Anda di halaman 1dari 8

DISTOSIA (DIFFICULT LABOUR)

Distosia (Difficult Labour/partus macet) ditandai oleh kemajuan partus yang sangat lambat dan
abnormal. Distosia diakibatkan oleh empt kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau
bersamaan :
1. Kelainan tenaga mengejan
2. Kelainan presentasi,posisi,atau perkembangan janin
3. Kelainan tulang panggul ibu (penyempitan tulang panggul ibu)
4. Kelainan jalan lahir sehingga menjadi penghalang turunnya janin.
Karena Kelancaran persalinan tergantung pada “3 P”
 Power (Kekuatan Ibu)
 Passage (Keadaan jalan lahir)
 Passanger (Keadaan janin)
 Psychologi, Physician, Position
Penyempitan panggul sering disertai disfungsi uterus dan keduanya bersama – sama merupakan
penyebab tersering distosia. Demikian juga kelainan presentasi,ukuran dan bentuk janin yng
tidak lazim disertai disfungsi uterus. Secara umum, disfungsi uterus terjadi bila ada disproporsi
antara bagian terawah janin dan jalan lahir.

DISTOSIA KARENA KELAINAN TENAGA MENGEJAN (HIS)


• His normal :
– Mulai dari salah satu sudut di fundus uteri, menjalar ke korpus, dominasi
kekuatan di fundus, disertai relaksasi yang merata.
– Selama kehamilan  kontraksi ringan Braxton Hicks
– Kehamilan > 30 minggu : kontraksi lebih sering
– Kehamilan > 36 minggu : kontraksi lebih meningkat lagi & lebih kuat.
– Awal kala I : tiap 10 menit sekali lama 20 – 40 detik.
– Selama kala I : meningkat 2 – 4 kali tiap 10 menit lama 60 – 90 detik
– Kala II : 4 – 5 kali dalam 10 menit lama 90 detik, disertai periode relaksasi
– Pemantauan Manual : Pantau his selama 10 menit, telapak tangan diletakkan di
fundus untuk mengetahui kekuatan & lama kontraksi. Pantau detak jantung janin
(DJJ)  tanda2x hipoksia. Lakukan pencatatan dengan baik dan benar 
gunakan PARTOGRAF
– HIS yg adekuat
Kontraksi yang…
• lamanya 40 - 60 detik
• mencapai tekanan 50 - 60 mm Hg
• terjadi setiap 2 - 3 menit atau
• menghasilkan kemajuan persalinan yang baik
• Jenis kelainan his :
1. Inersia uteri/hypotonic uterine contraction
His tidak adekuat untuk melakukan pembukaan atau mendorong anak keluar
Sering terjadi pada :
1. KU lemah misal ibu anemia
2. Uterus overdistensi (makrosomia, gemeli, polihidramnion)
3. Multiparitas atau primipara
4. Keadaan emosi terganggu
Inersia uteri primer : His tidak adekuat sejak awal fase laten. Sulit menentukan apakah sudah
impartu/belum.
Inersia uteri sekunder : Tjd pada fase aktif kala I atau kala II. Awalnya his normal, keudian
mengalami gangguan.
Tala Laksana :
1. Perbaiki KU. Perhatikan gizi selama hamil
2. Siapkan pasien hadapi proses persalinan
3. Inersia primer  bila sudah masuk fase persalinan, evaluasi 12 jam kemudian. Bila
PØ < 3cm atau porsio tebal > 1cm  FALSE LABOR. Berikan sedativa biar
penderita istirahat.
Bila his masih ada ttp pembukaan belum maju  amniotomi bantu his dengan
oksitosin drip
4. Inersia sekunder dlm fase aktif ;
- Cermati adanya CPD dgn pelvimetri klinik atau radiologi. Bila ada CPD  SC
- Tidak ada CPD  amniotomi + Oksitosin drip
- Nilai kemajuan persalinan 2 jam stlh his baik  Kemajuan (-)  SC
- Pd akhir kala I atau kala II, bila syarat vacuum atau cunam terpenuhi lakukan
vacuum atau cunam ekstraksi
2. His terlampau kuat/hypertonic uterine contraction
His dgn kekuatan cukup besar namun tidak terkoordinasi shg tidak efisien melakukan
pembukaan atau mendorong anak keluar
Sering terjadi pada :
1. Rangsangan pada uterus, misal oksitosin drip yg berlebihan
2. Pecah ketuban yang lama shg tjd infeksi
Efek : pada ibu mengeluh kesakitan krn kontraksi yang terus menerus dan pada bayi dpt
terjadi hipoksia ok gangguan sirkulasi uteroplasenter
Penanganan : Berikan sedativa & tokolitik. Diharapkan his hilang kmd muncul his yang
normal. Bila gagal  SC
3. Incoordinate uterine action
• Faktor predisposisi :
– Primigravida, terutama primi tua
– Kelainan letak janin / disproporsi fetopelvik
– Peregangan rahim yang berlebihan : gemelli, hidramnion
– Dll.
• Induksi Persalinan
Rangsangan kontraksi uterus yang sebelumnya tidak ada, pada persalinan pervaginam  true
labor vs. false labor. Bila gagal, lakukan sectio cesarea. Dilakukan dengan pengawasan
dokter. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
– Usia gestasi
– Variasi individu
– Skor bishop  keadaan serviks saat mulai induksi.
– Teknik induksi : amniotomi, misoprostol/oksitosin, kombinasi keduanya.
Skor Bishop : Penilaian kedaan serviks pada pemeriksaan dalam sebelum memulai
induksi/augmentasi, untuk memperkirakan keberhasilan induksi dengan oksitosin. Bila skor
< 5, lakukan pematangan serviks sebelum memulai induksi/augmentasi.
DiKoPosES
o Dilatasi : 0, 1-2, 3-4, 5
o Konsistensi : keras, kenyal, lunak, -
o Posisi : posterior, tengah, anterior, -
o Effacement : 0-30%, 40-50%, 60-70%, 80%.
o Station : -3, -2, -1, +1/+2
DISTOSIA KARENA KELAINAN LETAK DAN BENTUK JANIN
Dalam persalinan normal, kepala memasuki PAP dgn sutura sagitalis melintang atau oblik.
Kmd setelah memasuki pintu tengah panggul (HIII), kepala akan memutar ke depan karena
terbentur spina iskiadika shg UUK berada di depan (putar paksi dalam).
Bila putar paksi dalam tidak terjadi, shg UUK tetap berada di belakang atau melintang, inilah
yg disebut dgn Deep Transverse Arrest, Occiput Transverse Persistent, Occiput Posterior
Persistent
1. Kelainan letak, presentasi & posisi
– Posisi oksipitalis posterior (persisten)
– Presentasi puncak kepala
– Presentasi muka
– Presentasi dahi
– Letak sungsang
– Letak lintang
– Presentasi Ganda
2. Kelainan bentuk janin
– Pertumbuhan janin yang berlebihan
– Hidrosefalus
– Kelainan bentuk lain
3. Prolapsus tali pusat

Mekanisme persalinan Normal


Cardinal Movements of labor :
• Engagement : diameter transversal terbesar dari kepala janin telah melewati pintu
atas panggul
• Descent : penurunan kepala ke dasar panggul
• Flexion : fleksi kepala janin akibat adanya resistensi dari dasar panggul, dinding
pelvis atau serviks
• Internal rotation : perputaran kepala, oksiput ke arah anterior (normal) atau
posterior. Dapat tidak terjadi bila janin kecil.
• Extension : ekstensi kepala yang mengakibatkan oksiput sebagai hipomoklion.
Dipengaruhi oleh bentuk pintu bawah panggul (upward & forward)
• External rotation : perputaran kepala mengikuti sumbu badan.
• Expulsion (delivery of anterior & posterior shoulder)

Etiologi dan Komplikasi


Etiologi :
• Usia kehamilan
• Multiparitas
• Kehamilan multipel
• Hidramnion
• Oligohidramnion
• Hidrosefalus
• Anensefalus
• Riwayat persalinan bokong
• Anomali uterus
• Tumor pelvis
• Plasenta previa
Komplikasi persalinan pervaginam :
• Persalinan terlalu lama  after coming head  hipoksia janin.
• Lilitan tali pusat
• Hiperekstensi kepala
• Persalinan terlalu dipaksakan  trauma karena kompresi atau traksi

DISTOSIA KARENA KELAINAN BENTUK LAIN


• Janin kembar siam.
 Torakopagus, pigopagus, omfalopagus, disefalus, sinsefalus, dll.
• Deteksi pada 16 – 18 minggu kehamilan.
• Janin dengan perut besar akibat asites, tumor, dll.
• Bila berisi cairan  lakukan pungsi perut
• Bila padat  seksio sesarea.
DISTOSIA KARENA KELAINAN PANGGUL
Jenis-jenis panggul :
• Panggul ginekoid
• PAP bundar, panggul tengah dan pintu bawah panggul luas, diameter transversal >
diameter AP
• Panggul antropoid
• Diameter AP > diameter transversal, arkus pubis sedikit menyempit.
• Panggul android
• PAP seperti segitiga (sempit ke depan), spina iskiadika menonjol, arkus pubis
sempit
• Panggul platipelloid
• Diameter AP << diameter transversal, arkus pubis luas
Jenis Kelainan :
Kesempitan pada pintu atas panggul
• Konjugata vera < 10 cm atau diameter transversa < 12 cm
Kesempitan pada pintu tengah panggul
• Bila distansia interspina + diameter sagitalis posterior < 13,5 cm atau diameter
interspina iskiadika < 8 cm.
Kesempitan pada pintu bawah panggul
• Jarang tanpa disertai kesempitan pada pintu tengah panggul.
• Bila arkus pubis < 90o, sehingga distansia tuberum mengecil.
Komplikasi
• Maternal :
• Partus lama  dehidrasi, asidosis, infeksi intrapartum
• Terbentuk lingkaran retraksi patologik (ruptura uteri mengancam)
• Penekanan jalan lahir oleh kepala janin  gangguan sirkulasi  nekrosis 
fistula
• Fetal :
• Peningkatan risiko kematian perinatal
• Risiko terjadi prolaps tali pusat
• Moulage hebat pada kepala dapat mengakibatkan perdarahan intrakranial.
• Fraktur os parietal akibat penekanan oleh promontorium
DISTOSIA KELAINAN TRAKTUS GENITALIA
• Vulva :
• Edema
• Stenosis vulva : akibat perlukaan & radang  episiotomi
• Tumor/kista/abses
• Vagina :
• Stenosis vagina/septum vagina
• Tumor vagina
• Serviks uteri :
• Disfungsional uteri karena parut pada serviks
• Karsinoma serviks uteri
• Uterus :
• Mioma uteri
• Ovarium :
• Tumor ovarium : risiko pecah atau ruptur uteri

Kesimpulan :
• Distosia disebabkan 3 faktor (3P):
• Power
• Passenger
• Passage
Tetapi peraturan baru ditambah dengan Psyco.
• Kenali faktor risiko,deteksi dini, dan penatalaksanaan

Sumber : Ilmu Kebidanan, Sarwono

Anda mungkin juga menyukai