Anda di halaman 1dari 18

2

STUDI PENGGUNAAN TRIMETAZIDINE DENGAN KOMBINASI


ANTIISKEMIK PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA
Wahyu Aji Wardana
Fakultas Farmasi
wahyuajiwardana@gmail.com
Abstrak. Iskemia miokardium adalah apabila terjadi gangguan keseimbangan antara
kebutuhan oksigen dan aliran darah yang menuju jantung yang terjadi di miokardium.
Penyebab utama dari gangguan ini adalah terjadinya penyempitan pada lumen pada
arteri koroner di jantung yang paling sering disebabkan oleh aterosklerosis. Oleh
karena itu, penyakit ini disebut penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner
(Harrison, 2012). Golongan obat anti-iskemik yang digunakan antara lain nitrat,
penyekat beta (β-bocker), antagonis kalsium (Calcium Channel Blockers), dan agen
metabolik (Kones, 2010). Trimetazidin memiliki cara kerja dengan menghambat
oksidasi asam lemak yang boros oksigen dan mengubahnya ke oksidasi glukosa yang
lebih hemat oksigen. Dengan demikian, jumlah ATP yang di perlukan cukup untuk
aktivitas jantung (dalimarta et al, 2012). Faktor resiko yang dimilki pasien yaitu usia,
jenis kelamin, dan penyakit penyerta. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan 84
pasien dengan penyakit jantung koroner rawat jalan di RS PHC Surabaya. Data
demografi pasien diperoleh melalui catatan rekam medis pasien. Jika dilihat dari
golonagn CCB dengan kombinasi Trimetazidine pada rentang usia 70-74 tahun dan
pada jenis kelamin perempuan menunjukan persentase yang lebih baik dari pada yang
tidak dikombinasi.
Kata kunci : pasien jantung koroner, Antiiskemia, Trimetazidine, usia, jenis
kelamin, penyakit penyerta.
Abstract. Myocardial ischemia is a disturbance of the balance between oxygen
demand and the blood flow to the heart that occurs in the myocardium. the main cause
of this disorder is the occurrence of narrowing of the lumen in the coronary arteries in
the heart most often caused by atherosclerosis. Therefore, this disease is called
coronary heart disease or coronary artery disease (Harrison, 2012). classes of anti-
ischemic drugs used include nitrate, beta-blocker (β-bocker), calcium channel
blockers (antagonists), and metabolic agents (Kones, 2010). Trimetazidine has a way
of working by inhibiting the oxidation of wasteful fatty acids of oxygen and
converting it to a more oxygen-efficient oxidation of glucose. Thus, the amount of
ATP needed is sufficient for cardiac activity (dalimarta et al, 2012). risk factors that
the patient is age, gender, and comorbidities. From the research conducted, got 84
patients with outpatient coronary heart disease at RS PHC Surabaya. The patient's
demographic data was obtained through the patient's medical records. when viewed
from golonagn CCB with a combination of Trimetazidine in the age range 70-74 years
and the female gender showed a better percentage than those not combined.
Key words : coronary heart desease, Antiiskemic, Trimetazidine, Age, Gender,
Comorbidities.
3

PENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan


penyempitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis (pengerasan arteri)
maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada dinding arteri
koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun. (Kabo, 2008).

Iskemia miokard dihasilkan dari ketidak seimbangan antara suplai oksigen


dengan kebutuhan oksigen. Untuk menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung,
terapi farmakologi penyakit jantung koroner yang digunakan yaitu golongan anti-
iskemik. Golongan obat anti-iskemik yang digunakan antara lain nitrat, penyekat
beta (β-bocker), antagonis kalsium (Calcium Channel Blockers), dan agen
metabolik. (Kones, 2010).

Kemajuan terbesar dalam penggunaan terapi metabolik datang dalam 15


tahun terakhir dengan munculnya senyawa yang menghambat oksidasi asam
lemak miokard, Trimetazidin digunakan untuk pengobatan kronis angina pektoris.
Kinerja Trimetazidine akan meningkat secara signifikan pada pasien angina stabil
saat digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan β-blocker (antagonis
2+
reseptor β-adrenergik), atau antagonis saluran Ca (Stanley et al, 2003).

Dari pengamatan studi meta analisis trimetazidine digunakan sebagai


monoterapi dan terapi kombinasi. Sebuah meta analisis besar (n = 19,028)
mengamati bahwa trimetazidin secara subtansial dapat memperbaiki toleransi
latihan, penurunan kejadian angina mingguan, dan penggunaan nitrat short-acting
dibandingkan dengan plasebo. 25 meta analisis mengkonfirmasi khasiat
trimetazidin dalam pengobatan stabil angina pektoris, dibandingan dengan anti-
angina konvensional. ESC 2013 merekomendasikan penggunaan trimetazidin
sebagai pengobatan lini kedua untuk Chronic Artery Disease (CAD), rekomendasi
: kelas IIb, tingkat B (Dalal et al, 2017).

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis terdorong untuk melakukan


penelitian tentang analisis profil penggunaan trimetazidine pada pasien penyakit
jantung koroner stabil rawat jalan di rumah sakit PHC Surabaya
4

METODE PENELITIAN

Bahan Penelitian. Bahan penelitian yang digunakan adalah data rekam medik
pasien penyakit jantung koroner yang menjalani rawat jalan di rumah sakit PHC
Surabaya.

Metode Penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non


eksperimental dengan rancangan analisis deskriptif yang bersifat retrospektif.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan pada pasien penyakit jantung
koroner yang menggunakan Trimetazidin. Yang memiliki faktor risiko berupa
usia, jenis kelamin, dan penyakit penyerta.

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah poli rawat jalan RS PHC
Surabaya. Waktu penelitian dimulai dari bulan juli 2018 dengan pengamatan data
rekam medis pasien 3 bulan terakhir.

Besar Sampel. Metode penentuan jumlah sampel dengan besar populasi sudah
diketahui yaitu 106 orang. maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Rumus Slovin : n= 2
(1 + ( ))
=
106

n (1+(106 0,052))

n = 83,79
n = 84 orang

keterangan :
n = jumlah minimal sampel
N = populasi yang sudah diketahui
e = error margin
Dengan jumlah populasi yang sudah diketahui yaitu 106 pasien dan
dengan error margin 5%. Maka dari rumus tersebut dapat diperoleh minimal
sampel 84 orang.
5

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL PENGGUNAAN TRIMETAZIDIN

Tabel 4.1 profil penggunaan Trimetazidin berdasarkan jenis kelamin

Trimetazidine Non-
jenis kelamin persentase Trimetazidine persentase
n = 25
n = 59

L 12 48.00% 41 69.49%
P 13 52.00% 18 30.51%

Penggunaan Trimetazidine pada laki-laki sebesar 48 % dan pada jenis


kelamin perempuan 52%. Yang tidak menggunakan pada laki-laki 69,49% dan
pada perempuan 30,51%

Tabel 4.2 profil penggunaan Trimetazidine berdasarkan usia

Trimetazidine Non-
usia (tahun) persentase Trimetazidine persentase
n = 25
n = 59

35-39 1 1.69%
40-44 1 1.69%
45-49 1 4.00% 2 3.39%
50-54 1 4.00% 3 5.08%
55-59 2 8.00% 2 3.39%
60-64 8 32.00% 16 27.12%
65-69 8 32.00% 16 27.12%
70-74 4 16.00% 12 20.34%
>74 1 4.00% 6 10.17%

Persentase penggunaan Trimetazidine terbesar pada usia 60-64 tahun 32%,


dan yang tidak menggunakan kombinasi dengan Trimetazidine sebesar 27,12%.
6

EVEKTIVITAS OBAT TIAP GOLONGAN

Efektivitas obat antiiskemik dengan kombinasi dan yang tidak menggunakan kombinasi dengan Trimetazidine.

Tabel 4.3 jumlah dan persentase efektivitas obat golongan Nitrat

efektivitas * Nitrat Crosstabulation


Nitrat + Trimetazidine Nitrat
efektivitas Total Total
GTN ISDN tidak GTN ISDN tidak
pakai pakai

tidak nyeri dada 1 8 8 17 2 30 23 55


persentase 50% 61,54% 80% 68% 100% 88,24% 100% 93,22%
nyeri dada 1 5 2 8 0 4 0 4
persentase 50% 38,46% 20% 32% 0% 11,76% 0% 6,78%
Total 2 13 10 25 2 34 23 59

Obat golongan nitrat yang dipakai untuk antiiskemia pada penelitian ini adalah Glyceryl Trinitrat dan Isosorbid Dinitrat (ISDN).
Dan dilihat efektivitas antara terapi golongan Nitrat yang dikombinasikan dengan Trimetazidine dan tidak dikombinasi. Dimana pada tabel
4.7 didapat jumlah data pada kelompok pasien yang menggunakan kombinasi dengan Trimetazidine yang tidak mengalami nyeri dada
sebesar 61,54% dan yang mengalami nyeri dada sebesar 38,46% pada kelompok ISDN yang tidak dikombinasi
7

dengan trimetazidin yang tidak mengalami nyeri dada sebesar 88,24% dan yang nyeri dada 11,76%. Sehingga disimpulkan
pemakaian ISDN kombinasi Trimetazidin tidak begitu berpengaruh pada pengobatan penyakit jantung koroner

Tabel 4.4 jumlah dan persentase efektivitas obat Golongan Beta Bloker

efektivitas * Beta_bloker Crosstabulation


efektivitas Beta bloker + Trimetazidine Total Beta bloker Total
bisoprolol carvedilol tidak pakai bisoprolol tidak pakai
tidak nyeri dada 9 2 6 17 32 23 55
persentase 64,29% 100% 66% 68% 96,97% 88,46% 93,22%
nyeri dada 5 0 3 8 1 3 4
persentase 35,71% 0% 33,33% 32% 3,03% 11,54% 6,78%
Total 14 2 9 25 33 26 59

Obat golongan Beta Blocker yang digunakan yaitu bisoprolol dan carvedilol, pada tabel 4.8 penggunaan bisoprolol kombinasi
denga Trimetazidine yang tidak mengalami nyeri dada sebanyak 64,29% dan yang mengalami nyeri dada 35,71%, bisoprolol yang
tidak dikombinasi dengan Trimetazidine yang tidak mengalami nyeri dada sebesar 96,97% dan yang mengalami nyeri dada 3,03%.
Jadi kesimpulannya bisoprolol yang dikombinasi dengan Trimetazidine tidak begitu berpengaruh terhadap pengobatan penyakit
jantung koroner.
8

Tabel 4.5 jumlah dan persentase efektivitas obat golongan Calcium Channel Blocker (CCB)

efektivitas * CCB Crosstabulation


efektivitas CCB + Trimetazidine Total CCB Total
amlodipin diltiazem nifedipin tidak pakai amlodipin tidak pakai
tidak nyeri dada 6 1 0 10 17 21 34 55
persentase 85,71% 100% 0% 62,5% 68% 95,45% 91,89% 93,22%
nyeri dada 1 0 1 6 8 1 3 4
persentase 14,29% 0% 100% 37,5% 32% 5,55% 8,11% 6,78%
Total 7 1 1 16 25 22 37 59

Obat golongan Calcium Channel Blocker (CCB) yang digunakan yaitu amlodipine, diltiazem, dan nifedipin. Pada tabel 4.9
Amlodipine kombinasi denga Trimetazidine didapatkan data yang tidak mengalami nyeri dada sebesar 85,71% dan yang mengalami
nyeri dada 14,29%, amlodipine yang tidak dikombinasi dengan Trimetazidine tidak mengalami nyeri dada sebesar 95,45% dan yang
nyeri dada 5,55%. Jadi Trimetazidine dikombinasi dengan Amlodipin tidak begitu berpengaruh terhadap pengobatan penyakit
jantung koroner
9

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMBINASI

Obat antiiskemik yang diperoleh pasien dari dokter pasti menggunakan kombinasi antar golongan anti iskemik, missal
Nitrat dikombinasi dengan β-blocker, NItrat dengan β-blocker tambah CCB.

