OLEH KELOMPOK I :
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Penyusun menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan makalah, Sangatlah sulit bagi penusun
untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,penusun mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Siti Fatimah, S. Kp, M.Pd selaku pembimbing yang telah mengarahkan,
membimbing dan memberikan masukan dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam
1 Ibu Siti Fatimah, S. Kp, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam As-Syafi’iyah.
2 Ibu Ns. Kusdiah Eny Subekti S, S.Kep, M. Kep. Sp. Kep. Kom, selaku Ka Prodi
Universitas Islam As-Syafi’iyah yang telah memberikan bekal ilmu untuk bekal
penyusun.
4 Teristimewa kepada ke dua orang tua, suami, anak kami yang telah memberikan
kebaikan semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................................
DAFTAR SKEMA............................................................................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Tujuan.......................................................................................................................
C. Manfaat.....................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perdarahan, yang dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan
tiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan pada
tahun 2013, dan jumlah total kematian wanita adalah 289.000 kematian. Jumlah ini
menurun sebesar 45% bila dibandingkan tahun 1993 di mana Maternal Mortality
Rate (MMR) pada tahun tersebut sebesar 380 dan jumlah kematian wanita
523.000. Negara berkembang memiliki jumlah MMR empat belas kali lipat lebih
tinggi dibandingkan negara maju. Berdasarkan survei terakhir tahun 2012 yang
menunjukkan kenaikan dari 228 di tahun 2007 menjadi 359 kematian ibu per
rasa mulas ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang
mencapai 2,4 juta jiwa. Kasus aborsi di Indonesia terjadi 2-2,6 juta per tahun
yaitu sebesar 39 kasus dari 13.190 ibu hamil pada tahun 2009 menjadi 142 kasus
dari 13.196 ibu hamil pada tahun 2010. Sebagian besar studi menyatakan kejadian
abortus spontan antara 15-20%, bahkan jika dikaji lebih jauh angka kejadian
abortus bisa mendekati 50% dari total semua kehamilan2. Khusus untuk Kabupaten
diperoleh data dari rekam medis Klinik Alam Sehat Lestari tahun 2014
masif yang bisa menimbulkan kematian akibat adanya syok hipovolemik apabila
keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Seorang ibu
hamil yang mengalami abortus inkomplit dapat mengalami guncangan psikis, tidak
hanya pada ibu namun juga pada keluarganya, terutama pada keluarga yang sangat
komplikasi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSAU dr. Esnawan Antariksa pada tahun
2018 ditemukan sebanyak 30 kasus adalah menyerang ibu hamil. Dari bulan Januari
sampai dengan februari 2019 didapatkan kasus abortus iminens sebanyak 25 ibu hamil.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus abortus iminens masih sangat tinggi.
permasalahan tentang penyakit abortus iminens dan membuat makalah tentang “Asuhan
1. Umum
Abortus Iminens” adalah agar penyusun dapat memahami dan mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien ibu hamil dengan abortus iminens menggunakan
2. Khusus
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat pada klien dengan
Abortus Iminens
b.
E. Manfaat
abortus iminens
2. Bagi Penyusun
iminens
abortus iminens
abortusiminens
.
Sebagai referensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan agar
lebih baik khususnya pada ibu hamil dengan kasus abortus iminens.
5. Bagi Pasien
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau pedoman untuk menangani kasus
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada
usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-100 gram,
tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu diangggap keajaiban
karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar kemungkinan untuk
dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015 Dalam Harsismanto, 2019).
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo,
2010, Dalam Harsismanto, 2019).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
(Mansjoer,dkk, 2000).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui
metode obat-obatan atau bedah, (Morgan, 2011 Dalam Harsismanto, 2019 ).
B. Etiologi
Insiden, 15% sampai 25% dari kehamilan yang dikenali secara klinis,
mungkin mendekati 50% dari semua konsepsi. (Graber, 2006:368)
Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor .Umumnya abortus
didahului oleh kematian janin.
Faktor-faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya abortus adalah:
1. Faktor Janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan perkembangan zigot
,embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus
pada trimester pertama, yakni:
a. Kelainan telur,telur kosong (blighted ovum),kerusakan embrio,atau kerusakan
kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)
b. Embrio dengan kelainan lokal
c. Abnormalitas pembentukan plasenta (hiplopasi trofoblas)
(Cunningham, 2005:952)
Produk konsepsi yang abnormal menjadi penyebab terbanyak dari abortus
spontan. Paling sedikit 10% hasil konsepsi manusia mempunyai kelainan
kromosom dan sebagian besar akan gugur. (Benson, 2008:297)
2. Faktor Maternal
a. Infeksi
Infeksi maternal dapat membawa dapat membawa resiko bagi janin yang sedang
berkembang , terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester kedua.
Tidak diketauhi penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang menjadi
terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
penyebabnya.Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan abortus:
b. Virus
Misalnya rubella, sitomegalo virus, virus herpes simpleks, varicella zoster,
vaccinia, campak, hepatitis, polio,dan ensefalomeilitis.
c. Bakteri- misalnya Salmonella typi.
d. Parasit- misalnya Toxoplasma gondii, plasmodium.
e. Penyakit vaskular-misalnya hipertensi vaskular
f. Penyakit endrokin
Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi atau
pada penyakit disfungsi tiroid:defisiensi insulin.
f. Faktor Imunologis
Ketidakcocokan (Inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte Antigen)
h. Trauma
Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma tersebut,
misalnya trauma akibat pembedahan:
Pengangkatan Ovarium yang mengandung korpus luteum gravidatum sebelum
minggu ke-8
Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus pada saat hamil.
i. Kelainan Uterus
Hipoplasia uterus , mioma(terutama mioma submukosa),serviks inkompeten atau
retroflexio uteri gravidi incarcerata.
j. Faktor psikosomatik _pengaruh dari faktor ini masih dipertanyakan.
(Benson, 2008:298)
3. Faktor Eksternal
a. Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada usia 9 minggu pertama dapat merusak janin
dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.
b. Obat-obatan
Antagonis asam folat,antikoagulan,dan lain-lain.Sebaiknya tidak menggunakan
obat-obatan sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah di buktikan bahwa obat
tersebut tidak membahyakan janin ,atau untuk pengobatan penyakit ibu yang
parah.
c. Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung arsen dan benzen.
(Wiknjosastro, 2007:303)
C. Patofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal, yang menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan
disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi ancaman
dalam bentuk gangguan pembekuan darah. (Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).
PATWAY
D. Penyebab Abortus
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor telur (ovum) atau spermatozoa yang kurang baik atau kurang sempurna.
Keduanya pembawa tanda, yang ketika mencari pasangan terjadi penyimpangan
sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak sempurna sehingga tidak mampu
tumbuh sampai cukup umur.
E. Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus Imminent
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi
masih berada pada kavum uteri.
3. Abortus Incomplete
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar.
4. Abortus Complete
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
dari kavum uteri.
5. Abortus Infeksiosa
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah
mati hingga 8 minggu atau lebih
7. Abortus Resiko Tinggi
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal / menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normal atau meningkat.
4. Rasa mules atau keram perut di daerah simpisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontrksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi
b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium uterus terbuka / tertutup, ada
/ tidak jaringan-jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
c) Colok vagina
Portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak jaringan pada kavum uteri, besar
uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol
/ tidak nyeri.
G. Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai berikut:
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya
ditemukan pada abortus incomplete dan lebih sering pada abortus buatan yang
dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4. Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).
H. Penanganan
1. Lakukan penilaian secara tepat mengenai keadaan umum pasien dan TTV.
5. Jika perdarahan berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan, USG), lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Abortus Iminens
1. Pengkajian
1) Biodata :
mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat
2) Keluhan utama :
4) Riwayat pembedahan :
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung ,
hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-
penyakit lainnya.
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat
ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
9) Riwayat seksual :
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahn yang menyertainya.
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap
smear.
Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah
klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB
jenis apa.
Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama
dirawat di RS.Data psikososial.
Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam
keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang
digunakan.
Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I :
Cemas berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi
Intervensi :
Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan
Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat
Diagnosa II :
Intervensi
Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil pasien dengan nama
lengkap. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu yang lama
Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan intensitas
Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti
posisi, teknik relaksasi serta kolaburasi obat analgetik
Diagnosa III :
Diagnosa IV :
Intervensi :
Diagnosa V :
Intervens :
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi
mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil
atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien terhadap
intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran
dari rencana keperawatan dasar mendukung proses evaluasi. Selain itu juga
dapat menetapkan kembali informasi baru yang ditunjukkan oleh klien untuk
mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan atau intervensi
keperawatan (Yura dan Walsh, 1988 dalam Deswani, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Ny.Y
Umur : 28 thn
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Perawat
Golongan Darah : O
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Abortus Iminens
Nomor Register :
Tanggal Masuk RS : 6 Januari 2019
Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2019
Alamat : Jl.larasati no. 391/ Rt 2 RW 2 Dirgantara 2
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan Keluar Darah merah segar..
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan Dahulu
Klien pernah menjalani operasi mioma pada tahun 2017 di RSPAD bulan november,
klien tidak ada penyakit lain seperti DM, Hipertensi, Asma dll
Genogram
Ket : Laki-laki
Perempuan
Klien
Hubungan keluarga
6. Pemeriksaan fisik
a. Ibu
1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran CM, GCS 15 E4M6V5
Tingkat kesadaran : CM
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36º
c) Nadi : 76x/mnt
d) Pernafasan : 18x/mnt
e) Tinggi badan : 153 Cm
f) Berat badan sebelum hamil : 60,5 kg
g) Berat badan hamil : 63 Kg
3) Sistem penglihatan
a. Posisi mata : simetris
b. Kelopak mata : simetris
c. Pergerakan bola mata : normal
d. Konjungtiva : normal/ merah muda
e. Kornea : normal
f. Sklera : anitterik
g. Pupil : isokor
h. Otot-otot mata : tidak ada kelainan
i. Fungsi penglihatan : Baik
j. Tanda-tanda radang : -
k. Pemakaian kacamata : -
l. Pemakaian lensa kontak : -
m. Reaksi terhadap cahaya :
4) Sistem pendengaran
a. Daun telingan : normal/tidak sakit saat digerakkan
b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) : Tidak ada serumen
c. Kondisi telinga : normal
d. Cairan dari telinga : tidak ada
e. Perasaan penuh di telinga : tidak ada
f. Tinitus : tidak
g. Fungsi pendengaran : normal
h. Pemakaian alat bantu : tidak
5) Sistem wicara : Tidak
6) Sistem pernafasan :
a. Hidung : simetris
b. Jalan nafas :-
c. Pernafasan : tidak sesak
d. Menggunakan otot bantu pernafasan : tidak
e. Frekuensi : 18x/mnt
f. Irama : teratur
g. Kedalaman :-
h. Batuk : Tidak
i. Sputum : putih
j. Konsistensi :-
k. Terdapat darah : tidak
l. Suara nafas : normal
m. Takbil premitus anterior : -
n. Takbil premitus posterior : -
7) Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
- Nadi : 76x/mnt
- Tekanan darah : 110/70 mmghg
- Distensi vena jugularis : tidak
- Temperatur kulit : hangat
- Warna kulit : baik
- Pengisian kapiler : ≤ 2 /detik
- Edema : tidak
b. Sirkulasi jantung
Hb : 15,0 Gr/dl, HT: 46 Vol%, Leukosit : 13.800 Ribu/Ul, eritrosit : - juta/ul,
trombosit : 336 ribu/ul
Mengeluh kesakitan : tidak
8) Sistem saraf pusat
a. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
b. GCS : 15
c. Peningkatan tekanan intracranial : tidak
d. Tidak terjadi kejang, kelumpuhan ekstremitas, pelo, mulut mencong, disorientasi
e. Reflek ekstremitas atas : spontan
f. Kekuatan Otot : 5555 5555
9) Sistem pencernaan
a. Keadaan mulut : 1) gigi : tidak
2) penggunaan gigi palsu : tidak
3) stomatitis : tidak
4) lidah kotor : tidak
5) salifa : normal
b. Muntah : tidak
c. Mual : tidak
d. Nafsu makan : baik
e. Nyeri daerah perut : tidak
f. Rasa penuh diperut : tidak
g. Karakter nyeri :-
h. Terpasang NGT : tidak
i. Kebiasaan BAB : 1-2x/hari
j. Bising usus 12/hari
k. Diare : -
l. Warna feces : kuning
m. Konsistensi feces : setengah padat
n. Konstipasi :-
o. Hepar : tidak ada kelainan
p. Abdomen : baik
q. Dranase :-
10) Sistem endokrin
a. Gula darah : 121 Gr%
b. Exapthalmus : tidak
c. Nafas berbau keton : tidak
d. Poliuri : tidak
e. Polidipsi : tidak
f. Gangren : tidak
g. Pembesaran kelenjar thyroid : tidak
h. Data yang menunjang : -
11) Sistem Urogenital :
a. Menggunakan kateter : tidak
b. Jumlah urine per 24 jam : ±1500 cc
c. Perubahan pola kemih : tidak ada
d. B.A.K : 8x/hari terkontrol, jumlah 1500/24 jam, warna kuning jernih
e. Distensi/ketegangan kandung kencing : tidak
f. Keluhan aking pinggang : tidak
g. Pembesaran kelenjar prostat : tidak
h. Keadaan genetalia : baik, bersih, tidak ada luka
12) Sistem intergumen
a. Turgor kulit : baik elastis
b. Warna kulit : baik
c. Kadaan kulit : baik
d. Keadaan rambut : baik, Kebersihan : baik
13) Sistem muskuloskeletal
a. Kesulitan pergerakan : tidak
b. Sakit pada tulang, sendi, kulit : tidak
c. Fraktur : tidak
d. Kelainan bentuk tulang : tidak ada
e. Keadaan tonus otot :-
14) Sistem kekebalan tubuh
a. Suhu : 36ºC
b. Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
c. Leukosit : 13800mm³
d. Limfosit :-
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Di rumah makan 2-3x/hari, tidak ada alergi makanan, ikan, nasi sayuran, buah. Di rumah
sakit makan 3x/hari, makan habis 1 porsi.
b. Eliminasi
Di rumah BAK 6-8x/hari, BAB 1-2x/hari, tidak ada keluhan, konsistensi urin cair jernih,
feses kuning. Di rumah sakit BAK 8-10x/hari, BAB 1x/hari, tidak ada keluhan.
c. Istrahat dan tidur
Di rumah tidur sehari 8 jam, kadang tidur siang kalau dinas pagi/ libur ±1 jam. Dan tidur
malam 8 jam. Di rumah sakit banyak tidur, tidur siang dan tidur malam ±10-12 jam
d. Aktivitas
Dirumah merapihkan rumah dan kerja sebagai perawat kadang masuk pagi atau siang.
Di rumah sakit hanya melakukan aktivitas, nonton tv, tidur, dan ke kamar mandi.
e. Kebrsihan diri
Selama dirumah mandi 2x/hari, keramas 1x/hari, sikat gigi 2x/hari, vulva hyegene
setiap Bak/BAB. Di RS mandi pagi 1x, keramas belum pernah, sikat gigi 2x/hari, vulva
hyegene setiap ke kamar mandi.
f. Ketergantungan fisik
Klien banyak tirah baring di tempat tidur, karena takut terjadi perdarahan pada vagina,
aktivitas dapat dilakukan sendiri tetapi dibantu sebagian untuk mendekatkan kepada
klien.
