri biasa –
biasa saja, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya, putus harapan.

5.)Tahap Identitas dan Kekacauan Identitas (Identity vs Identity Confusion)

Tahap kelima merupakan tahapan Adolsen ( remaja ), yang dimulai pada saat masa
puber dari usia 12 – 20 tahun, menurut Erikson masa ini merupakan masa yang
mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini seseorang dituntut harus
mencapai tingkat identitas ego. Dalam pengertiannya identitas pribadi berarti
mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah
masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin luas, tidak hanya area keluarga
atau sekolah, namun dengan masyarakat yang ada dalam lingkungannya.
a)Indikator Positif :

Sadar akan diri sendiri, bermaksud untuk mengaktualisasi kemampuan diri

Contoh :Seseorang anak (teman) baru yang ikut bergabung dengan teman yang
lain disekolah barunya. Seorang mahasiswa yang berprestasi mendapat beasiswa
S2 di luar negeri.

b)Indikator Negatif :

Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan
muncul rasa tidak aman dan bingung terhaap diri dan masa depanya, tidak mampu
membuat keputusan sendiri, dan mungkin terdapat perilaku antisosial.

6.)Tahap Keintiman dan Isolasi (Intimacy vs Isolation)

Ketika tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan
memasuki jenjang berikutnya, yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar
20 – 30 tahun (dewasa muda). Jenjang ini menurut Erikson adalah masa dimana
sseorang ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindari
dari sikap menyendiri. Periode ini diperhatikan dengan adanya hubungan spesial
dengan orang lain, yaitu antara lawan jenis yang biasa disebut pacaran.

a)Indikator Positif :

Memiliki hubungan yang intim dengan orang lain. Memiliki komitmen terhadap
pekerjaan dan hubungan.

Contoh :Memiliki hubungan yang intim dengan lawan jenis

b)Indikator Negatif :
Hubungan impersonal, menghidari komitmen dalam hubungan, karier atau gaya
hidup. Seseorang yang tidak bersedia atau tidak mampu untuk berbagi mengenai
diri sendiri akan merasa sendiri.

7.) Tahap Generativitas dan Stagnasi (Generativity vs Stagnation)

Pada tahap ini seseorang akan memasuki tahap mengabdikan diri guna menjaga
keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu ( Generativitas ) dengan tidak
berbuat apa – apa ( Stagnasi ) dan tahap ini dimuali dari usia 40 – 50 tahun
(dewasa tengah). Pada masa ini seseorang yang merasa harus bisa menyelesaikan
masalah masalah yang dihadapinya dengan tepat dan teratur.

a)Indikator Positif :

Generativitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain.


Mereka membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan keluarga.
Mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang.

Contoh :Pada tahap ini seseorang sudah memiliki kematangan pemikiran dan
mental sehingga dalam penyaluran hasrat lebih fokus terhadap keluarga, karir
bekerja dan mampu mengkoordinasikan keluarga dan kerja dengan baik

b)Indikator Negatif :

Stagnasi adalah perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak
tidak anaknya dan masyarakat. Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa
tidak produktif dan tidak terlibat di dunia ini.

8.) Tahap Integritas dan Keputusasaan (Integrity vs Despair)

Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja. Yang diawali dari
usia 65 tahun sampai seseorang itu tutup usia. Tahap ini merupakan tahap yang
sulit dilewati menurut pandangan sebagian orang, dikarenakan mereka sudah
merasa terasing dalam lingkungan kehidupannya, karena seseorang pada usia senja
dianggap tidak dapat berbuat apa – apa lagi atau tidak berguna lagi. Kesulitan
tersebut dapat diatasi jika di dalam diri orang tersebut bisa menerima hidup dan
bisa berarti mau juga menerima akhir dari hidup itu sendiri.

a)Indikator Positif :

Cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.penerimaan akan


kematian

Contoh :Pada tahap ini seseorang akan melihat cerminan diri pada individu
individu lain

b)Indikator Negatif :

Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma
dan mengalami banyak penyesalan. Mereka kehilangan, memandang rendah orang
lain.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Pada dasarnya pusat dari perumusan konsep dari Erikson meliputi beberapa bagian
yang dianggap memiliki aspek penting seiring berjalannya roda dalam kehidupan
manusia

Identitas ego yang menurut Erikson berarti bahwa perkembangan setiap individu
adalah didalam kerangka lingkungan dan budaya dimana setiap individu dapat
menemukan dirinya yang sebenarnya.

Perkembangan psikosoial adalah tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai


mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu
organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis, perkembangan
psikososial juga berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan
kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi.Rajawali Pers

Santrock, J.W.2013.Live-Span Development (edisi ke 13, Jilid 1).Terjemahan oleh


Benedictine Widyasinta.Erlangga.

Hurlock, E.B.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai