Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 52 siswi yang diperiksa terdapat 84.61%
siswi yang menempati kategori kurus terbanyak dibandingkan kategori lainnya.
26
27
gambaran dari konsumsi karbohidrat, lemak dan sebagian kecil protein dan
mineral serta penggunaan energi. 2,6,7
IMT adalah perbandingan dari berat badan dan tinggi badan, di dalam
kejadian anemia yang paling mempengaruhi adalah berat badan pada remaja
putri. Di dalam berat badan adalah gambaran zat gizi masa sekarang yang
rentang terhadap perubahan2,6,7
Kurangnya asupan gizi pada remaja putri umumnya kekurangan zat gizi makro
seperti karbohidrat, protein, lemak dan kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin
dan mineral. Kurangnya zat gizi makro dan mikro dapat menyebabkan tubuh
menjadi kurus dan berat badan turun drastis, pendek, sakit terus menerus dan
anemia. Remaja sangat membutuhkan asupan zat besi untuk membentuk sel darah
merah.2,6,7
4.3 Gambaran Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Baitulrahman Kota Bekasi
Gambaran kejadian anemia pada siswi SMP Baitulrahman Kota Bekasi dibagi
dalam empat kategori yaitu normal, anemia ringan, anemia sedang, dan anemia
berat. Hasil pemeriksaan kadar hb pada siswi SMP Baitulrahman dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Gambaran kejadian anemia pada siswi SMP Baitulrahman Kota Bekasi
Normal Anemia Ringan Anemia Anemia Total (siswi)
Sedang Berat
31( 59.61%) 12 (23.07%) 1 (1.92&) 8 (1.53%) 52
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa setiap angkatan antara kelas tujuh dan kelas
delapan terbanyak menduduki kategori normal yaitu masing- masing sebanyak
68% dan 47%.
Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh, zat ini
terutama diperlukan dalam pembentukan hb. Berbagai faktor dapat mempengaruhi
terjadinya anemia defisiensi besi antara lain pola makan, pola haid, pengetahuan
tentang anemia defisiensi besi, pengetahuan tentang zat-zat yang memicu dan
menghambat absorpsi besi (vitamin C dan teh). 2,6,7
Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat besi.
Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kekurangan zat besi, yaitu
balita, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet
zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhannya akan zat besi
yang sangat besar, sedangkan asupan dari makanan saja tidak dapat mencukupi
kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain
daging, terutama hati dan jeroan, aprikol, prem kering, telur, polong kering,
kacang tanah, dan sayuran berdaun hijau. 2,6,7
Terdapat 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari
hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya
antara 5-10 %, tetapi penyerapannya mencapai 25% (dibandingkan dengan zat
besi non hem yang penyerapannya hanya 5 %). Makanan hewani seperti
daging, ikan, dan ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang
berasal dari hem merupakan penyusun hemoglobin. Zat besi non hem terdapat
dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan
buah-buahan. 2,6,7
30
4.4 Hubungan dan pengaruh antara berat dan tinggi badan terhadap
kejadian anemia diantar angkatan di SMP Baitulrahman
Uji hipotesis mengenai hubungan dan pengaruh antara berat dan tinggi badan
terhadap kejadian anemia diantara angkatan di SMP Baitulrahman dilakukan
setelah uji normalitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka data tersebut
harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk menjadi data yang normal.
digeneralisasikan karena penelitian hanya dilakukan pada satu lokasi yaitu siswi
SMP Baitulrahman kelas tujuh dan kelas delapan.