Tabel 4.6 tabulasi silang obat antiiskemik kombinasi dan tidak dikombinasi dengan Trimetzidine.

Nitra Nitrat Nitrat + Nitrat +


t+ β- + β-blocker β-blocker β-blocker
β- C Nitrat + β-blocker + CCB + β- block β- + + CCB + + CCB +
Nit bloc C Trimetaz Trimetazidi Trimetazi block er + blocker Trimetazi Trimetazi Trimetazi
rat ker B idine ne dine er CCB + CCB dine dine dine

n = 29 n = 13 n = 22 n=9
Nyeri dada 3 4 2 3
efektivitas 10.34% 30.77% 9.09% 33.33%
10

Nitrat + β-blocker +
Nitrat β-blocker CCB Trimetazidine Trimetazidine CCB + Trimetazidine

n = 29 n = 13
Nyeri dada 3 4
efektivitas 10.34% 30.77%
ARR 20.43%
NNT 4.89

Nitrat + Nitrat + Nitrat +


Nitrat + β-blocker + β-blocker + β-blocker + CCB + β-blocker + CCB
β-blocker β-blocker + CCB CCB Trimetazidine Trimetazidine + Trimetazidine

n = 22 n=9
Nyeri dada 2 3
efektivitas 9.09% 33.33%
ARR 24,24%
NNT 4.13
11

Pada tabel 4.6 dapat dilihat dari perhitungan ARR dan NNT bahwa
penggunaan kombinasi Trimetazdine tidak dapat melampaui efektivitas terapi
antiiskemik utama.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Profil pengobatan trimetazidine dengan kombinasi antiiskemik pada pasien


penyakit jantung koroner rawat jalan di RS PHC dilihat dari rentang usia 60-
64 sebesar 32% , dan jenis kelamin perempuan sebesar 52%.
2. Efektivitas trimetazidine dengan kombinasi antiiskemik pada pasien penyakit
jantung koroner :
a. Jika dilihat perbandingan efektivitas obat anti iskemik yang dikombinasi
dengan Trimetazidine dengan yang tidak dikombinasikan hasilnya persentase
efektivitasnya lebih bagus yang tidak menggunakan kombinasi.
b. Jika dilihat dari nilai ARR dan NNT menunjukan bahwa efektivitas
trimetazidine tidak bisa menggantikan terapi utama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang dapat disarankan
oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

1. Dilakukan penelitian pada sampel yang lebih banyak jumlahnya.


2. Dilakukan penelitian dengan pengontrolan pola makan dan aktivitas fisik
pasien untuk mengetehaui efektivitas dari Trimetazidine
3. Dilakukan uji laboratorium untuk melihat efektivitas dari Trimetazidine
12

DAFTAR RUJUKAN

Vitale, Cristiana et al. 2012. Efficacy Of Trimetazidine On Functional Capacity In


Symptomatic Patients With Stable Exertional Angina-The VASCO-Angina
Study. International Journal Of Cardiology.
doi.org/10.1016/j.ijcard.2012.11.001

Tsioufis, Konstantinos et al. 2014. Trimetazidine And Cardioprotection : Facts And


Perspectives. Angiology. DOI: 10.1177/0003319714530040

Chen, Xiexing et al. 2009. Treatment Of Unstable Angina With Trimetazidine.


Journal of Geriatric Cardiology March 2009 Vol 6 No 2. 84-85.

J. Dalal, Jamshed et al. 2017. Modulation Of Myocardial Energetics: An Important


Category Of Agents In The Multimodal Treatment Of Coronary Artery Disease
And Heart Failure. Indian Heart Journal. 394-397.
doi.org/10.1016/j.ihj.2017.04.001

Tardif, Jean-Claude et al. Efficacy Of The If Current Inhibitor Ivabradine In


Patients With Chronic Stable Angina Receiving Beta-Blocker Therapy: A 4-
Month, Randomized, Placebo-Controlled Trial. European Heart Journal. 541-
542. doi:10.1093/eurheartj/ehn571
13

Lainscak, Mitja et al. 2016. Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of


Cardiovascular Drugs in Chronic Heart Failure. International Journal of
Cardiology. 23-25. doi.org/10.1016/j.ijcard.2016.09.015

P. McCarthy, Cian et al. The Role Of Trimetazidine In Cardiovascular Disease:


Beyond An Anti-Anginal Agent. European Heart Journal. 267-268.
doi:10.1093/ehjcvp/pvv051

Xu, Xiaohan et al. 2014. Effect of Trimetazidine on Recurrent Angina Pectoris


and Left Ventricular Structure in Elderly Multivessel Coronary Heart Disease
Patients with Diabetes Mellitus After Drug-Eluting Stent Implantation: A
Single-Centre, Prospective, Randomized, Double-Blind Study at 2-Year
Follow-Up. DOI 10.1007/s40261-014-0170-9
Belardinelli, Romualdo et al. 2008. Effects of Trimetazidine on Myocardial
Perfusion and Left Ventricular Systolic Function in Type 2 Diabetic Patients
With Ischemic Cardiomyopathy. 611-612.

Chrusciel, Piotr et al. 2014. Defining the Role of Trimetazidine in the Treatment of
Cardiovascular Disorders: Some Insights on Its Role in Heart Failure and
Peripheral Artery Disease. 971-973. DOI 10.1007/s40265-014-0233-5

Marzilli, Mario et al. 2017. Clinical benefits of treating angina directly at


the cardiac cell level with Trimetazidine. Heart And Metabolism. 25-30.

Putra, Budhi Mahendra. 2013. Cek Kesehatan Anda. Jakarta : gramedia. 51-52
14

Kones, Richard. 2010. Recent advances in the management of chronic stable


angina II. Anti-ischemic therapy, options for refractory angina, risk factor
reduction, and revascularization.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia :
2013.

Dan LL, Dennis LK, Anthony SF, et al. 2013. Harrison‟s Principles of Internal
Medicine. 18th ed. United States: The McGraw-Hill Companies.

ESC. 2013. 2013 ESC guidelines on the management of stable coronary artery
disease : The Task Force on the management of stable coronary artery disease
of the European Society of Cardiology. Hal 2978-2981.

Hajar, Rachel. 2018. Risk Factors for Coronary Artery Disease:


Historical Perspectives. Hal 111-113.

World Health Organization. 2012. World Health Statistic. 65.

ESC. 2013. 2013 ESC guidelines on the management of stable coronary artery
disease : The Task Force on the management of stable coronary artery disease
of the European Society of Cardiology. Hal 2958.

Zhou L. et al. 2005. American Society For Clinical Pathology, Description of


procedures with the aim to develop standards in the field, DOI :
10.1309/Y9EC63RW3XG1V313.
LAMPIRAN I
SURAT IZIN RS PHC SURABAYA

75
76

78
77

LAMPIRAN II
PATIENT MEDICATION RECORD
Data demografi pasien
Nama:
Jenis Kelamin:
Tgl Lahir/ Usia:

Alamat:

Telp./ HP:
Peserta Asuransi:

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Subjek Keluhan Nama Aturan Diagnosa
Obat Pakai

78
78

RIWAYAT HIDUP

Wahyu Aji Wardana dilahirkan di kota Ngawi, Jawa

Timur, tanggal 31 desember 1995, anak pertama dari dua

bersaudara, pasangan bapak Siswanto dan ibu Yatmini.

Pendidikan dasar ditempuh pada tahun 2002 di SDN 1

Kedungggalar Ngawi. Pendidikan menengah pertama

pada tahun 2008 di SMPN 3 Kedunggalar Ngawi.

Pendidikan menengah atas ditempuh pada tahun 2011 di

SMKF Bina Farma Madiun. Untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi, penulis

melanjutkan studinya di Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, angkatan 2014.

Setelah menyelesaikan program S-1 Farmasi, penulis berniat untuk melanjutkan

studinya ke program Profesi Apoteker di Universitas Surabaya, Surabaya.

78

Anda mungkin juga menyukai