Anda di halaman 1dari 293

Mencari Allah, Menemukan Yesus

oleh Nabeel Qureshi

sunnahnabi.com/forum
Nabeel Qureshi pertama-tama mempelajari Alkitab untuk menentangnya dan, ajaib, dia malah
mengenal Yesus karenanya. Aku gembira membaca kisahnya yang unik dan memukau dalam
buku ini dan aku tahu pembaca yang lain tentu akan tergerak dan juga tertantang saat
membacanya. Ini adalah buku yang wajib dibaca di jaman sekarang, karena berbagai
pandangan yang berbeda harus menghadapi ujian kebenaran.
- Ravi Zacharias, penulis dan pembicara

Ini buku penting dengan kisah yang mencengkram. Nabeel Qureshi secara fasih membela Injil
dan juga menggambarkan keluarga dan tradisi Muslim yang indah, menghindari segala
tuduhan sambil tunjuk jari yang terlalu sering kita lihat di dunia penuh niat cari sensasi saja.
Aku sangat menganjurkan buku ini dibaca semua orang. Buku ini akan memberi masukan
dalam hati dan pikiranmu, dan engkau akan terus tak sabar membuka halaman berikutnya.
- Josh D. McDowell, penulis dan pembicara

Nabeel menjabarkan apa yang dirindukan hati jutaan Muslim di seluruh dunia. Buku ini wajib
dibaca semua orang yang mencari cara untuk membagi kasih Yesus pada kaum Muslim.
- Fouad Masri, Presiden dan CEO, Crescent Project

Menyegarkan, mengejutkan, sangat mencerahkan, dan kadangkala bikin patah hati, kisah
Qureshi ini sama harganya dengan ribuan buku. Buku ini selayaknya dibaca Muslim dan
semua orang yang peduli akan nasib teman² dan sesama warga Muslim.
- Os Guinness, penulis dan pengritik sosial

Kisah Nabeel Qureshi adalah salah satu kesaksian yang paling unik yang pernah kudengar.
Usaha pencariannya menunjukkan pikirannya yang sangat cerdas, ketulusan hati sepenuhnya,
penelitian yang murni, dan keinginan untuk mengikuti alur bukti yang membawanya ke
manapun. Penelaahannya membawanya pada salib dan Yesus Kristus, yang telah bangkit dari
kematian.
- Gary R. Habermas, Profesor Penelitian Khusus, Liberty University

Dalam usaha pribadinya untuk mencari kebenaran, Nabeel Qureshi menata jalan untuk
membangun studi analisa berbagai keyakinan, membedah argumen² Kristen dan Islam,
terutama keterangan dari berbagai hadis Islam dan teks Kristen awal, sehingga pembaca bisa
melihat pengertian analisa yang logis. Tidak hanya itu, buku ini juga mengungkapkan
pergulatan hati yang berat dan hikayat hidup yang mengharukan pada kehidupan seorang
pemuda Muslim di negara Barat. Kisah ini merupakan biografi yang mencengkram dan sukar
untuk meletakkan buku ini.
- James M. Tour, Profesor Kimia, Sains Komputer, Teknik Mesin, dan Sains Materi, Rice
University

Bagi mereka yang ingin mengetahui para tetangga dan kolega Muslim mereka, maka buku ini
wajib dibaca. Kita akan masuk dalam perjalanan luar dalam. Kita akan diperkenalkan pada

sunnahnabi.com/forum
kedalaman spiritualitas, cinta kasih dan kehormatan keluarga, dan bagaimana seorang Muslim
"melihat" dan "merasakan". Ini adalah buku bermakna dalam yang ditulis dengan trampil
untuk menunjukkan perbedaan antara Injil dan klaim Islam. Aku sangat menganjurkan buku
ini dibaca.
- Dr. Stuart McAllister, Regional Director The Americas, Ravi Zacharias International Ministries

Buku ini menawarkan kisah yang memukau bagaimana perubahan iman seorang pemuda
Ahmadiyya mencari Allah dengan segala usaha dan akhirnya jatuh cinta pada Yesus. Aku
yakin buku ini akan mendorong umat Kristen untuk berdoa bagi para Muslim agar
menemukan Yesus Kristus.
- Mark Gabriel, penulis dan bekas dosen, Al-Azhar Univerity di Kairo

Mencari Allah, Menemukan Yesus adalah buku hebat yang berisi pesan yang murni dan
menantang. Nabeel Qureshi menceritakan kisah hidupnya menemukan Yesus, kisah yang
dimulai dari penyelidikan yang penuh rasa ragu dan berakhir dengan transformasi yang indah.
Yesus tidak merasa khawatir akan pertanyaan² kita; kisah ini merayakan kebenaran! Engkau
gak akan bisa berhenti membaca!
- Louie Giglio, pendeta, Passion City Church; pendiri gereja, Passion Conferences

Ini pesan Nabil:

BUKU INI KUBAKTIKAN BAGI ORANGTUAKU

Ammi dan Abba, kasih sayangmu yang tak berkesudahan, meskipun kalian merasa aku telah
berdosa, hanya bisa dikalahkan oleh kasih sayang Tuhan pada anak²Nya. Aku berdoa agar
kalian suatu hari bisa mengenal kasihNya yang benar² tanpa pamrih, sehingga Dia
menawarkan pengampunan bagi kita semua. Di hari itu, aku berdoa agar kalian menerima
penebusanNya, sehingga kita bisa jadi satu keluarga lagi. Aku mencintai kalian dengan
sepenuh hati.

sunnahnabi.com/forum
Daftar Isi

Kata Pengantar oleh Lee Strobel


Ucapan Terima Kasih
Kata Pendahuluan: Mencari Allah

Bagian 1: Ajakan Sholat


1. Sholat Kakek Moyangku
2. Iman Ibuku
3. Kelompok yang terdiri dari Empat Orang
4. Buku yang Sempurna
5. Kisah² sang Nabi
6. Kesalehan Melalui Ibadah Sholat
7. Berbagai Ragam dalam Islam
8. Jalan ke Arah Syariah
9. Impian² Orang yang Beriman
10. Bulan Penuh Berkat

Bagian 2: Utusan untuk Islam


11. Budaya yang Ketiga
12. Para Muslim di Dunia Barat
13. Jatuh dan Penggantian
14. Bapa Lebih Besar Daripada Yesus
15. Pintu Gerbang Surga dan Api Neraka
16. Tradisi² yang Berharga
17. Tanda² di Langit
18. Kehormatan dan Kekuasaan
19. Agama Damai

Bagian 3: Menguji Perjanjian Baru


20. Menjadi Saudara
21. Membuka Mataku
22. Evolusi Tekstual
23. Meninjau Kembali Kehandalan

Bagian 4: Datang pada Salib


24. Ujian Litmus
25. Menyalibkan Teori Kejatuhan
26. Seorang Muslim di Gereja
27. Debat tentang Kebangkitan

Bagian 5: Yesus itu Messias yang Hidup atau Anak Allah?


28. Ilmu Keturunan dan Yesus

sunnahnabi.com/forum
29. Yesus Menciptakan Tukang Kayu
30. Keillahian Anak Allah
31. Polemik dan Yesus di Masa Awal

Bagian 6: Kasus tentang Injil


32. Ketegangan dan Trinitas
33. Resonansi dengan Trinitas
34. Keselamatan yang Adil
35. Mengkaji Injil

Bagian 7: Muhammad yang Sebenarnya


36. Menelaah Muhammad
37. Nabi yang Tampaknya Sempurna
38. Menutupi Kekerasan
39. Muhammad Rasul Allah?

Bagian 8: Kesucian Qur'an


40. Kasus Qur'an
41. Qur'an, Sains, dan Bucailleisme
42. Hadis dan Sejarah Qur'an
43. Mereka yang Dimiliki Tangan Kanan

Bagian 9: Iman yang Goyah


44. Rasionalitas dan Penglihatan
45. Harga yang Harus Dibayar Karena Memikul Salib
46. Aku itu Dekat, Carilah, dan Engkau akan Menemukan
47. Ladang Penuh Salib

Bagian 10: Bimbingan Tangan Tuhan


48. Menelaah Mimpi
49. Pintu yang Dekat
50. Tangga Keluar Mesjid
51. Saat Berkabung
52. Firman yang Berbicara
53. Menemukan Yesus

Epilog
Apendix 1: Sumbangan Para Ahli
Apendix 2: Topik Daftar Isi
Apendix 3: Apakah Ahmadi itu Muslim?
Apendix 4: Intip: Tiada illah selain Yang Esa: Allah atau Yesus
Prolog

sunnahnabi.com/forum
Kata Pengantar

Apakah yang akan kau lakukan jika seseorang menantang kepercayaanmu yang engkau sangat
imani? Bagaimana tanggapanmu jika tradisi yang paling engkau hargai dipertanyakan?

Ini adalah kisah menarik tentang pencarian seorang pemuda untuk menyingkirkan
prasangkanya dan mencari jawaban akan masalah terpenting dalam hidup dan iman, meskipun
menghadapi tekanan yang sangat besar untuk mempertahankan jati dirinya.

Ketika dunianya diguncang 20 abad yang lalu, Pontius Pilatus hanya mengejek, "Apa sih
kebenaran?" dan memilih mencuci tangannya dari masalah yang dihadapinya. Tapi temanku,
Nabeel Qureshi, bersikap berani mencari kebenaran dengan sikap tulus yang intelek, tidak
peduli berapa harga yang harus dibayar.

Aku gembira bahwa engkau akan mengenal Nabeel di halaman² berikut sewaktu dia
menjelaskan perjalan hidupnya - bahkan yang gaib sekalipun - untuk memuaskan jiwa dan
pikirannya. Engkau akan mengalami bagaimana rasanya menjadi seseorang yang dibesarkan
dalam budaya Islam dan mengambil segala resiko untuk menemukan identitas Tuhan yang
sebenarnya. Ini adalah kisah pribadi tentang keluarga, teman², dan iman, yang terlibat dalam
Islam yang akan membuatmu mengerti dunia Muslim.

Aku sudah melihat kecerdasan Nabeel yang hebat dari dekat. (Dia itu dokter, punya dua gelar
S2 (master's), dan sekarang sedang meraih gelar Ph.D (doctor of philosophy atau S3.) Aku juga
mengenal hatinya yang penyayang dan penuh belas kasihan. Dia memiliki kemampuan
luarbiasa untuk mengajukan pertanyaan tajam yang mengebor ke dalam batuan dasar. Tapi
aku tak pernah melihat dia menggunakan kecerdasannya untuk mengintimidasi atau
melecehkan orang lain; sebaliknya, Nabeel mengulurkan tangannya untuk menolong siapapun
yang berniat menemukan jalan iman yang benar² membimbingnya ke Rumah. (maksdunya
Rumah Bapa di Surga.)

Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan pijakan saat kepercayaanku yang paling mendasar
goyah. Sebagai seorang bekas atheis, aku dulu ditantang untuk menggunakan kemampuan
jurnalisme dan pendidikan hukumku untuk menelaah apakah iman Kristen itu memang benar.
Apa yang kutemukan telah mengubah hidupku sepenuhnya.

Dengan begitu aku bisa mengerti perjalanan Nabeel sewaktu dia mengajukan berbagai
pertanyaan yang sukar dijawab dan menolak jawaban² yang dangkal. Dia dengan seksama
menelaah bukti sejarah dan membedah berbagai liku filosofi dan theologi. Dia bertekad keras
dan tak kenal menyerah, bahkan saat menghadapi kenyataan bahwa iman yang dipeluknya
sejak lahir semakin sirna.

Di manapun engkau saat ini berada dalam tahapan imanmu, aku yakin kisah Nabeel ini akan
banyak bermanfaat bagimu. Engkau akan mengenal Nabeel sebagai temanmu yang ingin

sunnahnabi.com/forum
membagi apa yang telah ia pelajari dan untuk membimbingmu maju melangkah dalam
perjalanan spiritualmu. Aku yakin bahwa hikayat Nabeel perlu dibaca baik², oleh semua orang
yang menghargai kebenaran dan sangat ingin mengenal Tuhan secara pribadi.

Maka mulailah membaca dan lihatlah bagaimana Tuhan menggunakan kisah Nabeel untuk
membentuk kisahmu sendiri.

- Lee Strobel, penulis, The Case for Christ dan The Case for Grace

sunnahnabi.com/forum
Ucapan Terima Kasih

Aku sungguh terharu atas begitu banyaknya orang² yang dibawa Tuhan untuk membantu dan
membimbing dalam proyek ini. Aku ingin memulai dengan berterima kasih pada teman² dan
keluarga tercinta yang membaca dan memberi saran pada bagian² buku ini. Dukungan dan
nasehat mereka sungguh sangat berharga. Aku terutama ingin berterima kasih pada Carson
Weitnauer dan saudara perempuanku, Baji, atas masukannya yang besar saat aku sangat
butuhkan.

Terima kasih juga pada Mark Sweeney dan Madison Trammel atas persahabatan dan keahlian
profesional saat mereka bekerja keras untuk membuat buku ini terbit.

Tanpa ragu, salah satu anugerah terbesar pada buku ini adalah masukan dari berbagai
pemikiran yang menakjubkan. Aku berhutang budi pada Lee Strobel, Dan Wallace, Ed
Komoszewski, Rob Bowman, Keith Small, Gary Habermas, dan Josh McDowell atas sumbangan
mereka yang tulus dan mendalam. Aku sungguh diberkati hanya karena mengenal mereka,
apalagi setelah berteman dengan mereka.

Rasa syukur yang besar kuberikan pada Abdu Murray, tidak hanya karena sumbangannya tapi
juga persahatabannya dan juga dukungan spiritual dari jauh. Setelah mengalami pergulatan
iman dari Islam ke Kristen selama bertahun-tahun sebelumnya, penjelasan²nya sungguh sangat
berharga. Aku menganggapnya abangku yang sebelumnya tidak pernah kumiliki.

Demikian juga pada bimbingan dari Mike Licona selama bertahun-tahun yang telah
menolongku tumbuh dalam pemikiran dan prestasi akademis. Pelayananku ini tidak akan
terjadi tanpa dia, apalagi kemampuan untuk menulis buku ini.

Pihak lain yang menyumbangkan dampak sangat besar adalah David Wood. Untuk selamanya
aku berhutang budi padanya karena kesetiaan imannya untuk menyadarkan seorang pemuda
Muslim yang taat meskipun begitu banyak rintangan. Semoga persahabatan dan pelayanan kita
bersama ini hanyalah tahap awal saja.

Jika ada orang yang tanpa dia buku ini tidak akan mungkin bisa ditulis, maka orang itu adalah
Mark Mittelberg. Dari tahap awal mengusulkan penulisan buku, mencari agen, memilih
penerbit, menolongku menulis buku ini, memberi bantuan pada penulisan buku, sampai
memasarkan buku ini ... aku sampai berpikir berapa banyak ya bagian buku ini yang
sebenarnya murni usahaku? Mark, bimbinganmu dan persahabatanmu sungguh memberi
banyak ilham dan mendorongku berusaha terbaik yang bisa kulakukan. Aku tak akan bisa
cukup berterima kasih padamu.

Akhirnya, aku ingin berterima kasih pada tunanganku, Michelle. Karena terus teguh saat
berpisah berminggu-minggu karena aku harus menulis buku ini, karena rajin membaca buku
ini sampai larut malam, karena terus setia mencintai pria yang sedang jatuh, dan karena tidak

sunnahnabi.com/forum
pernah mengeluh, aku tak pernah bisa membalas kebaikanmu. Syukurlah kita punya waktu
seumur hidup bersama sehingga aku punya banyak waktu mencoba!

Bagi semua teman²ku dan keluargaku yang mengambil bagian membentuk dan mendukung
buku ini, pertolongan kalian sangat aku hargai. Aku berdoa agar Tuhan membalas segala
kebaikan budi kalian.

sunnahnabi.com/forum
PENDAHULUAN

Halaman² berikut berisi kenangan² dan pemikiran² pribadiku yang paling berkesan,
kutumpahkan segala isi hatiku dalam tinta dan kertas. Melalui buku ini, engkau akan masuk ke
dalam lingkaran keluarga dan teman²ku, mengambil bagian dari masa mudaku sebagai umat
Islam, dan pergulatanku melalui pertikaian budaya karena terlahir sebagai Muslim berwarga
negara Amerika Serikat. Dengan melihat melalui pundakku, engkau akan melihat rahasia
bagaimana agama Kristen itu menyakitkan bagi Muslim, bagaimana aku mulai mengetahui
fakta sejarah Injil, dan merasakan dasar pijakan kakiku goyah sewaktu perlahan-lahan
mengetahui kebenaran terselubung tentang Islam. Melalui membaca perjalanan hidupku,
engkau akan menemukan pandangan dan impian yang memberiku keyakinan iman yang
kubutuhkan untuk menelaah Alkitab sebagai Firman Tuhan.

Melalui kisahku ini, engkau akan menjelajah bersamaku melalui kehidupan dan mengenalku
dengan baik, dan aku berdoa agar engkau juga akan diubahkan sama seperti aku juga saat
bertemu dengan Tuhan yang hidup.

TUJUAN BUKU INI

Buku ini lebih dari sekedar kisah hidupku saja. Buku ini disusun dengan tiga tujuan:

1. Untuk meruntuhkan tembok dengan cara memberi pengertian pada pembaca non-Muslim
untuk mampu melihat ke dalam jiwa dan pikiran Muslim dari sudut pandang orang yang
mengenal mereka. Keindahan mistik Islam yang mempesona milyaran orang tidak bisa
dimengerti dengan hanya meninjau fakta saja. Dengan masuk ke dalam duniaku, aku berharap
orang² Kristen akan mengerti tetangga² Muslim mereka dan mengasihi mereka seperti Yesus
juga mengasihi mereka. Dua bagian pertama buku ini bertujuan untuk mencapai hal ini. Jika
tulisannya terasa pro-Islam, hal ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan cintaku di masa lalu
terhadap agamaku yang dulu.

2. Untuk melengkapi pembaca dengan fakta dan pengetahuan, menunjukkan perbedaan yang
kontras antara Injil dengan Islam. Sejarah telah membuktikan dengan jelas pilar² Injil: kematian
Yesus di kayu salib, kebangkitanNya dari kematian, dan pengakuanNya sebagai Tuhan.
Dengan fakta itu, sejarah menantang theologi Islamku, yang berdasar pada pilar² Islam: asal-
usul Qur'an dan kenabian Muhammad. Sewaktu aku mempelajari Islam dengan seksama, yang
kutemukan sangat menggoncang duniaku: tiada alasan apapun untuk percaya bahwa baik
Muhammad ataupun Qur'an berbicara benar tentang Tuhan. Karena buku ini terlalu singkat
untuk menjelaskan semua fakta dan argumen yang kupelajari selama bertahun-tahun, aku lalu
menulis buku lain bagi yang tertarik dengan detail, No God but One: Allah or Jesus? Di buku
ini, aku aku hanya menjelaskan secara luas apa yang kuketahui di bagian 3 sampai 8, dan
bagaimana hal ini membuatku menjauh dari Islam dan mendekat pada Yesus.

sunnahnabi.com/forum
3. Untuk menunjukkan pergulatan dalam diri Muslim yang sangat besar untuk bisa mengerti
Injil, termasuk segala pengorbanan dan keraguan yang dialami. Sebagaimana yang nantinya
kalian lihat di bagian 9 dan 10, di tengah pergulatan inilah Tuhan merangkul orang langsung
melalui penglihatan dan mimpi.

BAGAIMANA MEMBACA BUKU INI

Glosari
Banyak istilah Islam yang akan engkau temukan di buku ini. Aku jabarkan mereka di bagian
pertama tulisan, dan semua istilah ini dijabarkan sekali lagi di bagian glosari.

Sumbangan Para Ahli

Sumbangan para ahli merupakan harta karun tersembunyi di buku ini. Dari penginjil yang ahli
sampai ahli Qur'an terkemuka, para ahli yang terpelajar yang bersemangat menyampaikan Injil
dan sayang pada Muslim telah begitu murah hati menambahkan pendapat² mereka pada isi
buku ini, meminjamkan kredibilitas akademis dan pengalaman mereka. Tiga dari para ahli ini
berperan besar dalam perjalananku bertemu Yesus. Terdapat satu sumbangan dari setiap ahli
tersebut pada 10 bagian buku ini, dan aku menyarankan engkau membaca langsung setelah
mencapai bagian tersebut. Engkau bisa menemukan mereka di bagian "Sumbangan Para Ahli"
di bagian belakang buku.

Catatan pada Biografi Naratif

Karena kita telah masuk jaman digital, sangat disayangkan dan semakin lama memang
tampaknya begitu bahwa orang² mencanangkan standard yang tidak tepat bagi biografi² narasi.
Karena sifat tulisannya, biografi narasi punya kebebasan tertentu dalam menyampaikan kisah.
Mohon jangan berharap ketepatan seperti rekaman kamera. Bukan itu tujuan buku ini, dan
untuk mencapai standard seperti itu, dibutuhkan rekaman video sepanjang 22 tahun, dan ini
tentunya akan sangat membosankan.

Kata² yang kukutip hanyalah perkiraan kasar saja. Beberapa percakapan mewakili berbagai
pertemuan yang digabungkan jadi satu. Dalam beberapa hal, kisah² diubah urutannya agar
sesuai dengan kategori topik permasalahan. Di beberapa bagian, orang² yang hadir dalam
percakapan tidak dimasukkan agar narasi menjadi lebih jelas. Semua cara ini adalah normal
dalam biografi narasi - normal, melalui daya ingat manusia.

PENJELASAN AKHIR

sunnahnabi.com/forum
Aku bersyukur karena engkau bersedia membaca buku ini. Ada banyak pandangan tentang
Tuhan, dan perbedaan² itu penting. Tiada yang sama seperti satu²nya Tuhan yang benar! Jika
saja aku mengetahui betapa besarnya cinta Tuhan itu, bagaimana keagungan dan
pengampunanNya bisa begitu mengubahkan, bagaimana teladanNya akan hidup dan kematian
dapat begitu memerdekakan, tentunya sudah sejak dari dulu aku telah lari kepadanya dengan
sepenuh hati. Doaku adalah agar buku ini bisa membuat pembaca berlari pada Bapa mereka di
Surga. Untuk itulah Yesus datang, agar kita beroleh hidup dan penuh kelimpahan (Yohanes
10:10). Aku merasa tersanjung karena engkau mengijinkan kisahku menjadi bagian dari
perjalananmu.

sunnahnabi.com/forum
Kata Pendahuluan: Mencari Allah

Aku bersujud di balai mesjid yang luas, dengan hati hancur di hadapan Tuhan. Benteng
hidupku, semua yang pernah keketahui, telah dibongkar satu per satu dalam beberapa tahun
terakhir ini. Di hari itu, duniaku terasa runtuh. Aku bersujud dalam kehancuran, mencari
Allah.

Langkah² kaki bergema di sepanjang bangsal mesjid, di saat menjelang malam di musim panas
itu. Jemaat lainnya sudah mulai pulang, kembali ke rumah dan keluarga mereka sewaktu hari
semakin gelap, tapi pikiranku terus berpacu. Setiap sel tubuhku bagaikan saling bergumul.
Dengan posisi kening menekan lantai dan jantung berdebar keras dalam dadaku, pikiranku
menelaah setiap kata yang diucapkan bibirku di atas karpet mesjid yang lusuh.

Kata² yang kuucapkan bukanlah kata² baru. Aku telah melafalkan kalimat² Arab ini sebanyak
132 kali per hari, dari sejak saat sebelum aku tahu namaku sendiri. Kalimat itu adalah ayat²
sajda, yang merupakan bagian dari ibadah sholat di mana Muslim merendahkan diri di
hadapan Allah, mengagungkan kebesarannya. Kalimat² itu dulu lancar sekali keluar dari
mulutku, tapi hari ini terasa beda. Sewaktu mulutku mengucapkannya, pikiranku menanyakan
segalanya tentang Tuhan yang kupikir dulu telah kukenal.

Subhana rabbi al-ala.


Mahasuci Allah, Tuhanku Yang Maha Tinggi.

"Mahasuci Allah ... Siapa engkau sebenarnya, Tuhan? Siapakah Engkau, Tuhan? Apakah
Engkau ini Allah, Tuhan ayahku dan kakek moyangku? Apakah Engkau adalah Tuhan yang
aku selalu sembah? Tuhan yang selalu disembah keluargaku? Tentunya Engkaulah yang
mengirim Muhammad SAW [1] sebagai nabi terakhir bagi seluruh umat manusia dan Qur'an
sebagai pembimbing kami? Engkau adalah Allah, Tuhannya Islam, bukan? Atau mungkin juga
Engkau ..." Aku merasa ragu, menahan pertanyaan bernada hujat yang hampir kuucapkan.
Tapi bagaimana jika yang dikira sebagai hujatan malahan adalah kebenaran yang sebenarnya?
[1] SAW berarti sall Alaahu 'alay-hi-wa-sallam, yang berarti "damai dan berkata dari Allah bagimu," dan ini
merupakan ucapan standard dari Muslim saat menyebut nama Muhammad.

"Atau apakah Engkau itu Yesus?"

Jantungku terasa membeku, seakan mengingatkan pikiranku atas resiko masuk neraka. "Allah,
aku tak akan mengatakan orang bisa sesajaj dengan diriMu! Ampuni aku dan kasihanilah aku
atas yang kuucapkan, karena bukan itu yang kumaksud. Tiada orang yang bisa setara
denganMu. Engkau jauh lebih besar tak terperikan dibandingkan segala ciptaan. Semuanya
tunduk menyembahMu, Allah subhanahu wa'tala. [2]
[2] Kata² subhanahu wa'tala seringkali diucapkan setelah menyebut nama Allah, artinya "dipuji dan dimuliakan."

sunnahnabi.com/forum
"Sebenarnya yang ingin kukatakan adalah Engkau, wahai Allah, adalah Maha Kuasa.
Sesungguhnya Engkau bisa saja menitis pada makhluk apapun yang Engkau inginkan. Apakah
Engkau pernah hidup di bumi? Apakah Engkau pernah menjadi manusia? Apakah manusia itu
Yesus?

"Wahai Allah, Alkitab tidak mungkin benar, ya gak?"

Waktu bagaikan berhenti saja rasanya, sewaktu bibirku terus mengucapkan sajda dan
pikiranku tanpa lelah bergumul sendiri. Kalimat Arab harus dilafalkan dua kali lagi sebelum
sajda berakhir.

Subhana rabbi al-ala.


Mahasuci Allah, Tuhanku Yang Maha Tinggi.

"Tapi bagaimana mungkin bahwa Allah, yang Maha Tinggi, bisa masuk dan hidup di dunia ini?
Dunia ini begitu busuk dan penuh dosa, tiada tempat yang layak bagi Tuhan yang layak
menerima semua keagungan dan pujian. Dan bagaimana mungkin aku bisa mulai menyangka
bahwa Tuhan, sang Pencipta yang Agung dan Hebat, bisa masuk ke dunia ini melalui rahim
seorang wanita? Audhu billah, [3] sungguh menjijikan! Lalu makan, merasa lelah, berkeringat,
bercucuran darah, dan akhirnya malah mati disalib. Sungguh aku tak bisa percaya akan hal itu.
Tuhan gak mungkin serendah itu. Keagungannya sangat jauh di atas itu.
[3] Ucapan khas Muslim yang berarti "Aku mencari perlindungan dari Allah," kalimat ini diucapkan ketika sesuatu
yang buruk atau hina diucapkan.

"Tapi bagaimana jika keagunganNya itu ternyata tidak begitu penting bagiNya dibandingkan
nasib anak-anakNya di bumi?"

Subhana rabbi al-ala.


Mahasuci Allah, Tuhanku Yang Maha Tinggi.

"Tentu saja kami semua penting bagiNya, tapi Allah tidak perlu mati untuk mengampuni kita,
kan? Allah itu Maha Kuasa, dan Dia bisa dengan mudah mengampuni kita jika Dia memang
menghendaki begitu. Dia itu adalah Al-Ghaffar dan ar-Rahim! [4] AmpunanNya mengalir dari
diriNya sendiri. Apa hubungan orang yang mati disalib dengan dosa²ku? Sungguh tak masuk
akal bahwa Allah itu bisa mati disalib. Jika Dia mati, lalu siapa yang mengatur jagad raya?
Subhanallah, [5] Dia tak mungkin mati! Itu sudah jadi bagian dari keagunganNya. Tak perlu lagi
memikirkan semua tetek bengek ini. Dia dengan mudah mampu mengampuni dari
singgasanaNya.
[4] Dalam Islam, Allah dipercaya memiliki 99 nama. Dua nama tersebut berarti "sang pemaaf" dan "sang
pengampun."
[5] Ucapan yang sering dikatakan Muslim yang berarti "dipermuliakan Allah," kata ini diucapkan bagi hal yang
positif.

sunnahnabi.com/forum
"Tapi bagaimana bisa bersikap adil jika Dia 'dengan mudah mengampuni' sembarangan saja?
Tuhan itu tentu tidak sembarangan. Dia adalah Maha Adil. Bagaimana Dia bisa bersikap adil
jika Dia dengan mudah mengampuni? Tidak, Dia tidak bisa 'dengan mudah mengampuni kita
jika Dia mau.' Hukuman bagi dosaku harus dibayar."

Aku bangkit dari sujudku dan duduk di atas lututku, sambil melafalkan takbir.

Allah-hu-akbar.
Allah Maha Besar.

"Tuhan, aku tahu bahwa Engkau Maha Besar, tapi sebagian ajaran Qur'an sangat jauh dari baik.
Aku tidak bisa memahaminya, Allah. Mohon ampun, ya? Aku bukannya bermaksud
meragukanMu. Tentu aku ini salah mengerti, tapi tidak mungkin Engkau, yang begitu baik dan
penuh kasih sayang, memberikan perintah seperti yang terdapat dalam Qur'an. Aku
menemukan begitu banyak kekerasan dan hinaan di dalamnya, halaman² buku yang kubaca
dan kucintai setiap hari karena itulah FirmanMu.

"Tapi mungkinkah Engkau sebenarnya sedang menunjukkan padaku bahwa Qur'an itu bukan
FirmanMu sama sekali? Begitu banyak yang telah diajarkan padaku ternyata salah. Aku
diajarkan bahwa Qur'an tidak pernah berubah, tapi hadis dan sejarah Islam menunjukkan
bahwa Qur'an memang telah berubah. Aku diajarkan Qur'an berisi pengetahuan supernatural
sains dan masa depan, tapi ketika aku memintaMu menunjukkan padaku melalui mataku
sendiri, aku tidak menemukan apapun. Begitu banyak yang dulu kukira aku ketahui tentang
Qur'an ternyata salah. Apakah itu benar² bukuMu? Wahai Allah, ampuni aku.

"Siapakah Engkau?"

At-tahiyyatu lillahi, was-salawatu wat-tayyibatu. As salamu 'alayka ayyuha n-nabiyyu wa rahmatullahi


wa barakatuh. As salamu 'alayna wa-'ala 'ibadi llahi salihin.

Segala penghormatanku, do'a-do'a, dan semua hal yang baik adalah bagi Allah.
Semoga salam dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi, juga rahmat Allah dan berkahNya.
Semoga salam dilimpahkan kepada kami dan juga kepada semua hamba-hamba Allah
yang saleh.

"Aku memujiMu, Allah. Segala penghormatanku hanya padaMu. Tapi begitu banyak yang
tidak kumengerti. Mengapa aku bicara pada Muhammad SAW saat aku bersholat? Dia jelas
tidak bisa mendengarkanku. Dia sudah mati! Aku seharusnya tidak bersholat pada manusia,
meskipun dia itu Nabi. Dan mengapa aku terus berharap damai besertanya? Aku bukan
perantara baginya. Aku tahu kalimat² ini dilafalkan saat dia masih hidup, tapi mengapa
nabiMu yang terbesar itu butuh setiap orang berdoa agar damai menyertainya? Apakah karena
Engkau tidak bisa memberinya jaminan keselamatan dan kedamaian baginya? Jika dia saja

sunnahnabi.com/forum
yang Nabi tidak mendapat jaminan keselamatan dan kedamaian, maka apa ada harapan
bagiku?"

Mengikuti tradisi Nabi dan anjuran kedua orangtuaku, aku tunjukkan jari telunjukku di atas
sewaktu melafalkan kesaksian:

Ashhadu alla ilaha illa llahu wa


ashhadu anna Muhammadan
'abduhu wa-rasulullah.

Aku bersaksi bahwa tiada


illah yang layak disembah selain Allah, dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
budak dan rasulNya.

"Wahai Allah, ampuni aku. Bagaimana aku dapat bersaksi bahwa Muhammad SAW itu benar²
rasulMu? Dulu sih gampang percaya seperti itu! Ammi mengajarkanku untuk mencintai
Muhammad SAW karena dia adalah manusia terluhur yang pernah hidup di bumi, dan tiada
seorang pun yang seperti Nabi. Ammi mengajarku tentang kemurahan hatinya yang selangit,
pengampunannya yang tak terperikan, dan kasih sayangnya terhadap umat manusia yang tak
bisa diukur. Aku diajarkan bahwa dia tidak pernah mengobarkan perang, kecuali kalau dia
harus membela umatnya [6], dan dia berperang untuk mengangkat derajat wanita dan kaum
tertindas. Dia adalah panglima perang yang sempurna, negarawan kelas wahid, dan suri
teladan umat Allah. Dia adalah al-Insan al-Kamil, manusia yang sempurna. Dia adalah
Rahmatu-lil alamin, rahmat Tuhan bagi seluruh umat manusia di bumi. Dulu sih aku bisa
dengan mudah bersaksi bagi orang seperti Rasul Allah ini.
[6] Istilah arab yang berarti 'masyarakat', tepatnya masyarakat Muslim.

"Tapi sekarang setelah aku tahu siapa dia sebenarnya, sudah terlalu banyak sampah yang
disapu untuk disembunyikan di bawah karpet. Aku sekarang tahu bagaimana dia pertama kali
menerima wahyu, penyerangan²nya terhadap para kafilah, pernikahannya dengan anak di
bawah umur, pernikahannya dengan Zainab, nasibnya ditenung orang, racun yang
disebarkannya, pembunuhan² yang diperintahkannya, penyiksaan² yang dilakukannya, dan ..."

Pikiranku mulai melambat saat tiba pada satu masalah yang sangat tidak bisa kuterima.
"Bagaimana mungkin Muhammad SAW, Nabiku tersayang, dapat mengijinkan ... itu?"

Pikiranku mulai melayang dari ibadah sholatku. Aku masih merasa kaget dengan apa yang
kubaca saat menelaah Qur'an. Bagaimana mungkin dia setega itu? Aku bayangkan rasa horor
yang dialami dari sudut pandang korban²nya. Bagaimana jika hal itu terjadi pada keluargaku?
Mana nih Nabi yang katanya sangat penuh pengampunan?

sunnahnabi.com/forum
Aku bayangkan aku berada di situ, di bawah langit merah padang pasir, barang sesaat saja.
Kemarahan dengan cepat membludak dalam diriku saat aku melihat kehancuran
masyarakatku. Darah dan kematian. Beberapa prajurit mudah dengan penuh hasrat menyeruak
dari tumpukan mayat, bergegas menemui Muhammad. Mereka punya hasrat kotor dan minta
petunjuk dari Muhammad. Wajah Muhammad pucat dan mulai berkeringat. Dia sedang
menerima wahyu dari Allah nih. [7] Ketika dia mengumumkan firman itu pada para
prajuritnya, senyum penuh kekejian mengembang di wajah² mereka. Mereka lalu menghilang,
masuk ke dalam tenda² mereka, dengan penuh semangat melampiaskan hasratnya. Allah telah
menghalalkan perbuatan mereka. Untuk sesaat, semuanya tampak sepi.
[7] Bukhari Sahih 6.61.508: "wahyu illahi turun padanya ... wajah Nabi jadi merah dan dia terengah-engah sejenak
dan lalu dia merasa lega." Juga lihat Muslim Sahih 30.5763: "Rasul Allah berkeringat di udara dingin sewaktu wahyu
turun padanya."

Tiba² terdengar jeritan² mengerikan yang merobke langit padang pasir dan juga jiwaku.

Itu suara ibuku, dia menjerit.

Kedua mataku mendadak terbelalak saat aku terjaga dari lamunanku. Aku masih berada di
mesjid, masih melalukan sholat. Rasa muakku terhadap Muhammad seketika berhadapan
dengan rasa penyesalan yang besar. Aku tidak taat pada Allah. Muhammad SAW tetap adalah
Nabiku. Aku telah bersumpah setia padanya. Aku sungguh diluar batas.

Bagaimana aku bisa seperti ini? Astaghfirullah. [8]


[8] Kata yang sering diucapkan Muslim yang berarti "Aku meminta pengampunan dari Allah."

Dengan cepat aku menyelesaikan ibadah sholatku, mengakhirinya dengan memalingkan wajah
ke kanan dan ke kiri:

Assalaamu alaikum wa rahmatullah.


Damai dan pengampunan Allah menyertaimu.

Setelah diam sejenak, aku jatuhkan wajahku ke dalam kedua tanganku. Airmata bercucuran
mengaburkan pandanganku. Ibadah sholat telah usai, dan sekarang waktunya untuk berdoa
dari dalam hatiku.

"Tuhan, aku inginkan rasa damai darimu. Ampuni aku dan beri aku damai karena
mengenalMu. Aku tak tahu lagi siapa Engkau sebenarnya, tapi aku tahu bahwa Engkaulah
yang terpenting. Engkau ciptakan dunia ini, Engkau memberinya makna, dan Engkau tentukan
tujuannya, jika tidak, maka semua ini sia² saja.

"Tolong, Tuhan yang Maha Kuasa, katakan padaku siapa Engkau sebenarnya! Aku memohon
padaMu dan hanya padaMu saja. Hanya Engkau yang bisa menyelamatkanku. Di hadapan
kakiMu, aku paparkan semua yang telah kupelajari, dan aku persembahkan semua hidupku

sunnahnabi.com/forum
padaMu. Ambil apa saja yang Engkau maui, apakah itu sukacitaku, teman²ku, keluargaku, atau
bahkan hidupku. Tapi ijinkan aku mendapatkan Engkau, wahai Tuhan.

"Terangi jalan yang harus kutapaki. Aku tak peduli betapa berat rintangannya, berapa jurang
yang harus kuloncati atau kupanjat, atau berapa banyak duri yang harus kupijak. Bimbing aku
ke jalan yang benar. Jika itu adalah Islam, maka tunjukkan padaku bahwa itulah yang benar!
Jika itu adalah Kristen, maka berikan aku mata untuk bisa melihatnya! Tunjukkan saja mana
jalanMu, wahai Tuhan, agar aku bisa menapakinya."

Meskipun saat itu aku tidak tahu, rasa damai dan pengampunan Tuhan yang sangat aku
dambakan itu akan segera dianugerahkan kepadaku. Dia akan segera memberiku bimbingan
halus melalui impian dan penglihatan, yang mengubah hati dan kehidupanku untuk
selamanya.

sunnahnabi.com/forum
Bagian 1 - Ajakan untuk Sholat

Struktur duniaku, semuanya yang pernah kuketahui ...

sunnahnabi.com/forum
Bab 1
Sholat Kakek Moyangku

Menjelang subuh di daerah Islam, suarah merdu adhan terdengar sewaktu matahari mulai
muncul di horizon. Inti iman Muslim dikumandangkan berulang kali dari atap gedung dan
minaret, dimulai dengan takbir:

Allah-hu-akbar!
Ashado an-la illah il-Allah!
Ashado an-na Muhammad-ur-Rasul Allah!

Allah Maha Besar!


Aku bersaksi tiada illah lain selain Allah!
Aku bersaksi Muhammad adalah Rasul Allah!

Inilah kalimat² awal pada adhan, yang merupakan panggilan bagi Muslim untuk sholat.
Panggilan ini mengingatkan Muslim untuk membaktikan diri bagi Allah begitu mereka bangun
tidur. Dari doa² yang dihafal sampai ke ibadah sehari-hari yang rumit, Muslim harus terus
ingat Allah dan melakukan tradisi Islam. Suara panggilan adhan bergema dalam jiwa mereka,
membangkitkan mereka, dan membawa mereka berkumpul bersama bersujud di hadapan
Allah.

Bagi non-Muslim, adhan mungkin tampak seperti tanda berakhirnya langit yang gelap, yang
memisahkan siang dan malam, membangkitkan kehidupan di tanah dan masyarakat Muslim.
Perintah dalam hadis, yang adalah tradisi Nabi Muhammad, menyatakan bahwa setiap Muslim
harus mendengarkan adhan sewaktu dia lahir. Ketika aku lahir, ayahku membisikkan dengan
lembut adhan ke dalam telingaku, menggemakan kata² yang ayahnya bisikkan padanya 28
tahun lalu. Ini merupakan kata² pertama yang pernah diucapkan padaku, sesuai dengan tradisi
Islam.

Keluargaku selalu berusaha mengikuti pesan di hadis. Nama belakang kami adalah Qureshi,
dan Qureshi merupakan suku bangsa Muhammad. Ketika aku cukup besar untuk mengetahui
keistimewaan nama keluarga kami, aku bertanya pada ayahku apakah kami menerimanya dari
sang Nabi.

"Abba, apakah kita ini benar² orang Qureshi, seperti Muhammad SAW?"

Dia berkata, "Yee mera beyta," kalimat Urdu yang berarti "Ya, putraku." "Muhammad SAW tidak
punya anak laki yang berhasil hidup melewati masa kecil, tapi kita ini adalah keturunan Hazrat
Umar." Umar adalah salah seorang dari empat Khalifa utama, yakni para pemimpin Islam yang
dianggap Muslim Sunni sebagai pengganti sah dari Muhammad. JIka begitu keturunan
keluarga kami sangatlah ningrat; tidak heran mengapa kami begitu bangga karenanya.

sunnahnabi.com/forum
Ketika ayahku meninggalkan Pakistan di tahun 1970-an, cinta pada keluarga dan warisannya
merupakan motivasinya. Dia tergerak untuk menyediakan kehidupan yang lebih baik bagi
orangtua dan saudara²nya. Ketika dia tiba di Amerika Serikat, dia masuk Angkatan Laut atas
nasehat abangnya. Sewaktu melaut, dia mengirim semua uang gaji ke keluarganya di Pakistan.
Dia bekerja di luar negeri selama beberapa tahun, dan hanya sebentar saja pulang kembali ke
Pakistan. Suatu kali dia kembali untuk menikah dengan ibuku, yang telah dijodohkan keluarga.

Ammi, panggilanku bagi ibuku, adalah wanita yang berbakti pada keluarga dan agamanya. Dia
adalah anak perempuan pedakwah Muslim. Ayahnya, yang kupanggil dengan julukan Nana
Abu, telah tinggal di Indonesia dengan ibunya, Nani Ammi, tak lama setelah menikah, untuk
mengajak orang² memeluk Islam. Di Indonesialah ibuku lahir, diikuti dengan kelahiran ketiga
adik perempuannya. Karena Nani Ammi harus bekerja untuk membantu keluarga dan Nana
Abu seringkali harus pergi untuk dakwah, ibuku memegang peranan penting dalam
membesarkan ketiga adik perempuannya dan mengajarkan mereka agama Islam.

Di usia 10 tahun, Ammi kembali ke Pakistan bersama adik²nya dan Nani Ammi. Masyarakat
menerima keluarganya dengan rasa hormat yang besar karena telah melakukan tugas
berdakwah. Karena Nana Abu masih aktif berdakwah di Indonesia dan hanya kembali ke
Pakistan barang sejenak, maka peranan Ammi di rumah tangga semakin penting. Akhirnya dia
memiliki 5 adik yang harus diurus dan dibantu. Karena itu jugalah, sewaktu dia lulus
pendidikan S1 dengan nilai tertinggi dan ditawari beasiswa untuk masuk sekolah kedokteran,
dia menolak. Nani Ammi butuh pertolongan di rumah, karena dia menghabiskan banyak
waktu bekerja sukarela sebagai sekretaris di kantor² jemaat lokal.

Nani Ammi sendiri telah menghabiskan seluruh hidupnya, mengorbankan dirinya, bagi Islam.
Dia bukan hanya sekedar istri pedakwah, tapi seperti Ammi, dia juga merupakan anak
perempuan dari seorang pedakwah. Dia lahir di Uganda, di mana ayahnya bekerja sebagai
dokter sembari mengajak orang² memeluk Islam. Dibesarkan sebagai anak pedakwah, dan lalu
jadi istri pedakwah, lalu menghabiskan masa tua melayani jemaat, dia memperoleh
kehormatan besar dari masyarakat sekelilingnya. Di sepanjang masa itu, Nani Ammi
merupakan suri teladan terbesar bagi Ammi, dan Ammi sangat ingin melanjutkan tradisi itu
melalui keluarganya sendiri.

Meskipun saat itu aku belum tahu, pria yang membisikkan suara adhan di telingaku saat baru
lahir adalah pria penuh kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, yang menyandang nama
keluarga Qureshi. Wanita yang menatapku saat itu adalah putri dari seorang pedakwah,
pengasuh yang berpengalaman dengan hasrat besar untuk melayani Islam. Aku adalah anak
mereka yang kedua, dan merupakan putra mereka yang pertama. Mereka memanggilku untuk
bersholat.

sunnahnabi.com/forum
Bab 2
Iman Seorang Ibu

AKU HIDUP DALAM MASA KECIL YANG PENUH PERLINDUNGAN, baik secara fisik,
emosi, sosial, dan dalam segala hal. Aku dilindungi dalam berbagai cara yang sampai sekarang
aku masih mencoba mengerti. Beberapa bekas luka masa kanak² yang kualami di masa kecil
adalah karena kecelakaan saja. Bekas luka terbesar - kurang dari 2 inchi - kudapat daeri jendela
terbuka yang jatuh menerpa tanganku ketika aku berusia 3 tahun. Hari itu selalu kuingat
karena di saat itulah aku mengetahui iman ibuku.

Pada saat itu, Abba masih ditempatkan di Norfolk, Virginia. Dia telah bekerja selama 11 tahun
sebagai prajurit Angkatan Laut AS, dan telah menghabiskan beberapa tahun akhir untuk
bekerja di siang hari, dan belajar di malam hari demi meraih gelar pendidikan S2 (master's).
Setelah lulus sekolah, dia naik pangkat dari prajurit kelas satu ke letnan muda, dan tak lama
kemudia dia harus bertugas kembali ke laut. Tentu saja saat itu aku tidak tahu banyak akan hal
itu. Yang kutahu adalah Abba bekerja keras bagi kami, dan meskipun aku tidak merasa kurang
dicintai, tapi aku tidak bisa bertemu dengannya sesering yang kuinginkan.

Di lain pihak, Ammi selalu ada di tempat dan merupakan pengaruh terbesar dalam kehidupan
kami. Tampaknya dia itu sanggup melakukan semuanya. Dari memasak makanan bagi kami
sampai menyiapkan pakaian, lalu mengajar kami aqidah Islam, dia tampak tidak pernah lelah
atau mengeluh. Dia hanya punya dua aturan keras demi kenyamanannya: tidak boleh
mengomel pada ibu setelah jam 9 malam dan jangan mengganggu ibu saat dia sedang minum
teh chai-nya, yang sering sekali dia lakukan.

Jika ada tamu yang berkunjung, Ammi selalu menunjukkan keramahan yang begitu murah
hati, karena dia merasa terhormat atas kehadiran mereka. Dia akan menyajikan banyak
makanan yang lebih dari cukup, rumah jadi lebih bersih daripada waktu baru selesai dibangun,
baju² kami disetrika rapih, dan hari itu dan hari berikutnya tak ada kegiatan apapun karena
tamu akan datang dan mungkin akan menginap. Sudah menjadi kebiasaan bagi kami jika
Ammi meminta maaf dengan tulus karena tidak bisa menghidangkan lebih banyak makanan
dan anak² tampak kurang rapi. Itu memang sudah jadi protokolnya. Pihak tamu dengan cepat
meyakinkan Ammi bahwa mereka belum pernah makan seenak itu dalam beberapa tahun
terakhir, dan rumah kami tampak bak surga karena tidak mungkin bisa lebih bersih lagi, dan
anak²nya sungguh jadi teladan bagi anak² mereka. Setelah itu, semuanya senang: pihak tamu
merasa sangat dihormati, Ammi juga merasa tersanjung karena dipuji-puji, dan kami anak²
juga merasa senang, hanya karena diri kami disebut dalam percakapan orang dewasa.

Kadangkala para tamu tinggal di rumah kami selama beberapa bulan. Selama itu, keramahan
dan handalnya Ammi berbasa-basi tidak pernah luntur. Dari berbagai tamu yang pernah
menginap di rumah kami, ada dua orang yang kuingat, yakni Nani Ammi dan kakak
perempuannya, yang kami panggil dengan sebutan Mama. Mama itu adalah wanita yang riang
gembira, berhati besar dengan tawa yang lepas dari tubuhnya yang mungil. Dia selalu saja siap

sunnahnabi.com/forum
bermain ular tangga denganku, dengan kesabaran tak kunjung habis bagi anak usia 3 tahun
dan selalu saja bersedia untuk pura² tidak melihat kalau aku bermain curang.

Di hari naas itu, Mama sedang berada di rumah kami. Dia dan Ammi berada di lantai atas, dan
aku sedang bermain mobil²an Hot Wheels yang dibawa Ammi bagiku agar aku berhenti
mengganggunya di toserba. Baji, kakak perempuanku, dan aku sama² mengerti. Dia akan
bermain denganku dan mobil² Hot Wheel-ku jika aku bermain dengannya dan koleksi My Little
Pony miliknya. Dia memilih mobil yang dia sukai, dan aku memilih kuda poni yang kusenangi.
Dengan cepat aku pilih salah satu kuda poni mainan itu, sambil meyakinkan dirinya bahwa
aku memilih yang terbaik. Dia selalu saja memilih mobil Lamborghini dan aku menghabiskan
banyak waktu meyakinkan dia bahwa mobil Pontiac jelas lebih bagus.

Mainan mobil² Hot Wheels yang keren banget.

Baji baru saja selesai bermain dengan Hot Wheels-ku dan lalu pergi untuk mengambil kuda
poninya ketika aku terus bermain dengan mobil Pontiac-ku, meluncurkannya di sepanjang
lantai dan diantara sofa. Aku mendongak ke atas dan melihat jendela, jenis jendela yang bisa
digeser ke atas dan bawah. Dengan cepat, aku dapat gagasan sudah waktunya mobil Pontiac
itu tabrakan. Aku luncurkan mobil itu ke pigura jendela dengan kecepatan penuh dan
menabrakkannya pada kaca.

Sampai hari ini, aku tidak ingat lagi jendela mana yang jatuh. Aku hanya ingat rasa sakit yang
menyengat, darah yang sangat banyak, dan jeritanku memanggil Ammi di tengah isakan
tangis. Dan aku ingat apa yang lalu terjadi.

sunnahnabi.com/forum
Ketika Ammi bergegas turun dari lantai atas dan melihat kecelakaan, dia hampir menangis,
tapi dengan cepat dia mengontrol emosinya. Sebagai istri prajurit Angkatan Laut, dai telah
belajar berperan sebagai ibu dan ayah, dan sekarang bukan waktunya untuk menangis. Dia
bergerak cepat dan menyerahkan rasa takutnya pada Allah.

Dia mengangkat jendela, membungkus tanganku dengan handuk, dan mengenakan burqanya.
Sambil meninggalkan Baji di bawah pengawasan Mama, Ammi menggendongku ke dalam
mobil dan membawaku ke klinik kesehatan. Sewaktu menyetir mobil ke sana, Ammi
melafalkan doa. Dia mengutip doa dari Qur'an, dari hadis yang diingatnya, dan bercampur
dengan doanya sendiri. Sikap pasrah dan menyerahkan rasa takut pada Allah telah
memberinya kekuatan, meyakinkan dirinya, dn menyingkirkan rasa takutnya.

Ketika kami tiba di klinik, aku kaget sekali melihat jarum dan benang digunakan untuk
menjahit lukaku. Dokter mencoba meminta Ammi keluar ruangan agar tidak melihat proses
penjahitan, tapi aku tidak mau dipisah dari Ammi. Sewaktu tanganku dijahit, Ammi terus
berdoa lantang, tidak peduli dengan pertanyaan ingin tahu dari para dokter dan perawat di
ruangan itu. Tidak banyak Muslim Amerika di jaman itu, apalagi Muslimah berburqa yang
melafalkan kalimat² Arab dan Urdu.

Doa²nya dan penyerahan totalnya pada Allah, bahkan sewaktu menghadapi anak yang
menjerit kesakitan dan mata² yang heran, merupakan kesaksian bagi imannya yang tak akan
pernah kulupakan. Selama masa kecilku, dia mengajarku banyak doa dari Qur'an dan hadis,
dan aku menjaga doa² itu dalam hatiku karena aku tahu kekuatannya. Aku telah melihat
bagaimana doa² itu menguatkannya di saat menghadapi ketakutan dan kebutuhan, dan ini
menggores dalam pada jiwaku, jauh lebih dalam daripada bekas luka fisik apapun.

sunnahnabi.com/forum
Bab 3
Kelompok yang terdiri dari Empat Orang

Sewaktu aku bertumbuh, aku merasa keluargaku dan diriku tidak bisa benar² menyesuaikan
diri dengan orang² di sekitar kami. Aku selalu merasa sedih kalau ingat hal itu. Selain tradisi
Islamiah kami, hidupku penuh dengan berbagai kartun TV tahun 1980-an, mainan² plastik, dan
sering menangis dengan cengengnya. Aku seharusnya bisa bergabung dengan anak² lain tanpa
masalah. Sayangnya, orang² cenderung takut akan apa yang mereka tidak ketahui, dan bawaan
Muslimku seringkali mencegah orang untuk mau berteman denganku. Aku sangat kesepian.

Yang lebih parah lagi, adalah Angkatan Laut AS seringkali memindahkan keluarga kami ke
tempat baru. Kami tidak pernah sempat tinggal cukup lama dan berakar di satu tempat.
Kebanyakan hal yang kuingat di masa kecil adalah potongan² kenangan pergi meninggalkan
satu rumah, berangkat ke rumah baru, atau tinggal di suatu tempat baru dan belajar mengenal
tempat itu sebagai "rumah tempat tinggal." Tapi ingatan² ini masih lekat terbayang dalam
benakku, contohnya saat kami meninggalkan Virginia.

Sewaktu tukang² angkut mengangkuti furnitur kami, aku berdiri dekat pintu kasa di serambi
depan sambil menangis. Aku menangis kuat² karena tidak mengerti siapa orang² itu atau apa
yang telah kulakukan sehingga mereka mengangkuti barang² kami. Ami datang untuk
menghiburku. Dia tertawa geli beberapa kali, dan aku ingat dia menggodaku saat orang
mengangkut kursi kesayanganku. Tapi aku juga ingat bagaimana dia menghiburkan dengan
suaranya yang menyejukkan.

"Kya baat hai?" tanyanya, sewaktu dia memegang wajahku dengan kedua tapak tangannya dan
lalu memelukku. "Kya baat hai, mera beyta?" "Ada apa, anakku?"

"Mereka mengambil kursiku! Kursi yang ada gambar stroberinya ituh!"

"Dan apakah kursi itu lebih penting bagimu daripada Ammi-mu ini? Aku kan masih di sini.
Begitu juga Abba dan Baji. Allah telah memberimu segalanya! Apa lagi yang engkau butuhkan,
Billoo?" Billoo adalah nama panggilanku dan hanya kedua orangtuaku memanggilku dengan
nama itu, dan mereka sering mengucapkannya terutama saat menunjukkan rasa cinta mereka
padaku. Mereka jarang mengucapkan "Aku sayang engkau" secara langsung; ucapan seperti itu
terdengar ganjil bagi kuping Pakistan kami. Cinta itu nyata dan bisa dirasakan, diungkapkan
melalui perbuatan oleh para orangtua dan ketaatan oleh anak².

Perbuatan yang jelas merupakan satu alasan mengapa sikap tunduk anak² merupakan hal yang
sangat penting dalam budaya Muslim. Sewaktu aku remaja, Ammi seringkali memperingatkan
sikapku yang melawan dengan berkata, "Buat apa kau mengatakan sayang padaku jika kau
tidak melakukan apa yang kau katakan?" Lama kemudian, sewaktu aku mempertimbangkan
untuk ikut Yesus atau tidak, aku tahu bahwa aku mungkin akan melakukan tindakan yang

sunnahnabi.com/forum
dianggap sangat melawan ibuku. Tidak hanya kedua orangtuaku akan merasa dikhianati, tapi
juga hati mereka akan hancur berantakan.

Tapi di usia empat tahun di mana aku dilindungi terus-menerus, rasa sakit hati dan perpecahan
dalam keluarga sungguh jauh sekali dari pikiranku. Aku hanya ingin kursi stroberiku kembali.

Saat semuanya selesai diangkut dan kami siap melakukan perjalanan ke tempat baru, Abba
mengumpulkan keluarga dan berkata, "Mari berdoa." Aku menumpukkan kedua tapak
tanganku di depan perutku, mengikuti perbuatan Ammi dan Abba. Kami semua berdoa
dengan diam, meminta Allah untuk melindungi kami dalam perjalanan.

Akhirnya kami tiba di tempat kerja Abba yang baru, di Dunoon, Skotlandia. Sewaktu ingat
kejadian ini, aku merasa bahwa Dunoon adalah rumah kami sebenarnya yang pertama. Aku
merasa begitu bukan karena aku punya banyak teman di sekolah atau dengan tetangga -
bahkan kursi stroberiku hilang entah ke mana - tapi karena aku tumbuh semakin akrab dengan
keluargaku dan semakin beriman dalam Islam pada tahun² kami berada di tempat itu. Aku
memiliki Ammi, Abba, dan Baji. Aku tidak butuh apapun selain mereka.

sunnahnabi.com/forum
Bab 4
BUKU YANG SEMPURNA

SEWAKTU AKU TIBA DI SCOTLAND, aku belum belajar bahasa Inggris cukup baik. Kami
selalu bicara dalam bahasa Urdu di rumahku, dan jika kami belajar bahasa lain, maka itu
adalah bahasa Arab. Alasannya sederhana: Qur'an ditulis dalam bahasa Arab, dan penting
bagiku dan Baji untuk belajar melafalkannya.

Umat Muslim percaya bahwa setiap huruf dari Qur'an diimlakan secara harafiah oleh Allah,
melalui malaikatnya Jibril, kepada Muhammad. Dengan begitu, Qur'an tidak hanya diilhami
oleh sang Illahi, tapi juga bahkan tiap kata berasal dariNya. Karena alasan inilah mengapa
Muslim menganggap Qur'an tidak bisa diterjemahkan. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa
selain Arab, maka sudah bukan Qur'an lagi karena lebih menyerupai penafsiran akan Qur'an.
Buku Qur'an yang sejati hanya bisa ditulis dalam bahasa Arab.

Inilah sebabnya mengapa sangatlah penting bagi Muslim untuk merasa yakin bahwa Qur'an itu
tidak pernah berubah - setiap katanya, setiap titik koma. Para imam dan ustadz selalu
mengatakan bahwa Qur'an dijaga keutuhannya dengan sempurna, tidak berubah sejak saat
Muhammad mendengarkannya dari Jibril dan diimlakannya pada juru tulisnya. Tentu saja
bukan Muhammad yang menyusun Qur'an; dia hanya penyampai pesan saja pada umat
manusia, dan dia melakukan tugasnya dengan sempurna. Jika tidak begitu, jika kata²nya
diubah barang sedikit saja, maka kerusakan pada Qur'an tidak bisa diperbaiki. Tapi kerusakan
seperti itu sungguh tak bisa terbayangkan. Tiada orang yang meragukan kesempurnaan
Qur'an. Kata² dalam Qur'an sudah pasti sempurna.

Malah sebenarnya, penekanan pada kata² dalam Qur'an membuat kebanyakan Muslim tidak
mempelajari makna sebenarnya dari kata² itu. Muslim yang melafalkan ayat² Qur'an setiap hari
dianggap sebagai Muslim alim, sedangkan Muslim yang hanya merenungkan makna Qur'an
dianggap terpelajar. Sikap alim lebih dihargai, dan kebanyakan Muslim yang kukenal dapat
melafalkan berbagai bagian Qur'an di luar kepala, tapi jarang dari mereka yang bisa
menerangkan maknanya atau konteks ayat² tersebut.

Para imam dan ustadz seringkali mengatakan bahwa keaslian Qur'an dijaga dengan sempurna.

Ammi bertekad untuk mengajarkan aku dan kakakku bagaimana melafalkan Qu'rn dan
mengerti artinya, tapi belajar pelafalan dilakukan terlebih dahulu. Setiap hari, Ammi akan
mengenakan tutup kepala khas Muslim pada kepalaku, lalu duduk di sebelahku, dan
mengajarku membaca dalam bahasa Arab. Kami mulai dari buku yang berjudul al-Qaeda,
"Kaidah." Dari buku itu aku belajar mengenal berbagai huruf Arab dalam berbagai
pengucapannya. Setelah pindah ke Scotland, aku "lulus" membaca Qaeda, dan lalu mulai
membaca Qur'an.

sunnahnabi.com/forum
Aku ingat saat itu dengan jelas tapi kegembiraanku berganti dengan rasa takut yang besar.
Setelah berhasil menyelesaikan pelafalan Qaeda, Ammi mengambil Qur'an dan
menyerahkannya padaku. Itu adalah Qur'an pertama yang kumiliki, buku pertama yang
kumiliki.

Dengan penuh kegirangan, aku berlari menemui Baji untuk menunjukkan buku itu padanya.
Baji saat itu sedang bermain di atas lantai dekat kamar kedua orangtuaku, maka aku jongkok di
sebelahnya dan meletakkan Qur'an di lantai untuk menunjukkan buku itu padanya.

Seketika aku mendengar jeritan Ammi padaku yang membuat jantungku berhenti berdetak.
"Nabeel!" Aku terlalu terkejut untuk bisa bereaksi. Aku tidak pernah mendengarnya menjerit
seperti itu, atau bagaimana dia berlari secepat itu padaku. Dalam sekejap dia memungut Qur'an
itu dari atas lantai. "Jangan pernah taruh Qur'an di atas lantai!"

"Baik."

"Selalu letakkan Qur'an di tempat tinggi. Letakkan di tempat yang terhormat, cuci tangan dulu
sebelum menyentuhnya, dan hanya pegang dengan tangan kanan. Ini bukan buku biasa, ini
Firman Allah! Perlakukan dengan hormat sebagaimana layaknya!"

"Baik."

"Jao, pergilah." Dia sangat tidak senang, dan aku jadi cepat² pergi.

Sejak saat itu, setiap kali aku memegang Qur'an, aku angkat buku itu tinggi². Baji juga belajar
dari kesalahanku, sehingga jika Ammi memanggil kami untuk membaca Qur'an bersama, kami
memegang buku² Qur'an kami tinggi² di atas kepala kami sambil tangan terentang ke atas.
Ammi memandang kami dengan tersenyum. Bukan itu yang dia maksud, tapi dia senang
melihatnya.

Baji adalah anak tertua, dan aku adalah anak kedua. Ammi menunjukkan setiap huruf dalam
Qur'an yang harus Baji baca, menggerakkan jarinya perlahan di atas halaman dari arah kanan
ke kiri. Baji lebih mahir menyanyikan Qur'an daripada membacanya. Kami diajarkan
mengalunkan Qur'an secara melodis, melafalkan Qur'an seindah mungkin. Sebagian Muslim
mengabdikan diri mereka untuk melakukan hal ini, dengan menyempurnakan pengalunan
nada tinggi, tempo, pelafalan, dan melodi.

Tapi Baji dan aku bukan orang ahli seperti itu. Baji sudah belajar Qur'an beberapa tahun lebih
lama daripada aku, dan dia hanya harus mengasah pelafalan Qur'an saja. Saat dia selesai, maka
giliranku tiba. Aku tidak pernah membaca Qur'an sebelumnya, dan aku berdebar-debar.

"Biloo, apa yang harus kita katakan sebelum memulai segalanya?"


"Bismillah-ir-Rahman ar-Rahim."

sunnahnabi.com/forum
"Dan apa artinya itu?"
"Dalam nama Allah, yang Maha Pemurah, Maha Pengampun."
"Mengapa kita perlu mengatakan doa itu?"
"Agar kita ingat bahwa segalanya adalah milik Allah, sehingga kita hanya melakukan kebaikan
saja."
"Shabash, bagus. Apakah engkau tahu dari mana doa² ini berasal?"
"Tidak."
"Doa ini terdapat pada awal setiap surah di Qur'an."
"Setiap surah?"
"Kecuali satu."
"Mengapa Allah memperkecualikan satu surah itu, Ammi?"
"Karena Allah marah pada sekelompok orang dalam surah itu, beyta, maka Dia tidak
memberikan berkat bismillah di situ. Tapi Dia sangat mencintai kita, sehingga Dia memberi
satu doa berkat lebih banyak di surah lain. Berapa banyak surah dalam Qur'amn?
"114."
"Shabash. Dan engkau akan mempelajari semuanya, inshallah. Baji selesai membaca Qur'an saat
dia berusia 7 tahun, dan aku ingin engkau selesai di usia 6 tahun. Mari mulai."

Sejak itu aku semakin mengenal Qur'an. Aku lalu mengenal bahwa ada dua cara penyusunan
surah dalam Qur'an: yang pertama adalah disusun dalam 114 surah, dan yang kedua disusun
dalam 30 bagian. Yang kedua ini merupakan sistem yang digunakan Muslim setelah Qur'an
disusun jadi buku, dengan tujuan utama adalah agar seluruh Qur'an dapat dilafalkan dengan
mudah selama 30 hari di bulan Ramadhan. Tapi 30 bagian itu penting bagiku karena alasan
lain: setiap kali aku selesai belajar satu bagian, Ammi memberiku sebuah hadiah untuk memuji
usahaku. Yang paling kusukai adalah mainan kaleng sampah Mario Bros.

sunnahnabi.com/forum
Setelah aku mulai mampu melafal dengan benar, Ammi dan aku punya ritme yang kami
bersama. Kami akan duduk membaca Qur'an-ku, membuka halaman terakhir yang sebelumnya
kami baca, dan Ammi akan menunjukkan jarinya pada bagian akhir yang harus kubaca pada
hari itu. Aku suka melafalkan persis 18 ayat, entah kenapa. Jika Ammi memilih lebih dari itu,
maka aku mengomel, dan jika kurang dari itu, aku melafalkan lebih banyak untuk
menyenangkan hatinya.

Maka hari² berlalu. Pada akhirnya aku selesai membaca Qur'an sebelum aku berusia 6 tahun,
dan ini membuat Ammi sangat bahagia. Ammi juga membimbingku menghafal 7 surah
terakhir untuk dilafalkan saat sholat sehari-hari. Favoritku adalah Surat al-Ikhlas, nomer 112,
karena pendek, melodis, dan gampang diingat. Selain itu, inilah surah pertama yang kuingat di
luar kepala, dan aku ulang berkali-kali saat sholat. Ammi juga paling suka surah itu, tapi
dengan alasan lain: dalam hadis, Muhammad mengatakan pada para sahabatnya bahwa Surat
Al-Ikhlas sangat berat berisi sehingga jika melafalkannya, maka itu seperti melafalkan sepertiga
dari seluruh Qur'an dalam satu kali duduk saja.

Apakah pesan yang dianggap Muhammad sangat penting itu? Pada intinya adalah: Tuhan itu
bukanlah seorang Bapa, dan Dia tak punya anak.

sunnahnabi.com/forum
Keterangan lebih detail tentanga padangan Muslim akan Qur'an bisa dibaca di buku baruku No God but
One, bagian 4 yang berjudul "Qur'an atau Alkitab: Dua Kitab Suci yang Berbeda."

sunnahnabi.com/forum
Bab 5
Kisah² Sang Nabi

"KITA UDAH TERLAMBAT NIH, CEPAT, MARI PERGI!

Hari itu adalah hari Sabtu pagi, dan Abba berdiri di pintu sambil menunggu kami. Setiap
Sabtu, keluarga kami akan pergi dari Dunoon ke Glasgow untuk sholat berjemaah di mesjid. Ini
adalah saat paling kami senangi di sepanjang minggu, karena kami bisa bertemu dengan para
Muslim lain yang juga berasal dari Pakistan. Seperti juga kami, mereka juga merasa sebagai
orang asing di Inggris, sehingga kami bisa bergabung dengan akrab bersama mereka. Ammi
tampak seakan hidup hanya bagi hari itu setiap minggu karena di tempat inilah dia bisa
membuka kerudung rambutnya saat berada di luar rumah. Muslimah melepaskan burqanya di
hadapan Muslimah lain, dan di saat itulah mereka sangat peduli dengan penampilan mereka.

Meskipun Ammi sangat mendambakan saat itu, dia selalu saja terlambat. Selalu begitu. Di
budaya Pakistan, tepat waktu tidaklah dianggap sepenting di budaya Barat. Pengertian sosial
lebih dipentingkan. Malahan seorang tamu tampak kaku jika datang tepat waktu. Tapi jika
datang tanpa diundang, maka orang ini dianggap tidak sopan. Datang agak lambat bisa
dimaklumi karena tuan rumah mungkin saja masih mempersiapkan rumah sebelum tamu
datang. Tampak tak sopan jika datang ke rumah orang, sedangkan orang itu belum siap. Maka
dari itu, biasanya tamu datang 15 sampai 20 menit lebih dari waktu yang ditetapkan.

Abba, di lain pihak, sudah tidak lagi mengikuti budaya jam karet setelah bergabung menjadi
tentara. Sebagai seorang militer, dia merasa terganggu akan kecerobohan kami. Tapi meskipun
telah mencoba berbagai cara, Ammi tetap tidak berubah. Ammi selalu saja melakukan apa yang
dia inginkan, dan Abba selalu mengingatkannya bahwa dialah pria di rumah itu. Ammi akan
mendengarkan beberapa menit dan perlahan-lahan melalui pesonanya dia memenangkan hati
Abba dan membuatnya senang kembali. Pertengkaran kecil kedua kekasih itu seperti sudah
dijawal setiap hari Sabtu pagi.

Tapi kali ini kegiatan di hari Sabtu pagi hanya terjadi sekali setiap tahun. Inilah hari di mana
jemaat kami merayakan Sirat-an-Nabi, kehidupan Nabi. Ini bukan hari perayaan kelahiran
Muhammad, tapi adalah hari yang dipilih Muslim untuk berkumpul bersama dan
menceritakan kisah tentang kehidupan Muhammad.

Umat Muslim menganggap kehidupan Muhammmad itu sangat sempurna, dan Muslim yang
taat berusaha mengikutinya sepersis mungkin. Untuk bisa melakukan itu, umat Muslim
mempelajari kisah²nya dari berbagai buku Sirah dan hadis. Mereka umumnya hampir tak
pernah membaca kisah² itu dari buku² aslinya, tapi hanya mendengarkan dari ceramah² mesjid
saja. Sudah dianggap kehormatan besar jika seseorang mampu mengetahui banyak hadis, bisa
melafalkannya dan mengutipnya dalam konteks yang tepat. Karena itulah, pergi ke mesjid
adalah kegiatan penting untuk alasan keagamaan dan sosial.

sunnahnabi.com/forum
Tapi kami datang terlambat.

"Challo! Cepat pergi!"

Setiap pagi, kegiatan bagi Ammi, Baji, dan diriku bagaikan sudah dijadwal: setelah bangun
pagi dan melafalkan sholat subuh, Ammi mengenakan pakaian bagiku dan Baji, memberi
makan kami, dan lalu berdandan. Setelah itu dia akan berteriak, "Aku sudah siap!" begitu
selesai memakai foundation dan sebelum memoleskan lipstick-nya. Di hari Sabtu ini, dia
membawa lipsticknya bersamanya ke mobil. Tak lama kemudian kami sudah naik mobil ke
Glasgow.

Untuk pergi dari Dunoon ke Glasgow, kami harus melalui Holy Loch (Danau Holy). Danau itu
merupakan tempat diparkirkannya berbagai kapal selam nuklir Amerika saat Perang Dingin.
Abba merupakan petugas keamanan dan lingkungan untuk kapal yang memperbaiki kapal
selam. Saat itu, ku tentunya tidak tahu akan hal itu. Yang kutahu adalah terdapat dua perahu
angkut yang membawa kami melewati danau, yang kecil berwarna merah dan yang besar
berwarna hitam, dan di kapal hitam itu terdapat ruang tengah yang besar di mana kami bisa
membeli roti keju. Biasanya Ammi dan Abbi sudah berhenti bertengkar saat kami naik kapal,
dan di hari ini, kami sepakat tinggal di mobil saja dan mempersiapkan diri untuk hari Sirat-an-
Nabi.

Ammi menguji kami, dan baik Baji atau diriku menjawab, tergantung siapa yang tahu
jawabannya. "Batao, katakan kapan Muhammad SAW lahir, dan di mana?"
"Tahun 570 M, di Mekah."
"Shabash, bagus! Ub batao, katakan padaku, siapakah ayahnya?"
"Namanya adalah Abdullah, tapi dia mati sebelum Muhammad SAW lahir."
"Dan siapa ibunya?"
"Namanya adalah Amina, dan dia mati saat Muhammad SAW berusia 6 tahun."
"Jadi siapakah yang merawat Muhammad SAW setelah ibunya meninggal?"
"Kakeknya, Abdul Muttalib, tapi hanya dua tahun saja. Setelah itu dia meninggal."
"Siapa yang lalu mengasuhnya?"
"Pamannya, Abu Talib. Dia hidup sampai Muhammad SAW menjadi dewasa."

Ini merupakan pertanyaan² rutin, dan merupakan pengetahuan umum dalam pendidikan Islam
bagi anak² Muslim. Orangtua Muslim biasanya bangga jika anak² mereka tahu sejarah Islam
dan mampu mengutipnya dan Ammi dan Abba juga begitu.

"Baik, sekarang agak susah, nih. Katakan apa yang terjadi pada Muhammad sebelum ibunya
meninggal."

Baji menjawab. "Suatu hari, ketika Muhammad SAW sedang bermain bersama anak² yang lain,
dua malaikat muncul padanya dan membuka dadanya. Anak² lain ketakutan dan mengira para
malaikat itu adalah jin. Mereka lari ketakutan. Malaikat² mengambil keluar jantung

sunnahnabi.com/forum
Muhammad SAW, membersihkannya sampai bersinar. Lalu mereka memasukkannya lagi ke
dadanya dan lalu pergi." [9]
[9] Muslim Sahih 1.311

"Shabash, guriya!" Itu adalah nama julukan dari Ammi untuk Baji, yang berarti "boneka."
"Sekarang kau yang menjawab, Nabeel, batao: siapakah istri pertama Muhammad SAW, dan
bagaimana dia menikah?"

Ini sih gampang. "Istri pertamanya adalah Khadijah. Dia adalah janda yang kaya raya, dan
Muhammad bekerja baginya sebagai pedagang. Ketika dia melihat dia pandai dalam bisnis dan
jujur dengan uang, maka Khadijah melamarnya."

"Dan berapa usia mereka saat itu?"

"Muhammad berusia 25 tahun, dan Khadijah 40 tahun."

"Bagus, tapi ini sih kayaknya terlalu gampang. Ub batao, Billoo bagaimana Muhammad SAW
mengetahui bahwa dia seorang nabi?"

"Dia suatu hari berdoa di dalam gua ..."

Abba bertanya: "Apakah nama gua itu?"

"Gua Hira. Dia sedang berdoa, dan seorang malaikat muncul padanya dan memintanya untuk
membaca. Tapi Muhammad SAW tidak tahu bagaimana membaca, maka malaikat ini
menyuruhnya lagi tiga kali. Lalu malaikat memberi Muhammad SAW ayat² pertama dalam
Qur'an."

"Shabash," kata Ammi. "Dan surah apa itu?"

Baik Baji atau pun aku tidak tahu jawabannya. Pertanyaan itu lebih sukar daripada
kedengarannya, karena Qur'an tidak memiliki urutan kronologi. Pertanyaan ini belum pernah
kami baca sebelumnya, sehingga kami tak tahu jawabannya.

"Tidak jadi masalah, jangan khawatir. Jika ada yang tanya padamu hari ini, maka jawabannya
adalah Surat al-Alaq."

"Jaani, tak akan ada orang yang bertanya pada mereka surah apa itu. Tanyakan saja
pertanyaan² yang penting." Jaan atau jaani adalah kata sayang dalam bahasa Urdu yang artinya
"hidupku." Kata ini digunakan untuk memanggil kekasih, dan Abba menggunakannya
bagaikan mengatakan "sayangku."

sunnahnabi.com/forum
Tapi Ammi tidak terima pendapatnya. "Jadi nama surah tidak penting, tapi nama gua itu
penting? Baiklah. Silakan pria pemimpin di rumah mengajukan pertanyaan!"

"Baiklah, sekarang giliranku. Challo, batao: Siapakah orang pertama yang menerima
Muhammad SAW sebagai nabi?"

"Istrinya, Khadija."
"Siapa lagi?"
"Sahabat karibnya, Abu Bakr."
"Mengapa Abu Bakar itu penting?"
"Dia menjadi khalifa pertama setelah Muhammad SAW mati." Ini merupakan masalah besar
yang ditentang kaum Muslim Syiah, tapi Baji dan aku belum tahu akan hal itu.

"Bagus. Siapakah yang menerima Islam pertama-tama diantara kaum anak²?"


"Keponakan Muhammad SAW, yakni Ali."
"Apa yang penting dari orang ini?"
"Dia nantinya menjadi khalifa keempat."
"Bagaimana sikap kebanyakan orang Mekah terhadap Islam?"
"Mereka menindas umat Muslim, menghina mereka, dan menyerang mereka selama bertahun-
tahun."
"Lalu apa yang terjadi?"
"Muhammad SAW harus melarikan diri ke Medina."

Abba lalu terdiam. Ombak laut terdengar menerpa lembut di dinding kapal sewaktu kapal
mulai masuk dermaga. Karena tadinya dia menghujani banyak pertanyaan dan lalu tiba² diam,
maka tampak jelas perubahan suasana hati Abba. Apa sebenarnya yang Abba renungkan?

Ketika akhirnya dia berbicara, suaranya penuh pemikiran yang dalam, seakan menyesal. "Biloo,
batao, apakah pertempuran Muhammad SAW yang pertama? Jelaskan padaku."

"Itu adalah Perang Badr. Orang² Mekah datang ke Medina untuk menyerang Muslim dan
menghancurkannya. Mereka membawa 1000 prajurit dan banyak kuda. Umat Muslim hanya
punya 313 orang, sedikit persenjataan, dan hanya beberapa ekor kuda."
"Siapa yang menang?"
"Kita dong, tentu saja!"
"Mengapa?"
"Kami kita lebih baik."
"Tidak, beyta. Kelompok musuh jauh lebih baik dalam segala hal. Kita menang karena Allah
menolong kita. Jika perang berjalan secara normal, kita tentu sudah kalah, dan Muhammad
SAW tentu sudah dibunuh, audhu billah. Tuhan akan selalu menolong umat Muslim, karena
kita adalah masyarakatNya. Baiklah, beytee, sekarang beritahu aku, perang² apa lagi yang
terjadi di Medina?"

sunnahnabi.com/forum
"Perang Uhud dan Perang Parit," jawab Baji, mungkin terlalu sikapnya terlalu girang untuk
membicarakan tentang perang.

"Mengapa umat Muslim harus berperang? Apakah kita menyerang orang lain?"
"Tidak, Abba. Muslim itu hanya berperang untuk membela diri. Orang² Mekah itulah yang
menyerang umat Muslim."
"Jadi apa yang dilakukan umat Muslim untuk menghentikan masyarakat Mekah?"
"Mereka menaklukkan Mekah."
"Di manakah hal ini telah diramalkan?"

Aku menyela, "Di Alkitab! Deuteronomy!" [10] (Deuteronomy adalah kitab Ulangan)
[10] Muslim pembela Islam seringkali menggunakan Ulangan 33:2 sebagai nubuat kemenangan Muhammad atas
Mekah.

Terdapat banyak polemik dalam Islam tentang "Muhammad dalam Alkitab" dan buku² Islam
kami penuh kutipan Alkitab tentang Muhammad. Aku sungguh terpesona akan hal ini.
Terlebih lagi, aku suka mengatakan kata "Deuteronomy," meskipun aku tak tahu apa artinya.

"Baiklah, pertanyaan terakhir. Ketika Muhammad SAW menaklukkan Mekah, apa yang
dilakukannya?"
"Dia mengampuni semua orang Mekah!"

"Ya ..." pikiran Abba berkelana lagi, dan kali ini aku tahu dia bersiap memberi pesan yang
bermakna. Kadangkala rasa cintanya akan Islam membuatnya menjadi sangat terharu, dan dia
bahkan bisa memberi wejangan pada angin jika tak ada siapapun yang mendengarnya. Hal ini
tidak sering terjadi, tapi pernah terjadi, dan aku suka melihatnya. Aku terbawa pada
perasaannya.

"Ya, dia mengampuni mereka. Inilah orang² yang sama yang membunuh paman Muhammad
SAW, yang bertanggung jawab atas kematian Khadija, yang menindas Muslim selama
bertahun-tahun dan melancarkan berbagai peperangan kepada masyarakat yang tak berdaya.
Ketika Muhammad SAW akhirnya punya kesempatan untuk mengalahkan mereka, dan itu
memang layak diterima mereka, dia mengampuni mereka semua. Tidaklah heran jika
Muhammad SAW itu disebut sebagai rahmatullah, rahmat pengampunan dari Allah?"

Mata Abba terpaku di horizon. Kami menelan semua kata²nya yang penuh rasa hormat dan
bangga atas nabi kami.

"Banyak orang² Mekah yang melihat pengampunan Muhammad di hari itu dan menyaksikan
keindahan Islam. Seluruh Arabia begitu terpesona akan Muhammad SAW sehingga mereka
menjadi Muslim. Sang Rasul dan pesannya sungguh tak bisa ditolak hati mereka, sehingga tak
lama kemudian, kerajaan Muslim melebar ke Spanyol sampai India. Itulah kebudayaan yang
terbesar yang pernah disaksikan dunia. Saat dunia Barat masih dalam Jaman Kegelapan, Islam
sudah mencapai Jaman Keemasannya."

sunnahnabi.com/forum
"Masyarakat Barat berhutang budi pada Islam. Sains, ilmu kedokteran, matematika, filosofi ...
Muslim memberi sumbangan besar sekali di bidang² ini. Inilah sebabnya sampai sekarang kita
masih menemukan kata² Arab di semua bidang itu, seperti 'aljabar' dan 'alkemi'. Sayangnya,
ketika budaya Barat menjajah, mereka menghancurkan segalanya. Para ilmuwan Muslim
dibunuhi, perpustakaan² dibakar, kota² dijarah. Inkuisisi Spanyol merupakan salah satu contoh
bagaimana orang² Kristen memperlakukan Muslim."

"Tapi mengapa orang Kristen memperlakukan umat Muslim begitu?" aku bertanya lantang.
"Bukanlah mereka mengikuti Hazrat Isa?"

"Beyta, mereka tidak mengikuti Hazrat Isa. Mereka berhenti mengikutinya sejak lama. Mereka
mengubah Yesus menjadi tuhan, dan dengan begitu mereka tidak menghormati Hazrat Isa dan
menghujat Allah! Itulah sebabnya Allah mengirim Muhammad SAW dan Islam adalah pesan
terakhir bagi seluruh umat manusia. Islam itu mengandung semua pesan yang Allah kirim
pada nabi²nya: Adam, Nuh, Abraham, Ishmael, Ishak, Musa, Daud, Elia ... semuanya membawa
pesan Allah pada masyarakat mereka, dan meskipun orang² ini awalnya menerima pesan para
nabi itu, tapi generasi² kemudian mengorupsi pesan² mereka semua. Sinar memang lebih
meredup saat menjauh dari sumbernya! Karena itulah kita tidak bisa mempercayai Alkitab lagi
saat ini; isinya sudah diganti. Hanya Qur'an saja yang sempurna. Hanya Islam saja yang tak
dapat dikorupsi. Allah menjaganya sampai pesan itu tersebar dan seluruh dunia menjadi
Muslim. Di saat itulah hari penghakiman terjadi. Di hari itulah Islam akan menang."

