Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

ABORTUS IMINENS PADA KALIEN NY. Y


DI RUANG NURI RSAU Dr. ANTARIKSA ESNAWAN

OLEH KELOMPOK I :

1. EMAY MAYRITA, S.Kep


2. EMY SUBIANTI, S. Kep
3. MUNDAJAMI TUASIKAL, S. Kep
4. MANGASITUA, S. Kep
5. REZKY SYABAN, S. Kep
6. SUTIYAH, S. Kep
7. SURYA NINGRAT S. S.kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehinggaa kami dapat menyelesaikan tugas akhir makalah keperawatan

maternitas dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NY. Y DENGAN ABORTUS

IMINENS DI RUANG NURI RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA ”. Shalawat

beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti

sekarang ini.

Penyusun menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan makalah, Sangatlah sulit bagi penusun

untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,penusun mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Siti Fatimah, S. Kp, M.Pd selaku pembimbing yang telah mengarahkan,

membimbing dan memberikan masukan dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam

pembuatan makalah ini.Ucapan terima kasih pula penyusun sampaikan kepada :

1 Ibu Siti Fatimah, S. Kp, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Islam As-Syafi’iyah.

2 Ibu Ns. Kusdiah Eny Subekti S, S.Kep, M. Kep. Sp. Kep. Kom, selaku Ka Prodi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-Syafi’iyah.

3 Ibu/Bapak Staf Dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam As-Syafi’iyah yang telah memberikan bekal ilmu untuk bekal

penyusun.

4 Teristimewa kepada ke dua orang tua, suami, anak kami yang telah memberikan

semangat restu yang tak dapat ternilai dengan apapun.

5 Rekan- rekan satu kelompok seperjuangan yang telah membantu penyusunan

menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, penyusun berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 14 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................................
DAFTAR SKEMA............................................................................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Tujuan.......................................................................................................................
C. Manfaat.....................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi.....................................................................................................................
B. Etiologi.....................................................................................................................
C. Patofisiologi............................................................................................................
D. Penyebab Abortus.................................................................................................
E. Jenis-Jenis Abortus................................................................................................
F. Tanda Dan Gejela..................................................................................................
G. Komplikasi..............................................................................................................
H. Penanganan.............................................................................................................
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Abortus Iminens
....................................................................................................................................
1. Pengkajian.......................................................................................................
2. Diagnose Keperawatan.................................................................................
3. Rencana Keperawatan..................................................................................
4. Pathway Teori..................................................................................................
5. Implementasi Keperawatan.........................................................................
6. Evaluasi Keperawatan..................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian...............................................................................................................
B. Analisis Data...........................................................................................................
C. Pathway Kasus.......................................................................................................
D. Diagnosa Keperawatan........................................................................................
E. Intervensi Keperawatan.......................................................................................
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.......................................................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah terjadinya

perdarahan, yang dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan

muda, sering dihubungkan dengan abortus, miscarriage, dan early pregnancy

loss.1World Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 210 kematian wanita

tiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan pada

tahun 2013, dan jumlah total kematian wanita adalah 289.000 kematian. Jumlah ini

menurun sebesar 45% bila dibandingkan tahun 1993 di mana Maternal Mortality

Rate (MMR) pada tahun tersebut sebesar 380 dan jumlah kematian wanita

523.000. Negara berkembang memiliki jumlah MMR empat belas kali lipat lebih

tinggi dibandingkan negara maju. Berdasarkan survei terakhir tahun 2012 yang

dilakukan oleh Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI), AKI

menunjukkan kenaikan dari 228 di tahun 2007 menjadi 359 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup di tahun 2012.

Abortus imminens (threatened) adalah pengeluaran darah dari vagina atau

perdarahan pervaginampada trimester pertama kehamilan dan disertai dengan

rasa mulas ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang

bawah. Data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) 2010 menyatakan bahwa setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia

mencapai 2,4 juta jiwa. Kasus aborsi di Indonesia terjadi 2-2,6 juta per tahun

atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan1 (Aulia Kusuma, 2016).

Angka abortus imminensdi Kalimantan Barat sendiri mengalami peningkatan

yaitu sebesar 39 kasus dari 13.190 ibu hamil pada tahun 2009 menjadi 142 kasus

dari 13.196 ibu hamil pada tahun 2010. Sebagian besar studi menyatakan kejadian
abortus spontan antara 15-20%, bahkan jika dikaji lebih jauh angka kejadian

abortus bisa mendekati 50% dari total semua kehamilan2. Khusus untuk Kabupaten

Kayong Utara, Puskesmas Sukadana menempati peringkat pertama kasus

kejadian abortus imminensdengan total angka kejadian 32 orang (37,20%), kemudian

diperoleh data dari rekam medis Klinik Alam Sehat Lestari tahun 2014

sebanyak 12 orang (30,00%) dan terjadi peningkatan pada tahun 2015

sebanyak 14 orang (35,00%) yang mengalami abortus imminens.

Abortus iminens dapat berujung pada abortus inkomplet yang memiliki

komplikasi yang dapat mengancam keselamatan ibu karena adanya perdarahan

masif yang bisa menimbulkan kematian akibat adanya syok hipovolemik apabila

keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Seorang ibu

hamil yang mengalami abortus inkomplit dapat mengalami guncangan psikis, tidak

hanya pada ibu namun juga pada keluarganya, terutama pada keluarga yang sangat

menginginkan anak.Sangat penting bagi para pelayan kesehatanuntuk mengetahui

lebih dalam tentang abortus iminensagar mampu menegakkan diagnosis dan

kemudian memberikan penatalaksanaan yang sesuai dan akurat, serta mencegah

komplikasi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSAU dr. Esnawan Antariksa pada tahun

2018 ditemukan sebanyak 30 kasus adalah menyerang ibu hamil. Dari bulan Januari

sampai dengan februari 2019 didapatkan kasus abortus iminens sebanyak 25 ibu hamil.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus abortus iminens masih sangat tinggi.

Berdasarkan keterangan data diatas, maka penyusun tertarik untuk menggali

permasalahan tentang penyakit abortus iminens dan membuat makalah tentang “Asuhan

Keperawatan Abortus Iminens”


B. Tujuan

1. Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan

Abortus Iminens” adalah agar penyusun dapat memahami dan mampu menerapkan

asuhan keperawatan pada pasien ibu hamil dengan abortus iminens menggunakan

pendekatan proses keperawatan.

2. Khusus

Tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini diharapkan penyusun mampu:

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah Abortus Iminens di

Ruang Nuri (Maternitas) RSAU dr. Esnawan Antariksa.


b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah Abortus

Iminens Nuri (Maternitas) RSAU dr. Esnawan Antariksa.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat pada klien dengan

Abortus Iminens

d. Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan pada klien dengan masalah

Abortus Iminens di Ruang Nuri (Maternitas) RSAU dr. Esnawan Antriksa.

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan masalah Demam

Thypoid di Ruang Parkit (Anak) RSAU dr. Esnawan Antariksa.

b.
E. Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini adalah :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam penanganan

abortus iminens

2. Bagi Penyusun

a. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan abortus

iminens

b. Untuk meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan

abortus iminens

3. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan pengetahun dan ketrampilan mahasiswa lebih banyak lagi

terutama dalam kegiatan pembelajaran mengenai asuhan keperawatan pasien

abortusiminens
.

4. Bagi Lahan Praktik

Sebagai referensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan agar

lebih baik khususnya pada ibu hamil dengan kasus abortus iminens.

5. Bagi Pasien

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau pedoman untuk menangani kasus

abortus iminens pada ibu hamil dan keluarganya.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada
usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-100 gram,
tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu diangggap keajaiban
karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar kemungkinan untuk
dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015 Dalam Harsismanto, 2019).
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo,
2010, Dalam Harsismanto, 2019).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
(Mansjoer,dkk, 2000).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui
metode obat-obatan atau bedah, (Morgan, 2011 Dalam Harsismanto, 2019 ).

B. Etiologi
Insiden, 15% sampai 25% dari kehamilan yang dikenali secara klinis,
mungkin mendekati 50% dari semua konsepsi. (Graber, 2006:368)
Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor .Umumnya abortus
didahului oleh kematian janin.
Faktor-faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya abortus adalah:
1. Faktor Janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan perkembangan zigot
,embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus
pada trimester pertama, yakni:
a. Kelainan telur,telur kosong (blighted ovum),kerusakan embrio,atau kerusakan
kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)
b. Embrio dengan kelainan lokal
c. Abnormalitas pembentukan plasenta (hiplopasi trofoblas)
(Cunningham, 2005:952)
Produk konsepsi yang abnormal menjadi penyebab terbanyak dari abortus
spontan. Paling sedikit 10% hasil konsepsi manusia mempunyai kelainan
kromosom dan sebagian besar akan gugur. (Benson, 2008:297)
2. Faktor Maternal
a. Infeksi
Infeksi maternal dapat membawa dapat membawa resiko bagi janin yang sedang
berkembang , terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester kedua.
Tidak diketauhi penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang menjadi
terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
penyebabnya.Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan abortus:
b. Virus
Misalnya rubella, sitomegalo virus, virus herpes simpleks, varicella zoster,
vaccinia, campak, hepatitis, polio,dan ensefalomeilitis.
c. Bakteri- misalnya Salmonella typi.
d. Parasit- misalnya Toxoplasma gondii, plasmodium.
e. Penyakit vaskular-misalnya hipertensi vaskular
f. Penyakit endrokin
Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi atau
pada penyakit disfungsi tiroid:defisiensi insulin.
f. Faktor Imunologis
Ketidakcocokan (Inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte Antigen)
h. Trauma
Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma tersebut,
misalnya trauma akibat pembedahan:
 Pengangkatan Ovarium yang mengandung korpus luteum gravidatum sebelum
minggu ke-8
 Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus pada saat hamil.
i. Kelainan Uterus
Hipoplasia uterus , mioma(terutama mioma submukosa),serviks inkompeten atau
retroflexio uteri gravidi incarcerata.
j. Faktor psikosomatik _pengaruh dari faktor ini masih dipertanyakan.
(Benson, 2008:298)
3. Faktor Eksternal
a. Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada usia 9 minggu pertama dapat merusak janin
dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.
b. Obat-obatan
Antagonis asam folat,antikoagulan,dan lain-lain.Sebaiknya tidak menggunakan
obat-obatan sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah di buktikan bahwa obat
tersebut tidak membahyakan janin ,atau untuk pengobatan penyakit ibu yang
parah.
c. Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung arsen dan benzen.
(Wiknjosastro, 2007:303)
C. Patofisiologi

Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal, yang menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan
disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.

2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.

3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan


syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung
dingin.

Bentuk pengeluaran hasil konsepsi:


1. Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian dari hasil konsepsi

2. Diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dapat didahului dengan


ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan dengan
pengeluaran plasenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebutkan
persalinan immaturus.

3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi ancaman
dalam bentuk gangguan pembekuan darah. (Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).
PATWAY

D. Penyebab Abortus
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor telur (ovum) atau spermatozoa yang kurang baik atau kurang sempurna.
Keduanya pembawa tanda, yang ketika mencari pasangan terjadi penyimpangan
sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak sempurna sehingga tidak mampu
tumbuh sampai cukup umur.

2. Faktor ketidak suburan lapisan dinding rahim endometrium yang disebabkan


kekurangan gizi.

3. Kehamilan jarak pendek.


4. Penyakit sistemik yang terjadi pada ibu seperti penyakit jantung, paru, ginjal,
tekanan darah tinggi, hati, dan penyakit kelenjar dengan gangguan hormon pada
ibu.

(Manuaba Ida Ayu Chandranita, 2009).

E. Jenis-Jenis Abortus

1. Abortus Imminent

Terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan suatu


kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.
2. Abortus Insipien

Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi
masih berada pada kavum uteri.
3. Abortus Incomplete

Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar.
4. Abortus Complete

Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
dari kavum uteri.
5. Abortus Infeksiosa

Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya


penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat
menimbulkan septicemia.
6. Retensi Janin Mati

Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah
mati hingga 8 minggu atau lebih
7. Abortus Resiko Tinggi

Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut


tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat
membahayakan kesehatan jiwa pasien.
F. Tanda dan Gejala

1. Terlambat haid kurang dari 20 minggu.

2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal / menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normal atau meningkat.

3. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan konsepsi.

4. Rasa mules atau keram perut di daerah simpisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontrksi uterus.

5. Pemeriksaan ginekologi

a) Inspeksi vulva : pendarahan pervaginam, ada / tidak jaringan hasil konsepsi,


tercium / tidak bau busuk dari vulva.

b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium uterus terbuka / tertutup, ada
/ tidak jaringan-jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.

c) Colok vagina

Portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak jaringan pada kavum uteri, besar
uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol
/ tidak nyeri.

G. Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai berikut:
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya
ditemukan pada abortus incomplete dan lebih sering pada abortus buatan yang
dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4. Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).
H. Penanganan

1. Lakukan penilaian secara tepat mengenai keadaan umum pasien dan TTV.

2. Istirahat baring. Tidur terbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan


karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsangan mekanik.

3. Jangan melakukan aktivitas fisik yang berlebihan atau hubungan seksual.

4. Jika perdarahan berhenti lakukan asuhan atenatal seperti biasa.

5. Jika perdarahan berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan, USG), lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Abortus Iminens

1. Pengkajian

1) Biodata :

mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat

2) Keluhan utama :

Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam


berulang

3) Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :

Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke


Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar
siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
Riwayat kesehatan masa lalu

4) Riwayat pembedahan :

Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.

5) Riwayat penyakit yang pernah

Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung ,
hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-
penyakit lainnya.

6) Riwayat kesehatan keluarga :

Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.

7) Riwayat kesehatan reproduksi :

Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah,


bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi,
gejala serta keluahan yang menyertainya

8) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas :

Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat
ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
9) Riwayat seksual :

Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahn yang menyertainya.

10) Riwayat pemakaian obat :

Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis


obat lainnya.

11) Pola aktivitas sehari-hari :

Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

Pemeriksaan fisik, meliputi :

Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

Hal yang diinspeksi antara lain :

mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap


drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa
tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan
fifik, dan seterusnya

Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal

Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada


permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.

Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan


stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut
jantung janin. (Johnson & Taylor, 2005 : 39)
Pemeriksaan laboratorium :

Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap
smear.
Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah
klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB
jenis apa.

Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama
dirawat di RS.Data psikososial.
Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam
keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang
digunakan.
Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.

2. Diagnosa keperawatan

1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran konsepsi


2. nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
3. resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
4. kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi
5. intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa I :
Cemas berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi

Intervensi :
Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan
Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat

Diagnosa II :

nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri

Intervensi
Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil pasien dengan nama
lengkap. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu yang lama
Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan intensitas
Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti
posisi, teknik relaksasi serta kolaburasi obat analgetik

Diagnosa III :

Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan


Intervensi :
Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa pengawasan
Kaji perdarahan Vagina : warna, jumlah pembalut yang digunakan, derajat
aliran dan banyaknya
kaji adanya gumpalan
kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan kepucatan
monitor nilai HB dan Hematokrit

Diagnosa IV :

Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi

Intervensi :

Pasien menerima kenyataan kehilangan dengan tenang tidak dengan cara


menghakimi
Jika diminta bisa juga dilakukan perawatan janin
Menganjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME

Diagnosa V :

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri

Intervens :

Menganjurkan pasien agar tiduran


Tidak melakukan hubungan seksual.
Pathway Teori
4. Implementasi Keperawatan
Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya adalah
mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini
dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi
masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang
dilakukan (Deswani, 2009).
Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi
mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil
atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien terhadap
intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran
dari rencana keperawatan dasar mendukung proses evaluasi. Selain itu juga
dapat menetapkan kembali informasi baru yang ditunjukkan oleh klien untuk
mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan atau intervensi
keperawatan (Yura dan Walsh, 1988 dalam Deswani, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Ny.Y
Umur : 28 thn
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Perawat
Golongan Darah : O
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Abortus Iminens
Nomor Register :
Tanggal Masuk RS : 6 Januari 2019
Tanggal Pengkajian : 7 Januari 2019
Alamat : Jl.larasati no. 391/ Rt 2 RW 2 Dirgantara 2

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. D
Umur : 32 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI AU
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Hubungan dengan klien : suami
Alamat : Jl.larasati no. 391/ Rt 2 RW 2 Dirgantara 2

3. Keluhan Utama
Klien mengatakan Keluar Darah merah segar..

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan Dahulu
Klien pernah menjalani operasi mioma pada tahun 2017 di RSPAD bulan november,
klien tidak ada penyakit lain seperti DM, Hipertensi, Asma dll

b. Riwayat kesehatan sekarang


Klien mengatakan HPHT 18 november 2018 dan selesai mens tanggal 22 november
2018. Saat ini kehamilan G2P0A1 6-7 minggu dan mengalami flek sedikit. Klien
mengatakan cemas, dari hari kamis sebelum masuk RS keluar darah sedikit, klien istrahat
di rumah dari hari minggu keluar agak banyak klien langsung dibawa ke IGD dan di
rawat. Klien mengatakan tidak ada mules Sejak hari minggu klien dirawat. Terpasan
infus DS 20MGS04 (1 flas 25 ml, dalam 12 jam ; Rl 20 tts/mnt.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ayah dari Ny. Y sudah meninggal karena Ca limfoma maligna skrotum sudah 2 tahun
yang lalu. Ibu tidak ada penyakit DM, hiertensi, dll

Genogram

Ket : Laki-laki

Perempuan

Klien

Hubungan keluarga

Tinggal satu rumah

5. Riwayat ginekologi dan obstetri


a. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Klien mesntruasi umur 15 tahun , siklus 28-30 hari lama mens 5 hari, banyaknya
mens hari ke 2 dan ke 3. Banyaknya darah 3 softex/ hari.
2) Riwayat perkawinan
Klien sudah menikah selama 6 tahun, usia menikah ibu 22 tahun dan suami 27 tahun.
3) Riwayat keluarga berencana
Klien belum pernah menggunakan KB
b. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
TIDAK ADA RIWAYAT
2) Riwayat kehamilan sekarang
Klien HPHT tanggal 18 november 2018 dan ini kehamilan ke-2 <G2P0A1>. Pada
kehamilan pertama tidak diketahui sedang hamil, saat kontrol dokter menyatakan
hamil dan mens nya karena abortus.

3) Riwayat persalinan sekarang


TIDAK ADA RIWAYAT

6. Pemeriksaan fisik
a. Ibu
1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran CM, GCS 15 E4M6V5
Tingkat kesadaran : CM
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Suhu : 36º
c) Nadi : 76x/mnt
d) Pernafasan : 18x/mnt
e) Tinggi badan : 153 Cm
f) Berat badan sebelum hamil : 60,5 kg
g) Berat badan hamil : 63 Kg
3) Sistem penglihatan
a. Posisi mata : simetris
b. Kelopak mata : simetris
c. Pergerakan bola mata : normal
d. Konjungtiva : normal/ merah muda
e. Kornea : normal
f. Sklera : anitterik
g. Pupil : isokor
h. Otot-otot mata : tidak ada kelainan
i. Fungsi penglihatan : Baik
j. Tanda-tanda radang : -
k. Pemakaian kacamata : -
l. Pemakaian lensa kontak : -
m. Reaksi terhadap cahaya :
4) Sistem pendengaran
a. Daun telingan : normal/tidak sakit saat digerakkan
b. Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) : Tidak ada serumen
c. Kondisi telinga : normal
d. Cairan dari telinga : tidak ada
e. Perasaan penuh di telinga : tidak ada
f. Tinitus : tidak
g. Fungsi pendengaran : normal
h. Pemakaian alat bantu : tidak
5) Sistem wicara : Tidak
6) Sistem pernafasan :
a. Hidung : simetris
b. Jalan nafas :-
c. Pernafasan : tidak sesak
d. Menggunakan otot bantu pernafasan : tidak
e. Frekuensi : 18x/mnt
f. Irama : teratur
g. Kedalaman :-
h. Batuk : Tidak
i. Sputum : putih
j. Konsistensi :-
k. Terdapat darah : tidak
l. Suara nafas : normal
m. Takbil premitus anterior : -
n. Takbil premitus posterior : -
7) Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
- Nadi : 76x/mnt
- Tekanan darah : 110/70 mmghg
- Distensi vena jugularis : tidak
- Temperatur kulit : hangat
- Warna kulit : baik
- Pengisian kapiler : ≤ 2 /detik
- Edema : tidak
b. Sirkulasi jantung
Hb : 15,0 Gr/dl, HT: 46 Vol%, Leukosit : 13.800 Ribu/Ul, eritrosit : - juta/ul,
trombosit : 336 ribu/ul
Mengeluh kesakitan : tidak
8) Sistem saraf pusat
a. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
b. GCS : 15
c. Peningkatan tekanan intracranial : tidak
d. Tidak terjadi kejang, kelumpuhan ekstremitas, pelo, mulut mencong, disorientasi
e. Reflek ekstremitas atas : spontan
f. Kekuatan Otot : 5555 5555
9) Sistem pencernaan
a. Keadaan mulut : 1) gigi : tidak
2) penggunaan gigi palsu : tidak
3) stomatitis : tidak
4) lidah kotor : tidak
5) salifa : normal
b. Muntah : tidak
c. Mual : tidak
d. Nafsu makan : baik
e. Nyeri daerah perut : tidak
f. Rasa penuh diperut : tidak
g. Karakter nyeri :-
h. Terpasang NGT : tidak
i. Kebiasaan BAB : 1-2x/hari
j. Bising usus 12/hari
k. Diare : -
l. Warna feces : kuning
m. Konsistensi feces : setengah padat
n. Konstipasi :-
o. Hepar : tidak ada kelainan
p. Abdomen : baik
q. Dranase :-
10) Sistem endokrin
a. Gula darah : 121 Gr%
b. Exapthalmus : tidak
c. Nafas berbau keton : tidak
d. Poliuri : tidak
e. Polidipsi : tidak
f. Gangren : tidak
g. Pembesaran kelenjar thyroid : tidak
h. Data yang menunjang : -
11) Sistem Urogenital :
a. Menggunakan kateter : tidak
b. Jumlah urine per 24 jam : ±1500 cc
c. Perubahan pola kemih : tidak ada
d. B.A.K : 8x/hari terkontrol, jumlah 1500/24 jam, warna kuning jernih
e. Distensi/ketegangan kandung kencing : tidak
f. Keluhan aking pinggang : tidak
g. Pembesaran kelenjar prostat : tidak
h. Keadaan genetalia : baik, bersih, tidak ada luka
12) Sistem intergumen
a. Turgor kulit : baik elastis
b. Warna kulit : baik
c. Kadaan kulit : baik
d. Keadaan rambut : baik, Kebersihan : baik
13) Sistem muskuloskeletal
a. Kesulitan pergerakan : tidak
b. Sakit pada tulang, sendi, kulit : tidak
c. Fraktur : tidak
d. Kelainan bentuk tulang : tidak ada
e. Keadaan tonus otot :-
14) Sistem kekebalan tubuh
a. Suhu : 36ºC
b. Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
c. Leukosit : 13800mm³
d. Limfosit :-
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Di rumah makan 2-3x/hari, tidak ada alergi makanan, ikan, nasi sayuran, buah. Di rumah
sakit makan 3x/hari, makan habis 1 porsi.
b. Eliminasi
Di rumah BAK 6-8x/hari, BAB 1-2x/hari, tidak ada keluhan, konsistensi urin cair jernih,
feses kuning. Di rumah sakit BAK 8-10x/hari, BAB 1x/hari, tidak ada keluhan.
c. Istrahat dan tidur
Di rumah tidur sehari 8 jam, kadang tidur siang kalau dinas pagi/ libur ±1 jam. Dan tidur
malam 8 jam. Di rumah sakit banyak tidur, tidur siang dan tidur malam ±10-12 jam
d. Aktivitas
Dirumah merapihkan rumah dan kerja sebagai perawat kadang masuk pagi atau siang.
Di rumah sakit hanya melakukan aktivitas, nonton tv, tidur, dan ke kamar mandi.
e. Kebrsihan diri
Selama dirumah mandi 2x/hari, keramas 1x/hari, sikat gigi 2x/hari, vulva hyegene
setiap Bak/BAB. Di RS mandi pagi 1x, keramas belum pernah, sikat gigi 2x/hari, vulva
hyegene setiap ke kamar mandi.
f. Ketergantungan fisik
Klien banyak tirah baring di tempat tidur, karena takut terjadi perdarahan pada vagina,
aktivitas dapat dilakukan sendiri tetapi dibantu sebagian untuk mendekatkan kepada
klien.

8. Aspek psikososial
a. Pola pikir dan persepsi
Klien mengatakan semoga tidak terjadi keguguran lagi. Semoga dapat dipertahankan
kehamilannya, dan walaupun terjadi hal yang tidak di inginkan klien dan suami pasrah
bagaimana kehendak allah SWT yang terbaik
b. Persepsi diri
Klien mengatakan kalau banyak beraktivitas, perdarahan di vagina juga banyak.
c. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien emngatakan tidak begitu mempermasalahkan bentuk tubuhnya.
2) Peran
Klien emnyadari perannya sebagai seorang istri ingin mendapatkan keturunan
sebagai penerus bagi keluarganya.
3) Ideal diri
Klien mengatakan setelah tidak terjadi perdarahan klien ingin menjaga janinnya
dengan baik, dan ingin mengundurkan diri dari kerjaan.
9. Therapi obat
- Cygest 200mg/rectal 1x/hari
- Infus D5% Mgso4 (25ml)/12 jam
10. Data penunjang
Hasil lab tanggal 6-1-2019
HB 15,0 Gr/dl
Leukosit 13800mm³
Hematokrit 46%
Trombosit 336.000 mm³
GDS 121 mg/dl
ANALISA DATA
Tabel. 1.2

Hari/tanggal Data Etiologi Masalah


7-1/2019 Ds : klien mengatakan kelemahan Intoleransi aktivitas
merasa lemah dan takut
untuk beraktivitas
banyak, takut terjadi
perdarahan
Do : - klien tampak
banyak berbaring di
tempat tidur
- Klien hamil 6-7
minggu
G2P0A1
- Klien
mengalami
perdarahan
pervagina dan
menggunakan
softex (keluar
sedikit-sedikit
bila banyak
aktivitas
Ds : klien merasa cemas Krisis situasional cemas
karena takut terjadi
keguguran lagi
Do :
- Klien tampak
gelisah
- Klien sering
bertanya
tentang keadaan
janinnya

Ds : klien emngatakan Perdarahan Resiko terjadinya


darah keluar sedikit- pervagina karena infeksi
sedikit kondisi vulva
Do : yang lembab
- Klien pada
daerah vagina
keluar darah
merah sedikit

Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
2. Cemas b.d krisi situasional
3. Resiko infeksi b.d kondisi vulva yang lembab akibat perdarah pervagina

Rencana Intervensi
Tabel. 2.1

Hari/T Jam DX Tujuan Intervensi Rasional


gl
Senin 17.00 1.Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. klien tidak
07-01- aktivitas b.d tindakan keperawtan kemampuan klien mengalami
19 kelemahan selama 2×24 jam dalam beraktivitas perubahan berarti,
klien dapat tetapi perdarahan
melakukan masih perlu di
aktivitastanpa waspadai untuk
adanya komplikasi. mencegah kondisi
KH : klien lebih baik
1. Kebutuhan 2. Kaji pengaruh 2. Aktivitas
sehari-hari aktivitas terhadap merangsang
terpenuhi kondisi uterus peningkatan
2. Personal atau kandungan vaskularisasi dan
hygine pulsasi organ
3. Eliminasi reproduksi.
4. Makan/minu 3. Bantu klien untuk 3. Mengistirahatkan
m memenuhi klien secara
Sesuai kebutuhan aktivitas optimal
kemampuan/ sehari – hari
dibantu 4. Bantu klien untuk 4. Mengoptimalkan
sebagian melakukan tindakan kondis klien, pada
sesuai dengan abortus imminens
kemampuan atau istirahat mutlak
kondisi klien sangat diperlukan

