Anda di halaman 1dari 2

Sistem Latihan Paduan Suara:

Ketika bergabung dengan sebuah paduan suara, kita pasti harus mengikuti sistem latihan tertentu.
Sistem ini dibuat untuk memudahkan penyanyi dan pengaba mencapai standar musik dan artistik yang
diinginkan, baik untuk jangka pendek (konser terdekat, misalnya), maupun jangka panjang (peningkatan
kualitas). Biasanya ini berkaitan dengan bagaimana latihan dijalankan, tahapan dalam menguasai sebuah
repertoar, dan jumlah latihan tatap muka dengan pengaba atau asistennya. Tapi lebih dari itu, sistem latihan
juga berkaitan dengan disiplin dan komitmen. Pertanyaan yang kemudian sering kita dengar adalah:
Sebenarnya bagaimana sih sistem latihan paduan suara yang ideal? Kita coba investigasi yuk, apa kata para
praktisi paduan suara mengenai hal ini. Menurut Tiefel (seorang konduktor Katherine Tiefel), pelatih
paduan suara memiliki peranan yang sangat penting dalam kesuksesan latihan. Untuk setiap komposisi
musik yang akan ditampilkan, dia menekankan pentingnya perencanaan, yang ia bagi dalam tiga bagian:

1. Penelaahan Partitur

Pelatih harus benar-benar mengetahui bagaimana dia menginginkan sebuah lagu terdengar. Dia
harus bisa membayangkan seperti apa kira-kira nanti paduan suara yang ia latih akan terdengar di
telinga audiens. Tiefel secara tegas mengatakan bahwa kedalaman penelaahan partitur ini akan
tercermin pada musikalitas paduan suara ketika tampil. Jika pelatih tidak tahu apa yang dia mau,
penyanyi juga biasanya bernyanyi menurut interpretasi mereka sendiri. Secara rinci, penelaahan
partitur ini meliputi: intonasi dan ritmus; pelatih (atau dengan bantuan pianis) sebaiknya bisa
menyanyikan dan/atau memainkan musik yang akan dia garap analisis struktur; berkaitan dengan
bagian lagu, melodi utama, tekstur dan bentuk musik unsur musik; seperti dinamika, frasa dan
pengalimatan, artikulasi, dan tempo unsur vokal lain; bunyi konsonan dan vokal, pernapasan dan lain-
lain. Tiefel menyarankan pelatih untuk tidak sungkan-sungkan berkonsultasi atau sekedar tukar
pikiran dengan pelatih lain mengenai musik yang sedang dia olah. Saya sendiri menganggap ini
sebuah keharusan, karena seorang pelatih, sebagus apa pun profilnya, selalu bisa belajar lebih banyak
dari orang lain. Juga perlu diingat bahwa diskusi dengan penyanyi bisa sangat informatif. Kadang-
kadang penyanyi memiliki wawasan lebih mengenai topik tertentu.

2. Strategi Latihan

Pelatih paduan suara itu pada dasarnya juga guru, jadi dia sebaiknya mengetahui dasar-dasar
pedagogi. Misalnya pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Jadi ada
baiknya pelatih selalu menggabungkan pengajaran yang merangsang daya nalar visual, pendengaran,
dan tidak ada salahnya untuk menggunakan gerakan dalam menjelaskan interpretasi musik. Lebih
jauh, Tiefel memberikan beberapa tips berguna: Kurangi berbicara, perbanyak bernyanyi. Prinsipnya
adalah, kalau pelatih terlalu banyak berbicara, penyanyi kekurangan jatah bernyanyi. Sesederhana itu.
Perbanyak penjelasan menggunakan gerakan (kinestetik), karena biasanya penyanyi lebih mudah
mengingat ini ketimbang penjelasan dengan kata-kata. Latih unsur-unsur (detail) musik terlebih
dahulu, belajar not kemudian. Tentang ini, gue nggak sepenuhnya setuju dengan Tiefel. Tapi mungkin
pelatih bisa melihat apakah dalam kasus paduan suara yang ia latih mereka lebih bisa belajar not dulu
baru detail kemudian atau sebaliknya. Membangun budaya penyanyi yang bertanggung jawab. Ini
menarik dan penting. Tiefel menekankan pentingnya penyanyi mencatat apa yang dibahas pelatih
langsung di partitur mereka. Membangun ketererampilan vokal dan musikal. Ini untuk tujuan jangka
panjang. Semua penyanyi harus menguasai teknik dasar vokal yang nantinya bisa dibentuk dan
dimodifikasi tergantung musik yang akan dinyanyikan.
3. Rencana Latihan

Perencanaan yang baik adalah setengah dari keberhasilan. Merujuk pada Tiefel dan pengalaman
sendiri bernyanyi bersama beberapa paduan suara di sini, perencanaan yang terperinci mempermudah
kedua pihak: pelatih dan penyanyi, untuk segera mencapai standar artistik yang diharapkan.
Prinsipnya mungkin secara mudah kita sebut saja “hitung mundur”. Kapan konser? Berapa hari
tersisa? Berapa kali latihan tatap muka dengan konduktor utama? Berapa kali latihan tambahan (untuk
membenahi not, misalnya)? Berapa jam efektif secara keseluruhan? Bar berapa sampai bar berapa
akan dibahas malam ini? Nah, begitu kira-kira intisari dari artikel Tiefel mengenai sistem latihan
paduan suara yang baik. Bagaimana kalian berlatih di paduan suara kalian sendiri?

Anda mungkin juga menyukai