8. Aspek psikososial
a. Pola pikir dan persepsi
Klien mengatakan semoga tidak terjadi keguguran lagi. Semoga dapat dipertahankan
kehamilannya, dan walaupun terjadi hal yang tidak di inginkan klien dan suami pasrah
bagaimana kehendak allah SWT yang terbaik
b. Persepsi diri
Klien mengatakan kalau banyak beraktivitas, perdarahan di vagina juga banyak.
c. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien emngatakan tidak begitu mempermasalahkan bentuk tubuhnya.
2) Peran
Klien emnyadari perannya sebagai seorang istri ingin mendapatkan keturunan
sebagai penerus bagi keluarganya.
3) Ideal diri
Klien mengatakan setelah tidak terjadi perdarahan klien ingin menjaga janinnya
dengan baik, dan ingin mengundurkan diri dari kerjaan.
9. Therapi obat
- Cygest 200mg/rectal 1x/hari
- Infus D5% Mgso4 (25ml)/12 jam
10. Data penunjang
Hasil lab tanggal 6-1-2019
HB 15,0 Gr/dl
Leukosit 13800mm³
Hematokrit 46%
Trombosit 336.000 mm³
GDS 121 mg/dl
ANALISA DATA
Tabel. 1.2
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
2. Cemas b.d krisi situasional
3. Resiko infeksi b.d kondisi vulva yang lembab akibat perdarah pervagina
Rencana Intervensi
Tabel. 2.1
5.Evaluasi
perkembangan 5. Menilai kondisi
kemampuan klien umum klien
melakukan aktivitas
Tabel 3.1
Hari/T Jam DX Tujuan Intervensi Rasional
gl
Senin 17.10 2. Cemas Setelah dilakukan1. 1. Kaji tingkat1. 1. Ketidaktahuan dapat
07-01- b.d krisi tindakan keperawtan
pengetahuan atau menjadi dasar
19 situasional selama 2×24 jam
perasaan cemas persepsi ibu dan peningkatan rasa cemas
berkurang.
keluarga terhadap
KH :
1. Klien penyakit.
tanpak 2. 2. Kaji derajat
2. Kecemasan yang
tenang
kecemasan yang
2. Klien tinggi dapat
mengatkan dialami klien
menyebabkan
perasaan
cemas penurunan penilaian
berkurang
objektif klien tentang
penyakit
3. 3. Bantu klien
3. 3. Melibatkan klien
mengidentifikasi
secara aktif dalam
penyebab kecemasan
tindakan keperawatan
4.
5. merupakan support
6.
yang mungkin berguna
7.
8. bagi klien dan
9. 4. Mengajarkan klien
meningkatkan
menentukan tujuan
kesadaran diri klien
perawatan bersama
4. 4. Peningkatan nilai
objektif terhadap
5. Terangkan hal –
masalah, berkontribusi
hal seputar aborsi
menurunkan kecemasan
yang perlu diketahui
5. 5. Konseling bagi klien
oleh klien dan
sangat diperlukan untuk
keluarga.
meningkatkan
pengetahuan dan
membangun support
sistem keluarga untuk
mengurangi kecemasan
klien dan keluarga.
.
Tabel 4.1
Tabel 5.1
DS :
Catatan Perkembangan
Tabel. 6.1
A : masalah teratasi
A : masalah teratsi
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang
dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluran tersebut dapat
terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam dan masih ada
harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 :8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus
selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)
Kesimpulan dari asuhan kebidanan pada Ny.”y” GII P0 Ab1 Uk 6-7 minggu dengan Abortus
Imminens yaitu pada tahap pengkajian yang terdiri dari data subyektif diperoleh data secara
lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menemukan
indentifikasi diagnosa.
5.2 Saran
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC,
Jakarta
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jilid1.Media Aesculapius FKUI,
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Syaifudin, Abdul Bakri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.YBP-SP, Jakarta