5.Evaluasi
perkembangan 5. Menilai kondisi
kemampuan klien umum klien
melakukan aktivitas
Tabel 3.1
Hari/T Jam DX Tujuan Intervensi Rasional
gl
Senin 17.10 2. Cemas Setelah dilakukan1. 1. Kaji tingkat1. 1. Ketidaktahuan dapat
07-01- b.d krisi tindakan keperawtan
pengetahuan atau menjadi dasar
19 situasional selama 2×24 jam
perasaan cemas persepsi ibu dan peningkatan rasa cemas
berkurang.
keluarga terhadap
KH :
1. Klien penyakit.
tanpak 2. 2. Kaji derajat
2. Kecemasan yang
tenang
kecemasan yang
2. Klien tinggi dapat
mengatkan dialami klien
menyebabkan
perasaan
cemas penurunan penilaian
berkurang
objektif klien tentang
penyakit
3. 3. Bantu klien
3. 3. Melibatkan klien
mengidentifikasi
secara aktif dalam
penyebab kecemasan
tindakan keperawatan
4.
5. merupakan support
6.
yang mungkin berguna
7.
8. bagi klien dan
9. 4. Mengajarkan klien
meningkatkan
menentukan tujuan
kesadaran diri klien
perawatan bersama
4. 4. Peningkatan nilai
objektif terhadap
5. Terangkan hal –
masalah, berkontribusi
hal seputar aborsi
menurunkan kecemasan
yang perlu diketahui
5. 5. Konseling bagi klien
oleh klien dan
sangat diperlukan untuk
keluarga.
meningkatkan
pengetahuan dan
membangun support
sistem keluarga untuk
mengurangi kecemasan
klien dan keluarga.
.

Tabel 4.1

Hari/T Jam DX Tujuan Intervensi Rasional


gl
Senin 17.30 3.Resiko Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi1 1. Perubahan yang
07-01- infeksi b.d tindakan keperawtan keluaran atau
terjadi pada dischart
19 kondisi vulva selama 2×24 jam dischart yang
yang lembab infeksi tidak terjadi keluar, warna di kaji setiap saat
akibat selama perawtan dan bau
dischart keluar,
perdarah pendarahan.
pervagina KH : adanya warna yang
1. Tanda-tanda
lebih gelap disertai
infeksi pada
daerah vagina bau tidak enak,
tidak
mungkin merupakan
terjadi( dolor,
kolor, rubor, tanda infeksi
tumur dan 2 2. Infeksi dapat timbul
fungtio) 2. Terangkan
akibat kurangnya
2. TTV dalam pada klien
batas normal pentingnya kebersihan genetalia
TD : 100/70- perawatan
yang lebih luas.
110/80 mmhg vulva selama
3 3. Inkubasi kuman
N : 70- masa
90×/menit perdarahan pada area genital
S : 37-370C 3. Lakukan
yang relatif cepat
RR : 16- perawatan
20×/menit vulva dapat menyebabkan
infeksi
4. Berbagai
manifestasi klinik
dapat menjadi tanda
4. Jelaskan pada
klien cara nonspesifik infeksi,
mengidentifika
demam, peningkatan
si tanda infeksi
dan ukut TTV rasa nyeri, mungkin
merupakan gejala
infeksi.
4 5. Pengertian pada
keluarga sangat
penting artinya untuk
5. Anjurkan pada
kebaikan ibu selama
suami untuk
tidak dalam kondisi
melakukan
perdarahan, dengan
hubungan
senggama melakukan hubungan
selama
senggama dapat
perdarahan
memperburuk kondisi
sistem reproduksi ibu
dan sekaligus
meningkatkan resiko
infeksi pada pasangan
5 6. Berbagai kuman
dapat teridentifikasi
melalui dischart
6. Kolaborasi
pemeriksaan
biakan pada
dischart
Implementasi

Tabel 5.1

Tgl No DX Jam Implementasi


07/01/19 1 17.00 Melakukan pengukukuran TTV
DS : klien mengatkan tidak ada keluhan
pusing
DO : TD 100/70 mmhg, N : 76×/menit, S :
36oC
K/U : baik, Kesadaran : CM , GCS : 15
17.30 Mengkaji tingkat kemampuan dalam beraktivitas
sehari-hari dirumah sakit.
DS : kalien mengatkan banyak tiduran dan
kemar mandi bila mandi, BAK dan BAB.
DO : klien tanpak banyak berbaring
ditempat tidur, klien ke kamar mandi bila
BAK dibantu keluarga mendampingi.
17.40 Mengkaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi
uterus atau kandungan
DS : kalien mengatakan kalu banyak
jalan/aktivitas jika keluar pendarahan
walaupun sedikit
DO : klien memperlihatkan pada tisu
pendarahan hanya seperti mimisan ( keluar
sedit dan warna merah segar)
17.50 Mengkaji tingkat kecemasan klien dan
mengidentifikasi penyebab kecemasan.
DS : klien merasakan takut keguguran lagi
dan tingkat kecemasan sedang dirasakan
klien
DO : klien tanpak gelisa dalam
mengungkapkan perasaannya
18.00 Membantu klien dalam menghadapi kecemasannya
dengan pasrah kepada Allah SWT, berdoa,
berdzikir dan relaksasi, distraksi.
DS : klien mengatakan iya, dan terbaik buat
diri dan janinnya dipasrahkan sama Allah
SWT.
DO : 1. klien mencoba latihan distraksi dan
relaksas. 2. Klien tanpak bertanya tentang
tanda abortus ( perawat menjelaskan)
DS : klien mengatkan megerti dan semoga
rtidak terjadi padanya.
DO : klien tanpak lebih tenang.
18.30 Melihat klien makan malam
DS : klien mengatkan makan habis dan
tidak ada mual
DO : klien tanpak menghabiskan makanan
yang disediakan.
19.00 Menerangfkan pada klien untuk
membersikan vulva setelah BAK atau ada
perdarahan.

