Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas
manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat
konsumsi manusia terhadap barang atau material yang gunakan sehari-
hari, sehingga pengelolaan sampah tidak terlepas dari pengelolaan gaya
hidup masyarakat. Sampai saat ini permasalahan sampah belum
tertangani dengan baik terutama di perkotaan. Sampah telah menjadi
permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara
terpadu dari hulu sampai ke hilir agar dapat memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat, aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat sesuai Undang-Undang No.18 Tahun
2008.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan
pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan
kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang
dihasilkan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat
menimbulkan dampak negatife terhadap kelestarian fungsi lingkungan
baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan dan
akhirnya berdampak pada penurunan kualitas kesehatan masyarakat.

Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi


suatu perkotaan selain mempunyai dampak positif juga menimbulkan
dampak negatif, seperti meningkatnya produksi sampah dari tahun ke
tahun dan timbulan sampah pu tidak dapat dihindari. Lebih parah lagi,
hampir semua kota di Indonesia baik kota besar maupun kota kecil, belum
memiliki sistem penanganan sampah yang baik (Damanhuri,2005).
Umumnya kota di Indonesia memiliki manajemen sampah yang sama

1
yaitu metode kumpul – angkut – buang. Sebuah metode manajemen
persampahan klasik yang akhirnya berubah menjadi praktek pembuangan
sampah secara sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di lokasi
yang sudah ditentukan.
Peningkatan timbulan sampah dan semakin tingginya komposisi
anorganik sampah serta menurunnya efisiensi TPA menyebabkan perlunya
suatu konsep untuk mengurangi timbulan sampah yang terangkut ke TPA.
Besarnya potensi sampah yang bisa didaur ulang ditentukan oleh timbulan
sampah, komposisi sampah dan karakteristik sampah. Besarnya timbulan
sampah ditentukan oleh status ekonomi penduduk tersebut. Semakin tinggi
status ekonomi suatu penduduk maka semakin besar pula timbulan
sampahnya. Paradigma baru yang diharapkan dapat mulai dilaksanakan
adalah dari orientasi pembuangan sampah ke orientasi daur ulang dan
pengomposan. Melalui paradigma baru ini pengelolaan sampah tidak lagi
merupakan satu rangkaian yang hanya berakhir di TPA, tetapi lebih
merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi. Berdasarkan
perhitungan Direktorat Bintek-Dept.PU (1999), bila konsep pengelolaan
sampah terpadu dengan strategi 3-M (mengurangi, menggunakan kembali
dan mendaur-ulang) dilaksanakan, maka sampah yang akan masuk ke TPA
berupa residu hanya 15 %. Sampah yang dikomposkan 40%, didaur ulang
20 % dan dibakar 25 % (Hadiwijoyo; 1983).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui timbulan sampah dan pengelolaan sampah di Rt
03 Rw 05 kelurahan Mentaos kecamatan Banjarbaru Utara
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengukur timbulan sampah per orang per hari secara
gravimetrik dan volumetrik di Rt 03 Rw 05 Kelurahan Mentaos
Kecamatan Banjarbaru Utara.

2
2) Untuk mengetahui komposisi dan proporsi timbulan sampah di Rt
03 Rw 05 Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara.
3) Untuk mengetahui pengelolaan sampah rumah tangga di Rt 03 Rw
05 Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara.

C. Manfaat
1. Manfaat akademis untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah ilmu pengetahuan tentang pengukuran timbulan sampah
pada rumah tangga.
2. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan saran
ataupun masukan kepada peneliti dan khususnya juga kepada
masyarakat akan dampak dan cara menanggulangi timbulan sampah
pada rumah tangga.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Sedangkan menurut Undang-
undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat atau
semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
kelingkungan.

B. Jenis-jenis Sampah

Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya:


1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai
secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah
jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit
terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan
penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng
dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan
berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-
lain.

Sementara Alex (2012) lebih menjelaskan jenis-jenis sampah lebih rinci


sebagai berikut:
1. Berdasarkan Sumbernya

4
1.1 Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun
kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
1.2 Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia,
seperti feses dan urin.
1.3 Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga,
sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas
dan plastik.
1.4 Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses
penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
1.5 Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan
perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas,
tekstil, plastik dan logam.
1.6 Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri
dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
1.7 Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan juga manusia.
2. Berdasarkan Jenisnya
2.2 Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya daging, buah,
sayuran dan sebagainya.
2.3 Sampah anorganik: sisa material sintetis seperti plastik, logam, kaca,
keramik dan sebagainya.
3. Berdasarkan Bentuknya
3.1 Sampah padat: segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan
sampah cair.
3.2 Sampah cair: bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Di Indonesia, penggolongan sampah yang sering digunakan adalah


a. sampah organik, atau sampah basah, yang terdiri atas daun-daunan,
kayu, kertas, karton, tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah,
dan lain-lain, dsb
b. sampah anorganik, atau sampah kering yang terdiri atas kaleng,
plastik, besi dan logam-logam lainnya, gelas dan mika. Kadang
kertas dimasukkan dalam kelompok ini.

5
C. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,


pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah.
Menurut Undang-undang No.18 tahun 2008 adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah dengan catatan pengelolaan bukan
hanya menyangkut aspek teknis, tetapi mencakup juga aspek non teknis,
seperti bagaimana mengorganisir, bagaimana membiayai dan bagaimana
melibatkan masyarakat penghasil sampah agar ikut berpartisipasi secara
aktif atau pasif dalam aktivitas penanganan tersebut.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan
dua tujuan yaitu, mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.

1. Metode Pembuangan
a. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk
menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode
paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di
tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau
lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan
penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan
baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya
angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas
methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.

6
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di
antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan
bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan
untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk
tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah
mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan
keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar
atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan
listrik.
1. Metode daur ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah
untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa
cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk
diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar
untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang
terus ditemukan.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang,
yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang
dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk
digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum
aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET,
botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain
seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang
dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah,
karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut
jenis bahannya.

7
2. Pengolahan biologis
Pengkomposan.Material sampah organik, seperti zat tanaman,
sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses
biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.
Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di
Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti
sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk dikomposkan.

3. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak
langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.
Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan
sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan,
ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan
tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan
sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis
(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian
dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

8
Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Kota di Indonesia
berdasarkan Undang-undang No.18 tahun 2008 dikategorikan dalam
beberapa kelompok, yaitu:
1. Sampah dari rumah tinggal: merupakan sampah yang dihasilkan
dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut
dengan istilah sampah domestik. Dari kelompok sumber ini
umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas,
karton / dos, kain, kayu, kaca, daun, logam, dan kadang-kadang
sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Praktis tidak terdapat
sampah yang biasa dijumpai di negara industri, seperti mebel, TV
bekas, kasur dll. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang
ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang
berada dalam suatu kawasan permukiman, maupun unit rumah
tinggal yang berupa rumah susun. Dari rumah tinggal juga dapat
dihasilkan sampah golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun),
seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa obat-obatan, oli bekas, dll.
2. Sampah dari daerah komersial: sumber sampah dari kelompok ini
berasal dari pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel,
perkantoran, dll. Dari sumber ini umumnya dihasilkan sampah
berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam, dan juga sisa makanan.
Khusus dari pasar tradisional, banyak dihasilkan sisa sayur, buah,
makanan yang mudah membusuk. Secara umum sampah dari
sumber ini adalah mirip dengan sampah domestik tetapi dengan
komposisi yang berbeda.
3. Sampah dari perkantoran / institusi: sumber sampah dari kelompok
ini meliputi perkantoran, sekolah, rumah sakit, lembaga
pemasyarakatan, dll. Dari sumber ini potensial dihasilkan sampah
seperti halnya dari daerah komersial non pasar.
4. Sampah dari jalan / taman dan tempat umum: sumber sampah dari
kelompok ini dapat berupa jalan kota, taman, tempat parkir, tempat
rekreasi, saluran darinase kota, dll. Dari daerah ini umumnya

9
dihasilkan sampah berupa daun / dahan pohon, pasir / lumpur,
sampah umum seperti plastik, kertas, dll.
5. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis sampah kota:
kegiatan umum dalam lingkungan industri dan rumah sakit tetap
menghasilkan sampah sejenis sampah domestik, seperti sisa
makanan, kertas, plastik, dll. Yang perlu mendapat perhatian
adalah, bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah kota
tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan sampah kota.

D. Dampak Sampah

Sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah


bagi kehidupan dan kesehatan lingkungan, terutama kehidupan manusia.
Masalah tersebut dewasa ini menjadi isu yang hangat dan banyak disoroti
karena memerlukan penanganan yang serius. Beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan keberadaan sampah, di antaranya:

1. Masalah estetita (keindahan) dan kenyamanan yang merupakan


gangguan bagi pandangan mata. Adanya sampah yang berserakan dan
kotor, atau adanya tumpukan sampah yang terbengkelai adalah
pemandangan yang tidak disukai oleh sebagaian besar masyarakat.
2. Sampah yang terdiri atas berbagai bahan organik dan anorganik
apabila telah terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar, merupakan
sarang atau tempat berkumpulnya berbagai binatang yang dapat
menjadi vektor penyakit, seperti lalat, tikus, kecoa, kucing, anjing liar,
dan sebagainya. Juga merupakan sumber dari berbagai organisme
patogen, sehingga akumulasi sampah merupakan sumber penyakit
yang akan membahayakan kesehatan masyarakat, terutama yang
bertempat tinggal dekat dengan lokasi pembuangan sampah.
3. Sampah yang berbentuk debu atau bahan membusuk dapat mencemari
udara. Bau yang timbul akibat adanya dekomposisi materi organik dan

10
debu yang beterbangan akan mengganggu saluran pernafasan, serta
penyakit lainnya.
4. Timbulan lindi (leachate), sebagai efek dekomposisi biologis dari
sampah memiliki potensi yang besar dalam mencemari badan air
sekelilingnya, terutama air tanah di bawahnya. Pencemaran air tanah
oleh lindi merupakan masalah terberat yang mungkin dihadapi dalam
pengelolaan sampah.
5. Sampah yang kering akan mudah beterbangan dan mudah terbakar.
Misalnya tumpukan sampah kertas kering akan mudah terbakar hanya
karena puntung rokok yang masih membara. Kondisi seperti ini akan
menimbulkan bahaya kebakaran.
6. Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran-saluran
air buangan dan drainase. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan
bahaya banjir akibat terhambatnya pengaliran air buangan dan air
hujan.
7. Beberapa sifat dasar dari sampah seperti kemampuan termampatkan
yang terbatas, keanekaragaman komposisi, waktu untuk
terdekomposisi sempurna yang cukup lama, dan sebagainya, dapat
menimbulkan beberapa kesulitan dalam pengelolaannya. Misalnya,
diperlukan lahan yang cukup luas dan terletak agak jauh dari
pemukiman penduduk, sebagai lokasi pembuangan akhir sampah.
Volume sampah yang besar merupakan masalah tersendiri dalam
pengangkutannya, begitu juga dengan masalah pemisahan komponen-
komponen tertentu sebelum proses pengolahan.

E. Timbulan Sampah

Timbulan sampah adalah banyaknya sampah dalam:

11
1. Satuan berat: kilogram per orang perhari (Kg/o/h) atau kilogram
per meter-persegi bangunan perhari (Kg/m2/h) atau kilogram per
tempat tidur perhari (Kg/bed/h), dsb
2. Satuan volume: liter/orang/hari (L/o/h), liter per meter-persegi
bangunan per hari (L/m2/h), liter per tempat tidur perhari
(L/bed/h), dsb. Kota-kota di Indonesia umumnya menggunakan
satuan volume.

Elemen Timbulan Sampah


1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti
sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah
ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)


Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas,
plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya.
Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Besarnya timbulan sampah berdasarkan sumbernya :

12
Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan berhubungan dengan elemen-elemen
pengelolaan sampah antara lain:
a. Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan
pengangkutan
b. Perencanaan rute pengangkutan
c. Fasilitas untuk daur ulang
d. Luas dan jenis TPA.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
1. Sampah organik
2. Sampah anorganik

B. Sasaran
Masyarakat Kelurahan Mentaos RT.03 RW.05 Kecamatan Banjarbaru
Utara.

C. Waktu
Rabu – Kamis, 14-15 Maret 2018

D. Desain Survai
Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel rumah
tangga (sebanyak 37 rumah) yang ditentukan secara berurutan selama 2 hari.

E. Variabel
1. Timbulan
Volume timbulan sampah permukiman per orang per hari secara
gravimetrik dan volumetrik.
2. Proporsi
Proporsi jenis sampah per orang per hari.
3. Pengelolaan
Pengelolaan sampah rumah tangga disuatu permukiman (RT/RW,
Kelurahan, Kecamatan)

F. Data Yang Dikumpul


1. Timbulan sampah/rumah/orang

2. Proposi jenis sampah

G. Cara Mengukur Data

14
1. Memilah sampah berdasarkan jenis sampah
2. Menimbang sampah

H. Analisis Data
Setiap rumah dibagikan rata-rata 2 kantong plastik yang terdiri dari 1
kantong untuk sampah basah dan 1 kantong lagi untuk sampah kering, dan
setiap rumah per setiap kantong akan ditimbang setiap harinya dan
menghasilkan berat (kg) dan volume (liter) yang berbeda untuk setiap
harinya. Kemudian sampah setelah ditimbang dipisahkan sesuai dengan
jenisnya yaitu sampah dapur, sampah plastic, sampah kertas, dan lain-lainnya,
selanjutnya sampah tersebut ditimbang beratnya (kg) dan volumenya (liter)
dalam setiap harinya.
Untuk menganalisi data dilakukan dengan membandingkan hasil timbunan
sampah dengan standar yang ada serta menghubungkannya dengan perilaku
masyarakat.
1. Metode stratified random sampling
2. Jumlah sampel minimum
3. Pendekatan praktis
4. Jumlah sampel dengan formula : jumlah penduduk dan jumlah rumah
tangga

I. Tim Survei
Kelompok 3

J. Perencanaan Dana

1. Fotocopy kuesioner : Rp. 22.500


2. Plastik 1 pak : Rp. 9.000
3. 5 plastik dari kampus : Rp. 45.000
Jumlah : Rp. 76.500

K. Alat yang digunakan dalam survei

15
1. Kuesioner
2. Sarung tangan
3. Timbangan
4. Kantong plastik pengumpul sampah
5. Alat tulis

16
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Rabu, 14 Maret 2018
Waktu : 16.00 WITA - selesai
Tempat : Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec. Banjarbaru
Utara
Jenis Kegiatan : Mengetahui timbulan sampah di Kelurahan
Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec.Banjarbaru Utara
B. Alat dan Bahan
1. Kuisoiner
2. Plastik
3. Masker
4. Sarung Tangan
5. Timbangan
6. Alat Tulis
C. Prosedur Kerja.
1. Persiapan
a. Pembagian kelompok praktek.
b. Menentukan Wilayah yang akan disurvai. (Kelurahan Mentaos
Rt.03 Rw.05 Kecamatan Banjarbaru Utara)
c. Membuat Proposal Survai Timbulan Sampah ( 1 kelompok , 1
proposal).
d. Secara administrai menyurati ketua RT untuk memohon
izin/pemberitahuan survai.
e. Persiapan pengadaan bahan ( kantong plastik ) dan kuesioner.
f. Persiapan alat di workshop meliputi :
- Box sampling
- Timbangan digital
- Sarung tangan

2. Pelaksanaan
a. Tiap tiap kelompok mendatangi responden di RT untuk
memberitahukan rencana Survai Timbulan sampah.
b. Memberikan 2 kantong plastik tiap rumah dengan diberi label
sampah basah dan sampah kering.

17
c. Mahasiswa mengambil sampah yang telah dimasukkan dalam
kantong palstik dan sore hari mengambilnya
d. Pengambilan sampah dilakukan terus menerus selama 2 hari,
e. Pada tiap hari setelah sampah diambil dibawa ke workshop untuk
dilakukan penimbangan untuk mengukur secara gravimetrik.
f. Secara gravimetrik menimbang berat sampah sesuai jenisnya
dengan menggunakan alat timbang digital, yang sebelumnya telah
dilakukan penyortiran sesui dengan jeins sampah yaitu sampah
organik, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca, sampah B3
dan lain-lain,
g. Pengukuran secara volumetrik dengan cara memasukkan sampah
semua jenis ke dalam box sampling kemudian dihentak-hentakkan
agar dapat diketahui volumenya.
h. Pada tiap hari dilakukan pengukuran berat dan jenis sampah secara
proporsi juga sekaligus mengukur volumenya sehingga bisa
diketahui juga berat jenisnya sampah
i. Kuesioner yang telah diisi dan dikumpulkan dilakukan kompilasi
data tentang item-item pertanyaan kemudian dibuat tabulasi
distribusi frekuensi,
j. Membuat Laporan akhir hasil Survai Timbulan sampah dan
dipresentasikan.

18
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Timbulan Sampah

HASIL SURVEI TIMBULAN SAMPAH DI KELURAHAN MENTAOS RT.


03 RW. 05 KECAMATAN BANJARBARU UTARA

1. PENIMBANGAN SAMPAH (kg)

Jenis Sampah Hari pertama Hari kedua Jumlah Persentase(%)


Organik 49,47 kg 27,065 kg 76,535 kg 62,1%
Plastik 14,4 kg 8,84 kg 23,24 kg 18,9%
Kertas 8,68 kg 2,64 kg 11,32 kg 9,2%
B3 3,29 kg 0,485 kg 3,775 kg 3,1%
Kaca 1,45 kg 2,79 kg 4,24 kg 3,4%
Lain-lain 2,96 kg 1,1 kg 4,06 kg 3,3%
Total 80,25 kg 42,91 kg 123,17 kg 100%

2. PENGUKURAN VOLUME SAMPAH (Liter)

Jenis sampah Hari pertama Hari kedua Jumlah Persantase

Organik 162,5 L 175 L 337,5 L 24,3%

Non organik 662,5 L 300 L 962,5 L 69,4%

B3 dan lain-lain 37,5 L 50 L 87,5 L 6,3%

Total 862,5 L 525 L 1387,5 L 100%

19
B. Proporsi Timbulan Sampah
1. Proporsi Timbulan Sampah Secara Gravimetrik (kg)
Pendu Jenis Sampah
duk 37 kk
Organik Plastik Kertas B3 Kaca Lain-lain Total/hari
= 142 jiwa
G (kg) G (kg) G (kg) G (kg) G (kg) G (kg) G (kg)

Hari ke 1 49,47 14,4 8,68 3,29 1,45 2,96 80,25

Hari ke 2 27,06 8,84 2,64 0,48 2,79 1,1 42,91

Total per 2 76,53 23,24 11,32 3,77 4,24 4,06 123,16


hari

Timbulan sampah/org/hari = : 2 hari

= :2

= 0,867 kg/orang/hari

2. Proporsi Timbulan Sampah Secara Volumetrik (liter)


Jenis Sampah

Penduduk Organik An Organik B3 dan Lain-lain Total / hari

37 kk = 142 jiwa V (liter) V (liter) V (liter) V (liter)

Hari ke 1 162,5 662,5 37,5 862,5

Hari ke 2 175 300 50 525

Total per 2 hari 337,5 962,5 87,5 1387,5

Timbulan sampah/org/hari = : 2 hari

= :2

= 4,885 liter/orang/hari

20
Keterangan :
Dalam gravimetrik Pada tahun 2018 di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05
Kecamatan Banjarbaru Utara dalam 2 hari menghasilkan sampah organik sebesar
76,53 kg, sampah plastik sebesar 23,24 kg, sampah kertas sebesar 11,32 kg,
sampah B3 sebesar 3,77 kg, sampah kaca sebesar 4,24 kg, sampah lain-lain
sebesar 4,06 kg dan total secara keseluruhan komposisi sampah tersebut sebesar
123,16 kg. Setelah dihitung maka didapatkan asumsi jumlah timbulan
sampah/orang/hari sebesar 0,867 kg/orang/hari.
Dan dalam volumetrik pada tahun 2018 di Kelurahan Mentaos Rt.03
Rw.05 Kecamatan Banjarbaru Utara dalam 2 hari menghasilkan sampah organik
sebesar 337,5 liter, sampah anorganik sebesar 962,5 liter, sampah B3dan lain-lain
sebesar 87,5 liter, dan total secara keseluruhan komposisi sampah tersebut sebesar
1387,5 liter. Setelah dihitung maka didapatkan asumsi jumlah timbulan
sampah/orang/hari sebesar 4,885 liter/orang/hari.

C. Data Hasil Kuesioner


Data berikut diperoleh dari hasil akumulasi jawaban pada kuesioner
yang telah diisi oleh 37 responden / Kepala keluarga.

1. Banyaknya timbulan sampah per hari di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05


Kec. Banjarbaru Utara

Jawaban Jumlah Persentase (%)


a. < 0,5 kilogram 17 46 %
b. 0,8 kilogram 8 22 %
c. > 1 kilogram 12 32 %

2. Kebiasaan membuang sampah masyarakat di Kelurahan Mentaos Rt.03


Rw.05 Kec. Banjarbaru Utara
Jawaban Jumlah Persentase (%)

21
a. Tempat pembuangan
2 5%
akhir (TPA)
b. Tempat pembuangan
34 92 %
sementara (TPS)
c. Di pungut oleh
1 3%
pemulung

3. Waktu pengangkutan sampah di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec.


Banjarbaru Utara
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. 2 hari sekali 17 46 %
b. Seminggu sekali 10 27 %
c. Seminggu 2 kali 10 27 %

4. Apakah masyarakat di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec. Banjarbaru


Utara Memilah sampah sebelum dibuang
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ada 5 14 %
b. Jarang 10 27 %
c. Tidak ada 22 59 %

5. Apa Media/ tempat pembuangan sampah yang sering digunakan


masyarakat di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec. Banjarbaru Utara
untuk pengumpulan sampah.
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Dimasukkan dalam
32 86%
kantong plastik
b. Di bakar 3 8%
c. Langsung ke TPS 2 6%

6. Apakah masyarakat Melakukan Pendaur ulangan sampah untuk


mengurangi timbulan sampah per hari.
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 1 3%
b. Kadang-kadang 6 16%

22
c. Tidak 30 81%

7. Apakah sudah membuang sampah pada tempat sampah yang sudah


disediakan
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 32 86%
b. Kadang-kadang 4 11%
c. Tidak 1 3%

8. Apakah masyarakat di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec. Banjarbaru


Utara membuang sampah organik/anorganik ditempat sampah yang
sesuai?
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 17 46%
b. Kadang-kadang 11 30%
c. Tidak 9 24%

9. Apakah pernah mengolah sampah organik menjadi kompos?


Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 2 5%
b. Kadang-kadang 2 5%
c. Tidak 33 90%

10. Apakah pernah mengubur kaleng bekas/ botol bekas?


Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 5 14%
b. Tidak 8 22%
c. Kadang-kadang 24 64%

11. Apakah pernah membiasakan diri memungut sampah yang di temukan


ditempat-tempat umum?
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 7 19%

23
b. Tidak 10 27%
c. Kadang-kadang 20 54%

12. Apakah pernah membakar sampah di lingkungan tempat tinggal?


Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 17 46%
b. Tidak 7 19%
c. Kadang-kadang 18 35%

13. Apakah sampah an organik dimanfaatkan?


Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 4 11%
b. Tidak 25 68%
c. Kadang-kadang 8 21%

14. Apakah masyarakat di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec. Banjarbaru


Utara berpartisipasi mengurangi sampah dilingkungan
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 23 62 %
b. Tidak 2 5%
c. Kadang-kadang 12 33%

15. Apakah menurut masyarakat di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec.


Banjarbaru Utara sampah merupakan masalah besar?
Jawaban Jumlah Persentase (%)
a. Ya 53 89%
b. Mungkin 4 11%
c. Tidak - -

Dari hasil praktikum yang dilakukan selama 2 hari, timbulan sampah


pada 37 rumah tangga di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kecamatan
Banjarbaru Utara pada hari pertama diperoleh volume 862,5 liter dan berat
80,25 kg, pada hari kedua diperoleh volume 525 liter dan berat 42,91 kg, , jadi

24
total keseluruhan selama 2 hari yaitu volume 1387,5 liter dan berat 123,16 kg.
Dan dari hasil tersebut diperoleh timbulan sampah per orang/ hari sebesar
volume 4,885 liter dan berat 0,867 kg.
Pada penelitian yang kami lakukan terdapat 46% rumah tangga yang
menghasilkan timbulan sampah per hari sebesar < 0,5 kg yang rata-rata setiap
kepala rumah tangga membuang sampah di Tempat Pembuangan Sementara
(TPS) selama 2 hari sekali. Warga biasanya memanfaatkan kantong plastik
sebagai tempat pembuangan sampah di rumah tangga, sebagian besar warga
menilai sampah merupakan masalah besar bagi lingkungan tetapi masih ada
warga yang membakar dan membuang sampah sampah di lingkungan sekitar,
partisipasi dalam mengurangi sampah sudah lumayan banyak namun masih
banyak yang belum ingin memanfaatkan sampah yang dapat di daur ulang
kembali.

25
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Timbulan sampah pada tahun 2017 di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05
Kec. Banjarbaru Utara sebesar 4,885 liter/orang/hari dan 0,867
kg/orang/hari
2. Pada penelitian yang kami lakukan selama 2 hari, timbulan sampah pada
37 rumah tangga di Kelurahan Mentaos Rt.03 Rw.05 Kec. Banjarbaru
Utara terdapat 46% rumah tangga yang menghasilkan timbulan sampah
per hari sebesar <0,5 kg yang rata-rata setiap kepala rumah tangga
membuang sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) selama 2
hari sekali. Warga biasanya memanfaatkan kantong plastik sebagai tempat
pembuangan sampah di rumah tangga, sebagian besar warga menilai
sampah merupakan masalah besar bagi lingkungan tetapi masih ada warga
yang membakar dan membuang sampah sampah di lingkungan sekitar,
partisipasi dalam mengurangi sampah sudah lumayan banyak namun untuk
memanfaatkan sampah yang dapat di daur ulang kembali masih kurang.

B. Saran
1. Untuk pengelolan sampah di rumah tangga sebaiknya dilakukan proses
pemisahan antara sampah basah dan sampah kering sebelum dibuang.
2. Sebaiknya ada kerja sama dan koordinasi yang baik antara ketua rt,
masyarakat dan petugas pengumpul sampah agar sampah terkelola dengan
baik dan terciptanya lingkungan yang sehat.
3. Pengelolaan sampah rumah tangga perlu diterapkan prinsip 3R yaitu
reduce (kegiatan yang mengurangi sampah), reuse (kegiatan yang
menggunakan kegiatan kembali sampah yang dapat digunakan kembali)
dan recycle (kegiatan yang mengelola kembali (mendaur ulang) sampah
untuk kemudian digunakan kembali.

26

Anda mungkin juga menyukai