Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi nasional untuk penyakit
asma pada semua umur adalah 45%. Selain itu, penelitian lain menunjukan bahwa asma
merupakan diagnosis masuk yang paling sering dikeluhkan di rumah sakit anak dan
mengakibatkan kehilangan 5-7 hari sekolah sekolah secara nasional/tahun/anak. Sebanyak
10-15% anak laki-laki dan 7-10% anak perempuan menderita asma pada suatu waktu selama
masa kanak-kanak. Asma dapat timbul pada umur: 30% penderita mulai merasakan gejala
pada usia 1 tahun dan 80-90% anak asma mengalami gejala pertama kali sebelum 4-5 tahun.
Asma adalah suatu kondisi paru-paru yang umum pada anak-anak dan remaja. Hal ini
menyebabkan masalah pernafasan, dengan gejala seperti batuk, mengi, dan sesak napas.
Siapapun dapat mengalami asma, bahkan bayi. Biasanya asma terjadi pada anak apabila
orang tua juga memiliki riwayat asma.
Asma mempengaruhi saluran bronkial atau saluran udara. Ketika seseorang bernapas
secara normal, udara masuk melalui hidung atau mulut dan kemudian ke trakea
(tenggorokan), melalui saluran bronkial, ke paru-paru, dan akhirnya kembali lagi. Namun,
orang-orang dengan asma memiliki saluaran udara yang meradang dan menghasilkan banyak
lendir tebal sehingga menghalangi jalan napas. Saluran udara juga terlalu sensitif
(hiperreaktif) untuk hal-hal tertentu, seperti olahraga, debu atau asap rokok. Hiperreaktivitas
ini membuat otot polos yang mengelilingi saluran udara menyempit. Kombinasi peradangan
saluran napas dan penyempitan otot menghalangi saluran udara dan membuat udara sulit
mengalir.
Beberapa anak mungkin hanya memiliki asma ringan, dengan gejala yang hanya
sesekali atau hanya menunjukan gejala setelah berolahraga. Di sisi lain, banyak anak lainnya
memiliki asma parah yang jika tidak diobati, dapat sangat membatasi aktivitas mereka dan
menyebabkan perubahan fungsi paru-paru. Namun berkat obat-obatan dan strategi
pengobatan baru, anak-anak dengan asma tidak perlu merasa terkucil dan orang tua mereka
tidak perlu khawatir terus-menerus. Dengan pengetahuan dan rencana pengelolaan asma
yang tepat, keluarga bisa belajar untuk mengendalikan gejala yang lebih baik dan orang tua
dapat membiarkan anak-anak melakukan apa saja yang mereka inginkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan asma.?
2. Sebutkan etiologi dari penyakit asma.?
3. Sebutkan tanda gejala penyakit asma.?
4. Sebutkan patofisiologi dari penyakit asma.?
5. Sebutkan komplikasi dari penyakit asma.?
6. Sebutkan penatalaksanaan penyakit asma.?

C. Tujuan Penyusunan Masalah


Tujuan Umum :
Menggambarkan Asuhan Keperawatan pada Anak Asma
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, komplikasi dan
penatalaksanaan penyakit asma pada anak.
2. Menggambarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, dan perencanaan pada asuhan
keperawatan pada asma.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Asma disebut juga sebagai reactive airway disease (RAD), adalah suatu penyakit obstruksi
pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan inflamasi, dan peningkatan reaksi
jalan nafas terhadap berbagai stimulan.

Etiologi
Faktor ekstrinsik : reaksi antigen antibodi karena inhalasi alergen (debu, serbuk serbuk,
bulu bulu binatang).
Faktor intrinsik : infeksi para influenza virus, pneumonia, mycoplasmal. Kemudian dari
fisik cuaca dingin, perubahan temperature. Iritan : kimia. Polusi udara (CO, asap rokok,
parfum). Emosional : takut, cemas dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat
menjadi faktor pencetus.

Tanda dan Gejala


- Wheezing
- Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot otot asesori pernafasan, cuping
hidung, retraksi dada dan stridor.
- Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan lumen jalan nafas sempit
- Tachypnea, tachycardia, orthopnea
- Gelisah
- Berbicara sulit atau pendek karena sesak nafas
- Diaphorosis
- Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan
- Fatigue
- Tidak toleran terhadap aktivitas : makan, bermain, berjalan bahkan bicara
- Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran
- Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest)
- Serangan yang tiba tiba atau berangsur angsur
- Auskultasi : terdengar ronki dan crackles

Patofisiologi
- Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif
dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
- Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot otot bronkus menjadi spasme dan
zat antibody tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi.
IgE dimunculkan pada reseptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran
histamine dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala
asma.
- Respon asma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai
dengan bronkokontriksi (1-2 jam), tahap delayed dimana bronkokontriksi dapat
berulang selama 4-6 jam dan terus menerus 2-5 jam lebih lama : tahap late yang
ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan nafas bebeapa minggu atau
bulan.
- Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan dan udara
dingin.
- Selama serangan asmatik, bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan sekresi
mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian
meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distress pernafasan.
- Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekhaslasi
karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak
adekuat ventilasi dan saturasi O2, sehingga terjadi penurunan pO2 (hypoxia).
Selama serangan asmatik, CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan
nafas selama ekspirasi dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea.
Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan
pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan
dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).

Komplikasi
- Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
- Chronic persistent bronchitis
- Bronchiolitis
- Pneumonia
- Emphysema

Penatalaksanaan
- Penatalaksanaan Terapeutik
a. Serangan akut dengan oksigen nasal atau masker
b. Terapi cairan parenteral
c. Terapi pengobatan sesuai program
Beta2 agonist untuk mengurangi bronkospasme : Albuterol (Proventil,
ventolin) : dengan pemberian oksigen, dosis oral; 0,1 mg/kg setiap 8 jam;
nebulizer; 0,15 mg/kg per dosis dalam 2 ml normal salin; inhalasi 1 atau 2
isapan setiap 4-6 jam. Efeknya; tachycardia, palpitasi, pusing kepala, mual,
dysrhythmia, tremor, hypertensi dan insomnia. Intervensi keperawatan;
jelaskan kepada orang tua tentang efek samping dan cara melakukan nebulizer
dan fisioterapi dada.
Fokus Pengkajian
- Riwayat asma atau alergi dan serangan asma yang lalu, alergi dan masalah
pernafasan
- Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
- Fase akut; tanda tanda vital, usaha nafas dan pernafasan, retraksi dada,
penggunaan otot otot asesori pernafasan, cuping hidung, pulse oximetry. Suara
nafas; wheezing, menurunnya suara nafas. Kaji status neurologi; perubahan
kesadaran, meningkatnya fatigue, perubahan tingkah laku. Dan kaji status hidrasi.
- Riwayat psikososial; faktor pencetus; stress, latihan, kebiasaan dan rutinitas,
perawatan sebelumnya.

Diagnosa Keperawatan
- Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosal, dan meningkatnya
sekret.
- Fatigue berhubungan dengan hypoxia dan meningkatnya usaha nafas
- Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernafasan
- Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan
dan menurunya intake cairan
- Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik\
- Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan
Perencanaan
- Anak tidak menunjukan gangguan ketidakseimbangan asam basa yang ditandai
dengan saturasi oksigen lebih kurang 95%
- Anak tidak tampak fatigue yang ditandai dengan tidak iritabel, dapat
berpartisipasi dan aktivitas yang sesuai dengan kondisi
- Kecemasan menurun ditandai dengan anak tenang dan dapat mengekspresikan
perasaannya, begitu juga orang tua merasa tenang dan berpartisipasi dalam
perawatan anak
- Status hidrasi adekuat yang ditandai dengan turgor kulit elastis, membran mukosa
lembab, intake cairan sesuai dengan usia dan berat badan, output urine > 2 ml/kg
per jam
- Orang tua mendemonstrasikan koping yang tepat yang ditandai dengan
mengekspresikan perasaan dan perhatian serta memberikan aktivitas yang sesuai
usia atau kondisi dan perkembangan psikososial pada anak.
- Orang tua secara verbal memahami proses penyakit dan pengobatan dan mengiuti
regimen terapi yang diberikan.
BAB lll

PENUTUP
A. Kesimpulan

Asma adalah suatu kondisi paru-paru yang umum pada anak-anak dan remaja. Hal ini
menyebabkan masalah pernafasan, dengan gejala seperti batuk, mengi, dan sesak napas.
Siapapun dapat mengalami asma, bahkan bayi. Biasanya asma terjadi pada anak apabila
orang tua juga memiliki riwayat asma.
B. Saran
Sebagai perawat kita harus mengenali tanda-tanda asma dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien asma dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai