Transformator
Transformator
com/mengenal-lebih-dekat-transfomator-untuk-pembangkit-listrik-gardu-induk-dan-
distribusi/
Pengertian Transformator:
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari
transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi
secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu
transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu
transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan
tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian transformator dan bagian-
bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV
dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20
kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan
untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah
atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.
b. Kumparan Transformator
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut terdiri kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan
lain-lain.
Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c. Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo,
terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
d. Bushing Transfomer
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
e. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (di
tempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi
dengan konservator.
Peralatan Bantu;
a. Pendingin Transformator
Transformator umumnya diisi minyak sebagai bahan isolasi antara kumparan
dengan kumparan dan kumparan dengan kaki.
Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum dibebani akan timbul rugi-
rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut panas, namun panas yang timbul
kecil. Apabila transformator tersebut dibebani maka kumparan dan minyak di dalam trafo
akan bertambah panas sesuai dengan kenaikan bebannya. Panas yang timbul pada
kumparan akan diteruskan secara konduksi pada minyak trafo yang berfungsi sebagai
pendingin. Baik kumparan maupun minyak trafo mempunyai batas-batas operasi panas
yang diijinkan. Isolasi kumparan yang terdiri dari kertas kraft mempunyai batas panas
yang diijinkan sesuai dengan klas isolasi spesifikasi trafo. Demikian juga minyak isolasi
trafo mempunyai batas panas yang diijinkan. Apabila panas-panas tersebut dilampaui
maka isolasi akan rusak dan secara keseluruhan transformator tersebut akan rusak. Panas
tersebut harus direduksi dengan memasang sistem pendingin yaitu:
Material isolasi dapat menciut dan sangat rapuh. Pengaruh sekunder dari panas lebih juga
sangat penting misalnya produksi gas dan free water pada waktu terjadi dekomposisi dari
material pressboard dan kertas. Jika ada free water yang tersisa selanjutnya akan mempercepat
proses degradasi isolasi. Jika terdapat gasses selama dekomposisi tak dapat keluar dari winding
gelembung-gelembung dapat terkumpul pada daerah tekanan listrik yang tinggi, akan
memindahkan minyak (displace oil) dan akan memberikan kerusakan sebelum waktunya
(premature failure). Oleh karena itu sejak transformator tidak tahan terhadap hubung singkat,
tegangan impulse, switching surge, beban lebih dari transformator harus dibatasi dari hot spot
temperatur tidak lebih dari 1400C.
Mengingat lagi aturan untuk kertas selulose sebagai “80 C” sementara minyak trafo
beroperasi pada “100 C”. Pemilik atau operator harus berpendapat dua temperatur kritis yaitu
1500 C dan 1100 C untuk isolasi padat dan 600 C untuk isolasi minyak trafo.
Umur minyak trafo yang berguna dapat diharapkan jika temperatur minyak bagian atas tidak
lebih dari 600 C. Harapan umur berguna minyak trafo kondisi energize dapat mencapai 20 tahun
sebelum mencapai titik kritis jumlah kandungan asam 0,25 mg KOH/g. Jumlah kandungan asam
ini tak tercapai, tingkat perubahan umur minyak trafo dari linier menjadi fungsi eksponensial.
Umur berguna minyak trafo dipotong ½ untuk kenaikan setiap 100 C beyond 600 C faktor yang
lain konstan. Tabel berikut memperlihatkan periode waktu yang diharapkan pada bermacam-
macam suhu operasi untuk mencapai jumlah kandungan asam kritis. Sementara ANSI/IEEE
membuat kriteria untuk kertas kraft dan untuk isolasi minyak tidak ada petunjuk. Selanjutnya
disarankan pemilik atau operator menjaga kebenaran pikiran : umur maksimum minyak dan
kertas adalah 600 C adalah temperatur maksimum minyak bagian atas yang diijinkan. Apabila
temperatur melebihi 600 C, segera ambil langkah untuk membenarkan masalah ini.
Rugi-rugi I2R konduktor dan rugi inti yang bertambah dengan naiknya temperatur. Ini
merupakan pemborosan energi dalam bentuk panas.
Untuk beberapa jenis coating polimeric konduktor temperatur mencapai 1200 C dan lebih
tinggi lagi dapat menghasilkan rugi-rugi dielektrik yang signifikan.
Tap Changer
Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang berubah-
rubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam
keadaan transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat
dioperasikan manual.
Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap tarnsformator, dalam
keadaan transformator berbeban disebut “On Load Tap Changer” dan dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis.
Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer
yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dipasang di sisi primer. Sedangkan
transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya
menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat tenaga beban OLTC terdiri dari:
1. Selector Switch.
2. Diverter Switch, dan
3. Transisi Resistor
Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses
perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan
minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main
tank).
Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena
elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun,
tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.
4. Alat Pernapasan (Silicagel)
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun udara luar, maka suhu
minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akam memuai dan mendesak udara di atas permukaan
minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara
luar akan masuk ke dalam tangki.
5. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada
transformator sebagai berikut:
(a) Indikator suhu minyak
(b) Indikator permukaan minyak
(c) Indikator sistem pendingin
(d) Indikator kedudukan tap
C. Peralatan Proteksi
1. Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di
dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh karena:
a. Hubung singkat antar lilitan/dalam phasa.
b. Hubung singkat antar phasa.
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah.
d. Busur api listrik antar laminasi.
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
2. Pengaman Tekanan Lebih (Explosive Membrane/ Pressure-elief Vent
Alat ini berupa membrane yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
berfungsi sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di
dalam tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari
kekuatan tangki transformator.
3. Rele Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni pengaman terhadap gangguan
di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba
dan langsung menjatuhkan PMT.
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran
transmisi,
dimana dalam hal ini:
Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin
kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. kerugian daya adalah sebanding dengan
kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R).
Lambang Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator
ada dua jenis yaitu:
Vp= tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih
banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih
banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Power supply (catu daya) Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang
memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio
memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator
untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12
volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi,
gardu listrik dan sebagainya.
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang rendah. Catu
daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi
beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V.
Adaptor(penyearaharus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa diode.
Adaptor merupakan catu daya yang ditambah dengan penyearah arus. Fungsi penyearah arus
adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
Sistem Tenaga Listrik Fungsi sistem jaringan adalah menyalurkan dan mendistribusikan tenaga
listrik dari pusat suplai (gardu induk) ke pusat – pusat /kelompok beban (gardu trafo/distribusi)
dan konsumen dengan mutu memadai.
Gardu distribusi adalah suatu tempat/ sarana, dimana terdapat transformator step down yaitu
transformator yang menurunkan tegangan dari tegangan menengah menajdi tegangan
rendah(sesuai kebutuhan konsumen). Jaringan distribusi berdasarkan letak jaringan terhadap
posisi gardu distribusi, dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : Jaringan distribusi primer (jaringan
distribusi tegangan menengah). Jaringan distribusi sekunder (jaringan distribusi tegangan
rendah).
Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang letaknya sebelum gardu
ditribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan menengah (misalnya 6 kV atau 20
kV). hantaran dapat berupa kabel dalam tanah atau saluran/kawat udara yang menghubungkan
gardu induk (sekunder trafo) dengan gardu distribusi atau gardu hubung (sisi primer trafo
didtribusi).
Jaringan distribusi sekunder (JDTR) merupakan suatu jaringan yang letaknya setelah gardu
distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertagangan rendah (misalnya 220 V/380 V).
Hantaran berupa kabel tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi
sekunder trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya industri atau rumah –
rumah).
Berdasarkan konfigurasi jaringan, maka sistem jaringan distribusi dapat dikelompokan menjadi 3
(tiga) macam, yaitu sistem jaringan distribusi radial, loop dan spindel.
Catu daya berasal dari satu titik sumber dan karena adanya pencabangan – pencabangan tersebut,
maka arus beban yang mengalir disepanjang saluran menjadi tidak sama sehingga luas
penampang konduktor pada jaringan bentuk radial ini ukurannya tidak sama karena arus yang
paling besar mengalir pada jaringan yang paling dekat dengan gardu induk. Sehingga saluran
yang paling dekat dengan gardu induk ini ukuran penampangnya relatif besar dan saluran cabang
– cabangnya makin ke ujung dengan arus beban yang lebih kecil mempunyai ukuran
konduktornya lebih kecil pula.Bentuk jaringan ini merupakan bentuk yang paling sederhana,
banyak digunakan dan murah. Dinamakan radial karena saluran ini ditarik secara radial dari
suatu titik yang merupakan sumberdari jaringan itu dan dicabang – cabangkan ke titik – titik
beban yang dilayani.
Jaringan ini merupakan bentuk tertutup, disebut juga bentuk jaringan ring. Susunan rangkaian
saluran membentuk ring. yang memungkinkan titik beban terlayani dari dua arah saluran,
sehingga kontinuitas pelayanan lebih terjamin serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena
drop tegangan dan rugi daya saluran menjadi lebih kecil.
Struktur jaringan ini merupakan gabungan dari dua buah struktur jaringan radial, dimana pada
ujung dari dua buah jaringan dipasang sebuah pemutus (PMT), pemisah (PMS). Pada saat terjadi
gangguan, setelah gangguan dapat diisolir, maka pemutus atau pemisah ditutup sehingga aliran
daya lidtrik ke bagian yang tidak terkena gangguan tidak terhenti.
Jaringan distribusi spindel merupakan saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM) yang
penerapannya sangat cocok di kota – kota besar.
Kesimpulan
Pada makalah kali ini dapat disimpulkan :
– Pengertian system distribusi daya dan transformator
– Fungsi dan pemanfaatan system distribusi daya dan transformator
– Prinsip kerja dari system distribusi daya dan transformator
· Inti besi, sirkuit magnetic dibuat dari besi silicon (grain oriented Silicon
Steel) dan membentuk rangkaian magnetis tertutup
· Bushing, terdiri dari 2 macam yaitu bushing tegangan primer yang dibuat
dari porselen dengan jarak rambat minimum 4,3 cm, sedangkan bushing
yang lain yaitu bushing tegangan sekunder yang dibuat dari porselin,
dimana dilengkapi dengan terminal untuk menghubungkan pada bagian
sekunder.
· Minyak Trafo, minyak trafo yang digunakan merupakan minyak alami yang
memenuhi standart SPLN 49-1:1982, fungsi minyak tersebut adalah sebagai
pendingin trafo dan isolasi trafo.
· Arester. dipasang pada bagian luar tangki yang terhubung dengan terminal
bushing sisi sekunder.
Tenaga listrik yang dihasilkan dari keluaran trafo selanjutnya dihubungkan
ke rangkaian serandang hubung (switch yard). Selanjutnya dilanjutkan ke
gardu induk (GI).
https://www.duniapembangkitlistrik.com/2016/09/apa-itu-transformator-dalam-pembangkit.html