Anda di halaman 1dari 10

TOTOBUANG

Volume 5 Nomor 2, Desember 2017 Halaman 315—324

POLA SUKU KATA BAHASA LISABATA


(Lisabata Syllabe Pattern Language)

Erniati
Kantor Bahasa Maluku
Jalan Mutiara, Nomor 3A, Kelurahan Rijali, Ambon
Pos-el: erniatikemdikbud@gmail.com
(Diterima: 21 Desember 2017; Direvisi: 22 Desember 2017; Disetujui: 28 Desember 2017)

Abstract
The language of Lisabata is used as the first language by native speakers of the Lisabata community
on Seram Island, Maluku, precisely in the border area of West Seram and East Seram, West Lisabata Village,
Nualiali Village, Desa Sukaraja, and Kawa Village. SIL (2006: 16—17) identified this language as the dialect of
dialect, the dialect of the Eastern Lisabata, Nuniani, Sukaraja, and Kawa, Austronesian classes. Until now, the
language of Lisabata has still been used as an oral communication tool by certain circles in life community
speakers. Nevertheless, the language of Lisabata can be categorized as an almost extinct local language, since
there has no inheritance process to the younger generation. To prevent this, it is necessary to make a variety of
rescue efforts that one of them through research. This research provided an overview of the pattern of the
Lisabata language syllables. This study aimed to describe the pattern of the Lisabata syllable, the Eastern
Lisabata dialect. The method used descriptive qualitative method. Data was obtained from the direct speech of
the native speakers of the language and speakers who were considered capable. The results showed that the
Lisabata syllabic pattern consists of V, VK, KV, KVK, VKV, KKVK, , 1 / 2KV.
Keywords: syllable, syllable pattern, Lisabata language

Abstrak
Bahasa Lisabata dipakai sebagai bahasa pertama oleh penutur asli masyarakat Lisabata di Pulau
Seram, Maluku, tepatnya di daerah perbatasan Seram Barat dan Seram Timur, Desa Lisabata Barat, Desa
Nualiali, Desa Sukaraja, dan Desa Kawa. SIL (2006:16—17) mengidentifikasi bahasa ini sebagai bahasa
dengan tempat dialeknya, yaitu dialek Lisabata Timur, Nuniani, Sukaraja, dan Kawa, kelas Austronesia. Hingga
saaat ini, bahasa Lisabata masih digunakan sebagai alat komunikasi secara lisan oleh kalangan tertentu dalam
kehidupan masyarakat penuturnya. Meskipun demikian, bahasa Lisabata dapat dikategorikan sebagai bahasa
daerah yang hampir punah, karena tidak ada proses pewarisan kepada generasi mudanya. Untuk mencegah hal
tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya penyelamatan yang salah satu diantaranya melalui penelitian.
Penelitian ini memberikan gambaran tentang pola suku kata bahasa Lisabata. Penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan pola suku kata bahasa Lisabata, dialek Lisabata Timur. Metode yang digunakan adalah meode
kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari ucapan langsung penutur asli bahasa tersebut dan penutur yang
dianggap mampu. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola suku kata bahasa Lisabata terdiri atas V,VK, KV,
KVK, VKV, KKVK, 1/2KV,.
Kata-kata kunci: suku kata, pola suku kata, bahasa Lisabata

PENDAHULUAN mengungkapkan pikirannya tidak bisa lepas


Bahasa selalu digunakan, baik dari adanya bahasa. Sebagai makhluk
dalam situasi resmi maupun tidak resmi individu dan sosial, manusia memerlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Keraf sarana yang efektif untuk memenuhi hasrat
(2001:170) bahasa adalah alat komunikasi dan keinginannya sehingga bahasa
manusia dalam mengadakan interaksi merupakan sarana yang paling efektif untuk
dengan sesama anggota masyarakat secara berhubungan dan bekerja sama.
local. Manusia berbicara, bercerita, dan

315
Totobuang, Vol.5, No. 2, Desember 2017: 315—324

Bahasa dapat tumbuh dan pemakainya baik secara lisan maupun


berkembang sesuai dengan perkembangan tertulis. (Sudaryanto 2003:3)
dan pertumbuhan pemikiran penggunanya. Bahasa tidak lepas dari kehidupan
Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi
dalam garis besarnya berupa: yang sangat penting dalam kehidupan karena
(a) untuk menyatakan ekspresi; dengan bahasa, manusia dapat berbicara
(b) sebagai alat komunikasi; mengenai apapun, baik yang disenangi
(c) sebagai alat untuk mengadakan maupun yang tidak disenangi. Bahasa yang
integrasi dan adaftasi sosial; digunakan untuk menimbulkan suasana hati
(d) sebagai alat untuk mengatakan kontrol gembira, jenuh, marah, dan sebagainya.
sosial (Keraft, 2001:3). Aktivitas manusia tidak dapat berlangsung
Bahasa sebagai alat ekspresi diri tanpa bahasa. Pada era sekarang ini, makin
dan sebagai alat komunikasi merupakan tinggi peradaban manusia, makin tinggi pula
fungsi bahasa secara sempit. Fungsi bahasa intensitas penggunaan bahasa yang didukung
secara luas adalah untuk mengadakan kemajuan teknologi. Teknologi
integrasi dan adaptasi sosial, sekaligus mempermudah interaksi manusia. Manusia
untuk mengadakan kontrol sosial. Ketiga hal yang terdiri dari berbagai macam suku
tersebut merupakan fungsi bahasa yang bangsa memiliki bahasa yang berbeda antara
dapat dilihat melalui komunikasi verbal. komunitas yang satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, bahasa merupakan sarana Selain itu, bahasa juga mempunyai
untuk terciptanya sebuah komunikasi. kedudukan yang sangat penting dalam
Secara garis besar sarana kehidupan manusia. Bahasa merupakan alat
komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yang digunakan oleh manusia untuk
komunikasi bahasa lisan dan bahasa tulis. menyampaikan maksud dalam sebuah
Bahasa lisan merupakan bentuk komunikasi peristiwa tutur. Dari zaman dahulu, manusia
yang melibatkan organ wicara manusia. menggunakan bahasa sebagai sarana
Bahasa lisan lebih banyak memuat kalimat- komunikasi baik dengan sesama maupun
kalimat yang tidak lengkap bahkan terdiri dengan kelompok sosial lainnya. Bahasa
atas frase-frase sederhana, tetapi merupakan lambang bunyi yang arbiter
pertuturannya didukung oleh situasi saat yang digunakan oleh anggota suatu
penuturan itu berlangsung. Berbeda dengan masyarakat untuk bekerja sama, berintekrasi,
bahasa tulis, unsur gramatika yang terdapat dan mengidentifikasikan diri. Semua
di dalamnya harus dinyatakan secara kegiatan manusia selalu dilengkapi dengan
lengkap. Meskipun begitu, beberapa sumber bahasa. Saat pertama manusia lahir, manusia
menyebutkan bahasa tulis umumnya akan berhadapaan dengan komunikasi baik
memiliki kedekatan budaya dengan secara verbal maupun non-verbal.
kehidupan masyarakat penutur bahasa Komunikasi verbal ini lah yang akan dikenal
tersebut. Kedua sarana komunikasi tersebut oleh manusia yang baru lahir tersebut.
dapat memungkinkan adanya fungsi bahasa Komunikasi verbal ini memuat bahasa
lainnya selain fungsi bahasa yang telah tertentu sebagai pengantarnya. Hingga saat
disebutkan di atas. manusia tersebut beranjak dewasa, bahasa
Salah satu fungsi bahasa lainnya pertama yang digunakan saat komunikasi
adalah fungsi tekstual. Fungsi tekstual verbal pertama itulah menjadi bahasa ibu
berkaitan dengan peranan bahasa untuk bagi manusia tersebut.
membentuk mata rantai kebahasaan dan Bahasa pertama yang digunakan
mata rantai unsur situasi yang dalam melakukan komunikasi adalah bahasa
memungkinkan digunakannya bahasa oleh ibu atau disebut bahasa daerah. Salah satu
bahasa daerah yang digunakan untuk

316
Pola Suku Kata …. (Erniati)

berkomunikasi adalah bahasa Lisabata yang Barat. Berikut data perbatasan wilayah tutur
dipakai sebagai bahasa pertama oleh penutur tersebut.
asli masyarakat Lisabata di Pulau Seram, 1. Sebelah timur berbatasan dengan
Maluku, tepatnya di daerah perbatasan Desa Latea, di sebelah Timur;
Seram Barat dan Seram Timur, Desa 2. Sebelah barat berbatasan dengan
Lisabata Barat, Desa Nualiali, Desa Desa Rumamole;
Sukaraja, dan Desa Kawa. SIL (2006:16— 3. Sebelah utara berbatasan dengan
17) mengidentifikasi bahasa ini sebagai laut; dan
bahasa dengan tempat dialeknya, yaitu 4. Sebelah Selatan berbatasan
dialek Lisabata Timur, Nuniani, Sukaraja, dengan Gunung Panulasa
dan Kawa, Kelas Austronesia. (PKPB,2011).
Hingga saaat ini, bahasa Lisabata Penduduk Desa Lisabata Timur,
masih digunakan sebagai alat komunikasi berjumlah 349 jiwa dan yang mampu
secara lisan dalam kehidupan masyarakat berbahasa Lisabata sekitar dua ratus orang
penuturnya. Meskipun masih digunakan (Kamus Dwibahasa:2). Adapun tujuan
secara aktif penuturnya, bahasa Lisabata penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan
dapat dikategorikan sebagai bahasa daerah pola suku kata bahasa Lisabata, dialek
yang hampir punah. Rata-rata penduduk Lisabata Timur.
Lisabata, yang berusia 30 tahun ke bawah
tidak lagi dapat berbahasa Lisabata secara LANDASAN TEORI
aktif. Dominasi pemakaian bahasa Melayu George Yull (2015) menyebutkan
Ambon dalam kehidupan sehari-hari bahwa secara sederhana dapat dikatakan
menekan pemakaian bahasa Lisabata. Hal pada setiap kata terdapat suku kata, yaitu
tersebut semakin melemahkan kedudukan vokal dan konsonan. Vokal merupakan suara
bahasa Lisabata, yang merukapan salah satu yang dihasilkan dalam rongga yang dibentuk
kekayaan budaya masyarakat Maluku. Jika oleh bagian atas saluran pernafasan.
hal ini terus berlangsung, tanpa upaya Konsonan adalah bunyi yang kurang dapat
penyelamatan, tidak tertutup kemungkinan, ditangkap tanpa dukungan vokal
beberapa tahun yang akan datang bahasa pendahuluan yang sesudahnya. Vokal
Lisabata akan segera mengalami kepunahan. terdengar lebih terdengar daripada
Untuk mencegah hal tersebut, perlu konsonan, nampaknya hal itu berarti bahwa
dilakukan berbagai upaya penyelamatan setiap setiap suku kata berkaitan dengan
yang salah satu diantaranya melalui puncak lengkung keterdengaran.
penelitian-penelitian yang kebahasaan Suku kata adalah bagian kata yang
bahasa Lisabata tersebut. diucapkan dalam satu hembusan nafas dan
Penelitian mengenai bahasa Lisabata pada umumnya terdiri atas beberapa fonem.
telah dilakukan sebelumnya. Sepengetahuan Kata seperti ‘makan’ diucapkan dengan dua
penulis, penelitian tersebut yaitu oleh hembusan nafas : satu untuk ma- dan satu
J.Tetelepta, dkk. (2000), struktur bahasa lagi untuk –kan. Oleh karena itu kata
Lisabata, yang meliputi tentang fonologi, ‘datang’ terdiri atas dua suku kata. Tiap
morfologi, dan sintaksis. suku kata terdiri atas dua dan tiga bunyi:
Pada kesempatan ini pembahasan [ma] dan [kan]. Satu suku kata harus
tentang bahasa daerah Lisabata hanya akan berisikan sebuah bunyi vokal atau yang
difokuskan pada aspek pola suku kata mirip dengannya, termasuk diftong. Tipe
bahasa Lisabata yang dituturkan oleh suku kata yang paling umum dalam bahasa
masyarakat yang menggunakan dialek juga memiliki sebuah konsonan (K)
bahasa Lisabata Timur, terletak di desa sebelum vokal (V) dan biasayna dinyatakan
Lisabata Timur, Kecamatan Seram Utara dengan (KV). Unsur dasar suku kata adalah

317
Totobuang, Vol.5, No. 2, Desember 2017: 315—324

onset (satu konsonan atau lebih) yang (1) satu vokal,


diikuti dengan rima. Rima terdiri atas sebuah (2) satu vokal dan satu konsonan,
vokal yang diperlakukan sebagai inti (3) satu konsonan dan satu vokal,
ditambah konsonan apapun yang (4) satu konsonan, satu vokal, dan satu
mengikutinya. konsonan,
Selain itu, Amril dan Ermanto (5) dua konsonan dan satu vokal,
(2007:128) juga menjelaskan tentang suku (6) dua konsonan, satu vokal, dan satu
kata merupakan bagian dari kata yang konsonan,
mempunyai puncak kenyaringan. Puncak (7) satu konsonan, satu vokal dan satu
kenyaringan suku kata terdapat pada vokal. konsonan,
Suku kata terdiri atas susunan fonem-fonem (8) tiga konsonan, dan satu vokal, atau
itu. Suku kata dibentuk oleh vokal atau (9) tiga konsonan, satu vokal, dan atau
kombinasi vokal-konsonan. Satu suku kata konsonan.
dapat membentuk kata atau gabungan Dalam jumlah yang terbatas ada juga
beberapa suku kata yang membentuk satu suku kata yang terdiri atas:
kata. Kata dalam bahasa Indonesia (10) dua konsonan, satu vokal, dan dua
berbentuk dari satu kata atau lebih suku kata. konsonan, dan
Jika kata terbentuk dari dua suku kata atau (11) satu konsonan, satu vokal, dan
lebih, maka kata tersebut terbentuk atas tiga konsonan.
gabungan suku kata-suku kata yang berpola
seperti di atas. Jadi kata dalam bahasa Berikut adalah dari sebelas suku kata
Indonesia terbentuk atas kombinasi suku di atas.
kata yang berpola.
Suku kata dalam bahasa Indonesia (1) V a-mal
selalu memilki vokal yang menjadi inti suku (2) VK ar-ti
kata. Inti ini dapat didahului dan diikuti oleh (3) KV pa-sa
saatu konsonan atau lebih meskipun dapat
(4) KVK pak-sa
terjadi bahwa suku kata hanya terdiri atas
satu konsonan. Beberapa contoh suku kata (5) KKV slo-gan
adalah sebagai berikut: (6) KKVK kon-trak
pergi -- per-gi (7) KVKK teks-til
kepergian -- ke-per-gi-an (8) KKKV stra-te-gi
ambil -- am-bil (9) KKKVK struk-tur
dia -- di-a (10) KKVKK kom.pleks
Suku kata yang terakhir dengan (11) KVKKK korps
vokal, (K)V, disebut suku buka dan suku
kata yang berakhir dengan konsonan, Ada beberapa hal yang perlu
(K)VK, disebut suku tutup. Suku kata diperhatikan dalam pemenggalan kata.
dibedakan berdasarkan pengucapan. Pemenggalan kata berhubungan dengan kata
Kata dalam bahasa Indonesia terdiri sebagai satuan tulisan, sedangkan
atas satu suku kata atau lebih, misalnya ban, penyukuan kata bertalian dengan kata
bantu, membantu, memperbantukan. sebagai satuan bunyi bahasa. Pemenggalan
Betapapun panjangnya suatu kata, wujud tidak selalu berpatokan pada lafal kata.
suku yang membentuknya mempunyai Misalnya afiks pada kata dapat kita penggal
struktur dan kaidah pembentukan yang walaupun tidak cocok dengan pelafalannya.
sederhana. Suku kata dalam bahasa Factor lain yang penting pula, adalah
Indonesia dapat terdiri atas: kesatuan pernafasan pada kata tersebut.

318
Pola Suku Kata …. (Erniati)

dan juga ikut serta dalam pembicaraan mitra


METODE PENELITIAN wicara itu. Di sini keikutsertaan peneliti
Penelitian ini merupakan penelitian lebih bersifat reseptif karena hanya
fonologi. Oleh karena itu metode dan teknik mendengarkan apa yang dikatakan oleh
pengumpulan datanya dilakukan dengan mitra-mitra bicara. Dengan teknik ini
mewawancarai para informan dan merekam kegiatan pengumpulan data bahasa
data itu dengan menulisnya dalam dilakukan melalui percakapan langsung
transkripsi fonetik dan sekaligus yaitu tatap muka atau bersemuka dengan
merekamnya dalam kaset sehingga suara informan. Di sini percakapan yang tidak ada
informan dapat didengar kembali kapan saja. kaitannya dengan pemerolehan data
Adapun metode yang digunakan langsung bisa dikendalikan dan diarahkan
untuk menyediakan data dalam penelitian ini menuju data yang diperlukan.
adalah metode simak dan cakap (istilah Data yang telah terkumpul kemudian
Sudaryanto, 1993:132). Metode simak atau diklasifikasikan agar dapat dianalisis.
penyimakan dilakukan dengan menyimak Sebelum mennetukan suku katanya, terlebih
penggunaan bahasa Lisabata dalam dahulu peneliti menganalisis fonem dengan
masyarakat. Sementara itu, metode cakap menggunakan urutan langkah berdasarkan
merupakan pengumpulan data melalui pada prosedur dan teknik analisis fonem:
percakapan antara peneliti dan penutur asli
bahasa Lisabata. Penggunaan metode simak 1) Pada tahap awal dilakukan
dan cakap ini dilakukan dengan identifikasi dan klasifikasi data
pertimbangan data yang diperoleh dalam untuk memungkinkan
penelitian ini adalah data lisan. merumuskan rincian fonologi
Kedua metode di atas dijabarkan di bahasa Lisabata;
dalam berbagai teknik. Metode simak 2) Pembuatan peta fonetik;
diwujudkan dengan teknik sebagai teknik 3) Pendaftaran pasangan segmen
dasar dan teknik simak libat cakap serta yang dicurigai;
dilanjutkan dengan teknik pancing. Teknik 4) Pendaftaran segmen-segmen
ini diperlukan dalam pengambilan data yang tidak dicurigai;
dalam penelitian ini karena data yang ingin 5) Dikontraskan secara bilateral
diperoleh adalah data bahasa sesuai daftar dan multilateral;
pertanyaan yang telah disiapkan. Namun, 6) Dikontraskan secara distribusi
beberapa kosakata di dalam daftar komplementer;
pertanyaan terkadang berbeda konsep 7) Dikontraskan dalam lingkungan
dengan budaya setempat. analogus, dan
Teknik sadap adalah sebuah teknik 8) Bunyi yang tersisa (secara
yang dilakukan melalui penyadapan. Teknik fonetis) dianggap sebagai fonem
ini digunakan untuk menyadap pemakaian tersendiri.
bahasa Lisabata secara lisan atau tulisan
yang telah ditentukan sebagai sumber data Selanjutnya, karena penelitian ini
dari penelitian ini. menyangkut pola suku kata, maka data
Kegiatan penyadapan dengan teknik dalam penelitian ini adalah karakteristik
ini dilakukan dengan berpartisipasi langsung ujaran atau tuturan yang diperoleh langsung
dalam pembicaraan serta menyimak dari penutur asli (native speakers). Data
langsung pembicaraan itu. Peneliti terlibat tersebut diperoleh dengan cara wawancara
langsung dalam dialog dengan penutur asli yang langsung ditransfonetiskan dan
bahasa Lisabata, memperhatikan direkam dengan tape-recorder. Sudaryanto
penggunaan bahasa oleh mitra-mitra bicara (1999:5) juga mengemukakan tentang