08/01/19 2 15.00 Melakukan observasi TTV


DS : klien mengatakan tidak ada keluhan
DO : TD : 110/70 mmhg, N : 76×/menit
S : 36oC, RR : 18×/menit

15.30 Mengkaji mengevaluasi perkembangan


kemampuan klien melakukan aktivitas.
DS : klien mengatkan aktivitas banyak di
tempat tidur karena takut prndarahan dan
sekarang pendarahannya sedikit sudah
jarang.
DO : klien tanpak banyak tiduran di tempat
tidur hanya ke kamar mandi bila eliminasi
dan personal hygine.

17.00 Mengajak klien dan keluarga tujuan perawatan


bersama
DS : klien mengatakan mengikuti anjuran
dokter dan perawat
DO : klien tanpak bersemangat mengikuti
terapi yang dianjurkan dokter dan tim
kesehatan.

18.30 Melakukan pemeriksaan pada klien daerah vulva


saat memberikan obat suppositoria (cygest) .

DS : klien mengatakan tidak ada keluhan


daerah vagina/vulva
DO : daerah vulva tanpak kering tidak ada
tanda-tanda infeksi.

19.00 Memberitahukan pada klien suami untuk tidak


melakukan hubungan senggama selama
pendarahan.

DS : klien mengatatakan sudah bilang sama


suami dan sejak tahu hamil sudah jarang.
DO : klien dan suami tanpak tanpak
tersenyum
19. 20 Mengevaluasi tingkat kecemasan

DS :

1. klien mengatakan sekarang sudah agak tenang.

2. klien dan suami mengatakan pasrah sama Allah


SWT

DO : klien tanpak lebih tenang dan rileks.

Catatan Perkembangan

Tabel. 6.1

Hari/Tgl DX Jam Evaluasi


Selasa 1 19.00 S : klien mengatakan kebutuhan sehari-hari dibantu
08/01/19 keluarga dapat terpenuhi

O : klien tanpak kebutuhan aktivitas sehari-hari


terpenuhi dengan baik ( personal hygine, eliminasi,
makan, minum) terpenuhi dengan baik.

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi selama perawatan

2 19.30 S : klien mengatakan sekarang lebih tenang dan rasa


cemas berkurang.

O : klien tanpak lebih tenang dan rileks

A : masalah teratsi

P : lanjutkan intervensi selama perawatan

3 20.00 S : klien mengatakan tidak ada keluhan pada daerah


kemaluannya
O : TTV dalam batas normal.
TD : 110/70 mmhg, N : 76×/menit, RR :
18×/menit, S : 36oC
A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang
dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluran tersebut dapat
terjadi spontan atau seluruhnya.

Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam dan masih ada
harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 :8)

Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus
selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)

Kesimpulan dari asuhan kebidanan pada Ny.”y” GII P0 Ab1 Uk 6-7 minggu dengan Abortus
Imminens yaitu pada tahap pengkajian yang terdiri dari data subyektif diperoleh data secara
lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menemukan
indentifikasi diagnosa.

5.2 Saran

Mengharapkan mahasiswa meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan khususunya tentang


ilmu kebidanan dan mampu memberikan asuhan kebidanan pada setiap ibu hamil , ibu bersalin , ibu
nifas bayi dan anak dalam praktek kebidanan klinik.
DAFTAR PUSTAKA

Chuningham. 1995. Obstetri William. EGC, Jakarta

Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. EGC, Jakarta

Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC,
Jakarta

Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jilid1.Media Aesculapius FKUI,
Jakarta

Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi.Cetakan ke-II. EGC, Jakarta

Morgan, (2011).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade S.

Musliha (2010). Keperawatan Gawat Darurat nuha medika, Yogyakarta

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Prawirohario.Sarwono, 2001.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Kusuma. H, dan Nurarif. A. H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA


(North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Yogyakarta: Media
Hardy

Prawirohario.Sarwono, 2007.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. FKUP Bandung, Bandung

Syaifudin, Abdul Bakri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.YBP-SP, Jakarta

Winknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai