Sap Imunisasi
Sap Imunisasi
Disusun Oleh:
Mengetahui,
(...................................................) (...............................................)
7. Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
Tempat, waktu dan perlengkapan untuk pelaksanaan kegiatan dapat
dipersiapkan dengan baik.
b. Evaluasi proses
1) Sebutkan pengertian imunisasi
2) Sebutkan tujuan dan manfaat imunisasi
3) Sebutkan jenis-jenis imunisasi
4) Sebutkan jadwal pemberian imunisasi
c. Evaluasi hasil
Sasaran yang dituju mampu memahami dan mengerti apa yang sudah
dijelaskan.
Pelaksana mampu menjawab pertanyaan dari para audiens.
b. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk:
1) Menurunkan angka kematian
2) Menurunkan angka kesakitan dan kecacatan
3) Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak.
Namun bila anak terserang juga penyakit tersebut maka anak tidak
akan sakit lebih parah. Dan mencegah terjadinya kecacatan seperti
pada penyakit poliomyelitis.
4) Mengendalikan wabah
c. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
1) Semua anak di bawah usia 1 tahun
2) Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap
3) Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
d. Tempat Pelaksanaan Imunisasi
Imunisasi bisa didapatkan di:
1) Puskesmas
2) Posyandu
3) Rumah sakit atau rumah bersalin
4) Klinik/ praktek dokter atau tenaga medis
e. Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi
1) Polio (Poliomyelitis)
Polio disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular
melalui air liur. Tanda-tanda awalnya adalah anak demam, batuk dan
menjadi rewel. Dua hari kemudian leher menjadi kaku, sakit kepala dan
kaki terasa kaku. Pada hari berikutnya salah satu kaki atau lengan
menjadi lemas dan lumpuh.Walaupun dapat sembuh tetap akan cacat
seumur hidup. Kelumpuhan juga dapat terjadi pada otot pernafasan
sehingga anak sulit bernafas. Polio tidak dapat diobati, namun dapat
dicegah dengan imunisasi.
2) TBC (Tuberculosis)
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan
sangat menular melalui pernafasan. Menyebabkan TBC miliare pada
paru, arthritis TBC pada tulang, meningitis atau radang pada selaput
otak dan dapat menyerang seluruh organ lain pada tubuh manusia.
Anak dapat menderita cacat atau terjadi kematian.
3) Campak (Measles/ Morbili/ Rubella)
Penyakit ini sering mewabah. Penyebabnya adalah virus
Morbili. Menyerang selaput lendir dan kulit. Ciri-cirinya adalah
demam 3 – 5 hari, disertai batuk dan pilek. Kemudian timbul
kemerahan dimulai dari belakang telinga, menjalar ke leher, muka,
dahi, dada dan ke seluruh tubuh. Komplikasi yang dapat timbul akibat
penyakit ini adalah Enchepalitis (radang otak) dan Bronchopneumonia
(radang paru).
4) Diphteri
Penyakit yang sangat menular, disebabkan oleh
Corynebacterium Dyphteriae. Menyerang daerah mukosa, dengan ciri-
ciri sebagai berikut:
a) Demam tinggi, pada hari ke-5 anak terlihat sakit berat
b) Leher menjadi besar dan terlihat seperti leher lembu (bullneck)
c) Tonsil atau amandel membesar diselaputi lapisan warna abu-abu
yang bila disentuh mudah berdarah, dan bisa menutup saluran
nafas sehingga suara anak hilang dan sesak nafas bahkan dapat
terjadi kematian.
Selama berkembang, kuman juga menghasilkan racun yang
sangat berbahaya yang akan menyerang jantung (terjadi Endocarditis
Dyphterica), sehingga pada hari ke-14 anak dapat mati mendadak.
5) Pertusis (batuk rejan/ batuk 100 hari)
Penyakit batuk yang disebabkan Bordetella Pertusis, yang
menyerang anak-anak selama kira-kira 100 hari. Diawali dengan batuk
dan pilek yang berlangsung sekitar 7 – 14 hari kemudian diikuti dengan
batuk yang sangat khas. Satu kali tarikan nafas diikuti 10 – 20 kali
batuk beruntun kemudian muntah. Jika tidak diobati penyakit ini dapat
mengakibatkan radang paru-paru sehingga anak batuk darah, dapat
juga terjadi kerusakan otak, sehingga anak kejang, pingsan, bahkan
terjadi kematian.
6) Tetanus
Tetanus disebabkan oleh Clostridium Tetani yang dapat
bertahan hidup bertahun-tahun di tanah yang lembab, pada tubuh dan
kotoran hewan. Penyakit ini menyerang semua usia dengan gejala
kejang pada otot muka, mulut terkunci, leher, tulang belakang dan
punggung kaku, perut kram dan keras seperti papan, serta anggota
gerak kejang. Pada bayi baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak mau
menyusu lagi karena mulutnya kaku.
7) Hepatitis B
Ciri-ciri penyakit ini adalah mual muntah, dan kadang warna
kuning pada kulit. Penyakit ini berlangsung secara menahun dan akan
mengakibatkan kanker hati di kemudian hari.
f. Jenis imunisasi
Imunisasi dasar yang diharuskan di Indonesia ada 5 jenis, yaitu:
1) Imunisasi Polio
a) Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Poliomyelitis
b) Diberikan dengan cara diteteskan di mulut
Efek samping:
Imunisasi polio hampir tidak mempunyai efek samping, namun
kadang anak bisa juga menderita diare setelah imunisasi polio.
2) Imunisasi BCG (Bacillius Calmitte Guerine)
a) Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit TBC (Tuberculosis)
b) Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping:
1 minggu setelah imunisasi akan terjadi kemerahan dan
pembengkakan kecil pada daerah suntikan, menimbulkan bekas dan
kadang-kadang bernanah seperti bisul kecil, namun dapat sembuh
sendiri.
Jarang dijumpai efek samping lain akibat imunisasi BCG, namun
dapat juga terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening yang
akan sembuh sendiri pada daerah ketiak atau leher.
3) Imunisasi Campak
a) Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Campak
b) Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping:
Imunisasi campak dapat menyebabkan diare, rash (kemerahan dan
gatal), dan conjunctivitis (radang selaput mata). Anak juga mungkin
akan demam setelah 4 – 10 hari penyuntikan. Berikan obat penurun
panas selama anak panas.
4) Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
a) Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Diphteri,Pertusis dan
Tetanus
b) Diberikan melalui penyuntikan pada daerah paha atas
Efek samping:
Kebanyakan anak akan demam setelah mendapat imunisasi DPT.
Namun panas tubuh akan turun dalam 1 – 2 hari. Akan terjadi
kemerahan dan bengkak pada daerah suntikan. Keadaan ini tidak
berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika demam tinggi,
berikan obat penurun panas yang diberikan oleh petugas kesehatan.
5) Imunisasi Hepatitis B
a) Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B
b) Diberikan melalui penyuntikan di paha atau di lengan atas
Efek samping:
Setelah pemakaian 10 tahun belakangan ini, tidak dilaporkan adanya
efek samping yang berarti
h. Imunisasi Boster
Imunisasi boster adalah imunisasi ulangan yang bisa diberikan
kepada anak diatas usia 1 tahun. Jenis imunisasi boster sama dengan
imunisasi wajib/ utama kecuali DPT hanya DT saja. Yang membedakan
dengan imunisasi wajib/ utama hanya waktu pemberiannya.
Imunisasi campak diulang saat kelas 1 SD.
Imunisasi polio diulang pada usia diatas 1 tahun sampai batas 5 tahun.
Imunisasi DT (Diphteri dan Tetanus) dan BCG perlu diulang:
1. Saat anak berusia 5 tahun (masuk SD) dan saat usia 10 tahun (tamat
SD)
2. Untuk BCG, bila tes tuberculin negatif (tidak ada kekebalan terhadap
(TBC)
Apabila anak belum pernah mendapat imunisasi sedangkan sudah
lewat jadwalnya maka anak tetap diberikan imunisasi seperti imunisasi
dasar/ utama tetapi DPT hanya DT saja dan untuk BCG dan hepatitis B
harus di test terlebih dahulu.
i. Perhatian Khusus
Imunisasi TIDAK BOLEH diberikan pada anak bila: anak
menderita sakit kulit yang lama, telah terkena TBC atau sedang demam
tinggi, sedang diare, kejang atau sakit parah.
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi & Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2.
Jakarta: CV Sagung Seto