319
Totobuang, Vol.5, No. 2, Desember 2017: 315—324

metode dan teknik pengumpulan data yang maka peneliti mengklasifikasikan data
juga akan digunakan dalam penelitian ini. tersebut agar mudah untuk dianalisis.
Metode dan teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dibedakan atas tiga tiga
macam yaitu: PEMBAHASAN
(1) metode dan teknik penyediaan 1. Suku Kata
data, Setiap suku kata yang kita ucapkan
(2) metode dan teknik analisis data, pada umumnya dibangun oleh bunyi-bunyi
dan bahasa. Baik berupa bunyi vokal, konsonan,
(3) metode dan teknik penyajian maupun berupa bunyi semi konsonan. Kata
analisis data. yang dibangun tadi dapat terdiri atas satu
Selanjutnya untuk mengumpulkan segmen atau lebih. Suku kata merupakan
data, peneliti mewawancarai para informan bagian atau unsur pembentuk suku kata.
dan merekam data itu dengan menulisnya Setiap suku paling tidak harus terdiri atas
dalam transkripsi fonetik dan sekaligus sebuah bunyi vokal atau merupakan
merekamnya dalam kaset sehingga suara gabungan antar bunyi vokal dan konsonan.
informan dapat didengar kembali kapan saja. Bunyi vokal di dalam sebuah suku kata
Adapun metode yang digunakan untuk merupakan puncak penyaringan atau
menyediakan data dalam penelitian ini sonority, sedangkan bunyi konsonan
adalah metode simak dan cakap. Metode bertindak sebagai lembah suku. Di dalam
simak atau penyimakan dilakukan dengan sebuah suku hanya ada sebuah puncak suku
menyimak penggunaan bahasa Lisabata dan puncak ini ditandai dengan bunyi vokal.
dalam masyarakat. Sementara itu, metode Lembah suku yang ditandai dengan bunyi
cakap merupakan pengumpulan data melalui konsonan bisa lebih dari satu jumlahnya.
percakapan antara peneliti dan penutur asli Bunyi konsonan yang berada di depan bunyi
bahasa Lisabata. Kedua metod tersebut vokal disebut tumpu suku, sedangkan bunyi
dijabarkan di dalam bentuk teknik. Metode konsonan yang berada di belakang bunyi
simak diwujudkan dengan teknik sebagai vokal disebut koda suku.
teknik dasar dan teknik simak libat cakap Jumlah suku di dalam sebuah kata
serta dilanjutkan dengan teknik pancing. dapat dihitung dengan melihat jumlah bunyi
Teknik sadap dilakukan untuk menyadap vokal yang ada dalam kata itu. Dengan
pemakaian bahasa Lisabata secara lisan atau demikian. Jika ada kata yang berisi tiga buah
tulisan, yang telah ditentukan sebagai bunyi vokal , maka dapat dikatakan bahwa
sumber data penelitian ini, sedangkan teknik kata itu terdiri atas tiga suku kata saja.
libat cakap peneliti terlibat langsung dalam Misalnya kata ‘teler’ [teller] adalah kata
dialog dengan penutur asli bahasa Lisabata, yang terdiri atas dua suku kata yaitu /te/ dan
memperhatikan penggunaan bahasa oleh /ler/. Masing-masing suku berisi sebuah
mitra-mitra bicara dan juga ikut serta dalam bunyi vokal, yaitu bunyi /e/.
pembicaraan mitra wicara itu, keikutsertaan Dalam penguraian kata atas suku-
peneliti lebih bersifat reseptif karena hanya sukunya ada beberapa hal yang mesti di
mendengarkan apa yang dikatakan oleh perhatikan, antara lain:
mitra-mitra bicara. Dalam teknik sadap 1. jika sebuah fonem konsonan diapit dua
semuka pengumpulan data dilakukan buah fonem vokal maka konsonan
melalui percakapan yang tidak ada kaitannya tersebut, ikut vokal dibelakangnya.
dengan pemerolehan data langsung bisa Contoh: /Ibu/ menjadi /i-bu/
dikendalikan dan diarahkan menuju data
yang diperlukan. Setelah data terkumpul 2. awalan dan akhiran harus dituliskan
terpisah dari kata dasarnya

320
Pola Suku Kata …. (Erniati)

Contoh: /pelaksanaan/ menjadi / /e.huti/ ‘asap’


pe.lak.sa.na.an/ /e.hete/ ‘simpan’
/i.na/ ‘ibu’
3. jika dua konsonan diapit dua vokal,
/i.miri/ ‘cekatan’
maka kedua konsonan tersebut harus
dipisahkan. /o.pa/ ‘memeluk’
Contoh: /anda/ menjadi /an.da/ /u.nate/ ‘urat’
/u.nu/ ‘kepala’

2. Pola Suku Kata


Jika jumlah suku kata dan penentuan 2. Pola VK
suku pada kata dapat ditentukan, maka untuk Pola suku kata VK adalah jenis pola
mengetahui pola persukuannya amat mudah. suku kata yang terdiri dari dua buah fonem.
Pola persukuan dapat ditentukan dengan Pola urutan fonem pengisi suku kata tersebut
merumuskan setiap suku yang ada dalam berupa fonem vokal pada bagia pertama dan
kata. Bunyi Vokal disingkat dengan V dan diikuti fonem konsonan pada bagian
bunyi konsonan disingkat dengan K serta selanjutnya. Pola suku kata ini juga
bunyi semi konsonan disingkat ½ K. bunyi dibangun oleh sebuah bunyi vokal sebagai
semi konsonan di dalam pola persukuan puncak dan sebuah bunyi konsonan sebagai
diberi rumus ½ K agar tidak menimbulkan kode.
kekaburan di dalam perumusan.
Di dalam bahasa Lisabata ditemukan Contoh :
kata-kata yang setiap sukunya berupa sebuah /an.darinyo/ ‘capung’
bunyi vokal, bunyi satu vokal dan satu /un.tui/ ‘pinggir’
konsonan, dua bunyi vokal, dua konsonan
dan satu vokal, dua vokal dan satu
3. Pola KV
konsonan, tiga vokal dan satu konsonan, tiga
Pola suku kata KV adalah jenis pola
konsonan dan satu vokal, semi konsonan dan
suku kata yang terdiri dari dua buah fonem.
vokal, serta dua vokal dan satu semi
Pola urutan fonem pengisi suku kata tersebut
konsonan, dan sebuah bunyi semi
berupa fonem konsonan pada bagian
konsonan, satu vokal dan sebuah bunyi
pertama dan diikuti fonem vokal pada
konsonan. Berdasarkan batasan tersebut,
bagian selanjutnya. Pola suku kata ini
setelah dilakukan analisis data ditemukan
dibangun oleh sebuah bunyi konsonan,
pola suku kata bahasa Lisabata adalah
sebagai tumpu suku dan sebuah bunyi vokal
sebagai berikut:
sebagai puncak.
1. Pola V
Contoh:
Pola suku kata V adalah jenis pola
suku kata yang hanya terdiri dari satu fonem. /ka/ ‘makan’
Fonem tunggal sebagai pengisi suku kata /sa/ ‘apa’
tersebut berwujud fonem vokal. /wa.ja/ ‘bajak’
/wa.ku/ ‘ubi’
Contoh : /re.pu/ ‘turun’
/a.ha/ ‘dukung’ /sa.jo/ ‘sejuk’
/a.he.nu.ke/ ‘muda’ /sa.ni/ ‘dayung’
/a.hu/ ‘babi’ /so.ho/ ‘terbenam’
/a.hune/ ‘dada’ /se.hi/ ‘jahe’

321
Totobuang, Vol.5, No. 2, Desember 2017: 315—324

/se.ne/ ‘leher’ konsonan sebagai tumpu suku, dan sebuah


/se.pai/ ‘tanduk’ bunyi vokal sebagai puncak suku.

4. Pola KVK Contoh:


Pola suku kata KVK adalah jenis pola /ine/ ‘iya’
suku kata yang terdiri dari tiga buah fonem. /ite/ ‘kita’
Pola urutan fonem pengisi suku kata tersebut /upu/ ‘kakek’
berupa fonem konsonan pada bagan pertama
diikuti fonem vokal pada bagian kedua dan
ditutup dengan fonem konsonan pada bagian
6. Pola KKVK
akhir. Atau bisa dikatakan bahwa pola suku
Pola suku kata KKVK adalah jenis
kata ini dibangun oleh sebuah bunyi
pola suku kata yang terdiri dari empat fonem
konsonan sebagai tumpu suku, sebuah bunyi
buah fonem. Pola urutan fonem pengisi
vokal, sebagai puncak sebuah bunyi
suku kata tersebut berupa fonem konsonan
konsonan sebagai koda suku.
pada bagian pertama diikuti lagi fonem
konsonan pada bagian kedua, kemudian
Contoh:
diikuti fonem vokal dan ditutup dengan
/kin.tale/ ‘halaman’ fonem konsonan pada bagian akhir. Atau
/lan.joroG/ ‘bintang jatuh’ bisa juga dikatakan bahwa pola suku kata
/maG.gustaG/ ‘manggis’ ini dibangun oleh dua bunyi konsonan dan
satu bunyi vokal sebagai tumpu suku, dan
/naG.ga/ ‘nangka’ sebuah bunyi konsonan sebagai puncak
/pin.tare/ ‘pintar’ suku.
/man.karuete/ ‘kedudukan’
/san.rene/ ‘jurang’ Contoh :
/san.raroa/ ‘jongkok’ /bloG.ga/ ‘mentimun’
/tun.pei/ ‘pendek’ /bloG.ges/ ‘jambu mete’
/wa.lete/ ‘tali’ /plen.kane/ ‘galah’
/yam.somi/ ‘pemalu’
/ban.se/ ‘suling’ 7. Pola Suku kata ½ KV
/bun.tiana/ ‘burung hantu’ Pola suku kata ½ KV adalah jenis pola
/gar.gunting/ ‘kalajengking’ suku kata terdiri dari dua buah fonem. Pola
/gar.gontong/ ‘kerongkongan’ urutan fonem pengisi suku kata tersebut
berupa fonem semi konsonan pada bagian
pertama diikuti lagi fonem vokal pada
bagian akhir. Atau bisa juga dikatakan yang
5. Pola VKV
dibangun oleh sebuah bunyi semi konsonan
Pola suku kata KKV adalah jenis
sebagai tumpu suku dan sebuah bunyi vokal
pola suku kata yang terdiri dari tiga buah
sebagai puncak.
fonem. Pola urutan fonem pengisi suku kata
tersebut berupa fonem vokal pada bagian
Contoh:
pertama diikuti lagi fonem konsonan pada
bagian kedua dan ditutup dengan fonem /wa.ku/ ‘makanan’
vokal pada bagian akhir. Atau bisa juga /wa.ja/ ‘bajak’
dikatakan bahwa pola suku kata ini /wa.ni/ ‘adik’
dibangun oleh sebuah bunyi vokal dan /wa.nu/ ‘delapan’
/wa.lete/ ‘tali’

322
Pola Suku Kata …. (Erniati)

/ya.totu/ ‘hemat’ 4. KVK /kin.tale/ ‘halaman’


5. VKV /ine/ ‘iya’
Dari hasil analisis diketahui bahwa 6. KKVK /bloG.ga/ ‘mentimun’
bahasa Lisabata memiliki pola suku kata
7. ½ KV /wa.ku/ ‘makan’
campuran, yaitu suku kata terbuka dan
tertutup. Adapun struktur suku kata bahasa
Lisabata adalah sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku
(V) K (V) (V) Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Daniel, Jos Parera. 1995. Pengantar
Linguistik Umum. Ende Flores: Nusa
Indah.
(onset) nucleus (coda) Esser, S.J. 1951. “Peta bahasa-bahasa di
Indonesia”. Djakarta: Kementerian
PENUTUP Pendidikan Pengajaran, dan
Berdasarkan hasil analisis data Kebudayaan.
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa Gleason, H.A.1956. An introduction to
Lisabata memiliki pola suku kata campuran, Descriptive Linguistics. New York:
yakni pola suku kata terbuka dan pola suku Holt, Rinehart and Winston.
kata tertutup. Pola suku kata bahasa Lisabata Iper, Dunis, dkk. 2000. Fonologi Bahasa
terdiri atas sebelas pola. Pola tersebut adalah Maanyan. Jakarta:Pusat Pembinaan
sebagai berikut. dan Pengembangan Bahasa.
(1) satu vokal, J. Tetelepta, dkk.2000. Laporan
Penelitian:Struktur Bahasa Lisabata.
(2) satu vokal dan satu konsonan,
Ambon: Departemen Pendidikan
(3) satu konsonan dan satu vokal, Nasional.
(4) satu konsonan, satu vokal, dan satu Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015.
konsonan, Jakarta:Kementerian Pendidikan dan
(5) satu vokal, satu konsonan, dan satu Kebudayaan.
vokal, Keraf, Gorys.1999. Tata Bahasa Indonesia.
Ende-Flores:Nusa Indah.
(6) satu konsonan, satu vokal, dan satu
Marsono. 2001. Fonetik. Yogyakarta: Gajah
vokal, Mada University Press.
(7) dua vokal, satu konsonan, dan satu Muslich, Masnur.2008. Fonologi Bahasa
vokal, Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
(8) dua konsonan, satu vokal, dan satu Samsuri. 2001. Analisis Bahasa. Jakarta:
konsonan, Erlangga.
(9) satu semi konsoan dan satu vokal, Sudaryanto.1999. Metode dan Aneka Teknik
Analisis Bahasa: Pengantar
(10) satu vokal, satu semi konsonan dan
Penelitian Wahana Kebudayaan
satu vokal. Secara Lingusitis. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Contoh: Summer Institute of Linguistics (SIL). 2005.
1. V /a.ha/ ‘dukung’ Bahasa-bahasa di Indonesia.
2. VK /un.tui/ ‘pinggir’
3. KV /ka/ ‘kayu’

323
Totobuang, Vol.5, No. 2, Desember 2017: 315—324

Verhaar, J.W.M.1982. Pengantar Linguistik. 1, Anu: dalam Pacifies Linguistis


Yogyakarta: Gadjah Mada University Series c No.38.
Press. Yuli,George. 2015. Kajian Bahasa. Jakarta:
Wurm, S.A. ed., 1975a. New Guinea Area Erlangga.
Language and Language Study. Vol

324

Anda mungkin juga menyukai