Kami semua terpesona akan cinta Abba terhadap Islam, dan kami semua menerima
ramalannya bagi masa depan Islam di dunia. Tiada pesan kekerasan pada kejayaan Islam ini.
Ini hanyalah pemikiran romantis akan apa yang dianggap benar dan takdir.

Setelah terdiam sesaat, Ammi membawa kami ke dunia nata. "Challo, sudah cukup. Kita akan
sampai di mesjid beberapa menit lagi. Mari bersiap." Dia benar. Kami hampir tiba di mesjid.
Waktu terasa seakan berhenti, dan aku tak ingat kapan mobil kami keluar dari perahu tersebut.
Aku sangat suka berdiskusi tentang agama. Qur'an, Allah, Muhammad, tanggal², nama²,
tempat² ... semuanya sangat menarik bagiku. Bahkan bicara tentang Yesus dan Alkitab juga
sangat menakjubkan. Bagiku, semua itu merupakan rencana Allah bagi umat manusia, rencana
yang akhirnya disampaikan melalui orang terbesar yang pernah hidup di dunia, Muhammad
SAW. Dia memiliki jiwa dan kesetiaan kami.

Keterangan lebih detail akan pandangan Muslim tentang Muhammad bisa dibaca di bukuku yang baru
No God but One, bagain 3 yang berjudul "Muhammad atau Yesus: Dua Tokoh yang Berbeda."

sunnahnabi.com/forum
Bab 6
KESALEHAN MELALUI IBADAH SHOLAT

MESJID GLASGOW adalah salah satu tempat kesukaanku saat masih kecil. Gedung itu terletak
dengan posisi aneh di persimpangan jalan dekat River Clyde, agak jauh dari jalan utama.
Terbuat dari batu merah dan ditutup dengan kubah hijau, gedung mesjid itu terdiri dari
banyak lantai dengan tangga, pintu², dan lorong² yang berbeda ukuran. Gedung ini adalah
tempat sempurna untuk bermain petak umpet dengan anak² laki Muslim lainnya.

Selain kegiatan anak² bermain, terdapat banyak aktivitas jemaat di mesjid itu. Kami berkumpul
bersama saat hari² suci, perayaan, penguburan, pernikahan, piknik, pesta, dan segala hal yang
ingin kami lakukan bersama sebagai masyarakat Muslim. Mesjid ini sangat disayangi umat
Muslim, terutama mereka yang merindukan persahabatan. Tapi bukan ini tujuan utama mesjid.

Tujuan utama mesjid adalah tempat bersholat berjemaah. Sholat adalah ibadah wajib yang
harus dilakukan lima kali sehari oleh setiap Muslim. Pertama-tama orang harus berdiri, lalu
membungkuk, dan lalu bersujud dengan kening menyentuh lantai, lalu bangkit kembali, dan
duduk bersimpuh. Dalam melakukan itu, Muslim harus melafalkan permohonan doa dalam
bahasa Arab pada Allah.

Setiap jadwal sholat memiliki nama sendiri: fajar, zuhur, asar, maghrib, dan isha. Meskipun
kata² dan gerakan sholat sama untuk kelima waktu itu, jumlah ulangan pengucapan kata²
berbeda. Setiap pengulangan kata disebut sebagai rakaat. Seorang Muslim harus mengucapkan
doa rakaat 17 kali sehari, dan doa pribadi juga boleh dipanjatkan setelah itu. Dalam jemaat
kami, semua diberitahu bahwa kami perlu melafalkan 31 rakaat setiap hari jika sempat.

Waktu sholat seringkali menjadi jadwal kegiatan bagi Muslim, dari bangun pagi dengan suaran
adhan untuk melakukan sholat fajar, lalu berhenti bekerja sebentar di siang hari untuk
melakukan sholat zuhur, lalu pulang ke rumah setelah melakukan sholat asar, makan malam
setelah melakukan sholat maghrib, dan siap tidur setelah sholat isha. Untuk setiap sholat,
setelah mendengar suara adhan, Muslim harus melakukan wudhu, yakni upacara
membersihkan kedua lengan, wajah, dan kaki, sebelum melakukan sholat. Seringkali kami
melafalkan doa yang kami hafalkan sebelum melakukan wudhu. Lalu kami cepat² bergabung
bersama jemaat untuk sholat bersama.

Muslim di seluruh dunia bersholat dengan cara yang sama. Semua mengarah pada arah yang
sama, yakni ke arah Ka'bah, yang merupakan bangunan suci di Mekah, yang bentuknya seperti
kotak hitam. Menurut keterangan Islam, Abraham membangun Ka'bah bersama putranya
Ishmael, dan ketika Muhammad hijrah ke Medina, dia memerintahkan Muslim untuk
menghadap ke arah Ka'bah saat melakukan sholat. Mereka tetap melakukannya sejak saat itu,
apakah saat sedang berdiri di lingkaran Masjid Al-Haram, tempat Ka'bah terletak, atau sedang
berada di bagian dunia lain. Di negara Barat, engkau mungkin melihat seorang Muslim melihat

sunnahnabi.com/forum
kompas saat waktu sholat untuk mengetahui arah yang tepat. Aku bahkan pernah melihat
sajadah dengan kompas di bagian depan.

Ibadah sholat berjemaah dipimpin oleh seorang pria, yang disebut sebagai imam. Muslim dan
Muslimah sholat terpisah tapi dengan jarak yang cukup agar Muslimah bisa mendengar suara
imam saat memimpin sholat. Sewaktu imam memimpin, sebagian doa harus dilafalkan
perlahan dan sendiri saja, dan bagian lain diucapkannya dengan keras. Setiap doa yang
diucapkan berasal dari ayat² Qur'an, dan imam selalu melafalkan ini dengan suara keras di luar
kepala.

Proses pelafalan Qur'an saat sholat merupakan cara yang pandai untuk menyebarkan Qur'an
pada masyarakat buta huruf di abad ke 7 M di Arabia, dan sampai sekarang masih berfungsi
dengan baik. Inilah sebabnya mengapa kriteria seorang imam adalah dia harus hafal Qur'an
dengan baik dan bisa mengucapkan sebagian isi Qur'an. Kadangkala seorang imam melakukan
kesalahan pelafalan, dan tugas Muslim yang berada di barisan depan adalah mengingatkannya.
Dengan demikian urutan barisan paling depan adalah bagi Muslim yang telah dewasa,
terpandang, dan dihormati.

Dengan sedikit perkecualian, umat Muslim merasa bangga dengan kesamaan kedudukan saat
sholat berjemaat. Baik orang kaya atau pun miskin, pejabat pemerintah atau pekerja kecil,
semua orang berdiri berjajar dan bersholat bersama sebagai satu kesatuan. Ini merupakan saat
yang khidmat, di mana tak seorang pun bicara, tidak ada yang lewat, tidak ada yang
menginterupsi.

Tidak ada, kecuali satu anak kecil nakal usia 5 tahun dari Amerika. Beberapa kali, sewaktu
berlari-lari diantara jemaat yang sedang sholat, seseorang akan memukul pantatku sebagai
peringatan agar tidak melakukan itu. Orangtuaku tidak keberatan jika ada orang yang
melakukan itu padaku; semua jemaat di mesjid berpartisipasi mendidik anak Muslim, dan
mereka saling percaya satu sama lain.

Di suatu ketika, saat sedang sholat, aku duduk dengan gelisah dan terus bergerak. Tiba² saja
aku merasakan pukulan cepat di pantatku. Aku berpaling untuk melihat siapa yang melakukan
ini, tapi tak ada seorang pun di belakangku. Kukira yang melakukan pemukulan adalah
pamanku, yang berdiri di sebelahku, maka setelah selesai sholat, aku menuduhnya memukulku
sambil menangis. Tanpa berkedip, dia menunjuk ke atas dan berkata, "Bukan, itu adalah
perbuatan Allah." Kedua mata terbelalak, dan kupikir, "Jika saja aku berpaling lebih cepat, aku
bisa melihat tangan Allah!" Dua puluh tahun kemudian, dia mengaku bahwa dialah yang
memukulku, tapi sebelumnya aku merasa terhormat telah dipukul langsung oleh Tuhan. Sejak
itu aku selalu duduk dengan khidmat saat sholat.

Karena gerakan² dan ucapan² dihafalkan, [11] maka tak ada pernyataan doa pribadi, tak ada
dari dalam lubuk hati - dalam ibadah sholat. Bagi kebanyakan umat Muslim, sholat hanyalah
kewajiban saja, tiada pengungkapan perasaan dari dalam hati.

sunnahnabi.com/forum
[11] Satu²nya perkecualian adalah memilih bagian Qur'an untuk dilafalkan.

Memang betul bahwa seseorang bisa merenungi makna kata ayat² Qur'an yang dilafalkannya
dan dengan melakukan itu maka terasa lebih pribadi, tapi jarang ada yang mampu melakukan
itu dalam setiap rakaat yang dilakukan 17 kali setiap hari. Selain itu, kata² dilafalkan terasa
asing karena diucapkan dalam bahasa asing. Hal ini juga berlaku bahkan pada orang Arab
sekalipun. Orang² Arab bicara dalam bahasa Arab sehari-hari yang berbeda-beda setiap daerah.
Jika mereka ingin belajar bahasa Arab klasik, maka mereka belajar hal itu di sekolah. Bahasa
sholat bukan bahasa yang dikenal dekat oleh setiap orang.

Hal ini mungkin membangkitkan pertanyaan mengapa Muslim terus saja sholat lima waktu?
Buat apa melafalkan kata² yang sama lima kali sehari, setiap hari, jika semua ini tidak punya
hubungan khusus dengan diri orang yang melakukannya? Aku juga heran akan hal ini sewaktu
masih kecil, dan aku tanyakan pada Abba, dia menjawab, "Nabeel, di hadapan Allah, kita
semua kotor, dan kita butuh penyucian dari Dia. Sekarang bayangkan jika kau mandi 5 kali
sehari. Betapa bersihnya engkau! Sholat adalah kegiatan mandi spiritual yang diperintahkan
Allah pada Muslim agar kita murni dan bersih. Inilah sebabnya kita harus sholat lima kali
sehari."

Ada beberapa variasi dalam sholat. Di hari Jum'at, hari ibadah Islam, seorang imam akan
berkhotbah dan Muslim melakukan sholat yang dimodifikasi dari sholat zuhur, yang disebut
sebagai sholat Jum'at. Jum'at berarti beramai-ramai, dan ini hanya bisa dilakukan dengan
paling sedikit 3 orang atau lebih. Sholat Jum'at itu begitu penting sehingga bahasa Urdu juga
menggunakan kata Jum'at yang sama. Ammi dan Abba memberitahu kami bahwa jika kami
tidak melakukan 3 sholat Jum'at berturut-turut, kami akan memiliki luka hitam dalam hati kita
yang tak akan bisa dibersihkan.

Sayangnya, aku tak bisa pergi ke mesjid setiap hari Jum'at karena jaraknya jauh dari rumah
kami dan juga karena jadwal kerja Abba. Kami juga tak bisa sholat di mesjid setiap hari.
Karenanya, kami biasanya sholat di rumah saja. Jika Abba harus kembali berlayar dan tiada
anggota keluarga lelaki lain di rumah, aku biasanya yang memimin Ammi dan Baji bersholat.
Hal ini dilakkan sejak usia muda, di saat Amimi merasa aku cukup dewasa untuk melakukan
hal itu.

Meskipun aku suka memimpin sholat, dan meskipun sebagian imam punya suara melodius
atau berkharisma saat memimpin jemaat, Abba selalu adalah imam favoritku. Tempo nadanya,
suaranya, alunannya, dan posisinya di hadapan seluruh anggota keluarga terasa begitu pas
bagiku. Bahkan sampai sekarang pun aku masih mendengar alunan ayat Qur'annya jika aku
menutup mata. Karena itulah aku hafal kata² tersebut, karena aku begitu sering mendengarnya
dari Abba berkali-kali. Sholat meneguhkan secara mutlak kedudukan ayahku sebagai
pemimpin rohani bagiku dan menatahkan Qur'an dalam hatiku. Itulah kekuatan sholat.

sunnahnabi.com/forum
Bab 7
Perbedaan dalam Islam

TAHUN 1989 MERUPAKAN TAHUN PENTING bagi jemaat kami. Tahun ini merupakan
tahun yang ke-seratus bagi sekte kami yakni Islam Ahmadiyah dan orang² dari seluruh dunia
berkumpul di Inggris untuk merayakannya. Keluargaku menganggap bahwa ini adalah
anugerah istimewa Allah karena kami kebetulan juga sedang berada di Inggris. Kami berada di
tengah² puluhan ribu pengunjung dalam perayaan itu.

Kegiatan ini dilaksanakan di Tilford, daerah luar kota di Inggris, di mana tenda² raksasa
didirikan sebagai tempat² pertemuan dan rumput² diatur sebagai jalur jalan. Ada tenda untuk
sholat, menyediakan makanan, menayangkan peristiwa pakai satelit, dan menjual barang²
cinderamata. Para diplomat dan tamu² penting diundang dari seluruh dunia untuk menghadiri
acara², dan banyak dari mereka yang menyampaikan pidato tentang toleransi dan multibudaya.

Para diplomat wanita adalah wanita² yang diperkenankan masuk ke daerah pria. Daerah
wanita hampir mirip dengan daerah pria, tapi keduanya terpisah. Karena masih kecil, aku bisa
masuk ke daerah wanita tanpa menimbulkan keheranan, dan ini seringkali kulakukan karena
daerah wanita jauh lebih menarik. Para wanita mengenakan baju dengan berbagai warna,
tertawa keras, dan bicara tanpa berhenti, samasekali tidak memperhatikan pidato² yang
ditayangkan di TV di daerah pria. Di daerah pria itu suasana selalu khidmat, dan bagi anak
usia 6 tahun seperti diriku, khidmat berarti membosankan.

Di saat satu acara utama, aku bermaksud untuk pergi dari ruang pertemuan wanita ke bazaar
pria, di mana dijual lencana² 100 tahun. Di tengah perjalanan, seorang pria setengah baya
memegang pundakku kuat² sewaktu aku melintasi dirinya. Ini bukan pertanda baik. Dia paksa
aku berbalik sambil memegang kedua pundakku, dan mendorongnya ke arah tempat
pertemuan pria. Dia paksa aku duduk hampir di barisan depan dan terlalu dekat dengan
dirinya. Dia lakukan semua ini tanpa bicara sepatah katapun, tapi dia menunjukkan wajah
serius yang sudah jelas pesannya: "Duduk dan dengarkan khotbah." Sampai hari ini, aku tidak
tahu siapa dia, tapi aku tahu bahwa sebaiknya menurut saja di pertemuan jemaat Jum'at. Maka
aku mulai menaruh perhatian pada khotbah. Lencananya sih nanti saja.

Pembicara adalah seorang pendakwah dari Pakistan yang berbicara dalam bahasa Inggris
dengan logat Pakistan yang sangat kental sehingga sukar untuk mengerti perkataannya. Bahasa
aslinya adalah Punjabi, bahasa yang mirip dengan bahasa Urdu dan dipakai di pedesaan
Pakistan. Dia mengimport begitu saja semua logat dan tekanan suara Punjabinya dalam bahasa
Inggris sehingga hasilnya sangat tak karuan. Untunglah, pesannya sudah sering kudengar di
berbagai perkumpulan jemaat sebelumnya.

Dia sedang membela diri bahwasanya kami ini adalah Muslim Ahmadiyah.

sunnahnabi.com/forum
"Ada sebagian Muslim yang mengatakan kita ini bukan Muslim. Siapa mereka itu sehingga
berhak menendang kita keluar dari Islam? Menurut Anas ibn Malik, Muhammad SAW berkata,
'Siapapun yang menyatakan syahadah adalah Muslim.' Dan syahadah itu sudah jelas: 'Tiada
illah lain selain Allah, dan Muhammad SAW adalah RasulNya.' Bahkan sampai hari ini, yang
perlu kalian lakukan adalah menyatakan syahada dan engkau akan diterima dalam Islam."

Dia tampaknya bicara langsung pada para diplomat, yang tampak tidak nyaman duduk di
kursi mereka.

"Setiap orang harus mengatakan syahadah untuk jadi Musli, dan hanya itulah yang diperlukan
untuk jadi Muslim, menurut hadis yang indah dari Nabi kita tercinta Muhammad SAW."

Pak imam menjadi semakin berapi-api dalam menyampaikan khotbahnya. Bertahun-tahun


kemudian kuketahui bahwa dia melihat orang² yang dicintainya mengalami penderitaan hebat
karena dianiaya Muslim² lain. Sebagian jemaatnya bahkan dibunuh. Khotbahnya membara,
keluar langsung dari hatinya.

"Tidak mengatakan syahadah berarti engkau adalah non-Muslim; mengatakan syahadah berarti
engkau adalah Muslim; dan kami mengatakan syahadah. Udah, gitu ajah. Kami ini adalah
Muslim! Tapi mengapa saya perlu mengatakan hal ini, seakan kami ini ada di bagian pinggiran
Islam? Apakah kami menolak satu pun kewajiban Islam kami? Tidak!"

Dengan pengucapan secepat kilat, pak imam mengatakan urutan lima pilar Islam.

"Kami mengatakan syahadah; kami sholat; kami bayar zakat pada fakir miskin; kami puasa di
bulan Ramadhan; dan kami naik haji di Ka'bah! Ini semua diperintahkan Allah di Qur'an, dan
kami melakukan semuanya. Siapa yang bisa menyangkal kami ini Muslim?

"Dan kami jelaskan ini pada mereka dengan bukti jelas dari Qur'an dan hadis, tapi mereka
mencari alasan untuk memerangi kita! Mereka katakan pada kita, 'Kalian hanya pura² menjadi
Muslim melalui perbuatan, tapi kalian tidak percaya dengan apa yang Muhammad SAW
ajarkan!' Katakan padaku, ajaran dari dia yang mana yang tidak kami percayai?"

Sang imam beralih dari membahas praktek² fundamental ke iman fundamental, yang disebut
Enam Pokok Iman.

"Kami percaya pada satu Tuhan yakni Allah; kami percaya pada makhluk gaib, kami percaya
Allah telah mengirim nabi² ke dunia ini; kami percaya Dia telah memberikan kitab² suci pada
nabi²Nya; kami percaya pada hari kiamat; kami percaya bahwa hukum Allah berkuasa penuh
di seluruh jagad raya! Apa yang tak kami percayai?

"Yang tak kami percayai adalah kebohongan! Kami tidak percaya, seperti yang dipercayai
Syiah, bahwa Allah membuat kesalahan dengan mengijinkan Abu Bakar menjadi khalifah!

sunnahnabi.com/forum
Kami tidak percaya, seperti yang dipercayai Sunni, bahwa kita boleh membunuh dalam nama
Allah, apalagi membunuh sesama Muslim! Ini adalah percaya hal² yang salah, dan jika kami
percaya akan hal ini, maka sudah semestinya kami dikeluarkan dari Islam!"

Juru dakwah Ahmadi biasanya tidak meledak-ledak dalam menyampaikan hal yang sensitif.
Kata²nya terdengar provokatif, tapi ada kebenaran di dalamnya. Dia berbicara tentang berbagai
golongan besar yang berbeda dalam Islam, yakni Syiah dan Sunni. Ada tiga golongan utama
dalam Syiah Islam, dan secara keseluruhan Syiah terdiri dari 10-15% dari seluruh dunia
Muslim. Mereka percaya bahwa kekuasaan dalam Islam awal dilanjutkan melalui hubungan
darah Muhammad, jadi ketika Muhammad wafat, sanak keluarganya yang pria harus
melanjutkan kepemimpinan Islam. Orang ini adalah Ali. Akan tetapi, ketika Muhammad wafat,
tiada pengganti yang ditunjuk. Para Muslim memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama.
Mereka yang percaya akan hak kepemimpinanya mengikuti satu dari empat jenis Islam Sunni,
dan mereka merupakan 80% dari seluruh umat Muslim di dunia.

Sisa 5-10% Muslim tidak menganggap hal kepemimpinan itu sebagai masalah. Dan disinilah
Islam Ahmadiyah seperti kami berada.

"Muhammad SAW mengumumkan bahwa jika kita mengatakan syahadah, kita adalah Muslim.
Kami lakukan hal itu. Qur'an mengatakan pada kita bahwa kita harus melakukan Lima Pilar
Islam. Kami lakukan itu. Islam mengajarkan kita bahwa kita harus percaya Enam Pokok Iman.
Kami lakukan itu! Jadi mengapa mereka memanggil kami sebagai kafir?"

"Mereka berani memanggil kami kafir karena kami tidak mengartikan dua kata dalam Qur'an
seperti mereka. Dua kata! 'Khatam an-nabiyiin, segel (penutup) para nabi.' Dalam pikiran
Muslim² yang tak terpelajar dan sangar itu, perbedaan pendapat dua kata ini telah
membenarkan tindakan mereka membunuhi saudara² kita dalam Islam, astagfirullah!"

Sang imam membicarakan tentang klaim kontroversial yang dinyatakan oleh pendiri sekte
kami, Mirza Ghulam Ahmad, bahwa dia adalah nabi setelah Muhammad. Kebanyakan Muslim
beranggapan bahwa Q 33:40 menutup segala nabi lain setelah Muhammad, sehingga ini
membuat Mirza Ghulam Ahmad tampak sebagai nabi palsu dan pengikutnya adalah non-
Muslim. Karena ini, ratusan, bahkan ribuan Muslim Ahmadi dibunuhi di berbagai negara
seperti Pakistan dan Indonesia oleh para Muslim kolot.

"Mereka telah mengubah agama damai menjadi agama penuh darah dan kekerasan. Tapi
insyallah, Allah akan mengembalikan Islam melalui Ahmadiyyat. Dia telah mengirimkan imam
di jaman kita, Sang Messiah yang Dijanjikan, dan penggantinya adalah para khalifah yang
ditunjuk Illahi!"

Ini adalah klaim Ahmad yang lebih menyinggung perasaan Muslim sekte lain. Setelah
mengaku sebagai nabi dan terbentu argumen khatam an-nabiyiin, Ahmad membela diri
dengan mengatakan bahwa dia bukanlah nabi baru sama sekali. Dia mengatakan bahwa

sunnahnabi.com/forum
banyak orang dari berbagai kepercayaan yang menunggu nabi² mereka untuk kembali. Umat
Yahudi menunggu Elia, umat Hindu menunggu Krishna, umat Budha menunggu Budha, dan
umat Kristen menunggu Yesus. Ahmad mengatakan bahwa semua tokoh yang ditunggu ini
sebenarnya adalah satu, yakni dirinya. Terlebih lagi, para penggantinya mengatakan bahwa
mereka telah mendirikan kekalifahan baru, dan tentu klaim seperti ini sangat menyinggung
perasaan para Muslim di seluruh dunia yang masih menunggu kekalifahan terakhir.

"Siapa yang bisa mengelabui Allah? Dia adalah perancang terbaik, dan Dia akan
memperbaharui dunia melalui Islam dan Ahmadiyah! Hal ini tak bisa dihindari lagi, bahkan
setan sekalipun tidak bisa merubahnya!"

Ketika pak imam mengatakan ini, para jemaat berteriak penuh semangat, semua mengatakan:
"Takbir!" Ribuan pria yang berkumpul di bawah tenda menjawab dengan suara terpadu "Allah-
hu-akbar!" Suara terkeras berteriak kembali "Takbir!" Dengan penuh semangat, semua pria
berteriak "Allah-hu-akbar!" Para Ahmadi biasanya tak bertepuk tangan, dan mereka lebih
memilih mengajak satu sama lain untuk memuji Allah dan meminta berkatNya.

Orang yang berteriak "Takbir!" terus berteriak pada jemaah, "Islam!" Dan dibalas oleh jemaat,
"Zindabad," panjang umurnya. "Islam!" "Zindabad!" "Ahmadiyah!" "Zindabad!" Waktu seakan
berhenti di saat suara keras menggelegar terus-menerus, membuat para jemaat Muslim memuji
Allah. Orang luar yang melihat tentu merasa was-was, karena teriakan ribuan Muslim ini
membuat jantung berhenti berdetak.

Setelah itu, sang imam mengucapkan terima kasih pada para hadirin dan mengakhiri
khotbahnya. Jika menelaah saat ini, aku menyadari bahwa masalah ortodoksi dan bid'ah itu
pelik dan berbagai rupa. Memang benar bahwa banyak Muslim yang menyebut Muslim lain
sebagai kafir hanya karena sedikit perbedaan saja. Aku yakin tiada satu pun sekte Islam yang
luput dari tuduhan ini.

Akan tetapi, pendiri Ahmadiyah menyatakan klaim² yang sangat berani, yang menyinggung
perasaan berbagai pihak. Mengakui sebagai Yesus yang datang untuk keduakalinya tentunya
menyinggung perasaan umat Muslim dan Kristen. Menuntut diakui sebagai nabi juga bukan
hal yang kecil bagi Muslim, sehingga tak heran bahwa sebagian besar Muslim menganggap
Ahmadiyah adalah sekte sesat.

Tapi bagiku, banyak hal yang membuat umat Ahmadiya adalah Muslim. Seperti yang
dikatakan pak imam tadi, umat Ahmadi melakukan semua doktrin dan praktek Islam.
Berdasarkan cara hidup sehari-hari dan ibadah yang dilakukan , umat Ahmadi tidak bisa
dibedakan dari Muslim Sunni. Aku sendiri merasa lebih dekat pada Islam daripada pada
Ahmadiyah. Tapi terlebih penting lagi, Muhammad sendiri tentu menganggap umat Ahmadi
sebagai Muslim juga: "Jangan asingkan siapapun yang menyatakan bahwa tiada illah lain selain
Allah." [12]
[12] Sunan Abu Daud 14.2526

sunnahnabi.com/forum
Seseorang adalah Muslim jika dia
mengumumkan bahwa Allah adalah Tuhan dan
Muhammad adalah Rasul Allah.

Pelajaran yang didapat adalah ada banyak kelompok dalam Islam. Yang menentukan apakah
seseorang adalah Muslim hanyalah apakah dia mengakui bahwa Allah itu Tuhan dan
Muhammad adalah Rasul Allah. Di luar ini, terdapat perbedaan besar dalam Islam.

sunnahnabi.com/forum
Bab 8
Jalan Menuju Syariah

JIKA MEMBAHAS SYARIAH, maka perbedaan dalam Islam bisa mengakibatkan pengertian
yang sangat berbeda. Pada umumnya, umat Muslim tidak terlalu mengerti tentang Syariah.
Ketika aku pertama kali mendengar kata Syariah, aku sedang berada di ijtima, pertandingan
yang diselenggarkan jemaat kami sekali setahun.

Lomba yang diselenggarkan adalah pengetahuan agama dan juga ketangguhan fisik. Lomba
agama terdiri dari mengingat Qur'an, melafalkan Qur'an, mengumandangkan adhan,
mengucapkan puisi Islamiah, dan tes pengetahuan umum agama Islam. Aku tidak begitu tahu
apa yang dilombakan di bidang olahraga sebab Ammi selalu mengarahkan diriku untuk
bersiap dalam lomba agama, terutama lomba pidato Islmiah

Ammi sangat menyeluruh dalam mempersiapkan aku untuk lomba pidato ini. Dia tidak hanya
menulis semua isi pidatonya, tapi juga melatihku untuk menyampaikannya. Di malam hari
sebelum perlombaan, setelah sholat isha, Ammi menyuruhku berdiri dan berlatih
menyampaikan pidato. Dia berdiri di belakangku sewaktu aku bicara dan menggerakkan
kedua lenganku dalam saat yang tepat untuk memperkuat pesan, seakan aku adalah
bonekanya. Dia memberitahu aku kapan aku harus berhenti agar menimbulkan efek dramatis,
kapan aku harus memalingkan wajah, dan bagaimana aku harus meningkatkan tempo dan
suara untuk menimbulkan akibat yang maksimum. Aku kemudian mengetahui bahwa dia
adalah kapten tim debat di Pakistan, dan ini jelas tampak saat dia bicara dengan Abba.

Di hari ijtima, aku bersaing dalam kelompok anak² usia 6 sampai 8 tahun. Topik pidatoku
adalah "sampaikan kebenaran, tidak peduli apa konsekuensinya." Aku meraih sebuah
penghargaan dalam lomba itu, dan juga penghargaan² lainnya. Ammi dan Abba juga ikut
berlomba, tapi perlombaan bagi orang dewasa jauh lebih santai daripada lomba bagi anak²
kecil. Turnamen ini tampaknya merupakan lahan propaganda Islam bagi generasi muda
Muslim. Sampai saat ini, lomba orang dewasa dilakukan setelah lomba anak² muda selesai,
agar yang muda bisa menonton yang dewasa.

Aku duduk melihat orang² dewasa lomba pidato. Mereka membahas berbagai topik, seperti,
"Sejarah Jemaat Ahmad", "Bagaimana Cara Kita Mendidik Anak² Kita dalam Islam?",
"Bagaimana Kita Tahu Bahwa Yesus Bukan Anak Allah?"

Seorang pria yang kupanggil dengan sebutan Paman Faizan, usia awal 40 tahunan, mahir
berbahasa Inggris, menarik perhatianku dengan topik pidatonya yakni "Menjelaskan Syariah,
termasuk sumber dan penerapannya." Dia berdiri dan mulai menyapa hadiri dengan kalimat
pembukaan resmi.

"Para hadirin yang terhormat, assalamualaikum wa rahmatullah wa barakathu."


Para hadirin menjawab, "wa alaikum salaam."

sunnahnabi.com/forum
Dengan memandang para hadirin, Paman Faizan mulai. "Topik yang kusampaikan hari ini
adalah Syariah. Syariah adalah hukum Islam. Kata syariah berarti 'jalur jalan,' seperti jalan yang
harus kita langkahi sesuai dengan kehendak Allah."

Para orang tua yang menjadi hakim pidato bahkan tampak kagum. Bagi Muslim non-Arab,
mahir dalam menjelaskan istilah Arab selalu saja memberi nilai tambah, dalam perlombaan
atau bukan.

Dia tampak lebih bersemangat dengan reaksi penonton, dan dia melanjutkan. "Tiada buku
Syariah. Kita harus mengambil hukumnya dari hirarki berbagai sumber dengan menggunakan
tata aturan yang disebut sebagai fiqih. Sumber terbesar dan terpenting adalah Qur'an. Tiada
yang bisa melampaui Qur'an karena itulah firman Tuhan. Tapi Qur'an saja tidaklah cukup.
Sebagai Muslim, ada banyak yang harus kita lakukan dan yakini yang aturannya tidak terdapat
dalam Qur'an. Karena itu, kita mencari keterangan dari sumber kedua, yakni hadis."

Sebagian penonton terhenyak karena komentar jujur bahwa Qur'an saja tidak cukup. Meskipun
ini secara teknis adalah benar, biasanya hal ini tidak dikatakan begitu jelas. Kedengarannya
malah memalukan sebab Qur'an tampak seperti tidak cukup dan seharusnya lebih banyak
isinya. Tapi mata Paman Faizan tertuju para para hakim yang tidak menunjukkan reaksi
apapun, sehingga dia melanjutkan.

"Hadis menjelaskan dan menjabarkan apa yang tertulis dalam Qur'an, tapi tidak pernah
bersikap kontradiktif. Tiada kontradiksi dalam Islam. Jika hadis itu berlawanan dengan Qur'an,
maka jelas itu adalah palsu dan tidak bisa dipakai. Jika tiada hadis yang bisa menjelaskan
sesuatu hal, maka kita harus melihat pada sumber ketiga Syariah yakni: para ulama, yakni
ilmuwan Muslim yang bijak dan berpengalaman dalam Islam." Paman Faizan tersenyum pada
sang imam, yang tentu saja merasa bangga atas pesan pidato itu.

"Itulah asal-usul Syariah, tapi di manakah kita bisa melihatnya? Kita melihatnya dalam
kehidupan sehari-hari Mulsim taat. Itu tampak saat dia sholat, puasa, menikah, menghindari
makanan haram. Hal² mendasar ini merupakan hal Syariah. Ada sebagian hal yang jauh lebih
terperinci, seperti apakah kita harus bayar zakat dengan nilai uang tertentu." Para orang tua
tertawa dan memberi isyarat pada Paman Faizan untuk cepat menyelesaikan pidatonya.

"Begitulah penjelasan singkat tentang Syariah, sumbernya, dan penerapannya. Syukria, terima
kasih." Setelah itu dia kembali duduk di lantai seawktu para hakim menganggukkan kepala
setuju dengan pidatonya.

Aku kelak akan mengetahui bahwa persetujuan dari ulama merupakan jawaban mutlak bagi
suatu pertanyaan, setidaknya dari sudut pandang Ahmadi. Umat Ahmadiyah tidak punya
banyak pilihan lain dalam struktur kepemimpinan, sehingga ketua jemaat punya kuasa penuh

sunnahnabi.com/forum
dalam menafsirkan Syariah bagi mereka. Apa yang dikatakan pak ketua harus dilaksanakan.
Ini berbeda dalam kebanyakan masyarakat Muslim lain.

Muslim² punya lebih banyak pilihan. Contohnya, jika seorang Muslimah Sunni ingin bercerai
dari suamnya, dia harus menerima persetujuan terlebih dahulu dari pihak yang berkuasa. Ini
berarti persetujuan dari mufti, yakni orang yang dilatih memahami Syariah. Jika Muslimah ini
menjelaskan kasusnya di hadapan seorang mufti, maka sang mufti akan mengeluarkan
keputusan yang disebut sebagai fatwa. Meskipun begitu, fatwa itu tidak mengikat, dan jika dia
tak menyukainya, maka dia bisa pergi ke mufti yang lain untuk mendapatkan fatwa yang
dikehendakinya.

Mufti dari berbagai sekte Islam yang berbeda menafsirkan Syariah dengan cara yang berbeda,
sehingga menghasilkan berbagai fatwa yang berbeda pula. Contohnya, sebagian aliran Sunni
menuntut persetujuan pihak wanita sebelum dia dinikahkan. Aliran Islam lain tidak menuntut
hal itu, sehingga Muslimah harus menurut saja atas keputusan keluarganya. Karena tiada
Muslim yang terikat pada aliran Islam apapun, maka sebagian Muslimah memilih aliran Islam
berdasarkan fatwa yang mereka sukai. Meskipun sikap "belanja fatwa" ini tidak disukai oleh
para ulama Sunni, hal ini menunjukkan contoh sempurna akan hal yang tidak bisa dilakukan
oleh umat Ahmadiyah karena struktur otoritasnya yang sangat tegas.

Ada sisi lain dari kerumitan Islam ini: setiap aliran Islam berbeda dalam menganggap hadis
mana yang sahih dan terpercaya. Karena hadis merupakan sumber Syariah yang kedua, maka
perbedaan ini mendatangkan konsekuensi yang serius. Banyak perbedaan besar antara Sunni
dan Syiah bersumber pada hal ini. Buku² hadis kedua aliran Islam tersebut berbeda satu sama
lain. Perbedaan ini, ditambah lagi dengan posisi Syiah dalam otoritas imam, menghasilkan
pengertian Syariah yang sangat berbeda.

Meskipun ada perbedaan besar seperti itu, ada juga persamaan yang diakui semua aliran besar
Islam. Contohnya, semua empat golongan utama Sunni dan semua tiga golongan utama Syiah
setuju bahwa Muslim yang meninggalkan Islam harus dibunuh karena murtad, tapi cara dan
penerapan pembunuhan berbeda-beda. Hanya aliran Islam liberal dan Ahmadiyah saja yang
tidak setuju dengan praktek pembunuhan ini.

Aku tidak mengetahui tentang hal ini dari ijtima, dan aku juga sebenarnya tidak perlu tahu.
Kebanyakan umat Muslim tidak tahu akan hal ini. Mereka hanya tahu Islam yang mereka
praktekkan saja, dan masalah Syariah hanya diurus para ulama saja. Di atas semua itu, ijtima
atau kegiatan berkumpul bersama para jemaah membuat kami semakin cinta Islam dan sesama
Muslim. Hal ini membuat kami yakin bahwa kami punya pemimpin yang bisa menjawab
berbagai hal yang kita ingin tanyakan. Dari berkumpul bersama dan diskusi membahas iman
kami, kami menjadi perkumpulan masyarakat Muslim yang kuat.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Syariah, bacalah buku baruku No God But One, di bagian
"Syariah atau Injil: Dua Solusi yang Berbeda."

sunnahnabi.com/forum
sunnahnabi.com/forum
Bab 9
Impian² Orang² Beriman

SETELAH MENGUNJUNGI SUATU PERKUMPULAN JEMAAH di malam hari di Glasgow,


kami mengendarai mobil pulang ke Dunnon. Tampak jelas bahwa Ammi dan Abba khawatir
tentang suatu hal. Keluarga kami telah terlambat datang ke pelabuhan dan kapal yang bisa
mengangkut mobil kami ke daratan seberan sudah tidak beroperasi lagi di malam itu. Untuk
memakai jalur lain, kami harus menyetir sepanjang pantai danau dan hal ini berarti menyetir
selama dua setengah jam.

Ini telah terjadi sebelumnya beberapa kali dan Ammi dan Abba tidak pernah bersikap
khawatir. Keesokan harinya adalah hari Minggu di mana Abba tidak usah bekerja sehingga dia
tak khawatir kehilangan hari kerja. Kedua orangtuaku duduk di kursi depan mobil dan
berbicara dengan berbisik sehingga aku tidak bisa mendengar dengan jelas. Baik Baji maupun
diriku bisa merasakan ada kekhawatiran dalam nada mereka berbicara. Ada sesuatu yang
salah.

Baji bicara terlebih dahulu. "Abba, ada apa sih?"


"Tidak ada apa², beytee. Periksa sabuk pengamanmu, pintu mobil di sebelahmu harus dikunci,
dan tidurlah kembali. Ini sudah larut malam. Kita akan segera tiba di rumah, insyallah." Ammi
memandang bingung pada Abba. Mereka tak mengatakan apapun.

Sesaat kemudian, aku tak tahan bertanya. "Ada masalah apa, Ammi?"
"Kau tidak dengar perintah Abba? Lakukan apa yang dikatakannya."

Apapun itu, Ammi dan Abba tidak mau membaginya pada kami, dan sudah jelas kami tidak
bisa tidur sekarang. Tapi kami juga tak mau dimarahi, karena itu kami pura² tidur.

Sesaat setelah menit² yang menegangkan, Ammi tampaknya sudah menentukan sikap tentang
sesuatu hal. Dia menoleh pada Abbi dan berkata, "Apakah itu sama bagimu?"
"Ya, sama saja. Malah persis."
"Kalau begitu, mari balik lagi! Kita kembali saja! Challo, sudah cukup ini!"

Tampaknya hal ini tentang apa yang diperlukan Abba. Dia membalikkan mobil dan kembali
menyetir ke arah Glasgow. Aku dan Baji tetap tidak berani bertanya. Ketegangan telah mereka,
tapi suasana tetap tidak bertambah baik.

"Apakah kita harus menginap di hotel?" tanya Abba.


"Tidak, kita bisa menginap di rumah Malik. Mereka akan mengerti."

Apa yang dikatakan Ammi sungguh membuat rasa takutku berubah menjadi girang. Keluarga
Pak Malik adalah sahabat karib keluarga kami. Aku memanggil pasutri Malik sebagai Paman
dan "Tante," bukan hanya karena budaya Pakistan dalam memanggil orang yang lebih tua, tapi

sunnahnabi.com/forum
juga karena mereka bagaikan orangtua juga bagiku. Apakah aku nakal atau tidak, mereka
berdua selalu saja menerimaku dengan penuh kehangatan dan cinta kasih.

Paman dan Tante Malik memiliki lima anak kecil yang juga menjadi teman² baik kami. Putra
tersulung berusia 13 tahun, dan dia adalah seorang yang kukagumi saat masih kecil. Aku
senang sekali membayangkan aku bisa bermain bersamanya. Untuk sementara, rencana pulang
ke rumah terlupakan sesaat.

Yang lebih membuatku girang adalah ini untuk pertamakalinya aku bisa bermalam di rumah
teman. Kecuali jika kami dalam perjalanan atau mengunjungi sanak keluarga, kami hampir tak
pernah bermalam di manapun kecuali di rumah saja. Bermalam di rumah orang hampir tak
pernah kualami, tidak hanya karena engkau tentunya harus punya teman dahulu, tapi juga
karena Ammi tidak merasa nyaman membiarkan kami pergi diluar pengawasannya.

Kami menghabiskan malam hari dengan bermain bersama penuh kegirangan. Kami bermain
ular tangga, dan menonton berbagai film. Setelah para orangtua tertidur, teman²ku mengajakku
nonton film seram di VCR: Predator.

Predator, Arnold Schwarzenegger

Kalau aku katakan aku ini anak yang benar² dilindungi orangtua, artinya adalah sepenuhnya
begitu. Tak berapa lama setelah film dipasang, aku benar² sangat ketakutan. Bahkan godaan
teman²ku tidak berhasil membuatku kembali nonton layar TV itu. Aku berusaha tidur saja.
Mimpi²ku di malam itu sungguh mengerikan, penuh adegan dikejar-kejar orang, bercak²
merah, dan orang bicara bahasa Inggris dengan logat Austria yang sangat kental. Aku
terbangun dengan perasaan yang lebih lelah daripada sebelum tidur.

Di pagi harinya, setelah makan pagi gaya Inggris campur Pakistan, Ammi berterimakasih pada
Tante sewaktu dia berdiri di dekat pintu. Mereka menunggu sampai Abba dan Paman selesai
berbicara. Ammi tidak keberatan aku berdiri di dekatnya karena dia tahu aku tidak bisa tidur,
dan aku selalu saja memeluknya erat² jika aku mengalami hal itu.

Tante bicara pada Abba sambil melihat ke jalanan, nadanya tegas. "Hari sudah terang sekarang.
Engkau bisa mengatakan padaku apa yang kau lihat dalam mimpi."
"Sebagian mimpi tidak perlu kau sampaikan pada orang lain, bahkan saat hari terang
sekalipun," begitu jawab Abba.

sunnahnabi.com/forum
Jadi itulah jawaban bagi masalah tadi malam. Rupanya Abba bermimpi. Di budaya kami,
imipan selalu dianggap serius karena, dalam suatu hadis diterangkan, "Mimpi orang² beriman
mengandung pesan ramalan." [13] Malah sebenarnya dari mimpi² itulah biasanya Muslim
berharap mendengar pesan langsung dari Tuhan.
[13] Bukhari Sahih 9.87.116.

Ada alasan baik dari harapan ini: seringkali impian menjadi kenyataan. Abba mengalami
banyak mimpi² seperti itu. Contohnya ketika dia jadi prajurit Angkatan Laut, dia harus
menjalani ujian kenaikan pangkat untuk menjadi petugas kelas pertama. Di hari ujiannya, dia
bermimpi bahwa dirinya dan kelima rekannya sedang berada di medan perang dan dihujani
peluru. Terlihat sebuah pagar di kejauhan, dan mereka harus lari ke sana untuk menloncatinya
dan berlindung. Semua enam orang itu lalu berlari secepatnya. Abba adalah orang pertama
yang bisa meloncati pagar, dan seorang temannya juga meloncati pagar. Empat orang lainnya
mati tertembak.

Impian² adalah satu²nya cara bagi kebanyakan Muslim untuk mendengar pesan langsung dari
Tuhan.

Beberapa minggu kemudian, ketika dia lulus ujian dengan nilai yang baik, dia mengetahui
bahwa lima temannya ternyata juga mengikuti ujian yang sama, dan hanya seorang yang lulus,
dan dia adalah orang yang sama yang dalam mimpi Abba menloncati pagar.

Nani Ammi suatu kali bermimpi tentang ayahnya tak lama setelah dia meninggal dan
dikuburkan. Dalam mimpi itu, ayahnya mengetuk pintu rumahnya dan meminta tolong, dia
dalam keadaan basah kuyup tersiram hujan. Setelah bermimpi hal yang sama dalam tiga
malam berturut-turut, Nani Ammi berkeputusan menjenguk kuburan ayahnya. Ketika dia tiba
di kuburan, dia menemukan seekor binatang telah membuat lubang di dalam kuburan
ayahnya, dan air hujan deras telah menggenanginya.

Dalam keluargaku saja, orang² mengalami berbagai mimpi tentang penyakit, keguguran,
kelahiran, kematian, dan berbagai masalah kehidupan. Mimpi tidak bisa dianggap enteng,
terutama yang bisa menghindarkan seseorang dari bencana.

Tante bisa melihat bahwa Ammi perlu membagi kisah mimpi Abba pada orang lain, maka dia
bertanya lagi. "Aku ingin memberi sedekah dan berdoa bagimu. Katakan apa yang dia lihat
dalam mimpi."

Ammi awalnya ragi. "Baiklah, aku beritahu engkau, tapi aku tak tahu apa maknanya, dan
jangan beritahu orang lain, ya. Dua malam yang lalu, dia bermimpi. Kami semua berada dalam
sebuah mobil, sedang dalam perjalanan di jalanan yang gelap. Jalanan sangat sempit, dan tak
ada lampu penerang di kedua sisi jalan. Sungguh gelap sekali, tak ada penerang apapun. Dia
tidak bisa melihat apapun. Ketika dia membalikkan tubuh untuk memeriksa keadaan Baji dan
Nabeel di kursi belakang, mereka berdua sudah tidak ada."

sunnahnabi.com/forum
Ammi terdiam dan melihat Abba dan Paman saat mereka berdiri dekat mobil. Tante bertanya
langsung, "Menurutmu, apa makna mimpi itu?"

Ammi menjawab, "Astagfirullah, aku tidak mau memikirkan hal itu!"


"Lalu apa yang terjadi di jalanan tadi malam?"

Ammi merasa ragu untuk membagi. "Perjalanan panjang ke Dunoon itu sukar, meskipun di
siang hari sekalipun. Kami tak memikirkan hal itu, sampai separuh perjalanan terlampaui,
ketika lampu² jalanan tidak menyala. Saat itu sangat gelap dan mirip seperti dalam mimpi itu.
Di saat itulah kami mengambil keputusan untuk balik kembali. Apapun makna mimpi itu,
kupikir Allah telah menyelamatkan kami dari bahaya."

Akhirnya Tante memandang Ammi dengan sebuah senyuman.


"Alhamdulillah. Mari berterimakasih pada Allah, mari berdoa sebelum kalian berangkat, beri
sedekah, dan renungkan kembali hal ini. Telpon aku setelah engkau tiba di rumah agar aku
yakin kalian itu selamat." Ammi tersenyum kembali dan memeluknya. Tante itu benar² sahabat
sejati.

Sewaktu kami berdiri di sekitar mobil, kedua keluarga berdoa bersama dengan perlahan, agar
kami selamat dan tiba di rumah dengan cepat. Meskipun ini seringkali dilakukan, kali ini
maknanya berbeda.

Ketika kami berada di mobil dan meluncur keluar kota, aku tanya pada Abba apakah dia
mengalami mimpi buruk. Dia melirik pada Ammi, tapi Ammi diam saja. "Ya, beyta."

"Aku juga mimpi buruk tadi malam, Abba jaan. Jangan khawatir karena semuanya akan jadi
baik."
Abba tertawa geli. "Ada perbedaan jenis² mimpi, Billoo."
"Mengapa berbeda?"
"Kalau engkau mengalami mimpi dari Tuhan, engkau akan tahu pasti."
"Apakah Allah memberimu banyak mimpi?"
"Ya, beyta. Terlalu banyak." Itulah percakapan terakhir kami tentang mimpi. Beberapa hari
kemudian, Abba berdoa pada Allah dan meminta agar tidak mengalami lagi mimpi² berisi
ramalan masa depan.

Lebih dari duapuluh satu tahun kemudian, Abba tidak mengalami banyak mimpi. Di lain
pihak, aku mengalami masa dalam kehidupanku di mana aku bersujud dan meminta Allah
untuk membimbingku melalui mimpi. Dan ternyata Abba itu benar. Ketika aku bermimpi, aku
tahu persis bahwa itu berasal dari Dia.

sunnahnabi.com/forum
Bab 10
Bulan yang Penuh Rahmat

TAHUN² KEHIDUPANKU DI SCOTLAND sangatlah menyenangkan. Hatiku jatuh cinta pada


tanah dan masyarakatnya. Rumah kami terletak di pinggir bukit, dan di pagi hari yang dingin
biasanya terdengar gema alunan musik dari instrumen kantong pipa. Pegunungan di sekeliling
Dunoon tampak dipahat untuk tujuan ini. Semak² beri hitam tumbuh di sekitar halaman rumah
kami, dan tak jauh dari situ tampak domba² merumput di belakang pagar berkawat duri. Aku
memulai pendidikan formal di sekolah dasar Sandbank Primary, satu²nya sekolah di bagian
kota kami, dan aku juga berteman dengan beberapa anak di mesjid. Lebih dari sekali kami
diundang untuk makan malam oleh orang² asing sewaktu berhenti di lampu merah. Aku
mencintai Scotland, dan rasa cinta itu tampak jelas pada logat Scottish kental dalam bahasa
Inggrisku.

Perang Dingin telah usai, dan ini berarti pusat militer untuk kapal selam nuklir tidak
dibutuhkan lagi. Sudah tiba saatnya bagi kami untuk pergi lagi, dan dan hanya ada satu hal
positif bagiku untuk meninggalkan Scotland: puasa di bulan Ramadhan akan lebih mudah
dilaksanakan.

Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Muslim. Selama 30 hari, umat Muslim berpuasa dari
saat matahari terbit sampai matahari terbenam, dan selama itu tidak boleh ada makanan atau
minuman yang melewati mulut mereka. Praktek ibadah ini adalah wajib bagi semua Muslim
yang mampu secara fisik, dan inilah sebabnya mengapa puasa merupakan pilar keempat Islam.
Di akhir puasa 30 hari, umat Muslim merayakan satu dari dua hari perayaan utama, yakni
Idhul Fitri.

Ramadhan sungguh merupakan bulan yang sukar di Scotland karena panjangnya siang hari di
sana. Scotland itu terletak di bagian utara, di dekat Iceland bagian selatan. Selama bulan²
musim panas, matahari bersinar sejak jam 4:30 pagi, dan terbenam jam 10 malam. Jika
Ramadhan tiba di bulan² musim panas, seperti yang kami alami saat hidup di sana, maka
Muslim harus puasa selama 18 jam setiap hari. Tidak boleh makan selama itu saja sudah sukar,
terlebih lagi tidak boleh minum air. Untuk bisa bertahan puasa selama 30 hari berturut-turut
sungguh merupakan ujian berat mental dan iman.

Tapi Islam itu tidak sekeras seperti yang diduga orang luar. Contohnya, ada perkecualian
dalam puasa. Jika Muslim itu sakit, dalam perjalanan, atau tidak mampu untuk puasa, maka
dia punya pilihan lain. Salah satunya adalah menyediakan makanan bagi fakir miskin untuk
memenuhi kewajiban ibadahnya, dan jika dia nantinya mampu, dia bisa melakukan hari² puasa
yang dilampauinya.

Meskipun puasa itu penting, tapi bukan itu satu²nya yang penting dalam Ramadhan. Bagi
Muslim, bulan suci ini bermakna jauh lebih banyak lagi. Inilah waktunya untuk membangun
kembali masyarakat, memperbaharui hubungan yang jelek, mengejar kesucian, dan di atas

sunnahnabi.com/forum
segalanya, menguatkan iman masing². Anggota² keluarga diundang, hadiah² dibagikan, pesta²
disiapkan. Seperti Natal yang berlangsung selama sebulan, Ramadhan adalah perayaan yang
berlangsung lama di tanah Muslim di seluruh dunia.

Bulan Islam itu adalah berdasarkan pada perputaran bulan, dan sukar untuk menentukan
kapan tepatnya bulan Ramadhan itu dimulai. Maka dari itu biasanya ada malam pertama
puasa yang tidak jelas tepat atau tidak. Setiap tahun aku berdiri diluar rumah bersama Abba,
memandang ke langit dengan penuh pengharapan dan rasa was-was, berharap agar langit
menjadi cerah agar kami bisa melihat bulan di langit. Jika tampak bulan baru, maka kami
bersujud dan berdoa. Abba lalu masuk ke dalam dapur dan mengatakan pada Ammi hasil
penelaahan kami. Aku tidak ingat dia pernah menunggu diluar bersama kami, karena biasanya
dia selalu mempersiapkan makanan untuk subuh. Banyak yang harus dipersiapkan.

Kami biasanya bangun satu jam sebelum matahari terbit. Setelah wudhu, kami sholat sampai 8
rakaat sebelum makan. Makanan yang dimakan sebelum matahari terbit disebut suhur (atau
sehri), dan makanan ini punya dua fungsi yakni untuk memberi kami tenaga di siang hari dan
juga memulai hari bersama keluarga. Ammi akan bernyanyi di dapur saat mempersiapkan
makanan bagi kami, biasanya lagu puji²an bagi Allah atau Muhammad. Dia lalu
mempersiapkan makanan di meja: yogurt dan telur adalah makanan utama, tapi biasanya juga
tersedia miju², kacang panjang, kebab ayam, sereal, susu, jus buah, dan apapun yang
disediakan Ammi untuk sarapan suhur itu.

Ketika kami masuk ke dapur, Ammi sedang mulai membuat roti atau pratha, yakni roti khas
Pakistan. Dia ingin kami semua memakan pratha saat baru saja dimasak dan masih hangat.
Ammi sangat suka menyajikan makanan, tapi tiada yang membuatnya lebih bahagia daripada
menyediakan sahur bagi keluarganya. Dia tidak pernah duduk dan makan sampai kami semua
kenyang, dan dia memastikan bahwa semua orang telah mendapat cukup roti segar.

Sepanjang waktu suhur, kami terus-menerus melihat jam. Kami letakkan kalender Ramadhan
kami di dinding kulkas yang menyatakan saat tepat kapan matahari terbit, jadi kami tahu
kapan kami harus berhenti makan. Sebelum matahari terbit, aku akan mengambil sajadah dan
mulai menyuarakan adhan. Keluar kami terus makan dan minum sampai adhan selesai.

Di suatu pagi, ketika tiba saat adhan dikumandangkan, Ammi dengan bercanda mengatakan,
"Billo, suarakan adhan lambat² ya, aku masih perlu makan nih!" Meskipun adhan seharusnya
disuarakan dengan khidmat, aku lantunkan secepat mungkin, dan merasa senang dengan
teriakan Ammi dari ruang makan. "Nabeel! Seharusnya kau malu karena tega melakukan itu
pada ibumu!"

Setelah itu, Baji dan aku akan pergi ke sekolah, dan jika Ammi melihat sedikit saja tanda bahwa
puasa bisa mengganggu kegiatan belajar kami, maka dia akan melarang kami puasa. Ketika
kami mengatakan padanya bahwa teman² Muslim di sekolah semua puasa, dia menjawab,
"Apakah aku ini ibu mereka? Kalian tak perlu puasa sampai cukup dewasa, dan sekarang

sunnahnabi.com/forum
belum. Kalian sekarang baru latihan saja. Mungkin ibu² mereka berpikir anak² mereka sudah
cukup usia, tapi jangan bandingkan diri kalian dengan anak lain." Bahkan jikalau dia pura²
marah sekalipun, kami tahu Ammi tidak pernah marah atas hasrat kami untuk berpuasa.

Hal ini benar, karena seperti kebanyakan Muslim, dia selalu saja berusaha keras untuk
bergembira di bulan Ramadhan, dan biasanya hal itu berhasil. Ammi menghabiskan waktu di
bulan Ramadhan untuk melafalkan Qur'an dan sholat, dan itu tampaknya selalu membuatnya
kuat kembali. Seringkali dia membaca seluruh Qur'an dua kali di bulan Ramadhan, dengan
membaca dua dari 30 bagian setiap hari.

Di malam hari, keluarga kami melakukan iftar (buka puasa) di rumah² para jemaat mesjid
kami. Iftar itu adalah menghentikan puasa di hari itu, dan inilah saatnya seluruh jemaat
berkumpul dan bergembira. Di buku² hadis dikatakan bahwa Muhammad seringkali buka
puasa dengan pertama-tama makan kurma, maka Muslim seluruh dunia melakukan hal yang
sama. Tentu saja kami biasanya memakan kurma dalam mobil saat menuju tempat iftar, karena
kami terlambat datang.

Setelah buka puasa dengan makan kurma saja, jemaat lalu sholat magrib sebelum akhirnya
makan besar bersama. Setelah beramah-tamah, suara adhan dikumandangkan lagi untuk sholat
isha, dan setelah isha, biasanya orang² berdoa taraweh. Iftar di mesjid lokal biasanya dipimpin
oleh imam yang adalah seorang hafiz juga. Hafiz adalah orang yang hafal seluruh Qur'an di
luar kepala. Imam itu lalu melafalkan seluruh Qur'an di sepanjang bulan Ramadhan saat doa
taraweh, dan kegiatan doa² ini bisa berlangsung dari sejam sampai dua jam setiap malam.
Selama kegiatan doa ini berlangsung, kebanyakan orang biasanya berdiri diam, tangan dilipat,
dan mendengarkan pelafalan. Setelah taraweh selesai, setiap orang pulang, untuk bangun lagi
beberapa jam kemudian.

Di berbagai tempat, para Muslim mengunjungi rumah² yang berbeda untuk buka puasa setiap
malam di bulan Ramadan. Biasanya sudah menjadi tugas tuan rumah untuk menyediakan
makanan, dan ini berarti lebih banyak makanan yang bisa dimakan setiap orang. Ironisnya,
karena makan besar di pagi dan malam hari, orang² biasanya malah jadi tambah gendut saat
bulan puasa.

Setelah kami meninggalkan Scotland, barulah aku diperbolehkan untuk mulai puasa penuh di
bulan Ramadhan. Kami meninggalkan Scotland di tahun 1990 untuk pergi ke pusat militer
kapal selam di Groton, Connecticut. Tiada mesjid di Groton, dan tempat itu selalu saja terasa
asing bagiku. Aku juga tak punya banyak teman baik di sana, dan yang paling parah adalah
aku mulai kehilangan logat Scottish-ku. Scotland adalah tempat di mana aku belajar segalanya
untuk menjadi Muslim dan di mana aku jatuh cinta pada Islam.

Kami pindah tiga tahun kemudian, kali ini kembali ke Virginia. Abba hampir naik pangkat
menjadi Letnan Komandan Qureshi, dan dia tidak pernah dipindahkan lagi oleh pihak militer
AS. Virginia Beach adalah tempat dimana aku mendapatkan persahabatan yang awet, tempat

sunnahnabi.com/forum
dimana aku tumbuh dewasa, dan tempat dimana aku menentukan masa depanku. Di sinilah
tempat dimana aku mengalami perbenturan kebudayaan Islam dengan lingkungan Amerika.
Di sinilah tempat di mana akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan Islam dan semua
yang kuketahui.

Bagian 2
Duta bagi Islam

Sesungguhnya Engkaulah yang mengirim Muhammad sebagai nabi terakhir bagi umat
manusia dan Qur'an sebagai petunjuk kami ...

sunnahnabi.com/forum
Bab 11
BUDAYA KETIGA

DI KELAS TUJUH (1 SMP), aku akhirnya punya teman² karib. David, Ben, dan Rick adalah
bagaikan saudara² bagiku, dan kami selalu melakukan segalanya bersama. Ammi semakin
sadar bahwa aku semakin dewasa, dan berangsur-angsur dia mengijinkan aku keluar bersama
teman² lebih sering lagi. Biasanya, aku keluar rumah untuk melakukan kegiatan extra kulikuler,
dan kadangkala dia mengijinkan aku pergi ke rumah teman untuk beberapa jam.

Tapi sebelum aku menjadi remaja dewasa, Ammi berbicara serius denganku. Di suatu malam,
setelah keluargaku selesai sholat isha, Ammi menahanku sebelum aku pergi meninggalkan
tikar sajadah. "Nabeel, tunggu sebentar."

Seketika aku menyadari bahwa ini bukanlah percakapan biasa. "Ada apa, Ammi?"

"Beyta, aku tadinya berharap ada anak² laki Muslim lain di sekolahmu sehingga engkau tidak
sendiri mewakili Islam dan agar engkau benar² punya sahabat karib. Tapi itu rupanya bukan
kehendak Allah. Selalu ingatlah ini: tak peduli di manapun engkau berada atau apa yang kau
lakukan, ingatlah bahwa engkau adalah duta bagi Islam. Engkau selalu akan menjadi duta bagi
Islam."

Aku mendengar pesan itu dengan penuh perhatian, ikut terbawa ketulusan dan keseriusan
pesannya. "Tatkala orang² melihat wajahmu, mereka akan berkata, "Dia adalah anak Muslim!"
Tak peduli apapun yang kau lakukan. Engkau bisa menjadi pembawa pidato, dan mereka akan
berpikir, 'Lihatlah pembawa pidato Muslim itu!' Engkau bisa jadi Presiden Amerika Serikat,
dan mereka akan berpikir, 'Lihatlah Presiden Muslim itu!' Di negara Barat, Islam itu tidak
dikenal banyak orang, dan kebanyakan dari mereka menentangnya. Mereka akan selalu
melihat bahwa engkau adalah Muslim. Itulah identitasmu, dan engkau harus memeluknya
erat²."

Ammi tidak sering bicara seperti ini. Kata²nya masuk dalam hatiku bersama kesadaran
tanggung jawab. Aku mendengarkan kata²nya dengan seksama, sampai keningku berkerut.

Dia memelukku erat². "Billoo, jangan khawatir! Ini adalah hal yang baik. Ini adalah anugerah
dan kesempatan bagimu untuk mewakili Islam dan untuk menolong orang melihat
keindahannya. Jika engkau jadi pelajar teladan, maka orang² akan berpikir, 'Wow, Islam
menghasilkan murid² yang cemerlang!' Jika engkau jadi presiden, maka orang² akan berpikir,
'Islam menghasilkan pemimpin² yang baik!' Tapi bahkan jika engkau jadi tukang bersih WC
sekalipun, tetaplah jadi yang terbaik."

Aku menganggukkan kepala dengan sungguh², meskipun aku ragu dia akan menyetujui jika
aku bekerja sebagai tukang cuci WC.

sunnahnabi.com/forum
"Syabash, beyta. Apapun yang kau lakukan, jadilah orang yang paling sopan, jujur, berjasa
dalam melakukan pekerjaanmu, akan orang² memuji Islam. Berilah penghormatan pada
gurumu setingginya! Perlakukan mereka seperti engkau memperlakukan aku. Kalau aku
berjumpa dengan mereka, aku ingin mendengar mereka mengatakan bahwa engkau adalah
pelajar yang paling sopan di kelas. Minum minuman beralkohol dilarang dalam Islam, tapi
engkau tidak boleh menghakimi orang lain, jangan berduaan saja dengan para gadis. Jadilah
orang terhormat sehingga orang lain tidak bisa melihat cacat cela pada dirimu. Dalam hati
mereka, mereka akan memujimu karena mereka tahu engkau adalah orang terhormat, atau jika
mereka tak suka akan dirimu, itu karena mereka tidak suka akan diri mereka sendiri. Apapun
yang mereka pikirkan, merkea akan tahu bahwa Islam telah membuatmu menjadi orang yang
baik."

Dan itulah yang kulakukan. Di sekolah, aku membagi iman Islamku pada siapapun yang ingin
mendengarkan; aku membela hal yang penting bagiku; dan aku bekerja keras untuk
menjunjung tinggpi moralku dan reputasiku. Aku tahu murid² di kelas ada yang sudah mulai
minum minuman beralkohol, memakai obat bius, dan berhubungan sex bebas, meskipun
mereka baru kelas 1 SMP. Syukurlah, tiada satu pun teman²ku yang melakukan hal itu, dan tak
sukar bagiku untuk mewakili Islam seperti biasa.

Tapi keadaan lalu berubah.

Tahun² remaja dewasa itu sukar bagi setiap orang. Para remaja mulai menemukan identitas
mereka dan perlahan-lahan berubah dari sosok yang dibentuk orangtua mereka. Setiap
keadaan menghadirkan tantangan tersendiri. Tantangan dalam keluarga kami, baik untuk Baji
dan juga diriku, adalah arah yang menarik kami bukanlah menuju personalitas yang berbeda
tapi menuju cara berpikir yang sangat berbeda. Kami bagaikan berdiri mengangkangi jurang,
satu kaki terletak di sebelah sisi tebing, dan satu kaki lainnya di sisi tebing yang lain. Tapi
kedua kaki kami tidak berpijak kuat pada budaya Islam atau pun Barat.

Hal ini pertama kali kurasakan pada pertemuan keluarga. Hampir semua saudara Ammi hidup
di Northeast (timur luat), dan kami berjumpa beberapa kali setiap tahun. Sewaktu aku berusia
remaja, orangtuaku, para paman dan tante, semuanya berharap aku bersikap seperti remaja
Pakistan yang baik, dan aku juga ingin jadi remaja Pakistan yang baik. Masalahnya, aku tidak
pernah punya hubungan akrab dengan remaja Pakistan baik manapun, jadi aku tak tahu
bagaimana harus bersikap. Hal ini tidak bisa diajarkan Ammi.

Karena itu, aku meniru saja cara bicara saudara misanku yang lebih tua, atau paman yang
masih muda usia, tapi tetap saja tampak canggung karena tidak memahami perbedaan tipis
antara berbicara kasar dan menyindir cerdas dalam budaya Pakistan. Hal ini bisa kulakukan
dengan mudah dalam budaya Amerika. Karena itu orangtuaku sering menegurku bersikap
kasar saat kami pulang ke rumah.

sunnahnabi.com/forum
Aku juga diberitahu bahwa aku terlalu banyak bertanya menurut keluargaku. Di dalam budaya
Pakistan, orang yang lebih tua harus ditaati. Sikap taat ini menunjukkan engkau hormat pada
mereka dan, dalam konteks tertentu, mengasihi mereka. Mengajukan pertanyaan sering
dianggap sebagai menantang otoritas orang yang lebih tua. Tapi di sekolah, kami diajarkan
untuk berpikir kritis dan semakin banyak bertanya semakin bagus.

Pikiranku ini dibentuk untuk berpikir kritis, tapi pembentukan itu rupanya tidak cocok bagi
budaya Pakistanku.

Ini bukan berarti aku ini sempurna; aku jelas punya sifat² buruk. Aku dulu adalah anak yang
sombong dan mementingkan diri sendiri saja, dan ini membuatku menghadapi banyak
masalah. Orangtua yang baik menolong untuk membentuk dan membimbing anak² mereka
mengatasi kekurangan ini, dan itulah yang dilakukan orangtuaku. Tapi apa yang orangtuaku
lihat sebagai kekurangajaran sebenarnya adalah hasil dari konflik budaya; aku mengenakan
baju budaya yang berbeda dengan mereka. Mereka mengira aku mengenakan baju linen halus
Pakistan, tapi sebenarnya bajuku adalah katun campuran Amerika Asia.

Hal ini juga terjadi di sekolah. Aku ini terlalu Pakistan untuk bisa menyesuaikan diri dengan
baik dengan teman² Amerikaku. Selalu terasa ada pembatas, tidak peduli banyaknya kegiatan
yang kami lakukan bersama atau betapa dekatnya kami satu sama lain. Aku tidak akan pernah
lupa di minggu terakhir di SMP, tatkala diselenggarakan perayaan akhir sekolah. Kami
menerima "penghargaan murid senior", dan aku menerima penghargaan "orang yang kayaknya
akan menemukan komputer berukuran saku celana dan mencuci celana itu dengan komputer
di dalam sakunya." Malam itu penuh kegembiraan, sampai saat foto². Sewaktu temanku Ben
ingin berfoto dengan teman² karibnya, dia meminta berfoto dengan David dan Rick saja.
Jantungku serasa dipotong pisau sedingin es. Sampai sekarang aku masih sakit hati juga jika
mengingat hal itu, tapi ini bukan salah Ben. Aku memang tidak bisa benar² membaur dengan
sempurna di manapun.

Tiada seorang pun yang mengerti akan hal ini, bahkan aku sendiri juga tak mengerti. Aku tidak
lagi berada dalam budaya Paksitan, tapi juga tidak berada di budaya Amerika. Aku ini berada
di budaya ketiga, dan tak ada seorang pun yang menemuiku di situ.

sunnahnabi.com/forum
Bab 12
UMAT MUSLIM DI NEGARA BARAT

SAMBIL TELUNGKUP, aku mengintip dari balik gorden jendela pertemuan rahasia di lantai
bawah. Keluargaku berkumpul di pagi hari untuk penguburan kakekku. Banyak yang
menangis, tapi terdapat pula ketegangan yang terasa di sepanjang hari. Meskipun orangtua
telah menyuruhku dan para sepupuku untuk tidur, aku keluar kamar dan mengintip. Aku
ingin tahu.

Saudara sepupu perempuanku yang telah dewasa duduk di ujung ruang tengah milik
pamanku, dia menutupi wajahnya dengan kedua tapak tangannya, orang² tua duduk
mengelilingi membentu setengah lingkaran. Suasana penuh kekhawatiran dan kesedihan.
Tiada yang berbicara.

Akhirnya, nenekku berkata perlahan, "Apakah engkau masih murni?"


Secepat kilat, ibu sepupuku menyela, "Tentu saja!" Tapi semua mata menatap sepupuku.
Dengan perlahan, tanpa menyingkirkan tapak tangannya, dia mengangguk.

Ammi mulai mengomel pada sepupuku dengan nada yang hanya digunakan pada Baji,
meskipun jauh lebih lunak. "Jika engkau masih murni, maka tinggalkan dia! Cari dan nikahlah
dengan Muslim Ahmadi yang baik, sebelum reputasi kita jadi tambah rusak. Atau setidaknya
Muslim non-Ahmadi. Tapi sama pria Hindu? Astagfirullah!"

Melalui airmata dan jari² yang menutup wajahnya, sepupuku berkata perlahan, "Tapi aku
mencintainya."

Seorang tanteku tertawa mengejek, "Sungguh mencengangkan bagaimana pikirannya sudah


demikian tak berfungsi." Sambil menatap sepupuku, dia berkata, "Kamu itu gak tahu cinta itu
apa! Jangan jadi seperti orang Amerika. Dengarkan orangtuamu!"

Lalu semua diam lagi, dan kesunyian membuat suasana bertambah tegang. Para pria di
ruangan tidak berbicara. Kehadiran mereka menunjukkan gentingnya suasana dan bagaimana
khawatirnya para wanita di situ.

Setelah beberapa saat, ibu sepupuku menambahkan, "Kakekmu adalah juru dakwah. Dapatkah
engkau membayangkan bagaimana perasaannya jika dia tahu anak kandungnya mengkhianati
peninggalannya? Dengan menghina Islam?"

"Kita tak perlu membayangkan itu," nenek menyela sambil melihat pada sepupuku. "Justru
karena perbuatanmu itulah maka dia sudah tak ada di sini lagi."

Ini adalah tuduhan langsung satu²nya yang pernah kudengar dari nenekku. Kata² ini keluar
dari pandangan Timurnya yang menyayangi dengan cara keras, dan itu menghantui sepupuku

sunnahnabi.com/forum
sampai hari ini. [14] Sepupuku itu tidak sendirian dalam menghadapi benturan budaya dalam
keluarga. Pertentangan budaya antara orangtua imigran dengan anak² mereka yang lahir di
negara Barat sangat sering terjadi sewaktu anak² masuk usia remaja, dan ini menunjukkan fakta
yang jelas: imigran Muslim dari Timur sangatlah berbeda dengan anak² Muslim mereka yang
lahir di negeri Barat.
[14] Hal ini disusun berdasarkan beberapa percakapan, sebagian aku dengar, sebagian lagi aku turut berpartisipasi.

Orang² dari budaya Islam Timur biasanya menilai kebenaran berdasarkan keputusan dari
urutan otoritas dalam keluarga atau masyarakat, dan bukan dari pemikiran seorang diri. [15]
Tentu saja orang² di Timur juga berpikir kritis dengan sendirinya, tapi kebanyakan pemikiran
mereka tidaklah dianggap sepenting dan selazim seperti di dunia Barat. Para pemimpin sudah
melakukan pemikiran kritis, dan merekalah yang tahu apa yang terbaik. Menerima masukan
dari berbagai sumber dan lalu menelaah data dengan seksama untuk menemukan kebenaran
merupakan pekerjaan para ahli, dan bukan orang biasa.

Fenomena ini menciptakan perbedaan dualitas yang jelas pada para Muslim yang dibesarkan di
budaya² seperti itu. Kesatuan itu merupakan sumber otoritas atau bukan. Bisa dipercaya atau
tidak. Jelek atau bagus. Jarang terdapat daerah abu² diantara budaya yang berbasis otoritas.

Pada umumnya, para pengajar Timur mengajarkan pada Muslim bahwa Barat itu Kristen, dan
budayanya bebas sekali, dan mereka semua membenci Islam. Dengan demikian rata² Muslim
imigran mengira orang² di Barat itu adalah umat Kristen yang bebas moralnya dan musuh²
Islam.

Ketika mereka datang ke Amerika, perbedaan budaya dan cara pandang membuat mereka
tetap terisolasi dari masyarakat Barat. Seperti Ammi, kebanyakan orang Timur hanya berteman
dengan orang² dari negara mereka, sehingga cara pandang mereka tidak pernah diluruskan.
Terlebih parah lagi, sebagian Muslim menerima perlakukan jelek dari orang² Barat dan Kristen,
dan ini semakin memperkuat anggapan mereka bahwa orang² Barat dan Kristen sama saja.

Kadangkala memang ada orang Barat yang mengundang Muslim ke rumahnya, tapi perbedaan
budaya dan ramah-tamah ini membuat Muslim tidak merasa nyaman, dan tuan rumah harus
bersedia bertanya, belajar, dan beradaptasi dalam memahami perbedaan ini. Terlalu banyak
halangan bagi imigran² Muslim untuk mengerti orang² Kristen dan Barat dari keadaan
lingkungan semata-mata. Hanya percampuran antara kasih sayang, rendah hati, keramahan,
dan tekad keras saja yang bisa mengatasi halangan², dan tidak cukup orang melakukan usaha
seperti itu.

Inilah sebabnya mengapa keluarga kami berjuang keras agar tidak jadi di-Amerika-nisasi.
Istilah ini tak ada hubungannya dengan nasionalitas; tapi berhubungan langsung dengan
pandangan mereka akan budaya Amerika. Menjadi Amerika berarti tidak menurut lagi pada
orangtua, pakai baju bebas, lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman² daripada

sunnahnabi.com/forum
dengan keluarga. Memaki, minum minuman keras, dan pacaran sangatlah dilarang sama
sekali.

Masalah terbesar adalah biasanya imigran Muslim menghubungkan imoralitas Barat dengan
agama Kristen, dan penghubungan ini membuat Muslim yang tidak kritis jadi bersikap
menolak. Barat itu Kristen, Barat itu Amerikanisasi; kesimpulannya, Amerikanisasi karena itu
adalah Kristen. Agama Kristen, dalam pikiran banyak umat Muslim, telah menghasilkan
budaya Barat yang penuh sex bebas dan mendominasi. Dengan begitu, agama Kristen itu jelas
anti Tuhan.

Aku ingin sewaktu menunjukkan pada Ammi dan Abba bahwa orang² Amerika yang berbaju
seronok di TV kemungkinan bukan orang² Kristen, dan tanggapan mereka adalah, "Apa
maksudmu? Bukankah mereka sendiri menyebut diri mereka sebagai 'orang Kristen'? Lihat tuh,
mereka mengenakan kalung salib." Jika aku katakan pada mereka bahwa sebagian hanya punya
nama Kristen saja, mereka menjawab bahwa ini tandanya adalah mereka orang Kristen yang
tak percaya Tuhan. Mereka tidak menggolongkan agama dengan kepercayaan tapi dengan
identitas budaya. Payahnya, tiada ada seorang Kristen pun yang memberi mereka alasan untuk
berpikir sebaliknya. Jika saja mereka berhubungan akrab dengan satu orang Kristen yang hidup
kudus, maka salah pengertian mereka bisa dirubah, dan mereka bisa melihat agama Kristen
dalam terang yang luhur.

Berbeda dengan anak² mereka, yang adalah generasi kedua Muslim di Barat. Generasi kedua
ini beranekaragam dan berbeda-beda seperti rekan sejawatnya. Jika ada hal umum yang bisa
diterapkan pada mereka, maka ini adalah: mereka semua melihat dunia dari kacamata Barat,
tapi tetap menyelaraskannya dengan Islam.

Sebagian dari mereka, seperti diriku juga, dibesarkan untuk berpikir secara kritis, tapi tetap
cinta Islam. Aku memiliki saudara² sepupu perempuan yang berpendidikan tinggi yang
mengenakan burqa dan bersedia membela iman mereka dengan alasan² yang masuk akal. Yang
lain, seperti saudara² sepupu priaku, telah menolak apapun tentang Islam dan budaya mereka,
tapi tetap mengenakan gelar "Muslim."

Apakah seorang Muslim muda tetap berhubungan dengan budayanya atau jadi terpisah
seringkali berhubungan dengan tekanan² dari pertentangan budaya. Jika kedua orangtua
adalah Muslim yang sangat taat, seperti orangtuaku, maka ada kemungkinan besar anak itu
akan mencoba hidup dengan tradisi Islam. Jika kedua orangtua adalah Muslim KTP, maka
anaknya juga jadi tak peduli akan Islam.

Siapa teman anak² itu dan apa yang mereka imani juga merupakan pengaruh besar, sama
seperti apa yang mereka pelajari di sekolah. Baji tumbuh besar menjadi orang yang
berpandangan berbeda dengan diriku. Dia masih mengenakan burqa dan cinta Islam, tapi dia
sudah mencampurkan Islam dengan pluralisme Barat. Dia percaya bahwa Allah bisa
membimbing orang pada iman Kristen, Hindu, Yudaisme, dan agama lainnya, dan mereka

sunnahnabi.com/forum
tetap bisa masuk surga karena semua jalan ini dibimbing Allah. Dia yakin sekali akan hal ini
meskipun kami dibesarkan di bawah satu atap. Pengalaman²nya di luar rumah membentuknya
menjadi orang yang sangat berbeda dengan diriku.

Perihal saudara sepupu perempuanku, meskipun dia akhirnya "sadar" dan tidak menikah
dengan pemuda Hindu idamannya, tapi dia tampaknya akan terus trauma dengan kejadian itu.
Satu dari sepupu priaku diperingatkan ketika dia mencoba menikahi seorang wanita Filipina,
tapi dia "sadar" dan akhirnya menikah dengan gadis Pakistan. Saudara sepupu priaku yang lain
ingin menikahi gadis Amerika, diperingatkan, tapi tetap tak berubah pendapat dan tetap
menikahi gadis tersebut.

Semua Muslim² Amerika generasi kedua ini adalah saudara²ku. Mereka semua bisa ditelusuri
berasal dari kota yang sama di Pakistan, mereka semua dibesarkan di jemaat Muslim yang
sama, dan mereka juga rata² berusia sama. Akan tetapi mereka semua melihat dan memahami
dunia dengan cara yang sangat berbeda.

Yang lebih nyata adalah, tiada seorang pun dari mereka yang melihat dunia seperti orangtua
mereka, bahkan sangat berbeda. Meskipun demikian, mereka semua menyebut diri sebagai
Muslim dan menyatakan diri beriman sama dengan orangtua mereka.

Kalau begitu, apa arti sebenarnya menjadi Muslim di dunia Barat? Bisa berarti apa saja. Jika kau
benar² ingin tahu seperti apa seseorang itu dan apa yang dia imani, engkau harus mengenal dia
dan bertanya langsung. Tapi yang terbaik untuk mengenal seseorang adalah melihat dulu
apakah dia itu Muslim imigran atau generasi kedua Muslim. Faktor ini seringkali membuat
perbedaan yang sangat besar.

sunnahnabi.com/forum
Bab 13
JATUH PINGSAN DAN PENGGANTIAN

PERCAMPURAN BUDAYA Timur dan Barat yang kualami dibentuk oleh apologetik Islam.
Aku tidak merasa perlu bergulat dengan pemikiran relativisme postmodern yang melanda
orang² dalam generasiku. Bagiku, sudah terbukti sendiri bahwa kebenaran itu memang benar²
ada. Alternatif lainnya apa? Jika kebenaran itu tidak ada, maka memang benar bahwa
kebenaran itu tidak ada, dan sekali lagi kita ketemu kebenaran lagi. Dengan begitu, tak ada
alternatif lain; kebenaran memang harus ada.

Secara tradisional. umat Muslim dan Kristen telah sama² menerima pengertian ini. Kedua belah
pihak percaya pada kebenaran, bukan hanya karena mereka yakin bahwa iman mereka itu
benar. Tapi sudut pandang keduanya menjangkau hal yang lebih jauh. Mereka beruda percaya
pada monotheisme, alam² rohani dan jasmani, malaikat² dan setan², kebaikan dan kejahatan,
penghakiman akhir, surga dan neraka, kitab suci yang diilhami illahi, dan banyak keyakinan
lain di sekeliling mereka.

Kesamaan ini merupakan pedang bermata dua. Kesamaan ini membentuk dasar pandangan
seakan keduanya bisa mengerti satu sama lain dan melihat dunia dari perspektif yang sama.
Tapi kesamaan ini mungkin juga mempertajam perbedaan dalam melihat hal yang paling
sensitif dalam dua kepercayaan itu: pandangan tentang siapakah Yesus dan Muhammad.

Umat Kristen percaya bahwa Yesus itu adalah reinkarnasi Tuhan, dan ini terutama dipercaya
Kristen orthodox. [16] Umat Muslim percaya bahwa Yesus itu sekedar nabi saja, dan
menganggap dia sebagai reinkarnasi Tuhan merupakan penghujatan yang mendatangkan
hukuman di neraka abadi, demikian dinyatakan Qur'an. [17]
[16] Roma 10:9
[17] 5:72

Muslim percaya bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, dan iman percaya ini begitu penting
sehingga masuk dalam syahadah, pengumuman kepercayaan akan Islam. Umat Kristen
percaya bahwa siapapun yang mengajarkan segala hal yang bertentangan dengan Injil
keselamatan melalui Yesus adalah guru² palsu. [18]
[18] Galatia 1:6-9

Perbedaan iman inilah penyebab mengapa dialog antara Muslim dan Kristen terutama fokus
pada masalah Yesus dan Muhammad. Sebagai Muslim remaja, untuk menjadi duta Islam yang
efektif, kukira sudah menjadi tugasku untuk tidak hanya punya reputasi yang sempurna tapi
juga mengerti benar perbedaan pendapat ini.

Umumnya masyarakat Barat tidak tahu apapun tentang Muhammad. Aku bisa saja
mengatakan apapun tentang dia dan mereka akan percaya saja. Tentu saja aku tidak mau
menipu siapapun, dan sebenarnya tidaklah sukar menerangkan tentang Muhammad kepada

sunnahnabi.com/forum
Kristen² KTP, yang tidak tahu apapun. Aku bagikan pada mereka segala yang kuketahui
tentang Muhammad, terutama belas kasihannya sewaktu kembali ke Mekah, dan aku mampu
meninggalkan kesan baik akan Muhammad dan Islam pada diri mereka.

Tentang Yesus, ada dua masalah di mana Muslim tidak setuju dengan Kristen: bahwa Yesus
mati di kayu salib dan Yesus adalah Tuhan. Qur'an dengan jelas membantah kedua hal ini. [19]
Untuk menjadi duta Islam yang baik, aku harus benar² menguasai kedua hal ini dan bisa
meyakinkan bahwa Yesus tidak pernah mengaku sebagai Tuhan, atau bahwa dia mati di kayu
salib. Untuk hal yang kedua ini, pendiri Ahmadiyah telah menulis sebuah buku kecil bagi
jemaat Ahmadiyah, yang berjudul Yesus di India, dan aku telah membacanya berulangkali. [20]
[19] 4:157; 5:116
[20] Mirza Ghulam Ahmad, Jesus in India (Surrey: Islam International Publications, 2003). Buku aslinya diterbitkan di
India. Buku yang ini adalah versi yang telah diperbaharui.

Kesempatan pertamaku untuk menyampaikan apa yang kuketahui terjadi di tempat tunggu
bus sekolah di depan bangunan SMP kami saat kami menunggu untuk pulang. Saat itu adalah
menjelas Hari Paskah, dan aku membicarakan rencanaku di hari libur dengan temanku yang
bernama Kristen. Kelas kami sudah bubar, maka kami berjalan menuju bus sebelum menjadi
penuh. Kami termasuk anak² yang berusia tertua di kelas, sehingga tempat duduk kami ada di
bagian belakang bus.

Kami duduk di kursi yang dipisahkan oleh gang tempat berjalan saat dia memberitahuku
tentang rencananya bagi Jum'at Agung.

"Jum'at Agung?" Aku tidak tahu apa itu.


"Jum'at Agung adalah hari Yesus mati di kayu salib."
"Apa yang agung tentang hal itu?"
"Agung karena dia menebus dosa kita, dengan mati di kayu salib." Jawabannya tembak
langsung, tapi aku kagum. Aku telah diberitahu bahwa itulah yang dipercaya orang Kristen,
tapi tiada seorang pun yang pernah memberitahuku sebelumnya.

"Bagaimana mungkin kematiannya di kayu salib bisa menebus dosamu?"


"Begitulah yang mereka beritahu pada kami di gereja. Aku tak tahu. Kami jarang ke gereja. Aku
tidak pernah bertanya tentang hal itu." Kristen tidak sedang membela diri; dia hanya bersikap
jujur. Inilah sebabnya aku suka bicara dengannya. Dia itu jujur sekali dan begitu cerdas
sehingga terkadang terasa mengintimidasi. Nantinya aku agak jatuh cinta padanya, tapi aku
tidak pernah mengakui hal itu pada diriku sendiri. Untuk bisa mengaku jujur seperti itu, aku
harus meninggalkan budayaku dan ini bukanlah pilihan bagiku. Aku adalah duta Islam. Aku
tidak bisa mengijinkan diriku jadi pacarnya.

Aku berkeputusan untuk mengarahkan pembicaraan.


"Kupikir dia tidak mati di kayu salib, kok."
"Mengapa kau berpikir begitu?" Dia jadi ingin tahu, maka aku mulai seranganku.

sunnahnabi.com/forum
"Karena Alkitab."
"Apa maksudmu?"
"Well, pertama-tama, kita tahu bahwa Yesus sendiri tidak mau mati di kayu salib. Sewaktu dia
berada di taman Gethsemane, dia berdoa pada Tuhan untuk menyingkirkan cawan pahit
daripadanya. Sudah jelas bahwa cawan pahit itu adalah kematian di kayu salib, dan Yesus
berdoa semalaman agar Tuhan menyelamatkan dirinya, sampai keringatnya berubah jadi
darah." Aku diam sebentar dan menunggu reaksinya. Dia mengangguk.

"Aku tidak tahu gimana kamu, tapi aku pikir Tuhan itu mencintai Yesus. Tidak mungkinlah
Tuhan tega mengabaikan doa Yesus. Malahan, kupikir kitab Ibrani mengatakan hal itu.
Kalaupun dia disalib, hitung saja sendiri, dia itu di kayu salib hanya selama 3 jam saja. Disalib
selama 3 jam itu tidak membuatmu mati. Orang² yang disalib biasanya tetap hidup berhari-
hari. Dia diturunkan dari kayu salib terlalu cepat." Dia tampak berpikir sesuatu, dan aku
berhenti untuk melihat apakah dia akan bertanya pertanyaan berikut yang sudah bisa diduga.
Ternyata dia benar bertanya itu.

"Lalu mengapa dia diturunkan dari kayu salib?"


"Itu persis seperti yang dikatakan Alkitab. Pilatus memerintahkan agar dia diturunkan. Istri
Pilatus mengalami sebuah mimpi dan dia memohon suaminya agar Yesus tidak dibunuh. Dia
tentunya mampu membujuk suaminya untuk menyelamatkan Yesus setelah kaum Yahudi
mengira bahwa Yesus telah disalib. Maka Pilatus memberi perintah untuk menurunkan Yesus
dari kayu salib. Lalu Yesus dimasukkan ke dalam kuburnya." Aku berhenti, tampak jelas
Kristen tidak setuju.

"Tapi murid²nya melihat dia setelah itu, dan mereka melihat dia bangkit dari kematian.
Bagaimana mungkin mereka menurunkan Yesus saat dia belum mati?

"Aku tidak berkata murid²nya menurunkan dirinya. Yang melakukannya adalah Yusuf dari
Arimatea dan Nikodemus. Pilatus tidak bisa melakukannya diam² dengan para murid Yesus,
karena akan tempak jelas bahwa dia menolong Yesus. Maka dia bekerja sama dengan Yusuf
dari Arimatea dan Nikodemus. Yusuf membawa tubuh Yesus dan meletakannya di kuburan,
dan Nikodemus membawa kemenyan 100 pound dan rempah² lainnya, juga kain linen, untuk
menyembuhkan Yesus. Tuhan menggunakan obat²an ini untuk menyembuhkan Yesus saat dia
ada di kuburan selama tiga hari."

Kristen menyela dengan pertanyaan yang tak kuduga sebelumnya. "Tapi mengapa Tuhan
melakukan semua ini untuk menyelamatkan Yesus? Apakah Dia tidak bisa membawa saja
Yesus ke surga beberapa hari sebelumnya jika Dia memang benar² tidak mau Yesus mati di
kayu salib?" Ini pertanyaan yang sangat cerdas dan tidak kuduga. Tapi jemaat kami telah
memberitahu aku jawaban mengapa Allah ingin Yesus itu tetap hidup.

"Yesus sendiri mengatakan bahwa dia dikirim bagi domba² Israel yang tersesat. Domba yang
tersesat itu adalah suku² Yahudi yang berserakan di seluruh Asia setelah terjadi Diaspora

sunnahnabi.com/forum
Yahudi. Allah menyelamatkan Yesus dari kematian di kayu salib agar dia bisa mencari domba
yang tersesat itu dan mendirikan kembali Yudaisme di sana, seperti yang dilakukannya di
Israel."

Kami begitu terpaku pada percakapan kami sehingga tidak menyadari bus telah penuh dengan
murid² sekolah. Di kursi di depanku terdapat anak laki dari kelas yang lebih rendah dariku,
dan dia telah mendengarkan percakapan kami dengan seksama dan telah mengambil
kesimpulan. Dia menarik perhatian kami dengan geraman keras dan dia laku memandang
wajahku dan memalingkannya dengan mengucapkan, "Menjijikan."

Aku berkata pada diriku sendiri, "Jika dia punya pendapat lain, dia bisa menyampaikannya
padaku. Kebenaran membungkam kesalahan."

Kristen telah melihatnya juga dan lalu dia memandangku untuk memastikan apakah aku
tersinggung. Aku tidak tersinggung, dan dia mengatakan pendapatnya dengan suara keras,
"Aku pikir ini keterangan yang menarik. Terima kasih karena telah menyampaikannya
padaku."

Argumen yang kubagikan dengan Kristen seringkali disebut sebagai "teori jatuh pingsan," dan
ini banyak diakui oleh Muslim² Ahmadi dan non-Ahmadi. Teori ini merupakan favorit para
Muslim jago debat, seperti Ahmad Deedat dan Shabir Ally. Teori ini muncul di akhir abad ke 18
ketikan jaman pencerahan mulai menyoroti teori² tentang kebangkitan Yesus. Muslim² seperti
Mirza Ghulam Ahmad telah menambahkan plintiran lain lagi, dengan membuat Yesus selamat
dari penyaliban. Argumen ini berkata: "Jika Tuhan mampu melakukan muzizat besar dengan
membangkitkan Yesus dari kematian, mengapa Dia tidak bisa melakukan muzizat yang lebih
kecil dengan membuatnya tetap hidup di kayu salib?"

Teori jatuh pingsa ini bukanlah keterangan asli dari Muslim bagi kematian Yesus yang sudah
jelas, dan bukan pula pandangan mayoritas Muslim. Kebanyakan Muslim lebih percaya pada
"teori penggantian." Di awal sejarah Islam, dikatakan bahwa Yesus telah diganti sebelum
diletakkan di atas kayu salib. Allah meletakkan wajah Yesus pada orang lain, dan orang inilah
yang disalibkan di kayu salib untuk Yesus. Begitulah mereka mengartikan ayat Qur'an, "dan
karena ucapan mereka: “Yesus tidak dibunuh atau disalib, tetapi orang yang diserupakan
dengan Yesus bagi mereka." [21]
[21] 4:157

Pertanyaannya yang timbul kemudian: Siapakah yang dibunuh di atas kayu salib untuk Yesus?
Banyak pendapat yang berbeda. Sebagian mengatakan sukarelawan muda yang ingin
mendapat penghormatan dengan cara mati bagi Yesus. Yang lain mengatakan bahwa ketika
Simon dari Syrene mengangkut salib bagi Yesus, dialah yang sebenarnya disalibkan. Yang lain
mengatakan Allah meletakkan wajah Yesus pada tubuh Yudas sebagai keadilan puitis.
Pandangan terakhir inilah yang paling diyakini Muslim sampai sekarang.

sunnahnabi.com/forum
Pandangan mayoritas lainnya adalah tentang naiknya Yesus ke surga. Qur'an mengajarkan
bahwa "Allah mengangkat Yesus kepadaNya," dan ini membuat Muslim percaya kenaikan
Yesus ke surga dan nantinya dia akan kembali ke bumi untuk keduakalinya." [22] Jadi, sama
seperti orang Kristen, kebanyakan Muslim juga sedang menunggu kembalinya sang Messiah.
Jemaat kami menentang hal ini, karena Ahmad mengaku sebagai sang Messiah. Dengan
menggunakan Alkitab, dia mengatakan bahwa orang² Yahudi telah salah mengerti dan
malahan menunggu kembalinya Elia dari surga. Orang² Kristen juga menunggu kembalinya
Yesus, padahal sang Messiah itu sudah datang kembali dalam wujud Ahmad.
[22] 4:158

Tentu saja aku membela kuat² apa yang jemaat Ahmadiyah ajarkan padaku, maka aku
menyampaikan teori jatuh pingsa dan kemungkinan bahwa Yesus pergi ke India di mana dia
mati di usia tua dan bukannya naik ke surga. [23] Semakin sering aku menyampaikan
pandanganku, semakin yakin pula diriku akan imanku, dan percakapan terjadi lebih sering lagi
tatkala tiada seorang pun yang menantang teori yang kuajukan. Aku merasa telah menguasai
separuh keahlian dalam berdebat untuk menjadi duta Islam yang baik, dan separuhnya lagi
tampaknya akan lebih mudah lagi dicapai. Dan aku memang benar, kenyataannya memang
begitu.
[23] Jemaat Ahmadi mengajarkan bahwa Q 4:158 adalah naik secara spiritual, dan bukan secara fisik.

Untuk keterangan lebih terperinci tentang pandangan Muslim akan penyaliban Yesus, bacalah bab 6
buku baruku No God but One, yang berjudul "Apakah Yesus Mati di Kayu Salib?"

sunnahnabi.com/forum
Bab 14
BAPA LEBIH BESAR DARIPADA YESUS

SAAT AKU BERADA DI KELAS 1 SMA, kehidupanku jadi sangat berubah. Aku mulai
menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman²ku, baik di telpon maupun di sekolah
dengan berbagai aktivitasnya. Aku lebih memperhatikan bagaimana bajuku tampak, dan
Ammi masih tetap memilihkan baju bagiku. Aku meminta Ammi untuk membelikanku contact
lens sebagai pengganti kacamata untuk menghilangkan kesan kutubuku pada diriku, tapi
Ammi menolak.

Tarikan budaya Barat semakin sukar ditolak. Aku masih tidak diperbolehkan bermalam di
rumah teman, juga tak boleh ikut kegiatan dansa di sekolah. Aku dan teman²ku semakin akrab,
sehingga tidak ikut kegiatan mereka membuat keadaanku terasa sulit.

Tapi aku tetap mewakili Islam dengan penuh rasa bangga, terutama saat imanku
dipertanyakan, seperti hal yang terjadi di suatu hari di kelas Latin.

Di SMA Princess Anne, kelas bahasa Latin diajarkan oleh dua orang guru, keduanya senang
sekali jika murid² menunjukkan ketertarikan belajar di kelas itu. Guru yang mengajar Latin 2
adalah Ibu Earles, yang bersikap sangat baik dan relaks padaku. Aku sangat suka bahasa Latin
dan juga suka sekali kelas Ibu Earles. Tapi semakin lama aku bertambah ceroboh, karena jarang
ditegur. Aku seringkali lupa membuat PR, dan baru ingat beberapa jam sebelum PR harus
diserahkan. Lalu aku cepat² mengerjakannya. Kelas Ibu Earless berlangsung sebelum kelas
bahasa Spanyol, dan aku seringkali mengerjakan PR bahasa Spanyol saat Ibu Earles mengajar.
Aku sembunyikan buku Spanyolku di bawah buku Latin, mengerjakannya setiap kali dia
menulis di papan tulis, mengira dia tidak tahu. Di pertengahan tahun, aku menyadari bahwa
dia ternyata tahu semuanya, dan menoleransi perbuatanku.

Aku sedang sibuk mengerjakan PR bahasa Spanyolku satu suatu kali ketika seorang gadis di
depanku berpaling padaku dan berkata, "Nabeel, boleh tanya, gak?" Namanya adalah Betsy,
gadis Kristen yang suka berbicara terus terang di kelasku. Setiap orang tahu bahwa dia suka
menginjili orang dengan iman Kristennya, dan dia seringkali membela imannya juga. Meskipun
dia baik hati dan ingin menolong orang lain, kadangkala sikapnya itu membuat orang lain
merasa tak nyaman. Kami malah mengira dia agak aneh.

"Iya, silakan ajah." Aku tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Kalau dia minta pinsil, tentunya
dia tentunya akan meminta langsung. Dia juga tak perlu bertanya dulu sebab aku selalu lupa
membawa pinsil.

Dia diam sejenak, lalu bertanya, "Apakah engkau mengenal Yesus?"

Aku tahu dia agak aneh. Kami saat it sedang berada di kelas bahasa Latin. Tapi di saat yang
sama, aku juga merasa terkesan dengannya. Mengapa tiada orang Kristen lainnya yang pernah

sunnahnabi.com/forum
bertanya hal ini padaku? Apakah mereka tidak mengira bahwa aku butuh Yesus untuk bisa
masuk surga? Apakah mereka malah sebenarnya senang jika aku masuk neraka, atau mereka
malahan tidak begitu percaya akan agama mereka sendiri?

Aku berpikir bagaimana aku harus menjawabnya sesuai dengan konteks saat ini. Aku melihat
PR bahasa Spanyolku untuk melihat keadaan. Ibu Earless rupanya sudah tidak terlalu
membutuhkan perhatian murid², dan kebanyakan murid di kelas sedang mengobrol satu sama
lain. Aku tak tahu sejauh mana aku ingin berbicara tentang hal ini, karena aku tahu aku bisa
begitu bersemangat dan tak kenal batas. Aku memilih menjawab dengan singkat.

"Ya."
Kedua mata Betsy membelalak. Dia jelas terkejut dengan jawabanku. "Masa sih? Apa yang kau
ketahui tentang dia?"
"Well, aku kan Muslim, bukan? Muslim itu yakin bahwa Yesus adalah orang suci dan lahir dari
perawan Maria. Dia menyembuhkan penyakit lepra, mencelikkan mata orang buta, dan
membangkitkan orang mati. Yesus adalah sang Messiah, Firman Allah." [24]
[24] 3:49; 3:45

Betsy sungguh terkejut. Aku tentunya mengatakan apa yang juga dikatakan Alkitab, sehingga
dia tidak tahu harus bertanya apa. Maka aku lanjutkan keteranganku padanya.
"Tapi Yesus itu bukan Tuhan. Dia itu hanya orang saja." Aku telah menggoreskan batas perang
baginya dan aku tunggu reaksinya.

"Wow, kau tahu lebih banyak tentang Yesus daripada yang aku duga. Hebat! Aku juga percaya
akan beberapa hal yang kau sampaikan, tapi engga' semuanya. Apakah kau tak keberatan jika
aku sampaikan pendapatku?" Dia menjawab dengan lembut tapi tegas, mencoba mencari celah
untuk masuk.

"Boleh, silakan ajah." Ini semakin menarik.


"Mungkin dikau tak tahu, aku ini sebenarnya orang Kristen, lho."
"Iya, aku sudah menduga begitu." Aku tersenyum, sambil berpikir pada diri sendir, "semua
orang di dunia juga tahu engkau orang Kristen, Betsy." Dia tersenyum lebar dengan penuh rasa
senang, karena benar² bahagia aku tahu dia itu Kristen.

"Kami beriman bahwa Yesus itu adalah Anak Allah, dan hal itu sangat penting bagi kami.
Karena dia adalah Anak Allah, maka dia tak pernah berdosa dan bisa menebus dosa kita."

Aku tak punya masalah dengan pernyataannya itu, tapi karena aku telah menorehkan batas
perang, maka aku tetap mempermasalahkan ketuhanan Yesus. Aku mencoba mendekatinya
dari kitab suci Kristen.

"Betsy, aku kira Alkitab di jaman sekarang bukan lagi Firman Tuhan. Alkitab telah diubah
begitu seringkali selama sejarah. Tapi untuk gampangnya, anggap saja aku tidak berpendapat

sunnahnabi.com/forum
begitu. Di bagian Alkitab mana Yesus mengatakan bahwa "Aku adalah Tuhan?"

Betsy terdiam sejenak. Dia tampak berpikir dan sudah jelas bahwa dia tidak ingat Yesus pernah
berkata seperti itu. Setelah diam sesaat, dia menjawab, "Di kitab Yohanes, Yesus berkata, 'Aku
dan Bapa adalah satu.'"

Jawabannya sudah aku duga, maka kujawab, "Ya, tapi di kitab Yohanes juga Yesus mengatakan
bahwa dia berdoa agar murid²nya juga jadi satu seperti dia bersatu bersama Bapa. Dengan
begitu, dia menjelaskan apa yang sebenarnya dia maksud sebagai 'satu.' Dia bermaksud
mengatakan satu di dalam roh dan keinginan. Jika dia maksudkan sebagai 'satu' seperti 'satu
makhluk,' maka apakah dia perlu berdoa bagi murid²nya untuk jadi 'satu' dalam makna yang
sama? Tentunya dia tidak berdoa bagi para murid²nya agar semuanya bisa menjadi satu
makhluk, bukan?"

"Wah, peninjauan yang bagus, tuh," katanya sambil merenung. Peninjauan yang bagus? Aku
sedang berusaha menggoyahkan imannya, dan ternyata dia masih santai begini? Apakah gadis
ini tidak pernah merasa tersinggung?

"Sekarang sih aku tidak tahu bagaimana menjawabnya, tapi aku yakin pasti ada jawabannya.
Kucari dulu yah, dan nanti aku kembali kepadamu."

"Silakan saja, Betsy, tapi aku yakin dikau gak akan menemukan apapun. Yesus tak pernah kok
mengatakan dia itu Tuhan," kataku ngotot. "Dia mengatakan yang sebaliknya dengan jelas
sekali pada kita. Dia merasakan lapar, haus, kesepian, dan godaan. Dia menangis, dan dia
berdarah. Dia tidak memanggil dirinya 'Anak Allah,' tapi dia mengatakan dirinya sebagai
'Anak Manusia.' Dengan begitu sudah jelas bahwa dia itu hanyalah orang saja."

Betsy menganggukkan kepala, "Ya, aku setuju. Yesus itu manusia, dan dia itu Tuhan juga."
"Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi manusia dan Tuhan secara bersamaan? Manusia
itu bisa mati, Tuhan itu tidak bisa mati. Manusia itu terbatas, Tuhan itu tak terbatas. Manusia
itu lemah, Tuhan itu Maha Kuasa. Untuk jadi manusia berarti tidak bisa jadi Tuhan, dan
menjadi Tuhan berarti tidak bisa jadi manusia."

Keteranganku membuatnya dia sesaat. Dia mulai goyah, maka aku lanjutkan lebih keras lagi.
"Yesus tidak penah mengatakan dia itu Tuhan," aku menegaskan sekali lagi. "Dia bahkan
mengatakan dengan jelas yang sebaliknya pada kita."
"Ketika Yesus pergi ke Galilea, Injil Markus mengatakan pada kita bahwa dia tidak mampu
melakukan muzizat. Ini bukan pilihannya, tapi karena dia sendiri tidak mampu. Apakah Tuhan
tidak bisa membuat muzizat? Ketika seorang wanita menyentuhnya, dia tak tahu siapa yang
menyentuhnya. Tidakkah Tuhan tahu akan hal yang sesederhana itu?" Setelah berhenti
sebentar untuk melihat reaksinya, aku lalu melanjutkan.

sunnahnabi.com/forum
"Ketika seorang pria menyebut dia itu 'baik,' dia berkata bahwa dia tidaklah baik, dan hanya
Tuhanlah yang baik. [25] Dia menjelaskan perbedaan antara dirinya dengan Tuhan. Dia
melakukan itu lagi ketika dia berkata dia tidak tahu kapan hari akhir tiba, dan hanya Tuhan
yang tahu. Dia menjelaskan dengan sangat jelas bahwa dia bukanlah Tuhan."
[25] Ini adalah keterangan yang keliru tentang Markus 10:18 dan Lukas 18:19 yang biasa diterapkan melalui serangan
Islamiah. Di kedua ayat itu, Yesus tidak menyangkal bahwa diriNya baik.

Betsy tidak mengatakan apapun. Dia jelas tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Aku
mengambil keputusan untuk melancarkan serangan akhir.
"Bety, jika engkau masih ragu, dalam kitab Injil Yohanes, Yesus berkata, 'Bapa lebih besar
daripada Aku.' Dan aku setuju dengan Yesus. Tuhan memang lebih besar daripada dia. Aku
pikir engkau harus setuju dengan keteragannya juga."

Betsy tidak tahu harus menjawab apa. Aku menunggu saja reaksinya.
"Well, aku tak tahu harus berkata apa." Dia tetap saja bersikeras pada sikapnya semula. "Tapi
aku akan mencari jawabannya. Tapi sebelum itu, ada pertunjukkan di gerejaku dan aku
bermain dalam drama gereja. Apakah engkau mau datang menonton?"
"Tentu saja. Tapi aku tak punya SIM. Bolehkan ayahku ikut datang mengantar?"
"Tentu saja boleh. Bawalah orang sebanyak yang engkau mau. Ini keterangannya. Beritahu aku
di hari apa engkau akan datang." Betsy memberiku selebaran tentang pertunjukkan di gereja
tersebut sambil tersenyum.

Aku melihat sesuatu dari balik matanya di belakang senyumnya. Dia tampak gelisah. Aku
tersenyum balik padanya.

Untuk melihat keterangan lebih lengkap tentang pandangan Muslim tentang Yesus, bacalah buku
baruku No God but One, bab 8 yang berjudul "Apakah Yesus Mengaku Sebagai Tuhan?"

sunnahnabi.com/forum
Bab 15
PINTU GERBANG SURGA DAN API NERAKA

AKU SUNGGUH SENANG DIUNDANG ke gereja. Aku dulu pernah datang ke gereja Katolik
dan aku ingat itu adalah pengalaman yang menarik, ibadahnya bercampur dengan bahasa
Latin. Aku tidak ingat mengapa dulu aku diundang. Aku ingat sebagian temanku ada di situ,
termasuk Ben dan keluarganya, tapi mereka bukan Katolik. Lalu ada kejadian di mana jemaat
berdiri dalam barisan, berjalan satu per satu mendekati pastor di depan untuk menerima
sesuatu dari dia. Aku tidak tahu harus berbuat apa, sehingga aku pun masuk dalam barisan.
Ibunya Ben menarik lenganku untuk mendudukkan diriku kembali ke bangku. Dengan rasa
penuh heran aku memandangnya. Dia dengan tegas menggelengkan kepalanya. Sang Pastor
yang melihat kejadian itu mencoba keras untuk tidak tertawa.

Tiada yang memberitahu diriku bahwa gereja² Protestan berbeda, sehingga aku lalu menunggu
kejadian yang sama. Bagiku, bait suci gereja First Baptist Norfolk tampak seperti ruang
auditorium. Kukira semua kegiatan gereja terjadi di bagian bangunan lain, tapi aku tidak tahu
di mana.

Aku duduk bersama Abba di daerah balkon, hampir di bagian belakang. Meskipun kami
berdua tidak tahu pertunjukan apa yang akan diselenggarakan, Abba senang bahwasanya aku
menerima undangan itu. Dia berkata tentu tidak sopan menolaknya dan sebaiknya tetap
berbicara dengan Betsy. Dia bangga karena aku telah membagikan iman Islamku, dan dia
berharap akan menolongku mengerti pertunjukan yang segera kami tonton.

Pertunjukan itu berjudul "Pintu Gerbang Surga dan Api Neraka," dan ternyata isinya adalah
tentang pesan keselamatan dalam Kristen. Di pertunjukan inilah aku mengenal bahwa orang
Kristen menyebut pesan keselamatan ini sebagai "gospel." Kukiran dulu kata gospel hanya
berarti injil atau empat buku tentang Yesus. Dalam seluruh pertunjukan itu sudah sangat jelas
ditunjukkan pesannya: terima Yesus sebagai Tuhanmu, dan engkau akan masuk surga. Jika
tidak, maka engkau akan masuk neraka.

Berbagai skenario dipertunjukkan, setiap kisah berakhir dengan kematian seseorang dan dia
lalu masuk surga atau neraka hanya tergantung dari faktor apakah dia menerima Yesus atau
tidak. Kisahnya tidak disampaikan secara imajinatif. Kalau seseorang masuk neraka, lampu
merah dan kuning menyala-nyala di sepanjang ruangan, bunyi hiruk pikuk berkumandang
lewat pengeras suara, dan Setan datang mengamuk, menyeret pendosa keluar panggung.

Di lain pihak, jika seseorang menerima Yesus, maka dia akan dibawa oleh para malaikat yang
bercahaya ke pintu terang benderang, penuh sukacita. Di skenario akhir, seorang pria sedang
menyetir mobil dan penumpang mobilnya berbicara padanya tentang Yesus. Pengemudi mobil
itu mengatakan dia telah melakukan berbagai hal jelek dalam hidupnya dan tidak pernah
peduli akan Yesus. Penumpang mobil berhasil meyakinkan dirinya bahwa dia adalah orang
yang berdosa dan dia butuh Yesus, maka sang pengemudi itu lalu berdoa. Setelah selesai

sunnahnabi.com/forum
berdoa, terjadi kecelakaan yang hebat. Kedua orang itu mati, lampu digelapkan agar suasana
terasa lebih dramatis. Ketika lampu dinyalakan kembali, terdengar musik yang indah, dan si
pengemudi dibawa masuk ke surga.

Aku tak tahu apakah skenario terakhir itu disengaja, tapi ini merupakan pesan cerdik setelah
pertunjukan selesai karena kami semua harus pulang dengan mengendarai mobil. Aku dan
Abba mulai diskusi tentang pertunjukan itu saat memasang sabuk pengaman di mobil. "Nabeel,
apa pendapatmu tentang pertunjukan itu?

"Aku pikir pertunjukan itu konyol, Abba. Mereka sudah jelas ingin bermain-main dengan
perasaan dan emosi orang."

"Ya, saya setuju, beyta, tapi kadangkala itu bukan hal yang buruk. Kita semua memang sudah
seharusnya takut akan neraka, dan harus takut pula akan murka Allah."

Aku jadi agak bingung. "Jadi engkau berpendapat bahwa pertunjukan itu bagus?"

Abba tertawa. "Aku gak bilang begitu! Aku pikir banyak hal lain yang lebih buruk daripada
hanya sekedar menakut-nakuti orang."

"Pesannya salah sama sekali," kataku sambil mulai berpikir. "Apa yang mereka ajarkan adalah
orang bisa melakukan apa saja dalam hidup mereka, dan yang lalu mereka perlu lakukan
adalah berdoa dan lalu mereka akan masuk surga."

Abba mengangguk. "Benar. Apa yang salah di situ? Apa tujuan beragama?"

"Tujuan beragama adalah untu membuat orang jadi baik dan masyarakat jadi baik juga. Jika
orang bisa berbuat sesukanya, mereka akan melampiaskan hawa nafsunya dan masyarakat
akan hancur. Mereka bagaikan punya cek kosong untuk dosa. Kalau memang benar begitu,
Hitler juga bisa masuk ke surga dong dengan menerima Yesus."

Abba mulai menjuruskan aku. "Dan karena itulah ..."

"Dan karena itulah Amerika itu seperti sekarang ini. Orang² Krsiten mengajarkan bahwa tiada
pertanggungjawaban atas perbuatan² mereka."

"Bagus. Benar² bagus, beyta. Kalau temanmu di sekolah bertanya apa pendapatmu, katakan
begitu padanya. Tapi jangan berhenti di situ saja. Engkau harus melenyapkan kesalahan
dengan kebenaran. Bagaimanakah penghakiman yang sebenarnya?"

"Allah menghakimi kita berdasarkan pilihan² kita di dunia. Semua yang kita lakukan dicatat
oleh para malaikat: satu di pundak kanan mencatat perbuatan² baik kita, dan satu di sebelah
kiri mencatat perbuatan² buruk kita. Saat kita berdiri di hadapan Allah, perbuatan² kita akan

sunnahnabi.com/forum
dibacakan keras². Tiada seorang pun yang bisa menjadi perantara bagi kita; tidak keluarga kita,
tidak Yesus, tidak pula Muhammad SAW. Allah akan menimbang perbuatan² baik dan buruk
kita, dan jika perbuatan baik lebih besar daripada perbuatan jelek, maka Allah akan memberi
kita Surga."

"Bagaimana tentang orang² Kristen, Billoo. Apakah mereka bisa masuk Surga?"
"Ya. Qur'an mengatakan jika orang² Kristen dan Yahudi percaya pada satu Tuhan dan berbuat
baik, maka mereka juga akan masuk Surga." [26] (Q 5:69 Sesungguhnya orang-orang mukmin,
orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang
benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.)
[26] 5:69

Aku membicarakan ayat Qur'an yang menjadi perdebatan diantara kaum Muslim. Sebagian
Muslim mengatakan ayat itu telah dibatalkan oleh ayat Qur'an sesudahnya yang mengatakan,
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." [27] Muslim
lainnya, seperti jemaat Ahmadiyah kami, mendamaikan kedua ayat ini dengan mengatakan
bahwa "Islam" di sini bukan berarti agama, tapi lebih pada makna arti kata itu yang lebih luas,
yakni damai.
[27] 3:85

Penafsiran ini dianggap lemah, tapi hanya oleh orang yang percaya pada doktrin pembatalan.
Surah 2:116 dan 16:101 dalam Qur'an rupanya mengajarkan bahwa Allah bisa membatalkan
bagian Qur'an lain yang terlebih dahulu diwahyukan dengan Qur'an yang lebih baru. Secara
tradisional, umat Muslim membentuk pengertian Qur'an yang disebut "pembatal dan yang
dibatalkan"" di mana mereka menentukan kriteria dan sejarah pembatalan Qur'an. Sebagian
ulama Muslim mengajarkan bahwa sekitar 500 ayat Qur'an tidak dapat dilaksanakan lagi
karena ayat² yang turun kemudian telah membatalkannya. Sebagian Muslim lain mengajarkan
bahwa sekitar 5 ayat telah dibatalkan. Berapapun jumlah yang tepat, kebanyakan aliran Islam
orthodox percaya pada doktrin pembatalan.

Sebagian Muslim menolak pandangan ini, dan jemaat Ahmadiyah termasuk di dalamnya.
Muslim² ini mengatakan bahwa jika ada bagian Qur'an yang dibatalkan, maka Qur'an tidak
mungkin menjadi firman Tuhan yang abadi. Mereka mencari harmoni makna dari ayat² yang
dibatalkan, seperi pengerti yang dianggap lemah di atas. Masalahnya dari pandangan ini
adalah hadis itu penuh dengan keterangan² tentang pembatalan.

Tapi aku tak tahu akan hal ini di saat itu. Yang kutahu adalah jemaat kami mengajarkan
tentang keselamatan dan bahwa setiap orang yang percaya pada Tuhan yang esa dapat masuk
ke Surga, seperti yang dinyatakan di satu ayat Qur'an tersebut dengan jelas.

"Dan berapa banyak tuhan² yang diimani orang Kristen, Billoo?"


"Sebagian percaya pada satu, sebagian percaya pada tiga."

sunnahnabi.com/forum
"Ya, dan Qur'an mengatakan bahwa mereka akan lebih baik jika mereka berhenti mengatakan
'tiga.'" [28] Itulah sebabnya aku senang engkau bisa berbicara tentang hal ini dengan teman²mu.
Mereka setidaknya perlu mendengar bahwa hanya ada satu Tuhan. Jika engkau bisa membawa
mereka pada Islam dan Ahmadiyah, maka itu tentu lebih baik lagi."
[28] 5:73

Sebelum menyelesaikan pembicaraan kami tentang keselamatan, dia dengan cepat


menambahkan, "Tapi jangan banyak meluangkan waktu dengan gadis ini! Gadis² itu berbahaya
bagimu, terutama di usia seperti kamu ini. Kamu itu sekarang bagaikan api, dan mereka itu
minyaknya. Bahkan jikalau engkau tidak tertarik pada mereka, lama kelamaan, hanya karena
dekat saja bisa membuatmu mulai terbakar. Begitulah engkau diciptakan."

"Baik, Abba, waduh! Aku mengerti, kok. Ngomong hal yang lain saja."

Ammi dan Abba terlalu sering menasehatiku tentang "api dan minyak". Hal ini mengingatkan
diriku bahwa di saat yang tepat, kami akan berkumpul bersama sebagai keluarga dan
membicarakan siapa yang harus kunikahi. Jika aku punya pilihan gadis tertentu, maka
orangtuaku akan berbicara dengannya dan akan merancang pernikahan. Jika tidak, maka
orangtuaku akan mencarikan istri yang sepadan bagiku. Aku tidak boleh pacaran sama sekali,
apalagi pacaran dengan gadis Barat. Melakukan hal ini berarti meninggalkan tradisi.

sunnahnabi.com/forum
Bab 16
TRADISI² YANG BERHARGA

TRADISI MERUPAKAN STRUKTUR LUAR ISLAM, tubuhnya digerakkan oleh jiwa dari ajaran
Islam. Tradisi itu disisipkan ke dalam diri kita dari menjalani kehidupan Muslim; setiap hari
diatur oleh tradisi. Aku menjalankan sholat lima waktu, melafalkan berbagai doa secara detail,
diikuti dengan tatacara wudhu yang rumit, dan senantiasa harus melihat contoh teladan
Muhammad. Lebih dari semilyar Muslim juga melakukan hal yang sama seperti diriku untuk
menjunjung tinggi tradisi Islam ini, baik dalam hal berdoa untuk mendapatkan jodoh yang
cocok, menentukan panjang pendeknya jenggot, sampai hal sepele seperti mengenakan
perhiasan emas atau tidak.

Tradisi Islam ini tidak terdapat di Qur'an, melainkan di hadis. Berbagai aturan dan larangan
dalam pernikahan, aturan² dagang dan hukum sipil, kebanyakan hukum Syariah dan aturan
hidup Islamiah diambil dari hadis.

Dengan begitu, sudahlah jelas bahwa hadis itu sangat penting dalam dunia Islam.

Sewaktu Baji dan aku tumbuh dewasa, Ammi dan Abba menganggap bahwa sangatlah penting
bagi kami untuk belajar hadis dan aturannya. Mereka seringkali membacakan koleksi² hadis,
mengajak kami untuk menghafalkannya dalam bahasa Arab dan mengerti artinya. Saat
pertama kali mereka meminta kami menghafal hadis adalah di suatu malam, saat setelah sholat
maghrib, sewaktu kami semua masih bersimpuh di atas karpet sajadah.

"Beytee, beyta, kami ingin kalian menghafalkan hadis pendek ini. Hazrat Umar menyatakan
bahwa Muhammad SAW berkata, 'Perbuatan dinilai dari niatnya.'" [29]
[29] Bukhari Sahih 1.1.1

Setelah kami melafalkannya dalam bahasa Arab beberapa kali, Ammi dan Abba puas karena
kami telah mengingatnya. Mereka bertanya apakah kami punya pertanyaan.

Aku punya beberapa. "Abba, dari buku hadis apakah hadis itu berasal?"
"Yang ini berasal dari Bukhari Sahih. Apa yang kau ketahui tentang Bukhari Sahih?"

"Bukhari Sahih adalah buku berisi kumpulan hadis yang terpercaya, dikumpulkan oleh Imam
Bukhari. Hadis² ini tadinya tidak dibukukan sampai lama setelah kematian Muhammad.
Banyak hadis palsu yang dibuat orang, dan sukar untuk menentukan mana yang asli. Imam
Bukhari memeriksa 500.000 hadis dan memilih 5.000 yang paling tepat."

Ammi melanjutkan, "Gimana cara memilihnya?"


"Ketika Imam Bukhari mendengar sebuah hadis, dia memeriksa apakah orang itu dapat
dipercaya atau tidak. Jika reputasi orang itu jelek, jika dia suka membuat masalah, atau bahkan
jika dia kejam terhadap binatang, Imam Bukhari tidak akan mempercayai hadis darinya. Jika

sunnahnabi.com/forum
dia mendapatkan bahwa orang itu dapat dipercaya, dia akan bertanya dari mana sumber
keterangannya, dan siapakah orang yang memberitahunya, dan terus begitu sampai pada
Muhammad. Imam Bukhari menelaah reputasi setiap penyampai hadis di rantai perawi, dan
jika orang ini bisa dipercaya, maka Imam Bukhari mencatat hadis itu dalam bukunya."

Rantai perawi itu disebut sebagai isnad atau sanad, dan ini adalah sangat penting bagi ahli
ulama Muslim kuno. Islam muncul dari masyarakat yang dipimpin penguasa. Jika mereka
bertanya, "Apakah hadis ini sahih?" mereka bertanya pada penguasa yang menyampaikannya.
Tanpa isnad, hadis dianggap tak berharga. Muslim menganggap kedudukan hadis lebih tinggi
daripada sirah (riwayat hidup Nabi), karena sirah tidak mencatat isnadnya.

Ammi melanjutkan, "Baik sekali. Beytee, buku hadis apakah setelah Bukhari yang dianggap
paling terpercaya?"

"Aku tak tahu, Ammi." Baji saat itu berusia 18 tahun dan sudah masuk perguruan tinggi. Dia
sekarang tidak terlalu senang dengan berbagai pertanyaan detail, dan sikapnya ini tidak seperti
dulu. Tapi Ammi terus mencoba.

"Ya, kau sebenarnya tahu kok. Challo, coba jawab ini. Hadis apakah yang terpercaya setelah
Bukhari Sahih?"
"Muslim Sahih?"
"Shabash. Nabeel, apakah engkau tahu hadis² lainnya?"

"Aku tahu Sunan Abu Daud, dan aku tahu bahwa ada 6 koleksi hadis sahih dan sisanya adalah
gabungan dari berbagai hadis yang tak begitu dapat dipercaya. Enam hadis sahih itu disebut
sebagai Sahih Sittah, dan tiga yang pertama adalah Bukhari Sahih, Muslim Sahih, dan Sunan
Abu Daud."

Abba melanjutkan daftarnya untukku, "Tiga lainnya setelah itu adalah Sunan Tirmidhi, Sunan
Ibn Majah, dan Sunan Nasa'i. [30] Ini adalah enam buku hadis terbaik, tapi diantara mereka
semua, Bukhari Sahih dan Muslim Sahih lah yang paling terpercaya."
[30] Muslim Sunni kadangkala tidak setuju dengan tiga koleksi hadis terakhir, menggantinya dengan Muwatta Imam
Malik.

Ammi dengan cepat menambahkan, "Tapi bahkah ucapan Muhammad SAW di hadis yang
paling sahih sekalipun bukanlah firman Allah. Kita tidak boleh mengganti Qur'an dengan
hadis."

Aku mengajukan pertanyaan tentang hal itu, "Tapi jika Muhammad SAW yang mengatakan,
bukankah kita harus mentaatinya?"

Abba menyela, "Tentu! Tapi Muhammad SAW sekalipun bukan Tuhan. Qur'an adalah satu²nya
buku yang tidak pernah diubah dan yang paling sempurna di dunia. Kitab hadis itu mirip
seperti Alkitab karena ditulis oleh manusia. Ada kebenaran illahi di dalamnya, tapi kita harus

sunnahnabi.com/forum
hati² karena terjadi perubahan. Kita harus terus memeriksa kebenarannya dari sumber lain
terhadap Qur'an. Challo, sudah cukup untuk malam ini. Jangan lupa hadis yang kalian pelajari
hari ini. Kami akan meminta kalian melafalkannya lagi besok!"

Aku sangat tertarik pada hadis, tapi lebih pada sejarahnya dibandingkan isinya dan bagaimana
cara ulama Muslim mendapatkannya. Aku ingin tahu bagaimana caranya membedakan hadis
yang asli dengan yang palsu. Aku mulai bertanya pada Ammi dan Abba tentang sistem
pemeriksaan hadis, dan dengan cepat aku menemukan batas pengetahuan mereka akan hal ini.
Untuk belajar lebih jauh, aku harus menunggu sampai saat jemaat kami berkumpul bersama, di
mana aku bisa bertanya pada para ahli tentang buku sahih mana yang layak dibeli.

Kebetulan Ammi dan Abba hendak kembali ke United Kingdom (Inggris) di musim panas
mendatang untuk mengunjungi acara perkumpulan jemaat Ahmadiyah. Aku pun ingin ikut
untuk mengadakan riset tertentu di sana. Yang tak kurencanakan adalah pengalaman bersama
Tuhan secara pribadi. Tuhan akan menunjukkan suatu muzizat bagiku yang mengubah
hidupku untuk selamanya.

sunnahnabi.com/forum
Bab 17
PERTANDA DI LANGIT

UNTUK PERTAMA KALINYA AKU KEMBALI ke Inggris sejak kami pindah ke Connecticut
delapan tahun yang lalu. Aku sungguh sangat gembira. Abba bahkan belum sempat membawa
kami keluar dari Heathrow Airport sebelum aku berhasil membeli sebotol Irn-Bru dan
sekantong kripik Hula Hoops.

Kami lalu pergi ke daerah luar kota Tilford, di tempat yang sama kami dulu menghadiri
perayaan ibadah sembilan tahun yang lalu. Sewaktu kami mengendarai mobil melalui kota²
kecil, aku merasa kembali lagi ke masa laluku. Jalanan yang sempit, bangunan² yang
berdesakan, dan mobil² ukuran kecil, semuanya membawa kembali kenangan di masa kecil
yang kucintai. Bahkan makanan Inggris juga tidak menganggu perutku.

Perkumpulan jemaat ini disebut jalsa. Keluarga kami setiap tahun mengunjungi jalsa Amerika
di Washington, D.C., dan kami juga mengunjungi jalsa Kanada. Tapi jalsa Inggris sungguh
berbeda. Di sinilah tempat ketua jemaat kami hidup, dan kami selalu merasa saat istimewa jika
bisa bertemu dengannya. Karena dialah, puluhan ribu Ahmadi datang ke jalsa Inggris.

Meskipun aku sangat girang akan bertemu dengan dia, orang² yang sebenarnya paling
kurindukan adalah teman²ku dari Scotland, yakni keluarga Malik. Selain satu surat yang
kuterima dari anak bungsu Pak Malik ketika aku masih kelas 1 SMP, aku tidak pernah
mendengar apapun lagi dari mereka. Fasilitas email untuk umum masih langka saat itu, dan
telpon internasional terlalu mahal.

Tapi ketika aku tiba di jalsa, aku menyadari bahwa aku tak tahu apakah teman²ku akan berada
di tempat itu. Meskipun perayaan ini sangat istimewa, ada berbagai kemungkinan mereka
tidak datang. Sungguh tak mungkin mencari mereka dengan cara berjalan-jalan sekeliling jalsa.
Bukan hanya karena jumlah pengunjung yang sangat besar, tapi juga karena kami sudah
tumbuh besar selama tujuh tahun terakhir, dan aku tak yakin aku bisa mengenal mereka
jikalaupun bertemu mereka. Aku sangat ingin bertemu dengan mereka, tapi tidak tahu harus
mulai mencari dari mana.

Maka aku pun meminta bantuan pada Tuhan.

Sejak di usia muda, Ammi telah melatihku untuk berdoa saat sangat butuh bantuan, tapi aku
tidak pernah tahu doa khusus untuk mencari orang. Aku telah menghafal doa untuk mencari
barang hilang, tapi karena pelafalannya sama dengan doa untuk orang yang baru saja mati,
maka aku tidak mengucapkan doa ini. Aku lalu berdoa dari dalam hatiku, dengan
menundukkan kepala dan menutup mata.

"Tuhan, bersediakah Engkau menolongku menemukan teman²ku?" Aku tak tahu lagi harus
mengatakan apa, sehingga aku lalu diam.

sunnahnabi.com/forum
Ketika aku membuka mataku, yang kulihat sungguh mengejutkan hatiku. Di udara
dihadapanku tampak dua jalur warna, satu emas dan satu lagi perak, seperti dilukis di langit
dengan kuas yang tak tampak. Kedua garis itu menuju arah tertentu, yang sudah jelas
membimbingku ke arah itu.

Aku masih ingat perkataan yang kuucapkan dengan rasa kaget: "Wuah, gila. Kayaknya aku
harus mengikuti kedua garis itu, ya?"

Tidak jelas apakah saat itu aku berbicara pada diriku atau pada Tuhan. Yang kulihat adalah
tiada orang lain yang bisa melihat kedua garis itu, selain diriku saja. Selain garis² itu, langit
tampak kosong sehingga pesannya sangat jelas. Tidak jelas berapa jauhnya garis² tersebut
dariku. Bisa jadi satu mil, atau satu kaki, atau mungkin diantaranya. Yang jelas, kedua garis itu
tampak di situ, dan sepertinya menungguku.

Jalsa itu penuh sesak, dan setiap orang berada di luar tenda raksasa karena tiada yang
berpidato di saat itu. Aku mengikuti kedua garis melalui kumpulan orang banyak, sambil
berusaha menyeruak menembus massa, seperti di bazzar Pakistan.

Kedua garis itu berputar di atas pasar jalsa, daerah yang sama yang ingin kukunjungi untuk
mendapatkan lencana sepuluh tahun yang lalu. Kali ini, aku tidak ditahan oleh orang tua.
Kedua garis tampak berputar ke bawah, di dekat tenda kain. Ketika aku berusaha menuju ke
arah itu, aku melihat dua orang pria berdiri, bercakap-cakap, sambil mencoba mengenakan
tutup kepala. Sebentar kemudian aku menyadari bahwa mereka adalah kakak beradik Malik.

Aku lari menghampiri mereka dan merangkul lengan mereka. Ketika mereka mengenalku,
kami sangat bergembira bisa bertemu bersama. Mereka sangat kagum melihat tinggi badanku,
dan berulang kali mengatakan, "Dulu kamu kecil banget!" Dan lalu mereka menarikku ke arah
jalsa, sambil memperkenalkan diriku kepada siapapun dari Glasgow yang dulu pernah
kukenal. Kami sangat bahagia. Untuk sesaat, aku lupa kedua garis di langit.

Di malam harinya, sewaktu mengenang kembali peristiwa di hari itu, aku tidak bisa melupakan
kedua garis emas dan perak tersebut. Bagiku, sudah sangat jelas: ini berarti Tuhan itu memang
ada.

Tentu saja aku percaya bahwa Tuhan memang ada. Aku sudah melihat doa yang dikabulkan,
mimpi² yang penuh nubuat, argumentasi masuk akal yang menunjukkan keberadaan Tuhan,
tapi selalu saja ada keraguan. Mungkin jawaban doa hanyalah kebetulan saja, atau nubuat
dalam mimpi hanyalah dibesar-besarkan saja agar cocok dengan kenyataan, atau mungkin saja
ada yang tidak tepat dalam argumentasi. Memang aku dulu yakin 99% bahwa Tuhan itu ada,
tapi bayangan keraguan selalu muncul.

sunnahnabi.com/forum
Tapi sekarang, sudah tidak ada kemungkinan lain. Bagaimana lagi aku bisa menjelaskan apa
yang terjadi di hari itu? Aku sungguh tidak tahu di mana kawan²ku berada, dan ketika aku
berdoa, aku secara mistis dibawa kepada mereka.

Aku mulai memikirkan adanya penjelasan lain. Mungkin aku hanya berkhayal melihat kedua
garis tersebut. Tidak, itu tidak masuk akal, karena aku bisa berjalan langsung menemui
teman²ku. Mungkin secara bawah sadar aku tahu mereka di mana? Tidak, itu juga tak masuk
akal. Aku bahkan tidak tahu apakah mereka berada di acara jalsa itu, apalagi tempat yang tepat
di mana mereka berada. Mungkin ketika aku tinggal di Scotland, aku memiliki koneksi sensor
luar biasa dengan teman²ku dan sensor itu tidak aktif sampai aku mengingat mereka kembali di
sore hari itu, di mana ikatan bathin kami mampu untuk mewujudkan hubungan ini dalam
sensor indra penglihatan. Sejujurnya, inilah penjelasan terbaik yang bisa kupikirkan, tapi tidak
hanya penjelasan ini di luar batasan kemampuan alamiah, tapi juga diluar batasan
kemungkinan kejadian.

"Tidak," aku katakan pada diriku. "Tidak ada penjelasan lain. Tuhan itu nyata, dan Dia telah
mendengar doaku, bahkan permintaan kecil sekalipun seperti ingin bertemu dengan
teman²ku." Di hari itu, aku tidak hanya percaya bahwa Tuhan itu benar² ada. Aku tahu betul
bahwa Tuhan itu nyata. Dan aku tahu bahwa Tuhan peduli akan diriku.

Saatnya tidak bisa lebih tepat lagi. Ketika aku kembali ke SMP Princess Anne, salah satu kelas
yang harus kuambil adalah "Theori of Knowledge" (TOK - Teori Pengetahuan), dan ini
merupakan kelas dasar bagi ilmu filosofi dan epistemologi umum. Buku wajib kami berjudul
Manusia adalah Ukurannya, dan diskusi pertama kami di kelas adalah, "Bagaimana kita dapat
mengetahui bahwa Tuhan itu benar² ada?" Diskusi ini sangatlah dalam, dan menggoyahkan
iman para murid yang bertuhan di kelas.

Meskipun pembahasan kami berfokus pada argumentasi yang obyektif, dan memang
seharusnya begitu, aku menyadari bahwa pengetahuan yang subyektif ternyata sangat jauh
lebih berpengaruh. Aku tidak akan bisa meyakinkan orang lain bahwa aku benar² melihat
kedua garis itu di udara atau apakah garis² itu benar² membimbingku kepada teman²ku. Tapi
aku tidak perlu meyakinkan siapapun. Pertanda itu adalah bagiku saja, dan aku berubah dari
99% yakin bahwa Tuhan itu ada, menjadi 100% yakin.

Empat tahun kemudian, ketika kehidupanku jadi hancur berantakan, yang 1% itu ternyata
mengubah semuanya.

sunnahnabi.com/forum
Bab 18
KEHORMATAN DAN KEKUASAAN

TOK adalah satu dari banyak kelas wajib yang harus ditempuh olehku dan teman karibku,
David. Kami bertambah akrab sejak kelas 1 SMP, dan setelah kami naik kelas, kami tak bisa
dipisahkan lagi. Kami menjalani enam dari tujuh kelas bersama, menjadi wakil² kapten dalam
tim akademis, dan masuk ke dalam tim forensik sebagai dua sahabat. David dan aku
memenangkan urutan kelima di kompetisi SMP negeri tahun itu, dan ini mengejutkan banyak
orang karena kami pendatang baru. Di tahun senior, kami memenangkan perlombaan tingkat
propinsi.

David dan aku kadangkala diskusi tentang agama dan keberadaan Tuhan. Dia dan aku tidak
setuju, dan sudah jelas hal itu adalah karena latar belakang kami. Dia enggan melampaui lebih
daripada agnotisme (ragu atau tidak mau tahu apakah Tuhan itu ada), dan aku selalu mulai
dari iman Islam. Diskusi² di TOK semakin memperkuat keraguannya, dan meskipun itu tidak
menggoyahkan imanku bahwa Tuhan itu ada, TOK jelas menunjukkan perbedaan² penting
antara budaya Timur dan Barat yang tajam.

Saat orangtuaku mengajarku untuk menelaah kepercayaanku, aku dengan sendirinya


membangun pertahanan diri terhadap apa yang telah mereka ajarkan padaku. Di TOK, kami
juga melakukan hal yang sama - menelaah kepercayaan kami - tapi dalam prakteknya, malah
yang sebaliknya yang terjadi. Kami secara kritis menyelidiki kepercayaan² kami,
menantangnya, menguji titik² kelemahannya, kelunakannya, dan batasan²nya. Sebagian murid
bahkan lalu menggantinya.

Perbedaan antara pendidikan Timur dan Barat bisa ditelusuri pada kesenjangan yang
memisahkan imigran Muslim dengan anak² mereka: budaya Islam cenderung menetapkan
orang pada status tinggi sebagai orang yang berkuasa, sedangkan yang berkuasa dalam budaya
Barat adalah daya pikir yang logis. Kedudukan pihak yang berkuasa ini menetapkan cara
berpikir, dan panutan moral di seluruh masyarakat.

Jika pihak yang berkuasa berasal dari kedudukan dan bukannya dari daya pikir logis, tindakan
mempertanyakan kekuasaan dianggap berbahaya karena bisa menjungkirbalikkan sistem
tersebut. Perbedaan pendapat dikecam, dan sikap tunduk dipuji. Tindakan yang baik dan benar
ditetapkan secara sosial dan bukan secara individual. Dengan begitu, moral seseorang
ditentukan atas keberhasilannya dalam memenuhi harapan sosial, dan bukan dari keputusan
pribadinya menetapkan apa yang benar dan salah.

Karena itulah, kekuasaan berdasarkan kedudukan menghasilkan masyarakat yang menetapkan


benar dan salah berdasarkan kehormatan dan kehinaan.

Di lain pihak, jika pihak yang berkuasa adalah logika, maka mengajukan pertanyaan² malah
diperbolehkan karena penelaahan kritis mempertajama dasar kekuasaan tersebut. Setiap orang

sunnahnabi.com/forum
diharapkan untuk menelaah secara kritis tindakannya sendiri. Tindakan yang salah dan benar
ditetapkan secara pribadi. Moral seseorang ditetapkan oleh apa yang diketahuinya tentang
yang benar dan yang salah.

Kekuasaan berdasarkan logikan menciptakan masyarakat yang menetapkan apa yang baik dan
yang salah berdasarkan ketulisan dan perasaan bersalah.

Ketidakmampuan pihak Barat untuk memahami budaya timur bersumber pada perbedaan
budaya kehormatan-kehinaan dan budaya ketulusan-rasa bersalah. Tentu saja
permasalahannya sangat pelik, dan unsur² kedua pola pikir itu ada pula di pihak Barat dan
Timur, tapi masalah kehormatan dan kehinaan merupakan cara berpikir yang menggerakkan
masyarakat Timur, dan hal ini sukar dipahami masyarakat Barat.

Ketergantungan pada posisi pihak yang berkuasa ini menjelaskan budaya dunia Muslim yang
dicela pihak Barat, seperti misalnya praktek pembunuhan demi kehormatan (biasanya orangtua
membunuh anak perempuannya sendiri karena alasan kehormatan), pernikahan anak² usia 6
tahun ke bawah, pertikaian berdarah demi kehormatan. Karena berbagai alasan, kekuasaan
sosial yang berlaku di daerah Timur menetapkan kebiasaan² ini bisa diterima, dan malahan
dilestarikan. Tiada jumlah logika sebesar apapun yang bisa mengubah atau melarang praktek
budaya tersebut. Perubahan hanya bisa terjadi secara sosial, dari dalam diri masyarakat.

Tapi pembunuhan demi kehormatan dan pertikaian berdarah bukanlah masalah bagi
masyarakat Muslim generasi kedua di negara Barat. Kami menganggap prinsip kemaluan-
kehinaan sebagai "tidak jadi masalah untuk berbuat salah, asalkan tidak ketahuan." Jika tidak
tertangkap basah dan mengalami penghinaan, maka itu bukanlah kesalahan.

Aku melihat prinsip ini seringkali berperan saat kami tumbuh besar, tapi aku hanya memberi
contoh hal² yang tidak membahayakan. Hal sepele yang bisa kuingat adalah membeli minuman
soda di warung makan dan mengisi gelas kembali setelah kosong. Banyak teman² Muslimku
yang menganggap bahwa tidak jadi masalah bilamana mereka meminta gelas plastik kosong
untuk air (gratis) tapi lalu mereka mengisi gelas itu dengan soda (cocacola, pepsi, dll) dan
bukannya dengan air dari mesin minuman yang tersedia. JIka meminta gelas plastik untuk air,
maka orang tidak perlu bayar, tapi jika mau meminum soda, maka gelasnya berbeda dan harus
bayar. Kami hampir tak berkedip saat melakukan hal ini, dan aku juga sering melakukannya.

Tapi suatu hari di restoran cepat saji Taco Bell di Virginia Beach, salah seorang temanku
tertangkap basah mengucurkan soda Mountain Dew yang berwarna merah ke dalam gelas
plastiknya yang seharusnya untuk air. Seorang pegawai restoran melihatnya dan dia dengan
segera menyingkirkan tangan temanku dari mesin minuman dan berkata keras, "Kau tadi mau
minta air. Jangan ambil soda!"

Saat itu, semua orang menoleh untuk melihat apa yang terjadi dan temanku jadi merasa malu.
Sudah jelas bahwa pegawai itu benar, karena gelas plastik untuk air itu transparan, sedangkan

sunnahnabi.com/forum
gelas untuk soda berwarna gelap. Sang pegawai telah menangkap basah temanku mencuri
soda. Ini sudah jelas bagi semua orang.

Bagi temanku, ini adalah saat naas di mana dia harus dihina karena perbuatannya. Mencuri
soda bukanlah masalah bagi dirinya sebelum tertangkap basah. Malahan, tidak juga jadi
masalah setelah tertangkap basah. Hal ini mungkin mengherankan orang Barat, tapi baginya
hal ini lebih merupakan penghinaan karena ditegur oleh karyawan bergaji rendah. Karena itu,
dia menyangkalnya, dan menjawab ketus, "Aku lagi ambil air, kok!" Dia lalu mengisi gelasnya
dengan air dan berjalan pergi, seakan air itu berwarna merah muda dan berbuih soda.

Di lain saat, salah satu sepupuku menerima teguran ringan dari keluargaku karena tertangkap
basah melakukan penipuan kecil. Yang lebih memalukan lagi, sepupuku itu menceritakan
kejadian seakan hal itu merupakan hal yang lucu.

Dia memulai mengatakan pada kami bahwa sewaktu dia mengamati keterangan untuk
membeli asuransi mobil, dia mendapatkan bahwa jika dia berdusta dengan mengatakan bahwa
dia sudah menikah, maka dia bisa menghemat banyak uang. Maka dia pun mengarang cerita
dusta tentang bagaimana dia bertemu dengan istrinya, mata pencaharian istrinya, dan bahkan
jembatan keledai yang digunakannya untuk mengingat hari ultah istri. Dia berencana
menceritakan hal ini pada agen asuransi, dan bahwa dia tidak bisa menunjukkan surat² nikah
sebagai tanda bukti karena sang istri masih tinggal di Pakistan. Setelah dia mengarang banyak
detail, maka dia menelpon perusahaan asuransi, meyakinkan mereka, dan dapat tagihan
asuransi yang lebih murah.

Hanay aku dan satu orang anggota keluargaku yang berada di pihaknya, dan kami semua lahir
di Amerika. Orang² tua tertawa dan memberitahu kami untuk bersikap santai saja, dengan
mengatakan pihak asuransi sudah punya cukup banyak uang. Sepupuku dengan giat setuju
akan pendapat itu.

Setelah kejadian itu, setahun kemudian, dia mengalami kecelakaan mobil dan butuh bantuan
dana dari pihak asuransi. Sewaktu menyampaikan kejadian kecelakaan di telpon, agen asuransi
bertanya apakah saat kecelakaan terjadi dia bersama istrinya di mobil. Pikirannya sedang fokus
pada kecelakaan, maka dia dengan cepat mengatakan bahwa dia tidak menikah. Agen itu lalu
bertanya apakah dia pernah menikah, dan sepupuku menjawab, "tidak." Tak lama kemudian,
sepupuku menerima tagihan asuransi yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat daripada yang
biasanya dia bayar.

Saat cerita selesai disampaikan, seluruh keluarga tertawa keras. Karena dia mampu
menyampaikan kisah dengan baik, dia bisa merubah sesuatu yang memalukan menjadi
kehormatan karena menjadi penyampai kisah yang baik. Malah sebenarnya, bersikap jujur
tidak pernah terlintas dalam benaknya, apalagi perasaan bersalah.

sunnahnabi.com/forum
Ini merupakan contoh tak berbahaya tentang bagaimana budaya kehormatan-kehinaan tampak
berbeda dalam budaya Barat yang fokus pada perasaan bersalah dan sikap yang tulus. Tentu
saja, terdapat pula moral yang tinggi dalam Islam, dan dengan begitu kita tidak bisa bersikap
bahwa Muslim bisa seenaknya saja melakukan apa yang mereka kehendaki asalkan tidak
ketahuan. Meskipun begitu, perasaan bersalah bukanlah faktor yang menentukan di dunia
Timur yang lebih terpengaruh dengan rasa terhina.

Bagi Muslim Barat generasi kedua, tampaklah jelas bagaimana sukarnya menyatukan kedua
budaya ini. Sewaktu melakukan hal yang tidak diterima masyarakat, pemuda Muslim akan
mencoba menyembunyikan hal itu dan diam² mulai merasa bersalah. Kecenderungan sikap
Timur yang menutup hal memalukan semakin meningkatkan pula kecenerungan Barat untuk
merasa bersalah.

Bagiku, hal ini menjadi masalah yang besar sewaktu aku masuk SMA. Semua temanku tahu
bahwa aku adalah Muslim dan bahwa aku tidak boleh pacaran. Aku sudah berusaha menjadi
duta yang mewakili budayaku dengan mengatakan pada siapapun bahwa aku senang dengan
gagasan nikah yang diatur keluarga. Hal ini tidak jadi masalah bagiku, sampai aku mulai
tertarik terhadap para gadis.

Di tahun akhir SMA-ku, aku jatuh cinta pada seorang gadis yang sudah terang²an mengaku
padaku bahwa dia juga senang padaku. Dalam ukuran budaya Barat, tiada yang salah akan hal
yang kami lakukan, yakni mulai bergandengan tangan dan mulai bersikap mesra. Tapi aku
tekan perasaanku karena bertentangan dengan budaya Timur, dan aku mulai merasa bersalah.
Aku memutuskan untuk tidak berhubungan dengannya lagi setelah beberapa minggu,
meskipun aku masih sayang padanya. Tak lama kemudian, dia mulai pacaran dengan
sahabatku, David. Perasaanku pada gadis itu tetap tak berubah, dan aku mulai merasa bersalah
karena mencintai pacar sahabatku. Aku mengaku hal ini pada David bahwa diam² dulu kami
punya hubungan singkat sebelum mereka pacaran dan aku masih mencintainya.

Tiada seorang pun dari semua teman²ku yang mengert mengapa aku menyembunyikan hal ini
dari mereka, apalagi David. Dari sudut pandangnya, aku telah mengkhianatinya karena tidak
bersikap terbuka padanya dan karena diam² mencintai pacarnya. Aku dan David berselisih
hanya beberapa hari sebelum hari wisuda, dan semua temanku ada di satu pihak, dan aku
sendirian di pihak lain.

Sekali lagi, aku tak punya teman, tapi kali ini terasa sangat menyakitkan dan membingungkan.
Apa yang terjadi? Mengapa aku akhirnya kok selalu sendirian lagi? Aku tahu aku telah berbuat
salah, tapi apakah sedemikian parahnya sehingga aku layak kehilangan semua temanku? Aku
tidak mengunjungi pesta hari wisuda, aku tidak lagi diundang ke berbagai perjalanan sebelum
masuk perguruan tinggi yang dulu telah kami rencanakan, dan aku tidak bisa lagi bertemu
dengan mereka sewaktu mereka kembali pulang ke rumah di hari liburan.

sunnahnabi.com/forum
Jika saja aku tahu yang akan terjadi, maka tentu aku bersikap lain. Aku tentu akan melakukan
hal yang lain. Jika saja mereka mengerti perasaanku, mereka tentu tidak akan begitu marah
dengan sikapku yang menyembunyikan perasaanku. Jika saja kami tahu ini akan terjadi, maka
aku masih berteman dengan teman²ku sejak masih kecil dulu.

Sebagian orang percaya bahwa tiada perbedaan budaya antara Barat dan Timur, tapi sebagian
lagi melihatnya dari cara pandang yang berbeda. Sebagian menganggap pola pikir Barat dan
Timur sebagai hal yang menarik untuk diamati. Bagiku, dan bagi orang lain seperti diriku,
perbedaan antara Barat dan Timur membentuk kehidupan kami secara langsung. Karena
itulah, aku tidak punya teman di masa kecilku, dan karena itu pula, aku memasuki dunia orang
dewasa seorang diri lagi.

Untungnya, rasa sakit terpedih hanya terjadi di musim panas saat itu saja. Aku mulai kuliah di
perguruan tinggi beberapa bulan kemudian, di bulan Agustus 2001. Aku bersemangat untuk
membentuk diriku kembali dan menemukan teman² baru lagi. Tapi tiga minggu sebelum
masuk perguruan tinggi, krisis baru datang menghantam, dan ini berakibat besar pada seluruh
negara Amerika. Dunia bahkan tidak sama lagi setelah krisis itu terjadi.

sunnahnabi.com/forum
Bab 19
AGAMA DAMAI

SAAT ITU ADALAH AWAL minggu keempatku kuliah di Old Dominion University. Baji dan
aku kuliah di ODU karena alasan yang sama: ODU adalah sekolah terbaik yang paling dekat
dengan rumah kami, dan Ammi dan Abba juga tak mau melepaskan kami lebih jauh. Kami jadi
sering pergi ke sekolah bersama, tapi di hari Selasa pagi itu, Baji datang lebih lambat daripada
aku untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Aku harus berada di laboratoriun anatomi pada
jam 8 pagi.

Hari Selasa pagi itu mulai seperti biasa. Aku menyelesaikan tugas belajarku di lab anatomi jam
10:30 dan lalu berjalan menuju Webb Center, gedung pertemuan pelajar di ODU. Aku bebas
sampai jam 12 siang, ketika tim forensik bertemu untuk melakukan latihan. Aku telah
bergabung bersama tim ini di minggu pertama kuliah dan aku bersemangat untuk melanjutkan
sukses studiku di SMA ke universitas.

Sewaktu berjalan ke tempat perkumpulan pelajar, kapten tim forensik tampak berjalan dengan
tergesa-gesa. Aku tidak tahu ada masalah apa, maka aku bertanya, "Ada apa?"

Tanpa berhenti, dia menjawab, "Gedung kedua baru saja roboh." Dengan bingung, aku melihat
sekerumunan orang menonton TV di ruang tengah di belakang sang kapten. Maka aku juga
masuk ke sana untuk melihat TV.

Siaran berita TV menayangkan ulang rekaman gedung² utara dan selatan World Trade Center
runtuh. Berkali-kali mereka menayangkan film di mana sebuah pesawat terbang menghajar
salah satu gedung dan lalu kedua gedung itu runtuh. Tampaknya bagaikan adegan film, tapi
kami tahu itu nyata dan melihatnya dengan penuh rasa horor.

Tiada seorang pun yang bergerak, tiada seorang pun yang berbicara. Beberapa saat kemudian,
HP ku berdering. Abba menelponku, suaranya tampak penuh tekanan. "Nabeel, di mana
kamu? Kenapa kok tidak diangkat telponnya sejak tadi?"

"Aku berada di sekolah, Abba. Koneksi telpon di lab anatomi kurang bagus rupanya."
"Pulang sekarang juga. Apakah Baji ada bersamamu?"
"Tidak tuh. Apakah dia baik² saja?"
"Dia juga tidak menjawab HP-nya. Temukan dia, dan pulang segera."

Dengan masih penuh rasa bingung, aku bertanya padanya, "Abba, ada apa sih? Mengapa aku
harus pulang sekarang?"

Dengan kaget, Abba bertanya, "Apakah engkau tidak tahu? Ada serangan tuh!"
"Ya, tapi mengapa aku harus pulang sekarang?"
"Nabeel! Mereka menyalahkan Muslim! Orang² akan sangat marah, dan mereka bisa

sunnahnabi.com/forum
menyerang kamu dan Baji. Tugasmu sekarang adalah mencarinya, agar dia aman, dan pulang
segera."
"Tapi Abba, aku ..."
Abba dengan cepat menyela. "Nabeel! Lakukan apa yang kuperintahkan! Aku harus telpon Baji.
Perhatikan HP-mu juga." Lalu dia menutup telpon.

Aku lalu memandang orang² yang menonton TV. Apakah orang² ini musuhku? Apakah mereka
benar² bisa mencelakaiku? Dengan perlahan, bahaya berpindah tempat dari berada di TV ke
keadaan sekitarku. Aku sekarang jadi bagian dari film mengerikan, dan aku punya peranan
yang harus kumainkan. Aku dengan cepat pergi dan menelpon Baji.

Untunglah, dia segera menjawab telpon. "Assalamualaikum?"


"Baji, apakah kau tahu yang telah terjadi? Di mana engkau sekarang?"
"Ya, saya lagi menyetir mobil. Sekarang sedang hendak pulang."
"Mengapa kau tak menjawab HP-mu saat Abba menelponmu?"
"Aku sedang berada di toko 7-Eleven nonton TV, dan seorang polisi menarikku untuk bicara.
Dia mengatakan bahwa aku mungkin tidak aman berada di luar rumah, karena aku
mengenakan burqa. Dia menawarkan untuk mengantarku masuk ke mobil, dan sekarang aku
menyetir pulang."
"Wah, gitu ya? Baik sekali dia itu. Baiklah, hati² ya. Kita sebentar lagi ketemu di rumah."

Di sepanjang hari setelah itu, kami diam saja di rumah sambil menonton TV. Abba ingin cuti
seminggu, dan dia menganjurkan kami melakukan hal yang sama. Kami pergi keluar rumah
hanya untuk membeli bendera Amerika, yang dengan cepat habis terjual. Kami pasang bendera
itu di setiap mobil kami, di halaman rumah, di garasi, untuk jaga².

Kami ingin orang² mengetahui bahwa kami bukan musuh mereka, apapun yang mereka dengar
di siaran berita.

Sikap ayahku bukanlah sikap ketakutan yang tak beralasan. Sewaktu Operasi Badai Gurun
(Operation Desert Storm), anggota keluarga kami telah menjadi korban kemarahan orang. Nani
Ammi tidak boleh membeli bensin di pompa bensin karena dia mengenakan burqa. Nani
Ammi, nenekku yang mungil dan tersayang. Tante kami yang lain bahkan diserang di tempat
parkir, dipukul perutnya sewaktu membeli barang² makanan. Betul juga, tak lama setelah
serangan 11 September, mesjid di dekat ODU dirusak orang, dan semua jendelanya hancur.
Aku tahu orang² yang membayar untuk memperbaiki mesjid itu. Mereka adalah orang² yang
baik hati dan pekerja keras.

Hari² berlalu, dan sudah jelas bahwa penyerang adalah orang² Muslim dan serangan ini
dilaksanakan atas nama Islam. Tapi Islam jenis apa ini? Sudah jelas bukan Islam yang kukenal.
Memang aku sering mendengar Muslim di negara lain melakukan berbagai kerusakan atas
nama Allah, tapi kejadian itu jauh sekali letaknya dari tempat kami sehingga tak berakibat

sunnahnabi.com/forum
apapun. Tapi sekarang serangan 11 September itu terjadi di tempat yang tak jauh dari rumah
kami. Hal ini memukul jantung kami.

Selama beberapa minggu berlalu, dan siaran TV tak hentinya mengulang video kehancuran dua
gedung WTC. Lagi, lagi, dan lagi, aku harus menyaksikan ribuan orang² tak bersalah dibantai
atas nama Tuhanku. Akhirnya aku tak tahan lagi. Aku harus benar² mempelajari iman Islamku,
sekali untuk selamanya. Aku harus bisa mencari cara untuk mendamaikan Islamku, agama
damaiku, dengan Islam di TV, agama teror.

Selama 12 tahun sejak hari itu, aku telah mempelajari bahwa pertanyaannya jauh lebih pelik
daripada apa yang tampak dari luar. Yang paling penting adalah mengetahui definisi Islam itu
apa. Jika Islam yang dimaksud adalah kepercayaan umat Muslim, maka Islam bisa jadi adalah
agama damai atau agama teror, tergantung bagaimana Islam itu diajarkan.

Di negara² Barat, Muslim² umumnya diajarkan versi damai dari Islam. Seperti aku dan Baji,
para Muslim Barat diajarkan bahwa Muhammad hanya berperang untuk membela diri dan
ayat² sarat kekerasan di Qur'an hanyalah untuk konteks membela diri saja. Jihad dijelaskan
sebagai usaha damai, perjuangan dalam diri Muslim sendiri melawan hawa nafsunya. Sewaktu
ditanya tentang agamanya, para Muslim Barat dengan jujur mengatakan apa yang mereka
yakini: Islam adalah agama damai.

Akan tetapi, di dunia Timur, Muslim² beriman pada Islam yang lebih garang. Mereka diajarkan
bahwa Islam itu superior di atas segala agama lainnya dan merupakan cara hidup yang
ditetapkan Allah, dan Allah ingin Islam berkuasa di seluruh dunia. Mereka mengartikan jihad
sebagai perjuangan fisik, melawan musuh² Islam. Sewaktu ditanya tentang agama mereka, para
Muslim ini menjawab dengan jujur apa yang mereka yakini: Islam akan menguasai dunia.

Jadi jika kita menjabarkan Islam berdasarkan pengikutnya, maka Islam bisa jadi dan bisa tidak
jadi agama damai. Tapi jika menjabarkan Islam lebih secara tradisional, sebagai sistem
kepercayaan dan praktek yang diajarkan Muhammad, maka jawabannya bisa lebih sederhana.

Catatan sejarah Islam awal menunjukkan bahwa Muhammad melakukan serangan² militer
ofensif [31] dan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. [32] Dia menggunakan
istilah jihad dalam konteks spiritual dan jasmani/fisik, tapi jihad fisik adalah yang paling
ditekankan oleh Muhammad. [33] Praktek Islam yang damai baru muncul kemudian, seringkali
di negara² Barat, yang menafsirkan ajaran² Muhammad secara damai, sedangkan variasi Islam
yang lebih ganas berasal dari kekolotoan dan sejarah Islam. [34]
[31] Bahkan perang besar pertama dalam sejarah Islam, Perang Badar, adalah karena serangan Muhammad terhadap
kafilah dagang Mekah, juga serangan di Nakhla. Lihat Bukhari Sahih 5.59.287; A. Guillaume, The Life of
Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq's Sirat Rasul Allah (New York: Oxford University Press, 2002), 289.
[32] Bukhari Sahih 1.2.24: "Rasul Allah berkata: 'Aku diperintah untuk memerangi manusia sehingga bersaksi bahwa
tiada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan supaya mereka menegakkan shalat dan
mengeluarkan zakat. Jika mereka melakukan itu maka darah dan harta mereka akan selamat dariku, kecuali karena
alasan² hukum Islam. Sedangkan perhitungan terakhir mereka terserah kepada Allah." Juga lihat Muslim Sahih
19.4366; buku Ibn Kathir, The Battles of the Prophet, Qur'an 9:5, 9:29, 9:111.

sunnahnabi.com/forum
[33] Bukhari Sahih vol. 4, buku 52.
[34] "Dalam membaca literatur Muslim - baik yang jaman sekarang maupun yang kuno - orang bisa melihat bukti
bahwa jihad spiritual diabaikan. Saat ini tiada Muslim, yang mampu menulis dalam bahasa non-Barat (misalnya
Arab, Persia, Urdu), akan membuat klaim bahwa jihad itu tanpa kekerasan atau kalah penting dibandingkan jihad
spiritual. Klaim² seperti itu hanya dibuat oleh ilmuwan² Barat, terutama mereka yang mempelajari Sufisme dan
dialog lintas agama, dan oleh para Muslim pembela Islam yang mencoba menampilkan bahwa Islam itu tidak
berbahaya" (David Cook, Understanding Jihad [London: University of California Press, 2005], 165-66).

Tentu saja, sama seperti semua orang, Muslim² di Barat dan Timur percaya saja dengan apa
yang diajarkan pada mereka. Tidak banyak penelaahan kritis akan kejadian² sejarah, dan yang
sedikit itu lalu melakukan apa yang dulu sering kulakukan di TOK: usaha untuk membela apa
yang telah dipercayai, dengan tidak mengindahkan atau menyepelekan bukti² yang
menunjukkan kontradiksi. Ini merupakan sikap yang biasa dilakukan banyak orang karena
sangatlah sukar untuk merubah sistem kepercayaan yang telah dicintai secara mendalam di
hati seseorang.

Begitulah yang terjadi pada diriku. Dalam lubuk hatiku, aku ingin tahu kebenaran akan Islam,
tapi sungguh hampir tidak mungkin untuk menantang iman masa kecilku hanya dengan cara
menelaahnya saja. Aku tetap saja bisa mencari cara untuk mengenyampingkan kebenaran²
yang sulit diterima. Apa yang kubutuhkan adalah sesuatu yang tidak membiarkan aku
bersikap pura² tidak tahu. Aku butuh sesuatu yang tanpa ampun mengembalikkan argumen²
jelekku ke hadapanku lagi, berulang kali, lagi dan lagi, sampai aku tidak bisa menghindari
kenyataan lagi.

Aku butuh seorang teman, yang pintar, yang tidak kenal kompromi, teman non-Muslim yang
bersedia menentangku. Tentu saja, dia tidak hanya harus berani dan cukup keras kepala untuk
menghadapi orang seperti aku, tapi aku harus juga cukup menyukai dan mempercayai dia agar
bisa berdialog dengannya tentang berbagai hal yang paling penting bagiku.

Aku sungguh tidak menyangka bahwa Tuhan telah memperkenalkan kami berdua, dan aku
telah berada di jalur yang akan mengubah diriku untuk selamanya.

sunnahnabi.com/forum
Bagian 3

Menguji Perjanjian Baru

O Allah, Alkitab tidak mungkin benar, bukan?

sunnahnabi.com/forum
Bab 20
Menjadi Saudara

ADA ALASAN SEDERHANA mengapa aku tidak pernah menaruh perhatian pada para
pengkhotbah di jalanan: mereka tampaknya tidak peduli akan diriku. Aku tidak beranggapan
mereka itu menjengkelkan. Aku kagum atas niat besar mereka, dan aku menghargai orang²
yang berdiri tegak membela kepercayaan mereka. Akan tetapi, aku merasa mereka
menganggapku sebagai obyek untuk dikuliahi. Apakah mereka tahu bagaimana akibat pesan
mereka terhadap hidupku? Apakah mereka itu mau tahu?

Tentu ada pengkhotbah² jalanan yang membagi pesan iman mereka sambil menyapa orang²
dengan ramah, bersikap peduli akan masalah yang dihadapi orang², dan mendoakan orang²
agar sembuh dari penyakit, tapi aku tidak pernah melihat hal itu. Yang kulihat hanyalah para
pengkhotbah itu berdiri di sudut² jalanan dan menegur orang² dengan agamanya. Mungkin
saja mereka bisa menyentuh hati sebagian orang, tapi kebanyakan malah lari menjauh.

Sayangnya, aku menemukan banyak orang Kristen yang mengira begitulah cara penginjilan
yang benar, dengan cara memaksakan iman Kristen mereka pada orang asing sewaktu pertama
kali bertemu. Yang jadi masalah dengan cara pendekatan seperti ini adalah Injil itu menuntut
perubahan hidup yang drastis, dan tidak banyak orang bersedia mendengarkan pengkhotbah
jalanan yang tidak mereka kenal untuk merubah cara hidup mereka. Apa yang para
pengkhotbah itu ketahui tentang hidup orang lain?

Di lain pihak, jika seorang sahabat sejati menyampaikan pesan Injil yang persis sama dengan
setulus hati, membahas pergulatan dan keadaan tertentu, maka pesan itu jadi terdengar sangat
jelas dan nyata.

Penginjilan yang efektif membutuhkan hubungan yang baik. Hanya sedikit saja perkecualian.

Di kasusku, aku tidak pernah mengenal orang Kristen yang benar² peduli akan nasibku, tiada
seorang pun yang setia berteman denganku dalam masa susah dan senang. Aku punya banyak
teman Kristen, dan aku juga tentu sudah menjadi teman baik mereka jika aku beriman Kristen,
tapi jenis persahabatan seperti itu tidak tulus, karena menuntut persyaratan. Tiada seorang
Kristen pun yang kukenal yang benar² peduli akan diriku. Karena tiada orang Kristen yang
bersikap tulus padaku, maka aku pun tidak pernah mendengar pesan mereka.

Tapi semua ini akan berubah.

Beberapa minggu setelah serangan 11 September, hidup terasa kembali normal. Baji dan aku
bisa kuliah seperti biasa lagi, Abba kembali bekerja, dan Ammi merasa cukup aman keluar
rumah untuk mengurus berbagai hal. Meskipun Islam ditunjuk sebagai biang keladi di
berbagai siaran berita dan rasa kecurigaan terhadap Muslim masih terasa pekat di udara,
gelombang serangan ternyata tidak sejelek yang kami duga. Memang mesjid kami dirusak, dan

sunnahnabi.com/forum
kami terus mendengar komentar anti Muslim, tapi kami tidak mengalami serangan fisik
apapun sebagai Muslim. Kami merasa aman untuk kembali ke kehidupan kami, dan ini
memang tepat waktu.

Turnamen forensik pertama di tahun itu sudah hampir diselenggarakan. Tidak seperti
turnamen di SMA dulu, turnamen forensik perguruan tinggi berlangsung beberapa hari, dan
seringkali diselenggarakan di negara bagian lain. Tim forensik kami harus bertanding di West
Chester, Pennsylvania.

Saat hari kami berangkat, Ammi mengantarkan diriku pakai mobil ke ODU agar dia bisa
mengucapkan selamat tinggal padaku. Kami tiba di gedung Batten Arts and Letters, dan salah
satu anggota tim forensik datang keluar untuk menyapa kami. Aku sudah pernah berbicara
dengannya beberapa kali saat latihan, tapi kami masih dalam tahap saling mengenal. Dia
bergegas mendekati kami dan mulai menolong mengangkut tas²ku sewaktu memperkenalkan
diri pada Ammi.

"Halo, Ibu Qureshi. Saya David Wood."

Ammi merasa senang bertemu dengan seseorang dari tim sebelum berpisah denganku ke
tempat yang tak dia kenal. "Halo, David, sungguh senang bertemu denganmu. Apakah engkau
akan pergi bersama Nabeel di perjalanan ini?"

"Ya. Dia bilang padaku bahwa engkau merasa khawatir. Tapi kami akan menjaga dia baik².
Jangan khawatir."

Tiada hal lain yang bisa diucapkan David yang lebih menggembirakan Ammi. "Nabeel, aku
tahu dia itu anak yang baik. Jangan jauh² dari dia, ya?"

"Acha, Ammi. Aku berjanji."


"Bawa HP-mu senantiasa ya, Nabeel? Telpon aku jika engkau tiba di hotel sehingga aku tahu
engkau tiba dengan selamat dan engkau beritahu aku nomer kamar hotelmu."
"Acha, Ammi, iya. Aku akan baik² saja kok. Jangan khawatir."

Meminta Ammi untuk tidak bersikap khawatir itu bagaikan memintanya untuk tidak bernafas,
maka dia tidak memperhatikan apa yang kukatakan. "Dan jangan lupa telpon Abba juga, ya,
agar dia yakin engkau selamat."
"Acha, Ammi!"

Ammi lalu menatap David. "Tolong ingatkan Nabeel untuk menelpon kami. Dia itu pelupa."
David tidak bisa menyembunyikan senyumnya. "Aku pasti mengingatkannya."

Ammi akhirnya puas. "Terima kasih, David. Aku senang bertemu dengan orang yang adalah
teman Nabeel. Setelah perjalanan ini, engkau sebaiknya datang ke rumah kami untuk makan

sunnahnabi.com/forum
bersama. Aku memasak makanan Pakistan yang bener² asli."

Tiada keraguan dalam suara David. "Engkau tak perlu mengundangku dua kali. Terima kasih,
bu Qureshi!"

"Baiklah anak², bersenang-senanglah. Jaga diri kalian baik²! Nabeel, telpon gw yah. Jangan lupa
sholat!"

Ammi memegang wajahku dan mencium pipiku, seperti yang biasa dia lakukan sewaktu aku
berusia 4 tahun, hanya sekarang akulah yang membungkuk. David yang berdiri di sebelah
kami berusaha menahan rasa geli, mengira aku tentu merasa malu atas perhatian ibuku. Tapi
hal ini normal saja dalam keluarga kami, dan aku juga senang menerima curahan cinta kasih
ibu.

Sewaktu dia berjalan ke mobilnya, dia mengucapkan kalimat berkat Pakistan. "Khuda hafiz,
beyta." Semoga Tuhan memberkatimu.
"Khuda hafiz, Ammi. Aku sayang dikau."

Sewaktu dia menyetir mobilnya meninggalkan tempat parkir, David menatapku, dengan
senyum di wajahnya.
"Ada apa?"
"Oh, gak apa². Dia tahu bahwa engkau hanya pergi untuk tiga hari saja, bukan?"
"Ya, tapi aku jarang meninggalkan rumah." Aku mengangkat tas²ku dan mulai berjalan ke
gedung untuk berjumpa dengan tim kami.

"Oh, gitu ya." David mengangkat sisa tasku yang lain dan berjalan mengikutiku, sambil terus
tersenyum. "Eh, tau gak? Udah lama nih sejak terakhir engkau bicara dengan ibumu. Kau harus
telpon dia lagi."

Aku berhenti berjalan dan menatap David, lalu menoleh dan melihat jalanan. Ammi masih
tampak di mobilnya, sedang menunggu lampu merah untuk berbelok ke kiri. Dia memandang
kami berjalan ke gedung.

Sambil mengikuti permainan David, aku menoleh padanya dan berkata, "Betul juga. Aku
telpon dia sekarang. Trims, David, kau sungguh penuh perhatian pada kami." Aku angkat HP-
ku dan lalu menelpon Ammi. David tertawa geli.

Maka dimulailah persahabatan kami. dari sekedar berteman dekat, menjadi bagaikan saudara
saja. Di hari² selanjutnya, banyak orang yang mengatakan bahwa David dan aku itu bagaikan
melengkapi satu sama lain. Kami bertubuh sama tinggi - enam kaki, tiga inchi (sekitar 190 cm) -
aku berkulit gelap, berambut hitam, sedangkan David berkulit putih dan berambut pirang. Aku
ini ramping dengan berat badan 175 pound, sedangkan David lebih berat 40 pound otot
dibandingkan diriku. Aku ini sangat memperhatikan penampilan dan citra diriku, sedangkan

sunnahnabi.com/forum
David lebih senang memakai celana jins dan kaos biasa saja. Aku dibesarkan dengan penuh
perhatian dan kasih sayang di rumah, sedangkan David dibesarkan di perumahan gandeng
(daerah orang tak mampu) dan masa lalu yang gelap. *)

Tapi apa yang tak kuketahui tentang David adalah hal yang sangat berbeda dengan diriku.
David adalah orang Kristen dengan iman yang sangat kuat, yang telah mempelajari Alkitab
dengan seksama selama lima tahun, dan belajar mengikut Yesus. Meskipun Injil adalah hal
yang paling disukainya, dia tidak membombardir diriku dengan kepercayaannya. Diskusi
tentang agama kami muncul secara alamiah, setelah kami bersahabat, dan sesuai dengan
konteks kehidupan kami bersama. Malahan sebenarnya akulah yang pertama kali mengungkit
masalah itu.

*) Aku tidak bisa banyak menceritakan tentang masa lalu David di buku ini karena dua alasan:
(1) David belum membuat kesaksiannya pada publik di saat itu, dan (2) kesaksiannya sangatlah
luar biasa sehingga jika aku menceritakannya, maka akan membelokkan kisahku. Syukurlah,
dia sekarang sudah menceritakan sendiri kesaksiannya secara terbuka, dan sekarang saat tepat
untuk menyimaknya. Maka, pakailah sabuk pengaman dan tonton sendiri kesaksiannya:
-----------------

sunnahnabi.com/forum
MENGAPA AKU MENJADI ORANG KRISTEN
Kesaksian David Wood

Ada jalan yang kelihatannya lurus,tapi akhirnya jalan itu menuju maut. (Amzal 16:25)

Mau ikut naik kereta api?


Bayangkan sebuah dunia bawah tanah, terbuat dari beton dan baja, tangga dan terowongan.
Hanya terdapat sedikit penerangan untuk bisa membaca tanda² di tembok. Bayangkan jika ada
orang yang tinggal di sini sepanjang hidupnya dan tidak pernah boleh ke atas untuk melihat
permukaan bumi. Mereka diberitahu sejak lahir bahwa dunia bawah tanah itulah satu²nya
dunia yang ada. Apakah mereka akan percaya apa yang diberitahukan pada mereka? Mereka
akan hidup seakan hal itu benar.

Tiba² muncul orang gila yang datang dari atas tangga dan berkata pada mereka yang hidup di
bawah tanah, "Apakah kalian tak sadar bahwa kalian hidup di bawah tanah? Tak tahukah
kalian bahwa ada dunia lain yang sangat indah di atas tangga ini? Dan tempat bahwa tanah ini
bagaikan kuburan?"

Orang² akan mentertawakan dia. Mereka berkata, "Dunia kami sekarang ini baik² saja, dan tak
butuh omong kosongmu. Pergilah ke dunia khayalanmu, goblog. Kamilah yang benar di bawah
sini." Mereka menolak dunia di atas tanah sana, dan malahan terjerumus lebih jauh lagi ke
dalam tanah.

Sewaktu aku berusia 5 tahun aku punya seekor anjing bernama Goliath. Suatu hari, ibuku
berbicara di telpon dan lalu datang padaku dengan airmata bercucuran dan berkata, "Goliath
mati terlindas bus." Aku menatapnya dan bertanya dalam hati, "Emang kenapa? Kan dia itu
cuman anjing saja." Ibuku sedih sekali, tapi aku tidak mengerti mengapa dia bersikap begitu.

Setelah itu aku juga menyadari bahwa orang lain juga jadi sedih jika seseorang atau sesuatu
meninggal. Hal ini sangat aneh bagiku. Menangis tidak akan merubah keadaan, jadi buat apa
menangis segala? Aku juga menyadari bahwa orang lain tidak mengerti jalan pikiranku yang
luar biasa dalam memahami realitas.

Aku ingat ketika aku duduk di sebelah danau saat berusia 8 tahun. Aku melihat semut² berjalan
beriringan dengan sempurna. Aku tiba² sadar bahwa semut itu berkuasa atas dunia dan mereka
menipu manusia dengan cara membuat manusia berpikir bahwa merekalah yang berkuasa atas
dunia. Bayangkan betapa cerdas dan hebatnya para semut itu sehingga bisa mengakali seluruh
umat manusia di bumi.

Beberapa tahun kemudian, aku menyadari bahwa binatang² piaraan sebenarnya menguasai
planet bumi ini. Jika aku melihat anjing atau kucing menatap mataku, aku mengira mereka
berkomunikasi denganku. Mereka dengan cara diam menunjukkan padaku bahwa mereka

sunnahnabi.com/forum
bangga bisa menguasai bumi. Maka aku sering bicara dengan mereka, "Aku tahu apa yang
sebenarnya terjadi." Tapi lalu aku tumbuh besar dan melupakan sikap konyolku itu.

Sewaktu kelas 1 SMA, aku yakin bahwa aku bisa mengontrol cuaca. Aku tak tahu caranya,
hanya yakin bahwa aku bisa. Jika hari hujan, maka aku bertanya pada diriku, bagaimana ya
aku menciptakan hujan ini? Aku juga mampu mengatur waktu, tapi aku belum tahu bagaimana
cara menggunakan kemampuanku itu.

Di musim panas tahun itu, teman karibku sejak SD, Jimmy, meninggal dunia. Dia selalu ingin
melakukan parasailing (bersilancar di udara pakai parasut). Akhirnya suatu hari impiannya
kesampaian, tapi tali pengamannya putus, lalu dia jatuh dan mati. Ketika aku mendengar hal
itu dan datang ke rumahnya, aku merasakan hal yang sama saat anjingku Goliath dulu mati.
"Apa sih masalahnya?" begitu pikirku. Tapi sekarang ada sesuatu yang terasa lain. Aku tahu
bahwa aku seharusnya merasa terganggu karena kematian Jimmy. Tapi mengapa tidak
kurasakan hal itu? Mungkin ada yang salah dalam diriku?

Setelah merenungkan hal ini selama beberapa bulan, aku menyadari mengapa aku berbeda
dengan orang lain. Aku ini telah berkembang ke tingkat lebih tinggi dari humanitas. Rasa sedih
yang kalian semua alami itu merupakan sisa tulang ekor yang masih kau miliki dari kehidupan
primitifmu yang dulu. Tapi sekarang humanitas 2.0 yang lebih baru sudah muncul dan versi
humanitas primitifmu itu sudah kuno, sudah kadaluwarsa.

Di tahun kemudian, aku mengalami pengalaman yang mengubah hidupku. Saat itu aku sedang
melarikan diri dari kepungan polisi. Di depanku ada sebuah sungai, lalu aku terjun ke dalam
sungai, dan berenang menuju tepinya. Aku lalu berlari melewati pepohonan. Setelah keluar
dari hutan, aku berada di halaman belakang sebuah rumah. Di hadapanku terdapat sebuah
kebun yang indah. Aku berjalan menghindari menginjak taman indah itu, tapi lalu aku berhenti
untuk berpikir, berfilosofi. Aku berpikir, "Aku tak peduli dengan orang² yang berada di rumah
itu, lalu mengapa aku berjalang menghindari menginjak sayur-mayur yang berada di taman
itu. Mengapa aku bersikap begitu hati² dan sopan? Ini tentu karena aku telah dicuci-otak. Aku
telah melakukan berbagai pelanggaran hukum, tapi selama ini masyarakat telah berhasil
mencuci-otakku. Kebajikan telah dipolusi dengan kedangkalan."

Sewaktu aku menginjak-injak taman indah itu, aku merasakan gelombang kebebasan yang
begitu menggembirakan hati. Dunia itu seakan-akan dikekang dengan tali yang mengatur kita
untuk melakukan ini, jangan melakukan itu. Tapi tali kekang itu akan lepas dengan sendirinya,
begitu kita menyadari bahwa kita tidak perlu melakukan hal yang diperintahkan orang lain
kepada kita. Tentu saja, jika engkau ingin benar² bebas dari orang yang mengekangmu, maka
engkau harus melakukan sebaliknya dari apa yang mereka beritahu padamu.

Mau ikut turun?

Sewaktu aku berusia 18 tahun, aku mulai belajar bikin bom. Bukan bom yang hebat sih, aku

sunnahnabi.com/forum
belajar dari sebuah tulisan anarkis. Aku belajar bikin bom lontong, bikin bom granat di rumah.
Aku beli buku bagaimana menyamarkan diriku agar tidak dikenali. Tapi semua itu terasa
amatir saja. Karenanya aku mengambil bidang studi kimia di perguruan tinggi agar bisa
membuat bom yang lebih canggih. Tapi rencanaku untuk jadi tukang bikin bom harus ditunda
dulu karena ada hal lain yang lebih penting dalam hidup. Setiap orang bisa meledakkan orang²
lain yang tak mereka kenal.

Jika engkau muak akan hidupmu yang terasa seperti boneka yang digerakkan benang² yang
dikaitkan padamu oleh tukang boneka, maka pembunuhan yang dilakukan haruslah dimulai di
rumah terdekat dari tempatmu tinggal. Ayahku tinggal di rumah terdekat dengan rumahku.
Dia perlu mati, dan aku punya palu yang bisa membuatnya mati.

Anehnya, pikiran dalam hatiku tentang realitas sebenarnya memperlamban niatku


membunuhnya. Ayahku sedang duduk di dekatku di atas kursi sofa, dan aku sedang berpikir
untuk memukulinya dengan palu sampai mati. Palu itu terletak di bawah sofa. Tapi aku tiba²
menyadari bahwa dia bisa membaca pikiranku. Saat itu seakan-akan seluruh dunia bisa
membaca pikiranku. Rasanya aku ini adalah bagian dari sebuah experimen, dan milyaran
orang juga berpartisipasi di dalamnya. Mereka semua menunggu apa yang akan kulakukan.
Kukira, begitu aku mulai menyerang ayahku, tembok² bangkit ke atas, orang² berdatangan, lalu
experimen akan berakhir.

Ayahku saat itu sedang menonton TV. Aku menghubungkan pikiranku dengan pikirannya,
dan berkata dalam hati "Lihat aku saat engkau sedang membaca pikiranku. Lihat aku sekarang.
Aku akan hancurkan kepalamu." Akhirnya aku berkata pada diriku "Kau kira aku ini bodoh.
Kau pura² tidak tahu ya." Aku lalu keluar ruangan mengurungkan niatku. Tapi jam 2 pagi, di
hari Thanksgiving, aku mendekati ayahku dengan palu di tangan, saat dia sedang tidur. Aku
berpikir "Apakah ada hal yang salah yang pernah dia lakukan terhadapku?" Ternyata tidak
ada. Maka aku ayunkan palu itu sekuatnya ke kepalanya, dengan segala kekuatan yang di
badanku yang beratnya 230 pound. Aku sungguh tidak menyangka betapa cepatnya darah bisa
mengucur dari kepala seseorang. Aku terus memukulinya sampai yakin dia telah mati. Lalu
aku keluar rumah dan pergi meninggalkan tempat itu dengan mobil. Ternyata aku tidak
merasakan luapan kemerdekaan yang menggembirakan kali ini. Aku tidak bisa merasakan
apapun lagi.

Apakah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku saat itu adalah seorang atheis? Aku tahu
banyak atheis diantara kalian yang hidup normal, tapi aku tidak pernah tahu mengapa kalian
ingin hidup normal? Pikirkan ini. Di sekitar kita ada jagad raya yang luar biasa besarnya. Lalu
ada galaxy yang sepertinya sebesar kerikil saja di jagad raya. Galazy kita ini tidak lain adalah
kumpulan gas panas saja. Yang mengelilingi gas panas adalah debu kosmik yang kita sebut
sebagai bumi. Makhluk² yang hidup di bumi ini adalah monster² yang hanya mementingkan
diri sendiri, penghancur diri sendiri, makhluk tak berharga yang terus-menerus menipu diri
mereka dengan cara merasa yakin bahwa diri mereka itu sangat berharga. Tapi jagad raya
sungguh tak peduli akan mereka, apakah mereka itu mengasihi tetangga mereka, atau

sunnahnabi.com/forum
menyiksa mereka sampai mati untuk senang² saja. Karena itu, sebaiknya engkau melakukan
saja apa yang ingin kau lakukan, selagi masih hidup. Waktumu kan tidak banyak.

Apa sih yang bisa dilakukan seorang atheis selama 80 tahun dalam hidupnya? Coba saya tebak
ya. Kau akan pergi ke sekolah sebentar, lalu dapat kerjaan, kerja selama beberapa puluh tahun,
mungkin lalu berkeluarga juga, lalu pensiun, dan kemudian mati karena telah uzur atau sakit
parah. Begitu pada umumnya cara berpikir atheis, bukan?

Percaya gak, sebenarnya sebagian orang tidak ingin hidup bagaikan binatang ternak. Sebagian
orang tidak mau hidup dengan pola yang telah diperkirakan dan diikuti orang tanpa banyak
pikir lagi. Sebagian orang memilih menghancurkan kepala orang lain atau menembak mati para
penonton di bioskop, atau murid² sekolah, atau menusukki orang. Kenapa mereka tidak boleh
melakukan itu? Apakah karena perbuatan itu salah? Kata siapa? Kata nenek lo? Atau mereka
seharusnya jangan menyakiti orang lain karena orang itu sebenarnya punya harga yang hakiki?
Padahal kukira manusia itu hanyalah mesin penyebar DNA saja.

Kebanyakan orang tidak mau membunuh dan membantai, tapi orang yang berani melakukan
itu telah mendobrak instink/naluri dalam diri manusia untuk tidak melakukan itu. Anak² muda
berbaris untuk menunggu giliran berdansa dengan musik DNA mereka. Yang bisa kau
harapkan sekarang adalah mereka disergap saat mengokang senjata api mereka, atau
melakukan kesalahan besar saat membantai orang banyak sampai banjir darah.

Aku melakukan kesalahan besar saat mulai mengucurkan banjir darah. Aku memandang
rendah kemampuan kepala manusia untuk bertahan menghadapi serangan. Kepala yang
remuk ternyata bisa disatukan kembali oleh para dokter. Ayahku menderita gegar otak, tapi
selamat dari usaha pembunuhan. Aku lalu dimasukkan ke rumah sakit jiwa, dan lalu
dipindahkan ke penjara.

Penjara adalah tempat untuk merenungkan hal yang telah kau lakukan. Terdapat banyak
waktu di penjara untuk duduk dan merenung mengapa engkau bisa sampai tertangkap. Apa
yang harus dilakukan agar tidak tertangkap lagi di masa depan. Dan karena aku tidak punya
kegiatan rutin yang terus-menerus harus kulakukan untuk membius otakku, aku bisa banyak
berpikir apa yang paling penting bagi diriku. Yang paling penting bagiku adalah tidak menjadi
budak bagi orang² yang kuanggap hina. Orang selalu saja mencoba mengontrolku dengan
berbagai cara dalam sepanjang hidupku. Untuk itu mereka harus dihajar. Aku punya daftar
orang² itu, dimulai dari awal masa TK dulu, dan aku akan membunuh mereka semua dengan
brutal. Tapi rasa ragu kadang² merasuk ke benakku. Aku bertanya pada diriku: "Buat apa
melakukan semua itu?" Tiada hal yang bermakna, jadi dilakukan atau tidak, ya sama saja. Tiada
pita biru yang membantu melakukan hal yang benar karena hal yang benar itu ternyata tidak
ada.

Tapi saat aku menyadari bahwa kehidupan dalam kekangan itu sama saja tak bermaknanya
dengan kehidupan tanpa kekangan, aku mulai merasa tersesat. Aku merasa bisa mengerti

sunnahnabi.com/forum
segala sesuatu sampai titik tertentu, karena aku punya kegiatan tertentu. Tapi jika apa yang
kulakukan itu tak bermakna, maka mengerti segala hal jadi tak bermakna pula. Maka dari itu
aku jadi kebingungan. Tiada yang jalan keluar selain mengakhirinya. Akan tetapi kehidupan
memberi kita alternatif lain di saat yang tepat.

Sewaktu aku berada di blok E di penjara, aku bertemu orang Kristen bernama Randy. Dia
adalah seorang yang menyerahkan diri pada polisi untuk dipenjara karena melakukan 20
pelanggaran hukum. Randy itu tampak seperti datang dari planet lain. Kalau ada perkelahian
di dalam penjara, dia akan melihat dan lalu berdoa agar perkelahian itu berhenti. Menonton
perkelahian di penjara itu adalah hiburan, tapi dia justru berdoa agar hiburan itu berhenti.
Orang Kristen membuatku geli.

Suatu malam, Randy sedang berbaring di atas dipannya di selnya, membaca Alkitab. Aku
menghampirinya dan berkata padanya, "Kamu tahu mengapa engkau membaca Alkitab?
Engkau membaca Alkitab karena kau lahir di Amerika. Andaikata engkau lahir di negara lain,
maka engkau akan percaya hal yang lain. Kalau engkau lahir di China, kau akan beragama
Budha. Kalau kau lahir di India, kau akan jadi orang Hindu. Kalau lahir di Saudi Arabia, kau
akan jadi Muslim. Karena orang seperti engkau, percaya saja dengan apa yang diberitahukan
padamu." Perkataanku ini sering diucapkan oleh orang² atheis lain untuk menyerang orang
Kristen.

Sebenarnya perkataan seperti itu sungguhlah penuh kemunafikan. Aku percaya jagad raya ini
berasal dari ledakan yang entah disebabkan apa, tanpa alasan apapun, dan hidup ini terbentuk
dengan sendirinya, dan kesadaran merupakan hasil kerja partikel di otakmu, dan nilai moral²
hanyalah indoktrinasi sosial, dan pengikut Yesus hanya mengarang cerita Dia bangkit dari
kubur karena ingin pesannya bisa disebarkan. Akupercaya semua ini tanpa banyak pikir lagi,
tanpa pemeriksaan bukti apapun. Dan ini berarti aku percaya saja apa yang diberitahukan
padaku. Tapi aku tanpa malu menunjukkan jari pada orang Kristen. Mengapa? Karena lebih
mudah mengejek orang lain daripada menyelidiki berbagai bukti untuk mendapatkan
pengertian runtut yang masuk akal.

Sesuatu yang menarik terjadi saat aku mengejek Randy. Dia menyerang balik. Kebanyakan
orang Kristen menjauhkan diri saat diserang, karena mereka enggan bertengkar. Tapi Randy
bangkit dan duduk, lalu menyerang pernyataanku itu sampai aku merasa malu. Aku kaget
bangeth. Aku ini orang paling cerdas yang pernah berjalan di atas bumi, tapi sekarang aku
kalah debat. Dari satu malam, ke malam yang lain, ke malam yang berikutnya, kami terus
berdebat, tapi Randy terus saja mampu mendidikku. Dia itu tidak lebih pintar dariku. Dia tidak
punya pendidikan khusus atau gelar pendidikan apapun. Dia bukanlah seorang ilmuwan dan
filsuf, tapi dia punya kebiasaan menjengkelkan dengan mempertanyakan kembali padaku
semua yang kukatakan padanya. Saat aku mencoba menjawab pertanyaan tentang apa yang
baru saja aku katakan, tampak jelas baginya bahwa setelah ditelaah, banyak dari keyakinanku
itu ternyata amat sangat bodoh. Hal² yang tampaknya masuk akal saat tidak dipertanyakan,
ternyata sangat tidak masuk akal saat dipertanyakan.

sunnahnabi.com/forum
Aku jadi merasa sangat frustasi dengan argumen² kami, sehingga aku cari cara untuk
mengalahkannya. Aku mengejeknya karena dia diperkosa saat masih anak². Aku mengejek
adik perempuannya yang berusia 12 tahun yang mengunjunginya di penjara, dan aku sekarang
tidak bisa mengatakan kembali apa yang kukatakan dulu. Aku terus mengejeknya sampai dia
marah. Dan saat dia marah, aku mengejeknya kembali: "Lihat tuh dirimu, marah kepadaku
hanya karena soal sepele. Ngakunya saja jadi orang Kristen."

Sungguh aneh, karena akhirnya aku dan Randy malah jadi berteman baik. Kami main kartu
sampai larut malam. Saling lempar tangkap kertas toilet bagaikan main bola. Dan tentu saja
kami pun berdebat tentang Alkitab. Tapi aku masih saja mencari cara untuk mengalahkannya.
Maka kami pun lomba kuat berpuasa. Dia sih tidak mencoba mengalahkanku dalam hal puasa.
Tapi aku jelas mencoba mengalahkannya dalam ketahanan berpuasa. Dia itu sering puasa
berhari-hari tanpa makan, dan hanya minum air saja. Akhirnya aku juga ikut puasa. Setiap kali
dia puasa sampai selesai, maka aku mulai puasa juga dengan jumlah hari yang sama, ditambah
beberapa hari lagi. Pertama-tama, Randy puasa selama satu minggu. Aku tahu dia tidak
makan, karena dia memberiku semua makanannya di penjara. Setelah dia selesai puasa, aku
berkata padanya "Baik, sekarang aku puasa 10 hari." Aku belum pernah tidak makan apapun
selama sehari dalam hidupku. Tapi aku berhasil puasa 10 hari tanpa makan, hanya karena aku
ingin mengalahkan orang Kristen.

Kami terus melakukan itu, dengan aku berpuasa beberapa hari lebih lama daripada dia.
Akhirnya dia bertanya padaku, "Mengapa kau kok selalu berpuasa lebih lama beberapa hari
dariku? Apakah kita ini lagi berlomba puasa?"
Aku jawab, "Ah, gak tahu ya. Mungkin kebetulan saja."

Randy lalu puasa selama 40 hari. Dia tidak makan apaun selama 23 hari, lalu setelah itu dia
mengganti air minum dengan minuman sirup seperti Cool Aid di 17 hari sisanya. Dia
mengatakan padaku bahwa Yesus puasa selama 40 hari, karena itu dia juga ingin
melakukannya.
"Baiklah," kataku. "Aku puasa 42 hari."

Aku akan puasa 6 minggu tanpa makanan, hanya air doang, untuk mengalahkan baik Randy,
maupun Yesus. Sewaktu 11 hari puasa telah berlalu, penjaga penjara menyuruhku
mengumpulkan barang²ku untuk pindah sel. Hal ini terjadi setelah aku sebelumnya jatuh
pingsan, dan kepalaku terbentur keras karenanya. Tim kesehatan penjara tahu sejarah
mentalku dan mengira aku sengaja tidak makan untuk bunuh diri. Aku ini sedang mencoba
mengalahkan orang Kristen, tapi mereka mengira aku ingin bunuh diri perlahan-lahan sekali.
Mereka melihat aku telah kehilangan banyak berat badan dan tentunya ada masalah besar
dengan hal ini. Tekanan darahku diukur dan suster perawat mengatakan berdasarkan ukuran
itu seharusnya aku sudah mati.

sunnahnabi.com/forum
Maka aku kumpulkan semua barang²ku di sel penjara: sikat gigi, buku² filosofi, buku² pembela
iman Kristen yang diberikan Randy padaku, dan aku lalu pergi ke sel baru. Sel ini dilengkapi
kamera di mana aku bisa diawasi siang dan malam.

Aku kehilangan berat badan sebanyak 80 pound karena puasa. Aku menderita penyakit kulit
herpes soster di seluruh tubuhku karena kekurangan vitamin. Aku seringkali pingsan, mengira
melihat terowongan. Dokter berpikir untuk memasukkan selang cairan ke dalam tubuhku.
Pekerja sosial ingin mengirimku kembali ke rumah sakit jiwa. Tapi yang kupikirkan saat aku
tidak membaca buku² hanyalah membawa orang² itu ke hutan dan menguliti mereka hidup².

Tapi aku menemukan alasan hidup yang baru di sel penjara baruku. Karena aku punya banyak
buku dan tidak ada kerjaan lain, aku punya kesempatan baik untuk mempersiapkan diri untuk
mengalahkan Randy. Aku bisa mempelajari Alkitab, merangkumnya dengan argumen yang
baru, kembali ke Blok E, dan menggunakan argumen itu untuk menghancurkan iman Randy.

Aku meminta petugas agama di penjara untuk memberiku bahan² belajar Alkitab. Dia
memberiku buku² untuk mempelajari Injil Yohanes, lengkap dengan PR² yang diberi nilai
segala. Maka itulah yang kulakukan. Aku seorang atheis yang semakin tidak sehat secara fisik,
mempelajari Alkitab, dan mengerjakan PR² ku. Nilai²ku ternyata A semua.

Aku tidak makan selama berhari-hari, dan aku baca Yesus mengatakan bahwa Dialah "Roti
Kehidupan. Barangsiapa yang datang padaku, tidak akan pernah kelaparan lagi." Aku terobsesi
untuk memerdekakan diriku dari masyarakat yang telah menjebak diriku dalam sel berukuran
6,5x8 kaki dan aku baca "Apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar
merdeka." (Yohanes 8:36). Aku tidak tahu berapa lama lagi tubuhku bisa bertahan puasa
seperti itu, sebelum jantungku berhenti berdetak. Lalu aku baca "Akulah kebangkitan dan
hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes
11:25). Sungguh seram jika ada buku yang berkata seperti itu padamu. Tapi apa yang kutahu?
Aku dulu sering mengira kucing bicara padaku.

Sewaktu berbaring di dipanku sambil berpikir tentang kehidupan, theologi, dan filosofi, ada
tiga hal yang membongkar seluruh hal yang kupercayai. Yang pertama, apa yang disebut
sebagai 'design argument' (argumen apakah Tuhan itu ada atau tidak) mulai menerpa diriku.
Jika kita melihat sebuah tembok, perhatikanlah bagaimana bata² disusun membentuk tembok
tersebut. Aku berkata pada diriku "Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa tembok itu
terbentuk dari bata² yang disusun tanpa pemikiran sama sekali, maka aku dengan cepat akan
menampar mulut orang itu." Tapi di lain pihak, aku percaya bahwa kehidupan itu terbentuk
tanpa pemikiran intelijens apapun, sedangkan satu sel yang hidup saja sangat jauh lebih
kompleks dibandingkan sebuah tembok. Mengapa aku secara membuta percaya saja klaim luar
biasa bahwa kehidupan bisa muncul begitu saja dari tiada-kehidupan, tanpa menuntut bukti
yang masuk akal?

sunnahnabi.com/forum
Yang kedua: aku mengetahui bagaimana rasul² yang adalah murid² Yesus itu mati. Kebanyakan
dari mereka mengalami kematian dengan darah bercucuran. Mereka ini mengaku telah melihat
kebangkitan Yesus dari kematian. Keteranganku dulu tentang asal-usul Kristen adalah para
rasul itu mengarang cerita saja agar bisa menyebarkan pesan Yesus. Tapi keteranganku itu
sekarang jadi tak masuk akal. Jika engkau bersedia mati bagi sesuatu, maka engkau harus
percaya betul akan hal itu. Jika teroris Muslim meledakkan diri sampai mati, maka dia jelas
secara tulus percaya sekali akan apa yang diimaninya. Dengan begitu, para rasul itu sungguh²
percaya pada apa yang mereka imani sehingga bersedia mati karenanya. Ini juga berarti
mereka percaya betul dengan apa yang mereka lihat bahwa Yesus bangkit dari kematian.
Biasanya, jika seseorang rela mati karena suatu ideologi, sebenarnya ideologi itu datang dari
sumber lain, dan ideologi ini bisa benar atau salah. Para rasul mati karena sesuatu yang mereka
lihat. Apa yang bisa begitu meyakinkan orang² banyak bahwa mereka menyaksikan
kebangkitan orang mati. Kalau yang menyaksikan hanya satu orang saja, maka tentu aku
katakan bahwa dia itu gila. Tapi kalau begitu banyak orangnya, tentu penjelasannya tidak
mungkin begitu lagi. Ada sesuatu yang terjadi dan aku harus mengerti akan hal ini, tetapi aku
tidak bisa mendapatkan penjelasan apapun mengapa mereka bisa begitu yakin selain dari
kenyataan bahwa mereka sebenarnya benar² melihat Yesus bangkit dari kematian.

Yang ketiga: aku merasa khawatir bahwa sebenarnya Yesus itu lebih baik daripada aku. Jika
engkau bukanlah seorang yang percaya moral yang relatif, atau mungkin salah seoarang atheis
baru, maka mungkin sudah sangat jelas bagimu bahwa Yesus itu lebih baik daripada aku. Tapi
aku saat itu bukanlah pemikir moral yang cermat. Inilah masalah yang kuhadapi: aku punya
dua keyakinan yang saling bertentangan. Di satu pihak aku yakin bahwa umat manusia
hanyalah sekumpulan sel yang tak berarti apapun, sehingga semua yang kita lakukan adalah
percuma saja. Tapi di lain pihak, aku merasa aku adalah orang terbaik sejagad raya, paling
penting di dunia. Bagaimana mungkin aku bisa jadi sekumpulan sel tak berarti yang terbaik?

Jika aku yakin diriku adalah yang terbaik di dunia, maka tentu harus ada standar pengkuran
kebaikan yang jelas. Dengan begitu standar pengukuran bisa jadi adalah Tuhan, lalu Yesus,
yang lebih baik daripada aku. Jadi apa yang kuyakini hancur berantakan sejak dari fondasinya.
Begitu fondasinya hancur, maka semuanya yang lain runtuh pula. Tadinya aku yakin bahwa
aku adalah orang terbaik di dunia, tapi lalu dengan cepat aku yakin bahwa sebenarnya aku
adalah orang terjelek di dunia. Semuanya lalu jadi jelas dan itu menghantam diriku. Aku
berpikir bahwa aku adalah orang yang pernah mencekik temanku sampai darah keluar dari
mulutnya, dan aku hajar dia pake sekop hanya karena dia tidak setuju saat berdebat denganku.
Aku bahkan tidak ingat lagi kami berdebat tentang apa. Aku sering melihat ibuku digebuki
pacarnya, dan aku diam saja, tak bergeming, tak menolong ibuku. Bukan karena aku takut. Aku
ini besar banget, beratnya lebih dari 200 pound, punya senjata api lagi. Aku tentu bisa
menghentikan pacar ibuku kapan saja, tapi tidak kulakukan sebab aku sangat tidak peduli akan
nasib ibuku. Aku malahan bangga dengan kenyataan bahwa aku tidak peduli.

Aku memikirkan apa yang telah kulakukan pada keluargaku, apa yang kulakukan pada diriku
sendiri. Mereka membawaku makanan setiap hari, tapi aku kelaparan sampai hampir mati,

sunnahnabi.com/forum
karena aku tidak memakan makanan itu. Ada banyak orang kelaparan di dunia, tapi bahkan
mereka bisa berpikir dengan jernih. Aku malahan berpikir bagaimana untuk menyiksa orang.
Kulitku berubah jadi kuning, aku menggaruki kulitku yang gatal² sampai berdarah ...
bagaimana mungkin aku bisa beranggapan bahwa aku ini adalah orang yang terbaik?

Saat aku berpikir tentang keadaan diriku, aku merasa aku diinjak-injak sampai rata dengan
tanah. Aku mengingat saat masih tinggal di rumah sakit jiwa, 1 1/2 tahun yang lalu. Di situ aku
berantem melawan 7 pria. Aku pukul satu orang, tapi enam orang lainnya menyergapku,
menendangku beramai-ramai bagaikan bola di atas lantai. Aku bandingkan saat itu dengan saat
yang kuhadapi sekarang di sel penjara. Aku berpikir bahwa waktu di RSJ itu aku baik² saja
keesokan harinya. Memang ada lecet² dikit di sana-sini, tanganku keseleo dikit, tapi secara
keseluruhan aku baik² saja. Berantem melawan 7 pria itu sangat sepele sekali dibandingkan apa
yang kurasakan di sel penjara sekarang.

Aku benar² merasa diinjak-injak sampai rata dengan tanah. Saat itu teringat kembali hal yang
terjadi masa lalu. Di suatu malam, aku pulang dari rumah temanku, dan terjadi hujan yang
sangat lebat dengan petir menyala-nyala di langit. Aku mengejek Tuhan dengan berkata:
"Cuma segitu saja? Engkau pikir aku takut? Coba datang ke sini kalau ingin aku percaya
padaMu." Aku saat itu tidak serius, tapi dalam keadaanku sekarang, aku mulai berpikir apakah
Tuhan menganggap diriku secara serius? Dalam keadaan normal, aku tidak pernah berpikir
seperti itu. Tapi karena seluruh keyakinanku runtuh, aku tidak berada dalam posisi yang
memiliki alternatif lain. Tapi ada satu masalah. Jika ada Tuhan yang terlibat dalam segala hal
ini, jika benar dan salah bukanlah sekedar fiksi belaka, maka aku tentu berada dalam masalah
besar. Tidak hanya karena apa yang telah kuperbuat di masa lalu, tapi juga karena bagaimana
orang yang terjelek di dunia bisa mampu melakukan hal yang benar. Tidak ada tombol ajaib
yang bisa kutekan, dan sim salabim, diriku berubah menjadi penuh kasih sayang pada orang
lain.

Jadi bagaimana mungkin aku bisa melakukan segalanya yang benar? Lalu muncul sebuah
pemikiran dalam benakku. Ada dua kemungkinan nih. Di satu pihak: aku adalah orang yang
egois, hanya mementingkan diri sendiri, masa bodoh dengan nasib orang lain, dan memang
begitulah aku sebenarnya. Di pihak lain: ada orang yang bisa menolong orang seperti aku. Jadi
hanya ada dua kemungkinan: aku ini orang brengsek sekali dan begitulah diriku sampai mati,
atau ada orang lain yang bisa mengubah diriku. Jika engkau mulai berpikir seperti itu, engkau
ini hanya 2 senti saja sebelum jadi orang Kristen. Hal ini karena engkau akan bertanya:
siapakah dari semua makhluk di jagad raya ini yang bisa memberikan hidup baru bagi orang
yang telah rusak berat secara moral, spiritual, emosional? Hanya ada satu orang dalam daftar
nama.

Hanya ada satu orang dalam daftar nama. Dialah orang yang berkata: "Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan
menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam

sunnahnabi.com/forum
segala kelimpahan" (Yohanes 10:9-10). Aku dulu tidak tahu siapa itu Yesus, atau Dia mengaku
sebagai siapa. Tapi aku tahu bahwa orang yang kubutuhkan adalah Yesus, atau tiada
pengharapan sama sekali. Yesus atau tiada harapan apapun. Jika ada orang yang mendapat
stempel kepercayaan dari Tuhan, tentu orang itu adalah orang yang bangkit dari kematian.
Sejarah manusia penuh dengan pilihan² yang malah membuat manusia mati. Yesus adalah
satu² pilihan terakhir untuk bisa hidup.

Maka aku bersimpuh di depan dipanku. Aku lalu berdoa, aku tak tahu gimana cara berdoa,
tapi aku tetap berdoa: "Tuhan, aku tak tahu apakah aku akan percaya akan Engkau besok hari,
tapi aku percaya Engkau saat ini. Jika Engkau bisa melakukan sesuatu terhadap diriku saat ini,
maka tolong lakukanlah." Lalu aku menyatakan doa pengakuan dosa seperti yang telah
kupelajari dari Alkitab. Sewaktu aku bangkit untuk duduk, seluruh dunia tampak berbeda.
Semuanya seakan berwarna berbeda. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tidak ingin
menyakiti siapapun. Aku punya perasaan aneh, bahwa sekarang aku tahu akan kebenaran.
Seluruhnya.

Tuhan menciptakan jagad raya. Tapi kita adalah makhluk Tuhan yang istimewa, karena kita
diciptakan dari Citra Tuhan. Tapi kita lalu menolak Tuhan. Saat menolak Tuhan, kita pun
mendistorsi citra Tuhan dalam diri kita. Selama bertahun-tahun, aku rela mengorbankan
apapun demi kemerdekaan dalam diriku. Ini kebebasan semu, karena kita hanya menggunakan
kemerdekaan ini untuk membuat diri kita semakin rendah sampai akhirnya hancur. Kita
cemarkan citra Tuhan dalam diri kita agar tidak bisa diingatkan lagi siapakah diri kita
sebenarnya, tanggung jawab yang harus kita emban.

Kemerdekaan sebenarnya datang dari sikap yang tidak mau menentang Pencipta kita. Itulah
kebebasan yang sebenarnya. Setelah aku berdoa, aku merasa bagaikan baru saja berkelahi.
Tidak secara fisik, tapi secara rohani. Aku merasa bahwa akhirnya aku punya kesempatan
untuk duduk dan istirahat. Rasa istirahat itu tidak pernah lenyap. Seperti yang dikatakan C.S.
Lewis, "Aku percaya pada iman Kristen karena aku percaya matahari terbit di pagi hari. Bukan
karena aku melihatnya, tapi karena dengan itu aku melihat segala hal lainnya." Banyak orang
yang menceritakan apa yang mereka alami dan lakukan setelah jadi orang Kristen. Kita bisa
membahas hal ini di lain waktu. Sekarang aku hanya ingin menjelaskan mengapa aku adalah
orang Kristen. Alasanku masih tetap sama. Aku berdiri di atas perkataan orang yang bangkit
dari kematian, karena tiada tempat lain untuk berdiri.

Untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus itu tetap sama kemaren, sekarang, dan selamanya,
aku menyimpulkan kesaksianku dengan perkataan dari orang Kristen lain, 2000 tahun yang
lalu. Rasul Paulus mencoba membunuhi orang Kristen sebelum dia bertemu Yesus di jalan ke
Damaskus. Sebelum dia mati, dia menulis surat pada Timotius, dan tulisannya ini terus
digemakan oleh orang Kristen selama berabad-abad setelah itu: (1 Timotius 12-17)

1:12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita,
karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--

sunnahnabi.com/forum
1:13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi
aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di
luar iman.
1:14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku
dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling
berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi
contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
1:17 Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang
kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

sunnahnabi.com/forum
Bab 21
MEMBUKA KEDUA MATAKU

PERJALANAN KE WEST CHESTER ternyata sangat berarti bagiku. Semua teman tim kami
saling berkenalan, berlatih menyusun data forensik mereka, membagi kisah kehidupan, dan
tertawa bersama. Ini sungguh merupakan pengalaman yang sangat membuka mata bagiku,
karena saat inilah untuk pertama kalinya aku berhubungan akrab dengan orang² yang sangat
berbeda latar belakang dan pemikiran. Salah seorang gadis di timku setuju agar obat² bius
boleh diperjualbelikan secara legal. salah seorang pemuda hidup bersama dengan pacarnya,
dan seorang pemuda lainnya hidup bersama dengan pacar prianya.

"Selamat datang di perguruan tinggi," begitu pikirku.

Kami berhenti untuk makan malam di restoran Italian di Maryland. Setelah para pekerja
restoran mengatur meja agar cukup bagi kami semua, mereka memilih tempat dekat dapur
sehingga kami bisa melihat jelas semua kegiatan memasak di situ. David dan aku telah
bercakap-cakap selama beberapa jam untuk lebih saling mengenal. Kami lalu duduk
berdampingan untuk makan malam dan membagi pizza.

David bisa membaca orang dengan baik, dan dia dengan cepat menyadari bahwa aku tidak
tersinggung dengan komentar² penuh canda. Malahan sebenarnya aku sangatlah menghargai
jika orang mengejutkan diriku dengan bicara apa adanya. Sikap PC (politically correctness -
pembenaran politis) hanya cocok bagi orang² yang tak begitu kita kenal, dan tidak bagi teman
akrab.

Sewaktu kami membaca menu, dia menoleh padaku dengan sikap penuh perhatian tapi penuh
canda dan berkata, "Nabeel, karena engkau mungkin merasa rindu dengan rumah, aku akan
mencari pizza untuk menghiburmu. Mereka tidak hanya punya pizza Mediterania, tapi bahkan
juga pizza Middle Eastern (Timur Tengah)."

Sambil tak menunjukkan reaksi wajah apapun, aku menjawab,"Untung nih dikau, mereka
punya pizza putih (karena kulit David Wood itu bule). Rasanya kayaknya hambar dan gak
enak. Cocok untukmu."

David tertawa. "Bener juga. Aku harap tempat ini bener² restoran Italia asli. Ada cara untuk
mengetahui itu, tau gak?"
"Masa sih?"
"Iya. Lihat nih." Setelah itu David menoleh ke dapur dan berteriak, "Hey, Tony!"
Seketika itu juga, tiga dari para koki menoleh kepada kami, dan kami tertawa keras². "David,
lain kali sebelum kau becanda seperti itu, tunggu sampai mereka selesai masak makanan kita!"

Malam itu berlangsung dengan penuh tawa dan canda. Akhirnya kami pergi ke hotel kami, dan

sunnahnabi.com/forum
pelatih kami memberitahu kami bahwa ada dua kamar untuk empat anggota tim pria dalam
perjalanan ini. Dengan cepat, aku dan David memilih kamar yang sama.

Anggota tim yang lain masih ingin keluar hotel dan bersenang-senang. Kebanyakan anggota
tim ingin minum minuman alkohol atau berdansa di bar tak jauh dari hotel, sedangkan yang
lain ingin mencari tempat untuk merokok macem². Aku tidak pernah tertarik untuk ikut dalam
kegiatan seperti ini, maka aku pun tetap tinggal di kamar hotel. David juga enggan ikut
mereka, dan ini membuat aku heran. Aku bertanya dalam hati apa yang membuatnya berbeda
dengan mereka, dan malah mirip aku.

Aku ternyata tak perlu menunggu lama untuk mengetahui.

Setelah aku mengeluarkan barang² dari tas²ku, David duduk di kursi sofa di ujung ruangan,
dan kakinya terjulur santai. Dia mengambil Alkitabnya dan mulai membacanya.

Sungguh sukar diterangkan bagaimana kagetnya aku melihat pemandangan ini. Dalam seluruh
hidupku, aku belum pernah melihat orang membaca Alkitab saat waktu senggang. Malahan,
aku belum pernah mendengar hal ini pernah terjadi. Memang aku mengenal orang² Kristen
mengutip ayat² Alkitab, tapi aku mengira mereka semua tahu dalam hati bahwa Alkitab telah
dirubah dari waktu ke waktu sehingga tiada gunanya lagi untuk membacanya.

Saat aku mengetahui bahwa David adalah orang Kristen, aku menyimpulkan bahwa dia
tentunya telah tertipu. Karena tiada batas diantara kami berdua, maka aku langsung tanya
padanya.

"David," aku mulai, sambil melipat baju²ku. "Apakah kamu ... orang Kristen taat?"
David tampak heran. "Yah, kayaknya memang begitu."
"Kau tentu tahu bahwa Alkitab telah dikorupsi, bukan?"
"Masa?"
"Iya. Alkitab itu udah diganti dari masa ke masa. Semua juga tahu akan hal itu."

David tidak tampak percaya akan keteranganku tapi dia sangat tertarik dengan apa yang
kukatakan.
"Bagaimana kok bisa begitu?"

"Wah, itu sih udah jelas. Pertama, lihat saja berapa versi Alkitab yang ada sekarang. Ada versi
King James, versi Standard yang Diperbaharui, Alkitab Standard Amerika Baru, versi Standard
Inggris, dan kau tahu masih banyak lagi. Jika aku ingin tahu persis apa yang Tuhan katakan,
gimana aku bisa tahu Alkitab mana yang harus kupilih? Semuanya berbeda."

"O gitu. Apakah itu satu²nya alasan engkau mengira Alkitab tidak layak dipercaya?"
Tanggapan David yang kalem dan tenang membuatku heran. Orang² biasanya kaget.

sunnahnabi.com/forum
"Tidak, ada buanyaak alasan lain."
"Baik, aku ingin mendengarkan."

Aku lalu mulai berpikir. "Di waktu dulu, sebagian orang Kristen mengambil beberapa bagian
Alkitab yang tidak mereka inginkan lagi, dan mereka menngantinya dengan apa yang mereka
inginkan saat itu."
"Contohnya apa?"
"Aku tidak tahu persisnya apa, tapi aku tahu mereka menambahkan kata Trinitas dalam
Alkitab. Lalu mereka menggantinya lagi, dan menghilangkannya."
"Oh, aku tahu apa yang kau bicarakan. Engkau membicarakan tentang satu Yohanes lima."

Aku tidak tahu apakah makna "satu Yohanes lima" itu, tapi aku langsung memanfaatkan
perkiraan bahwa dia mengakui ada kesalahan dalam Alkitab. "Jadi engkau sudah tahu akan hal
itu?"

"Aku tahu engkau membicarakan apa, tapi kukira engkau tidak melihat Alkitab dengan benar."
"Bagaimana bisa aku tidak melihat dengan benar?"
"Orang² Kristen tidak menambah atau menghilangkan bagian dari Alkitab, seakan-akan ada
konspirasi besar yang dilakukan banyak orang untuk mengontrol tulisan dalam Alkitab. Yang
kumaksud begini, marilah kita bayangkan sebentar bahwa ada orang yang menambahkan
sesuatu. Apakah dia bisa merubah semua Alkitab di dunia?"

"Ya, kayaknya sih tidak," aku akui hal itu, sambil mendekati ranjangku dan duduk berhadapan
dengan David, "tapi itu sudah cukup."
"Sudah cukup apa?"
"Cukup untuk secara efektif mengganti tulisan Alkitab."

Dia tampak tidak terkesan. "Nabeel, apakau engkau ingin memberitahu aku bahwa orang²
Kristen seluruh dunia akan membiarkan seseorang mengubah kitab suci mereka? Dan bahwa
perubahan besar ini tidak pernah dicatat di sepanjang sejarah? Masakan begitu?"

"Tidak di seluruh dunia, tapi aku bisa membayangkan seseorang bisa melakukan itu di satu
daerah tertentu."
"Jadi engkau setuju, bahwa jika ada sisipan tulisan di daerah tertentu, kami akan bisa
menemukan buku² Alkitab tanpa sisipan tersebut di daerah dunia yang lain?"
"Ya, kukira begitu."
"Nah itu dia," katanya seakan mengambil kesimpulan. "Ini menjelaskan adanya berbagai versi
Alkitab dan masalah dengan satu Yohanes lima."
"Eh, apa yah?" Aku merasa sedang bermain catur dengan David, dan dia tiba² secara tak
terduga menyatakan "sekakmat."

"Faktanya terdapat banyak manuskrip (naskah tua berisi tulisan ayat² Alkitab, baik sebagian
maupun seluruh kitab) Alkitab di seluruh dunia berarti kita bisa membandingkan semua buku²

sunnahnabi.com/forum
Alkitab dan melihat di manakah perubahan itu dilakukan pertama kalik. Ini adalah bidang
studi Alkitabiah yang disebut 'kritik tekstual.' Jika ada perubahan, seperti tentang kata Trinitas
di satu Yohanes lima, maka kita bisa dengan mudah menemukan perubahan itu dengan
membandingkannya dengan manuskrip² yang lain. Hal ini menjelaskan perbedaan besar antara
berbagai versi Alkitab. Tapi jangan salah, hanya sedikit saja perbedaan besar diantara
manuskrip² itu."

"Bagaimana dengan perbedaan² yang kecil?"


"Perbedaan² itu hanyalah gaya menerjemahkan saja. Bukankah terjemahan Qur'an juga
berbeda-beda?"
"Iya, tapi kami semua menggunakan bahasa Arab untuk menerjemahkannya, tak ada bagian
yang diteruskan dengan bahasa asing."
"Ya itu sama dengan Alkitab. Kebanyakan perbedaan versi² Alkitab hanyalah pada terjemahan
saja, bukan manuskrip aslinya dalam bahasa Ibrani dan Yunani."

Aku mencerna semua informasi baru ini, dan aku melihat David dengan cahaya terang yang
baru. Dari mana dia dapat semua keterangan ini? Mengapa aku belum pernah mendengarnya?
Aku sungguh tak percaya akan hal ini.

Keraguanku memuncak. "David, aku tidak percaya akan keteranganmu. Aku harus melihat
buktinya langsung dengan menelaah sendiri."

Dia tertawa. "Bagus! Kau tentu akan mengecewakanku jika tidak mau memeriksa hal ini lebih
jauh lagi. Tapi jika engkau ingin melakukannya dengan benar, engkau harus menunjukkannya
padaku!"

Aku bangkit dan kembali menuju koperku. "Oh, jangan khawatir. Aku akan lakukan itu."

Setelah selesai mengosongkan koper, kami lalu fokus pada persiapan akhir untuk turnamen
forensik. Selama waktu itu, pikiranku tetap tertuju pada percakapan kami tentang Alkitab. Aku
masih sangat yakin Alkitab telah dikorupsi, tapi aku harus mengetahui bukti lebih banyak lagi
agar bisa mengutarakan argumen yang lebih baik daripada penjelasan David. Aku jadi ingin
cepat pulang dan melakukan penyelidikan seksama akan hal ini.

sunnahnabi.com/forum
Bab 22
Evolusi Tekstual

TAK LAMA SETELAH ITU, kami kembali lagi kuliah, belajar di berbagai kelas. Bidang mata
kuliah David ada dua, yakni biologi dan filosofi, dan bidangku sendiri adalah kedokteran tahap
awal. Ternyata kami harus mengambil beberapa kelas yang sama: kimia dan biologi evolusi.

Kadangkala, ada untungnya berada di satu kelas yang sama. David dan aku sering belajar
kimia bersama, dan masing² mengerti kami sedang bersaing. Kami ingin saling mengalahkan.
Setiap kali selesai ujian, profesor kami mencantumkan nilai² kami di luar ruang kuliah, dan
David dan aku saling mendorong untuk melihat nilai² kami. Karena persaingan penuh
persahabatan kami, David dan aku selalu saja mendapatkan nilai² tertinggi di kelas.

Di lain waktu, berada di satu kelas yang sama ternyata tidak menguntungkan. Di kelas biologi
evolusi, David dan aku hampir tidak bisa menaruh perhatian di kelas. Dosen kuliah tidak
sungkan² menunjukkan bahwa dia itu atheis, dan kami seringkali terganggu dengan komentar²
anti-Tuhan-nya. Karena kami berdua yakin sekali akan keberadaan Tuhan, kami merasakan
argumen² atheis itu sangat lemah dan tidak meyakinkan. Setiap kali dosen kami berkata
sesuatu dengan menyinggung atheisme, kami saling lirik dan mengejek perkataannya ... atau
dia juga.

Di suatu hari, setelah puas mengoceh tentang atheisme, dosen tersebut mulai mengajar kami
tentang taxonomy, klasifiskasi semua makhluk hidup dalam bentuk kerajaan, filum, kelas,
urutan, keluarga, genus, dan spesies. Aku memiringkan kepala pada David dan berbisik,
"Setelah banyak penelaahan, aku menyimpulkan rambutnya punya kehidupan tersendiri.
Harus kugolongkan di filum mana ya?"

David menjawab dengan nada serius, "Wah, susah itu, Nabeel. Tampaknya rambut itu sudah
mengembangkan mekanisme bela diri yang mirip dengan yang dimiliki kalajengking. Gimana
pendapatmu?"

"Tajam benar pengamatanmu, David. Tadinya aku kira rambutnya mirip lumut, tapi sekarang
tampak seperti makhluk peka rasa."

Setelah itu kami tertawa perlahan bersama, dan karena itu pula akhirnya aku tidak mau
melanjutkan kelas evolusi lagi. Kami tidak bisa konsentrasi pada kuliah jika berada di satu
kelas.

Semakin lama aku kuliah, semakin aku menyadari bahwa teori evolusi sudah merayap ke
berbagai bidang: biologi, sosiologi, antropologi, komunikasi, psikologi, dan bahkan teori
agama. Memang ada beberapa catatan evolusi teori dalam argumen yang kugunakan untuk
menyerang Alkitab. Aku katakan bahwa Alkitab telah diubah dari masa ke masa, tergantung
dari saiapa yang berkuasa, demi tujuan kekuasaannya. Setelah itu, aku mengajukan argumen

sunnahnabi.com/forum
bahwa Injil telah mengalami evolusi, bahwa Injil yang paling awal, yakni Markus, dulu
menjelaskan Yesus lebih sebagai manusia dibandingkan versi Markus yang sekarang beredar,
dan bahwa keilahian Yesus dalam Injil itu perlahan-lahan berevolusi.

Tapi saat ini, David dan aku fokus pada hal pertama, yakni integritas tekstual Alkitab, terutama
Perjanjian Baru. Sama seperti Muslim pada umumnya, aku tidak banyak membahas Perjanjian
Lama seperti membahas Perjanjian Baru. Aku menganggap bahwa Perjanjian Lama kebanyakan
setuju dengan Qur'an: punya nabi² yang sama, para nabi berperang melawan umat pagan, dan
tidak mengatakan apapun tentang Trinitas. Perjanjian Baru itulah yang paling menyinggung
umat Muslim, dan karenanya hal itulah yang kami bahas.

Di suatu hari, setelah kelas kimia, David dan aku terus melanjutkan diskusi kami tentang
Perjanjian Baru. "Gini nih, David, aku telah menelaah kritik tekstual lebih lanjut, dan aku
temukan beberapa masalah."

"Masalah apa?"

"Kayaknya aku benar bahwa Alkitab telah mengalami penyisipan tambahan tulisan. Ahli²
Alkitab mengatakan bahwa akhir kitab Markus itu tidak asli lagi, dan begitu juga kisah di kitab
Yohanes tentang wanita yang tertangkap basah sedang berzinah. [35] Tahukah kau akan cerita
itu, di mana Yesus berkata, 'Barangsiapa yang tanpa dosa, lemparkan batu yang pertama'?
[35] Markus 16:9-20; Yohanes 7:53 - 8:11.

"Ya, aku tahu kisah itu. Engkau benar, bagian itu memang bukan teks yang asli. Apa yang ingin
kau sampaikan?"

Aku kaget melihat dia dengan mudah menerima pendapatku. "Engkau tidak melihat ini
sebagai masalah? Dengan begitu, seluruh bagian Alkitab sebenarnya bukan firman Tuhan,
dong."

"Aku tahu apa maksudmu, tapi hal ini bukan masalah. Apakah engkau tak mengerti? Fakta
bahwa kita bisa melihat penambahan ini berarti kita bisa mengetahui adanya perubahan."

"Betul, tapi apakah kau bisa mengetahui atau tidak, itu berarti Alkitab sudah diubah."

"Manuskrip yang selanjutnya, iya. Tapi apa masalahnya jika manuskrip yang selanjutnya telah
diubah? Ini bukan berarti orang menganggap salinan Alkitab selanjutnya lebih akurat daripada
salinan sebelumnya. Manuskrip² awal-lah yang paling penting, dan kita punya banyak salinan
awal Perjanjian Baru tanpa tambahan sisipan apapun."

Aku memikirkan jawabannya dengan cermat. "Berapa banyak jumlahnya, dan kapan
manuskrip awal itu dibuat?"

sunnahnabi.com/forum
"Kita punya banyak manuskrip dari abad kedua dalam bahasa aslinya yakni Yunani dan
lusinan manuskrip lainnya di abad ketiga Masehi. Kita punya dua manuskrip Perjanjian Baru
lengkap dari awal abad keempat. [36] Jika engkau ingin melihat berapa banyak Alkitab telah
diubah dari abad keempat sampai abad keduapuluh-satu, yang perlu kau lakukan adalah
membuka manuskrip² itu dan bandingkan sendiri."
[36] Codex Sinaiticus and Codex Vaticanus

Keterangan ini sungguh menarik bagiku. Keterangan ini menyingkirkan segala hal yang tak
pasti dalam perdebatan. Aku harus yakin bahwa aku mendengarkan keterangannya dengan
tepat. "Jadi engkau mengatakan padaku bahwa kita sebenarnya punya seluruh Alkitab dari
jaman awal tahun 300-an?"
"Yo'i."
"Dan berapa banyak perbedaannya dengan Alkitab jaman sekarang?"

David menatap mataku dengan tajam. "Nabeel, terjemahan modern Alkitab berdasarkan atas
manuskrip² tersebut." [37]
[37] Versi King James adalah contoh Alkitab yang tidak menggunakan bahasa modern. Alkitab ini merupakan
terjemahan dari Textus Receptus, Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani yang merupakan manuskrip awal.
Terjemahan Alkitab modern dan terjemahan Alkitab berdasarkan Textus Receptus tidak berbeda makna, dan tiada
perbedaan doktrin apapun.

Aku mempertimbangkan penjelasannya, tapi fakta bahwa terdapat begitu banyak versi Alkitab
tetap saja menggangguku. Ini berarti perkataan² di Alkitab tidak sama. "Bukankah perkataan²
yang pasti dan persis sama itu penting, David? Sebagai seorang Muslim, aku yakin bahwa
Qur'an itu sama persis seperti yang diimlakan Muhammad dulu. Tiada satu katapun yang
diubah. [38] Dari apa yang kau sampaikan padaku, tampaknya engkau berpendapat bahwa
kata² yang persis sama dalam Alkitab itu tidak penting."
[38] Ini adalah salah pengertian diantara Muslim. Lihat bab 42, "Hadis dan Sejarah Qur'an."

"Kata² tentu penting sekali, tapi kata² itu penting karena menyampaikan suatu pesan. Pesannya
itulah yang maha penting. Karena itulah Alkitab itu bisa diterjemahkan. Jika wahyu terikat
pada kata² dan bukannya pada pesannya, maka kita tidak akan pernah bisa menerjemahkan
Alkitab, dan jika kita tidak bisa menerjemahkan Alkitab, maka bagaimana Alkitab bisa menjadi
buku bagi semua orang?"

Aku tidak tahu apakah David sedang menantang pandanganku tentang pewahyuan Qur'an,
tapi apa yang dikatakannya masuk akal.

Sewaktu aku merenungkan jawabannya, dia melanjutkan penjelasannya. "Nabeel, kupikir kita
musti mengambil satu langkah mundur sebentar untuk bisa melihat masalah lebih luas. Kau
berusaha menyampaikan bahwa Alkitab telah diubah dan tidak bisa dilihat kembali
keasliannya. Tapi pertama-tama, engkau harus lebih spesifik, lebih pasti. Ada enampuluh enam
kitab dalam Alkitab; bagian mana sih yang telah diubah? Kapan diubahnya, dan siapa yang
mengubahnya? Apakah perubahan itu terjadi dengan cara tertentu?"

sunnahnabi.com/forum
Aku terus duduk diam. Guru² agamaku tidak pernah mengajarku untuk berpikir sepasti itu.
Mereka hanya berulang-kali menyatakan Alkitab telah diganti. Aku tidak berkata apapun.

"Jika engkau telah melihat ada perubahan yang sangat jelas, engkau harus menunjukkan bukti.
Dugaan saja tidak cukup. Engkau butuh bukti."

Meskipun perkataan David masuk akal, aku tidak suka disudutkan seperti itu. "Aku sudah
bilang padamu, di bagian akhir Markus, kisah di kitab Yohanes, sisipan tambahan di 1 Yohanes
lima tentang Trinitas adalah semua contoh² di mana Alkitab telah diubah."

"Dan aku juga telah memberitahu kamu, tiada ahli manapun yang menganggap bagian itu
sebagai bagian Alkitab lagi. Engkau perlu menunjukkan padaku perubahan besar di bagian
mana dalam Alkitab."

Aku terus membantah. "Bagaimana jika ada bagian lain seperti ketiga hal itu yang belum kita
temukan sampai sekarang?"

"Itu sih dugaan lagi, Nabeel. Kata 'bagaimana jika' tidak bisa dijadikan argumen. Mana
tuduhannya? Mana buktinya? Jika tidak ada tuduhan yang jelas, maka tak ada pula argumen."

Sudah jelas aku gagal. David menyimpulkan pesannya. "Saat kitab² Perjanjian Baru ditulis,
kitab² itu tersebar dalam jumlah besar dengan amat cepat. Kitab² itu disalin ulang berulang kali,
dan salinan² itu dikirim untuk orang² Kristen yang tinggal jauh sehingga mereka bisa membaca
kitab²nya secara langsung. Setelah membacanya, seringkali umat Kristen tersebut menyalin
ulang kitab²nya sebelum mengembalikannya. Bagaimana perkembangan tekstual ini, yang
tanpa kontrol pusat dari pihak manapun, bisa diubah dengan cara sama dan tidak terdeteksi?
Bagaimana seseorang bisa mengganti kata²nya? Tiada seorang pun yang mengontrol
kepercayaan Kristen sampai ratusan tahun setelah jaman Yesus. Kita punya lusinan manuskrip
dari sebelum jaman itu, dan ternyata isi manuskrip² itu sama persis dengan Alkitab jaman
modern. Tiada isi Perjanjian Baru yang diubah sehingga maknanya berubah, hal inipun tidak
pernah tertulis dalam sejarah."

Aku menyerah sesaat. "Baiklah. Aku butuh waktu untuk merenungkan hal ini." David belum
merubah pikiranku karena aku sangat amat yakin bahwa Alkitab telah diubah. Tapi, karena
berbagai alasan, aku tidak tahu bagaimana perubahan itu terjadi. Aku mulai menyelidiki hal ini
dengan segenap hati.

Di saat yang sama, aku mencoba menelaah hal ini dari sudut pandang yang berbeda:
menyangkal bahwa Alkitab bisa dipercaya.

sunnahnabi.com/forum
Bab 23
Meninjau Kembali Keandalan

TAK LAMA SETELAH DIUNDANG oleh Ammi, David datang ke rumah kami. Ketika aku
membuka pintu depan baginya, dia masuk dan berjalan menuju kulkas, dan ini membuat
Ammi merasa sangat heran. Dia jadi merasa sayang pada David karena menganggap sikap
David bagai anak kecil yang lapar.

Tapi jika David mencium bau masakan Ammi, dia tentu tak peduli lagi akan kulkas kami.
Ammi senang sekali memasak bagi para tamunya, dan ini sudah menjadi kebiasaannya. Dia
sudah menyediakan makanan mewah yang lengkap di meja makan. Dia lalu mempersiapkan
korma domba, kambing biryani, ayam makhani, sapi nihari, dan banyak lagi. Aku yakin ada
juga sayur mayur di meja, tapi aku selalu tidak memperhatikan yang itu.

Makanan Pakistan yang lezat sekali ...

Ketika kami duduk untuk makan, David tampak heran bercampur gembira. Kami mulai
dengan nihari, sapi kari kental, tapi tak ada sendok garpu di atas meja. Aku tunjukkan pada
David bagaimana makan roti, dengan menggunakan jari²ku untuk merobek roti datar itu dan
menggunakannya untuk menyendok daging di piring. David lalu mengikuti contoh
perbuatanku. Dia menghabiskan makanannya dengan rapi, dan ini membuatku heran, apa
mungkin dia dibantu Tuhan juga dalam hal ini?

sunnahnabi.com/forum
Setelah itu kami duduk di ruang tengah, bermalas-malasan di sofa, merasa kekenyangan. David
berbaring di atas punggungnya, menatap langit². Meskipun dia datang untuk belajar kimia
bersama, aku sadar bahwa dia sedang tidak waspada sekarang dan ini adalah saat tepat untuk
mendesaknya tentang keandalan Perjanjian Baru.

"Demi argumen kita nih," aku mulai pembahasan, "mari kita anggap bahwa Perjanjian Baru
tidak pernah diubah."
"Halleluyah," gumamnya, sambil tak bergerak sama sekali.

"Bahkan sekalipun tidak diganti, itu bukan berarti bisa dipercaya. Dengan kata lain, bagaimana
aku bisa tahu pasti bahwa Perjanjian Baru itu benar?"

David memandangku dengan wajah terkejut. "Tapi Nabeel! Gimana bisa engkau bertanya
seperti itu? Bukankah Qur'an sendiri mengatakan bahwa Injil adalah firman Allah?" Sudah jelas
bahwa David telah mempelajari Islam sehingga dia bisa mengerti pemikiranku lebih baik. Dan
dia memang benar. Aku ini seperti kebanyakan Muslim pada umumnya, yang seringkali
percaya bahwa kitab² Injil di Perjanjian Baru adalah Injil yang disebut dalam Qur'an.

"Tapi aku tak yakin Qur'an itu menyebut tentang kitab² Injil yang sama seperti yang terdapat di
Perjanjian Baru. Mungkin Qur'an menyebut buku lain yang diberikan pada Yesus, buku yang
sekarang sudah tidak ada lagi." Aku mengutarakan pendanganku sesuai dengan apa yang
pernah diutarakan Muslim dalam suatu debat.

David merenungkan hal ini. "Baiklah, aku akan mempertimbangkan pertanyaanmu, tapi aku
mengira engkau ini sedang mencari cara untuk meragukan Perjanjian Baru. Satu²nya Injil yang
ada di dekat jaman Yesus adalah kitab² Injil di Perjanjian Baru."

"Tunggu dulu," selaku. David menyatakan keterangan yang sangat berani. "Apakah engkau
mengatakan bahwa kitab² Injil Perjanjian Baru itu paling awal daripada segala catatan tentang
kehidupan Yesus?"

"Ya. Semua keterangan tentang kehidupan Yesus itu ditulis lama setelah kitab² Injil.

"Tapi aku dengar bahwa banyak injil² yang lain, dan kitab² di PB itu hanyalah yang dipilih
umat Kristen untuk dimasukkan ke dalam Alkitab."

"Memang ada injil² yang lain, tapi semuanya itu muncul lama kemudian di jaman pertengahan
abad ke 2 M dan setelah masa itu. Keempat kitab Inji di PB ditulis di abad pertama, tak lama
setelah Yesus disalib. Inilah alasan utama mengapa orang² Kristen paling awal memilih kitab²
Injil tersebut."

Aku mencoba mengajukan masalahku. "Tapi bagaimana jika ada Injil lain yang asli, yang

sunnahnabi.com/forum
dinyatakan pada Yesus, dan sekarang sudah hilang setelah kematiannya?"

"Ada dua masalah besar dengan argumenmu, Nabeel. Pertama ini hanya dugaan semata. Kata²
'bagaimana jika' itu bukan argumen jika tiada bukti yang menunjangnya. Kedua, engkau tahu
bahwa Qur'an 'menyuruh umat Kristen menilai berdasarkan Injil.' [39] Ini berarti umat Kristen
di jaman Muhammad memiliki Injil tersebut. Dengan begitu, Injil bukanlah kitab suci yang
hilang."
[39] 5:46-47; 5:66-68

Aku mencoba menjawab, tapi aku tidak tahu di mana posisiku tepatnya saat itu. Semakin lama
aku diskusi, rasanya semakin kecewa saja diriku. Hilanglah sudah kegembiraanku.

David melanjutkan. "Sebagai pengamat yang obyektif, jika kita ingin mempelajari kehidupan
Yesus, maka kita harus membaca kembali kitab² Injil karena keterangan dari situlah yang
paling tepat. Dari mana lagi kita mendapat keterangan tentang Dia jika bukan dari kitab² Injil?"

Aku duduk sambil memikirkan hal itu. "Tapi bahkan jikalau kitab² itu adalah sumber informasi
terbaik, ini bukan berarti keteragannya betul."

"Betul, tapi buku² ini ditulis tak lama setelah Yesus disalib, di masa para muridNya masih
hidup. Ini jauh lebih baik daripada biografi² yang lain. Contohnya, biografi² terkemuka dari
Alexander Agung ditulis sekitar 400 tahun setelah kematiannya. [40] Jika kita yakin kita itu
tahu betul tentang Alexander, maka kita pun sudah seharusnya sangat amat yakin tentang apa
yang kita ketahui tentang Yesus."
[40] Arrian dan Plutarch

"Ya, tapi lebih baik daripada biografi lain bukan berarti kitab² Injil itu bisa dipercaya."

"Rupanya engkau tidak mengerti penjelasanku. Tidak hanya kitab² Injil itu sangat lebih dekat
dengan jaman Yesus dibandingkan biografi² tentang tokoh² lain, tapi begitu dekat sehingga
para saksi mata masih hidup di jaman itu. Fakta bahwa kitab² Injil telah menyebar di kalangan
umat Kristen, ini menunjukkan bahwa para saksi mata tentu telah tahu akan penulisan kisah
hidup Yesus dan menyumbang keterangan juga."

Aku tersenyum. "Kedengarannya seperti dugaan nih, David. Mana buktinya?"

"Para pendiri gereja di jaman awal Kristen mencatat bahwa begitulah yang terjadi. Menurut
Papias, penulis yang hidup di jaman 100 M, kitab Injil Markus itu berdasarkan kesaksian apa
yang dilihat Petrus. [41] Papias juga menyebut Yohanes dan Matius sebagai murid² Yesus. [42]
Jadi keterangannya lebih daripada dugaan saja bahwa para saksi menyumbang keterangan
dalam kitab² Injil; tercatat dalam sejarah bahwa merekalah yang menerbitkan tulisan² itu."
[41] Eusebius, Ecclesiastical History, 3.39.15-16
[42] Ibid., 3.39.4

sunnahnabi.com/forum
"Bagaimana dengan Lukas?"

"Lukas adalah teman perjalanan Paulus, jadi dia bukanlah murid Yesus. Tapi dia mengatakan
dari awal kitab Injilnya bahwa dia mewawancarai para saksi mata, dan karena keterangannya
kebanyakan sesuai dengan keterangan di kitab Injil Markus dan Matius, maka hal itu masuk
akal."

Keterangan itu terdengar lemah bagiku. "Wah, gak tahu yah. Engkau sendiri mengakui bahwa
Lukas itu bukanlah saksi mata, ini jelas jadi masalah besar. Terlebih lagi, aku sudah mendengar
banyak keterangan sejarah yang tidak tepat dalam kitab Injilnya."

David sudah siap menghadapi pernyataanku. "Lukas telah memberi kita data sejarah yang
terbanyak, dan ini berarti dia membuka kesempatan lebih banyak orang untuk
mempertanyakan keterangannya. Tapi semakin banyak data arkeologi yang ditemukan,
semakin terbukti bahwa Injil Lukas itu tepat. Contohnya nih, sebagian ahli seringkali
menyimpulkan bahwa Lukas 3:1 tidak tepat karena menyatakan Lisanias sebagai raja wilayah
Abilene. Mereka mengatakan bahwa Lisanias itu hidup 50 tahun sebelumnya dan bahwa Lukas
salah tulis dengan mengatakan Lisanias hidup di jaman Yesus. Para ahli Kristen mengatakan
kemungkinan besar ada Lisanias yang lain, tapi para ahli sejarah menganggap ini hanya usaha
menutupi kesalahan Lukas.

"Tapi saat dilakukan sebuah penggalian tempat bersejarah, para arkeologi menemukan prasasti
dari jaman Yesus yang menyebut tentang Lisanias kedua, yang menjadi raja wilayah Abilene.
Ini membuktikan bahwa orang² yang tak percaya seringkali terlalu cepat mengritik Lukas dan
bahwa Lukas itu merupakan sumber keterangan jaman kuno yang dapat dipercaya."

Semua keterangan ini baru bagiku, dan sangat menarik. Tapi aku tentu tidak mau
mengakuinya, bahkan diriku sendiri menyangkalnya. Aku tetap tidak mau percaya bahwa
kitab² Injil itu benar. Dalam seluruh hidupku, aku telah diberitahu bahwa aku tidak bisa
mempercayai Injil, dan sungguh terlalu memalukan untuk mengetahui bahwa semua guru²
agama Islamku itu ternyata ngawur belaka. Maka aku terus membantah. "Apakah kita bisa
benar² yakin akan hal ini, David? Maksudku, aku kan belum pernah tuh melihat prasasti²
tersebut, tapi kalaupun sudah pernah melihat, aku juga tidak bisa memeriksa keasliannya.
Ditambah lagi, aku juga tidak percaya akan catatan sejarah gereja. Semua keterangan mereka
bias. Terlalu banyak celah ruang untuk meragukannya.""

Hal ini membuat David jadi jengkel. "Nabeel, kamu itu kan sudah belajar tentang epistemologi.
Kamu tahu pasti, jika kau memang benar² berniat, kita bisa merasa ragu bahwa kita berdua
sedang bercakap-cakap, atau bahkan kita berdua ini benar² ada! Ini sama seperti di film Matrix.
Kita mungkin hanya terdiri dari otak-otak yang ditaruh dalam toples, diberi makan stimuli oleh
saintis² gila. Engkau tidak bisa membuktikan bahwa hal itu tidak benar.

"Jadi semuanya tergantung dari seberapa besar engkau ingin menyangkalnya. Silakan saja

sunnahnabi.com/forum
menjadi orang skeptis sebanyak yang engkau inginkan, tapi jangan plin-plan kayak gitu. Jika
engkau ingin bersikap skeptis terhadap Alkitab, aku juga ingin engkau bersikap skeptis yang
sama ketika melihat Qur'an."

Begitu mendengar kepercayaanku dipertanyakan, aku langsung tersentak. "Qur'an bisa


menghadapi sikap skeptis yang paling parah sekalipun, David. Sungguh amat muda untuk
membuktikan bahwa Qur'an tidak pernah diubah dan datang langsung dari Allah melalui
Muhammad."

Dengan tepat ngotot, David menjawab, "Nabeel, dengan tingkat skeptisisme yang kau
tunjukkan padaku hari ini, aku tidak yakin kau bisa beriman pada kepercayaan apapun. Kita
lihat nanti jika kita akhirnya membahas hal itu. Tapi sekarang, tahukah engkau bahwa kita
sekarang hanya menelaah pada tingkat kemungkinan saja? Tiada hal yang absolut benar, pasti,
dan ini tak ada di dunia nyata."

"Ya, memang begitu."

"Bagus. Jadi, keterangan terbaik sejauh ini adalah kitab² Injil merupakan sumber terpercaya
tentang kehidupan Yesus, dan tidak disangkal lagi bahwa kitab² Injil jauh lebih terpercaya
dibandingkan tulisan apapun lainnya yang kita miliki. Dapatkah engkau setidaknya setuju
akan hal ini?"

Perpecahan mulai terbentuk dalam hati dan pikiranku. Apa yang ingin kupercayai bertempur
dalam peperangan melawan bukti² kebenaran Perjanjian Baru. Aku merasa tercabik-cabik.

Sambil terdiam, aku melirik pada PR mata kuliah kimia, yang tentang elektronegatif dan
kekuatan ikatan. "Sungguh sayang bahwa agama itu tidak seperti sains. Kalau sepasti itu, kita
bisa memeriksa klaim kita di laboratorium."

"Wah, gak tahu yah, Nabeel. Bahkan sains sendiri bersifat induktif, tergantung dari
pengamatan dan penjelasan terbaik, dan tidak selalu merupakan kesimpulan yang deduktif
(berdasarkan akal dan analisa logika dari fakta² yang ada). Yang kita bicarakan ini konsepnya
tidak terlalu berbeda."

Aku memandangnya dengan heran. "Wah, kamu ini hanya ingin berdebat karena suka
berdebat saja! Kau ingin tidak setuju denganku di segala hal, yah?"

David tertawa. "Wah gimana yah, aku juga tidak setuju tuh dengan itu juga! Marilah kita setuju
bahwa kita tidak saling setuju sekarang." Aku mengangguk dengan tegas, dan setelah itu kami
menaruh perhatian pada PR kimia sampai malam hari.

Tapi sebenarnya dalam benakku, aku bukannya tidak setuju pada David ... aku tidak
menentang keterangannya. Jika fakta² yang ia jabarkan itu benar, maka argumen² yang ia

sunnahnabi.com/forum
ajukan tentu masuk akal. Tapi aku juga tidak bisa menerima hal itu, karena tentunya ada harga
mahal yang harus kubayar. Kalau mengakui David benar, maka aku harus mengakui pula
bahwa kedua orangtuaku dan seluruh guru² Islamku ngawur semua tentang Alkitab. Tapi
mereka begitu yakin, begitu khusuk berbakti pada Tuhan, begitu tulus. Apakah mungkin
mereka semua salah?

Maka dari itu, aku tidak bisa mengakui bahwa keterangan David itu masuk akal. Bahkan aku
juga menyangkalnya dalam hati.

sunnahnabi.com/forum
Bagian 4

Datang pada Salib

Bisa makan, bisa merasa lelah, dan berkeringat, dan berdarah, dan akhirnya dipaku di kayu
salib. Aku tidak bisa percaya akan hal ini. Tuhan layak mendapatkan perlakuan yang jauh lebih
mulia daripada ini.

sunnahnabi.com/forum
Bab 24
Ujian² Litmus

DALAM DUA TAHUN BERIKUTNYA, aku semakin terlibat dalam kegiatan belajar di ODU.
Aku ikut berbagai organisasi dan perkumpulan terhormat, dengan harapan bisa mengalami
kehidupan kampus dan meningkatkan prestasi akademis. Selain jadi anggota berbagai
kelompok, aku juga jadi presiden tim forensik, mengatur latihan dan bertugas sebagai
perantara dengan kantor kegiatan para mahasiswa. Aku juga bekerja di department admisi, di
mana aku membuat banyak presentasi PowerPoint dan ikut bertugas jadi pembimbing tur bagi
mahasiswa baru jika tidak cukup orang untuk melakukan hal itu. Karena begitu banyaknya
kegiatan extra kulikuler-ku, aku jadi punya banyak teman baik dan tidak pernah kesepian.

Tapi tetap saja sahabat terbaikku adalah David di sepanjang masa kuliah, dan aku juga adalah
sahabat terbaiknya. Saat sedang menunggu kuliah di kelas lain dan tidak ada kerjaan, atau saat
makan siang dan tiada orang lain, maka Davidlah yang pertama-tama aku telpon. Meskipun
aku juga bisa bercanda dan bersenda-gurau dengan teman² lain, tiada orang lain yang bisa
sedekat diriku seperti David. Imanku itu penting bagiku, dan iman David juga penting
baginya. Dalam tingkat itulah kami berdua berhubungan, dan ini adalah tingkat yang lebih
dalam dan lebih pribadi dari sekedar persahabatan biasa.

Terlebih lagi, kami sering harus berada di gedung² sains atau Gedung Arts and Letters. Dengan
begitu, kami sering saling bertemu dan sering berjalan bersama dari kelas² sains kami, untuk
menuju kelas² humanitas.

Biasanya kami berjalan ke kelas berikut setelah keluar dari lab kimia. David dan aku
mengambil kelas lab di ruang² berbeda, jadi setelah kuliah selesai, biasanya kami membagi
cerita apa yang kami pelajari di lab hari itu. Kami biasanya mulai dengan membual sedikit, tapi
lalu mengarang-ngarang cerita agar tampak lebih hebat satu sama lain. Ini memang cara kami
bergurau, agar tampak lebih hebat dari yang lain.

Pada suatu hari, aku punya ide mengarang kisah dari percobaan di lab tentang titrasi
berdasarkan asam. Aku sangat suka mempelajari hal ini dan bisa mengerti dengan cepat,
mungkin karena kita bisa menguji hasilnya secara visual. Dalam proses titrasi, jika kita ingin
tahu apakah cairan kita itu mengandung asam atau tidak, maka yang harus kita lakukan
hanyalah mencelupkan kertas litmus ke dalam cairan itu. Jika kertasnya lalu tampak merah
muda, itu berarti mengandung asam. Jika kertasnya tampak ungu, artinya tidak mengandung
asam. Kertas litmus itu membuat kita tahu dengan cepat di tahap manakah riset kimia kami
berlangsung.

Setelah keluar dari lab, aku menunggu David di halaman depan. Dia datang terlambat. Ketika
akhirnya dia berjalan keluar gedung, aku bergegas menghampirinya dan menceritakan
langsung bualanku.

sunnahnabi.com/forum
"Teman, kamu itu lama banget melakukan titrasimu. Aku bahkan gak butuh kertas litmus
segala untuk titrasi. Yang perlu kulakukan hanyalah memelototinya, dan jreng! Selesai sudah.
Aku lama nih nunggu kamu."

"Oh, gitu yah? Waktu aku masuk lab, aku ambil dua gelas kimia, satu diisi cairan asam, satu
lagi bukan asam. Aku taruh mereka berdampingan dan perintahkan mereka untuk melakukan
tritasi sendiri. Mereka langsung nurut karena takut dan terpesona. Jadi aku hanya butuh waktu
semenit saja."

"Wah, kalo gitu, kenapa dikau telat?"


"Itu tuh, semua profesor minta tanda tangan karena begitu kagumnya mereka padaku."
"Karena itukah kamu terlambat?"
"Iya."

Aku ambil ranselku dan kami berjalan menuju gedung Arts and Letters. Kami saling membagi
bualan² konyol tentang experimen kimia kami. Perjalanan kami singkat dan santai, melalui
perpustakaan berjendela besar dan air mancur yang menyejukkan di dekat gedung penyiaran
yang baru.

Setelah bersenda-gurau, akhirnya David perlahan-lahan menjadi serius. Tampak sedikit


kekhawatiran pada wajahnya. Apa yang dirasakannya tentu penting bagiku, sehingga aku pun
jadi serius juga.

"Hai David, ada apa?"


"Aku sedang berpikir akan sesuatu. Aku ingin tahu apa pendapatmu yang jujur."

David biasanya tidak berbicara seperti ini, maka aku pun memperhatikannya. "Baik, teman.
Ada apa?"

"Sekarang kita hanya bercanda saja tentang siapa yang lebih hebat dalam bidang kimia. Ini
memang menyenangkan, tapi tiada guna. Jangan salah mengerti yah, kita senang kok bicara
seperti itu dan itu bagus. Yang kita butuhkan adalah tertawa senang; isi percakapannya sendiri
hanya kosong belaka."

Aku mengangguk.

"Aku juga senang sekali saat kita bicara tentang Alkitab dan Kristen, tapi aku berpikir apakah
kita tidak sedang bercanda saja dan mencoba menunjukkan siapa yang lebih besar.
Mengertikah dikau? Aku berpikir apakah percakapan kita tentang iman itu lebih dari sekedar
cari kesenangan saja."

"Masakan kau berpikir begitu? Tentu saja kita tidak hanya cari kesenangan."

sunnahnabi.com/forum
"Kujelaskan begini deh. Anggap saja iman Kristen itu benar. Hanya sebentar saja, bayangkan
jika Yesus itu benar² Tuhan dan dia benar² mati di kayu salib untuk menebus dosa²mu dan
bahwa dia bangkit dari kematian. Dia mengasihimu, dan dia ingin engkau hidup dengan
mengikuti dan mengakui dirinya."

"Baik, aku bayangkan hal itu. Susah banget benernya sih, tapi aku coba nih."
"Baik. Sekarang, jika iman Kristen itu memang benar, apakah engkau ingin mengetahuinya?"
"Aduh, apa sih maksudmu?" Aku tidak mengerti apa yang dia maksud.
"Jika iman Kristen itu benar, apakah engkau mau mengetahuinya lebih jauh?"
"Yah, kenapa tidak?"
"Banyak sebabnya. Pertama, kau harus mau mengakui pada dirimu sendiri bahwa kau ini salah
semua selama bertahun-tahun hidupmu, dan ini tentu tidak mudah. Hal ini berarti kau harus
kembali dari awal seluruh kehidupanmu dan mempelajari kembali apa yang benar tentang
Tuhan dan agama. Ini jelas sukar sekali, bung. Aku sendiri bisa membayangkan aku enggan
melakukannya."

Aku tidak segera menjawab dan terus berjalan perlahan bersama David.

Pepohonan di sepanjang jalan mulai bertambah sedikit sewaktu kami mendekati gedung Arts
and Letters. Sambil memicingkan mata karena kami keluar dari bayangan pepohonan, kami
lalu meletakkan ransel² kami dan duduk di pinggir air mancur untuk berhenti sebentar. Aku
memandang air mancur.

Setelah sesaat, aku menjawab. "Ya dan tidak."


Aku memandang David. Dia menunggu penjelasanku.

"Ya, aku ingin tahu lebih banyak karena aku ingin tahu kebenaran, dan aku ingin mengikuti
Tuhan. Dialah yang paling penting di dunia ini. Tapi, tidak, aku tidak mau tahu karena itu
berarti aku akan kehilangan keluargaku. Mereka akan kehilangan seorang putra yang selalu
mereka dambakan, dan mereka akan kehilangan segala hormat dalam masyarakat mereka. Jika
aku menjadi orang Kristen, maka itu akan menghancurkan keluargaku. Aku tidak yakin bisa
hidup dengan keadaan seperti itu. Setelah semuanya yang mereka lakukan bagiku? Tidak."

Kesunyian terjadi setelah itu. Suara air mengalir membasahi kecanggungan yang terjadi, dan
kami berdiri untuk sesaat sambil diam saja.

Akhirnya, David bertanya, "Jadi siapa menurut kamu yang akan menang: Tuhan, atau
keluargamu?" Ini pertanyaan tembak langsung, tapi memang itulah yang aku butuhkan.

"Tuhan."

Bahkan saat aku mengatakan itu, keraguan melanda diriku. Aku berusaha menguasai diri dan
menoleh pada David. "Tapi pengandaian ini tak berarti apapun. Kristen gak mungkin bener.

sunnahnabi.com/forum
Islam itulah kebenaran. Apakah kau mau mengakuinya jika kau menyadari hal itu, David?"

David memandangku bagaikan tak percaya. "Nabeel, lagi² kau begitu! Aku gak suka
mengatakan ini, tapi tampaknya jika kita bicara tentang kepercayaan, kau ini hanya ingin
menang debat saja dan bukannya secara jujur mencari kebenaran. Tampaknya kau sudah
bersikeras bahwa Kristen itu salah."

Jika ada orang lain yang menuduhku seperti itu, aku mungkin sudah pergi dan menghindari
diskusi selanjutnya. Tapi ini adalah sahabat sejatiku, dan aku tahu dia itu benar² peduli akan
diriku. Aku mempertimbangkan perkataannya baik².

"Mungkin kau benar. Aku memang tidak menganggap Kristen itu kemungkinan benar."
"Mengapa tidak, Nabeel? Kau tidak pernah bisa mempertahankan posisimu di setiap diskusi
kita. Kau mengira Alkitab telah diganti, tapi kau tidak bisa mempertahankan pendapatmu. Kau
kira Alkitab tidak bisa dipercaya, tapi kau juga tidak bisa menjelaskan mengapa."

"Yah, mungkin itu karena aku tidak begitu tahu akan hal ini. Aku kan bukan ahli Alkitab, jadi
aku tak tahu jawabannya." Dengan mengatakan begitu, maka fakta sebenarnya terungkap:
meskipun dibesarkan secara Barat, fondasiku dibentuk dari batu Timur yang penuh otoritas.

David tetap fokus. "Apa yang kau butuhkan untuk bisa mulai berpikir bahwa Kristen itu
kemungkinan benar?"

Aku berpikir sejenak sebelum menjawab. "Ayahku mengajarku semuanya yang kuketahui
tentang agama, dan dia tahu lebih banyak daripada aku. Jika aku lihat bahkan dia tidak bisa
menjawab pertentangan, maka aku mungkin bisa melihat kemungkinan itu dengan lebih
seksama."

"Lalu kau akan bisa mulai berpikir bahwa Kristen kemungkinan benar?"
"Hanya kemungkinan saja."
David mempertimbangkan hal itu. "Apakah ayahmu bersedia diskusi tentang hal ini?"
"Tentu saja," jawabku tanpa ragu.
"Aku punya seorang teman bernama Mike yang menyelenggarakan pertemuan di rumahnya
sekali sebulan, di mana orang² dari berbagai latar belakang kepercayaan berkumpul bersama
dan berbicara tentang agama. Kami sebut mereka sebagai pertemuan 'Dream Team'. Aku tahu
dia tentu tertarik untuk berbicara dengan ayahmu. Apakah kau pikir ini bisa diatur?"

"Ya, sudah pasti. Aku tanya ayahku dulu, tapi kupikir dia tidak akan keberatan. Percaya deh."
"Baik kalau begitu. Mari pilih topik diskusi, agar pembicaraan tidak kemana-mana. Apa ya
yang seharusnya kita diskusikan?"
"Yah, jika ada test litmus antara Islam dan Kristen, kupikir masalahnya terletak pada apakah
Yesus mati di kayu salib atau tidak."

sunnahnabi.com/forum
"Baiklah. Kita akan bahas tentang kematian Yesus di kayu salib. Beres, deh." David dan aku lalu
memandang air di hadapan kami, merenung tentang apa yang baru saja terjadi.

Beberapa tahun kemudian aku ketahui bahwa inilah titik balik bagi David. Jika aku
mengatakan bahwa aku tidak mau tahu apakah Kristen itu benar, maka David tidak akan
melanjutkan percakapan kami lebih lanjut. Dia sudah tahu sejak lama bahwa orang² yang ingin
menghindari kebenaran biasanya memang berhasil melakukan hal itu.

Ini merupakan titik balik bagiku pula. Aku yakin bahwa Abba tentu mampu mengatasi
segalanya yang dilontarkan padanya, sehingga aku tidak mempersiapkan apapun menghadapi
diskusi agama tersebut.

sunnahnabi.com/forum
Bab 25
Menyalibkan Teori Pingsan

TAK LAMA SETELAH PERCAKAPAN dekat air mancur itu, aku bertanya pada Abba apakah
dia bersedia bertemu dengan Mike dan berbicara tentang kematian Yesus. Seperti yang kuduga,
Abba bersemangat sekali. Seperti aku, dia juga sangat senang berbicara tentang agama karena
dia yakin sekali akan kebenaran Islam. Dia melihat segala kesempatan untuk menyampaikan
iman Islamnya sebagai kesempatan untuk menghormati dan memuliakan Tuhan.

Tapi karena ujian² akhir, perjalanan keluarga, dan berbagai kewajiban lainnya, maka kami tidak
bisa segera datang pada salah satu pertemuan² Mike. Hanya setelah berada di tahun kedua
sebagai mahasiswa, barulah kami punya kesempatan.

David dan aku mengambil kelas genetika. Pada suatu hari, dia memberitahuku di kelas bahwa
seorang teman Mike datang ke kota kami, dan dia telah mempelajari Yesus berdasarkan catatan
sejarah di luar Alkitab. Jika aku dan Abba bersedia, maka kami berlima bisa bertemu di akhir
minggu. Aku lihat ini adalah kesempatan baik, maka aku katakan bahwa aku dan Abba akan
datang. Tak lama kemudian, hari yang telah lama kami tunggu akhirnya terjadi.

Ternyata pertemuan ini tidak jauh dari rumah kami, tepatnya di daerah tetangga kami. Orang
yang memimpin pertemuan adalah Mike Licona, yang adalah teman David untuk waktu yang
lama. Dulu dia adalah guru Tae Kwon Do dan penjual asuransi, lalu dia belajar tentang Alkitab
Perjanjian Baru untuk beberapa tahun. Baru² ini dia telah mengambil gelar S2 di bidang agama
dan sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan S3.

Ketika kami tiba di rumahnya, dia menyambut kami dengan hangat. Dengan tubuh setinggi 6'
4" (193.04 cm), dia tampak mencolok, tapi meskipun tubuhnya begitu tinggi dan ahli beladiri
pula, dia tampak lembut dan suaranya pelan.

Mike memperkenalkan kami pada temannya, Gary, yang juga penampilan fisiknya tampak
mempesona. Dia kemungkinan lima tahun lebih tua daripada Abba, dengan mata biru yang
tajam dan jenggot yang dipotong rapi. Dia tampak bagaikan campuran Santa Claus dan atlit
gelandang tengah sepakbola Amerika (berotot, kuat sekali). Gary mengulurkan tangannya
padaku.

"Halo, namaku Gary Habermas. Aku adalah teman Mike, dan aku dulu adalah profesornya."

"Namaku Nabeel Qureshi. Senang bisa bertemu denganmu. Terima kasih telah bersedia datang
di pertemuan ini. Aku dengar engkau banyak tahu tentang Yesus dalam sejarah?"

Gary tertawa. "Yah, mungkin engkau bisa bilang begitu. Aku telah menulis beberapa buku
tentang topik ini."

sunnahnabi.com/forum
Ini adalah pertanda pertama bahwa tampaknya pertemuan ini tidak akan berlangsung dengan
baik bagiku dan Abba malam itu. Aku mengajukan beberapa pertanyaan padanya, untuk
mengetahui lebih jelas apakah yang akan kami hadapi. "David memberitahu aku bahwa engkau
tahu banyak tentang topik pembicaraan kita, tapi aku tidak tahu bahwa engkau telah menulis
beberapa buku tentang hal itu. Berapa lama engkau telah mempelajari bidang ini?"

"Topik disertasiku adalah tentang sejarah kebangkitan Yesus. Aku menulis disertasi itu di
tahun 1976, dan aku terus mempelajari Yesus dalam sejarah sejak saat itu, jadi sudah 26 tahun."

Sambil tersenyum dan mengangguk, aku biarkan Abba berbicara lebih banyak di malam itu.

Kami berlima semakin saling mengenal sewakut kami duduk bersama di ruang tengah rumah
Mike. Mike duduk memunggungi jendela, dan Gary duduk di sebelah kirinya. Aku duduk di
kursi sofa menghadapi Mike, dan Abba duduk di sebelah kananku. David duduk agak jauh
dari kami, di kursi berlengan di ujung ruangan. Dia memberitahu kami ketika saat diskusi tiba.

"Aku akan memberi keterangan latar belakang dengan singkat dan lalu mempersilakan Nabeel
dan ayahnya bicara. Kita akan membahas tentang penyaliban Yesus. Nabeel dan Pak Qureshi
percaya bahwa Yesus tidak mati di kayu salib, sedangkan kami semua tahu bahwa hal itu tidak
benar."

Mulut Gary ternganga, dan aku hanya bisa menggelengkan kepala. Tapi Abba telah bertemu
David beberapa kali dan dia tahu David memang suka kurang ajar, maka dia tertawa geli saja.
Mike dengan ringan memperingatkan David, "Yang sopan, David!"

"Baik, baiklah. Tapi kalian yakin bahwa Yesus disalib, bukan? Disalib, tapi tidak mati di kayu
salib, begitu bukan?"

Abba menjawab, "Betul."

Mike melanjutkan, "Kalau begitu kita mulai saja. Tolong beritahu apa yang engkau ketahui
tentang hal itu."

Dengan itu, Abba dan aku berbicara terlebih dahulu. Abba banyak berbicara malam itu,
kebanyakan tentang kasus yang dibahas di buku Mirza Ghulam Ahmad yang berjudul Jesus in
India. Ini adalah topik yang sama yang aku sampaikan pada teman Kristenku dulu di bus
sekolah, perbedaannya adalah Abba mengajukan argumen² yang jauh lebih kuat.

sunnahnabi.com/forum
"Jesus in India", oleh Mirza Ghulam Ahmad

Mike dan Gary mendengarkan dengan seksama, bertanya untuk mendapat keterangan lebih
jelas. Mereka tidak menginterupsi Abbad atau menyela dengan sangkalan, dan ini tentu
membuat David heran. Setelah bicara selama setengah jam, ada perubahan suasana yang samar
di ruangan itu. Mike dan Gary mencoba mencari kesempatan untuk menjawab.

Ketika Abba menyinggung tentang Kain Kafan Turin, Gary dengan cepat bertanya, "Tunggu
sebentar, apakah kau menganggap Kain Kafan Turin itu benar² asli? Apakah kau yakin bahwa
wajah dan tubuh Yesus tercetak pada kain kafan itu?"

sunnahnabi.com/forum
Kain kafan Turin

Abba berpikir sebentar dan lebih berhati-hati dengan apa yang dia katakan. "Ya, saya percaya.
Memangnya kenapa?"

"Yah, sebenarnya memang ada banyak alasan tepat untuk setuju dengan pendapatmu, tapi aku
heran mengapa engkau yakin bahwa itu adalah Yesus. Hal ini karena sudah begitu jelas bahwa
orang yang dikafani itu telah mati."

Para imam di jemaat kami menyatakan keaslian kain kafan tersebut, tapi mereka mengatakan
bahwa Yesus masih hidup saat dikafani. Karena telah pernah mendengar bantahan akan hal itu,
Abba menjawab, "Tapi darah itu mengental saat orang mati, dan orang yang dikafani itu
darahnya masih mengalir."

"Engkau benar, tapi darah yang mengalir ke kain kafan menunjukkan perpisahan akan serum
dan darah yang menggumpal, dan ini hanya bisa terjadi setelah kematian. Engkau juga bisa
melihat bukti persendian dan otot tubuh yang kaku, dan ini merupakan bukti lain bahwa tubuh
itu telah mati."

Karena tidak begitu paham dengan detail laporan kain kafan tersebut, maka Abba mengalihkan
pembicaraan pada isi Injil. "Tapi bahwa di Alkitab dikatakan bahwa saat tubuh Yesus ditusuk,
darah dan air mengalir keluar. Ini berarti jantungnya masih berdetak. Jika tidak begitu,
bagaimana mungkin darahnya bisa mengalir?"

Gary menggelengkan kepala. "Jika jantungnya masih memompa, maka dari mana datangnya
air tersebut? Apa yang disebut oleh penulis Injil sebagai 'air' itu adalah serum setelah terpisah

sunnahnabi.com/forum
atau adalah cairan yang berasal dari sekitar jantung. Baik itu serum atau cairan dari jantung,
Yesus harus mati terlebih dahulu sebelum bisa mengucurkan 'darah dan air'."

Mike memegang Alkitab Perjanjian Baru di tangannya dan dia menambahkan, "Kata Yunani
yang engkau terjemahkan adalah 'memancar keluar' dan ini sama maknanya dengan kata
'keluar.' Ini tak berarti jantung masih memompa. Selain itu, jika engkau ingin mengutip
Yohanes, engkau menghadapi masalah yang lebih besar: Yohanes mengatakan secara jelas
bahwa Yesus telah mati. Lihat di Yohanes 19:33, 'Dia telah mati.'"

Abba meminta Mike menunjukkan padanya bagian Alkitab itu, dan Mike menunjukkan
ayatnya padanya. Tapi ayat itu ditulis dalam bahasa Yunani sehingga tidak banyak menolong
Abba, tapi Abba tetap membacanya, sambil membandingkannya berkali-kali dari Perjanjian
Baru milik Mike dan Alkitab Perjanjian Baru versi King James miliknya.

Setelah itu, Gary bicara lagi. "Aku yakin orang tidak bisa selamat setelah ditusuk seperti yang
Yesus alami. Memang itulah alasan mereka menusuknya di dada agar yakin dia telah mati.
Tombak itu tentu sudah menembus jantung Yesus, dan membunuhnya seketika."

"Tapi Alkitab tidak mengatakan tombak itu menembus jantungnya," Abba membantah, "yang
dikatakan hanya menembus sisi tubuhnya. Lagipula, dia hanya ada di kayu salib selama
beberapa jam saja; dengan mudah dia bisa selamat."

"Aku tak yakin begitu. Terdapat seluruh catatan sejarah tentang praktek penyaliban, dan aku
tegaskan hal ini: penyaliban itu tidaklah cukup lembut sehingga orang bisa selamat. Sejauh
yang kita ketahui, tak ada dalam sejarah yang bisa selamat dari proses lengkap penyaliban
Romawi. [43] Orang² Romawi mendesain penyaliban sebagai penghinaan, penyiksaan, dan
metode pembunuhan yang pasti berhasil. Apakah engkau tahu proses pencambukkan dan
proses penyaliban selanjutnya?"
[43] Satu orang, teman dari Yosefus, diketahui bahwa dia diturunkan dari kayu salib dan berhasil selamat, tapi ini
terjadi sebelum proses penyaliban benar² selesai dilaksanakan. Tiada pemukulan mematikan yang dilakukan, dan
setiap usaha dilakukan pihak penguasa agar dia tetap hidup. Dia dan dua orang lainnya diturunkan dari kayu salib,
ketiganya diberi perawatan medis. Akan tetapi yang dua lainnya tetap akhirnya mati. Life of Flavius Josephus
(terjemahan Mason), hal. 420-21

Abba menggelengkan kepalanya.

"Mereka menggunakan cambuk yang disebut flagrum, yang adalah cambuk yang didesain
untuk mencabik kulit dari tubuh dan mengakibatkan pendarahan yang parah. Hanya dengan
beberapa kali cambukan saja, kulit korban akan mengelupas bagaikan benang² pita dan
otot²nya robek². Beberapa cambukan kemudian, otot² akan menjadi bubur. Arteri dan
pembuluh darah terbuka dan hancur berantakan. Kadangkala flagrum mencambuk perut dan
dinding perut akan pecah, mengakibatkan usus terburai. Sudah jelas, banyak orang mati hanya
karena dicambuki saja." [44]
[44] Untuk tambahan informasi, bacalaah buku Martin Hengel, Crucifixion (Philadelphia: Fortress, 1977).

sunnahnabi.com/forum
Flagrum, cambuk Romawi

Semua keterangan ini adalah baru bagiku, dan aku jadi ketakutan. Aku tahu di Alkitab ditulis
bahwa Yesus dicambuki, tapi tidak dijelaskan prosesnya secara detail begitu. Jika ini memang
jenis penyiksaan yang dialami Yesus, maka semakin sukar bagiku untuk tetap ngotot bahwa
Yesus bisa selamat dari penyaliban. Tapi Gary belum selesai.

"Setelah dicambuki, korban lalu dipaku tangannya sampai tembus ke balok kayu salib. Paku²
dipalu sampai menembus syaraf medianus, menyebabkan rasa sakit luar biasa dan
melumpuhkan tangan. Paku sepanjang 7 inchi dipalukan menembus kedua kaki, dan korban
penyaliban hanya bisa tergantung pada lengan²nya saja, dan posisi ini membuatnya hampir
tidak mungkin bisa bernafas. Dia harus menggunakan kekuatan yang tersisa untuk mendorong
kakinya yang dipaku agar dia bisa terus bernafas. Dia bisa bernafas saat mendorong tubuh ke
atas, tapi tubuhnya turun lagi setelah mengeluarkan nafas. Setelah semua tenaganya habis dan
dia tidak bisa mendorong tubuhnya ke atas lagi, maka dia mati kehabisan nafas."

sunnahnabi.com/forum
Mike dengan cepat menambah, "Itulah sebabnya mengapa prajurit Romawi menghancurkan
lutut² para penjahat yang disalib di kedua sisi Yesus. Tanpa lutut² itu, mereka tidak bisa
bernafas, sehingga mereka mati."

Gary melanjutkan, "Dan ini juga membuat para prajurit Romawi bisa melihat dengan mudah
apakah seseorang benar² mati; yang perlu mereka lakukan hanyalah melihat apakah korban
berhenti mendorong tubuh ke atas. Tapi para prajurit itu juga punya cara untuk meyakinkan
korban benar² telah mati. Selain menghancurkan lutut², kadangkala mereka menghancurkan
kepala korban, kadangkala mereka melemparkan tubuh korban untuk dimakan anjing², atau
seperti dalam kasus Yesus, kadangkala mereka menusuk jantung korban."

Setiap kali keterangan diberikan, aku merasa posisi kami semakin sulit dipertahankan, tapi
Abba belum menyerah. "Yesus berdoa agar cawan pahit diambil daripadanya di taman
Gethsemane. Sudah jelas dia itu tidak mau mati! Apakah Tuhan tidak peduli akan
permintaannya?"

Mike menjawab, "Ya, tapi dia juga berkata pada Tuhan, 'Kehendakmulah yang terjadi, bukan
kehendakku.' Dalam levelnya sebagai manusia yang bisa mengalami kesakitan, tentu saja Yesus
tidak mau disalib. Tapi dalam level yang lebih dalam, Yesus ingin kehendak Tuhan terjadi,
sehingga dia rela disalib. Dia mengatakan ini dengan jelas sewaktu dia kembali ke Yerusalem
lebih awal dalam tugas penginjilannya, menubuatkan kematiannya dan dengan sukarela
berjalan menuju ke sana." [45]
[45] Markus 8:31

sunnahnabi.com/forum
Gary menambahkan, "Dan inilah yang ingin aku jelaskan tentang posisimu. Tampaknya engkau
mengutip Injil untuk membangun kasusmu tapi engkau tidak mengambil ayat sesuai dengan
penyampaiannya yang bisa bertentangan dengan pengertianmu. Contohnya, engkau mengutip
mimpi yang dialami istri Pilatus, meskipun keterangan itu hanya disebut sekali dalam kitab²
Injil, [46] tapi engkau mengabaikan saat Yesus menubuatkan kematiannya, meskipun hal itu
muncul berkali-kali di setiap kitab Injil. [47] Mengapa engkau begitu?"
[46] Matius 27:19
[47] Matius 16:21; 17:23; 20:18; Markus 8:31; 10:34; Lukas 9:22, 18:33; Yohanes 12:33; 18:32.

Abba menjawab dengan jujur, "Karena sungguh tidak mungkin Yesus itu mati di kayu salib.
Dia itu dicintai Tuhan, dan dia minta tolong untuk diselamatkan. Jika ada ayat² yang
mengatakan bahwa dia menubuatkan kematiannya di kayu salib, maka ayat² itu tentu
ditambahkan saja oleh orang² Kristen."

Mukaku jadi merah karena malu. Sejak percakapan awalku dengan David, aku tahu berdebat
untuk menunjukkan Perjanjian Baru sudah diubah sungguhlah sulit, tapi bukan itu yang
membuatku merasa malu. Sudah jelas bagiku bahwa Abba hanya memilih-milih ayat Alkitab
untuk mempertahankan pendapatnya. Aku mengambil keputusan untuk bicara.

"Abba, kukira mereka mengatakan bahwa, kecuali engkau punya alasan kuat untuk
menyangkal ayat tertentu, tentunya tidak konsisten untuk menggunakan ayat² yang kita suka
dan mengabaikan ayat² lain yang tidak kita suka."

Abba berpaling padaku, dia tampak kaget karena aku mencela otoritasnya. Dia tampak merasa
dikhianati, dan aku sungguh menyesali perkataanku. Sejak saat itu, dia tidak lagi banyak
bicara. Aku mengambil alih percakapan, dan ternyata jadi singkat saja.

"Baiklah, aku sudah mendengar kasusmu, teman², tapi aku masih melihat ruang untuk merasa
ragu. Apakah ada ahli sejarah yang setuju dengan Abba dan diriku bahwa Yesus tidak mati di
kayu salib?"

sunnahnabi.com/forum
Mike menjawab, "Yah, di sekitar tahun 1700-an, beberapa ahli mulai menyatakan bahwa Yesus
tidak mati di kayu salib, tapi teori mereka hanya berumur pendek saja. David Strauss, seorang
ahli non-Kristen yang terkemuka, mengajukan satu penjelasan: sangat mustahil bahwa Yesus
bisa selamat disalib, tapi jika itu terjadi maka akan segera menghentikan gerakan kepercayaan
Kristen sewaktu masih menjadi tunas. [48]
[48] David Strauss, A New Life of Jesus (London: Williams and Norgate: 1879), 1:408 - 12.

"Kau lihat, para murid awalnya ketakutan sewaktu menemani Yesus di taman Getsemani, tapi
mereka berubah menjadi rela mati untuk menyampaikan berita bahwa dialah Tuhan yang
hidup. Jika Yesus hampir selamat dari penyaliban, dia akan datang pada mereka dengan tubuh
hancur dan sekarat. Ini bukanlah penampilan yang bisa mengakibatkan perubahan sikap total
dan mengabaikan kematian. Keberanian ini merupakan kekhasan jiwa gerakan Kristen awal,
dan tanpa itu, tidak akan ada kepercayaan Kristen."

Gary menambahkan, "Ini adalah beberapa alasan saja mengapa tidak ada ahli di bidang
manapun yang menyangkal kematian Yesus di kayu salib. Malahan sebaliknya yang terjadi:
kebanyakan ahli setuju bahwa mereka lebih yakin akan kematian Yesus karena penyaliban
lebih dari keterangan apapun tentang hidupnya."

Aku mendesak lebih jauh. "Engkau bicara tentang para ahli Kristen, bukan?"

"Kristen, non-Kristen, mana saja. Dan, seperti yang telah kukatakan, ada banyak alasan lain
yang semuanya meyakinkan. Contohnya, ada banyak sumber² non-Kristen dari abad pertama
Masehi setelah jaman Yesus yang bersaksi bahwa Yesus memang mati di kayu salib, dan lebih
banyak lagi sumber² Kristen yang menegaskan hal itu. Selain itu, tiada keterangan lain yang
bertentangan dengan hal ini, kalaupun ada, itu hanya sebentar saja. Tapi untuk menjawab
pertanyaanmu, maka jawabannya adalah ahli manapun berpendapat begitu."

Mike menambahkan kalimat terakhir. "Para ahli pada hakekatnya setuju: kematian Yesus
adalah satu dari fakta² yang paling meyakinkan dalam sejarah."

sunnahnabi.com/forum
Aku diam untuk merenungkan keterangan² tersebut. Tak lama kemudian Abba memberi
isyarat bahwa sudah tiba saatnya untuk pulang. Aku ingin diam di situ lebih lama dan
berbicara lebih jauh, tapi Abba tetap tidak berubah. Suasana diam saat menyetir pulang ke
rumah seakan menggemakan kata² kesimpulan yang diucapkan Mike. Sepertinya jika aku ingin
tetap yakin akan penyaliban Yesus versi Islam - apakah itu melalui teori penggantian atau teori
pingsan - maka aku harus mengenyahkan fakta sejarah. Qur'an membutuhkan aku untuk
menutup kedua mataku terhadap berbagai bukti dan percaya buta saja.

Inilah hasil dari ujian litmus kami, dan tidak ada daerah abu² di tengahnya: klaim Kristen
sesuai 100% dengan bukti yang ada.

Tapi lebih parah daripada itu, aku menyaksikan sendiri bagaimana Abba ditaklukkan. Karena
satu atau lain alasan, dia memilih untuk mengabaikan kebenaran yang sudah jelas saat diskusi
kami, dan aku tidak setuju sama sekali akan hal itu. Aku sadar bahwa aku tidak bisa percaya
begitu saja akan apa yang kedua orangtuaku ajarkan padaku. Aku tidak ragu akan ketulusan
mereka, pengabdian mereka, cinta kasih mereka, tapi aku mulai ragu apakah kami yakin akan
hal yang benar.

Rasanya bagaikan, tiba² saja, cadar kepastian diangkat, dan aku bisa melihat dunia penuh
potensi dengan cahaya baru. Ini bagaikan dalam sepanjang hidupku aku memakai berbagai
kacamata berwarna, dan sekarang kacamata² itu ditanggalkan untuk pertamakalinya.
Semuanya tampak berbeda, dan aku ingin menelaah semuanya lebih seksama lagi.

Mungkin, ada kemungkinan, bahwa aku mulai mempertimbangkan kemungkinan kecil bahwa
pesan Kristen bisa saja benar.

sunnahnabi.com/forum
Bab 26
Seorang Muslim di Gereja

KETIKA KAMI TIBA DI RUMAH, Ammi menemui kami di pintu masuk. Dia ingin tahu
bagaimana pertemuan berlangsung. Aku melaporkan dengan singkat tentang percakapan kami,
menekankan bahwa kami telah menyampaikan pesan kami. Tapi karena Abba tidak banyak
bicara dan aku ingin segera meninggalkan ruangan, tentu Ammi tidak merasa yakin. Aku
dengan cepat meminta ijin untuk naik ke kamarku di lantai atas.

Ruangan di ujung lorong lantai dua sebenarnya dibuat untuk menjadi gudang besar atau ruang
cuci baju, tapi saat dibangun, Abba meminta petugas bangunan memperluasnya menjadi kamar
tidur yang cukup luas. Dia menyusun perpustakaannya di situ, membangun rak² buku untuk
menyimpan buku²nya sampai penuh ke setiap ujung. Kapanpun aku ingin belajar tentang
agama, aku akan datang ke bagian tertentu di rak buku Abba, mengambil beberapa buku, dan
berbaring di perutku untuk mulai membaca. Aku senang melakukan hal itu.

Tapi aku tidak sedang mencari kesenangan di hari itu. Aku punya suatu missi yang untuk
menyelesaikan masalah yang semakin mengganggu hati dan pikiranku.

Aku mengeluarkan berbagai buku yang kami miliki tentang Yesus, hampir semuanya ditulis
oleh penulis dan ahli Islam Muslim. Aku mulai secara sistematis memeriksa literatur itu,
mencari keterangan yang mungkin bisa kupakai untuk menanggapi apa ya ng baru saja aku
dengar.

Saat itulah aku menyadari sesuatu untuk pertama kalinya: buku² Abba tentang kehidupan
Yesus semuanya bersifat polemik (menyerang, mengritik keras). Keterangan² dimulai dengan
sebuah kesimpulan terlebih dahulu, lalu mencari fakta yang mendukung kesimpulan tersebut,
dan lalu mengajukan kasusnya. Seperti yang Gary tunjukkan tentang argumen Abba,
penanganan masalah tidaklah adil dan tidak melalui pengamatan yang seksama. Keterangan
tidak pernah mengajukan bantahan terhadap pandangan lain yang bertentangan, sehingga
kasus yang mereka jabarkan tidak pernah diuji kebenarannyan, sehingga tampak rapuh dan tak
meyakinkan.

Meskipun aku sudah melihat bagaimana argumen² kami gagal berkali-kali, aku menjadi yakin
bahwa hal ini terjadi karena kami tidak menguasai metodologi. Penulis² Timur bisa
mengajukan kasus dengan penuh perasaan dan menggerakan hati, tapi penulis² Barat berpikir
secara lebih sistematis dan mengikuti garis lurus, mempersenjatai mereka argumen bantahan
tajam terhadap pendapat lain yang berbeda, dengan posisi yang jauh lebih menusuk keras.
Mungkin jika aku menerapkan metodologi Barat dengan semangat Timur, aku bisa menyusun
kasus yang lebih meyakinkan dan bisa dipertahankan.

Sudah waktunya untuk bersikap lebih sistematik akan pendekatanku, tapi aku tidak tahu
bagaimana harus memulai. Di saat itu pula, David menelponku. Aku membuka HP-ku.

sunnahnabi.com/forum
"Nabeel!" katanya dengan gembira. "Apa pendapatmu tentang percakapan kita tadi?"
"Aku masih mencernanya. Kupikir aku harus belajar lebih banyak tentang metodologi."
"Oh, ya? Gimana caranya?"
"Wah, gak tahu ya. Apakah kamu tahu?"

"Sebenarnya, iya. Aku melihat engkau sebenarnya tidak mau cepat² meninggalkan percakapan,
maka aku meminta Mike dan Gary untuk bertemu kembali bersama untuk berbicara. Kebetulan
mereka berencana untuk makan siang bersama besok, dan mereka mengundang kita untuk
datang. Makan siang ini diadakan setelah ibadah gereja, di mana Gary akan menjadi
pengkhotbah tamu. Apakah kau mau datang? Engkau bisa tanya pada mereka tentang
metodologi sejarah, dan ..."

"Waduh, tunggu dulu." Otakku tidak bisa mencerna gagasannya. "Engkau ingin aku datang ke
gereja bersamamu?"
"Jika engkau bersedia."
"Dan apa yang harus aku katakan pada orangtuaku?"
"Apa maksudmu?"

Aku mencoba menerangkan sejelas mungkin padanya. "Kau pikir mereka akan membiarkan
begitu saja aku pergi ke gereja denganmu? Supaya aku bisa bicara dengan Mike dan Gary? Ya
gak bisa, apalagi setelah kejadian hari ini."

"Berhenti menghisap jempolmu, tumbuhkan bulu dada, dan bilang saja begitu pada mereka.
Kau ini kan pria dewasa? Ya ampun!"

Aku menghela nafas putus asa. "Kamu itu gak ngerti sih. Keadaan jauh lebih pelik daripada
itu."

Bagi kedua orangtuaku, pertemuan kedua akan berarti bahwa aku mulai memberikan Mike
dan Gary tempat untuk berkuasa dalam hidupku. Dan kelihatannya memang begitu jika aku
tidak datang bersama Abba, tapi tentu saja Abba sendiri tidak akan mau datang lagi. Aku juga
tentunya tidak bisa bicara dengan bebas jika Abba ada bersamaku.

Aku tak mau orangtuaku menjadi khawatir, dan sejujurnya, aku juga tidak mau memberi
mereka kesempatan untuk melarangku pergi. Aku mengambil keputusan memberitahu
orangtuaku bahwa aku pergi menemui David, dan memang itu benar, tapi tidak seluruhnya
benar. Selama beberapa tahun berikutnya, ada beberapa kejadian di mana aku harus menguji
kompas moralku dengan menyampaikan kebenaran seluruhnya atau separuh saja demi tujuan
yang lebih mulia. Aku tidak pernah suka bersikap seperti ini, tapi jika tidak, aku terasa terjepit
diantara dua batu.

sunnahnabi.com/forum
Keesokan harinya, aku menemui David di rumahnya, dan dia lalu menyetir ke gereja kami.
Gereja ini terletak dalam kampus dan bernama "Campus Impact," dan ini adalah pengalaman
yang sungguh baru bagiku. Mereka punya kelompok puji²an di atas panggung: penyanyi² dan
band yang memainkan gitar, drum, dan berbagai instrumen musik saat para jemaat bertepuk
tangan dan ikut bernyanyi. Pembicara menyampaikan pengumuman dengan nada humor,
orang² diajak saling menyapa, dan kantung persembahan disebarkan.

Aku tidak pernah melihat kegiatan ibadah seperti ini, dan semuanya terasa sangat asing
bagiku. Ibadah itu seharusnya khusuk, saat tenang untuk mempertemukan manusia dengan
Tuhan, tapi orang² ini malahan sibuk menggebuki drum dan minta duit. Di mesjid, tiada
seorang pun yang diijinkan berdiri di hadapanmu saat engkau sholat sehingga engkau bisa
fokus pada ibadahmu bagi Tuhan. Lalu tampak para gadis di atas panggung saat kegiatan
puji²an dan ini bagiku tampak seperti penistaan.

Kegiatan ibadah ini sangat mengganggu diriku dan meninggalkan kesan pahit dalam hatiku.
Kupikir, "Jika inilah yang dinamakan ibadah pada Tuhan bagi orang Kristen, maka aku tentu
tidak mau berurusan dengan hal ini."

Bagiku, penyampaian khotbah itu adalah hal yang paling utama. Saat Gary mulai bicara, dia
menyampaikan khotbah tentang hidup yang kekal. Dia mengatakan bahwa kebangkitan Yesus
adalah kejadian yang terbukti benar dari sudut pandang sejarah dan akibatnya besar sekali. Ini
berarti hidup tidak perlu berakhir dengan kematian, bahkan saat kita mati sekalipun, karena
kita menjadi immortal. Hal ini bisa menjadi berkat atau kutuk, tergantung ke mana jiwamu
pergi setelah jasadmu mati.

Tapi, menurut Gary, kebangkitan Yesus selalu menjawab pertanyaan tentang hal ini. Ini berarti
bahwa pesan Kirsten adalah benar dan kita bisa yakin akan berada di Surga selamanya dengan
Tuhan jika kita percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita.

Di sinilah masalahnya bagiku sebagai Muslim. Ya, Tuhan memang menciptakan kita, dalam hal
tertentu, sebagai immortal. Meskipun jasad fisik kita mati, jiwa kita tidak akan mati. Tapi
andaikata sekalipun Yesus telah bangkit dari kematian, ini bukan berarti kepercayaan Kristen
secara otomatis benar.

Setelah ibadah gereja, kami mengunjungi restoran yang bernama "The Max," dan aku
mengajukan pandanganku pada mereka saat kami makan sayuran pembuka.

"Gary, kita misalkan saja bahwa kebangkitan Yesus itu benar² terjadi. Hal itu tidak berarti
bahwa kita tiba² saja harus menerima dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Ini hanya berarti
bahwa dia memang bangkit dari kematian."

"Ya, tapi engkau harus mulai bertanya, 'Mengapa?' Mengapa dia harus mati di kayu salib, dan
mengapa dia bangkit kembali?" Gary berhenti sebentar untuk membiarkan aku merenungkan

sunnahnabi.com/forum
perkataannya, dan dia lalu melanjutkan, "Terlebih lagi, engkau harus mempertimbangkan fakta
bahwa orang ini sudah jelas berbicara sebenarnya tentang dirinya."

"Sebenarnya yang bagaimana?" tanyaku, sambil berhenti makan.


"Bahkan dia itu adalah Tuhan."
"Wah, tunggu dulu. Itu sih masalah yang lain sama sekali. Aku tidak menganggap Yesus
mengaku sebagai Tuhan."
Gary menganggukkan kepala sedikit. "Bolehlah, tapi engkau setidaknya akan setuju akan hal
ini: jika Yesus bangkit dari kematian, maka ini berarti Tuhan telah memberi Yesus materia
persetujuanNya."

"Ya tentu saja, tapi aku sudah yakin bahwa Tuhan memang setuju dengan Yesus."

David menyela, "Nabeel, kemaren kau bilang bahwa kau ingin belajar metodologi, dan ini
berarti kau ingin bersikap lebih obyektif dalam riset dan argumentasi, bukan?"
"Tentu saja."
"Maka 'aku sudah yakin akan sesuatu' bukanlah alasan yang tepat untuk terus yakin akan
sesuatu. Engkau butuh alasan yang lebih baik, alasan² yang berdasarkan fakta² obyektif. Jika
kebangkitan Yesus memang terjadi, kita punya alasan kuta untuk percaya bahwa Tuhan
mendukung Yesus. Itulah inti pesannya."

Aku menoleh pada Gary. "Baiklah, aku mengerti. Tapi apa setelah itu? Apa maknanya itu
bagiku?"

Meskipun pertanyaanku kutujukan pada Gary, David melanjutkan, "Itu berarti engkau harus
mengamati dan melihat apakah Yesus benar² mengaku sebagai Tuhan."

"Baiklah, aku akan lakukan itu. Tapi gimana caranya? Dan ini sebenarnya pertanyaanku yang
terutama: bagaimana aku bisa menyelidiki hal ini secara obyektif? Metodologi apa yang bisa
kuterapkan?"

--------------
catatatan tambahan:
Metode Sejarah: kriteria dan teknik² yang digunakan oleh ahli² sejarah untuk menyelidiki masa
lalu secara sistematik.

Kriteria Pembuktian Majemuk: sebuah prinsip metoda pengamatan sejarah yang


menunjukkan bahwa suatu peristiwa yang dicatat akan lebih tepat sejarahnya jika peristiwa ini
juga disebut dalam berbagai sumber keterangan yang berdiri sendiri.

Kriteria Kesaksian Awal: sebuah prinsip metoda pengamatan sejarah yang menunjukkan
bahwa catatan paling awal atas suatu kejadian akan lebih tepat keterangannya dibandingkan
catatan kejadian yang sama setelah masa itu.

sunnahnabi.com/forum
--------------

Mike, yang selama ini hanya mendengarkan, akhirnya buka suara. "Aku sebenarnya sedang
dalam proses menulis buku, yang nantinya akan dipublikasikan oleh Gary dan aku bersama-
sama. Kami juga sedangn membahas pertanyaan yang kau ajukan tentang kebangkitan Yesus.
[49] Para ahli sejarah dengan seksama menggunakan berbagai kriteria dan teknik saat
menyelidiki masa lalu. Pendekatan sistematis yang mereka lakukan disebut sebagai metoda
sejarah."
[49] Gary R. Habermas and Michael R. Licona, The Case for the Resurrection of Jesus (Grand Rapids, MI: Kregel, 2004).

Mike muali menjelaskan sebagian kriteria dasar tentang metoda sejarah, seperti kriteria
pembuktian majemuk dan kriteria kesaksian awal. Yang mulai kuketahui adalah bahwa metoda
sejarah itu kebanyakan adalah tentang mengajukan data secara adil, seksama, dan
menggunakan akal sehat. [50]
[50] Untuk melihat diskusi detail metoda sejarah tentang kebangkitan Yesus, lihat buku Michael R. Licona, The
Ressurection of Jesus: A New Historiographical Approach (Downers Grove, IL: InterVarsity, 2010).

Saat mengakiri diskusi, Mike mengajukan satu keterangan akhir. "Nabeel, yang paling penting
adalah bahwa engkau bersikap konsisten saat melakukan penyelidikanmu. Bacalah argumen
dari kedua belah pihak. Jangan setuju dengan teori apapun sebelum engkau mengujinya.
Tinjaulah argumen mana yang menunjukkan fakta dan masalah terbanyak, dan bagaimana
caranya menyampaikannya, dan bagaimana pentingnya fakta dan masalah bagi seluruh
argumen. Begitulah kita menemukan penjelasan terbaik dari masa lalu."

Istilah itu membuatku ingin tahu lebih lanjut. "Penjelasan terbaik?" tanyaku.

"Ya, itulah inti dari mempelajari sejarah. Akan selalu ada teori lain yang bersaingan dengan
teorimu, dan tak ada teori tentang masa lalu yang sempurna. Tapi seringkali itulah keterangan
terbaik, dan seringkali itu jauh lebih baik daripada teori² lainnya. Dalam kasus kejadian² di
sekeliling kematian Yesus, penjelasan terbaik adalah dia bangkit dari kematian. Penjelasan ini
jauh lebih unggul dibandingkan teori² lainnya."

Aku mencerna keterangannya sambil berpikir bagaimana aku harus menjawab. "Baiklah,
tampaknya mulai jelas bagiku. Inilah yang ingin kulakukan: aku ingin menelaah Kristen dan
Islam melalui penelitian sejarah sehingga aku bisa menentukan yang mana yang benar. Tolong
beritahu aku apakah engkau setuju dengan hal ini: jika kita dapa menentukan bahwa Yesus
mengaku sebagai Tuhan, bahwa dia mati di kayu salib, dan bangkit dari kematian, maka ini
merupakan kasus bagus bagi Kristen."

Ketiga orang itu menganggukkan kepala.

Aku melanjutkan, "Tapi jika kita menetapkan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib, bahwa dia
tidak bangkit dari kematian, atau bahwa dia tidak pernah mengaku sebagai Tuhan, maka aku
punya alasan kuat untuk menganggap Kristen itu salah. Apakah kalian setuju?"

sunnahnabi.com/forum
David bertanya, "Apakah engkau mengatakan bahwa kami bertiga tentunya salah sehingga
engkau bisa menolak Kristen?"

Aku menggelengkan kepala. "Bukan begitu. Jika satu dari tiga argumen itu tidak meyakinkan,
maka seluruh kasus juga gugur. Contohnya, apa gunanya jika Yesus megnaku sebagai TUhan
dan lalu mati di kayu salib? Banyak orang yang juga mengaku sebagai Tuhan dan akhirnya
mati. Tapi jika dia bangkit lagi dari kematian, nah ... itu baru sesuatu yang penting."

Akan hal ini, Gary bertanya, "Kita bicara tentang kematian Yesus di kayu salib kemaren. Apa
pendapatmu? Apakah keterangan kami itu jelas?"

"Kupikir cukup jelas sehingga aku ingin memeriksa kembali tentang kebangkitannya dan
ketuhanannya juga sekarang. Aku akan selidiki kematiannya di kayu salib setelah itu."

Mike tersenyum, "Aku senang kau menggunakan pikiranmu secara berhati-hati dan menelaah
imanmu pula. Kebanyakan orang hanya mau percaya begitu saja apa yang diajarkan orangtua
mereka, atau mengalir saja mengikuti arus, atau malahan jadi pahit dan kecewa. Kau
memberiku harapan, Nabeel. Aku senang mengenal orang seperti engkau."

Aku tersenyum kembali. Mike dan Gary adalah orang yang baik hati. Mereka tidak
mendesakku untuk percaya ini atau itu, dan mereka juga tidak menganggap aku orang luar,
seperti "anak Muslim itu." Aku sama seperti mereka, yakni orang yang mencari Tuhan dan
kebenaran dengan segala akal budi dan jiwa.

Sekarang aku menemukan jalan untuk penelaahanku: menyelidiki catatan sejarah tentang
kematian Yesus, ketuhanannya, dan kebangkitannya. Jika ketiga argumen ini terbukti kuat,
maka ini adalah kasus kuat untuk menunjukkan Kristen itu benar. Jika tidak maka Kristen itu
salah. Faktor² lain, seperti pendapatku tentang tatacara ibadah di gereja itu, tidaklah penting.

Kami selesai makan siang, saling mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak melihat Gary atau
Mike lagi sampai seorang Muslim ahli debat berkunjung ke kota kami dua tahun kemudian.
Tujuannya adalah untuk memperdebatkan kebangkitan Yesus di hadapan ratusan penonton.

Siapakah lawan debatnya? Temanku yang baru, Mike.

sunnahnabi.com/forum
Shabir Ally, wanita tak dikenal, dan Nabeel Qureshi.

sunnahnabi.com/forum
Bab 27
Debat tentang Kebangkitan

PERDEBATAN DIMINTA DISELENGGARAKAN oleh organisasi² Muslim, jadi acara debat ini
begtiu gencar diumumkan di mesjid Norfolk. Poster² dipasang selama berminggu-minggu,
selebaran² disebarkan, dan banyak percakapan penuh semangat akan acara debat ini. Ini adalah
kesempatan baik untuk melihat ulama terkemukan Islam, seorang syeikh, menantang argumen
Kristen. Karena lawan debatnya adalah Mike, maka skenario perdebatan akan jadi semakin
seru. Apakah argumen² yang dia nyatakan padaku dan Abba tentang kematian Yesus bisa
bertahan menghadapi pengataman ulama ahli Islam?

Ahli debat Muslim adalah seorang apologis Islam yang terkenal dari Toronto bernama Shabir
Ally. Dia memiliki penampilan di atas panggung yang menyenangkan sehingga aku sangat
menghargai dia. Sikapnya yang lembut menolong menghadapi anggapan buruk terhadap
Muslim setelah peristiwa serangan 11 September. Di lain pihak, dia berani mengenakan tutup
kepala kecil Muslim, berjenggot hitam lebat yang panjang, dan baju garmis yang menjadi ciri
khas budaya Muslim. Meskipun dia bukan Muslim Ahmadiyah, dia mendukung sebagian
pendapat Ahmadiyah, sehingga aku menganggap dia adalah pendebat sempurna.

David mendapat kesempatan istimewa menyetir Pak Shabir keliling kota sebelum acara debat.
Shabir bertanya pada David apakah mereka bisa menonton film Mel Gibson yang baru, The
Passion of the Christ, maka mereka berdua menontonnya bersama sebelum akhirnya David
membawanya ke Regent University untuk debat di malam hari.

Karena Pak Shabir harus mempersiapkan diri, David tiba sangat awal dan memilih lokasi
tempat duduk terbaik di gedung itu. Gary telah kembali ke kota kami untuk menonton
perdebatan, dan aku bertemu dia di serambi sebelum acara dimulai. Tak lama kemudian,
dengan David duduk di sebelah kiriku, Gary di sebelah kananku, dan 700 penonton
mengelilingi kami, perdebatan pun dimulai.

Debat Mike Licona vs. Shabir Ally:


https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=grDPJmb3gAs

Mike adalah pembicara yang menarik perhatian penonton, dan dia mulai membagi
pengalaman saat dia menguji kepercayaannya, dan tidak begitu saja menerima apa yang
orangtuanya percayai tanpa mencari sendiri kebenaran tentang hidup dan Tuhan. Keterangan
yang akan dia bagikan adalah keterangan yang membuatnya yakin bahwa Kristen itu benar.
Keterangan itu membuatku gelisah di tempat dudukku karena aku sedang mengalami apa
yang dia dulu alami, dan itulah tahapan yang harus kuhadapi sekarang.

Dia melanjutkan keterangan pembuka dengan menekankan pentingnya kebangkitan Yesus.


"Alasan kebangkitan Yesus itu sangat penting adalah karena kebenaran Kristen terletak di
peristiwa ini. Yesus mengatasi kematian dan bangkit kembali telah menjadi batu cadas doktrin

sunnahnabi.com/forum
Kristen sejak awal. Karena itu, jika Yesus tidak bangkit dari kematian, maka fondasi Kristen
akan runtuh dan Kristen sudah jelas salah. Di lain pihak, jika Yesus bangkit dari kematian,
maka ada alasan tepat untuk percaya bahwa Kristen itu benar. Karena itulah debat malam hari
ini jauh lebih penting dari sekedar diskusi akademis. Nasib abadi jiwa kita kemungkinan
tergantung sepenuhnya pada sikap kita terhadap Yesus dan kebangkitannya."

Aku berkata pada diri sendiri, "Kau benar, Mike. Kristen bergantung pada kebangkitan Yesus,
dan ada banyak jiwa yang tergantung padanya. Argumenmu sebaiknya meyakinkan!"

Dua hal yang tidak dapat disangkal dari argumen Mike: argumen itu berdasarkan fakta sejarah,
dan ringkas, padat. Dia jabarkan argumennya dengan jelas. "Malam hari ini, aku akan ajukan
tiga fakta bagimu yang terbukti secara nyata dan disetujui oleh sejumlah besar para ahli. Jika
digabungkan, keterangan terbaik dari ketiga fakta ini adalah Yesus bangkit dari kematian.

"Fakta nomer satu: kematian Yesus dengan penyaliban. Bahwa Yesus disalib dan mati melalui
proses ini telah dibenarkan oleh hampir 100% para ahli yang mempelajari hal ini."

Seperti biasa, setelah menyatakan setiap fakta, Mike menunjukkan bukti. Untuk fakta bahwa
Yesus mati disalib, dia menggali argumen² yang disampaikan dia dan Gary padaku sekitar 18
bulan sebelumnya, termasuk proses menyakitkan hukuman cambuk dan berbagai bukti
kematian Yesus oleh penyaliban. Dia menambahkan bahwa para ahli dunia medis modern
berpendapat bahwa Yesus tentu akhirnya mati, melalui penelaahan proses sejarah penyaliban.

Setelah mengajukan keterangan meyakinkan untuk fakta pertama, Mike meneruskan dengan
keterangan berikutnya. "Fakta nomer dua: lubang kubur yang kosong. 75% dari para ahli yang
mempelajari hal ini mengakui bahwa kuburan itu kosong."

sunnahnabi.com/forum
Mike menjelaskan bahwa ada berbagai alasan untuk percaya bahwa kuburan Yesus kosong
beberapa hari setelah peristiwa penyaliban. Pertama, gerakan Kristen dibentuk pada prinsip
bahwa Yesus telah bangkit kembali dan tidak lagi mati. Kepercayaan Kristen itu dimulai di
Yerusalem, dan jika tubuh Yesus masih berada di kuburan, penguasa Yahudi di Yerusalem
dengan mudah bisa mengakhiri keKristenan dengan mengarak mayat Yesus di seluruh pelosok
kota. Fakta bahwa mereka tidak melakukan ini menunjukkan posisi keadaan bahwa kuburan
sudah kosong.

Alasan lain untuk menyimpulkan bahwa kuburan telah kosong adalah konsep Yahudi tentang
kebangkitan. Kebanyakan orang Yahudi yakin akan kebangkitan tubuh, bahwa tubuh yang
telah mati dan dikubur akan bangkit kembali di hari kebangkitan dan diubah menjadi tubuh
yang imortal. Jika para murid mengumumkan tentang kebangkitan Yesus, maka itu berarti
mereka melihat tubuhnya bangkit kembali, ini menyiratkan kuburan yang ksong.

Alasan akhir berhubungan dengan posisi penguasa Yahudi. Saat ditanya tentang Yesus, mereka
mengatakan bahwa para muridnya telah mencuri mayatnya, dan ini berarti mereka juga setuju
bahwa kuburan telah kosong.

Untuk menyimpulkan maksudnya, Mike mengutip William Wand, bekas profesor dari Oxford
Univerity: "Semua bukti sejarah yang kita miliki adalah setuju dengan kubur yang kosong, dan
para ahli yang menolaknya harus mengakui bahwa mereka melakukan itu atas dasar hal lain
yang bukan sejarah ilmiah." [51]
[51] William Wand, Christianity: A Historical Religion? (Valley Forge, PA: Judson, 1972), 93-94.

sunnahnabi.com/forum
Ini membawa Mike pada bukti terakhir: "Fakta nomer tiga: Kesaksian atas kebangkitan Yesus.
Pada sejumlah kejadian, kita melihat bahwa para murid Yesus yakin bahwa dia telah bangkit
dari kematian dan muncul di hadapan mereka. Tidak saja para murid itu bersaksi akan hal ini,
tapi para musuh Yesus juga mengatakan hal yang sama."

Mike mengutip beberapa sumber awal untuk menunjang pernyataannya. Dia mengatakan
bahwa gereja awal dibangun dari ajaran bahwa Yesus telah bangkit dari kematian dan fakta
bahwa para murid rela mati untuk keyakinan mereka, tapi begitu juga dua orang yang
menentang pesan Yesus selama hidupnya, yakni Paulus dan Yakobus.

Hal ini sukar diterima olehku. Memangnya kenapa kalau orang bersedia mati bagi keyakinan
mereka bahwa Yesus bangkit dari kematian dan muncul di hadapan mereka? Ini bukan berarti
Yesus benar² melakukan itu. Tapi Mike telah menduga pemikiranku dan menjelaskan bahwa,
setidaknya, mereka benar² yakin Yesus muncul di hadapan mereka, dan mereka tidak bohong
atas keyakinan itu. Kesimpulannya ringkas dan tajam: "pendusta tidak akan bisa jadi martir."
(pendusta tak akan bersedia mati bagi dustanya.)

Akhirnya, setelah menunjukkan ketiga fakta tersebut, Mike menyampaikan argumennya: "Mari
kita membangun pengertian berdasarkan ketiga fakta ini. Kita lihat bahwa fakta² ini dengan
jelas terbukti berdasarkan catatan sejarah dan disetujui oleh kebanyakan para ahli, oleh hampir
semua ahli yang mempelajari masalah ini, termasuk yang tadinya skeptis. Kita bisa melihat
kebangkitan Yesus dengan mudah menjelaskan semua fakta tanpa pertentangan. Karena
tiadanya alternatif teori² lain yang memungkinkan atas fakta² ini, maka kebangkitan Yesus
dapa diterima dengan penuh keyakinan sebagai kejadian yang benar² terjadi."

Dengan kata lain, Mike menyatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah penjelasan terbaik dari
fakta² yang diketahui, dan teori² lainnya membutuhkan memerlukan penelaahan pada
pertentangan, pemlintiran, atau mengabaikan fakta² tersebut.

Aku duduk bersandar pada senderan kursiku dan memikirkan argumennya. Ada sesuatu yang
salah tentang hal ini. Apakah memang benar sesederhana itu?

Aku memikirkan penjelasan lain yang mungkin. "Bagaimana jika orang² yang mengira melihat
Yesus bangkit ternyata hanya berhalusinasi saja?" Kalau benar begitu, maka tentu kuburan
tidak akan kosong, bukan? Selain itu, apakah mungkin begitu banyak orang mengalami
halusinasi tentang satu hal yang sama dalam berbagai kejadian yang berlainan waktu? Mike
lalu mengutip 1 Korintus 15 saat debat, yang mengatakan bahwa 500 orang melihat Yesus
bangkit di saat yang sama. Apakah ada halusinasi massal? Selain itu, hal ini tidak menjelaskan
bagaimana musuh² Yesus seperti Paulus melihat Yesus yang telah bangkit dari kematian. Dia
tidak punya alasan apapun untuk berhalusinasi Yesus hidup kembali.

sunnahnabi.com/forum
"Bagaimana jika bukan Yesus yang mereka lihat, tapi orang lain?" Aku memikirkan hal ini
sejenak, tapi ini tidak masuk akal. Jika benar begitu, tentu kuburan tidak kosong. Selain itu,
apakah mungkin para murid bisa mengira orang lain sebagai Yesus? Mereka telah bersama
Yesus lebih dari 1000 hari. Ini bukan penjelasan yang masuk akal.

"Bagaimana jika Yesus tidak mati di kayu salib?" Ini adalah yang diyakini Ahmadiyah, dan
Mike dan Gary telah membantah argumen² ini. Tapi ketika Shabir mulai mengatakan kata
pembukanya, sudah jelas bahwa dia akan mengajukan argumen yang sama. Aku jadi
bersemangat lagi; apakah jago debat ini akhirnya bisa medukung posisi Islamiah kami?

Shabir mulai berbicara, dan sudah tampak jelas dengan cepat bahwa dia sangat nyaman berdiri
di mimbar dan paham keterangan yang disampaikannya. "Fakta bahwa aku ini Muslim
mungkin bisa jadi prasangka yang menutupi diriku untuk menghargai bukti kebangkitan
Yesus. Pertama-tama, aku mengakui hal itu, lalu mengenyampingkannya dan melihat dengan
jelas fakta² yang ada. Aku tidak menganggap buki kebangkitan meyakinkan. Jika seseorang
berkata padaku bahwa seseorang telah mati dan orang itu ternyata tampak hidup lagi tiga hari
kemudian, maka aku tentu bertanya, 'Apakah engkau dulu yakin bahwa dia benar² mati?'

"Para ahli yang telah menyisiri Injil bertanya, 'Apa yang menyebabkan Yesus mati?' Para dokter
yang membaca keterangan Injil tidak bisa setuju akan apa penyebab kematiannya. Jika kita
membaca kisah sebagaimana adanya di tulisan yang ada, maka pembaca tentu tidak yakin
bahwa Yesus sebenarnya mati di kayu salib."

Shabir bicara lebih banyak lagi, tapi pada intinya itulah pokok utama pertahanannya. Sewaktu
perdebatan berlangsung lebih jauh, sudah jelas bahwa Shabir harus terus menyangkal dan
mengabaikan jauh lebih banyak daripada yang seharusnya dilakukan oleh seorang peneliti
yang obyektif. Dia menyangkal proses umum penyaliban yang diterapkan pada Yesus,
meskipun dia tidak memberi alasan mengapa; dia juga menyangkal keterangan penyaliban
yang ditulis Yohanes, meskipun dia mengakui bahwa tulisan Yohanes memang sesuai dengan
sejarah proses penyaliban; dia mengakui bahwa para ahli non-Muslim secara universal
menyimpulkan Yesus mati karena penyaliban, tapi dia secara bertentangan menyangkal bahwa
penyaliban berperanan penting dalam penelitian mereka; dia mengabaikan begitu saja
pernyataan² yang jelas dari semua kitab Injil bahwa Yesus mati; dan begitu seterusnya dan
seterusnya lagi, dia menyangkal dan mengabaikan data² yang sangat penting untuk
menunjukkan pendapatnya benar.

Meskipun kita bisa terpesona dengan kemampuan berpidato dan kecakapan retorik Pak Shabir,
jika kita fokus pada argumen²nya maka bisa diambil dua kesimpulan: sikap skeptisnya pada
data ternyata tidak berasalan, dan dia tidak menerapkan sikap skeptis yang sama terhadap
pendapatnya sendiri. Sikap tak konsisten ini tentunya disebabkan karena prasangkanya, dan ini
tampak jelas bagiku, bahkan sebagai seorang Muslim yang ingin setuju dengannya.

sunnahnabi.com/forum
Setelah debat selesai, Mike dan Shabir pergi ke dua ruangan yang berbeda untuk bertemu
dengan para penonton dan menjawab pertanyaannya. Aku perlahan-lahan bangkit dari tempat
dudukku, dengan perasaan kecewa dan merenungkan apa makna semua itu. Aku berjalan di
sekitar bangsa dan memikirkan perdebatan sekitar satu jam, sampai Mike, David, Gary dan aku
akhirnya berjalan bersama menuju tempat parkir. Saat itu malam hari yang gelap dan dingin,
dan kami bisa melihat uap nafas kami mengristal di bahwa cahaya lampu jalanan yang pucat,
sewaktu kami mengobrol.

Mike menoleh padaku dan berkata, "Nabeel, aku sangat ingin tahu apa pendapatmu. Jika
engkau bisa menilai dengan angka 100 dibagi untukku dan untuk Shabir, berapa banyak
engkau mau membaginya bagi kami berdua?"

"Itu tergantung dari apa yang harus kunilai," jawabku. "Jika kita menilai penampilan panggung
dan penyampaian pidato yang memukau, aku harus memberi Shabir nilai 80, dan engkau 20."

Mike mengangkat bahunya. "Terima kasih atas kejujuranmu. Aku memang kurang berhasil
menyampaikan sebagian kata²ku, dan slide-ku tidak bekerja dengan benar, jadi aku bisa
mengerti pendapatmu. Tapi aku lebih tertarik akan argumentasinya. Gimana menurutmu
penanganan kasus secara umum?"

Aku berpikir sejenak. "Kupikir engkau menang dalam hal itu, Mike. Aku beri engkau nilai 65
dan Shabir 35."

Gary bersorak senang. "Wah, itu bagus, Mike! Ini rasion dua-lawan-satu untuk kemenangan
kasus kebangkitan, dari sudut pandang Muslim yang kritis. Jadi Nabeel, kau beranggapan
argumennya bagus banget, yah?"

Sekarang aku yang mengangkat bahu. "Masih ada celah keraguan, tapi secara obyektif,
tampaknya itulah keterangan yang terbaik."

David tidak bisa mengenyampingkan kesempatan untuk menohokku. "Jadi Nabeel, apakah
engkau seorang Kristen sekarang?"

"Jangan mimpi, yah?" Aku tertawa sambil memukul pundak David. "Kita masih belum melihat
apakah Yesus memang mengaku sebagai Tuhan, dan ini adalah masalah lebih besar bagiku.
Selain itu jika kita memeriksa Islam, engkau akan lihat nanti betapa kuatnya argumen kami.
Tidak tergoyahkan. Tentang argumen yang ada, satu²nya hal dalam Kristen yang lebih
daripada Islam adalah kebangkitan saja."

Gary menoleh pada Mike seakan dia tidak percaya apa yang didengarnya. "Satu²nya yang kita
miliki adalah kebangkitan? Teman, justru itulah yang kita perlukan!"

sunnahnabi.com/forum
Kami berempat diskusi tentang perdebatan di tempat parkir selama beberapa menit lagi sampai
udara terasa semakin dingin. Aku peluk Gary untuk mengucapkan selamat tinggal, dan aku tak
tahu kapan lagi aku bisa bertemu dengannya. Mike mengundangku untuk berkunjung pada
pertemuan bulanan di rumahnya, dan aku katakan padanya bahwa aku akan mencoba datang.
David dan aku berjalan bersama ke mobilku, dan di dalam mobil kami diskusi lagi tentang
Kristen dan Islam selama dua jam lagi.

Setelah akhirnya aku meninggalkan Regent University untuk pulang ke rumah, aku mencoba
mengerti berbagai hal dalam benakku. Sudah jelas bahwa mereka telah mengajukan argumen
yang terkuat dan sukar dibantah. Bukti² sejraha menunjuk pada kematian Yesus di kayu salib,
dan keterangan terbaik atas kejadian² di sekeliling kematiannya adalah bahwa Yesus bangkit
dari kematian.

Tapi sekarang adalah giliranku. Aku akan menyusun argumen terbaik untuk membuktikan
bahwa Yesus tidak pernah mengaku sebagai Tuhan. Dalam hatiku, aku tahu bahwa hal ini akan
menjadi pertarungan yang menentukan, dan aku sudah siap maju perang.

sunnahnabi.com/forum
Bagian 5
Yesus: Messiah yang Hidup atau Anak Allah?

Apakah Engkau masuk ke dunia?


Apakah Engkau menjadi manusia?
Apakah manusia itu Yesus?

sunnahnabi.com/forum
Bab 28
Ilmu Keturunan dan Yesus

MGB 101 adalah auditorium bergaya amfiteater, yang merupakan ruang ketiga terbesar di
kampus yang memiliki 25.000 mahasiswa. Meskipun luas sekali, David dan aku duduk sejauh
mungkin dari profesor pemberi kuliah dan mahasiswa lainnya, karena satu alasan: kami
menganggap cara bicara pak professor itu sangat menggelikan dan kadangkala kami tidak bisa
menyembunyikan tawa kami.

Dr. Osgood adalah dosen yang cemerlang, yang begitu mahir menyampaikan pengetahuan
sehingga baik David maupun aku tidak perlu belajar lagi di luar kelas untuk memahami materi
kuliah. Tapi dia sering menggunakan istilah² yang aneh, dan setelah beberapa kali mengikuti
kuliahnya, kami jadi peka akan kata² yang dipilihnya. Contohnya, dia menggunakan istilah
cartoon (kartun) untuk apapun yang berbentuk visual, baik grafik maupun video. Hal ini selalu
membuat kami tertawa geli, tapi masih banyak lagi yang lebih lucu.

Dia menyinggung tentang gambar yang diproyeksikan di depan kelas. "Saudara², topik berikut
yang harus kalian kuasai adalah replikasi (duplikasi) DNA. Dalam alurnya menuju kematian
yang tak terhindarkan, sel² membagi diri ratusan atau ribuan kali, melalui proses sangat tepat
untuk menduplikasi informasi genetik mereka, melalui setiap generasi sel² anak. 'Replikasi
DNA' adalah proses itu. Jika proses itu tidak berlangsung sempurna, maka spesies tidak akan
bisa hidup. Untuk mengerti mekanis dari replikasi DNA, kita harus mempelajari molekul DNA.
Di sini kita punya kartun DNA."

Aku tertawa geli.

"Aku telah mengatakan bahwa DNA adalah helix yang dobel yang terdiri dari dua untai gula
fosfat yang dihubungkan oleh dasar² nukleotid. Perhatikan bahwa ikatan² karbon pada fosfat di
setiap untai DNA panjangnya sekitar 3 sampai 5 inchi. Ini adalah dasar pengarahan
(directionality) bagi setiap untai.

Sambil mendekatkan tubuhnya padaku, David berbisik, "'Directionality'? Bukankah kata


'direction' itu adalah kata benda sehingga tidak perlu dibubuhi akhiran segala?" Kami tertawa
geli.

Tapi Dr. Osgood belum selesai.


"Karena penyesuaian basis nukleotid, setiap alur bergerak di arah yang berlawanan. Jika
melihat dua alurnya bersama, maka DNA itu antidirectionality (bertentangan arah)."

David dan aku saling memandang, mata kami terbelalak tidak percaya. Ini sungguh terlalu
menggelikan bagi kami. Otak² kami berpikir sebentar untuk benar² yakin bahwa, iya, memang
dia mengucapkan 'antidirectionality'. Sepertinya Dr. Osgood telah melemparkan gas ketawa
pada kami berdua, David dan aku tertawa diam² sambil menutup mulut. Kami terus cekikikan

sunnahnabi.com/forum
perlahan selama bermenit-menit. Akhirnya, setelah mahasiswa² lainnya memelototi kami, kami
berusaha keras untuk berhenti tertawa. Aku gigit bagian dalam pipiku kuat².

Setelah agak tenang, aku menulis kata antidirectionality di sebuah kertas dan memberikannya
pada David. Setelah tertawa sedikit, David menulis di atas kertas itu dan memberikannya
padaku. Terbaca, pseudonantidirectionality. Mulailah kami bertanding. Jika ada kesempatan,
aku menulis sesuatu dan memberikan kertas kembali padanya. Beberapa menit berselang
dengan kegiatan kami, maka di kertas kami tampak kata sangat panjang
quasipseudoantidirectionalityeousnessificationisme. Kami berdua tertawa keras² sehingga
sekrup² kursi kami hampir keluar.

Kelas baru saja dimulai, tapi kami pikir sebaiknya kami meninggalkan kelas. Kami jelas tidak
bisa konsentrasi lagi dan tidak mau mengganggu kegiatan kelas. Kami perlahan-lahan
meninggalkan kelas, dan ini mudah karena kami duduk di belakang.

Kami terus bercanda dan bergurau saat kami berjalan ke ruang forensik, dan tiba di tempat itu
sejam sebelum praktek kuliah berlangsung. Sambil berusaha bernafas normal kembali, aku
turunkan ranselku dari pundakku dan duduk di bagian depan kelas. David seperti biasa duduk
di bagian paling belakang. Kami berusaha mencari kegiatan untuk mengisi waktu luang kami.

Aku sedang berpikir untuk belajar materi kuliah genetik yang kelasnya baru saja kami
tinggalkan, ketika tiba² saja sesuatu muncul dalam benakku. "Tahu gak, David, ilmu keturunan
itu adalah masalah besar dalam iman Kristen."

David memandangku dengan heran. "Oh, memangnya kenapa?"

"Iya. Coba pikir sebentar. Mengapa kita punya anak? Malah sebenarnya, mengapa setiap
spesies melakukan reproduksi?"

David tidak berkata apapun, dia menunggu. Sekarang dia sudah tahu bahwa untuk benar²
berinteraksi dengan pikiranku, yang terbaik adalah menunggu aku berbicara terlebih dahulu.

"Reproduksi itu adalah untuk bisa terus melangsungkan kehidupan. Ini persis seperti yang
Osgood katakan: sel² akan mati, maka mereka menduplikasi diri mereka sendiri sebanyak
mungkin. Masalahnya jadi jelas: mengapa Tuhan butuh seorang anak laki jika Dia adalah
imortal?"

Tampaknya David kurang mengerti maksudku.

"Orang² Yahudi mengerti akan hal ini, maka mereka tidak pernah mengatakan bahwa Tuhan
punya seorang anak laki. Dan Yesus itu orang Yahudi. Tentunya setelah jaman Yesus, budaya
Romawi bercampur dengan Yahudi di awal jaman gereja dibentuk. Orang² Romawi punya
banyak kisah dongeng bagaimana dewa² menghamili para wanita, dan menghasilkan manusia

sunnahnabi.com/forum
setengah dewa."

David bertanya untuk meminta penjelasan, "Apakah begitu pendapatmu tentang apa yang
diajarkan Kristen?"

"Bukankah memang begitu? Engkau katakan bahwa Roh Kudus mengunjungi Maria, dan
membuatnya hamil. Hanya masuk akal bagi orang Kristen jika Yesus itu adalah setengah dewa,
karena dia lahir sebagai manusia dan juga Tuhan. Tapi di Alkitab diterangkan bahwa dia itu
benar² manusia. Itulah sebabnya dia bisa merasa lapar, haus, berdarah, tidak tahu, dan juga
mati."

Meskipun saat aku mengatakan pendapatku itu, sebenarnya hal ini bukanlah hal yang baru
bagi Muslim, termasuk diriku. Ini semua adalah hasil duapuluh tahun belajar Islam, sambil
terus mengulang-ulang kata Qur'an setiap hari, "Tuhan tidak Beranak dan tidak diperanakkan"
[52], ditambah dengan pemikiran intelek Islamiah dan juga keinginan tulus untuk terus beriman
seperti kakek moyangku. Pertentanganku dengan ketuhanan Yesus merupakan hasil dari
semua yang membentuk diriku. Di sinilah aku berdiri dan aku tidak akan mundur tanpa
perjuangan.
[52] 112:3

Tapi entah karena sedang berpikir hal lain, atau karena intuisi, atau pimpinan Roh Kudus, atau
mungkin karena tidak sering mendengar pemikiran seperti itu, David tidak lalu menyerang.
"Nabeel, apakah engkau telah membaca buku² Kristen apapun tentang ketuhanan Yesus?"

"Belum tuh, tapi aku sudah bicara dengan banyak orang Kristen tentang hal itu."
"Kalau gitu, gini ajah. Aku beri engkau sebuah buku besok, dan engkau membacanya saat
punya waktu lenggang. Setelah itu kita bicara."
Aku heran. Biasanya David dengan senang hati menjawab ajakan debat. "Mengapa tidak kita
bicarakan sekarang saja?"
"Karena aku harus belajar mata kuliah genetik yang kita tinggalkan tadi."
"Hah, salah siapa itu, David?"
"Salah kamu juga."
"Lho, engkau kan yang duluan dengan segala macam suffix!"

Maka kamipun saling omel selama sejam, dan tidak belajar genetika atau debat tentang agama.
Tapi memang sebaiknya begitu. Identitas Islamku saat itu begitu kuat menentang ketuhanan
Yesus sehingga diskusi tentang hal ini tentu tidak akan menghasilkan guna apapun dan aku
tentu hanya terus menentang saja.

Yang dibutuhkan adalah jalan kecil lain di luar jalur yang biasanya, sebuah rute jalanan yang
melampaui reaksi refleksku sebagai Muslim yang sudah terbiasa menentang ketuhanan Yesus.
Buku yang akan diberikan David padaku akan membantuku mengajukan pertanyaan² yang
tepat dan membimbingku masuk ke jalur jalan lain itu. Buku inilah yang nantinya menawarkan

sunnahnabi.com/forum
kemajuan yang penting, terutama jika dilihat dari sedikitnya kemajuan yang kucapai dalam
memahami iman Kristen.

sunnahnabi.com/forum
Bab 29
Yesus Menciptakan Tukang² Kayu

Aku melihat buku yang David dorongkan di atas meja padaku. Hiruk-pikuk kantin di saat
makan siang membuatku harus lebih fokus pada buku tersebut, tapi aku heran ketika membaca
judulnya dan ukurannya yang kecil. Sambil mengerutkan keningku, aku buka halaman² buku
itu sebelum mendorongnya kembali ke seberang meja. "Aku sudah tahu kok bahwa Yesus itu
adalah tukang kayu."

Suasana hati David sedang penuh dengan rasa gurau. Hari Jum'at memang bisa membuat
orang merasa demikian. "Iya, tapi dia lebih dari sekedar tukang kayu biasa. Dia sebenarnya
menciptakan tukang² kayu."

Aku tersenyum. "Kau sendiri yang bilang begitu, tapi bukan begitu yang dikatakan Alkitab."

"Tentu iya. Alkitab mengatakan semua tukang kayu diciptakan melalui Yesus."

"Ah, yang bener, David. Aku serius nih," kataku sambil pura² mengerutkan kening.

Senyum David melebar. "Aku juga serius kok. Menurutmu, apa artinya jika Alkitab
mengatakan, 'Segala sesuatu dijadikan oleh Yesus'?"

"Apakah benar dikatakan begitu?" Kali ini kerutan keningku tidak pura² lagi.

"Iya."

"Ah, tentu tidak di Injil, bukan? Aku harus melihatnya sendiri di Injil."

"Terakhir kali aku periksa, ada di ..." dia pura² batuk dulu sebelum mengatakan dengan keras,
"INJIL YOHANES," dia batuk lagi, "itu adalah kitab Injil."

"Kata² itu ada di kitab Yohanes?"

"Iya." Dia tersenyum, tampak jujur.

Hal ini tentu bertentangan dengan apapun yang diajarkan Muslim tentang Yesus di Alkitab.
Apakah mungkin bahwa Injil sebenarnya mengatakan bahwa Yesus adalah Sang Pencipta?
Mengapa aku tidak pernah mendengar akan hal ini sebelumnya? Tiada seorang pun orang
Kristen yang menyinggung tentang hal ini, padahal aku sudah menantang banyak sekali dari
mereka. Tapi jika dipikir lagi, andaikata bukan David yang memberitahu aku, tentu aku tidak
akan percaya dan mengira orang itu hanya mengarang ayat belaka. Tapi aku sangat mengenal
David, dan dia tak akan mengambil langkah seperti itu. Mungkin David sedang mendistorsi
suatu keterangan? Aku tak tahu, tapi aku jadi ingin tahu.

sunnahnabi.com/forum
David melihat otakku berputar keras dan mendorong kembali buku itu padaku, tapi kali ini,
secara dramatis dengan gerakan sangat perlahan. Ketika aku mau meraih buku itu, dengan
cepat sekali dia menarik buku itu kembali. "Tapi kau sudah tahu bahwa Yesus itu lebih dari
sekedar tukang kayu," katanya, sambil terus tersenyum.

Aku maju ke depan dan merebut buku itu darinya. "Jangan banyak membual, yah."

Di akhir minggu, aku berbaring di lantai kamar perpustakaan Abba sambil membaca buku itu
dengan seksama. Judul buku adalah More Than a Carpeter (Lebih Dari Sekedar Tukang Kayu),
ukurannya kecil sekali, sebesar telapak tanganku dan hanya 100 halaman. [53] Nama
pengarangnya adalah Josh McDowell, dan aku telah pernah mengenal nama penulis ini
sebelumnya. Abba punya buku berjudul The Islam Debate, yang berisi transkrip dialog tahun
1981 antara McDowell lawan Ahmad Deedat, Muslim apologis yang terkenal. Aku belum
membaca buku itu karena sifatnya monograf dan hanya untuk membela Islam. Aku lebih
tertarik untuk mengalahkan Kristen.
[53] Josh McDowell, More Than a Carpeter (Carol Stream, IL: Tyndale, 1977).

Tapi di tanganku sekarang ada buku bertema Kristen yang ditulis oleh Johs McDowell,
seukuran booklet, begitu kecil sehingga buku itu mengaharapku untuk membacanya. Aku baca
buku itu, memeriksa setiap ayat yang disebut McDowell dengan seksama. Sukar dipercaya, tapi
setelah hafal lusinan ayat Alkitab untuk usaha mengalahkan Kristen, baru kali inilah aku benar²
membuka Alkitab. Semua ayat² Alkitab yang kuhafal dulu, kudapatkan dari buku² yang ditulis
Muslim.

Aku baca buku McDowell sampai habis dalam waktu beberapa jam saja. Kebanyakan isinya
adalah untuk mengajak orang menelaah Yesus dan iman mereka secara serius, tapi itu sudah
kulakukan. Hal yang paling mempengaruhi diriku adalah bab kedua, "Apa yang Membuat
Yesus Begitu Berbeda?" Di sini, McDowell membela pernyataan bahwa Perjanjian Baru
memaparkan Yesus sebagai Tuhan. Ketika aku selesai membaca buku itu, aku berkeputusan
untuk membaca ulang bab tersebut dengan pengamatan yang lebih tajam.

Aku temukan banyak argumen² McDowell yang tidak lengkap. Ada berbagai keterangan lain
yang tidak dia perkirakan. Contohnya, dia mengutip Matius 16:16, di mana Petrus mengatakan
bahwa Yesus adalah "Putra Tuhan yang hidup," untuk menunjukkan bahwa Yesus itu adalah
sang Illahi. Tapi aku telah diajarkan argumen yang menentang itu sejak masih kecil: banyak
orang yang disebut sebagai anak Tuhan di Alkitab, seperti Adam, Solomo, bahkan berbagai
orang yang tak bernama. [54] Alkitab sebenarnya mengajarkan bahwa kita bisa jadi anak²
Tuhan, bahkan manusia pun disebut sebagai tuhan². [55]
[54] Lukas 3:38; 1 Tawarikh 28:6; Kejadian 6:2; Ayub 1:6.
[55] Roma 8:14; Galatia 3:26; Mazmur 82:6.

Selain itu, McDowell mengutip Matius dan Lukas untuk menunjukkan bahwa Yesus punya
sifat² Tuhan, seperti omnipoten, tapi semua referensinya tidak meyakinkan diriku. [56]

sunnahnabi.com/forum
Semuanya menunjukkan bahwa Yesus melakukan muzizat², tapi penjelasan Islamiah bagi
muzizat Yesus adalah sederhana: semuanya terjadi atas ijin Tuhan, bukan karena kekuasaan
Yesus. Begitulah yang dikatakan Qur'an, [57] dan aku telah hafal ayat² Alkitab yang mengatakan
bahwa pekerjaan Yesus terjadi karena Bapa dan dia tidak dapat melakukan apapun tanpa
Tuhan. [58] Sebagai Muslim yang sudah dilatih untuk menghadapi orang Kristen, aku tidak
menemukan hal yang baru dari pernyataan² McDowell, dan aku telah lama mahir untuk
menggunakan ayat² itu untuk menyerang balik orang² Kristen.
[56] Matius 8:26-27; Lukas 4:38-41; 7:14-15; 8:24-25.
[57] Q 3:49
[58] Yohanes 10:32 dan 5:19.

Tapi McDowell berhasil meyakinkan diriku bahwa meskipun jikalau ada ayat² dalam Injil
Yohanes yang bisa kugunakan untuk menyangkal ketuhanan Yesus, terdapat pula ayat² lainnya
yang dengan tegas menggambarkan Yesus sebagai Tuhan. Contohnya, Yesus berkata, "semua
akan menghormati Putra sama seperti mereka menghormati Bapa." [59] Lalu seorang murid
menyebut Yesus sebagai "Tuhan," dan Yesus memuji perkataannya. [60] Aku belum pernah
membaca ayat² ini sebelumnya, dan isinya bertentangan dengan jalan pemikiranku. Tentu hal
itu tidak benar. Tidak mungkin Yesus mengatakan itu atau mengijinkan orang memanggilnya
sebagai Tuhan, setidaknya Yesus yang kukenal.
[59] Yohanes 5:23.
[60] Yohanes 20:28.

Aku mulai mempelajari ayat² baru ini, dan mencari cara untuk menyesuaikan dengan ayat²
bertentangan yang kuhafal sejak kecil. Aku merenung, "Bagaimana ayat² ini bisa dimengerti
agar sejalan artinya? Aku tahu ada ayat² di Qur'an yang bertentangan satu sama lain, tapi Abba
atau imam biasanya dapat menyelesaikan masalah itu. Apakah ada seseorang dari jemaat
Muslim yang tahu Alkitab seperti tahu akan Qur'an?"

Suatu pemikiran yang mulai bergolak secara perlahan dalam benakku sejak aku mulai
membaca buku McDowell tiba² saja bertiup keras tanda sudah mendidih. Seperti orang yang
akhirnya mundur ke belakang untuk pertamakali setelah mengamati setiap keping mosaik, aku
sadar bahwa aku sebelumnya tidak melihat gambar secara keseluruhan:

Alkitab dan Qur'an itu berbeda sekali. Sangat amat berbeda. Mengapa aku memahami
keduanya dengan cara yang sama?

Muhammad mengimlakan isi Qur'an pada juru tulisnya di sepanjang masa 23 tahun. Hanya
setelah kematiannya saja Qur'an dikumpulkan menjadi sebuah buku. Ayat² yang telah
diimlakan selama bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun seringkali ditemukan berjejeran
dalam Qur'an, dan seringkali isinya tanpa hubungan cerita yang jelas. Karena itulah Muslim
tidak mencoba mencari makna Qur'an dari hubungan halaman per halaman. Untuk
mengetahui konteksnya, Muslim harus membaca hadis, tafsir, yang dikenal sebagai asbab-an-
nuzul (keterangan tentang asal-usul Qur'an).

sunnahnabi.com/forum
Begitu parahnya narasi dalam Qur'an sehingga hanya satu kisah saja yang jelas bagian awal,
tengah, dan akhirnya: kisah Yusuf. Kisah² yang lain dimulai dari bagian tengah, atau bagian
lain, dan tidak jelas akhirnya bagaimana. Karena itulah aku harus terus menghubungi guru²
agamaku untuk memahami Qur'an.

Tapi ketika aku membaca Alkitab sehubungan dengan buku McDowell, aku menyadari bahwa
narasi Alkitab itu sangat jelas, setiap kisah sesuai dengan konteksnya sendiri. Tidak diperlukan
tafsir apapun untuk mengetahui kitab² Injil. Siapapun bisa mengerti isi Alkitab.

Dengan begitu, aku tidak bisa hanya fokus pada satu ayat saja untuk mengetahui pesan
keseluruhan tentan Injil, seperti yang biasa Muslim lakukan dengan Qur'an. Aku harus
membaca seluruh kitab² Injil untuk mengerti tujuan penulisnya dan temanya, dan membiarkan
kitab² itu bicara sendiri padaku.

Dengan pengertian baru ini, aku mengambil keputusan untuk membaca kitab Yohanes dari
awal sebelum mencoba mengartikannya. Aku duduk di lantai dan membuka Alkitab Abba dan
mulai membaca Yohanes 1.

Yang kudapatkan sukar untuk kuterima.

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan
tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." [61]
[61] Yohanes 1:1-3.

Begitulah. Aku lalu berhenti membaca. Aku renungkan ayat² itu, kubaca lagi dan lagi. Tiada
penjelasan lain. Ayat² ini mengatakan bahwa Tuhan menciptakan dunia dengan FirmanNya,
bahwa Firman itu telah ada bersama-sama Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan sendiri,
meskipun tampaknya terpisah dariNya.

Sudah jelas bahwa "Firman" itu adalah Yesus, bukan karena Injil Yohanes berpura-pura tentang
Yesus tapi karena Qur'an juga mengatakan bahwa Yesus itu adalah "Firman Tuhan." [62] Selain
itu, ayat 14 lebih meyakinkan lagi: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." Ini jelas adalah tentang Yesus.
[62] Lebih tepatnya, "firman dari Tuhan," meskipun Muslim secara umum tidak mempertentangkan penyebutan
gelar itu; Q 3:45.

Karena enggan untuk percaya, aku letakkan Alkitab dan aku mulai berjalan bolak-balik di
ruangan itu sekali lagi, sambil berusaha menyatukan berbagai informasi dalam benakku. Ini
adalah bab pertama dari Injil Yohanes, bagian pendahuluan saja. Seperti kata pengantar dalam
buku² modern, buku itu memberi kita lensa yang menerangkan bagaimana membaca isi buku
seterusnya. Seakan-akan Yohanes berkata, "Sewaktu engkau membaca kitab Injil ini, ingatlah
bahwa Yesus itu sudah ada bersama sang Bapa, PartnerNya dalam menciptakan dunia."

sunnahnabi.com/forum
Ini adalah konteks yang harus kumengerti untuk membaca isi kitab ini selanjutnya. Betapapun
sukarnya bagiku untuk memahami ayat² ini, aku harus terus ingat pendahuluan Yohanes:
Yesus itu Tuhan.

Sewaktu hal yang tak terhindarkan mulai muncul dalam benakku, aku berhenti berjalan dan
menatap Alkitab yang tetap terbuka di Yohanes 1. Aku sungguh tak percaya. Ini tentu tidak
benar. Yesus tidak mungkin Tuhan. Harus ada penjelasan lain, atau mungkin aku ditipu. Tentu
ada penjelasan lain, jika tidak, maka selama ini keluargaku dan semua orang yang kucintai
telah ditipu.

Jika Yesus mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, maka Qur'an itu salah dan Islam adalah
agama palsu.

Harus ada penjelasan lain. Aku belum tahu penjelasan lain itu apa, tapi tentu ada diluar sana.
Aku beriman jawaban itu pasti ada, dan aku tidak meragukan bahwa Allah akan
menunjukkannya padaku.

Aku seketika pergi ke ruang sholat kami, di mana kami sering sholat berjemaat. Aku mendekati
karpet sajadah, mengangkat kedua tanganku ke sebelah kedua telingaku, melafalkan "Allah-hu-
akbar," dan melakukan sholat nafilah dua rakaat bagi Allah.

Aku siap untuk maju lagi dalam perang ini, dan aku meminta pertolongan dari Allah.

__________________
tambahan keterangan:
Sholat nafilah adalah sholat yang dianjurkan untuk mencari pertolongan dari Allah atau
mendekatkan umat pada Allah.

sunnahnabi.com/forum
Bab 30
Keillahian Anak Allah

"Yohanes itu tidak bisa dipercaya."

"Aku sudah menduga engkau akan berkata begitu."

Kami kembali berada di Webb Center, di meja yang sama di mana David memberiku buku
More Than a Carpenter. Aku sudah menghabiskan akhir minggu mempelajari kitab Injil
Yohanes di internet dan berdoa khsusuk.

Aku lakukan ini semua bukan karena aku merasa khawatir. Usahaku untuk menelaah masalah
ini dari sudut Islam saja adalah agar aku memperkuat pengabdianku pada Islam, dan aku
malahan semakin kaffah karenanya. Ditambah lagi, aku yakin bahwa Allah menganugerahi
imanku dengan jawaban² permohonan doa dan mempersenjatai diriku untuk menentang posisi
David. Aku menemukan begitu banyak argumen menentang ketepatan tulisan Injil Yohanes.
Setelah menghabiskan beberapa hari untuk menyusun serangan, aku siap untuk menggoreskan
kembali batas medan perang. Sekarang aku membawa senjata² besar.

"Kenapa kok tidak bisa dipercaya?" tanya David.

"Yohanes adalah Injil yang terakhir, ditulis 70 tahun setelah Yesus. Isinya tidak seperti Injil²
lainnya, yang muncul sangat lebih awal."

"Tapi kita kan sudah membicarakan hal ini, Nabeel. Injil Gospel itu ditulis oleh murid Yesus,
atau setidaknya di masa murid² Yesus masih hidup. Apa yang dikatakan di situ bisa
dipercaya."

"Aku tak yakin akan hal itu, David. Tujupuluh tahun setelah Yesus itu adalah waktu yang
cukup lama. Kita tidak bisa yakin apakah murid² Yesus masih hidup di saat itu. Tapi ada
masalah yang lebih besar: mengapa isinya kok begitu berbeda dengan Injil² lainnya? Yesus
tidak menggunakan parabola apapun di Yohanes, dan dia bicara tentang dirinya jauh lebih
banyak daripada di Sinoptik (kitab² Injil Matius, Markus, Lukas). Selain itu, hanya satu muzizat
saja di Yohanes yang juga ditulis di seluruh kitab² Injil lainnya. [63] Yohanes tampak seperti
menceritakan pada kita tentang Yesus-nya. Yesus yang diciptakannya kemudian. Yesus yang
berbeda."
[63] Memberi makan 5000 orang.

"Dengar dari mana kamu tentang hal ini?" Nada suara David tampak bingung. Ini jarang
terjadi, dan aku senang melihatnya. Aku tidak hanya berjuang demi kehormatanku saja. Aku
berjuang demi keluargaku, agamaku.

"Aku temukan itu di search engine, Google."

sunnahnabi.com/forum
"Bukan itu maksudku, tapi dari sumber apa engkau mengutip keterangan itu?" David terus
mendesak, rasa ingin tahunya memuncak. "Kedengarannya bukan dari Muslim."

"Sumbernya dari ahli Kristen yang dikutip Shabir dalam sebuah debat. Bart Ehrman." [64]
[64] Untuk menjelaskan argumennya, lihat Bart Ehrman, The New Testament: A Historical Introduction to the Early
Christian Writing, 5th. ed. (New York: Oxford University Press, 2011).

Wajah David jadi penuh pengertian sekarang. "Bart Ehrman bukan orang Kristen."

"Oh, kukira dia itu Kriten." kataku sambil tersenyum menikmati keadaan ini. "Dia belajar di
seminari."
"Ya, tapi dia lalu murtad."
"Aku bisa mengerti mengapa!" kujawab, sambil separuh bergurau. Tapi hanya separuh saja.
"Baiklah, kembali pada ketuhanan Yesus. Apakah engkau tidak menemukan apapun dari buku
McDowell yang meyakinkan?"
"Tidak ada, selain apa yang telah kukatakan tentang Injil Yohanes." Aku tidak hendak
melepaskan masalah tentang Yohanes sedemikian cepatnya.

"Baiklah, gimana kalau begini sekarang. Aku akan memeriksa kembali Yohanes dan kembali
padamu. Di saat yang sama, aku akan memberimu buku yang lain, dan setelah kau baca,
katakan padaku pendapatmu di lain waktu."
"Bagus tuh, tapi sebaiknya bukunya yang lebih meyakinkan daripada More Than a Carpener,
David. Mungkin lain kali buku yang lebih tebal?"
David tertawa, "Engkau sendiri lho yang minta!"

Dua hari kemudian, aku kembali berbaring di perpustakaan Abba, memandang buku dengan
sampul warna emas. Judul buku itu adalah The New Evidence That Demands a Verdict, dan
meskipun buku ini juga ditulis oleh McDowell, tapi sungguh berbeda dengan buku pertama.
Buku ini setelah 800 halaman, penuh dengan berbagai catatan yang dikumpulkan McDowell
selama bertahun-tahun dia menelaah asal-usul Kristen.

Aku tak gentar. Kemenanganku baru² ini melawan argumen David tentang Injil Yohanes telah
meningkatkan rasa percaya diriku. Aku semakin yakin bahwa Allah ada di pihakku, bahwa tak
akan ada argumen apapun melawan Dia yang akan bisa bertahan, dan bahwa ketuhanan Yesus
hanyalah karangan orang Kristen saja.

Jika Yesus benar² mengaku sebagai Tuhan, kita harus menemukan pengakuannya itu di Injil
yang paling pertama, dan bukan yang terakhir. Aku harus melihat sendiri apakah pernyataan
Yesus sebagai Tuhan juga terdapat di Injil Markus. Tanpa ragu, aku langsung membuka bagian
tentang ketuhanan Yesus dan mulai membaca.

Seakan-akan McDowell telah membaca pikiranku dengan tepat, bukti pertama yang dia ajukan
adalah "Pengakuan Yesus sendiri tentang dirinya" di Injil Markus. Tatkala Imam Besar bertanya

sunnahnabi.com/forum
padanya apakah dia itu Kristus, Anak Tuhan, Yesus bersaksi di hadapan para Sanhedrin
"Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit." [65]
[65] Markus 14:62.

The New Evidence That Demands a Verdict (Bukti Baru yang Menuntut Keputusan), oleh
McDowell.

Selain kata² "Akulah Dia," aku tidak begitu mengerti pernyataan itu, dan aku juga kurang
paham mengapa McDowell memilih itu sebagai argumennya yang utama. Apa sih maksud
Yesus di kalimat tersebut?

Apapun maksudnya, satu hal sudah jelas. Para imam Sanhedrin berpendapat dia telah
membuat pernyataan tentang dirinya yang dianggap sebagai penghujatan, sehingga layak
untuk dihukum mati. Hanya satu pernyataan diri yang bisa mendatangkan hukuman
sedemikian berat: mengaku sebagai Tuhan. [66] Tapi apakah tepatnya yang Yesus katakan
dalam jawabannya pada imam² Sanhedrin yang membuat mereka berpikir bahwa dia mengaku
sebagai Tuhan?
[66] "Jika Yesus berkata, 'Ya, akulah sang Messiah,' maka itu bukan penghujatan; tiada penghujatan jika engkau

sunnahnabi.com/forum
mengaku sebagai sang Messiah, karena ini adalah seperti engkau berkata, 'Ya, saya presiden Amerika Serikat,' atau
'Aku presiden Southern Baptist Convention.' Engkau mungkin bukan orang itu, tapi ini bukan penghujatan, dan
tidak ada pelanggaran hukum apapun. Ada sebagaian masyarakat Yahudi yang menyebut diri mereka sebagai sang
Messiah dan ada pula orang² Yahudi yang kita kenal yang disebut para ketua agama Yahudi sebagai sang Messiah.
'Mesiah' berarti pemimpin masa depan masyarakat; jadi bukanlah penghujatan untuk mengaku sebagai itu" (Bart
Ehrman, Historical Jesus, The Great Courses, course 643, lesson 21,24:42 - 29:06).

McDowell mengutip pernyataan ahli Perjanjian Baru, Craig Blomberg, yang menjelaskan, "Ini
adalah jawaban yang mengutip pernyataan Daniel 7:13 dan Mazmur 110:1. Dalam konteks ini,
"Anak Manusia' berarti jauh lebih tinggi dari sekedar manusia biasa. Yesus menjelaskan dirinya
sebagai 'seseorang seperti Anak Manusia, datang di tengah-tengah awan-awan di langit' yang
'datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya' dan diberikan
kekuasaan dan kekuatan di atas segala umat manusia, memimpin pada ibadah universal dan
kekuasaan yang abadi. Pengakuan bahwa dirinya bukan sekedar manusia biasa menyebabkan
terjadinya tuduhan penghujatan dari pengadilan tinggi Yahudi." [67]
[67] Craig Blomberg, Jesus and the Gospels (Nashville: B&H Academic, 1997), 342 - 43.

Aku bingung. Apakah Blomberg mengatakan bahwa gelar "Anak Manusia" itu merupakan
pengakuan sebagai Tuhan? Ini tidak mungkin.

Aku mengenang kembali khotbah yang kudengar di mesjid di Washington, D.C. di mana
seorang imam berdiri di bangsal tempat sembahyang, mengatakan, "Yesus berulangkali
menyangkal dirinya adalah Tuhan. Dia selalu mengatakan dirinya adalah Anak Manusia untuk
menjelaskan hal itu! Dia itu manusia. Dia tidak pernah mengatakan dirinya 'Anak Allah.'
Karena itulah kita mengetahui bahwa jika beberapa orang menyebutnya 'Anak Allah,' itu tidak
secara harafiah diartikan bahwa dia itu benar² anak Tuhan. Yesus itu adalah Anak Manusia. Dia
itu manusia."

Apakah mungkin istilah "Anak Manusia" bermakna lebih dari itu?

Aku harus membaca Daniel 7 sendiri. Aku mengambil Alkitab Abba dari rak buku, mencari
"Daniel" di daftar isi, dan langsung membuka Daniel 7. Maka memang benar, persis seperti
yang disebut Blomber, ayat itu adalah penglihatan nubuat masa depan di mana Daniel melihat
seseorang seperti Anak Manusia yang disembah abadi oleh orang² dalam berbagai bahasa.
Anak Manusia ini diberikan kekuasaan dan kekuatan di atas kerajaan yang abadi.

Pikiranku berpacu kencang. Apakah maksud keterangan ini? Aku ingat bahwa Blomberg
berkata jawaban Yesus juga tertulis di Mazmur 110. Mungkin hal ini bisa menjelaskan diriku.
Aku buka Mazmur 110 dan membaca ayat pertama: "Demikianlah firman TUHAN kepada
tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan
kakimu.'"

Tapi apakah artinya? Bagaimana mungkin Tuhan berkata kepada tuanku? Siapakah yang
diundang Tuhan untuk duduk di sebelah kananNya?

sunnahnabi.com/forum
Aku lalu menggunakan search online dan mulai melihat keterangan sebanyak mungkin tentang
Daniel 7 dan Mazmur 110. Beberapa jam kemudian, jelas sudah. Daniel 7 berbicara tentang
Anak Manusia yang punya kekuasaan yang sama seperti Tuhan di surga, dan disembah oleh
semua orang dengan pengertian penyembahan itu hanya layak diberikan kepada Tuhan saja.
Psalm 110 bicar tentang tuan lain, seseorang yang akan duduk di singgasana Tuhan bersama-
sama Tuhan dan berperan sebagai pewarisNya.

Di Markus 14:62, Yesus mengaku sebagai Anak Manusia illahi dan berkuasa mewarisi
singgasana Tuhan. Dia dengan berani mengaku sebagai Tuhan. [68]
[68] Pengertian keterangan ini berdasarkan kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan saja dalam pandangan orang²
Yahudi. Dengan mengaku sebagai Tuhan, Yesus mengaku sebagai Yahweh pula. Keterangan lebih lanjut bisa dibaca
di tulisan Richard Bauckham, God Crucifed: Monotheism and Christology in the New Testament (Grand Rapids, MI:
Eerdmans, 1999).

Tapi bagaimana hal ini mungkin terjadi? Mungkin bagian Markus ini, sama seperti Yohanes,
tidak tepat menunjukkan apa yang Yesus utarakan tentang dirinya. Aku cari di internet
keterangan lain dengan sekuat usahaku, tapi tak ada. Yesus mengatakan dirinya sebagai Anak
Manusia sebanyak 80 kali di empat kitab Injil; dan seringnya dia menggunakan istilah itu sudah
tidak bisa disangkal lagi. Posisinya sebagai orang yang "duduk di sebelah kanan Illahi" sudah
berakar dalam di doktrin gereja, sejak di jaman paling awal Kristen. [69]
[69] Mazmur 110:1 adalah ayat yang paling sering dikutip dari Perjanjian Lama di Perjanjian Baru, sebanyak lebih
dari 20 kali. Ini menunjukkan bahwa ayat itu tertanam dalam di awal pengertian Kristen tentang Yesus.

Di malam hari, dengan rasa tak menentu aku matikan komputerku, kutaruh buku McDowell,
dan kubiarkan segala keterangan baru ini diproses. Aku merasa bagaikan menemukan jalan
buntu. Aku tidak bisa mengakui bahwa Injil yang paling tua, dan malahan seluruh Injil setelah
itu, semuanya menyatakan ketuhanan Yesus, tapi aku pun tidak bisa menyangkalnya. Di satu
pihak, harga yang harus kubayar terlalu tinggi, dan di pihak lain, bukti² yang ada sangat terlalu
kuat.

Untungnya, meskipun judul buku itu begitu, bukti yang diajukan tidak menuntut keputusan.
Setidaknya tidak seketika saat itu juga. Aku tidak perlu secara sadar menyatakan perbedaan
antara bukti dan kepercayaan imanku. Akan tetapi, di alam bawah sadarku, rasa tegang dan
tekanan yang terjadi dalam diriku mengakibatkan aku jadi berusaha lebih mengikuti Islam.
Aku menjadi lebih giat bersholat, menghabiskan lebih banyak waktu membaca hadis, dan
menggunakan berbagai istilah Islam yang lebih sering lagi dalam percakapan sehari-hari.

Aku lakukan segalanya untuk melupakan bukti², tapi aku tidak bisa melarikan diri untuk
selamanya. Dan beberapa bulan kemudian, hal ini mempertaruhkan hubunganku dengan
David.

sunnahnabi.com/forum
Yesus di hadapan para Sanhedrin.

sunnahnabi.com/forum
Bab 31
Polemik Paulus dan Yesus Awal

Hujan badai tercurah deras di atas atap mobilku. Awalnya hanya gerimis lembut saja di pagi
hari, tapi dengan cepat berubah menjadi sangat deras, menutupi matahari di siang hari.

Saat itu adalah semester baru, yang berarti ada pertarungan² baru dengan departmen
pendaftara dan bantuan dana. Kantor² administrasi terletak di Rollins Hall, di bagian ujung
kampus, dan David harus berjalan ke sana. Aku menawarkan dia tumpangan mobil ke sana
agar tidak basah kehujanan, tapi hujan begitu deras sehingga jika dia keluar dari mobil, maka
buku² atau barang² elektronik di ranselnya akan basah dan rusak. Maka kami pun duduk di
mobil, menunggu hujan badai mereda.

Mengapa kami memilih saat itu untuk berbicara tentang hal yang paling menengangkan
diantara kami berdua, aku tidak akan pernah tahu jawabannya. Badai di luar mobil jauh lebih
terasa damai dibandingkan peperangan membara yang terjadi di dalam mobil.

"Aku sudah mempelajari Injil Yohanes," David memulai.

"Oh? Apa yang kau temukan?" Meskipun masalahku dengan Injil Yohanes dapat diragukan
sejak aku menemukan Kristologi (penafsiran sifat alami Yesus) di Sinoptik, aku tidak pernah
mengakui hal ini pada David.

"Pertama, engkau betul bahwa Yohanes memang tampak berbeda dengan kitab² Injil lainnya,
tapi ini karena ditulis oleh murid yang lain dan datang dari sudut pandangnya sendiri. Ini
seperti dua orang yang berbeda menyampaikan satu kisah yang sama. Mereka akan
menceritakan kisah dengan cara yang berbeda, tapi ini bukan berarti salah seorang dari mereka
itu salah."

Aku berniat untuk ikut perdebatannya, meksipun hatiku sebenarnya enggan. "Tapi John tidak
hanya sedikit berbeda saja dengan Sinoptik."

"Ya, tapi tidak begitu berbeda sehingga bertentangan." David menunggu jawabanku, tapi aku
tidak mengatakan apapun, sehingga dia melanjutkan. "Kedua, kita tidak yakin bahwa Yohanes
ditulis di sekitar tahun 90-100 Masehi."

"Mengapa kok tidak yakin?"

"Cara para ahli mengukur usia Injil Yohanes itu sesukanya saja. Banyak dari mereka yang
menyatakan tahun itu karena di jaman itulah diajarkan tentang Yesus. Mereka berasumsi
penelitian Kristologi tentunya di beberapa puluh tahun setelah Yesus."

sunnahnabi.com/forum
"Tapi memang begitu, bukan?" Aku mendesaknya. "Orang² Kristen tidak mengembangkan
Kristology di jaman Sinoptik ditulis."

"Kupikir Kristologi dalam Sinoptik telah tampak jelas, tapi demi argumen ini, maka kita
andaikan itu tidak terjadi. Engkau masih menghadapi suatu masalah. Ada tulisan² sebelum
kitab² Injil yang membuktikan bahwa orang² Kristen melihat Yesus sebagai Tuhan."

David membawa pembicaraan ke arah yang lain, dan ini membuat aku jadi ingin tahu.
"Tulisan² apakah itu?"

"Tulisan² Paulus."

Dengan mengatakan ini, tanpa disadarinya, David telah menyulut api yang tersembunyi di
sumbu pendek yang tertanam di bubuk mesiu. Para Muslim seringkali dilatih untuk membenci
Paulus, untuk melihatnya sebagai perubah Kristen jaman awal. Dari imam tertinggi di jemaat
kami sampai pada bapak dan ibuku, aku telah diajarkan berulangkali bahwa Paulus
mengkorupsi ajaran² Yesus, menyesatkan milyaran orang untuk menyembah pada Messiah
yang manusia biasa.

Karena apa yang diajarkan oleh Qur'an dan hadis, para Muslim harus menghormati Yesus dan
murid²nya. Mereka adalah orang² pilihan Allah untuk menyebarkan firmanNya yang sejati,
termasuk fakta bahwa Yesus adalah manusia biasa. Tapi di suatu saat dalam awal sejarah
Kristen, orang² mulai memuja Yesus. Hal ini merupakan kutuk dan hujat. Para Muslim tidak
punya keterangan apapun selain menyalahkan pemimpin umat Kristen awal, yakni Paulus.

Karena tak tahu akan hal ini, David terus melanjutkan, "Tulisan² Paulus sudah jelas
menyatakan bahwa Yesus itu Tuhan bagi orang² Kristen jaman awal. Paulus menulis hal ini di
tahun 40-an, sepuluh tahun sebelum Markus mulai menulis. Contohnya, satu dari surat²nya
yang pertama berkata Yesus 'hadir dalam bentuk Tuhan' dan dia 'mengosongkan dirinya' untuk
menjadi manusia. [70]. Di surat lainnya, dia membagi sifat² wujud Yahweh diantara Yesus dan
sang Bapa." [71]
[70] Filipi 2:6 – 7.
[71] 1 Korintius 8:6 dan Ulangan 6:4; lihat juga Bauckham, God Crucified.

"Memangnya kenapa kalau begitu?" Aku bertanya dengan rasa jengkel.

"Yah, sudah jelas, jika masyarakat sudah mengatakan Yesus itu Tuhan sendiri dalam wujud
manusia, maka kita bisa menduga Injil yang ditulis oleh masyarakat itu tentunya mengandung
apa yang mereka yakini. Kita harus membaca kitab² Injil melalui lensa kontekstual kepercayaan
orang Kristen awal, yang bisa dilihat dari surat² Paulus."

Di saat ini, aku sudah merasa muak. Aku mengejek David dengan meniru cara bicaranya.

sunnahnabi.com/forum
"Yah, sudah jelas, tapi itu tidak ditulis di Markus. Paulus tentunya orang yang menciptakan
ketuhanan Yesus. Dialah yang mengkorupsi tulisan² orang Kristen."

David tampak tak percaya. "Apa sih yang kau bicarakan?"

Aku jabarkan argumen² Islamiah menentang Paulus yang telah kudengar melalui khotbah² dan
buku² Islam. "Yesus mengatakan pada orang² bahwa dia tidak menghapus Taurat, tapi
menggenapinya. [72] Lalu Paulus datang dan mengatakan Yesus menghapus Taurat. Yesus
mengatakan orang² untuk menyembah 'Tuhanku dan Tuhanmu,' dan lalu Paulus datang dan
berkata Yesus itulah Tuan. [73] Paulus mengambil agama yang diajarkan Yesus dan
mengubahnya menjadi agama tentang Yesus."
[72] Matius 5:17.
[73] Penggunaan perkataan Yesus diluar konteks di Yohanes 20:17.

David mulai membalas kegusaranku. "Dan mengapa dia menciptakan ketuhanan Yesus? Dia
itu orang Yahudi. Malah sebenarnya, dia adalah pelajar paling cemerlang dari Gamaliel, orang
Yahudi diantara masyarakat Yahudi. Apa yang bisa diraihnya dari mengarang cerita bahwa
Yesus itu Tuhan?"

"Bukankah sudah jelas, David? Paulus melihat kekosongan kekuasaan. Dia melihat Yesus
sudah pergi dan para murid terlalu hancur untuk mengambil alih kekuasaan. Dia ingin
kekuasaan dan pengaruh, sehingga dia mengatakan diri sebagai 'murid,' meskipun dia tidak
pernah bertemu Yesus, dan mengambil kontrol gereja, mempromosikan Injilnya di atas Injil²
lain yang telah diajarkan. Di atas Injil Yesus." [74]
[74] Pernyataan yang biasa digunakan Muslim untuk mengartikan Galatia 1:8 seakan menyiratkan bahwa Paulus
membuat Injilnya sendiri.

David tertawa tak percaya. "Kamu ini serius? Baiklah, pertama-tama, hal ini tetap saja tidak
menjelaskan mengapa orang Yahudi taat bisa mengubah Yesus menjadi Tuhan. Dia tidak butuh
itu, bahkan jikalaupun seandainya dia itu orang jahat yang haus kekuasaan. Kedua, kita tahu
dia itu bukan orang jahat yang haus kekuasaan karena dia rela mempertaruhkan nyawanya lagi
dan lagi demi penyebaran Injil." [75] Suara David semakin menekan dan suaranya semakin
menaik.
[75] 2 Korintus 11:23 – 27.

Di saat itu, aku memotongnya. "Kadangkala orang tidak bisa melihat dustanya, David.
Mungkin di saat itu dia sudah terlibat terlalu jauh."

"Tidak bisa melihat dustanya? Atas alasan apa engkau menuduh Paulus sebagai pendusta?"

"Aku kan udah bilang, dia itu ingin kekuasaan."

David sekarang jadi marah. "Kekuasaan?! Jika yang diinginkannya hanyalah kekuasaan, dia
bisa berkuasa dengan tinggal di tempatnya saja. Dia adalah murid terbaik dari rabbi paling top

sunnahnabi.com/forum
di jamannya; kekuasaan sudah ada di tangannya saat itu. Tapi dia berubah haluan sama sekali,
dan memilih hidup penuh kerendahan dan kemiskinan. Umat Kristen jaman awal harus
berterima kasih pada Paulus dan pengorbanannya!"

"Iya, dan setiap orang Kristen bisa berterima kasih pada Paulus saat dia dihakimi karena
menyembah orang dan bukannya Tuhan!" Saat kata² itu keluar dari mulutku, aku tahu aku
sudah kelewat batas. Tapi sudah terlambat, dan aku juga terlalu sombong untuk minta maaf.
Aku hanya menatap David, menunggu reaksinya.

David duduk diam. Untuk sesaat, dia tidak bicara. Sewaktu dia mulai bicara, suaranya kalem,
penuh perhitungan, dan terarah, seakan setiap pemikirannya ditekan melalui saringan berlapis-
lapis. "Nabeel, setelah Yesus, aku memandang Paulus sebagai orang yang paling dekat dengan
Tuhan untuk selamanya. Aku tidak akan duduk diam di sini dan mendengarkanmu menghina
dia agar teorimu berhasil. Persahabatan kita ini penting bagiku, maka kupikir kita seharusnya
tidak perlu bicara tentang hal ini lagi." Dia berhenti. "Setuju?"

"Setuju."

"Baik. Udah dulu ya." Setelah itu, David membuka pintu mobil dan berjalan melewati hujan
badai.

sunnahnabi.com/forum
Bab 32
Ketegangan dan Trinitas

Perdebatan kami tentang Paulus bukanlah yang pertama kali David dan aku saling
menumbukkan kepala. Emosi kami kadang² meningkat sewaktu kami bicara tentang intisari
iman kami. Semakin penting masalah yang kami pertentangkan, semakin besar pula
kemungkinan salah seorang dari kami akan berkata kasar. Pertentangan besar seringkali
mengakibatkan emosi yang menyala-nyala.

Tapi tak jadi masalah bagaimanapun tegangnya hubungan kami, karena kami hidup bersama.
Bahkan jikalau kami bertengkar, bersumpah saat marah untuk tidak akan berhubungan satu
sama lain lagi, kami dipaksa jadi rukun lagi saat bertemu di praktek forensik minggu
depannya. Atau di kelas di kemudian harinya. Atau, dalam kasus debat kami tentang Paulus,
hanya 20 menit kemudian, karena David butuh kendaraan untuk pulang.

Ini bukanlah satu dari banyak alasan mengapa persahabatan yang erat sangatlah penting.
Hubungan teman yang dangkal saja akan mudah hancur saat menghadapi pertentangan yang
sengit, tapi karena kami hidup di lingkungan yang sama, kami dipaksa untuk rukun kembali.

Tentu saja, di atas segalanya, kami benar² mengasihi dan memperhatikan satu sama lain.
Seperti bersaudara sejati, bahkan setelah bertengkar hebat dalam perdebatan sengit, kami tetap
bersaudara. Rasa kasih sayang mengatasi berbagai kesalahan.

Anehnya, ada keuntungan dari pertentangan kami. Pertentangan ini menunjukkan pada kami
berbagai hal menegangkan yang tersembunyi di bawah permukaan, dan perlu dibahas. Satu
masalah yang selalu saja muncul di permukaan adalah tentang Trinitas. Seperti tentang
ketuhanan Yesus, penolakan besar atas Trinitas telah ditenun ke dalam identitas Muslim dan
dibentuk untuk menjadi ranjau siap meledak yang tersembunyi.

Inti doktrin Islam adalah Tauhid. Seluruh bidang theologi Islam dibaktikan untuk topik ini,
sehingga susah untuk mengubahnya, tapi intinya Tauhid adalah doktrin tentang kesatuan
Tuhan. Ini bukanlah sekedar ketegasan monotheisme tapi menrupakan pengolahan terus
menerus tentang konsep kesatuan mutlak Tuhan. Keberadaan Tuhan, atau hal utama yang
membuatNya jadi Tuhan, adalah bahwa Dia itu satu: independen, unik, mandiri, terpisah, dan
terpadu satu sepenuhnya. Tiada bagian terpisah apapun dalam Dia.

Menyaring theologia dalam konteks dialog Muslim - Kristen akan sampai pada hal ini: Tauhid,
prinsip Islam yang paling fundamental, adalah antitesis dari Trinitas.

Karena dibesarkan di negara yang tampaknya Kristen, para ketua Muslim mendidik kami
untuk menentang Trinitas. Aku ingat berapa banyak khotbah Jum'at, kelas² Islam sewaktu
kecil, buku² pendidikan Islam, dan sessi studi Islam yang dibaktikan untuk menentang Trinitas.
Mereka semua mengajarkan satu hal yang sama: Trinitas adalah kedok samaran politheisme.

sunnahnabi.com/forum
Secara kasar, mereka mengajarkan aku untuk melihat Trinitas seperti ini: orang² Kristen ingin
menyembah Yesus selain juga pada Tuhan, tapi mereka tahu bahwa hanya ada satu Tuhan.
Karena itu mereka mengatakan Tuhan adalah tiga dan juga satu, dan menyebut Tuhan sebagai
Trinitas. Bahkan jikalau hal ini tidak masuk akal, orang² Kristen ngotot akan hal itu. Ketika
ditanya untuk menjelaskan Trinitas, mereka akan mengatakan hal itu adalah misteri dan harus
diterima begitu saja sebagai iman.

Sebagai pemuda Muslim di negara Barat, aku dilatih untuk menguji hal ini. Kapanpun aku
berdiskusi tentang Trinitas dengan orang Kristen, pertanyaan pertama yang aku ajukan adalah,
"Apakah Trinitas penting bagimu?" Jika mereka mengiyakan, aku bertanya, "Berapa
pentingkah?" sambil menanti jawaban bahwa adalah sesat jika menyangkal Trinitas. Pertanyaan
ketiga melengkapi jebakannya. Aku akan bertanya, "Lalu apakah Trinitas itu?" dan biasanya
mendapat jawaban bahwa itu adalah Tuhan yang tiga dalam satu. Lalu pertanyaan mematikan
kuajukan, "Apa sih arti hal itu sebenarnya?" Aku biasanya mendapatkan pandangan mata yang
kosong dari mereka. Kadangkala orang Kristen akan mulai bicara tentang telur atau air, tapi
tiada seorang pun yang bisa menjelaskan apakah doktrin Trinitas yang sebenarnya. Tiga apa
dalam satu apa? Bagaimana mungkin hal ini tidak saling bertentangan?

Pertanyaan²ku bukanlah pertanyaan musykil pada topik yang berputar. Yang kuajukan adalah
pertanyaan² yang sederhana tentang inti doktrin Kristen, akan tetapi tiada orang Kristen yang
kutemui saat tumbuh dewasa yang bisa menjawab hal itu. Ini berarti setiap orang Kristen yang
kutemui menegaskan apa yang Qur'an ajarkan padaku tentang Trinitas: ini adalah doktrin
ngawur yang layak mendapatkan balasan illahi. [76]
[76] Q 5:73, 116; meskipun 5:116 menafsirkan Trinitas sebagai Allah, Putra, and ibu Yesus yakni Maria.

Para Muslim lanjut usia seringkali mengajarkan kami untuk melihat Trinitas dengan cara ini,
dari imam² terpandang sampai kepada para pemimpin terpelajar sampai pada kedua
orangtuaku dan juga kakek buyutku. Setiap orang yang kucintai dan kuhormati mengajarkan
aku untuk menolak Trinitas, dan bahwa, digabung dengan ketidakmampuan orang² Kristen
dalam menerangkan hal ini, membuat semakin mudah untuk melihat mengapa menolak
Trinitas merupakan bagian dari identitas Islamku. Hal yang sama juga berlaku bagi semua
Muslim yang rajin beribadah.

David dan aku beberapa kali bicara tentang Trinitas, dan meskipun dia menjawab dengan
kedalaman dan kejelasan yang lebih daripada kebanyakan orang Kristen, pikiranku telah bulat
sebelum aku bertemu dengannya bahwa Trinitas itu tidak masuk akal. Karena itulah kami
bertumbukkan kepala lagi, dan sama seperti masalah dengan Paulus, kami mengambil
keputusan untuk tidak lagi membicarakan hal itu.

Sungguh adalah suatu kebetulan saja bahwa pemecahan masalah bagiku muncul saat aku
duduk di sebelah David di tempat² yang sungguh tak terduga.

sunnahnabi.com/forum
Bagian 6
Kasus tentang Injil

sunnahnabi.com/forum
Bab 33
Resonan dengan Trinitas

Saat itu adalah bulan Juli 2003, di musim panas setelah tahun keduaku di universitasku, di
mana perubahan besar berlangsung dalam kehidupanku. Aku telah mengambil keputusan
untuk lulus dari perguruan tinggi setahun sebelumnya, dan ini berarti aku harus mulai
memikirkan tahap berikutnya dalam hidupku. Keputusanku ini juga berarti bahwa aku harus
menghadapi Ujian Masuk Kedokteran Perguruan Tinggi di bulan Agustus, ujian yang
menuntut pengetahuan kimia organik, sehingga aku harus menghabiskan seluruh musim
panas untuk mengambil dosis kelas organik kimia melelahkan lima hari seminggu. Tidaklah
heran, David juga mengambil kelas kimia yang sama denganku, dan ini berarti aku punya
banyak waktu dengan David yang melelahkan lima hari seminggu juga.

Tapi bukan aku saja yang mengalami perubahan hidup besar. Tak lama sebelum ini, sebelum
kami terbang untuk ikut turnamen forensik di kota lain, David dan aku sedang berdiskusi
tentang kebangkitan Yesus. Aku membuat argumen yang mendukung teori pingsan, dan saat
mendengar itu, David menjawab, "Argumen lemahmu tak akan berarti apapun bagiku, bung.
Aku ini dibesarkan di perumahan karavan. Aku punya akal sehat!"

Tidak kami ketahui saat itu, seorang gadis baru di tim forensik mendengarkan perdebatan
kami. Dia masuk menyela dalam perdebatan, "Ah, masa sih? Tapi aku berasal dari organisme
satu sel, lho." David dan aku dengan rasa tak percaya berpaling kepadanya. Kami tidak
mengenal gaids ini, tapi dia berani menantang debat dengan kami? Satu hal yang disetujui
David dan aku adalah evolusi membuta tidak mungkin terjadi secara statistik. Kami bersama-
sama mendebat argumen² dia, tapi dia melawan balik. Sepanjang akhir minggu itu, kami
berdebat dengannya tentang kebenaran, relavitas, Tuhan, evolusi, dan sains. Dia punya pijar,
dan dia tidak menyerah begitu saja tanpa menyerang balik.

Tiga hari berikutnya, Marie menjadi seorang theis, dan David jatuh cinta padanya. Dua bulan
setelah itu, mereka berdua bertunangan. Di akhir musim panas 2003, David dan Marie telah
menikah selama setahun, dan kami semua berdebar-debar menunggu kelahiran anak pertama
mereka. David dan aku duduk di kelas o-kimia dengan gelisah, siap untuk menjawab HP dan
lari ke rumah sakit. Ini sungguh saat yang menegangkan.

Meskipun kami siap pergi ke rumah sakit kapan saja, dan meskipun kami terus saling menukar
catatan konyol dan tertawa geli, kami duduk di bagian depan tengah di ruang kuliah Ibu
Adamski, hanya berjarak sekitar tiga kaki dari posisinya saat mengajar. Aku masih ingat jelas
lokasi tempat dudukku karena di situlah untuk pertamakalinya aku memahami Trinitas. Saat
itu masih terekam jelas dalam benakku.

Gambar proyeksi yang tampak di bagian depan kelas adalah tiga penggambaran besar akan
nitrat dalam hitam putih yang tebal. Kami sedang mempelajari resonan (getaran), yang
merupakan konfigurasi elektron pada molekul tertentu. Konsep dasar resonans cukup mudah

sunnahnabi.com/forum
dimengerti, bahkan tanpa latar belakang kimia sekalipun. Intinya, bangunan kotak setiap obyek
fisik adalah sebuah atom, yang merupakan nukleus positif yang dikitari oleh elektron² yang
kecil dan negatif. Atom² menyatu satu sama lain dengan cara membagi elektron² mereka,
sehingga membentuk molekul. Pengaturan berbeda dari elektron² di molekul² tertentu disebut
sebagai "struktur² resonan." Sebagian molekul, seperti air, tidak punya resonan sedangkan yang
lain punya tiga struktur resonan atau lebih, seperti nitrat yang gambarnya tampak di layar
proyeksi.

Struktur Nitrat yang Tiga dalam Satu.

Meskipun konsepnya mudah dimengerti, faktanya malahan membingungkan. Ibu Adamski


menyimpulkan bahan kuliahnya dengan komentar, "Gambar² ini merupakan cara terbaik untuk
mewakili struktur² resonan di atas kertas, tapi sebenarnya jauh lebih rumit daripada itu. Secara
teknis, sebuah molekul dengan resonan punya strukturnya sendiri di setiap saat, akan tetapi
tiada satu pun dari strukturnya di saat manapun."

Seluruh kelas tentunya menunjukkan wajah kebingungan seperti diriku juga, sehingga Ibu
Adamski mengulang penjelasannya. "Semuanya merupakan struktur² di setiap waktu, dan
bukan merupakan salah satu saja dari semuanya." Setelah diam sejenak, dia meyakinkan diri
kami. "Tapi jangan khawatir akan hal itu. Kalian hanya akan diuji tentang struktur² yang hanya
bisa kita gambarkan," dan mendengar itu seluruh kelas bernafas lega.

sunnahnabi.com/forum
Tapi tidak begitu dengan diriku. Aku menoleh pada David, tidak bisa berhenti mengolah apa
yang baru saja dijelaskan Ibu Adamski. David sedikit mengangkat bahu dan kembali menaruh
perhatian pada Ibu Profesor sewaktu dia membahas topik berikutnya. Tampaknya hanya aku
saja yang masih memikirkan bom yang baru saja Ibu Adamski jatuhkan.

Bagaimana mungkin sesuatu bisa jadi banyak dalam waktu yang sama? Jadi berbagai jenis
yang berbeda? Kita tidak bicara tentang atribut suatu benda seperti sepotong daging sapi yang
baru saja dimasak, yang bisa terasa panas, lembab, tebal, dan lembut dalam waktu yang sama.
Kita sedang bicara tentang ruang terpisah dan susunan elektris. Yang dikatakan Ibu Profesor
adalah seperti mengatakan bahwa Nabeel sedang makan daging sapi di Texas sedangkan pada
saat yang sama Nabeel juga sedang tidur di tempat tidur gantung di Karibia. Meskipun
kedengarannya enak, tentu tidak masuk akal jika aku bisa melakukan keduanya di waktu yang
sama.

Aku merasa bingung, dan yang lebih parah lagi adalah tiada seorang pun di sekitarku yang
merasa terganggu atas keterangan itu. Aku memandang ke seluruh kelas, tercengang mengapa
mereka menerima secara membuta keterangan itu.

Tapi apakah benar² membuta begitu saja? Ibu Profesor sedang mengajarkan sains yang asing,
tentang dunia subatom. Di level ini, berbagai hal yang terjadi tidaklah masuk akal bagi kita
yang mengerti dunia dari hanya sudut pandang manusia saja. Bahkan keterangan sederhana
tentang atom saja tampak membingungkan jika kita pikirkan hal itu. Hal ini berarti bahwa
kursi yang sedang aku duduki sekarang bukanlah benda yang solid, yang sedang menopang
berat tubuhku. Sebenarnya kita berada di ruang yang kosong, yang dipenuhi oleh bagian² kecil
partikel yang bergerak dengan kecepatan² yang tak bisa dimengerti. Jika kita pikirkan, maka
hal ini tampak salah, tapi begitulah keberadaan benda² di jagad raya kita. Tidak ada guna
untuk berdebat tentang hal itu.

Aku alihkan pandanganku dari para mahasiswa di kelas, dengan kesimpulan bahwa mereka
tidak secara membuta menerima saja konsep yang tak masuk akal. Mereka hanya telah
mengerti hal itu sebelum aku menyadari bahwa akan kebenaran² tentang jagad raya kita yang
tidak mudah dimengerti pikiran kita.

Kedua mataku menatap pada pada tiga struktur terpisah nitrat di dinding, pikiranku
menyatukan bagian² itu. Satu molekul nitrat adalah keseluruhan tiga struktur resonan setiap
waktu dan tidak pernah hanya satu dari ketiganya saja. Ketiganya terpisah akan tetapi sama,
dan ketiganya itu satu. Dengan begitu, mereka tiga dalam satu.

Saat itulah baru aku mengerti: jika akan makhluk² di dunia ini yang bisa menjadi tiga dalam
satu, jikalaupun sukar dimengerti, maka mengapa Tuhan tidak bisa?

Dan dengan itu pula, Trinitas menjadi benar dalam pikiranku. Aku melirik pada David tapi aku
tidak mengatakan apapun.

sunnahnabi.com/forum
Setelah itu, aku meninjau kembali dokrin Trinitas dengan perspektif yang baru. Apakah yang
dimaksud orang² Kristen ketika mereka berkata Tuhan itu tiga dalam satu? Tiga apa dalam satu
apa? Aku memeriksa hal ini dalam buku berjudul The Forgotten Trintiy oleh James White, dan
semuanya jadi terasa lebih masuk akal setelah aku menyadari bahwa makhluk tritunggal bisa
terjadi.

Doktrin Tritunggal mengajar bahwa Tuhan adalah tiga pribadi dalam satu makhluk. "Makhluk"
dan "pribadi" bukanlah hal yang sama, dan ini berarti Trinitas itu bukanlah suatu kontradiksi.
Untuk menggambarkannya, pikirkan hal ini: Aku adalah satu makhluk, yakni seorang
manusia. Aku juga satu pribadi, Nabeel Qureshi. Jadi aku adalah satu makhluk dengan satu
pribadi, yakni seorang manusia bernama Nabeel Qureshi. Doktrin Trinitas mengajarkan
bahwa Tuhan adalah satu makhluk dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh.

_________________
catatan tambahan:
Doktrin Trinitas: kepercayaan bahwa Tuhan adalah satu dalam makhluk dan tiga dalam
pribadi

Makhluk: kualitas atau esensi yang membuat sesuatu itu tampak begitu

Pribadi: kualitas atau esensi yang membuat seseorang adalah dirinya


_________________

Pada akhirnya, dan tanpa diskusi produktif dengan David apapun, aku mengerti Trinitas
dengan pengertianku sendiri dan menyadari bahwa itu bisa jadi merupakan model sifat alami
Tuhan. Aku tak yakin apakah itu model yang benar, karena bertentangan dengan Tauhid, tapi
aku harus mengakui bahwa itu bisa masuk akal. Dan ketika hal itu terjadi, pengertianku akan
Tuhan menjadi semakin kaya.

Tapi ada satu doktrin Kristen utama yang masih mengganjal diriku untuk mengerti Injil.
Bagaimana bisa kematian Yesus menjadi pembayaran bagi dosa²ku? Saat David dan aku
membahas pertanyaan ini, duo kami telah berubah menjadi trio.

sunnahnabi.com/forum
Bab 34
Keselamatan yang Adil

Tahun seniorku di ODU bukanlah seperti tahun² yang lalu. Selain itu adalah tahun ketigaku,
tahun ini juga tahun pertamaku hidup di dalam kampus. Sampai saat ini, meskipun aku telah
protes, Ammi dan Abba ngotot bahwa hidup di dalam kampus akan membuat aku menderita.
Baru di tahun senior, aku akhirnya bisa meyakinkan mereka bahwa aku punya terlalu banyak
tanggung jawab di sekolah sehingga repot kalau harus terus bolak-balik dari rumah ke kampus.

Salah satu tanggung jawabku adalah bertugas menjadi presiden bagi orang² yang mendapat
penghargaan di universitas. Karena jabatan ini, maka aku boleh memilih kamar asramaku
ketika akhirnya kedua orangtuaku mengijinkanku untuk tinggal di luar rumah. Asrama
mahasiswa tempatku tinggal terletak di bagian baratdaya Whitehurst Hall di lantai atas. Dari
kamarku tampak pemandangan indah Elizabeth River, yang merupakan pemandangan kedua
terindah dalam kampus. Kamar sebelah memiliki pemandangan yang terbaik, tapi aku tidak
mau tinggal di situ karena berbagai masalah fasilitas penghangat ruangan.

Kamar itu dengan cepat dihuni oleh seorang mahasiswa yang dengan cepat menjadi temanku,
yakni seorang Budhis bernama Zach. Dia adalah mahasiswa filosofi, dengan gaya bicara yang
perlahan dan pemikiran yang berhati-hati, sehingga dia menjadi teman bicara intelek yang
menyenangkan. Beberapa minggu setelah semester baru dimulai, kami menjadi teman baik,
dan aku mulai berdakwah padanya lebih dari sekali.

Sepertinya sudah jadi nasib bahwa Zach mengunjungi pertemuan² Klub Filosofi, di mana David
ada presiden klub itu, dan keduanya pun menjadi akrab. Maka David dan aku menjadi teman
baik dengan Zach secara terpisah. Setelah kami mengetahui tentang hubungan tersebut, maka
kami bertiga mulai sering bergabung bersama. Kami adalah tiga sahabat yang senang bercanda
dan bergurau bersama.

Di suatu hari, saat seorang Muslim, Kristen, dan Budhis sedang duduk bersama di warung
smoothie, aku mulai membicarakan doktrin Kristen yang terus saja mengganggu yakni
penebusan dosa. Hal ini menjadi bagian dakwahku pada Zach, yang kusampaikan dengan cara
menyindir. Harapanku adalah untuk membuat Zach masuk Islam dengan cara mengritik
David, yang sedang menginjili kami berdua. Zach bagaikan terjepit di tengah-tengah, padahal
dia tidak menginginkan apapun. Dalam makna harafiah. Niat hidupnya adalah menjadi
seorang Budhis yang mencapai kekosongan.

"Tahu gak, Zach," kataku pada Zach, "Islam itu adalah agama yang adil. Islam tak mengandung
segala omong kosong tentang orang tertentu yang harus menderita bagi dosamu."

"Wah, tunggu dulu!" David berhenti menyerutup smoothi-nya, mencoba menyela. Tapi aku
terus saja.

sunnahnabi.com/forum
Minuman smoothie khas Amerika, biasanya terdiri dari buah² yang diblender campur eskrim yogurt, jus
buah, es batu biar dingin, dll. Enaaakk...

"Kamu yang tunggu sebentar, aku belon selesai nih! Kulanjutin nih, menurut Islam, kita akan
berhadapan dengan Tuhan, setiap orang bertanggung jawab atas dosa²nya. Tiada yang menjadi
penengah bagi kita. Kehidupan kita di alam baka adalah tanggung jawab kita sendiri, dan jika
amal ibadah kita lebih berat timbangannya daripada dosa² kita, maka kita akan masuk surga.
Jika dosanya yang lebih berat daripada amal ibadah, maka kita masuk neraka. Itu adil banget,
ngerti gak?"

Zach dengan tenang menjawab, "Ngerti."

"Tentu saja, jika Tuhan ingin menganugerahi kita, maka Dia lakukan. Dia kan Tuhan tuh. Tapi
yang tak masuk akal sama sekali adalah Tuhan mengambil alih dosa kita dan meletakkannya
pada orang tak berdosa, seakan orang itu bisa dihukum atas kejahatan²mu sehingga kau bisa
bebas merdeka tak dihukum. Keadilan macam apa pula ituh?"

David tersenyum tapi tampak siap loncat ke seberang meja. "Kau tidak menjelaskan dengan
adil nih."

"Payahlah kalau orang tidak bisa bersikap adil, bukan? Tenang dulu, deh. Tenggak lagi
smoothie-mu. Aku ingin menyampaikan satu hal lagi."

sunnahnabi.com/forum
Kami semua tertawa. Suasana memang menyenangkan, meskipun topik pembicaraan serius.
Aku ingin menyampaikan ilustrasi yang paling tepat sebelum mengalihkan percakapan pada
David, yang sudah tampak jelas ingin bicara banyak.

"Hutang negara kita saat ini adalah, berapa tuh, tujuh trillun dollar? Bayangkan jika aku
bertemu dengan Presiden Bush dan berkata, 'Hai W (nama inisial tengah George W. Bush), aku
tahu utang kita itu 7 tril, tapi aku bisa bayar lunas semuanya. Ini sedollar, udah cukup kan?'
Gimana Bush akan menjawab?"

Zach dengan cepat menjawab, "Dia akan berkata bahwa kamu goblog bangeth."

"T-e-p-a-t!" kataku senang, sambil menyenggol David.

Zach ingin aku menjelaskan lebih lanjut. "Maksudmu sebenarnya apa?"

"Yang kumaksud adalah penebusan dosa itu bagaikan hitung²an matematika yang jelek banget.
Sama seperti satu dollar tidak bisa dipakai untuk membayar utang 7 triliun dollar, kematian
Yesus di kayu salib juga tak akan bisa membayar dosa setiap orang. Bahkan jikalau seseorang
bisa membayar dosa seorang yang lain, tidak mungkin seseorang bisa membayar dosa milyaran
orang² berdosa. Maka, tidak hanya soteriologi (doktrin keselamatan) Kristen itu tidak adil, tapi
juga hitung²an matematika yang jelek banget. Di lain pihak, Islam itu gampang, mudah
dimengerti, dan sangat amat adil." Setelah berkata begitu, aku hisap smoothie-ku dengan
penuh rasa kemenangan.

Zack memandang ke arah yang jauh sambil merenungkan perkataanku. "Yah, memang
tampaknya masuk akal."

David tidak tahan lagi. "Udah selesai?" Dia bertanya langsung, sambil tampak geli.

"Belon, aku baru saja mulai minum ini."


"Maksudku, apakah kamu sudah selesai dengan ocehanmu?"
"Iya, sekarang giliranmu." Aku sekali lagi menyampaikan argumen² Islamiah yang telah
kuketahui sejak kecil untuk menyerang kepercayaan Kristen, dan aku sangat yakin akan
kekuatan serangan ini.

"Engkau secara tidak benar membagi-bagi doktrin Kristen agar agamamu tampak benar,
Nabeel."

Aku tidak mengerti apa maksudnya, sehingga aku berkata, "Lanjutkan."

"Engkau tahu benar bahwa doktrin Kristen itu mengajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi
engkau mengenyahkan hal itu begitu saja ketika engkau mengritik theologia Kristen. Tuhan

sunnahnabi.com/forum
tidak menunjuk sembarang orang untuk menderita demi menebus dosa²mu. Dia sendiri yang
membayar dosa² kita.

"Analogi yang lebih baik adalah seperti seorang anak mencuri barang dari perusahaan
bapaknya. Jika setelah menghabiskan barang² curian itu, anak itu datang kepada Bapaknya dan
dengan tulus meminta maaf, maka sudah menjadi hak Bapaknya untuk memaafkannya. Tapi
tidak selesai sampai di situ saja; perhitungannya belum seimbang. Seseorang harus membayar
bagi barang² yang dicuri. Jika sang Bapak bersedia, dia punya segala hak untuk membayar
hutang anaknya dari dompetnya sendiri. Nah, itu barulah adil."

Aku jadi bingung. "Siapakah anak itu?"

"Kitalah anak itu, dan Tuhan adalah sang Bapak. Kita semua telah berhutang pada Tuhan, dan
kita gak kuat bayar kembali padaNya. Maka karena pengampunanNya, Dia bayar hutang² dosa
kita. Bayaran dosa kita itu kematian, dan Dia mati untuk kepentingan kita, agar
perhitungannya seimbang."

Aku duduk diam, sambil menyerutup smoothie-ku. Zach ikut dalam diskusi. "Baik, David, aku
kira aku mengerti apa yang kau sampaikan. Karena dosa² kita itu melanggar Tuhan, Tuhan
berhak mengampuni kita. Dan jika Yesus itu Tuhan, maka Yesus dapat membayar dosa² kita."

David mempertimbangkan sejenak. "Yah, kayaknya engkau bisa mengatakannya begitu."

Aku belum yakin. "Tapi hal itu belum menjelaskan bagaimana satu orang bisa membayar
semua dosa umat manusia."

"Nabeel, engkau terus saja lupa bahwa orang ini bukan sembarang orang. Orang ini adalah
Tuhan itu sendiri! Ini bukan seperti membayar utang triliunan dollar dengan satu dollar saja.
Ini adalah seperti membayar utang triliunan dollar dengan akun bank yang punya duit tak
terbatas jumlahnya! Nyawa Tuhan itu harganya jauh di atas segala kehidupan di seluruh jagad
raya digabung jadi satu. KematianNya jauh lebih dari cukup untuk membayar seluruh
kematian yang layak dialami kita semua."

Aku memandang Zach untuk mencari dukungan. Tapi dia secara pasif memandangku saja,
seakan mengatakan, "Giliranmu sekarang." Aku berpikir sebentar.

"Baik, David, ada satu masalah lagi nih. Engkau telah terus saja berasumsi bahwa jika seseorang
berdosa, maka dia layak mati. Aku kok gak percaya akan hal ini."

"Itu dikatakan di Alkitab. Roma 6:23." Aku selalu kagum jika David bisa mengutip referensi
Alkitab seperti itu, tapi hal ini juga menjengkelkanku. Aku tidak tahu referensi apapun dalam
doktrin Islam, karena kebanyakan apa yang kuketahui hanya kudengar saja dari guru² Islam,

sunnahnabi.com/forum
yang tidak pernah menyampaikan referensi apapun. Dengan cepat, referensi ayat Alkitabnya
mempertajam ketidaksetujuan diantara kami.

"Aku secara jujur tidak peduli Alkitab bilang apa; isinya tetap tak masuk akal. Hakim apaan
yang bisa menghukum dosa paling kecil dengan hukuman sama seperti bagi dosa yang paling
besar? Pikirkan hal itu. Bayangkan jika engkau dimasukkan ke pengadilan karena nyebrang
jalan seenaknya. Orang di hadapanmu telah terbukti salah karena memperkosa dan membunuh
dan dihukum mati. Lalu engkau sendiri terbukti bersalah karena nyebrang jalan seenaknya dan
dihukum mati juga. Ini tidak hanya tidak adil, tapi kejam, bahkan sadistik!"

Argumen ini keluar dari lubuk hatiku. Aku tahu aku orang yang berdosa dan kadangkala telah
memberontak melawan perintah Tuhan dan lebih memilih jalanku daripada apa yang
dikatakanNya. Tapi karena Muslim percaya bahwa keselamatan itu adalah melakukan amal
ibadah yang lebih banyak daripada dosa, maka aku tidak pernah terlalu terganggu atas dosa²ku
karena aku yakin amal ibadahku lebih banyak. Bagiku, dosa itu jelek, tapi tidak teramat jelek.

Tapi jika benar bahwa semua dosa berakibat kematian sehingga semua orang berdosa masuk
neraka, maka apakah harapanku? Tentu saja, Allah bisa menunjukkan pengampunan, tapi
Qur'an mengatakan bahwa Allah benci orang² berdosa. Apa alasannya sehingga Allah bersedia
mengampuni aku?

David tampaknya bisa membaca isi kepalaku karena dia membahas inti masalah. Dia
menggelengkan kepala dan berkata dengan tenang, "Nabeel, kau masih tetap saja menilai
doktrin Kristen dari sudut pandang Islam. Iman Kristen mengajarkan bahwa dosa itu begitu
merusak sehingga menghancurkan jiwa dan memusnahkan dunia. Dosa itu bagaikan kanker
yang pelan² memakan segalanya. Inilah sebabnya dunia ini berubah dari sempurna di Taman
Firdaus menjadi tempat yang rusak dan menyedihkan sekarang. Apakah engkau pikir Tuhan
akan mengijinkan hal seperti itu di surga? Tentu saja Dia tak akan mengijinkan. Jika surga itu
tempat yang sempurna, dengan definisi itu, maka tiada orang berdosa yang bisa layak berada
di situ. Tidak ada sama sekali."

Kata²nya yang terakhir menggantung di udara, dan perlahan-lahan gravitas membuatnya


mendarat ke bawah. Setelah beberapa saat merenung berat, aku bicara. "Kalau begitu, maka apa
harapan kita, David?"

David tersenyum meyakinkan. "Hanya kasih karunia Tuhan saja."


"Tapi mengapa Dia mau memberikan kasih karuniaNya?"
"Karena Dia mencintaimu."
"Mengapa Dia mencintai orang berdosa seperti aku?"
"Karena Dia itu adalah Bapakmu."

Perkataan David menghantamku kuat². Aku telah sering mendengar orang² Kristen menyebut
Tuhan sebagai "Bapa," tapi sebelumnya hal ini tidak kumengerti. Hanya setelah mencoba

sunnahnabi.com/forum
mengerti mengapa Tuhan bersedia memberiku pengampunan dan kasih karunia padahal aku
tak layak menerimanya saja, barulah semuanya mulai masuk akal.

Aku tak dapat bicara. Semuanya berkesinambungan. Apakah aku pernah bertanya mengapa
Abba mencintaiku? Dia telah mencintaiku sejak aku lahir, di hari dia pertamakali membisikkan
adhan ke telingaku, bukan karena apa yang telah kuperbuat tapi karena dia adalah ayahku.
Aku tidak pernah meragukan cintanya dan kemurahan hatinya padaku, bukan karena aku
layak mendapatkannya tapi karena aku adalah putranya.

Apakah memang begitu cara Tuhan mencintaiku? Apakah mungkin Tuhan itu begitu
mencintaiku? Apakah mungkin dia itu begitu ajaib baiknya?

Rasanya bagaikan aku bertemu dengan sang Bapa Surgawi untuk pertama kalinya. Setelah
mengingat segala dosa²ku, maka pengampunan dan kasihNya terasa begitu manis. Tuhan ini,
Tuhan di Injil, sangatlah luarbiasa. Aku terpukau dengan pesan ini. Hati dan pikiranku mulai
larut dalam awal sebuah revolusi.

sunnahnabi.com/forum
Bab 35
Mengkaji Injil

Kami bertiga meninggalkan Tropical Smoothie Café, naik ke mobilku, dan mulai kembali ke
kampus. Sewaktu menyetir mobil, aku terus mencerna apa yang baru saja kumengerti. Yang
kualami saat itu adalah bagaikan bagian terakhir sebuah kunci telah masuk ke dalam lubang
kunci dengan sempurna dan terdengar suara 'klik', dan pikiranku mulai berputar mengolah
pesan yang disampaikan padaku.

David bisa merasakan bahwa aku masih mengolah informasi, maka dia memilih mengobrol
dengan Zach, memberiku ruang untuk berpikir, dan juga memberiku kesempatan untuk
berinteraksi jika aku memilih melakukan itu. "Gimana nih, Zach? Bagaimana pendapatmu
tentang Kristen dibandingkan dengan Budhisme?"

Zach telah pernah datang bersama David ke salah satu pertemuan Dream Team di rumah Mike,
jadi dia sudah terbiasa dengan pertanyaan sejenis itu. Dia menjawab dari tempat duduk
belakang, "Gak ada masalah dengan Budhisme. Ini hanyalah jalur yang engkau pilih. Aku
mengikuti Budha karena ada meditasinya, tapi aku tidak akan mengatakan orang lain untuk
mengikutinya atau bahwa ini adalah jalur yang benar. Kristen itu unik dalam hal tersebut. Pada
Kristen, apakah Yesus itu mati dan bangkit dari kubur atau dia tidak mengalami itu. Engkau
bisa membuat penjelasan yang meyakinkan akan hal itu."

Perkataannya menarik perhatianku, dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menjawab.
"Kupikir engkau benar akan hal itu, Zach. Engkau bisa menjelaskan hal meyakinkan tentang
Kristen, tapi kupikir engkau juga bisa melakukan hal itu tentang Islam."

Inilah pintu terbuka yang diharapkan David. "Baiklah, Nabeel, sekarang engkau harus bersikap
jantan. Engkau mengatakan perihal Kristen tergantung pada tiga hal: bahwa Yesus mengaku
sebagai Tuhan, bahwa dia mati di kayu salib, dan bahwa dia bangkit dari kematian. Kita sudah
mempelajari semua hal ini. Dalam skala nol sampai seratus, dengan nol adalah tidak terbukti
dan seratus adalah penjelasan terbaik, berapa kau pikir nilai kebenaran sejarah atas perihal
tersebut?"

Ini adalah saat mengatakan kebenaran. Percakapan kami di warung smoothie telah
melunakkan perbedaan² kami, dan aku tidak sedang dalam keadaan membela diri. Aku
pikirkan pertanyaannya baik² sebelum menjawab, "Delapanpuluh sampai delapanpuluh lima.
Sangat kuat kebenaran sejarahnya."

Aku tidak perlu menoleh ke tempat duduk penumpang untuk mengetahui bahwa David
merasa sangat kaget. "Bagaimana kamu menilai Islam?"

Seketika itu juga aku berada dalam sikap beladiri, dan reaksi refleks beladiri iman Islam yang
bagaikan dengkul dipukul muncul dengan sekejap. "David, itu sih 100%! Tiada lubang apapun

sunnahnabi.com/forum
dalam perihal Islam. Siapapun yang belajar kehidupan Muhammad secara jujur akan berakhir
dengan rasa yakin bahwa dia itu nabi Allah, dan siapaun yang secara obyektif mempelajari
Qur'an akan terpukau akan kebenaran saintifiknya dan ajaran² yang indah."

Saat itu, aku tahu, demikian juga David dan Zach, bahwa aku belum mempelajari Islam dengan
ketelitian yang kritis seperti yang kulakukan terhadap Kristen. Tapi bagiku, dan juga bagi
Muslim pada umumnya, menerima Islam begitu saja tanpa menelaahnya secara kritis karena
rasa segan dan hormat adalah suatu sikap yang sudah semestinya. Ini sudah menjadi bagian
dari budaya dan warisan Islam sebagai bahasa yang digunakan Muslim, dan ini diserap dengan
cara yang sama: setiap Muslim di sekitar kami juga menjalankan ibadah Islam dengan pola
pikir yang sama. Dengan begitu, jawabanku yang berani pada David bukanlah karena aku
ngotot, tapi karena begitulah aku melihat dunia.

David tidak tinggal diam menghadapi jawabanku yang kurang ajar. "Apakah kedua hal itu
kriteriamu? Muhammad dan Qur'an?"

"Ya, kupikir begitu. Jika aku bisa menunjukkan tingginya kemungkinan bahwa Muhammad itu
nabi Tuhan, maka aku bisa menyimpulkan pesan yang dia bawa adalah benar. Atau jika aku
bisa menunjukkan Qur'an adalah buku yang diwahyukan illahi, maka aku bisa menyimpulkan
bahwa pesan yang diajarkan Qur'an adalah benar."

Meskipun David menghormati pendapatku, tidak begitu dengan Zach. Dia tertawa mengejek
dan langsung menembakku. "Apakah engkau ini serius yakin banget bahwa kebenaran Islam
itu 100%? Ah masa seeeh? Gak ada yang 100% yakin pasti kayak gitu."

Zach tidak begitu mudah diyakinkan. "Jika memang dikau begitu yakin, maka mengapa kau
tidak datang saja ke pertemuan Dream Team di rumah Mike dan mengajukan kasusmu?"

"Kasus tentang Islam?"

"Kau bisa mulai dengan baik Muhammad atau Qur'an, dan kita mulai bahas dari situ. Aku
yakin Mike tidak akan keberatan akan hal itu. Kami baru saja selesai membahas tentang
Budhisme, dan sekarang kami lagi cari topik pembahasan yang baru."

Semakin lama aku memikirkan gagasan itu, semakin aku merasa suka. Aku melihat ini sebagai
kesempatan untuk berdakwah, dan karena kita tidak akan membicarakan tentang Kristen, aku
merasa bisa lebih menguasai percakapan dibandingkan saat Abba dan aku ketika kami
membahas tentang kematian Yesus. "Baiklah. Mari kita mulai dengan Muhammad di
pertemuan berikut, dan setelah itu aku akan bahas tentang Qur'an." David memeriksa kalender
dan memastikan bahwa pertemuan Dream Team berikut adalah dua minggu lagi. Rencana
kami telah ditetapkan, dan kami menunggu hari itu dengan alasan² tersendiri.

sunnahnabi.com/forum
Jika memikirkan masa saat itu, aku sungguh tidak tahu bahwa aku sedang memasuki masa
akhir sebuah era dalam hidupku. Aku telah bersikap sedemikian polosnya dengan menerima
begitu saja dunia yang dibangun di sekitarku oleh keluargaku dan budayaku, dunia di mana
Islam adalah kebenaran tak terbantahkan. Yang terpapar di hadapanku adalah pembongkaran
kritis fondasi imanku yang paling mendasar.

sunnahnabi.com/forum
BAGIAN 7
MUHAMMAD YANG SEBENARNYA

Bagaimana aku bisa bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusanMu?

sunnahnabi.com/forum
Bab 36
MUHAMMAD DITINJAU ULANG

Pesan Islam itu terkait erat dengan Rasul Islam. Kesetiaan Muslim pada Islam ditentukan dari
kesetiaannya pada Rasul Islam. Yang mengherankan adalah hal yang sama tidak berlaku bagi
Allah. Muslim yang mempertanyakan Allah biasanya bisa ditolerir Muslim lain, tapi
mempertanyakan Muhammad bisa menyebabkan Muslim itu diasingkan atau menghadapi
sikap yang lebih parah lagi.

Meskipun semua Muslim akan dengan cepat mengakui bahwa Muhammad itu manusia, yang
berarti dia itu sama seperti manusia lain, mereka seringkali menganggapnya tidak pernah
salah. Karena itu, julukan dia dalam theologi Islam adalah al-Insan al-Kamil, "orang yang telah
mencapai kesempurnaan."

Tapi jauh lebih dekat lagi pada hati Muslim, Muhammad itu adalah orang yang sama dengan
Islam, lambang bagi keseluruhan kebudayaan Islam. Karena hadis dan tradisi, maka agama,
budaya, warisan, dan identitas Muslim semuanya bersumber dari orang yang bernama
Muhammad ini. Inilah sebabnya mengapa Muslim melihat serangan terhadap Muhammad
adalah sama seperti serangan terhadap dirinya dan semua yang mereka imani.

Hal inilah sebabnya mengapa Muslim tidak bisa menelaah Muhammad secara kritis. Mereka
membawa begitu banyak beban ke atas meja perdebatan, sehingga diskusi sudah pasti
diwarnai dengan berbagai hal yang tak ada sangkut pautnya dengan diri Muhammad, seperti
kesetiaan pada keluarga atau masalah terbaru antara Israel dan Palestina.

Karena itulah tidak seorang pun yang bisa memahami kedalaman motifku saat aku kembali ke
ruang tengah di rumah Mike, untuk diskusi tentang Muhammad. Aku sangat bersemangat,
dengan harapan untuk mengajukan kasus yang kuat akan Muhammad dan meninggikan Islam
melalui penyampaian keterangan tentang dirinya dengan penuh keyakinan. Pengunjung lain di
pertemuan itu datang untuk belajar dan siap untuk menelaah secara kritis apa yang aku
sampaikan.

Jika saja mereka tahu akibat dari pertanyaan² mereka padaku, mungkin mereka akan lebih
bersikap lembut. Tapi jika diingat kembali akan saat itu, aku bersyukur mereka tidak bersikap
lunak padaku.

Pengunjung² yang datang lebih bervariasi daripada yang kuduga. Tentu saja Mike, David, dan
beberapa orang Kristen lainnya hadir di situ, dan Zach juga ada di situ untuk mewakili umat
Budha, tapi ada juga beberapa orang atheis dan agnostik dari berbagai golongan: detektif polisi,
ahli astrofisika, dan dua guru sekolah.

Setelah memperkenalkan diri, aku mulai bicara. Aku menggunakan kuda² dan papan tulis
untuk mengajukan kasusku tentang Muhammad, membagi keterangan yang telah ditanamkan

sunnahnabi.com/forum
pada benakku sejak kecil. Hasilnya adalah deskripsi tentang Islam dan sejarah Islam yang
seringkali disampaikan Muslim pada non-Muslim di negara Barat sebagai usaha untuk
membangun jembatan dan semoga juga dapat mualaf.

Hal paling bermasalah setelah serangan 11 September bagi Muslim di negara Barat pada
umumnya adalah menghindar jauh² dari citra kekerasan Islam, dan hal ini memang benar²
begitu bagiku sebagai Muslim Ahmadiyah. Aku mulai dengan menekankan bahwa Islam
adalah agama damai dan bahwa Muhammad adalah orang yang paling penuh pengampunan
dan penuh damai dalam sejarah. Aku yakinkan setiap orang bahwa serangan terhadap World
Trade Center dan Pentagon itu tidak mewakili Islam, sambil mengutip pepatah seorang imam
yang baru² ini kudengar: "Para teroris yang membajak pesawat² terbang di 11 September
sebenarnya juga membajak Islam."

Aku jelaskan pada setiap orang bahwa kata Islam sebenarnya berasal dari akar kata Arab yang
sama yang berarti "damai," dan kehidupan Muhammad menunjukkan hal ini. Aku ulang
kembali kisah pengampunan Muhammad di hari dia menaklukkan Mekah, saat dia memaafkan
orang² Mekah meskipun mereka telah menindas umat Muslim. Aku juga membicarakan
beberapa peperangan yang dilakukan Muhammad, menekankan bahwa semuanya adalah
perang beladiri dan Allah dengan ajaib menengahi untuk memberi Muhammad ijin illahinya.

Aku lalu mengajukan argument tentang muzizat Muhammad dalam sains. Ini memang biasa
dikemukakan apologis Muslim. Aku katakan bahwa Muhammad sudah tahu masalah tentang
embrio, astronomi, dan geologi, pengetahuan yang hanya bisa dia dapat dari Allah saja yang
mewahyukannya padanya. Sekali lagi, ini membuktikan bahwa Muhammad mendapat restu
Allah dan bahwa dia itu nabi sejati.

Teknik dakwah lain yang juga umum dilakukan para Muslim adalah membangun jembatan
dengan mengutip ayat² Alkitab sambil mengajukan pula keterangan bahwa Islam adalah
puncak ajaran Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Untuk mencapai hal ini, aku tunjukkan dua
ayat dari Alkitab, satu dari Perjanjian Lama dan satu dari Perjanjian Baru, sebagai nubuatan
tentang kedatangan Muhammad. Yang pertama adalah Ulangan 18:18, yang mengatakan
bahwa seorang nabi seperti Musa akan datang. Aku mengajukan kasus bahwa nabi ini tentunya
adalah Muhammad, karena Yesus sangat berbeda dengan Musa. Sambil mengutip Yohanes
16:12-13, aku mengatakan bahwa Yesus telah berjanji bahwa penghibur atau penasehat akan
datang setelah masanya dan memimpin orang pada kebenaran. Orang ini tentu adalah
Muhammad, karena tiada figur agama besar apapun yang muncul setelah Yesus selain dari
Muhammad.

Aku melanjutkan dengan keterangan bahwa Islam adalah pesan terakhir dan Muhammad
datang bukan untuk menghapus Yudaisme dan Kristen tapi sebagai orang yang memperkuat
dan mengarahkan kembali orang² pada Tuhan yang satu dan yang sejati. Pesan Muhammad -
hukum Musa "mata ganti mata" dengan sikap pengampunan Yesus "palingkan pipimu yang
satu lagi" - merupakan inti Islam, yang merupakan pesan terakhir bagi seluruh umat manusia.

sunnahnabi.com/forum
Dalam mengutarakan pesan terakhir ini, aku nyatakan dengan jelas bahwa umat Muslim
menyembah Tuhan yang sama yang disembah umat Yahudi dan Kristen.

Aku bicara selama sekitar empatpuluh lima menit dan merasa bahwa aku telah mewakili Islam
dengan baik dan menjelaskan kasus kenabian Muhammad.

Tapi lalu muncul pertanyaan².

Pertanyaan²nya bukan karena tidak setuju, tapi hanya bertanya untuk mendapat penjelasan
lebih lanjut, sama seperti pertanyaan² yang kuajukan pada umat Kristen tentang Trinitas. Tapi
untuk pertama kalinya, akulah yang berada di sudut.

Mike memulai pertanyaan. "Nabeel, aku punya pertanyaan bagimu. Aku dengar keterangan
bahwa Islam disebarkan dengan pedang, tapi engkau mengatakan Muhammad hanya
melakukan peperangan beladiri saja. Bisakah engkau menjelaskan mengapa posisimu itu lebih
tepat?"

Pertanyaan ini sudah seringkali diajukan, sehingga aku bisa menjawab cepat, "Qur'an
mengajarkan la-iqraha fi-deen." [77] Para imam seringkali melafalkan kata² Arab untuk
menambahkan kesan otoritas, maka akupun melakukan hal yang sama. "Ayat ini artinya 'tiada
paksaan dalam beragama,' dan Muhammad itu mengikuti perintah Qur'an dengan seksama
sehingga dia itu bagaikan Qur'an yang hidup. Adalah tak masuk akal untuk mengatakan
Muhammad menyebarkan Islam dengan pedang tatkala dia mengajarkan bahwa tiada paksaan
dalam beragama."
[77] Q 2:256

Dahulu jika aku membahas tentang Islam dengan orang lain, biasanya mereka merasa
penjelasanku sudah cukup, akan tetapi Mike ternyata sudah membaca sedikit tentang Islam
sewaktu dia mempersiapkan diri berdebat melawan Shabir, dan dia juga sudah siap untuk
mengajukan pertanyaan berikutnya. "Tapi Nabeel, ada ayat² lain dalam Qur'an, seperti 'bunuh
kafir di manapun engkau menjumpai mereka.' [78] Bagaimana engkau mengetahui bahwa ayat
yang kau kutip itu lebih utama?"
[78] Q 9:5

Untungnya, aku telah mendengar hal ini dijelaskan di khotbah mesjid baru² ini, sehingga aku
siap dengan jawaban. "Ayat itu menjelaskan tentang keadaan tertentu saja, saat kaum pagan di
Mekah telah melanggar perjanjian dengan umat Muslim. Ini bukan prinsip Islam yang umum.
Prinsip umumnya adalah perdamaian."

Lalu Mike menanyakan pertanyaannya yang paling sederhana, tapi juga paling mematikan:
"Bagaimana engkau tahu akan hal itu?"

"Maaf?"

sunnahnabi.com/forum
"Bagaimana engkau tahu konteks sejarah dalam Qur'an?"
"Dari hadis, buku² yang mencatat tradisi tentang Muhammad."

"Tapi bagaimana engkau tahu bahwa keterangan di buku² itu bisa dipercaya? Ingatlah, Nabeel,
bahwa aku ini ahli sejarah. Ini adalah pertanyaan² yang aku tanyakan tentang dokumen²
sejarah, bahkan juga saat secara kritis memeriksa kepercayaan Kristen. Aku dapat bergantung
pada kitab² Injil karena keempatnya ditulis tak lama setelah masa hidup Yesus, dan banyak
saksi matanya di masyarakat sekitar. Bagaimana kita bisa yakin bahwa buku² Hadis itu layak
dipercaya? Apakah buku² itu ditulis di dekat jaman Muhammad? Apakah buku² itu ditulis oleh
para saksi mata?

Perubahan posisi menjadi pihak yang diserang itu ternyata sukar bagiku. Aku tidak pernah
melihat orang mempertanyakan tradisi Islam seperti kita semua mempertanyakan Alkitab. Ini
belum pernah kualami. Di ruangan itu, semua pengunjung memajukan tubuh mereka ke
depan, ingin tahu bagaimana kelanjutan pertanyaan ini. Aku mengumpulkan segala
keterangan yang pernah kupelajari dalam seluruh hidupku.

"Mike, para saksi mata di jaman Muhammad menyampaikan kisah² ini dari mulut ke mulut
sampai kisah² ini ditulis. Mereka yang menulisnya adalah orang² yang sangat dihormati yang
bisa berpikir kritis, untuk meyakinkan bahwa rantai perawi untuk setiap kisah itu kuat. Karena
itulah kami percaya pada hadis."

Ini adalah jawaban terbaik yang bisa kuajukan, tapi Mike tidak puas. "Aku mengerti
perkataanmu, tapi bagaimana kita bisa tahu akan hal itu, Nabeel? Kapankah kisah² itu akhirnya
dikumpulkan?"

Sambil merasa tegang menunggu berbagai kritik yang aku tahu akan segera datang, aku
menjawab, "Sekitar 200 tahun sampai 250 tahun setelah masa hidup Muhammad."

Secara serempak, semua pengunjung di ruangan ini langsung duduk rileks menyenderkan
punggung mereka ke senderan kursi, seakan masalahnya sudah selesai. Mungkin hanya
beberapa orang saja, tapi aku merasa semua orang di ruangan itu mulai berbalik menyerang
posisiku.

Mike melanjutkan pernyataannya dan bicara dengan nada lembut, berusaha untuk tidak
menunjukkan sikap meremehkan. "Nabeel, 250 tahun itu waktu yang sangat lama untuk
menulis kisah² tersebut. Legenda² menjadi sangat berlebihan dalam jangka waktu sepanjang
itu. Tokoh² jahat jadi jauh lebih jahat, pahlawan² menjadi jauh lebih berjasa, fakta² yang
menyakitkan dilupakan, dan banyak kisah dikarang saja semuanya."

Aku mengerti apa yang dikatakan Mike, tapi dia memandang rendah otoritas budaya kami,
sehingga ini menyinggung perasaan. Punya hak apakah Mike sehingga dia berani
mempertanyakan para imam besar dalam Islam, seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim?

sunnahnabi.com/forum
Atau apakah dia itu sedang menyiratkan bahwa mereka yang mewariskan tradisi Islam, seperti
Hazrat Aisyah atau Hazrat Ali yang mulia itu semuanya tidak bisa dipercaya?

Mike sedang mempertanyakan kebenaran keterangan para Muslim di jaman Islam awal, dan
hal ini sangat kurang ajar bagi Muslim, sehingga tidak pernah didiskusikan. Pertanyaan²nya
sangat mengejutkan diriku dalam segala level.

"Mike, engkau tidak tahu orang² yang bagaimana yang sedang engkau pertanyakan. Mereka
adalah para pria dan wanita yang sangat terhormat, dengan kecerdasan sangat tinggi, dan hati
yang jujur. Adalah karena keluhuran budi mereka saja maka hadis² itu bisa dipercaya."

"Kau betul, Nabeel," David menyela. "Mike tidak tahu orang² ini. Tapi apa yang dia katakan
adalah kau juga tidak tahu. Sumber²nya sangat terlambat, dan kita tidak bisa lagi menguji sifat
orang² yang menyampaikan kisah² itu."

Mike menggelengkan kepala. "Tidak, bukan itu maksudku, meskipun yang kau katakan juga
benar. Yang ingin aku sampaikan adalah bahwa jika orang² tersebut adalah orang² terhormat,
yang punya niat baik dengan menuliskan tradisi² tersebut, mereka itu juga tetap adalah orang.
Kisah² berkembang sesuai dengan perjalanan waktu, terutama jika dipindahkan jauh dari
sumber asalnya selama berbagai generasi. Ini terutama benar bagi kisah² tentang seorang tokoh
yang penting bagi identitas suatu budaya, seperti Muhammad bagi Muslim jaman awal. Kita
tidak bisa terlalu yakin bagaimana tepatnya kisah² tersebut."

David dan Mike terus melanjutkan diskusi mereka, dan setelah itu orang² lain juga ikut
menyumbang pendapat, seringkali menyelidiki keterangan yang telah kusampaikan. Orang²
Kristen di ruangan itu tampak lebih terlibat dalam diskusi, terutama saat menentang nubuat
tentang Muhammad di Alkitab. Mereka mengatakan bahwa aku meninggalkan aspek² penting
dalam ayat² yang kukutip, seperti fakta bahwa di kitab Ulangan disebut bahwa nabi yang akan
datang adalah orang Israel, dan Penghibur yang disebut di Yohanes adalah Roh Kudus.

Di lain pihak, para agnostik dan Zach lebih suka mengamati saja daripada berpartisipasi, tapi
mereka juga mengajukan pertanyaan² tentang Muhammad dan sains, menantang keteranganku
tentang embriologi atau astronomi yang tidak dikenal di jaman Muhammad. Tapi aku tidak
bisa benar² memproses keterangan dari mereka. Aku telah sedemikian terguncang karena
pertanyaan² awal tanya jawab, sehingga aku berada dalam posisi beladiri dan tak mampu
mencerna percakapan lebih lanjut dalam benakku.

Sebenarnya pendapatku tentang apapun tidak mengalami perubahan di malam itu. Tapi ada
satu hal yang penting bagiku, dan itu sangatlah penting luar biasa: aku telah gagal
menggerakkan pikiran atau hati satu orang pun untuk tertarik memeluk Islam. Semua
semangat, persiapan, doa² permintaanku ternyata tidak efektif. Bukannya berhasil mencapai
tujuanku, aku malahan harus pulang dengan perasaan telah dikalahkan. Mengapa aku tak

sunnahnabi.com/forum
mampu membela Muhammad, orang yang tidak perlu pembelaan? Mengapa aku tidak bisa
mencapai kemajuan apapun dalam diskusi ini?

Di akhir malam itu, teman²ku meyakinkan diriku bahwa aku harus mempelajari lebih lanjut
kebenaran tentang Muhammad. Yang sangat mengherankan adalah mereka mengatakan
anjuran ini tanpa menyinggung apapun tentang perbuatan dan sifat Muhammad, tidak pula
segala hal yang negatif tentang dia yang tentunya jika mereka ungkit akan membuat aku
tersudut lebih parah lagi.

Aku mengambil keputusan untuk mempelajari Muhammad dari awal, dengan mata yang kritis
agar bisa menjawab pertanyaan, "Bagaimana engkau bisa tahu?" Kami setuju bahwa aku akan
datang lagi di pertemuan Dream Team untuk diskusi keduakalinya tentang Muhammad
sebelum membahas tentang Qur'an.

Tapi diskusi selanjutnya tidak pernah terjadi. Apa yang kupelajari tentang Muhammad
melontarkan aku lebih jauh dari sekedar perubahan rencana bertemu saja.

sunnahnabi.com/forum
Bab 37
Nabi yang Tampaknya Sempurna

Hampir semua yang diketahui Muslim tentang Muhammad adalah lewat khotbah atau
informasi oral, dan jarang dari sumber literatur Islam yang utama. Tidak seperti orang Kristen
yang belajar tentang Yesus dari Alkitab, Qur'an tidak banyak bicara tentang Muhammad. Baik
di Timur atau Barat, umat Muslim biasanya hanya mendengar cerita tentang dirinya. Mereka
tidak pernah berpikir adanya kemungkinan detail kisah tentang Muhamad yang mungkin telah
didistorsi atau sengaja diubah. Sungguh mengejutkan semua orang yang membaca, termasuk
diriku, saat menemukan bahwa bahkan catatan² hidup Muhammad yang paling awal sekalipun
ternyata mengandung pengakuan jujur telah mengalami perubahan dengan sengaja.

Biografi Muhammad yang pertama adalah Sirat Rasul Allah (Kisah Hidup Rasul Allah) yang
ditulis oleh Ibn Ishaq. Buku ini kita miliki saat ini melalui tulisan biografi Nabi yang kedua
(berjudul Al Sirah Al Nabawiyah = Kisah Hidup Nabi) yakni Ibn Hisyam. Di bagian kata
pengantar di bukunya, Ibn Hisham menjelaskan bahwa dia telah merubah kisah kehidupan
Muhammad. "Berbagai hal yang memalukan untuk dibicarakan, hal² yang akan membuat
sebagian orang merasa tertekan, dan laporan² seperti itu (guruku) mengatakan padaku dia
tidak bisa menerimanya sebagai keterangan yang bisa dipercaya - semua hal itu aku
singkirkan." [79]
[79] Ditemukan dalam catatan Ibn Hisham: Guillaume, Life of Muhammad.

Ini menunjukkan bahwa catatan paling awal kehidupan Muhammad sudah diubah dari kisah²
sebelumnya yang juga telah mengalami perubahan.

Aku yakin Ibn Hisham punya niat baik, tapi itu tidak merubah fakta bahwa dia merubah kisah
hidup Muhammad untuk membuatnya lebih enak dibaca dan menyingkirkan kisah² yang dia
anggap tak bisa dipercayai. Penyaringan yang sama juga terjadi saat orangtua dan guru² Islam
kami menyampaikan kisah² kehidupan Muhammad.

Apa yang Muslim muda pelajari tentang Muhammad adalah foto dirinya yang telah di-
airbrush - segala cacat celanya dibersihkan dan kebaikannya ditonjolkan - sehingga dia tampil
dengan citra yang tak tercela. Melalui kutipan² yang terseleksi, Muhammad menjadi nabi yang
tampak sempurna.

Jumlah literatur hadis dan sirah yang sangat banyak memungkinkan terjadinya fonemena ini.
Jika seorang Muslim dunia Barat ingin menggambarkan foto Muhammad nan penuh damai,
yang dia perlu lakukan hanyalah mengutip hadis² dan ayat² damai Qur'an, dan tidak
menyinggung pesan² ganasnya. Jika seorang Muslim extrimis ingin memobilisasi pengikutnya
untuk melakukan terorisme, maka dia akan mengutip ayat² dan hadis² ganas buas, dan tidak
menyebut pesan² damai. [80]
[80] Hal ini tidak terjadi dalam pengutipan ayat Alkitab. Umat Kristen secara umum menganggap seluruh isi Alkitab
itu benar, sedangkan kebanyakan Muslim menganggap sejumlah besar hadis kurang tepat.

sunnahnabi.com/forum
Methoda pengutipan terseleksi ini dianut Muslim secara luas, seringkali tipuannya
mengejutkan. Contohnya, ayat Qur'an yang aku lihat lebih sering dikutip dibandingkan ayat²
lainnya untuk menunjukkan Islam adalah agama damai adalah Q 5:32. Aku telah melihat ayat
ini dikutip kantor² berita TV seperti CNN, MSNBC, ABC, dan dalam berbagai dakwah untuk
menunjukkan Qur'an tidak mengijinkan pembunuhan. Apa yang tidak ditunjukkan dalam
penjelasan tentang ayat ini adalah kalimat pertama dalam ayat yang menegaskan bahwa
larangan pembunuhan hanya pada orang² Yahudi saja; ini bukan perintah bagi Muslim. Justru
ayat berikutnyalah (Q 5:33) yang berhubungan langsung dengan Islam dan Muslim:
"Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat
kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di
akhirat mereka beroleh siksaan yang besar." Sayangnya, ayat ini diabaikan begitu saja dalam
proses pilih² ayat kutipan.

Aku tidak tahu semua hal ini sampai aku mencari kebenaran itu sendiri. Aku bertekad untuk
memulai mempelajari kisah hidup Muhammad dari keterangan yang ada. Begitu aku mengerti
kisah hidupnya, aku akan bisa menentukan bagaimana pendekatan historis yang terbaik.

Aku minta tolong David, dan dia dengan senang hati menyanggupi. Dahulu di perguruan
tinggi, dia telah pernah mendengar ceramah bahwa Muhammad adalah pemimpin besar yang
berpengaruh, dan David ingin menelaah ulang tentang Muhammad dengan penelaahan kritis.
Dia berjanji untuk memberitahu hasil penelitiannya padaku dalam waktu dekat.

Di saat yang sama, aku mulai usaha membaca semua hadis yang bisa kutemukan.
Perpustakaan Abba penuh dengan koleksi hadis Bukhari Sahih, lengkap 9 volume, jadi aku
berbaring menelungkup lagi dan mulai membacanya. Hadis Bukhari merupakan hadis yang
dianggap Muslim paling tepat, maka aku pun berharap menemukan Muhammad yang ada di
angan²ku.

Untuk pertamakali dalam hidupku, bukannya dikhotbahi tentang hadis, aku sendiri yang
membaca bukunya dengan mataku sendiri, langsung dari sumbernya. Tak lama kemudian aku
menyadari bahwa Muhammad yang kukenal adalah versi yang telah difilter. Aku hanya butuh
waktu 30 detik untuk mengetahui hal ini.

Di volume pertama, hadis ketiga memberitahu kisah yang sering kudengar tentang bagaimana
wahyu pertama diterima Muhammad di Gua Hira. Kisah itu mengandung keterangan yang
telah kudengar sejak kecil, tapi banyak keterangan lain yang belum pernah kudengar
sebelumnya. Bukannya malaikat bertanya dengan mudah pada Muhammad untuk melafalkan,
Muhammad malahan melaporkan bahwa "malaikat mencengkram aku kuat² dan menekanku
sedemikian keras sampai aku tak tahan lagi." Setiap kali malaikat meminta Muhammad untuk
melafalkan, sang malaikat "menekan" Muhammad sedemikian keras sehingga dia tidak kuat

sunnahnabi.com/forum
lagi menanggungnya. Setelah bertemu dengan malaikat ini, Muhammad lari ketakutan
menemui istrinya, "jantungnya berdebar-debar keras sekali." Setelah itu, sang malaikat tidak
kembali lagi untuk beberapa lama dan "wahyu illahi berhenti datang."

Koleksi Hadis Bukhari Sahih, lengkap 9 jilid.

Ini bukanlah gambar tentang Muhammad yang kukenal. Gambarannya terasa kasar, tidak
menyanjung sama sekali. Ini adalah versi Muhammad yang tanpa filter, atau setidaknya kurang
difilter. Terlebih lagi, ada pemeriksaan perbandingan dengan hadis lain di Bukhari Sahih yang
menjelaskan lebih jauh lagi: di volume 9, hadis nomer 111. Aku buka buku Bukhari volume 9
dari rak buku Abba, menemukan hadis nomer 111, dan mulai membacanya.

sunnahnabi.com/forum
Seketika itu juga, hadis itu menghancurkan berkeping-keping ilusi tentang Muhammad yang
biasa kukenal. Dikatakan di hadis itu bahwa saat dia melihat Jibril, "otot² lehernya berkedutan
penuh rasa teror," dan saat Jibril pergi sebentar, sang Nabi menjadi begitu sedih "sehingga dia
beberapakali ingin melemparkan dirinya dari puncah gunung² tinggi dan setiap kali dia naik ke
puncak gunung untuk menjatuhkan diri ke bawah, Jibril muncul di hadapannya dan berkata,
'O Muhammad! Engkau benar² Rasul Allah.' dan setelah itu hatinya menjadi diam dan dia lalu
tenang."

Aku sangat kaget sampai tidak bergerak. Apakah Bukhari Sahih benar² mengatakan
Muhammad berusaha bunuh diri?

Bagaikan ingin menekankan pesan ini, hadis itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa
jikalau wahyu tidak kunjung turun "dia melakukan hal itu lagi, tapi saat dia mencapai puncak
gunung, Jibril akan muncul di hadapannya."

Aku menatap buku itu dengan rasa tak percaya. Jauh dari panggilan agung untuk menjadi
nabi, Muhammad malahan dibentak kasar oleh roh gaib yang membuatnya ketakutan,
mengakibatkan dia ingin bunuh diri beberapa kali. Ini bukan buku sembarangan, tapi ini
Bukhari Sahih, buku hadis yang terpercaya.

Di saat itulah aku mulai menyadari bahwa aku dulu menerima citra Muhammad yang telah di-
airbrush.

Tentu saja Muhammad yang sebenarnya bukanlah sekedar foto yang di-airbrush saja. Dia itu
tokoh sejarah dengan masa lalu yang benar² terjadi. Inilah Muhammad yang perlu kuketahui,
dan ini bisa didapat dari buku² sejarah Islam. Tapi tampaknya setiap usahaku untuk
mengenalnya mengakibatkan diriku ditimpa bom baru.

sunnahnabi.com/forum
Bab 38
MENUTUPI KEKERASAN

Sewaktu aku melanjutkan membaca, aku menemukan banyak hadis yang telah kudengar
sebelumnya, termasuk bahwa Muslim harus menghindari menyakiti orang lain (1.10), memberi
makan orang miskin dan menyapa orang asing dengan ramah (1.11), dan bahkan mengikuti
hukum emas (1.12). Tidak dapat disangkal, ini adalah pesan Islam yang penuh kasih dan damai
yang telah senantiasa kukenal.

Tapi ketika aku sampai pada hadis 1.24, mulutku ternganga.

Di situ, Muhammad berkata, "Aku telah diperintahkan Allah untuk memerangi manusia
sampai mereka mengaku bahwa tiada apapun yang layak disembah kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sholat dengan sempurna dan memberi zakat
wajib ... maka mereka akan menyelamatkan nyawa dan hartanya dari aku."

(BUKHARI - 24) : http://app.lidwa.com/?k=bukhari&n=24


Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Musnadi dia berkata, Telah
menceritakan kepada kami Abu Rauh Al Harami bin Umarah berkata, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah dari Waqid bin Muhammad berkata; aku mendengar bapakku
menceritakan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali
Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah
dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah"

Apakah kedua mataku tak salah baca? Muhammad mengatakan bahwa dia akan memerangi
umat manusia sampai mereka menjadi Muslim atau sampai di membunuh mereka dan
mengambil harta mereka. Ini tidak mungkin! Ini sungguh bertentangan dengan Muhammad
yang kukenal, dan bertentangan dengan pesan Qur'an yang jelas bahwa "tidak ada paksaan
dalam beragama."

Aku sungguh tidak bisa mempercayai ini, dan karenanya aku dengan cepat membaca hadis
berikutnya. Tapi 1.25 mengatakan bahwa hal terbesar yang bisa dilakukan Muslim setelah
beriman pada Islam adalah melakukan jihad. Seakan ingin menjelaskan jenis jihad apa itu,
Bukhari Sahih menjelaskan, "berperang di jalan Allah."

(BUKHARI - 25) : http://app.lidwa.com/?k=bukhari&n=25


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus dan Musa bin Isma'il keduanya berkata,
telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd berkata, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Syihab dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam ditanya tentang Islam, manakah yang paling utama? Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Iman kepada Allah dan Rasul-Nya". Lalu ditanya lagi:

sunnahnabi.com/forum
"Lalu apa?" Beliau menjawab: "Al Jihad fi sabilillah (berperang di jalan Allah). Lalu ditanya lagi:
"Kemudian apa lagi?" Jawab Beliau shallallahu 'alaihi wasallam: "haji mabrur".
Aku tidak kuat lagi. Aku sungguh tidak bisa menerima itu, tidak bisa berpikir lagi, bahkan
tidak bisa bergerak. Dari tempatku berbaring di perpustakaan Abba, aku berteriak meminta
tolong pada ayahku. "Abba, tolong aku!" Dalam budaya kami, anak² laki biasanya tidak
memanggil ayah mereka, tapi Abba mendengar suaraku dan dia segera datang.

"Kya baat hai, beyta?" dia bertanya sambil berjalan cepat menemuiku, nada suaranya penuh
kekhawatiran.

"Aku tidak tahu harus gimana dengan keterangan ini. Lihat, nih." Aku berikan dua buku
Bukhari yang terbuka lebar, dengan menunjuk pada hadis² di mana Muhammad berusaha
bunuh diri dan sumpahnya untuk membunuh atau memualafkan non-Muslim. Abba terdiam
saat membaca hadis² tersebut. Dia berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya, tapi aku bisa
membaca raut wajahnya dengan cermat. Bahwa dia lalu memeriksa sampul buku untuk
memastikan ini adalah Bukhari Sahih juga menunjukkan bahwa dia kaget dengan apa yang
dibacanya.

Dia juga tidak menyembunyikan kekhawatiran saat akhirnya berbicara. "Nabeel, ada sesuatu
hal yang kita tidak ketahui karena kita bukan ahli Islam. Bacalah buku² para ahli Islam, dan
semuanya akan jadi masuk akal."

"Tapi Abba," aku protes, "jika hadis ini adalah sumber yang sahih, maka tentu itulah yang harus
kubaca."

Abba menemukan buku yang dia cari dan mengambilnya dari rak buku. "Beyta, butuh waktu
bertahun-tahun untuk belajar keterangan ini dengan baik agar bisa mengambil kesimpulan
yang tepat. Sudah bagus bahwa engkau sudah mulai, tapi para ahli Islam ini sudah berjalan
lebih jauh. Mereka menanyakan pertanyaan² yang kau ajukan juga, dan telah mendapat
jawabannya. Maka sebaiknya belajarlah dari usaha mereka dan tidak perlu menciptakan roda
dari awal lagi." Dia dengan lembut tapi tegas meletakkan buku itu di hadapanku.

Aku memandang sampul buku berwarna hijau dan emas. Buku itu ditulis oleh orang bernama
Barat, Martin Lings, dan judulnya tertulis jelas, Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources
(Muhammad: Riwayat Hidupnya Berdasarkan Sumber² Terawal). Tampaknya Abba mungkin benar;
inilah buku yang kubutuhkan, kisah hidup Muhammad berdasarkan literatur Islam awal.

Aku mengucapkan terima kasih pada Abba dan menyelidiki tentang pengarangnya di internet
sebelum membaca buku itu. Aku lalu mengetahui bahwa Marting Lings adalah orang Inggris
yang belajar di Oxford, pelajar dan teman dekat C.S. Lewis. Meskipun awalnya memeluk
Kristen Protestan dengan tradisi Inggris, dia lalu memeluk Islam Sufi.

sunnahnabi.com/forum
Perubahan Ling dan penulisan buku Muhammad ini mengakibatkan kegembiraan di dunia
Islam, dan dia jadi orang ternama di kalangan Muslim ahli Islam. Sirah-nya terkenal karena
penulisannya dan dijunjung tinggi sebagai contoh sifat dan kebenaran Muhammad yang tak
terelakkan. Bagiku, ini merupakan tanda melegakan bahwa orang² Barat kritis yang
mempelajari Islam dengan tulus akhirna akan melihat kebenaran Islam.

Martin Lings, "Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources"

sunnahnabi.com/forum
Dengan penuh semangat baru, aku mulai membaca buku Lings, langsung pada bagian di mana
Muhammad menerima wahyu yang pertama. Rasa lega yang kurasakan ternyata hanya
berumur pendek saja. Di sini, lagi², aku menemukan gambaran Muhammad yang tak lengkap.
Lings memang menyebut rasa takut yang dialami Muhammad, tapi dia tidak menyebut apapun
tentang usaha Muhammad untuk bunuh diri. Tiada referensi apapun tentang hal ini, bahkan
juga tak ada penjelasan mengapa hal itu dikesampingkan saja. Hal ini membuat seakan Martin
Lings tidak tahu akan hal itu, atau tidak ingin pembaca mengetahuinya, bahwa hal itu bahkan
memang benar² tertulis di hadis. Aku dengan cepat mencari perintah Allah pada Muhammad
untuk mengancam non-Muslim masuk Islam atau membunuh non-Muslim, dan itu pun tak
kutemui di buku ini.

Sudah jelas tampak bahwa Lings menggunakan sumber² paling awal untuk menulis buku
biografi Nabinya, tapi akhirnya, buku itu tetap saja merupakan biografi Muhammad yang telah
difilter. Buku itu mengabaikan begitu saja tradisi² Islam yang problematik dan bukannya
menjelaskan mengapa begitu. Karena itulah, buku kisah hidup Muhammad yang dipuji-puji
kalangan Muslim ini ternyata tidak berbeda dari segala macam kisah Muhammad yang
kudengar dari orangtuaku. Di manakah kebenaran? Mengapa tiada seorang pun yang
membahas tentang hal² yang sulit tentang masa lalu Muhammad?

Sewaktu aku membaca buku Lings, aku menemukan bagian lain yang menantang apa yang
kuketahui tentang Islam. Bab tersebut berjudul "Ambang Pintu Perang," dan tampaknya bagian
ini menjelaskan bahwa sebenarnya pihak Muslimlah yang menjadi pihak penyerang yang
pertama melawan Mekah setelah Muhammad hijrah ke Medinah. Muhammad mengirim
delapan Muslim untuk tiarap menunggu kafilah dagang Mekah saat bulan suci. Meskipun ini
adalah saat suci di mana orang² Arab dilarang saling berperang, para Muslim membunuh satu
orang, menangkap dua orang lainya, yang menjarah harta bendanya.

Lings berusaha membela perbuatan para Muslim tersebut, tapi tidak berhasil menghilangkan
rasa khawatirku yang semakin besar. Guru² agama Islamku selalu saja menegaskan bahwa
pihak Muslim itu tak bersalah, dan hanya korban dari orang² Mekah yang terus menghina dan
menindas. Apakah mungkin setelah Muhammad dan para Muslim hijrah ke Medinah, malah
merekalah yang lalu menjadi pihak pertama yang mengucurkan darah?

Jika ada hal yang kudapat dari penyelidikanku yang baru, maka itu adalah kenyataan bahwa
aku tidak tahu keseluruhan kisahnya, dan biografi² Nabi di jaman sekarang itdak mau
memberitahu aku fakta² yang tidak sesuai dengan gambaran tentang Muhammad yang ingin
mereka tampilkan. Apakah yang disembunyikan oleh Lings?

Di beberapa minggu berikutnya, aku mulai mempelajari hal² ini di internet, dan riset online-ku
dengan perlahan mulai mengkonsumsi diriku. Aku menemukan berbagai keterangan tentang
Muhammad yang tidak pernah kuketahui sebelumnya. Tampaknya setiap masalah ditelaah
melalui mikroskop oleh para penelaah tanpa-nama di internet, baik yang mengritik atau

sunnahnabi.com/forum
membela Muhammad. Debat² online itu sarat dengan berbagai caci-maki dan ejekan dari kedua
belah pihak.

Di satu pihak, non-Muslim akan mengritik kisah² keganasan Muhammad, kadangkala dengan
kesimpulan yang tepat tapi sambil menghina nabi tercinta kami. Sebagai balasannya, Muslim
dengan penuh semangat membela Muhammad dengan menyangkal kisah² tersebut atau
menghadirkan keterangan.

Contoh penyangkalan banyak terdapat di mana². Salah satu contohnya adalah ketika
Muhammad memerintahkan seorang Muslim untuk membunuh seorang wanita beranak lima,
Asma binti Marwan. Dia sedang menyusui bayinya ketika dia dibunuh, darahnya menciprat
kepada anak²nya. Ketika Muslim itu melaporkan pada Muhammad kesukaran pembunuhan
yang dilakukannya, Muhammad tidak menunjukkan penyesalan sama sekali. [81]
[81] Guillaume, Life of Muhammad, 676. Juga lihat Ibn Sa’d, Kitab al Tabaqat.

Meskipun kisah ini ditulis di biografi paling awal tentang Muhammad, para Muslim di internet
menunjukkan bahwa kisah itu tak ada di Bukhari Sahih atau hadis sahih lainnya. Dengan
begitu, mereka menganggap kisah itu tidak ada. Sebagai Muslim yang yakin sekali bahwa belas
kasihan Muhammad itu tak terbatas, aku sungguh sangat ingin percaya bahwa para Muslim itu
benar.

Tapi kadangkala para Muslim di internet mecoba menjelaskan kejadian pembunuhan yang
mengerikan, dan aku tidak bisa setuju atas penjelasannya. Contohnya, di akhir Perang
Khandaq, Muhammad menangkap dan memancung lebih dari 500 pria dan anak² laki remaja
Yahudi suku Qurayza. Setelah para Muslim membunuhi kaum lelakinya, mereka lalu menjual
para wanita dan anak² Yahudi ke pasar budak dan membagi-bagikan harta benda Yahudi
diantara para Muslim. [82]
[82] Guillaume, Life of Muhammad, 464.

Karena kejadian ini ditulis juga di hadis dan Sirah, para Muslim di internet tidak bisa
menyangkal bahwa kisah itu dikarang saja. Mereka lalu mencoba untuk membenarkan
perbuatan Muhammad, biasanya dengan menuduh orang² Yahudi berkhianat dan layak untuk
dipancung.

Tapi aku tidak bisa menerima keterangan seperti itu. Muhammad yang penuh pengampunan
dan baik hati yang kukenal sebagai nabi tidak akan pernah memerintahkan pemancungan para
pria dan anak² laki. Dia adalah nabi yang penuh maaf dan cinta damai. Dia tentu juga tak
mungkin menjual para wanita dan anak² di pasar budak. Dia itu pembela hak kaum wanita dan
anak².

Aku menemukan satu kisah mengerikan tentang Muhammad, dan satu lagi, dan begitu
seterusnya. Aku dengan sengaja mencoba mengabaikan satu per satu, sama seperti para
Muslim tersebut, tapi tanpa kusadari, tekanan semakin membludak. Berapa banyak kisah²
seperti ini yang bisa kuabaikan? Bagaimana mungkin aku bisa terus berlaku seperti ini?

sunnahnabi.com/forum
---

PEMBANTAIAN BANI QURAYZA


(BUKHARI - 3724) : http://app.lidwa.com/?k=bukhari&n=3724
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Nahsr telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq
telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari Musa bin 'Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar
radliallahu 'anhuma, dia berkata, "Bani Nadlir dan Bani Quraidzah pernah hendak menyerang
(Nabi). Maka Bani Nadlir diusir, dan Bani Quraidzah tetap (berada di Madinah-pent) sampai
akhirnya bani Quraidlah memerangi beliau setelah itu. Maka pun BELIAU MEMBUNUH
KAUM LAKI-LAKI MEREKA, MEMBAGI-BAGIKAN PARA WANITA DAN ANAK-ANAK,
SERTA HARTA BENDA MEREKA KEPADA KAUM MUSLIMIN. Namun sebagian mereka
ada yang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta jaminan keamanan dan
masuk Islam. Dan beliau juga mengeluarkan seluruh kaum Yahudi yang ada di Madinah, baik
itu Bani Qainuqa' para pengikut Abdullah bin Salam, Bani Haritsah, dan semua kaum Yahudi
yang ada di Madinah tanpa terkecuali."

PEMBANTAIAN BANI QURAYZA


(MUSLIM - 3315) : http://app.lidwa.com/?k=muslim&n=3315
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Al 'Ala Al
Hamdani keduanya dari Ibnu Numair, Ibnu 'Ala berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu
Numair telah menceritakan kepada kami Hisyam dari ayahnya dari 'Aisyah dia berkata, "Pada
waktu perang Khandaq Sa'd dipanah oleh seorang laki-laki Quraisy bernama Ibnu 'Ariqah, dia
terkena panah tepat pada urat nadinya. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mendirikan kemah untuknya yang letaknya berdekatan dengan masjid, sehingga sewaktu-
waktu beliau dapat menjenguknya. Sekembalinya dari perang Khandaq, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam langsung meletakkan senjatanya, saat beliau mandi dan membersihkan
badannya, Jibril datang dan meniup kepala beliau dari debu. Jibril bertanya, "Apakah anda
meletakkan senjata (untuk berdamai)? Demi Allah, kita tidak boleh meletakkan senjata, keluar
dan perangilah mereka." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Kemana
aku harus keluar?" Jibril lalu memberikan isyarat kepada beliau untuk pergi ke perkampungan
kaum Yahudi Bani Quraizhah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama
dengan kaum Muslimin memerangi mereka. Akhirnya mereka takluk dan tunduk kepada
keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menyerahkan keputusan tersebut kepada Sa'd. Selanjutnya Sa'd berkata,
"SESUNGGUHNYA AKU MEMUTUSKAN UNTUK MEMBUNUH
SEMUA YANG TURUT SERTA DALAM PEPERANGAN, MENAWAN
ANAK-ANAK DAN KAUM WANITA, SERTA MEMBAGI-BAGIKAN
HARTA BENDA MEREKA." Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah
menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Hisyam dia berkata;
ayahku berkata, "Aku lalu kabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sungguh, kamu telah menghukumi perkara mereka dengan hukum Allah."

sunnahnabi.com/forum
sunnahnabi.com/forum
Bab 39
MUHAMMAD RASUL ALLAH?

Dalam beberapa minggu, David kembali kepadaku dengan penelitiannya tentang Muhammad.
Ternyata penelitiannya sangatlah lengkap dan mendalam.

Kami mulai dengan membahas pertanyaan "Apakah Muhammad itu nabi Tuhan?" Dari
mempelajari keterangan di Sirat Rasul Allah, Sahih Bukhari, dan Sahih Muslim, dia
menemukan lusinan tradisi Islam yang dia yakini, menunjukkan bahwa Muhammad itu bukan
nabi. Dia mengumpulkan semua keterangan itu dalam satu binder buku dan berikan padaku.
Dia sedang menyelidiki jawaban bagi pertanyaan kedua: "Berdasarkan kehidupan dan karakter
Muhammad, apakah penelaah yang obyektif bisa menyimpulkan bahwa dia itu nabi Tuhan?"

Dalam binder-nya, terdapat berbagai masalah yang belum pernah kutemukan sebelumnya.
Beberapa hal mengganggu diri David jauh lebih banyak daripada diriku. Contohnya, Islam
memerintahkan Muslim untuk punya istri empat saja, tapi Muhammad punya paling sedikit
tujuh sekaligus. Aku katakan padanya bahwa Allah telah memberikan ijin khusus di Qur'an
untuk punya istri tanpa batas, maka itu tidak jadi masalah. [83] Dia menjawab, "Apakah engkau
tidak curiga akan hal ini? Setidaknya dikit ajah?" Reaksi refleks dengkul dipentung pada diriku
membuatku mengatakan tidak.

David juga mempermasalahkan pernikahan Muhammad dengan Aisyah. Menurut banyak


hadis, Aisyah berusia 6 tahun saat Muhammad mengawininya, dan berhubungan sex
dengannya tiga tahun kemudian, ketika Muhammad berusia 52 tahun. [84] David mengatakan
bahwa karena inilah maka banyak anak² perempuan kecil di dunia Muslim dipaksa menikah di
usia sangat muda dan ini membuat hidup mereka menderita. [85] Tapi jemaatku mengajarkan
bahwa hadis² itu tidak benar, sehingga aku tidak terlalu terganggu dengan masalah ini.
[84] Sahih Bukhari 7.62.64; 7.62.65; 7.62.88; Sahih Muslim 8.3310; 8.3311.
[85] Lihat Nujood Ali, I Am Nujood, Age 10 and Divorced (New York: Three Rivers Press, 2010).

(BUKHARI - 4739) : http://app.lidwa.com/?k=bukhari&n=4739


Telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin Asad Telah menceritakan kepada kami Wuhaib
dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menikahinya saat itu berusia enam tahun, dan MULAI MENGGAULINYA SAAT IA
BERUMUR SEMBILAN TAHUN. Hisyam berkata; Dan telah diberitakan kepadaku bahwa
Aisyah hidup bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama sembilan tahun.

Satu per satu David menunjukkan tradisi Islam lain yang menantang kenabian Muhammad,
dan setiap masalah yang diajukan semakin terasa menyinggung perasaan. Contohnya:
• Muhammad telah diracun; [86]
• di ranjang kematiannya, dia merasa racun itu bagaikan membunuh dirinya; [87]
• dia ditenung orang lain; [88]
• dia menyatakan ayat² yang kemudian dia akui datang dari Setan; [89]

sunnahnabi.com/forum
• dia menyiksa orang demi uang; [90]
• dia memimpin serangan pada orang² Yahudi yang tak bersenjata; [91]
• dia membuat anak angkatnya menceraikan istrinya sehingga dia bisa menikahi menantunya,
Zainab; [92]
• dia memberitahu orang lain untuk menenggak kencing unta. [93]
[86] Sahih Bukhari 3.47.786.
[87] Sahih Bukhari 5.59.713.
[88] Sahih Bukhari 4.54.490.
[89] Guillaume, Life of Muhammad, 165 – 66.
[90] Ibid., 515.
[91] Sahih Bukhari 1.11.584.
[92] Quran 33:37; Sahih Muslim 8.3330; Tabari, vol. 8, pp. 2 – 3.
[93] Sahih Bukhari 8.82.794; Sahih Muslim 16.4130.

Daftarnya terus saja, bagaikan tak ada habisnya.

Awalnya, aku mencoba menjawab dengan menerangkan setiap tradisi, tapi semakin lama
semakin tampak jelas bahwa aku tidak bersikap obyektif. Karena merasa frustasi, aku mulai
mempelajari buku² dalam methodologi hadis yang ditulis oleh para Muslim ahli Islam,
mendengarkan khotbah² terpelajar Islamiah, dan membaca berbagai penjelasan, mencoba
menentukan bagaimana caranya menyangkal tradisi Islam yang membuat Muhammad tampak
jahat dan membela hadis yang menggambarkan nabi yang aku cintai. Tapi tiada silet yang bisa
memilah keduanya. Tiada penjelasan apapun kecuali pemikiran bahwa "Muhammad itu sudah
pasti seorang nabi, dan karenanya kisah² itu tentu palsu."

Tapi kisah²nya terlalu banyak, bahkan bersumber dari berbagai hadis sahih.

Semakin lama jumlahnya menjadi begitu banyak, sehingga yang bisa kulakukan hanyalah
menyangkal kesahihan setiap tradisi. Hanya itulah yang bisa kulakukan; jika tidak, maka aku
akan kewalahan. Aku mulai mengerti mengapa para penulis biografi dan guru² Islamku
semuanya melakukan hal yang sama.

Ketika aku menyadari bahwa aku mencoba mengenyampingkan sebanyak lebih dari seratus
kisah, aku tak dapat lagi menghindari kebenaran: kisah² ini datang dari sumber² yang sama
yang membangun fondasi Islam. Berapa banyak yang bisa kukesampingkan tanpa membuat
fondasi itu runtuh?

Dengan kata lain, aku menyadari bahwa jika aku tetap menyangkal kesahihan tradisi² Islam,
aku tidak punya dasar apapun lagi untuk menyebut dia sebagai nabi. Aku tidak bisa lagi
mengucapkan syahadat, kecuali jika ada sesuatu yang bisa membela Muhammad.

Hanya ada satu jalan keluar dari dilema ini: Qur'an.

sunnahnabi.com/forum
BAGIAN 8
KESUCIAN QUR'AN

Begitu banyak yang kukira aku ketahui tentang Qur'an ternyata tidak benar.
Apakah ini benar² bukuMu?

sunnahnabi.com/forum
Bab 40
KASUS TENTANG QUR'AN

Jika engkau bisa membayangkan misteri dan hikmat Tuhan, kekuatanNya, kedalamanNya dan
kesempurnaanNya, perintah illahiNya, dan nubuatanNya, semua digabung menjadi halaman²
fisik dalam sebuah buku, yang menunjukkan intisari Tuhan, maka engkau akan mulai mengerti
bagaimana dan mengapa Muslim menghormati Qur'an.

Tidaklah tepat untuk menganggap Qur'an dalam Islam itu seperti Alkitab dalam Kristen. Itu
bukan begitu. Bagi Muslim, Qur'an adalah hal yang paling terdekat pada inkarnasi Allah, dan
Qur'an adalah bukti nyata yang menunjukkan kebenaran Islam. Kesamaan yang terbaik dalam
Kristen adalah Yesus itu sendiri, Firman yang menjadi daging, dan kebangkitannya. Seperti
itulah peranan Qur'an dalam theologi Islam. [94]
[94] Inilah sebabnya Qur'an tidak serupa seperti umat Kristen menggunakan Alkitab, dan inilah sebabnya mengapa
sebagian orang merasa perhatian kritis terhadap Qur'an lebih banyak dilakukan daripada terhadap Alkitab. Akan
tetapi, ini bukan standard dobel, karena perbandingannya seharusnya adalah Qur'an dan ketuhanan/kebangkitan
Yesus.

This is why this book does not build a case for Christianity using the Bible, and why it may
appear to some that more critical attention is given to the Quran than to the Bible. However,
this is not a double standard, because the comparison should be drawn between the Quran and
Jesus’ deity/resurrection. The latter was equally critically examined, if not more so.

Qur'an sekarang adalah fondasi dari imanku. Muhammad dalam sejarah, yang dulu berdiri di
atas pilar kedua duniaku, sekarang hanya berdiri di atas Qur'an untuk menunjukkan
kebenarannya. Saat aku mulai menyelidiki isinya, aku sangat peka terhadap isinya.

Kebenaran Islam, semua diakui Muhammad, dan hidupku yang kuketahui tegantung pada
wahyu illahi Qur'an.

Sama seperti ketika aku mulai menyelidiki tentang riwayat hidup Muhammad, aku juga
merasa yakin bahwa Qur'an bisa bertahan terhadap penyelidikan. Tiada seorang pun dari umat
Muslim yang meragukan pesan illahinya. Sebaliknya, kami tahu bahwa Qur'an itu begitu
sempurna dan ajaib sehingga tiada seorang pun yang berani mempertanyakan isinya, bahkan
orang² Barat sekuler juga tidak berani. Kami menganggap argumen² kami tak terbantahkan.

Argumen Islamiah yang paling berani bagi wahyu illahi Qur'an adalah buku itu tidak bisa
ditiru, terutama karena tata bahasanya begitu sempurna. "Tiada seorang pun yang bisa meniru
kelancarannya," Muslim lain akan berkata begitu. Argumen kami berakar dari Qur'an itu
sendiri. Saat orang² di jaman Muhammad menuduhnya memalsu Qur'an, maka Qur'an itu
menjawab berulang kali bahwa orang² yang meragukan sebaiknya mencoba menulis yang
serupa Qur'an. [95] Ketika mereka mencoba, bahkan jika mereka ditolong orang lain atau jinn,
mereka tetap saja tidak bisa.
[95] Q 2:23; 10:38; 11:13; 17:88; 52:34.

sunnahnabi.com/forum
Inilah tantangan Qur'an: tiada seorang pun yang sanggup menghasilkan apapun yang serupa
itu.

Karena telah membaca tantangan Qur'an ini sejak kecil, dan cara pandang duniaku itu dibentuk
oleh para guru Islam yang senantiasa mengatakan Qur'an adalah buku indah yang sempurna,
aku dan para Muslim seperti diriku sangat amat yakin bahwa Qur'an itu benar² tak tertandingi.

Bayangkan betapa kagetnya aku saat menemukan jawaban bagi tantangan Qur'an, yakni Al-
Furqan al Haqq. Arti judul buku itu adalah "pengukuran hikmat yang sebenarnya," dan ini
adalah jawabah dari tantanngan Qur'an dengan menulis ajaran Kristen dalam gaya Qur'an. [96]
Buku ini rupanya diterbitkan dalam gaya Qur'an begitu efektif sehingga orang yang
melafalkannya keras² di tempat umum dipuji oleh orang² Muslim Arab karena mengira yang
dilafalkan adalah Qur'an.
[96] Nama lain Qur'an adalah “Al-Furqan.” Dengan menyebut judul buku sebagai The True Furqan (Furqan yang
Sebenarnya), buku ini jelas menantang klaim supremasi Qur'an.

Satu²nya muzizat sebagai beladiri dari Qur'an hanyalah isinya saja, tapi sekarang sudah ada
buku yang dengan efektif menjawab tantangan itu. Ini benar² kabar besar bagi Muslim.

Bukan hanya aku sendiri yang menganggap Al-Furqan al-Haqq sebagai buku yang berbahaya.
Setidaknya satu negara telah "demi alasan keamanan ..., dengan itu sangat melarang import
buku ini ... termasuk sebagian darinya, atau mencetak ulang atau menerjemahkannya atau
menerbitkan sebagain isi apapun di dalam buku itu." [97]
[97] Notification No. 78, September 7, 2005, from Anupam Prakash, Under Secretary to the Government of India,
accessed July 1, 2013, http://www.cbec.gov.in/customs/cs-act/notifications/notfns-2k5/csnt78-2k5.htm.

Imanku begitu besar pada Qur'an sehingga, menurut pandanganku, tantangan Qur'an itu tidak
bisa dijawab. Aku menyimpulkan tantangan ini tentu berarti hal yang lain. Aku berusaha keras
untuk mengabaikan masalah ini, dan menyusun argumen² tambahan.

Para apologis Muslim tidak membatasi diri hanya pada isi Qur'an saja untuk membela dirinya.
Ada empat argumen lain yang paling sering digunakan: nubuat² yang terpenuhi, pola
matematika, kebenaran² sains, dan keutuhan text yang asli. Aku mulai menyusun keterangan
untuk setiap argumen, bukan untuk melihat apapun argumen² itu memang benar, tapi untuk
menyusun kasus positif bagi Islam, untuk membuat kebenaran Islam itu tampak jelas bagi
penenalaah yang obyektif, sama seperti yang dilihat umat Muslim. Sama pula seperti yang
kulihat.

Dua argumen pertama ternyata runtuh dengan cepat. Tak ada nubuatan apapun yang
meyakinkan dalam Qur'an. Banyak ayat² yang bisa dianggap sebagai nubuat, tapi Qur'an tidak
menegaskan ayat² sebagai ramalan masa depan. Meskipun banyak detail, tapi isinya tidak
cukup jelas bagiku untuk menyusun kasus yang kuat dan obyektif.

sunnahnabi.com/forum
Ini serupa dengan kasus matematika dalam Islam. Aku tidak dapat menerima argumen bahwa
pola matematika di Qur'an adalah tanda wahyu illahi. Banyak pola² yang diajukan hanyalah
data campur aduk tak jelas, dan sisanya serupa dengan yang ditunjukkan di Alkitab, dalam
hasil tulisan Edgar Allan Poe, dan bahkan kotak pesan di internet.

Untungnya, kedua argumen itu tidak pernah menjadi bagian mendasar dalam pandangan
Islamku saat aku bertumbuh besar. Dua argumen lainnya merupakan hal penting bagiku
tentang Qur'an. Sejak kecil aku sudah yakin bahwa Qur'an mengandung kebenaran saintifik
yang tak mungkin bisa diketahui Muhammad tanpa firman illahi. Kebenaran² sains ini sudah
cukup untuk membuktikan bahwa Tuhanlah yang menulis Qur'an.

Lebih dari argumen sains dalam Qur'an, kebanyakan Muslim beriman bahwa Qur'an itu tidak
pernah diubah. Muslim percaya tiada seorang pun yang bisa mengubahnya, bahkan tidak satu
titik sekalipun. Allah berjanji menjaga Qur'an di Q 15:9, dan Muslim percaya keutuhan Qur'an
merupakan bukti janji Allah.

Argumen sains, dan terutama keaslian Qur'an, membentuk batu penopang imanku. Aku mulai
menelaah batu penonpang ini, dengan beriman bahwa hal itu akan menunjukkan kebenaran isi
Qur'an, yang menyediakan seluruh fondasi imanku.

Di saat yang bersamaan, aku berusaha keras mengenyahkan pertanyaan mengganggu, "Gimana
kalau batu penopang itu juga ternyata ngawur?" Aku lalu bersujud di atas sajadah, meminta
Allah untuk menjadikan diriku sebagai garda depan Islam. Aku bertambah menyerap budaya
Islam, memimpin sholat Jum'at jika ada waktu, dan mengajar aqidah. Dengan melakukan itu,
aku berusaha terbaik untuk mengatasi berbagai kejanggalan dengan berusaha keras menjadi
Muslim teladan.

Dua kekuatan yang bertentangan berarti jika fondasi imanku nantinya runtuh, maka
kehancurannya akan berukuran kolosal.

sunnahnabi.com/forum
Bab 41
Qur'an, Sains, dan Bucailleisme

Dakwah telah menjadi kekuatan pendorong bagi Muslim sejak jaman Muhammad, tapi abad
ke-20 melihat ethos Islam diperkuat oleh bensin yang tak terduga: sains modern. Yang lebih
mengejutkan lagi, tulisannya keluar dari tangan orang Perancis sekuler.

Maurice Bucaille, ahli gastroenterologi dan dokter pribadi Raja Saudi Arabia, menyuburkan
padang tunas bagi apologetik Islam ketika dia menulis bukunya di tahun 1976 yang berjudul
The Bible, The Quran, and Science. Buku ini mengatakan bawa Alkitab sarat kesalahan sains,
sedangkan Qur'an sebaliknya mengandung berbagai muzizat tak ternilai dan tak ada salahnya.
Dia menyimpulkan bahwa Qur'an itu begitu maju di bidang ilmiah sehingga sudah jelas itu
adalah hasil karya Tuhan.

"The Bible, the Qu'ran and Science: The Holy Scriptures Examined in the Light of Modern Knowledge,"
oleh Dr. Maurice Bucaille. Buku yang khusus dibuat untuk semakin menjerumuskan Muslim kedalam
kebodohan.

sunnahnabi.com/forum
Akibat buku itu sungguh besar terhadap semangat Muslim menyebarkan Islam. Sama seperti
kasus Martin Lings, jika ada intelektual Barat yang memihak Islam setelah mengamati bukti
dengan seksama, maka Muslim menjadi lebih bersemangat dalam berdakwah. Skenario ini jauh
lebih menggembirakan Muslim, karena Bucaille juga menjelek-jelekkan Alkitab dalam
bukunya.

Teknik menghubungkan Qur'an dengan kebenaran sains nan ajaib tak lama kemudian menjadi
begitu sering dilakukan sehingga muncullah istilah bagi metoda ini: Bucailleism.

Salah satu contoh yang diajukan adalah tentang reproduksi manusia. Bucaille menyatakan,
"Penjabaran Qur'an di setiap tahap dalam perkembangan embrio tepat seperti apa yang kita
ketahui di jaman sekarang, dan Qur'an tidak mengandung satu pun pernyataan yang bisa
dikritik oleh sains modern." [98] Apa yang dimaksud sudah jelas: hanya Tuhan saja yang tahu
segalanya tentang embriologi di jaman Qur'an diwahyukan. Dengan begitu, tentunya Tuhan
adalah penulis Qur'an.
[98] Maurice Bucaille, The Bible, The Quran, and Science: The Holy Scriptures Examined in the Light of Modern Knowledge,
7th rev. exp. ed. (Elmhurst, NY: Tahrike Tarsile Quran, 2003), 218.

Dalam beberapa tahun setelah buku itu diterbitkan, argumen² Bucaille banyak digunakan
untuk mendukung dunia apologetik Muslim, dan ini adalah dunia di mana aku dilahirkan.
Argumen²nya menjadi bahan pembicaraan utama dalam diskusi² agama kami, baik di saat
makan bersama di meja makan, bertamu ke rumah teman, atau membaca buku yang ditulis
pemimpin jemaat. Kami terhanyut dalam argumen²nya yang tampak benar dan
berpengetahuan, dan seperti yang kuketahui sebagai Muslim, Bucailleisme telah diterima
secara menyeluruh sebagai bagian dari budaya Islam.

Kami diyakinkan bahwa sains membenarkan Qur'an memang datang dari Tuhan. Hal ini
sangat membuat Muslim bangga sehingga tiada seorang Muslim pun yang memeriksa isi
bukunya.

Ketika akhirnya aku memeriksanya, satu pillar pendukung dunia Islamku retak. Aku telaah
argumen² Bucaille sebagai mahasiswa kedokteran dan pengamat agama. Aku temukan banyak
masalah dalam penjelasannya, alasannya, dan ilmu pengetahuannya.

Jika melihat penelitiannya tentang reproduksi manusia, kebanyakan orang akademis akan
menganggap pujian² Bucaille yang begitu tinggi itu terlalu dibuat-buat, setidaknya dari
standard Barat. Tapi selain itu adal masalah sainstifik serius di ayat² Qur'an yang dikutip
Bucaille sebagai ajaib, sebagian tampak jelas bagi para dokter, sebagian lagi tampak jelas bagi
siapapun.

Contohnya, Q 23:13-14 mengatakan, "Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian

sunnahnabi.com/forum
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik."

Bagi mahasiswa perkembangan biologi, ayat ini tidak mengesankan. Bahkan Bucaille memulai
penjelasannya dengan mengatakan begitu juga, pernyataan ilmiahnya "tidak dapat diterima
sama sekali oleh ilmuwan spesialisasi di bidang ini." [99] Akan tetapi, dia menjelaskan bahwa
masalahnya adalah kosakata Qur'an abad ke tujuh terpaksa menyatakannya begitu. Sewaktu
kita menggantinya dengan kosakata sains modern (seperti "uterus" mengganti "tempat yang
kokoh"), maka masalah terpecahkan. [100]
[99] Ibid., 214.
[100] Ibid., 215.

Sebagai Muslim yang dibesarkan dengan berbagai penafsiran Qur'an, aku bisa menerima sudut
pandang Bucaille. Tapi sebagai mahasiswa kedokteran, aku menyadari bahwa bagaimana pun
kita mengganti kata²nya, satu hal dalam ayat ini sudah jelas salah. Ayat ini menjelaskan
tahapan perkembangan sebuah embrio, tapi urutannya salah. Sebuah embrio tidak pertamakali
menjadi tulang² terlebih dahulu dan lalu dibungkus oleh daging. Satu lapisan embrio, yakni
mesoderm, membedakan antara tulang dan daging pada waktu yang bersamaan.

Aku menyelidiki tanggapan² terhadap kritik ini. Kebanyakan mengatakan bahwa kritik itu
adalah sanggahan yang dibuat-buat saja, tapi bahkan sebagai seorang Muslim, aku tidak setuju
dengan pendapat ini. Pesan utama yang disampaikan Bucaille dengan membahas ayat ini
adalah urutan perkembangan embrio adalah sangat tepat secara ajaib; tapi ternyata urutannya
salah. Ini masalah serius, dan meskipun Bucaille membahas ayat ini secara mendalam, tapi dia
mengabaikan begitu saja masalah yang jelas di ayat itu.

Bahwasanya kesalahan ini ditemukan di bagian yang paling jelas di ayat itu, di bagian yang
paling mudah dimengerti, hal itu hanya membuat masalah semakin besar. Bagian pertama ayat
mengharuskan kita untuk memasukkan konsep sains yang tepat untuk mengganti istilah Arab
yang salah. Jika kita harus memngganti separuh bagian pertama ayat itu, dan lalu mengabaikan
separuh sisanya, maka keajaiban saintifik apa yang ada?

Aku lalu menyadari bahwa ayat ini tidak bisa dipakai untuk membuktikan Qur'an itu dari
Tuhan. Jauh dari itu, kita malahan harus mengarang penjelasan Qur'an untuk membela ayat ini.

Masalah² lain yang lebih jelas ketemukan sewaktu mencari keterangan dalam Qur'an lebih jauh,
bahkan di bagian tentang reproduksi manusia. Q 86:6-7 menyatakan bahwa sperma keluar "dari
antara tulang belakang dan tulang² iga." (Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar
dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.)

Karena aku percaya bahwa tidak mungkin Qur'an bisa salah mengatakan sesuatu yang
sebenarnya sudah sangat jelas, aku mulai mencari jawaban di internet. Sekali lagi, aku
menemukan prosedur yang sama dalam membela ayat ini: kata²nya diartikan dengan
pengertian lain dan mengabaikan begitu saja masalah² yang ada.

sunnahnabi.com/forum
Begitulah pola jawaban yang muncul. Apakah itu menyatakan muzizat² sains atau membela
pernyataan sains yang salah, pembelaannya selalu adalah mengartikan kembali kalimat Qur'an
yang jelas agar tampak mengatakan hal lain yang tak dikatakan dan lalu mengabaikan
masalah² yang ada.

Setelah aku tahu pola jawaban ini, aku menyadari bahwa Bucailleism itu persis sama seperti
mempelajari riwayat hidup Muhammad. Aku bisa membela kepercayaan Islamku jika aku
melihat masalah sebagai Muslim, bersedia mengartikan lain beberapa istilah dan menekankan
sebagaian makna untuk mendukung posisiku. Tapi jika aku mencoba membangun kasus
sebagai pengamat yang obyektif dengan membaca text secara jujur, maka sudah jelas bahwa
tiada muzizat pengetahuan saintifik apapun dalam Qur'an.

Di saat itu, aku tidak menganggap bahwa tidak mungkin adalah pengetahuan sains apapun
dalam Qur'an, tapi aku menyimpulkan bahwa dibutuhkan penjelasan yang jauh lebih kuat
untuk membuktikan bahwa Qur'an itu memang berasal dari Tuhan. Masih dengan rasa percaya
diri yang tinggi, aku sekarang menelaah hal terpenting dalam semua akar Islamku: imanku
bahwa isi Qur'an itu tidak pernah diganti.

sunnahnabi.com/forum
Bab 41
Hadis dan Sejarah Qur'an

Setidaknya dua kekuatan besar bergabung untuk menjaga keaslian Qur'an sebagai benteng
pertahanan rasa percaya diri Muslim.

Di lain pihak, sama seperti proklamasi lain kebanggaan Islam, hal ini dibangga-banggakan
Muslim di manapun sehingga menjadi satu dengan jiwa Muslim. "Tiada satu pun isi Qur'an
yang pernah diubah. Qur'an itu turun pada kita sama persis seperti sewaktu Muhammad
menerimanya dari Jibril." Dalam hal ini, kami diberitahu, adalah nubuat Qur'anyang terpenuhi:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya." (Q 15:9)

Di lain pihak, keyakinan bahwa Qur'an tidak pernah diubah menjadi dasar untuk mengutuki
Yudaisme dan Kristen di jaman modern. Satu dari berbagai dakwah terkenal di AS, yang
berjudul "Mengapa Pilih Islam?" menyarikan serangan itu: "Mazmur, Taurat, dan Injil, menurut
Islam, tidak lagi asli. Isinya telah ditambah, tidak bisa dilacak langsung pada nabi²nya, atau
sudah diganti. Hanya Qur'an saja yang dijaga keasliannya, persis sewaktu dinyatakan kepada
Nabi Muhammad." [101]
[101] “Belief in Divine Books,” WhyIslam.org, accessed July 1, 2013, http://www.whyislam.org/submission/articles-
of-faith/belief-in-divine-books.

Karena Qur'an adalah basis untuk menolak kepercayaan lain dan menerima Islam, maka
keaslian Islam itu merupakan hal yang penting bagi apologetik Islam. Tapi hal ini malah lebih
penting lagi bagi theologia Islam. Qur'an merupakan landasan dunia Islam, dasar dari sharia,
dan penunjang ibadah sehari-hari, dan menyediakan sumber bagi identitas Islam. Dalam
pikiran Muslim, jika Qur'an tidak terjaga keasliannya, maka dunia mereka bisa terancam.
Karena mengira Qur'an masih utuh, mereka sangat yakin akan iman mereka.

Dengan begitu, keutuhan Qur'an mendasari rasa percaya diri tak terbantahkan bagi Muslim di
jaman modern. Tidak pernah tersirat dalam benak Muslim bahwa Qur'an hari ini ternyata
berbeda dengan Qur'an di jaman Muhammad.

Tapi kebanyakan Muslim juga tidak pernah membaca hadis tentang sejarah Qur'an. Sekali lagi,
sumber hadis yang paling sahih itulah yang justru mengguncang imanku.

Dalam Bukhari Sahih volume 6, bagian yang khusus dibaktikan bagi Qur'an, diterangkan
secara detail proses koleksi Qur'an di buku nomer 61. [102] Kita temukan keterangan bahwa
Muhammad seringkali mengimlakan Qur'an pada Muslim secara oral, tidak langsung ditulis.
Ayat² disampaikan pada Muslim sedikit demi sedikit, dan kadangkala Muhammad
menyampaikan ayat yang sama dengan cara berbeda pada Muslim lain.
[102] Keterangan di paragraf² berikut ditemukan di buku Bukhari Sahih.

sunnahnabi.com/forum
Karena itulah, orang² melafalkan Qur'an dengan cara yang berbeda-beda bahkan di jaman
Muhammad sehingga mereka saling bertengkar satu sama lain, saling mengaku bahwa
pelafalannya sendiri yang benar. Karena Muhammad saat itu masih hidup, dia meredakan
pertikaian dengan mengatakan, "Kalian berdua melafalkannya dengan benar, jadi teruskan
begitu." Dia menegur mereka untuk tidak bertengkar lagi atas perbedaan itu, karena "negara²
terdahulu telah hancur karena perbedaan."

Ketika Muhammad mati, banyaka orang yang merasa tidak perlu lagi menjadi Muslim. Abu
Bakar mengirim tentara Muslim untuk memerangi para murtadin, memerintahkan mereka
untuk memenuhi kewajiban Islam mereka. [103] Para Muslim berperang melawan ex-Muslim
sampai banyak para penghafal Qur'an yang tewas di medan perang. Abu Bakar khawatir
bahwa sebagian besar Qur'an akan hilang jika pertempuran berlanjut, sehingga dia
memerintahkan Qur'an dikumpulkan di bawah pimpinan orang bernama Zaid ibn Thabit.
[103] Sahih Bukhari 9.84.59.

Bukhari Sahih menekankan bahwa umat Muslim dengan mudah lupa ayat² Qur'an, dan Zaid
merasa tugas mengumpulkan Qur'an itu sukar sekali. Dia mengumpulkan ayat² dari ingatan²
orang dan dari ayat² yang ditulis di berbagai benda. Di lebih dari satu kejadian, hanya satu
orang saja yang bisa bersaksi atas beberapa ayat Qur'an. Setelah Zaid selesai, Qur'an diberikan
kepada salah satu janda Muhammad untuk dijaga.

Meskipun tujuan utama pengumpulan ini adalah agar ayat² Qur'an tidak hilang, diketahui
kelak bahwa Zaid secara tak sengaja tidak mengikutsertakan sebagian kecil dari Qur'an.
Terlebih lagi, bagian² dunia Muslim melafalkan Qur'an sedemikian aneh kedengarannya
sehingga cukup untuk membuat para penguasa Muslim merasa harus "menyelamatkan negara
ini sebelum Qur'an menjadi berbeda."

Dengan tidak mengindahkan nasehat Muhammad, yang mengatakan pada umatnya untuk
tidak fokus pada perbedaan, kalifah Usman memerintahkan Qur'an untuk distandarkan.
Mereka meminta duplikat Qur'an dari salah seorang janda Muhammad, mengeditnya,
menduplikatnya lagi, dan menyebarkan duplikat² itu ke setiap propinsi Muslim.

Lalu, untuk mengatasi masalah perbedaan Qur'an sekali dan selamanya, Usman
"memerintahkan semua isi Qur'an lainnya, baik yang tertulis di berbagai naskah atau seluruh
buku, dihancurkan dengan api."

Ini adalah kisah tentang koleksi Qur'an yang ditemukan di Bukhari Sahih. Seperti kisah
kehidupan Muhammad, Bukhari Sahih menggambarkan kisah yang jauh lebih nyata, lebih
mentah dibandingkan dengan kisah yang sering disampaikan diantara Muslim. Dulu aku
diberitahu bahwa Muhammad mengimlakan Qur'an pada juru tulisnya, sedangkan Muslim
menghafalkan ayat² itu, dan setelah Muhammad mati, banyak Muslim yang lalu menulis ayat²
Qur'an dan menghafalkannya. Zaid ibn Thabit merupakan orang pertama yang secara resmi

sunnahnabi.com/forum
menulis ulang Qur'an, meskipun ini bukan tugas yang sukar karena dia sendiri juga hafal ayat²
itu. Qur'annya diakui oleh Muslim² utama lainnya, yang juga hafal isi Qur'an.

Begitulah yang diberitahu padaku dulu. Menurut keterangan yang diakui banyak kalangan
Muslim, tiada pertikaian tentang isinya, tiada yang lupa isi ayat, tiada bagian yang hilang, tiada
saksi yang hanya seorang saja, tiada ayat² yang terlupakan, dan tentunya tiada penghancuran
versi² Qur'an lainnya. Proses pengumpulan Qur'an yang dicatat Bukhari Sahih itu sedemikian
cerobohnya sehingga terbuka pintu lebar² untuk kemungkinan kehilangan bagian² Qur'an
lainnya. Malahan, Bukhari Sahih juga bersaksi akan hal itu.

Ketika Qur'an yang sudah distandardkan Zaid disebarkan, sebagian Qur'an tidak termasuk dan
bagian itu sering dilafalkan oleh orang bernama Ubay ibn Ka'b. Ubay bersikeras akan hal itu,
meskipun bagian itu tak ada dalam Qur'an versi Zaid, dan dia tetap tidak berhenti
melafalkannya karena dia telah mendangarkannya langsung dari Muhammad sendiri.

Aku kaget sekali dengan keterangan Bukhari Sahih. Mengapa guru² Islamku tidak pernah
menceritakan hal ini padaku? APa lagi yang tidak kuketahui?

Aku periksa buku² hadis lain tentang kisah ini. Muslim Sahih, sumber hadis kedua yang paling
terpercaya, mencatat pula masalah² serupa lebih banyak lagi. Ditulis di situ bahwa sebuah
surah seluruhnya tidak ada lagi dalam Qur'an, dan setidaknya satu ayat hilang di saat kematian
Muhammad. [104] Sunan Ibnu Majah, koleksi hadis sahih lainnya, menjelaskan bahwa ayat itu
hilang karena kertanya dimakan seekor kambing. [105]
[104] Sahih Muslim 5.2286
[105] Sunan ibn Majah 1944.

Sewaktu aku melanjutkan penelitianku, tradisi demi tradisi terus menerus meragukan keaslian
Qur'an. Serupa dengan keterkejutanku saat mempelajari riwayat hidup Muhammad, aku
enggan mengingat hadis² ini, dan lebih memilih menyingkirkannya dan lebih memilih
keterangan apologis Muslim atau menciptakan keteranganku sendiri. Apa yang akhirnya
membuatku terdorong keluar batas adalah ketika aku membaca sebuah hadis dari Bukhari
Sahih.

Menurut hadis ini, Muhammad menyebut nama empat Muslim yang merupakan pengajar
Qur'an terbaik. Yang pertama adalah Abdullah bin Mas'ud, yang dianggap Muhammad sebagai
ahli Qur'an paling terkemuka. Yang terakhir adalah Ubay ibn Ka'b, yang disebut Bukhari Sahih
sebagai pelafal Qur'an terbaik.

Mereka adalah orang² yang dipilih Muhammad sebagai pengajar Qur'an terbaik, tapi sewaktu
aku membaca keterangan lain, ternyata mereka tidak saling setuju dengan isi Qur'an versi
terakhir, yang disebarkan sampai di jaman modern ini. Mereka bahkan tidak setuju satu
dengan yang lainnya.

sunnahnabi.com/forum
Sebagai tambahan dari hadis yang telah dikutip sebelumnya di mana dia menolak melafalkan
beberapa ayat Qur'an, Ubay dikenal memiliki 116 surah dalam Qur'annya, dan ini berarti dua
surah lebih banyak daripada versi Zaid. Ibn Mas'ud hanya memiliki 111 surah dalam Qur'an
miliknya, sambil bersikeras bahwa surah² lain dalam Qur'an versi Zaid dan versi Ubay
hanyalah doa² saja, dan bukan pelafalan Qur'an. [106]
[106] Suyuti, Al Itqan fi Ulum al-Quran; Ibn Abi Daud, Kitab al-Masahif.

Berbagai Muslim di jaman awal Islam mencatat perbedaan diantara banyak versi Qur'an di
masa itu. Meskipun disebutkan bahwa dokumen² Qur'an yang berbeda telah dihancurkan, satu
dokumen muncul kembali di awal abad ke 20. [107] Ini menunjukkan bahwa di berbagai tempat,
Qur'an versi Abdullah ibn Mas'ud dan versi Ubay ibn Ka'b adalah sama, sedangkan Qur'an
versi Zaid ibn Thabit berbeda.
[107] Ibn Abi Daud, Kitab al masahif, ditemukan oleh Arthur Jeffery dan tercantum dalam tulisannya yang berjudul
Materials for the History of the Text of the Quran.

Aku memproses semua keterangan dalam benakku: berbagai pelafalan atas ayat yang sama,
ayat² yang hilang, surah² yang hilang, pertikaian tentang standard Qur'an, penghancuran
berbagai versi Qur'an. Bagaimana umat Muslim bisa mengatakan bahwa Qur'an telah dijaga
keasliannya?

Aku melakukan riset di internet dan membaca buku² Islam paling bermutu yang bisa
kudapatkan. Seperti biasa, usaha² dibuat untuk mengabaikan masalah sebanyak mungkin.
Meskipun begitu, setelah segala usaha dengan penjelasan masuk akal dilakukan, para Muslim
ahli Islam mengajukan argumen yang mengejutkan: Allah memang sengaja membuat bagian
itu hilang, Dia sengaja variasi Qur'an itu dihancurkan, dan Dia sengaja membuat Qur'an edisi
Zaid sebagai Qur'an terakhir.

Jadi, sebenarnya para ahli Islam tidak setuju bahwa Qur'an tetap tak berubah. Mereka
memperdebatkan bahwa Allah sengaja semua perubahan itu terjadi. Itulah posisi pembelaan
diri mereka yang terbaik, dan ini bukanlah penjelasan yang memadai bagi seluruh masalah
tersebut.

Aku terpaksa menyimpulkan bahwa, sekali lagi, sumber² Islam awal menentang pandangan
Islam modern yang diajarkan padaku. Doktrin bahwa Qur'an itu tetap asli, bukannya membela
iman Islam, tapi malahan perlu dibela dengan iman.

Dengan penyelidikan akhir itu, batu penopang imanku runtuh sudah. Seluruh struktur ternyata
tidak berdasar, rapuh sehingga mudah runtuh karena sedikit beban saja.

Apa yang kemudian datang adalah seperti dinamit yang meledakkan segalanya.

sunnahnabi.com/forum
Bab 43
MEREKA YANG DIMILIKI TANGAN KANAN

Aku sudah membaca kata² itu berkali-kali sejak masih kecil, tapi tidak pernah berhenti untuk
merenungkan apa artinya. Tapi David baru saja menambahkan hal itu di bindernya, dan
sekarang aku terpaksa menyelidiki makna istilah itu.

"Mereka yang dimiliki tangan kananmu" adalah istilah yang ditemukan di berbagai ayat
Qur'an. Ada tiga ayat yang disebut David, yakni 4:24, 23:6, dan 70:30, dan tiada satu pun yang
masuk akal saat dibaca pertama kali.

Q 4:24
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang
kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan
dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk
dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara
mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban;
dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya,
sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Q 23:5-6
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak
yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Q 70:29-30
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau
budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Aku bawa ayat² itu pada Ammi dan bertanya apakah maknanya. Dia berkata bahwa itu
berhubungan dengan pembantu² wanita yang dinikahi para pria Muslim, tapi keterangannya
tidak masuk akal. Di ayat² itu, istri² dengan jelas dipisahkan dari mereka yang dimiliki tangan
kanan. Ketika aku bertanya lebih jauh lagi atas penjelasannya, dia memintaku bertanya pada
para ahli Islam diantara para jemaat. Aku meninggalkan Ammi, dan setuju dengannya untuk
bertanya pada para ahli Islam di kesempatan lain.

Tapi aku tahu aku harus melakukan penyelidikan sendiri. Para ahli Islam itu tidak pernah
menjelaskan dengan jelas saat aku bertanya dulu, dan aku tidak melihat alasan mereka akan
berbeda sikap sekarang.

Tentu saja, David telah memberiku penafsirannya, tapi aku tahu itu pasti salah. Harus salah.
Dia mengatakan bahwa "mereka yang dimiliki tangan kanan" adalah budak² wanita, yang
ditangkap Muslim yang menyerang mereka. Menurut David, Q 23:6 dan 70:30 berarti para pria
Muslim boleh berhubungan sex dengan para budak wanita yang telah ditangkap sebagai

sunnahnabi.com/forum
jarahan perang. Tidak berhenti di situ saja, dia juga mengatakan bahwa 4:24 membatalkan
pernikahan para tawanan wanita sehingga Muslim halal untuk bersetubuh dengan mereka
bahkan jikalau para suami mereka ada di situ dan masih hidup.

Penjelasan ini sungguh keterlaluan. Dia menyiratkan bahwa Qur'an mendukung perkosaan.
Tapi apa lagi penjelasan lainnya? Jika seorang wanita ditangkap di peperangan, maka ayah,
suami, saudara laki atau anak lakinya mungkin sudah mati saat membela sang wanita. Apakah
wanita seperti itu akan sukarela berhubungan sex dengan tentara Muslim yang baru saja
membunuhi semua pria yang dia cintai?

Ini bukanlah Islam yang keketahui, astaghfirullah! Muhammad-ku adalah pembebas para
budak dan komandan orang² suci, bukan penjajah yang memimpin gerombolan tentara tukang
perkosa. Sungguh tidak bisa begitu. Meskipun aku telah mempelajari berbagai hal di beberapa
bulan terakhir yang menantang segala yang kuketahui tentang Islam, yang kuhadapi sekarang
adalah level yang berbeda sama sekali. David menuduh Muhammad sebagai monster bejad
moral, dan ini berarti Islam itu sangat kejam.

Sewaktu kami berbicara akan hal ini, aku marah pada David, menyangkal usahanya untuk
mencoba menyeret nabiku ke dalam lumpur kotor. Ini sungguh keterlaluan. Awalnya, dia
melawan balik, menunjuk langsung pada tradisi² Islamiah, tapi setelah dia melihat bahwa
setiap penjelasannya semakin membuatku sakit hati, dia berhenti. Dia tidak membahas hal ini
lagi, dan hanya memintaku untuk merenungkan mengapa aku begitu sakit hati dan apakah
sebenarnya yang Qur'an ajarkan.

Sewaktu aku seorang diri, saat aku tidak perlu membela imanku atau nabiku, maka aku bisa
bersikap jujur pada diriku sendiri dan melihat bukti dengan mata baru.

Muslim Sahih menjelaskan konteks sejarah turunnya Q 4:24. Hadisnya mengatakan: "Di perang
Hunain, Rasul Allah mengirim tentara ke Autas dan berperang melawan musuh. Setelah
menaklukkan mereka dan menahan mereka, sahabat² Rasul Allah tampak enggan untuk
berhubungan sex dengan tawanan wanita karena suami² pagan mereka. Maka Allah yang
Maha TInggi mengiri ayat '(dilarang bagi kamu) para wanita yang telah menikah, kecuali para
wanita yang dimiliki tangan kananmu (Qur'an 4:24).'" [108]
[108] Sahih Muslim 8.3432.

Aku baca hadis itu dan baca ulang lagi. Tiada pertanyaan lagi bahwa hadis ini memang seperti
yang dijelaskan David. Malahan, David berusaha lebih lembut menjelaskannya. Hadis ini
mengatakan bahwa ayat Q 4:24 itu tidak hanya mengijinkan para tentara Muslim untuk
berhubungan sex dengan para tawanan wanita baru, tapi juga mendorong mereka melakukan
itu jika mereka merasa ragu.

Aku sungguh tak percaya apa yang aku baca. Duniaku terasa berputar di bawah kakiku. Aku
seketika melakukan apa yang dilakukan para imam dan syeikh: aku menyimpulkan bahwa

sunnahnabi.com/forum
hadis itu pasti lemah. Satu hadis, bahkan jika dari Muslim sahih sekalipun, dengan mudah bisa
diabaikan.

Tapi hadis serupa juga terdapat di Sunan Abu Daud, yang malahan menjelaskan lebih detail
lagi. Para tentara Muslim merasa ragu untuk berhubungan sex dengan para wanita karena
suami mereka masih hidup dan ada di situ juga. [109] Salah satu tafsir klasik yang menjelaskan
bahwa ketika Q 4:24 diwahyukan, para pria Muslim langsung saja berhubungan sex dengan
para wanita tersebut, meskipun suami² mereka ada di situ. [110]
[109] Sunan Abu Daud 11.2150.
[110] Tafsir ibn Kathir.

Bukhari Sahih juga menunjukkan hadis yang serupa. Hadis itu menerangkan para tentara
Muslim merasa ragu untuk berhubungan sex dengan tawanan² wanita tapi karena alasan lain:
para tentara Muslim khawatir membuat para wanita itu hamil. Muhammad meredakan
kekhawatiran mereka, dengan mengatakan pada Muslim bahwa terserah Allah saja apakah
para wanita itu akan hamil atau tidak. [111] Muslim Sahih menambahkan pada hadisnya bahwa
tentara² Muslim tidak mau membuat para wanita itu hamil karena mereka berencana ingin
menjual mereka di pasar budak. [112]
[111] Sahih Bukhari 5.59.459.
[112] Sahih Muslim 8.3371.

Ini sudah cukup. Tidak hanya David itu benar tentang makna "mereka yang dimiliki tangan
kanan" tapi kebenaran sudah tidak bisa ditutupi lagi. Hal ini ada di Qur'an, di Bukhari Sahih, di
Muslim Sahih, di Sunan Abu Daud, di tafsir Qur'an; pokoknya di mana².

Bagaimana hal ini mungkin terjadi? Qur'an memperbolehkan Muslim untuk berhubungan sex
dengan para wanita yang hidupnya baru saja dihancurkan, bahkan kadangkala di hadapan
suami² mereka yang ditawan? Allah dan Muhammad keduanya menunjukkan sikap tak peduli
jikalau para wanita itu hamil atau bahkan jika mereka dijual di pasar budak? Bagaimana
mungkin hal itu bisa terjadi?

Bagaimana jika masyarakatku yang ditaklukkan oleh Muslim? Bagaimana jika aku melawan
untuk melindungi keluarga kami, hanya untuk melihat Abba dibunuh? Untuk melihat Baji dan
Ammi ...

Ini sudah lebih dari cukup. Aku sudah selesai. Aku tidak bisa berpikir akan hal itu lebih jauh.
Sungguh memuakkan, dan memikirkan hal ini bisa membuatku membenci nabiku dan
agamaku.

Aku tidak bisa membiarkan diriku membenci mereka, tapi aku tidak menemukan jalan lain
untuk membela mereka. Maka aku sudah selesai. Aku berhenti melawan.

Akhirnya aku hancur berantakan.

sunnahnabi.com/forum
Bagian 9
Iman yang Goyah

Aku tidak tahu lagi siapakah Engkau,


tapi aku tahu Engkaulah yang paling berarti

sunnahnabi.com/forum
Bab 44
Rasionalitas dan Penglihatan

Selama tiga tahun, kami telah bergulat satu sama lain secara intelek, dan apa yang dimulai di
bulan pertama awal tahun di universitas akhirnya berakhir di hari sebelum wisuda. Aku sudah
menyerah.

Tapi ini bukan Islam yang kukenal. Belum, aku belum menyerah memikirkan jawabannya.

Kami duduk di kursi² depan mobilku, baru saja kembali dari upacara penerimaan
penghargaan. Dari ribuan mahasiswa yang lulus, enam mahasiswa dipilih untuk menerima
penghargaan ODU yang tertinggi, yakni Kaufman Honors, berdasarkan nilai yang dicapai,
kepemimpinan, dan pelayanan masyarakat. David dan aku adalah dua dari enam mahasiswa
tersebut. Penghargaan ini merupakan prestasi tinggi karirku di perguruan tinggi.

Tapi aku duduk tanpa semangat apapun di kursi belakang.

Aku tak peduli akan penghargaan itu. Aku merasa tak peduli akan apapun lagi sekarang. Aku
dulu telah hidup dalam seluruh hidupku dengan rasa percaya diri yang menyala-nyala. Islam,
agamaku, keluargaku, duniaku, dan perbuatan²ku, semuanya dulu bergabung jadi satu: diriku.
Aku dulu telah bersikap tulus dan jujur, bisa berbicara dari lubuk hatiku dan hidup
mengamalkan imanku dengan bebas dan sepenuhnya.

Tapi sekarang? Sekarang aku hanyalah cangkang saja, yang di luar tampak pengikut Islam
yang gigih, tapi di dalamnya malah kebingungan. Karena rasa malu dan tidak dihormati lagi,
aku tidak mau membagikan kegelisahan hatiku pada siapaun, sehingga aku tidak
membicarakan hal itu pada teman² atau keluarga tanpa lebih jauh menggoncangkan
kehidupanku.

Aku tidak tahu siapa Tuhan itu, aku tidak tahu bagaimana dunia ini, aku tidak tahu siapa
diriku, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku merasa berada di pusaran air, berusaha
menggapai sesuatu agar tidak terus tenggelam. Aku mengambil langkah akhir dalam keadaan
putus asa untuk tetap menggenggam kehidupanku yang lama.

"Tidak mungkin aku bisa menerima pesan Kristen, David."

Aku terus menatap ke setir mobil sewaktu David menatap kosong ke depan . Dia membiarkan
aku bicara.

"Tuhan Kristen menuntut aku mengumumkan fakta," aku melanjutkan. "Dia menuntut aku
percaya bahwa Yesus itu Tuhan. Tapi aku kan tidak ada di sana waktu itu, jadi aku tidak tahu
apakah dia itu mengaku sebagai Tuhan. Aku ini Muslim; aku selalu saja melihat dunia sebagai
seorang Muslim. Pengertianku memang begitu, sehingga bahkan jika Yesus itu Tuhan

sunnahnabi.com/forum
sekalipun, aku mungkin tidak bisa mengetahui hal itu. Bagaimana mungkin Tuhan bisa
menghukum aku selamanya karena tidak mengerti fakta yang terjadi saat itu, padahal aku
tidak bisa berada di situ saat itu?"

Ini adalah usaha terakhirku untuk tetap mempertahankan iman Islamku: menyangkal
kemampuanku untuk melihat kebenaran secara obyektif.

David terus menatap kosong ke depan, sambil merenungkan perkataanku. Ketika akhirnya dia
bicara, yang dikatakannya singkat saja. "Nabeel, engkau tahu itu tidak benar. Orangtuamu
melihat impian², dan Tuhan telah mengarahkanmu dengan tanda² ajaib di langit. Engkau tahu
pasti bahwa jika engkau bertanya padaNya untuk menunjukkan kebenaran padamu, maka Dia
akan melakukan itu."

Begitu David berkata begitu, aku tahu bahwa dia benar. Rasanya bagaikan kata²nya bergaung
menggetarkan syaraf, dengan pesan yang mengudara. Jika aku benar² yakin bahwa Tuhan itu
memang ada, mengapa aku tidak bertanya saja padaNya siapakah Dia sebenarnya? Tidakkah
Dia akan menunjukkan kebenaran padaku?

Di saat itulah aku menyadari peranan para apologetik dan apa yang diakibatkan argumen²
terhadap diriku. Di sepanjang hidupku, dinding² pembatas telah didirikan untuk mencegah
diriku mendekati Tuhan dengan segala kerendahan hati dan memintaNya untuk menunjukkan
diriNya sendiri padaku. Sekarang argumen² dan apologetik² itu meruntuhkan dinding²
tersebut, menempatkan diriku untuk membuat keputusan untuk mengikut Tuhan atau tidak.

Usaha pemikiran intelekku sudah usai. Usaha itu sudah membuka jalan menuju altarNya, tapi
aku harus mengambil keputusan apakah aku mau mendekati altar tersebut. Jika aku
melakukan itu, dan jika aku benar² ingin mengetahui Tuhan, aku harus menjatuhkan diri di
hadapan pengampunan dan kasihNya, bergantung sepenuhnya padaNya dan pada
keinginanNya untuk menampakkan diriNya padaku.

Tapi berapa harga yang harus kubayar?

sunnahnabi.com/forum
Bab 45
Harga yang Harus Dibayar Karena Memikul Salib

Harga bagi seorang Muslim untuk menerima Injil bisa sangat mahal.

Tentu saja, mengikut Yesus berarti aku akan dibuang oleh masyarakatku. Bagi semua Muslim
taat, hal ini berarti mengorbankan teman² dan hubungan sosial yang telah dibangun sejak kecil.
Ini bisa berarti ditolak oleh orangtua sendiri, saudara² kandung, pasangan hidup, dan anak².

Ini bisa bertambah sukar jika Muslim itu tidak punya teman siapaun setelah mengikut Yesus,
dan tidak punya kenalan Kristen yang bisa membantu. Aku tahu banyak Muslimah yang ingin
mengikut Yesus tapi tidak tahu harus meminta tolong pada siapa jika suami² mereka
meninggalkan mereka, atau bahkan melakukan hal yang lebih jelek lagi. Mereka seringkali
tidak punya uang untuk bisa hidup selanjutnya, apalagi berjuang di pengadilan untuk
mendapatkan hak asuh anak. Mereka harus mengalami semua masalah baru ini tatkala
mendapat penolakan dari keluarga mereka.

Yang tidak diketahui orang banyak - yang tidak kuketahui saat aku mengambil keputusan ini -
adalah harga yang harus dibayar ini tidak dipertimbangkan secara sadar. Pertimbangan harga
ini merupakan reaksi refleks menolak Injil. Aku tidak pernah berkata, "Aku memilih untuk
tetap jadi Muslim karena aku akan kehilangan keluargaku jika mengikut Yesus." Jauh dari itu,
aku secara tak sadar menemukan berbagai cara dan alasan untuk tetap menolak Injil agar aku
tidak usah menghadapi apa yang aku harus bayar.

Tapi aku bukanlah satu²nya orang yang harus membayar keputusanku. Jika ada sifat²
keluargaku yang dikenal diantara kalangan Muslim, maka sifat² itu merupakan sukacita kedua
orangtuaku, hubungan persaudaraan kami, dan kehormatan yang telah kami dapatkan dengan
memeluk Islam dengan setia. Pilihanku mengikuti Yesus berarti menghancurkan ketiga hal
tersebut.

Keputusanku akan mempermalukan keluargaku secara dahsyat. Bahkan jika aku benar tentang
Yesus, bagaimana mungkin aku tega melakukan hal mengerikan seperti itu pada keluargaku?
Setelah apa yang mereka semua lakukan bagiku?

Perbuatan memalukan keluarga seperti inilah yang mendorong orang untuk melakukan honor
killing (membunuh anak (biasanya perempuan) sendiri yang dianggap mencoreng kehormatan
keluarga) di banyak keluarga di Timur Tengah. Meskipun tiada perintah di Qur'an atau hadis
untuk melakukan honor killing, ada beberapa perintah di Qur'an untuk membunuh orang yang
membuat kekacauan, [113] juga banyak perintah lainnya di hadis yang memerintahkan untuk
membunuh Muslim murtad. [114]
[113] Q 5:33; "pembuat kerusakan" merupakan istilah bagi kata Arab fsada, meskipun "kebejadan" dan "kekacauan"
juga disebut dalam terjemahan Qur'an.
[114] Bukhari Sahih 9.84.57 - 58, 64, 72.

sunnahnabi.com/forum
Pembunuhan² seperti ini tidak hanya terbatas di Timur Tengah. Beberapa bulan sebelum
wisuda, aku menerima telpon dari Mike yang memberitahu diriku tentang sebeuah keluarga
Kristen Arab yang telah dibunuh semua di New Jersey karena membawa nista pada Islam. Dia
bertanya padaku apakah aku bisa selamat jika aku menerima Yesus. Aku hargai perhatiannya,
tapi aku beritahu dia saat itu bahwa hal itu tidak perlu kukhawatirkan. Keluargaku tidak akan
melakukan pembunuhan seperti itu, dan pada kenyataannya, pembunuhan² tidak sesering
yang ditakutkan. Selain itu, menurut pendapatku, mati secara syahid seperti itu justru
merupakan kehormatan.

Kekhawatiranku yang terbesar adalah, jika aku menerima Yesus sebagai Tuhan, bagaimana jika
aku salah dalam hal ini? Bagaimana jika Yesus itu ternyata bukan Tuhan? Jika salah, maka aku
ternyata menyembah orang biasa. Ini tentu mendatangkan murka Allah, dan lebih dari
segalanya, aku akan dibakar di neraka selamanya.

Tentu saja, itulah yang diajarkan Qur'an. Dalam Islam, hanya ada satu dosa tak terampunkan,
yakni syrik, yakni menyembah yang lain selain Allah, sang Tuhan. Syrik ini terutama dibahas
tentang Yesus di Q 5:72. Dia yang percaya bahwa Yesus itu Tuhan, "Allah telah melarang Surga
bagi dia, dan tempatnya adalah neraka."

Inilah harga yang harus Muslim pertimbangkan jika ingin menerima Injil: kehilangan
hubungan yang mereka bangun seumur hidup, kemungkinan kehilangan nyawa sendiri, dan
jika salah, kehilangan kesempatan masuk surga. Bukanlah main² jika dikatakan bahwa Muslim
mempertaruhkan segalanya untuk ikut salib.

Tapi memang begitulah salib itu. Ada alasan mengapa Yesus berkata, "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku, Karena
siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya" (Markus 8:34-
35).

Apakah memang berharga untuk memikul salibku dan disalibkan di sebelah Yesus? Jika Dia itu
bukan Tuhan, tentu tidak. Kehilangan segalanya karena salah menyembah tuhan palsu? Sejuta
kali tentu aku tak mau.

Tapi jika Dia itu memang Tuhan, maka, ya. Melekat abadi bersamanya dengan menderita di
sebelah Dia? Sejuta kali tentu aku mau!

Sekarang lebih daripada sebelumnya, taruhannya sudah jelas, dan aku perlu tahu siapa Dia
sebenarnya. Segalanya tergantung pada identitasNya. Aku mulai memohon Dia untuk
menunjukkan diriNya. Saat aku sedang berdiri, berjalan, sholat, berbaring di tempat tidur, aku
selalu mohon padaNya untuk menunjukkan padaku kebenaranNya. Karena Dia telah pernah

sunnahnabi.com/forum
membimbingku secara ajaib dahulu, aku punya keyakinan penuh bahwa sekarang Dia akan
membimbingku sekali lagi.

Tapi menunggu saat itu sungguh amat menyiksa. Aku mengunjungi satu mesjid ke mesjid
lainnya, bertanya pada berbagai imam dan ahli Islam untuk menolongku dengan pergulatanku.
Tiada yang berani mencela Muhammad atau Qur'an, semuanya memilih-milih menyangkal
hadis² tertentu yang sukar diterima dan memilih hadis² yang cocok dengan pandangan mereka.
Perbuatan mereka itu tidak menolong diriku.

Sewaktu menunggu bicara dengan mereka, aku membaca berbagai buku dari para Muslim
yang ahli dalam bidang methodologi hadis, sirah, sejarah Qur'an sampai mataku sakit. Lalu
mataku banjir air mata saat sholat, ketika aku memohon pengampunan dari Tuhan.

sunnahnabi.com/forum
Bab 46
Aku itu Dekat, Carilah, dan Engkau akan Menemukan

Aku berbaring telungkup di atas lantai di sebuah bangsal besar untuk sembahyang di mesjid.
Hatiku hancur di hadapan Tuhan. Bangunan duniaku, semua yang pernah kuketahui, telah
perlahan-lahan dibongkar dalam beberapa tahun terakhir ini. Aku berbaring dengan rasa
hancur, memohon pada Allah. Airmata mengaburkan penglihatanku. Ibadah sholat sudah
selesai, dan sekarang saatnya untuk mengajukan doa permohonan dari hatiku.

"Tolonglah, Tuhan yang Maha Perkasa, beritahu aku siapa diriMu! Aku mencariMu dan hanya
Engkau saja. Hanya Engkau yang bisa menyelamatkan aku. Di kakiMu, aku paparkan semua
yang telah kupelajari, dan aku berikan hidupku padaMu. Ambillah apa saja yang Engkau
kehendaki, apakah itu sukacitaku, teman²ku, keluargaku, atau bahkan nyawaku. Tapi ijinkan
aku mendapatkanMu, ya Tuhan.

"Terangi jalan yang harus kulalui. Aku tak peduli betapa banyak rintangannya, berapa banyak
lembah yang harus kuloncati atau kunaiki, atau berapa banyak duri yang harus kuinjak.
Bimbing aku di jalan yang benar. Jika itu Islam, tunjukkanlah bahwa Islam itu benar. Jika itu
Kristen, berikan aku mata untuk bisa melihatnya. Tunjukkan aku jalan mana milikMu, wahai
Tuhan, sehingga aku bisa melaluinya.

"Ya Tuhan, aku tahu Engkau bisa mendengarkanku! Aku tahu Engkau ada di sana dan kata²ku
tidak jatuh pada telinga yang tuli. Jangan tahan diriMu padaku. Engkau telah membimbingku
dengan penglihatan sebelumnya. Engkau telah menunjukkan masa depan pada ayahku dalam
mimpi². Tolong, tunjukkan padaku kebenaranMu. Beri aku penglihatan lagi; beri aku mimpi²
sehingga aku bisa tahu siapakah Engkau."

Aku tahu dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan mendengar tangisanku dan memegang kunci
keselamatanku. Dia akan membuka pintu pada kebenaranNya pada saatnya. Aku tahu bahwa
kasus Kristen itu kuat: telah ditunjukkan padaku bahwa secara historis Yesus mengaku sebagai
Tuhan dan telah membuktikannya dengan mati di kayu salib dan bangkit dari kematian. Jika
Allah membenarkan hal itu secara pribadi padaku bahwa Dia sebenarnya adalah Tuhan di
Alkitab, maka aku akan menerima Dia, Yesus, sebagai Tuhanku. Dalam penderitaan, aku
sebenarnya berharap bahwa Allah akan menunjukkan padaku bahwa dia itu Tuhan Islam. Jika
tidak, maka harga yang harus kubayar tentu tak tertanggungkan.

Setiap hari, di setiap sholat, aku bergantung pada dua ayat:

Q 2:186
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah

sunnahnabi.com/forum
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Matius 7:7-8
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka
pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang
yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Karena kedua ayat ini, aku beriman sepenuhnya bahwa Tuhan - baik itu Allah atau Yesus,
apakah Tuhan di Qur'an atau Tuhan di Alkitab - akan menjawab doa permohonanku.
Pertanyaannya adalah kapan dan apakah aku bisa terus bertahan sampai saat itu tiba?

Lima bulan kemudian, Dia memberi jawaban padaku.

sunnahnabi.com/forum
Bab 47
Ladang Penuh Salib

Di bulan Desember 19, 2004, Abba dan aku sedang berada di Orlando, Florida. Aku baru saja
menyelesaikan semester pertama di sekolah kedokteran, dengan sekali lagi memilih sekolah
terdekat ke rumah sehingga aku bisa sering bertemu dengan keluargaku. Ammi dan Abba
melihatku belajar dengan rajin di sepanjang semester dan mereka ingin memberiku hadiah,
maka ketika Abba perlu pergi ke Florida untuk sebuah konferensi saat liburan muslim dingin,
dia mengundangku untuk pergi bersamanya. Aku dengan senang pergi dengannya, bukan
hanya karena itulah kesempatan pertama untuk pergi ke Florida, tapi juga karena inilah saat
pertama kali Abba dan aku pergi keluar kota bersama.

Kami senang sekali berjalan-jalan di Orlando, bertukar lelucon dan saling membagi cerita. Aku
menceritakan kepadanya berbagai kejadian lucu di lab anatomi, dan dia menceritakan aku
berbagai pengalamannya yang lucu saat bekerja di tahun² pertama di angkatan laut sebagai
seorang petugas medis. Kecuali saat mengantri di pemeriksaan di airport dimana kami
diperiksa dengan cermat karena kejadian 11 September, kami bersenda gurau tanpa henti
dalam perjalanan ke Florida. Kami menikmati aspek baru dalam hubungan kami: persahabatan
antara ayah dan anak.

Di malam itu di kamar hotel, setelah Abba dan aku sholat isha bersama, kami mendiskusikan
rencana untuk esok pagi sambil naik ke ranjang untuk tidur.

"Biloo, engkau bisa tidur terus besok dan santai sajalah di hotel. Aku harus pergi ke sebuah
rapat di pagi hari. Setelah selesai di siang hari, kita akan pergi ke Epcot bersama."

"Aku usul nih, Abba. Gimana kalau aku mengantarmu ke rapat sehingga aku bisa
menggunakan mobil sewaan kita itu? Dengan begitu, aku bisa pergi ke Epcot saat sudah buka,
dan engkau lalu bisa bertemu denganku di sana."

"Baiklah, tapi engkau harus bangun pagi² untuk mengantar aku ke rapat."
"Tidak jadi masalah, Abba."
"Chalo, beyta. Lafalkan: Allahuma bismika amutu wa ahya." [115]
[115] Doa yang berarti,“Wahai Allah, dalam NamaMu aku hidup dan mati.”

Itu adalah doa malam kami yang Abba ajarkan padaku untuk dilafalkan saat dia menyelimuti
aku sejak usia 3 tahun. Anak itu tetap saja bagaikan anak kecil di mata orangtua.

Aku pun melafalkan doa itu dan kucium pipi ayahku. "Aku sayang engkau, Abba."
"Tentu saja, engkau kan anakku."
Begitulah cara Abba mengatakan, "Aku sayang engkau juga." Setelah itu dia mematikan lampu
kamar.

sunnahnabi.com/forum
Ruangan kamar kami gelap, tapi terdapat cukup cahaya yang masuk melalui celah gorden
sehingga aku bisa mengenal berbagai benda di kamar. Hari itu sungguh penuh dengan tawa
dan sukacita, tapi pikiran dan hatiku terus saja merasa gelisah. Saat lampu dimatikan di
Florida, sama seperti malam hari di Virginia, pikiranku seketika dibanjiri dengan kerinduan
untuk mengetahui kebenaran akan Tuhan.

Sewaktu aku sudah yakin bahwa Abba telah tidur nyenyak, aku menyingkapkan selimut dan
duduk di tepi ranjang. Kerawanan nasibku terwujud dalam pikiranku. Dengan penuh airmata,
aku memohon lagi pada Tuhan untuk menampakkan diriNya padaku. Aku harus akui, bahwa
semua yang kupikir aku ketahui, sebenarnya aku ini tak tahu apa². Aku butuh Tuhan untuk
menunjukkan padaku kebenaran. Aku tak mampu melakukannya tanpa bantuanNya, dan aku
tidak tahan lagi untuk hidup tanpa kepastian seperti ini. Ini mungkin saat di mana aku paling
merendahkan diri, dan aku memohon padaNya dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan
mimpi atau penglihatan.

Seketika itu juga, ruangan menjadi gelap sama sekali. Aku melihat ke dalam kegelapan di
hadapanku. Sebelumnya, ada tembok yang jaraknya hanya beberapa kaki dari ranjangku, tapi
sekarang tembok itu sudah tidak ada lagi di situ. Yang kulihat adalah sebuah lapangan yang
penuh dengan ratusan salib. Salib² itu berpijar, dan sinarnya yang terang tampak kontras
dengan kegelapan di sekelilingnya.

Airmataku berhenti turun. Tubuhku terasa lumpuh kaku, dan waktu seakan berhenti. Aku
memandang salib² tersebut, tapi jumlahnya banyak sekali. Dan secepat penglihatan itu datang,
dengan cepat pula ia hilang. Aku kembali ke ruang hotelku, di tepi ranjangku.

Dalam keadaan terkejut sehingga terdiam, aku memikirkan apa yang baru saja aku lihat.
Setelah beberapa saat, aku mendongak melihat ke surga dan berkata, "Tuhan, itu sih kurang!"

Sebagian benakku bertanya, "Apakah Tuhan baru saja menampakkan diriNya padaku? Apakah
Dia akhirnya menjawab doa²ku? Aku melihat lapangan penuh salib. Ini tentu maksudnya Dia
ingin aku memilih Injil."

Tapi bagian lain benakku berperan bagaikan pengacara bagi setan, dan membantah, "Nabeel,
jika engkau salah akan hal ini, Allah akan mengirimmu ke neraka untuk selamanya. Ini
mungkin Setan yang mencoba membuatmu bingung karena engkau akhir² ini sering bermain-
main dengan syrik, pagannya Kristen."

Dan sebagian lagi dalam benakku, bagian yang paling rasional dari diriku berpikir, "Mungkin
engkau ini masih mengalami jetlag (susah tidur karena perbedaan waktu dan tempat) dan
hanya berangan-angan saja. Apakah engkau memang benar² mau mengambil keputusan
terbesar dalam hidupmu hanya berdasarkan satu saat saja di mana engkau sedang mengantuk?
Apakah engkau siap menyerahkan segalanya hanya karena itu?"

sunnahnabi.com/forum
Aku menoleh pada Abba, yang sedang mengorok lembut di sisi lain kamar itu. Aku akhirnya
menyimpulkan sendiri, "Tidak, aku tak bisa meninggalkan Abba hanya karena ini. Tuhan
tentunya mengerti. Aku butuh petunjuk yang lebih dari itu."

Aku kembali menghadap Tuhan, dengan rasa malu tapi lebih berani. Aku berdoak, "Tuhan, itu
belum cukup! Aku tak tahu apakah itu benar² seperti apa yang kupikirkan. Bawah sadarku bisa
saja ingin menjadi orang Kristen, dan pikiranku bisa menipu diriku. Maka, maafkanlah aku
karena meminta sebuah penglihatan. Tolong berikan aku mimpi, dan jika mimpi ini
membenarkan penglihatan tadi, maka aku mau menjadi orang Kristen."

Mungkin tanpa sadar aku mencoba menunda-nunda hal yang tak dapat terelakkan lagi, tapi
Tuhan tidak mengijinkan hal itu terjadi. Dia memberiku sebuah mimpi di malam itu juga.

sunnahnabi.com/forum
Bagian 10
Bimbingan Tangan Tuhan

Beri aku mata untuk melihat. Mohon tunjukkan mana jalan milikMu, ya Tuhan, agar aku bisa
menapakinya.

sunnahnabi.com/forum
Bab 48
Menelaah Mimpi

Hari masih gelap saat aku mengantar Abba ke tempat rapatnya. Masih ada waktu beberapa jam
sebelum Epot buka, maka aku menyetir kembali ke hotel dan tidur. Beberapa jam kemudian,
kedua mata terbelalak terbuka, jantungku berdebar-debar.

Tuhan telah memberiku sebuah mimpi. Dan aku tidak tahu apa makna mimpi itu.

Kualitas mimpi ini tidak seperti mimpi apapun yang pernah kualami. Bahkan saat bermimpi,
aku tetap sadar bahwa ini adalah pesan dari Tuhan. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa tahu;
pokoknya aku tahu. Tapi mimpi ini penuh rahasia tersembunyi, penuh simbol² yang tak
kumengerti.

Setelah terjaga, aku ingat mimpi itu sangat jelas bak kristal saja dan tidak seperti mimpi biasa
yang akak samar atau malah tercampur dengan mimpi lain. Meskipun mimpi itu terbayang di
benakku, aku tidak tahu berapa lama aku bisa mengingatnya, sehingga aku menuliskannnya,
pikiranku masih terguncan dengan penampakan yang sangat jelas ini. Inilah yang kutulis di
hari itu:

Di awal mimpi, tampaklah seekor ular berbisa yang berwarna lingkaran merah dan hitam,
dipisahkan dengan lingkar² putih tipis. Ular itu hanya mendesis pada orang² tatkala mereka
masuk ke dalam taman. Orang² di taman tidak bisa melihat ular ini - karena letak ular itu jauh
jaraknya dan melihat orang² itu dari tempatnya berada pada sebuah pilar batu. Pilar ini terletak
di seberang sebuah jurang. Tempat ular itu berada lalu menjadi sudut pandangku untuk
separuh bagian pertama mimpiku.

sunnahnabi.com/forum
Ular berwarna merah, hitam, putih

Di daerah yang tampak seperti sebuah taman itu, dengan bukit² dan rumput hijau lebat dan
pepohonan, tampaklah seekor iguana raksasa, seperti seekor naga. Iguana itu berbaring diam
saja dan tampak menyembunyikan diri sebagai sebuah bukit - tiada seorang pun yang berjalan
di atasnya akan mengetahui bahwa bukit itu sebenarnya adalah seekor iguana. Jika mereka
tahu, mereka akan jadi ketakutan, tapi iguana ini tampaknya senang dengan fakta tiada seorang
pun yang mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Lalu datanglah seorang anak laki raksasa, dan
anak laki ini tahu bahwa iguana itu adalah seekor iguana, dan dia lalu menginjak iguana itu,
sambil menuduhnya bahwa dia adalah seekor iguana. Sang iguana menjadi marah, sehingga
dia berputar ke belakang untuk menggigit anak laki raksasa itu, yang sedang menginjak
ekornya.

Iguana

Sewaktu sang iguana akan menggigit anak laki itu, si anak memiliki seeorang cricket
(jangkring) besar yang menantang iguana untuk berkelahi dengannya. Sekarang sudut
pandangku berubah, dan aku langsung berada di bawah sang iguana, sambil mendongak ke
atas melihat kepalanya. Sang iguana menganggukkan kepala dan menerima tantangan sang
cricket, dan sewaktu cricket itu terbang untuk menuju ke tempat berkelahi, sang iguana
menoleh padaku dan mencoba menyergapku untuk membunuhku. Cricket itu melihat bahwa
iguana sedang menyergapku, maka dia berbalik kembali dan menggigit kepala iguana sampai
putus.

sunnahnabi.com/forum
Cricket (jangkrik)

Sepanjang pagi, pikiranku terus dipenuhi mimpi ini. Apa sih maksudnya? Apa maksud simbol²
ini, dan bagaimana mengartikan semuanya?

Aku lalu mencoba menggabungkan bagian² cerita bersama:

Ular di pilar batu melambangkan kejahatan. Apa lagi kalau bukan itu? Taman adalah dunia.
Bahwasanya aku mulai melihat dunia dari sudut pandang si ular berarti aku tentu punya
kejahatan tersembunyi di dalam diriku dari awal duniaku. Ini lalu mengingatkan aku pada
konsep Kristen: dosa waris. Atau mungkin ini berarti Islam, yang ada di dalam diriku sejak
lahir, adalah kejahatan? Aku tidak yakin, tapi keduanya tampak menunjuk pada keKristenan.

Sewaktu aku melihat dunia, apa yang tampaknya seperti bagian dari pemandangan biasa
sebenarnya adalah seekor reptil lain, menyerupai ular tapi ukurannya sangat amat besar
sehingga orang² yang berjalan-jalan di atas tubuhnya mengira dia itu sebuah bukit. Lalu
seorang anak laki datang dan menantangnya, memanggilnya sebagaimana dia apa adanya.
Secara bersamaan, simbol² ini hanya berarti satu penjelasan: anak laki raksasa itu adalah David,
memanggil sang iguana, yakni Islam, sebagai agama palsu. Sang iguana, si Islam, menyamar
secara alami dan menipu orang² dengan mengira ia itu adalah bagian alamiah dari dunia.

Cricket milik anak laki itu tentunya adalah Kristen, yang menantang sang iguana. Bahwa
cricket itu bisa bicara dan iguana tidak bisa bicara berarti keKristenan mampu bicara bagi
dirinya sendiri, atau dengan kata lain, punya kasus yang kuat. Bahwa sang iguana tidak bisa
bicara berarti dia tidak bisa menunjukkan bukti bagi dirinya sendiri. Hal ini terbukti benar
ketika cricket menantang iguana tapi iguana malah mencoba membunuhku dan bukannya
menyambut tantangan.

Ketika iguana mencoba membunuhku, si cricket menyelamatkan diriku. Hal ini bagiku berarti
keselamatan, yang datang bukan atas karena perbuatanku sendiri - sebuah konsep Kristen lagi.

sunnahnabi.com/forum
Aku terus menelaah mimpi itu berkali-kali dalam benakku, mencoba mencari arti lain yang
lebih cocok, tapi itulah yang terbaik yang bisa kumengerti. Tapi mimpi ini sangat pro-Kristen,
sehingga aku tidak begitu yakin akan penafsiranku. Aku mulai berpikir tentang cara untuk
menafsirkan mimpi tanpa menunjukkan pergumulan dalam diriku.

Aku memutuskan meminta nasehat pada orang² yang dekat denganku. Aku telpon David
sewaktu berjalan ke Epcot dan melihat ikon bola dunia, Spaceship Earth.

"Nabeel, the real deal! Ada apa? Gimana kabarnya Florida?"


Ini bukan saatnya untuk bicara santai. "Gak jelek, kok. Aku senang nih di sini. Aku punya
pertanyaan bagimu. Apakah orang² Kristen mendapatkan mimpi dari Tuhan?"
David dengan cepat menjawab, "Kenapa memang? Apa yang kau lihat?"
"Aku gak lihat apapun. Cepet jawab pertanyaanku."

David berpikir sebentar sebelum menjawab. "Alkitab itu penuh kisah² di mana orang²
mendapat mimpi dari Tuhan. Contohnya, Yusuf."

"Yusuf yang Nabi atau Yusuf babehnya Yesus?"


Dia terkekeh. "Dua-duanya. Di Perjanjian Baru, Yusuf ayahnya Yesus menerima lima mimpi,
yang semuanya petunjuk jelas dari Tuhan. Tapi aku merujuk pada Yusuf di Perjanjian Lama,
orang yang mampu menafsirkan simbol² mimpi dengan tepat. Begitulah Tuhan
menyelamatkan dia dari penjara."

Alkitab bicara tentang menafsirkan simbol² dalam mimpi? Inilah yang kubutuhkan. "Jadi Yusuf
menafsirkan arti mimpi²? Bagaimana orang Kristen menafsirkan berbagai mimpi di jaman
sekarang?"

"Dia itu punya pemberian pengetahuan penafsiran dari Tuhan. Aku tak tahu orang Kristen
manapun yang bisa menafsirkan mimpi saat ini, tapi aku tak ragu bahwa jika Tuhan memberi
seseorang sebuah mimpi yang harus ditafsirkan, maka Dia tentu juga menyediakan apa yang
dibutuhkan untuk menafsirkannya."

Kata²nya mengingatkan aku akan sesuatu dalam pikiranku. Ammi kadangkala mencoba
mengartikan sebuah mimpi lewat buku tafsir mimpi, ditulis oleh penafsir mimpi kuno bernama
Ibn Sirin. Mungkin Tuhan akan membimbingku lewat buku itu?

Karena ingin cepat² menelpon Ammi, aku dengan segera berusaha memutuskan pembicaraan
lewat HP dengan David. "Baiklah, terima kasih ya. Ntar aku telpon dikau lagi."

"Lho, kau mau cerita padaku tentang mimpi yang kau lihat atau tidak nih?"
"Aku kan tidak bilang aku melihat apapun dalam mimpi."

sunnahnabi.com/forum
"Aku juga tidak bilang kau melihat apapun. Mau cerita padaku atau tidak?"
"Iya, ntar aku ceritakan. Tapi aku butuh waktu untuk memikirkannya sekarang."

Ibn Seerin, 'Dictionary of Dreams: According to Islamic Inner Traditions'

Aku menutup pembicaraan dengan David dan segera menelpon Ammi. Ini agak susah. Aku
ingin menceritakan simbol² mimpiku tanpa memberitahu dia semua kisahnya.

"Halo?"
"Assalaamu alaikum, Ammi."
"Wa alaikum salaam. Apakah engkau bersama Abba?"
"Aku sedang berada di Epcot sekarang. Abba akan menemuiku di sini setelah selesai bekerja.
Aku ingin memanfaatkan waktu sebanyak mungkin di sini. Tapi aku bermimpi tadi malam.
Apakah engkau melihat buku Ibn Siri di dekat situ?"

"Bukunya di lantai atas. Mimpi apa kamu?" Nada bicara Ammi mulai penuh perhatian, dan ini

sunnahnabi.com/forum
membuatku semakin berhati-hati. Mengapa setiap orang kok tampaknya bisa melihat isi
hatiku?

"Ammi, mimpinya panjang dan rumit, tapi tak perlu khawatir. Aku ceritakan beberapa bagian
padamu nanti setelah aku pulang. Aku sekarang hanya ingin tahu makna beberapa simbol agar
aku bisa mengerti tentang itu sekarang."

"Yah, gak bisa gitu, Billoo. Engkau harus menceritakan semua mimpi itu padaku agar aku bisa
mengartikannya."

"Tapi Ammi, bisakah engkau membacakan padaku apa yang tercantum di buku itu? Aku ingin
menafsirkannya sendiri."

"Beyta, buku ini menerangkan banyak hal. Simbol²nya tergantung konteksnya. Challo, katakan
padaku simbol pertama."
"Seekor ular."
"Astaghfirullah!" dia menahan nafas. "Mimpi apa ini?!"
"Ammi!"
"Baik, baik. Apakah ular ini di air? Apakah sedang tidur? Apakah sedang makan? Lagi ngapain
ular itu?"
"Memangnya kenapa?"
"Buku ini menjelaskan berbagai hal yang berbeda. Kalau hanya ular saja, maka ini berarti
penipuan atau yang jelas mengaku sebagai musuh, tapi jika ular itu memakan sesuatu atau jika
seseorang berubah menjadi seekor ular, maka itu berarti lain lagi."

Kata² terakhir menarik perhatianku. Tak lama setelah ular diperkenalkan dalam mimpiku, aku
mulai melihat melalui sudut pandangnya. Apakah ini berarti aku berubah menjadi seekor ular?
Aku ajukan masalah ini sebijaksana mungkin.

"Tentunya tidak semuanya bisa begitu berbeda untuk pengertian 'musuh', bukan? Contohnya,
apakah maknanya jika seseorang berubah menjadi seekor ular?"

Ammi menjawab, "Itu berarti orang itu mempertanyakan agamanya."

Jantungku terasa membeku. Apakah dia baru saja mengatakan apa yang kukira dia katakan?

Aku menyelidiki lebih lanjut. "Ularnya sedang melingkar di sebuah pilar. Apa ya artinya?"

Sambil mencari di buku itu, dia membaca, "Sebuah pilar adalah simbol bagi agama seseorang."
Ini sungguh luarbiasa. Apakah dia membaca pikiranku? Dia melanjutkan, "Apakah kau ingat
pilar itu terbuat dari apa?"
"Batu."
Dia berhenti sejenak. "Ini aneh ... tidak seperti yang kuduga. Buku ini mengatakan bahwa

sunnahnabi.com/forum
sebuah pilar batu berarti agama seseorang atau bagaimana dia melihat dunia sedang berubah
dengan sangat cepat."

Aku sungguh tak percaya dengan apa yang kudengar. Itu bagaikan setiap simbol bicara dengan
tepat akan keadaanku. Aku dengan cepat merasa yakin bahwa Tuhan memang ingin aku
menafsirkan simbol² itu berdasarkan buku ini.

Kadal monitor (monitor lizard)

"Baik, Ammi. Wah, bagus tuh. Gimana dengan iguana?"


"Apaan tuh?"
"Itu adalah kadal besar."

Setelah membuka beberapa halaman dan mencari simbol itu, Ammi menemukannya di bawah
monitor lizard (kadal monitor): "Itu berarti musuh kejam yang tersembunyi, yang tampak
sangat besar dan menakutkan, tapi jika ditantang, ia akan gagal karena tidak mampu
menunjukkan bukti."

Aku terpana. Apakah benar buku itu mengatakan semua keterangan itu? Ini memang
kekhawatiranku sebenarnya akan Islam, dan sebenarnya aku sendiri telah mengartikan simbol
iguana juga seperti itu. Lagipula, dalam mimpiku, si iguana itu pertama-tama tampak
menyembunyikan diri dengan samaran, dan ia tak mampu bicara bagi dirinya sendiri. "Gimana
dengan anak laki?"

sunnahnabi.com/forum
"Anak laki seperti apa? Bayi laki baru lahir, anak kecil, atau remaja?"

"Anak kecil," kataku segera. Aku sangat ingin menyatukan simbol² itu dan mengerti apa yang
Tuhan ingin sampaikan padaku. "Anak laki kecil berdasarkan usia, bukan berdasarkan ukuran
tubuhnya."

"Seorang anak laki di sebuah mimpi adalah seorang teman yang akan menolongmu mengatasi
musuh²mu. Dia adalah pembawa kabar baik."

Locust (belalang besar)

Kabar baik? Itulah arti sebenarnya dari kata Injil! David adalah temanku yang membawa Injil.
Dan mengatasi musuh²ku? Di dalam mimpiku, anak laki itu menolongku menghadapi kadal
raksasa itu. Kepalaku terasa pening.

"Tunggu," kata Ammi. "Apakah anak laki itu ganteng?"


"Ya, memang begitu. Dia itu sangat ganteng."
"Maka ia bukan hanya seorang teman yang menolongmu mengatasi musuh²mu, tapi dia juga
akan menyediakan bagimu apa yang engkau sedang cari, sesuatu yang akan memberimu hidup
yang berkelimpahan."

Di saat itu, aku hampir tidak bisa bicara. "Yang terakhir, Ammi. Cricket (jangkrik)."
"Raket cricket atau bola cricket?" (cricket adalah permainan bola yang sangat disukai di
Pakistan.)

sunnahnabi.com/forum
"Bukan, bukan permaian. Cricket, serangga yang mirip grasshopper (belalang)."

Seperti iguana, simbolnya cricket itu tak ada di buku, tapi dia menemukan sesuatu yang mirip
cricket, yakni locust (mirip belalang, hanya agak besar). "Seekor locust adalah seorang prajurit."
Sekali lagi, penafsirannya tepat seperti dalam mimpiku. "Apakah cricket itu membahayakan
dirimu?"

"Tidak, cricket itu membahayakan musuhku."


"Jika ia tidak membahayakan dirimu, maka itu berarti prajurit yang akan membawa sukacita
dan kebahagiaan bagimu. Oh, dan di sini dikatakan lagi bahwa ia akan menolongmu mengatasi
musuh²mu. Beyta, aku tak tahu mimpi apa yang kau alami, tapi simbol² ini saling
berhubungan. Kupikir ini tentu mimpi dari Allah."

"Acha, Ammi. Aku telah mencatatat keteranganmu. Engkau bisa memberitahu padaku
penafsiranmu saat aku pulang. Sekarang aku harus pergi, Ammi, sebelum Epcot jadi tambah
ramai!"
"Baiklah, bersenang-senanglah, beyta. Telpon kau saat Abba ada di situ."
"Acha."
"Atau telpon aku jika dia tidak kunjung datang."
"Acha."
"Atau telpon aku saja."
"Acha, Ammi, aku akan telpon engkau! Aku sayang dikau, khuda hafiz."

Ketika aku menutup telpon, aku sungguh tak percaya apa yang baru saja terjadi. Setiap simbol
cocok sekali artinya, semuanya menunjukkan pada penafsiran yang kuduga sebelumnya, tak
lama setelah mendapatkan mimpi itu. Bukannya agak cocok, tapi malahan sangat cocok sekali.

Tapi pengacara setan mulai berbisik kembali. Aku mulai memikirkan pada dua simbol yang
tidak terlalu cocok: kadalnya kan bukan kadal monitor, tapi iguana; belalangnya juga bukan
locust, tapi cricket. Mengapa simbol² lain cocok sekali dengan sempurna, tapi yang dua ini
hanya agak cocok?

Aku mulai memikirkan kedua kata itu. Cricket. Iguana. Cricket. Iguana Cr ... I ... Cr ... I ...
Christianity (keKristenan). Islam.

Tidak, ini terlalu luar biasa. Terlalu banyak bagiku. Aku butuh waktu untuk merenungkan hal
ini.

sunnahnabi.com/forum
Bab 49
PINTU YANG SEMPIT

Aku merenungkan mimpi itu selama dua bulan lagi, setiap hari pengacara setan di kepalaku
bersuara bertambah keras dan semakin keras. Dapatkah aku benar² mempertaruhkan hidup
dan nasib abadi di akherat hanya atas sebuah mimpi? Hanya satu mimpi saja? Dan mimpi itu
begitu sarat simbok sehingga aku butuh Ibn Sirin dan Yusuf untuk menafsirkannya bagiku?

Mungkin aku menafsirkan mimpi itu untuk memenangkan Kristen karena, di alam bawah
sadarku, aku ingin Kristen keluar sebagai pihak yang benar? Atau mungkin, di alam bawah
sadarku, aku ingin Islam keluar sebagai pihak yang benar, sehingga Setan mencoba menipu
agar aku selamanya masuk ke neraka? Seperti penglihatan di kamar hotel, mimpi itu begitu
multi-tafsir sehingga aku bisa membayangkan menerangkan itu dalam berbagai cara.

Malahan memang begitulah yang terjadi. Aku menceritakan mimpi ini pada Ammi, yang
mengatakan padaku bahwa dia tidak tahu secara tepat bagaimana kedudukan seluruh simbol,
tapi itu adalah pertanda dari Allah yang membenarkan keyakinanku akan Islam. Ketika aku
menceritakan penglihatan dan mimpi itu pada David, dia berkata bahwa sudah jelas mimpi itu
menunjukkan aku pada keKristenan.

Semua pemikiran ini bercampur dalam benakku, dan aku tidak berani meminta Tuhan untuk
memberiku mimpi atau penglihatan lagi. Di dalam hatiku, aku tahu Dia telah memberiku yang
kuminta, tapi aku terlalu hancur untuk bisa merasa yakin apa maksud mimpi dan penglihatan
itu. Kekuatan² yang saling bertentangan, ketidakpastian, dan kemungkinan harga yang harus
kubayar, semuanya hampir melumpuhkanku.

Hampir.

Aku ingat apa yang David telah katakan tentang Yusuf di Perjanjian Baru. Tuhan telah
memberinya "perintah yang jelas" melalui mimpi². Itulah yang kubuthkan. Dan, tentu saja, jika
Tuhan ingin membimbingku, skeptik yang kebingungan ini, maka Dia tentu tahu bahwa aku
butuh lebih banyak lagi.

"Tiga," aku berkata pada diriku sendiri. "Allah suka angka ganjil, dan Tuhan Kristen itu
tritunggal. [116] Mengapa tidak minta tiga mimpi?" Maka aku kembali pada Allah dalam doa
dengan permintaan itu.
[116] Sahih Muslim 35.6475.

"Bukannya hanya satu mimpi saja, tolong beri aku tiga mimpi. Jika mereka semua menunjuk
pada keKristenan, maka aku akan menjadi orang Kristen. Tolong, Tuhan, tunjukkan padaku
belas kasihanMu. Tolong buat mimpi yang berikut sedemikian mudah untuk dimengerti
sehingga tidak butuh penafsiran apapun."

sunnahnabi.com/forum
Di pagi hari, tanggal 11 Maret, 2005, aku mengalami sebuah mimpi baru yang lalu kutulis di
atas kertas:

Aku berdiri pada sebuah pintu masuk yang dibangung ke dalam tembok bata. Aku tidak
berada di pintu itu, tapi di depannya saja. Pintu masuk itu berbentuk melengkung bagian
atasnya. Ukuran pintu masuk itu sekitar 7 1/2 kaki (2,5 m) tingginya dari lantai, dan ada satu
kaki di bagian atasnya yang melengkung. Pintu masuk itu lebarnya kurang dari tiga kaki (90
cm) dan tebalnya sekitar tiga sampai empat kaki (90 - 120 cm), semuanya terbuat dari bata
seluruhnya. Pintu itu mengantar pada sebuah ruangan, di mana orang² sedang duduk
menghadap meja² yang diatasnya dihidangkan makanan² yang mewah dan enak. Aku pikir aku
ingat ada salad di situ, tapi aku tidak yakin. Mereka tidak sedang makan, tapi mereka semua
sudah siap makan, dan mereka semua melihat ke bagian sebelah kiriku, seperti sedang
menunggu seorang juru bicara untuk memulai pesta makan besar ini. Salah seorang dari orang²
di situ, yang duduk di dalam ruangan, dekat pintu masuk, adalah David Wood. Aku tidak bisa
masuk ruangan itu karena David mengisi bagian sebelah ambang pintu masuk. Dia duduk
menghadapi sebuah meja dan juga melihat ke bagian sebelah kiriku. Aku bertanya pada dia,
"Aku kira kita akan makan bersama?" Dan dia menjawab, tanpa mengalihkan kedua matanya
dari bagian depan ruangan, "Kau tidak pernah menjawab."

Ketika aku bangun dari mimpi itu, aku segera mendapat sebuah penafsiran: ruangan itu adalah
surga, makanan mewah itu adalah makanan mewah di kerajaan surga, dn tampaknya ini
adalah pesta pernikahan. Untuk bisa masuk ke ruangan itu, aku harus menerima undangan
dari David.

Jika ada satu hal yang aku tidak mengerti dalam mimpi itu, maka itu adalah pintu masuk
tersebut. Pintu itu merupakan simbol paling dramatis dalam mimpi, tapi apakah maknanya?
Mengapa pintu itu tampak paling jelas? Dan mengapa begitu sempit?

Di saat ini, Ammi sudah mulai curiga dengan pertanyaan²ku tentang mimpi, dan karena kali ini
dalam mimpi itu ada David, maka aku tidak bisa bertanya padanya apa maksud mimpi itu.
Aku telpon David untuk mengetahui apa pendapatnya.

"Nabeel," dia menjawab, "mimpi ini sungguh jelas sehingga tidak perlu ditafsirkan lagi."
Kata²nya segera mengingatkanku ata apa yang telah kudoakan pada Tuhan beberapa hari
sebelumnya. Aku bertanya lagi pada David, dan dia menyuruhku membaca Lukas 13:22.

Kali ini aku tidak membaca Alkitab versi King James milik Abba, tapi membaca Pelajaran
Alkitab yang David berikan padaku tahun lalu sebagai hadiah. Aku malah belum pernah
membuka Alkitab itu sampai sekarang. Alkitab itu adalah Pelajaran Alkitab Zondervan NIV.
Ketika aku membuka pasal Lukas itu, di bagian awalnya tertulis dengan huruf² besar yang
tebal: "Pintu yang Sempit."

Hatiku serasa berhenti berdetak. Aku belum pernah membaca bagian Alkitab yang ini. Aku

sunnahnabi.com/forum
mulai membacanya dengan perlahan dan berulang kali:

22 Yesus melanjutkan perjalanan-Nya menuju Yerusalem melewati kota-kota dan desa-desa. Di


setiap tempat yang dilewati-Nya itu Dia menyampaikan ajaran-Nya.
23 Lalu seseorang bertanya kepada-Nya, “Tuhan, apakah sedikit orang yang akan
diselamatkan?”
Kata Yesus kepada semua orang yang ada di situ,
24 “Berjuanglah terus supaya kamu masing-masing masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui
pintu yang sempit. Sesungguhnya Aku berkata seperti itu kepadamu: Karena banyak orang
yang akan berusaha masuk ke situ, tetapi tidak mampu melakukannya.
25 Pada suatu hari nanti Pemilik rumah— yaitu Aku, akan menutup pintu rumah-Ku— yaitu
kesempatan masuk Kerajaan Allah. Kamu semua yang masih berdiri di luar akan mulai
mengetuk-ngetuk pintu itu sambil berkata, ‘Pak, tolong bukakan pintu untuk saya.’ ...
28 “Di luar sana, kamu akan menangis dan sangat menderita ‡ ketika kamu melihat Abraham,
Ishak, dan Yakub, serta semua nabi sedang menikmati hidup yang selama-lamanya di dalam
Kerajaan Allah, sedangkan kamu sendiri dilarang masuk.
29 Dan banyak juga orang yang bukan Yahudi akan datang dari timur, barat, utara, dan selatan.
Lalu mereka semua akan ikut merayakan pesta makan pembukaan Kerajaan Allah." [117]
[117] Luke 13:22 – 25, 28 – 29

Aku berhenti membaca dan meletakkan Alkitab itu. Aku sungguh merasa terbebani. Tuhan
telah memberiku sebuah mimpi yang begitu jelas sehingga aku tidak perlu menafsirkannya
lagi. Penafsirannya sudah dicatat di Alkitab duaribu tahun yang lalu.

Pintu yang sempit adalah pintu keselamatan. Yesus sedang memberitahu aku untuk melakukan
segala usaha untuk bisa masuk melaluinya, dan aku tahu dari mimpi itu bahwa aku harus
menjawab undangan David agar bisa masuk dan mendapatkan tempatku di perayaan kerajaan
surga. Jika aku tidak masuk, aku akan ditinggal berdiri di luar, mengemis untuk bisa masuk.

Di situlah aku sedang berdiri, di bagian luar pintu keselamatan yang sempit, dengan rasa heran
mengapa aku tidak diperbolehkan masuk. Untungnya, sang pemilik rumah belum menutup
pintu.

Sekarang tiada pertanyaan apapun lagi. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku harus
menerima undangan.

sunnahnabi.com/forum
Bab 50
Tangga Keluar Mesjid

Aku telah meminta tiga mimpi, dan Tuhan sangat luarbiasa murah hatinya. Di awal hari di
tanggal 24 April, 2005, aku menerima mimpi yang ketiga.

Aku sedang duduk di anak tangga pertama dari susunan tangga berwarna putih di sebuah
mesjid. Tangganya menuju ke atas, dan tampak hiasan bunga²an di anak tangga pertama,
dengan pegangan tangga di bagian kiri. Aku tidak yakin tangga itu terbuat dari benda apa,
meskipun kupikir tampaknya terbuat dari batu/marmer atau kayu. Aku menghadap ke arah
atas tangga. Aku bisa melihat diriku di dalam mimpi itu, dan sudut pandang penglihatan
adalah di sebelah kanan diriku dan memandang ke depan, seakan sedang menunggu seseorang
untuk bicara, mungkin di atas podium kayu coklat, meskipun tidak pasti. Ruangan itu
berkarpet hijau, dan orang² berdatangan dan akan duduk di atas lantai, meskipun aku duduk
di atas tangga dan tidak merasa ada yang salah dengan hal ini. Aku menduga orang² akan
mengisi bagian ruangan di sebelah kiriku, yang juga adalah sebelah kiri tangga. Tiada kegiatan
apapun di sebelah kanan ruangan.

Sewaktu ruangan perlahan-lahan terisi penuh, seorang imam duduk di atas lantai, tak jauh di
bagian sebelah kiri dan belakangku. Dia mengenakan baju putih dan melihat ke arah yang
sama seperti orang lain. Tadinya aku mengira dia akan menjadi pembicara, karena dia orang
suci dan seorang imam, sehingga aku merasa kaget dan heran tatakala dia lalu duduk di lantai
di belakangku. Karena ingin menghormatinya, aku mencoba meninggalkan tangga itu dan
duduk di belakangnya, tapi aku ternyata tak bisa bangkit dari tangga itu. Aku merasa diriku
dipegang di tangga oleh kekuatan yang tak kuketahui atau tak nampak. Kekuatan itu tidak
terasa kasar, tapi tidak juga terasa baik. Yang kurasakan adalah kekuatan itu hanya menahanku
untuk tetap berada di anak tangga.

Mimpi berakhir dengan perasaan kebingungan, karena tidak mengerti apa yang akan
kulakukan, dan aku tak tahu apa yang ditunggu orang² dan tidak tahu siapa yang akan
berkhotbah.

Bagiku, mimpi itu cukup jelas. Aku sedang berada di tangga yang mengarah keluar mesjid.
Para Muslim yang senantiasa aku hormati sekarang duduk di belakangku dan di bawahku.
Meskipun aku ingin menghormati mereka, aku tidak bisa lagi mengambil tempat di belakang
mereka. Sekarang aku berada di hadapan mereka, menuju ke jalan keluar dari mesjid. Tuhan
telah meyakinkan diriku akan hal itu.

Terlebih lagi, sang imam ternyata bukanlah orang yang sedang ditunggu para jemaat. Kami
menunggu orang lain, seseorang yang mempunyai otoritas yang jauh lebih tinggi. Mungkin
seseorang yang bahkan tidak akan datang ke mesjid itu. Mimpi ini, sama seperti mimpi kedua,
berakhir dengan menunjukkan padaku di mana tempatku berada, dan bukan apa yang

sunnahnabi.com/forum
akhirnya aku lakukan. Aku sedang menunggu seseorang, tapi kali ini, aku merasa bingung
karena aku berada di tempat yang salah.

Karena mimpi ini menggambarkan sebuah mesjid dan seorang imam, aku merasa bisa
menanyakan hal ini pada Ammi untuk menanyakan penafsirannya. Dengan menggunakan
buku Ibn Sirin lagi, dia berkata bahwa tangga mewakili meningkatnya statusku di dunia dan
akherat; posisiku di anak tangga pertama berarti aku baru saja memulai perjalananku; mesjid
kosong di awal mimpi berarti aku sedang berusaha meraih gelar sarjana di bidang theologia;
mesjid yang penuh di akhir mimpi berarti aku akan menjadi guru agama yang bijak dan
penasehat yang efektif; sang imam mewakili seluruh umat Muslim; dan dia mengenakan baju
putih yang berarti hati yang baik.

Ammi tidak bisa menerangkan mengapa sang imam duduk di belakangku atau di bawahku,
dan juga mengapa sang imam malah duduk di atas karpet. Melihat seorang pria di atas karpet
berarti bahwa orang itu sedang tersesat dan cenderung menyampaikan keterangan yang salah.
Dia menyimpulkan bahwa makna sebenarnya mimpi itu tidak diketahuinya, tapi sudah jelas
bahwa mimpi itu mengandung berkat yang baik bagiku.

Ketika aku menceritakan mimpi ini pada David, reaksinya lebih pasti lagi. "Tangga yang
menuju keluar mesjid? Ayolah, Nabeel. Apakah Tuhan harus menggebukimu dengan balok
kayu sebelum engkau bersedia menjadi orang Kristen?"

Kata²nya masuk akal. Apakah yang sedang kutunggu? Aku sudah menerima tiga mimpi dan
satu penglihatan. Kedua mimpi terakhir sangat jelas, dan keempatnya juga sangat kuat
pesannya. Jika dilihat semua pertanda itu, maka tiada pertanyaan apapun lagi.

Aku tahu sekarang kebenaran: Tuhan memanggilku untuk menerima Injil.

Aku mengakui kebenaran itu dalam diriku sendiri tapi tidak pada orang lain, bahkan tidak
pula pada Tuhan. Sebagian orang mungkin menganggap kelakukanku saat itu tercela, mungkin
bahkan tak bisa diterima. Mungkin memang begitu. Mimpi yang ketiga bukanlah awal dari
perjalananku menjadi seorang Kristen, tapi awal dari masa berkabung, yang perlahan-lahan
membentuk saat yang paling menyakitkan dalam hidupku.

sunnahnabi.com/forum
Bab 51
Saat Berkabung

Selama musim panas 2005, aku terus saja menolak Injil. Aku mengunjungi berbagai mesjid
lainnya dan bicara dengan lebih banyak imam, mencari jawaban² tapi tak menemukan apapun.
Aku bahkan pergi bersama Abba ke berbagai mesjid di Eropa, berusaha keras membalikkan
apa yang telah kupelajari selama 4 tahun terakhir, tapi usaha ini sia² saja. Di saat yang sama,
aku memohon pada Tuhan untuk memberi aku mimpi² lagi, tapi Dia tidak memberikan
apapun. Aku sudah menerima persis apa yang kubutuhkan.

Tapi rasa sakit yang kurasakan begitu mengerikan. Aku tahu harga yang harus kubayar, tapi
aku tidak tahu seperti apakah sebenarnya. Apakah Ammi dan Abba akan membenciku?
Apakah mereka akan mengenyahkan aku dari keluarga? Apakah mereka akan mati karena
sakit hati? Yang terakhir inilah yang tampaknya mungkin terjadi.

Aku tak tahu apa yang akan terjadi. Yang kutahu pasti adalah hidupku tidak akan jadi sama
lagi.

Di akhir musim panas, aku sudah siap masuk ke tahun kedua sekolah kedokteran. Aku
berencana tinggal di kampus bersama seorang teman sekamar, maka malam hari sebelum
masuk sekolah adalah saat mengucapkan selamat tinggal pada keluargaku. Di satu pihak, aku
hanya pindah sejauh menyetir selama 25 menit saja, sehingga orangtuaku tidak melihat ini
sebagai masalah besar. Tapi di lain pihak, aku tahu ini merupakan saat terakhir yang paling
intim dan penuh kasih sayang yang bisa kami nikmati sebagai satu keluarga. Aku nikmati
setiap tawa, merasakan setiap detik pelukan.

Ammi dan Abba tidak tahu apa yang akan kulakukan pada mereka; tidak tahu sama sekali apa
yang kupikirkan. Aku merasa bersalah karena menyembunyikan hal itu. Bagaimana mungkin
aku bisa menghancurkan keluargaku? Apa yang akan kulakukan?

Aku hampir tak mampu menyetir ke sekolah keesokan harinya. Airmataku bercucuran dengan
derasnya. Sambil memaksa diriku meninggalkan rumah, aku tetapi mengingatkan diri betapa
pentingnya hari ini bagiku dan aku harus mengontrol diri. Tahun kedua di sekolah kedokteran
merupakan tahun akademis tersulit yang akan dihadapi calon dokter, dan hari pertama
merupakan salah satu hari terpenting. Aku harus menguatkan diri.

Tapi ternyata aku tak sanggup. Malahan aku mulai berteriak keras memohon pada Tuhan. "Ya
Allah! Oh Tuhan! Beri aku waktu untuk berkabung. Lebih banyak waktu untuk berduka karena
aku akan kehilangan keluargaku, lebih banyak waktu berduka karena aku kehilangan
kehidupan yang aku selalu cintai."

Sewaktu aku tiba di sekolah, aku tahu aku tidak dalam keadaan untuk bisa masuk ke dalam.
Karena itu aku menyetir mobil ke apartemenku yang baru, yang letaknya di seberang jalan di

sunnahnabi.com/forum
hadapan sekolah, di mana Abba dan aku telah menaruh barang² milikku beberapa hari
sebelumnya. Di saat ini, ada dua buku yang ingin kubaca, dengan harapan menemukan
penghiburan dari Tuhan.

Sewaktu aku masuk ke apartemen, aku langsung menuju rak buku dan mengambil Qur'an-ku
yang sudah tua dan Alkitab-ku. Aku duduk di sofa dan membuka Qur'an terlebih dahulu. Aku
membuka halaman²nya, mencari ayat penghiburan, pertama-tama membaca dengan seksama
setiap halaman tentang penghiburan, lalu dengan cepat mencarinya di bagian index, dan
dengan panik membuka halaman demi halaman, dengan harapan mendapatkan sesuatu,
apapun itu, yang bisa menghiburku.

Tapi ternyata tak ada apapun di situ bagiku. Yang ada hanyalah keterangan tentang tuhan yang
penuh syarat tertentu, tuhan yang tidak akan mencintaiku jika aku tidak menunjukkan usaha
setulus mungkin untuk menyenangkannya, tuhan yang tampaknya malah senang mengirim
musuh²nya ke api neraka. Qur'an tidak bisa berbicara pada orang biasa yang hatinya sedang
hancur berantakan, apalagi orang sengsara yang membutuhkan kasih sayang Tuhan. Qur'an itu
adalah buku hukum, ditulis di abad ke-tujuh.

Dalam usaha terus mencari kalimat yang hidup, aku letakkan Qur'an dan ambil Alkitab.

Aku tidak pernah membaca Alkitab untuk mendapatkan bimbingan pribadi sebelumnya. Aku
bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Kupikir Perjanjian Baru tentunya adalah tempat
yang tepat, maka aku bukan awal PL yakni kitab Matius. Dalam beberapa menit saja aku
temukan kata² ini:

"Diberkatilah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."

Kata² ini bagaikan air jernih yang mengalir masuk ke dalam hatiku yang mati, membangkitkan
kehidupan kembali. Inilah yang aku cari. Ini bagaikan Tuhan telah menulis kata² ini di Alkitab
dua ribu tahun yang lalu khusus untukku saja.

Sungguh hal ini terlalu ajaib untuk dipercaya. Bagi seseorang yang selalu melihat dunia
sebelumnya melalui mata Muslim, pesan ini sungguh luarbiasa. "Aku diberkati karena
berdukacita? Mengapa? Bagaimana caranya? Aku ini jauh dari sempurna. Aku tidak berlaku
sesuai standardNya. Mengapa Dia memberkati aku? Karena aku sedang berdukacita?
Mengapa?"

Aku melanjutkan membaca dengan lahap. "Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan
kebenaran? Bukannya 'diberkatilah mereka yang benar' akan tetapi 'diberkatilah mereka yang
lapar dan haus akan kebenaran'?Aku merasa lapar dan haus akan kebenaran, aku benar²
merasakan itu, dan aku tidak tahu cara mendapatkannya. Tuhan akan tetap memberkatiku?
Siapakah Tuhan ini yang sangat mengasihi diriku, bahkan juga sewaktu aku dalam berbagai
kegagalan?"

sunnahnabi.com/forum
Airmata mengucur deras dari kedua mataku sekali lagi, tapi kali ini airmata penuh sukacita.
Aku tahu bahwa apa yang kupegang dengan kedua tanganku saat itu adalah kehidupan itu
sendiri. Ini benar² kata² Tuhan, dan aku merasakan bagaikan bertemu denganNya untuk
pertama kalinya.

Aku mulai menaruh seluruh perhatianku membaca Alkitab, menyerap setiap kata bagaikan itu
adalah air bagi jiwaku yang kering, jiwa yang tidak pernah minum dari mata air kehidupan.
Sewaktu aku membaca, aku meneliti catatan keterangan di bagian bawah halaman dan
perbandingan dengan ayat lain, tidak ingin kehilangan pengertian untuk setiap ayat.
Pertanyaan² muncul di benakku, dan tak lama kemudian, tulisan yang kubaca atau catatan
keterangan di bagian bawah memberiku jawabannya. Ini terjadi berkali-kali, lebih daripada
yang bisa kuhitung.

Aku tidak bisa meletakkan Alkitab itu. Sungguh tidak bisa. Jika aku letakkan, maka aku merasa
jantungku bagaikan berhenti berdetak, atau mungkin malah meledak. Akhirnya aku tidak
masuk sekolah sama sekali hari itu, tapi aku tak punya pilihan lain. Alkitab itulah tali penolong
jiwaku.

sunnahnabi.com/forum
Bab 52
Firman yang Berbicara

Beberapa hari kemudian, hatiku dipenuhi dengan sukacita baru, sukacita karena bertemu
dengan Tuhan sendiri. Aku kira aku telah mengenalNya sepanjang hidupku, tapi baru
sekarang aku mengetahui siapa Dia sebenarnya, sungguh tak bisa dibandingkan. Tiada yang
bisa dibandingkan dengan Tuhan yang sejati.

Sebagian orang mungkin bertanya mengapa aku tidak langsung saja mengucapkan doa orang
berdosa (Sinner's Prayer - dosa minta ampun). Jawabannya sederhana: aku tidak pernah
mendengar tentang doa itu. Yang kutahu hanyalah aku sangat cinta Tuhan yang ada di Alkitab,
karena itu aku mencari Dia lebih jauh lagi dengan membaca lebih banyak lagi.

Aku membaca Alkitab itu tanpa lelah, hidup pada setiap katanya, menyimak semua catatan
keterangan dan perbandingan ayatnya, dan kembali lagi ke Matius jika tak ada lagi keterangan
lebih lanjut. Aku menghabiskan waktu seminggu hanya untuk membaca Matius 5 sampai 10.

Tak lama setelah jam 12 malam, masih gembira dengan penemuan baruku, aku menemukan
kata² ini di Matius 10:32-33 yang berbunyi: "Setiap orang yang mengakui Aku di depan
manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di
sorga."

Jantungku serasa copot. Aku bahkan belum mengakui Yesus pada Yesus, apalagi pada orang
lain. Tapi mengakui Dia berarti menghancurkan keluargaku. Apakah dia benar²
memerintahkan diriku untuk melakukan itu?

Seakan perkataan yang hidup di Alkitab itu berbicara padaku, Yesus mulai berbicara pada
hatiku, ayat demi ayat. "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai
di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang
untuk memisahkan 'orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan
dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.'"

Bagaimana ini mungkin? Bagaimana mungkin Yesus memisahkan aku melawan Ammi dan
Abba? Mereka itu orang² yang sangat baik. Mengapa Tuhan melakukan hal seperti itu?

Yesus menjawab di ayat berikutnya: "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-
Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih
dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku."

Ini bukan berarti Yesus mengadu aku melawan kedua orangtuaku. Artinya adalah, jika
keluargaku berdiri melawan Tuhan, maka aku harus memutuskan untuk ikut orangtuaku atau
ikut Tuhan. Memilih Tuhan tentu yang terbaik, bahkan jikalau itu membuatku menjadi

sunnahnabi.com/forum
melawan keluargaku. Tapi bagaimana? Bagaimana mungkin aku kuat menanggung rasa
sakitnya?

Dia meyakinkan diriku bahwa rasa sakit tak terbayangkan dan penolakan masyarakat
merupakan bagian dari iman Kristen: "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak layak bagi-Ku." Menjadi orang Kristen berarti menderita sakit yang nyata demi iman
pada Tuhan. Tidak seperti Muslim yang menderita bagi Tuhan, karena Allah
memerintahkannya begitu, tapi sebagai perwujudan rasa terima kasih yang tulus dari seorang
anak karena Tuhannya telah terlebih dahulu menderita bagi dia.

"Tapi Tuhan," aku memohon, "mengakui imanku padaMu berarti mengakhiri hidupku. Jika aku
tidak mati secara fisik karena siksaan bathin atau karena dibunuh Muslim kaffah, setidaknya
seluruh hidupku akan berakhir."

"Nabeel, anakku," aku merasa Dia berkata, "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya."

Aku harus menyerahkan hidupku agar bisa memperoleh hidupNya. Ini bukan sekedar basa-
basi klise saja. Injil menuntutku setia sampai mati.

Karena terbeban dengan kata² tersebut, aku tetap tidak bisa tidur di malam itu. Aku bukannya
tidak mau istirahat, akan tetapi aku memang tidak bisa tidur. Aku telah menyangkal Tuhan
cukup lama. Di tanggal 24 Agustus, 2005, pada jam 3 pagi, aku meletakkan keningku di dekat
kaki tempat tidur dan berdoa.

"Aku mengaku. Aku mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan di surga dan bumi. Dia datang ke
dunia untuk mati bagi dosa²ku, membuktikan keTuhananNya dengan bangkit diantara orang
mati. Aku orang yang berdosa, dan aku butuh penebusanNya. Ya Kristus, aku menerima
Engkau ke dalam kehidupanku."

Malam yang sukar yang menggelisahkan dengan cepat berubah dan aku pun lalu tertidur.
Akhirnya aku mengakui kebenaran Injil. Akhirnya aku menjadi orang yang percaya.

Meskipun sudah percaya, aku belum mengenal kekuatan Injil. Untuk mengajar aku tentang hal
itu, Tuhan akan meremukkanku seluruhnya.

sunnahnabi.com/forum
Bab 53
Menemukan Yesus

Aku terbaring meringkuk tak berdaya di atas lantai, gemetar di hadapan Tuhan. Dua minggu
setelah menerima Tuhanku, aku mencoba memohon padaNya, sambil meratap terbata-bata
melalui bibirku yang gemetar.

"Mengapa, Tuhan...?" Tapi aku tidak bisa melanjutkan kalimatku. Tubuhku gemetar begitu
hebat.

Malam sebelumnya, aku menatap kedua mata Abba yang bercucuran air mata. Kedua mata
yang telah sedemikian lembut menatapku sejak hari dia membisikkan adhan di telingaku.
Kedua mata yang tertutup perlahan sewaktu berdoa tiap malam saat dia memohon
perlindungan dari Tuhan. Kedua mata yang selalu kembali menatap dengan penuh cinta kasih
sewaktu dia berangkat melaut, berbakti pada negara dan keluarganya. Sekarang untuk
pertamakalinya aku melihat kedua mata tersebut dipenuhi airmata karena diriku, dan aku
sungguh tak tahan menanggungnya.

"Mengapa, Tuhan... ?"

Meskipun Abba tidak mengatakan apapun, apa yang dia katakan menghantuiku sejak itu.
Orang yang paling berpengaruh dalam hidupku, penopang kekuatanku, ayahku, mengatakan
kalimat ini melalui rasa sakitnya yang tampak jelas: "Nabeel, hari ini, aku merasa bagaikan
tulang punggungku dicerabut dari dalam tubuhku." Kata² itu sungguh merobek hatiku.
Rasanya bagaikan membunuh ayah sendiri. Aku tidak hanya menyerahkan hidupku untuk
mengikut Yesus, tapi aku juga membunuh ayahku.

Sejak hari itu, dia tidak bisa lagi berdiri setegak biasanya. Aku sudah menghilangkan
kebangganya.

"Mengapa, Tuhan... ?"

Ammi bahkan berkata lebih sedikit lagi daripada Abba, tapi kedua matanya berkata lebih
banyak. "Engkau adalah putraku satu²nya. Engkau berasal dari rahimku. Sejak engkau lahir,
aku telah memanggilmu jaan kay tuqray, sebagian hidup dan jiwaku. Aku buai engkau,
nyanyikan engkau, ajarkan engkau mengenal Tuhan. Setiap hari sejak engkau datang ke dunia
ini, aku telah mencintaimu dengan segala yang ada pada diriku, yang tak pernah kulakukan
pada orang lain.

"Mengapa engkau mengkhianati aku, Billoo?"

Kedua matanya menyengat jiwaku dan tetap tertoreh dalam ingatanku. Begitulah kenangan
terakhir yang kulihat sebelum Abba mengajak Ammi keluar dari apartemenku dan pergi ke

sunnahnabi.com/forum
rumah sakit di seberang jalan. Kami tak yakin Ammi bisa kuat menanggung kejadian di malam
itu.

Untunglah Ammi selamat, tapi kedua matanya tidak pernah lagi berbinar ceria seperti dulu.
Aku telah memadamkan sinarnya.

Seakan dalam keadaan terbantai di hadapan Tuhan, dengan airmata bercucuran, hidung, mulut
tak mampu mengatasi kesedihan, aku akhirnya bisa mengucapkan pertanyaan melalui airmata
dan ingus: "Mengapa, Tuhan, mengapa Engkau tidak membunuhku saja di saat aku percaya?
Mengapa engkau membiarkan aku begini? Mengapa Engkau membiarkan aku menyakiti
keluargaku lebih parah dari apapun yang pernah menyakitkan mereka? Mereka tidak layak
mengalami semua ini! Aku telah menghancurkan mereka! Gak ada sisanya lagi!

"Mengapa Engkau tidak membunuhku saja?" Aku memohon pada Tuhan, penuh penyesalan
karena semua telah terlambat. ""Keadaan jauh lebih baik jika Engkau membunuhku saja saat
aku percaya agar keluargaku tidak pernah merasa dikhianati seperti ini. Jika aku mati, mereka
tentu tidak akan merasa sesedih ini. Setidaknya cinta dalam keluarga kami akan tetap utuh.
Setidaknya keluarga kami tetap bersatu.

"Mengapa, Tuhan... ?"

Di saat itu, di saat yang paling menyakitkan dalam hidupku, sesuatu terjadi di luar segala
pengetahuan theologi dan imajinasiku. Saat itu bagaikan Tuhan memegang megaphone dan
bicara menembus kesadaranku, aku mendengar kata² ini bergaung ke seluruh jati diriku:

"Karena ini bukan tentang dirimu."

Aku membeku dengan mulut ternganga. Airmata, tangisan, gemetaran - semuanya berhenti.
Aku dicabut dari akarku, seakan aliran listrik menerjangku dan melumpuhkanku. Selama
sepuluh menit, aku duduk, tak bisa bergerak, bahkan tak bisa menutup mulutku.

Dia sedang me-reboot (= menyalakan ulang) diriku.

Saat aku bisa bergerak kembali, aku tak lagi merasa sedih sama sekali. Hal ini bagaikan semua
doa² penuh derita dan mengasihani diri sendiri hanyalah kata² yang diucapkan di masa lalu
hidupku. Saat aku bangkit dari lantai dan berjalan keluar apartemen, aku memandang
sekelilingku dengan penuh perhatian - pepohonan, langit, bahkan tangga² di mana aku berdiri.

Aku bagaikan melihat potensi dunia dengan cahaya baru. Sebelumnya, aku telah mengenakan
kacamata yang diwarnai dalam seluruh hidupku, dan sekarang kacamata itu dilepas. Segalanya
tampak berbeda, dan aku ingin mengamati semua lebih seksama lagi.

sunnahnabi.com/forum
Lalu aku melihat sesuatu yang telah sering kulihat berkali-kali: seorang pria berjalan di trotoar
menuju gedung sekolah kedokteran.

Tapi bukan itu saja yang kulihat. Meskipun aku tak tahu siapa orang itu, aku tahu dia punya
kisah kehidupan yang dramatis, bergulat dengan kesulitan pribadi, putus hubungan, dan tidak
menghargai diri sendiri. Dunia mengajarnya bahwa dia adalah makhluk yang kebetulan saja
tercipta melalui proses evolusi tak berjiwa, sehingga dia secara tak sadar menilai dirinya seperti
itu juga: hasil dari kejadian serampangan, tanpa tujuan, tanpa harapan, tanpa arti kecuali
mendapatkan kesenangan² yang dia bisa raih hari itu. Mengejar kesenangan² ini
mengakibatkan rasa bersalah dan sakit hati, yang membuatnya mengejar kesenangan lebih
banyak lagi, dan mengakibatkan rasa bersalah dan sakit hati yang lebih banyak pula. Dengan
mengubur semua ini di bawah tanah, dia menjalani harinya seperti biasa, tanpa tahu
bagaimana memutuskan lingkaran itu, bagaimana mencari harapan yang sejati.

Yang kulihat adalah orang yang perlu mengetahui bahwa Tuhan bisa menyelamatkan dirinya,
bahwa Tuhan telah menyelamatkannya. Orang ini perlu tahu tentang Tuhan dan kekuatanNya.

Apakah dia tahu?

Tahukan dia bahwa Tuhan mencintai dia dari dasar bumi? Dengan kekuatan yang jauh
melebihi kosmos yang ukurannya tak terhingga, Dia mengalihkan seluruh perhatianNya untuk
menciptakan manusia dan mengumumkan, "Engkau adalah anakKu. Aku mencintaimu."

Apakah dia tahu bahwa Tuhan membuatnya persis seperti yang Dia inginkan, mengetahui
setiap lembar rambut di kepalanya dan setiap detik dalam hidupnya? Tuhan tahu persis bahwa
tangan² yang Dia berikan pada orang itu akan digunakan untuk berbuat dosa melawanNya,
bahwa kaki² yang Dia berikan pada orang itu akan digunakan untuk berjalan menjauhi
diriNya. Meskipun begitu, bukannya menahan pemberian² tersebut, Dia memberikan orang itu
hadiah yang paling berharga di atas semuanya: PutraNya sendiri.

Apakah dia tahu Tuhan telah datang ke dunia ini baginya, untuk menderita baginya? Diterima
dengan tamparan dan tinju oleh orang² yang Dia datang untuk selamatkan, Dia dicambuki
sampai kulitnya tercabik-cabik, kedua tangan dan kakinya ditembus, dipaku telanjang di atas
kayu salib untuk dihina. PunggungNya yang sudah tak berkulit lagi tergesek dengan
permukaan kayu yang kasar sewaktu dia terengah-engah berusaha bernafas, saat nafasNya
yang terakhir menyelesaikan tugasNya menyelamatkan kita, memastikan tempat kita yang
abadi bersamaNya.

Apakah dia tahu?

Tentu saja tidak. Kita harus memberitahu dia.

sunnahnabi.com/forum
Saat aku merengek-rengek mengasihani diri sendiri, fokus pada kepentingan diriku saja, ada
banyak manusia di dunia yang jumlahnya malah milyaran yang tidak tahu siapa Tuhan itu,
bagaimana ajaibnya Dia, dan muzizat yang Dia telah lakukan bagi kita. Merekalah yang
sebenarnya yang sedang menderita sekarang. Mereka tidak tahu harapanNya, damaiNya, dan
cinta kasihNya yang melampaui segala akal. Mereka tidak tahu pesan Injil.

Setelah mencintai kita dengan kehidupan yang paling sederhan dan kematian yang paling
mengerikan, Yesus memberitahu kita, "Sebagaimana aku telah mengasihimu, pergilah dan
kasihilah satu sama lain." Bagaimana aku bisa menganggap diri sebagai pengikut Yesus jika
aku tidak mau hidup sebagaimana Dia hidup? Mati sebagaimana Dia mati? Mencintai yang
tidak dicintai dan memberi harapan bagi yang tak punya harapan?

Ini bukan tentang diriku. Ini adalah tentang Dia dan cinta kasihNya bagi anak²Nya.

Sekarang aku tahu apa maknanya mengikuti Tuhan. Ini berarti berjalan dengan berani bersama
RohNya yang penuh rahmat dan cinta kasih, dengan rasa percaya diri yang teguh akan
kehidupan yang abadi yang diberikan melalui sang Anak, untuk memberitakan dan
memuliakan sang Bapa.

Sekarang aku telah menemukan Yesus.

sunnahnabi.com/forum
Epilog Tambahan

24 Agusutus, 2015

Matahari mulai terbenam di cakrawala, meninggalkan hujan gerimis Inggris tergantung di


udara. Muslim panasku di Oxford telah berlalu bagaikan mimpi kabur, terutama tentang bayi
perempuanku berusia 3 minggu, yang mendengkur lembut di sebelah kananku. Hari ini tepat
10 tahun sejak aku berlutut pada Yesus.

Dalam penerbitan pertama buku ini, aku tidak menulis banyak di bagian epilog karena aku
memandang Seeking Allah, Finding Jesus terutama sebagai alat untuk mengajar dan kedua
sebagai pengalaman hidupku. Aku mengakhirinya dengan simpul yang terbuka dan
meninggalkannya dengan keadaan itu. Tapi banyak pembaca yang merasa epilog ini terlalu
singkat dan memintaku menulis lebih banyak detail tentang apa yang terjadi pada keluargaku
setelah aku berubah iman, bagaimana aku masuk ke dunia penginjilan, dan bahkan bagaimana
aku bertemu istriku. Aku merasa terhormat bahwasanya orang² banyak yang ingin tahu,
meskipun aku heran mengapa mereka tertarik akan hal itu. Aku harap pengalaman dan
pelajaran yang kubagi di sini berguna bagi kalian.

BAGAIMANA AKU MEMBERITAHU DAVID

Di pagi hari Rabu adalah saat dimana aku menerima Kristus sebagai Tuhanku, tapi aku belum
memberitahu siapapun sampai hari Minggu, ketika aku meminta David apakah aku bisa pergi
ke gereja bersama dia dan istrinya Marie. Permintaanku tidak mengejutkan David, karena
minggu sebelumnya kami telah pergi bersama ke gereja. Di saat itu dia terus menggodaku
untuk menerima Yesus. Kalau melihat sikapku, memang aku tidak bisa menyalahkannya.

Kejadian minggu lalu itu tentu tampak aneh. David dan Marie saat itu sedang memimpin
kegiatan belajar Alkitab pada beberapa remaja di gereja Sermon of the Mount (Khotbah di
Bukit), dan aku sangat bersemangat untuk bergabung bersama mereka karena aku baru saja
belajar berbagai bagian dari Injil Matius. Sewaktu pengajaran selesai disampaikan, para remaja
mulai mengajukan pertanyaan, tapi sebelum David dan Marie bisa menjawab, aku menyela
dengan jawabanku sendiri. Aku begitu giatnya belajar Alkitab sehingga aku bahkan bisa
menyampaikan berbagai komentar dan ayat perbandingan di Alkitab. Aku ingat David setelah
itu berkata, "Nabeel, terima Yesus sekarang juga! Kamu ini bagaikan orang Kristen yang
memimpin pemahaman Alkitab!"

Maka di hari Minggu berikutnya, ketika aku meminta diajak ke gereja lagi, David tidak merasa
heran. Di gereja kami bertemu Zach, yang telah menjadi orang Kristen beberapa bulan
sebelumnya dan telah mencari gereja untuk berbakti.

sunnahnabi.com/forum
Rasanya aneh saat datang ke gereja itu sebagai orang yang percaya pada Kristus. Meskipun
seharusnya mudah saja, tapi aku tak tahu bagaimana caranya memberitahu orang² bahwa aku
telah mengikuti Yesus. Hal ini merupakan masalah yang berat untuk bisa disampaikan secara
santai, tapi aku juga tidak ingin mencari perhatian. Lagipula, apa yang harus kukatakan?
Apakah aku "telah menjadi Kristen"? Kata² masih terasa sangat asing untuk diucapkan
mulutku.

Kesempatan baik muncul setelah selesai ibadah. Kami berempat dan beberapa anggota gereja
ingin pergi makan siang bersama di restoran China buffet (bayar sekali, boleh makan
sebanyaknya) tak jauh dari rumah David, dan sebelum kami mulai makan, David bertanya
apakah ada yang bersedia memimpin doa sebelum makan.

Aku dengan penuh semangat menawarkan diri, dan David berkata, "Bener nih? Segerombolan
orang Kristen berkumpul untuk makan dan malahan yang Muslim yang menawarkan diri
untuk memimpin doa?" Marie memukul lengan David dan semua orang lalu menundukkan
kepala.

Aku tak ingat apa yang kukatakan dalam doa, tapi aku ingat menutup doaku, "Dalam nama
sang Bapa, Anak, dan Roh Kudus." Setiap orang di meja makan mengangkat kepala dengan
rasa terkejut. David dengan cepat berkata, "Wah, engkau bahkan berdoa seperti orang Kristen
sekarang! Kapan dunk mau terima Yesus?"

Karena bisa mengamati keadaan lebih cepat, Marie menggenggam lengan David dan berkata,
"David, masa kamu belon juga sadar? Dia sudah menerima Kristus!"

David memandangku dengan mata tak percaya, dan ketika aku menganggukkan kepala, dia
tak bisa berkata apapun. Orang lain di meja makan bersukacita dan memeluk aku, sampai
akhirnya David bisa berkata-kata lagi. "Engkau akhirnya menjadi orang Kristen, dan engkau
memimilih Happy Buffet (nama restoran itu)? Seharusnya kita pergi ke restoran lain; aku
bahkan bersedia mentraktirmu di rumah makan daging bistik Brazil!"

BAGAIMANA AMMI DAN ABBA MENGETAHUI

Setelah bersukacita dan saling memeluk, kami semua mulai makan. David bertanya padaku
kapan aku ingin dibaptis, dan aku menjawab bahwa aku siap dibaptis sekarang. Keputusanku
untuk cepat² dibaptis ini bukan karena alasan theologia apapun, tapi karena aku ingin dibaptis
David, dan dia harus segera pergi untuk tinggal di New York City. Dia memutuskan untuk
kuliah di Fordham University untuk meraih gelah Ph.D. (S3) di bidang filosofi agama, dan dia
akan berangkat dalam waktu beberapa hari saja.

Tapi David tidak siap untuk membaptisku. Nada suaranya menjadi serius saat menjelaskan
bahwa baptis adalah proklamasi iman Kristen secara umum, dan bahwa aku harus

sunnahnabi.com/forum
memberitahu orangtuaku tentang perubahan imanku sebelum dia bisa membaptis diriku. Dia
tahu betul tentang diriku dan dugaannya memang tepat: aku akan merasa ragu untuk
memberitahu orangtuaku tentang keputusanku mengikut Yesus, mungkin tetap tak akan
memberitahu mereka.

Kami lalu mulai berdebat satu sama lain, seperti banyak pengalaman sebelumnya, sampai
akhirnya aku memutuskan menghentikan perdebatan itu. "David, engkau harus membaptis
diriku sebelum pergi ke New York, dan aku tidak akan memberitahu kedua orangtuaku."

"Baiklah," jawab David mengakhiri juga. "Maka aku akan berdoa agar kedua orangtuamu tahu
akan hal ini meskipun engkau tidak memberitahu mereka."

Rupanya, Tuhan mendengar percakapan kami.

Beberapa hari kemudian, karena salah komunikasi, Ammi dan Abba datang ke apartemenku
saat aku sedang tidak berada di situ. Biasanya, aku tidak pernah meninggalkan apartemen
tanpa mengunci pintu depan, aku tidak akan meninggalkan kamarmuk tanpa mengunci pintu
kamar (karena aku tak mau teman seapartemenku masuk kamarku), aku tidak akan
membiarkan komputerku terbuka begitu saja tanpa proteksi password, dan aku tidak akan
membiarkan pesan instan (instant messenger) terbuka begitu saja saat aku pergi. Tapi di hari
itu, aku ternyata lupa melakukan keempat hal tersebut. Ketika Ammi dan Abba mengetuk
pintu, tiada orang yang menjawab. Mereka masuk ke apartemenku dan mencariku di kamarku.

Yang mereka temukan justru adalah sebuah pesan di komputerku dari teman Kristen yang
mengucapkan selama padaku karena aku akan dibaptis. Ketika aku pulang ke apartemenku,
aku sangat kaget melihat mereka ada di kamarku, dan raut wajah mereka menunjukkan
segalanya yang mereka tidak bisa ucapkan padaku.

NASEHAT BAGI ORANG KRISTEN BARU DARI LATAR BELAKANG MUSLIM

Salah satu penyesalan terbesar dalam hidupku adalah tidak memberitahu orangtuaku tentang
pembaptisan yang akan kualami. Mereka sudah seharusnya tahu. Jika ada yang aku ingin ubah
di hari² tersebut, maka itu adalah saat mau dibaptis. Sejak saat itu sampai sepuluh tahun
kemudian, aku telah menginjili sekeliling dunia dan telah bertemu ratusan orang yang
meninggalkan Islam demi Yesus. Saat orang beriman pada Kristus yang datang dari latar
belakang Muslim menemuiku untuk konsultasi, pertanyaan pertama yang aku ajukan adalah
apakah mereka telah memberitahu keluarga mereka atas keputusan ganti iman. Aku tak ingin
ada orang lain yang membuat kesalahan seperti diriku.

Aku tahu ini adalah masalah yang umum dihadapi ex-Muslim. Pola pikir kehormatan-rasa
malu, ditambah lagi dengan harga yang harus dibayar karena mengikut Yesus, membuat
banyak ex-Muslim merasa lumpuh sehingga mereka memilih tetap merahasiakan iman baru

sunnahnabi.com/forum
mereka. Aku bahkan telah bertemu seorang imigran di Amerika yang telah menjadi seorang
Kristen lebih dari 20 tahun dan tetap belum juga memberitahu kedua orangtuanya bahwa dia
telah meninggalkan Islam.

Nasehatku bagi semua saudaraku laki dan perempuan dalam Yesus adalah mereka harus
berjalan dalam terang dan tidak menyembunyikan apapun. Yesus ingin kita semua berjalan
secara terbuka dan merdeka, sedangkan main rahasia²an dan mengelabui orang adalah
dunianya si setan. Hal ini terutama penting bagi para Muslim dalam konteks kehormatan-rasa
malu, karena mereka cenderung menyembunyikan diri dari keadaan yang sulit. Hanya setelah
kita tidak takut lagi barulah kita bisa hidup dengan berani sebagai seorang Kristen sejati. Ya,
memang hal ini menyakitkan dan bisa berbahaya, tapi di sinilah Roh Kudus bertemu kita dan
membentuk kita ke dalam citra Yesus, Tuhan yang telah menderita bagi kita.

Nasehatku sebenarnya lebih controversial daripada apa yang pertamakali terdengar. Tak lama
setelah aku masuk dalam dunia kegiatan penginjilan bagi Muslim, aku mengetahui bahwa
banyak misionaris yang memberitahu orang Kristen baru dari latar belakang Muslim untuk
tidak memberitahu keluarga mereka bahwa mereka telah beralih iman. Mereka menasehati
agar tetap menjaga hubungan dengan lingkungan Muslim mereka dan jangan mengumumkan
bahwa Yesus itu Tuhan. Para penginjil ini seringkali menyebarkan Injil diantara umat Muslim
tanpa mengikutsertakan keterangan bahwa Yesus itu Tuhan. Praktek ini begitu luas dilakukan
sehingga menjadi kegiatan umum di kalangan misionaris, dan disebut sebagai Gerakan Orang
Dalam (Insider Movement).

Aku sangat mencintai saudara² seiman dalam Kristus yang membaktikan hidup mereka untuk
merengkuh para Muslim, tapi aku berpendapat bahwa pendekatan seperti ini sangat salah
sehingga aku mengutuknya sebagai penghujatan. Injil tanpa ketuhanan Yesus adalah bukan
Injil sama sekali. Berita yang baik adalah Tuhan sendiri mengasihi kita sedemikian rupa
sehingga bersedia datang ke dunia dan menderita bersama kita, bahwa meskipun kita tak bisa
menyelamatkan diri sendiri, Tuhan menyelamatkan kita. Dia tidak mengirimkan orang lain
untuk melakukan pekerjaan kotorNya. Dia sendirilah yang menyelamatkan kita. Tiada orang
lain yang bisa melakukan itu. Inilah keindahan Injil; segalanya adalah tentang Tuhan dan apa
yang Dia telah lakukan demi cintaNya bagi kita. Injil tanpa ketuhanan Kristus adalah Injil yang
mati.

Karena itulah, aku nasehatkan para misionaris diantara umat Muslim dan bekas Muslim yang
merasa ragu untuk menginjili bahwa kita harus memeluk ajaran Yesus: Mengikuti Dia
seringkali berarti memecah belah keluarga kita dan ada kemungkinan kita dibunuh karena
iman kita (Matius 10:32-39). Rasa takut dan penderitaan merupakan resiko mengikuti Yesus,
dan inilah makna mengikuti Yesus. Jika Yesus telah ditolak keluargaNya (Markus 3:31) dan
tidak lari dari penderitaanNya (Markus 10:33), bagaimana mungkin kita, para pengikutNya,
menghindari contoh yang telah Ia berikan pada kita?

sunnahnabi.com/forum
Penderitaan orang Kristen itulah yang dengan jelas diterangkan di Alkitab seperti di Filipi 4:6-
7, Lukas 18:1-8, dan Matius 6:25-34, dan di tahun pertamaku sebagai orang Kristen, aku
menenggelamkan diri dalam ayat² itu untuk mencari penghiburan. Pelajaran terbesar yang
kualami di saat itu adalah penderitaan menyatukan kita lebih dekat lagi pada Yesus dan
membuka pintu lebar² bagi kehadiran Roh Kudus, sang Penghibur, lebih daripada segalanya.
Mungkin itulah sebabnya mengapa aksi kita pertama setelah menerima Kristus adalah
pembaptisan, yang melambangkan kerelaan hati kita untuk mati bagi dunia ini. Meskipun
banyak orang Kristen yang melihat ini sebagai kematian yang simbolisme saja, tiada yang
menganggap simbol ini tiada artinya. Untuk mengikuti Yesus berarti mati agar kita beroleh
kehidupan.

HARI² PERTAMAKU SEBAGAI ORANG KRISTEN

Di hari Minggu yang manis tapi juga pahit, David membaptisku di kolam renang di halaman
belakang dan lalu pergi ke New York City. Hari itu adalah juga hari Minggu terakhir gerejanya
berkumpul, karena sang pendeta gereja merasa waktu pelayanannya di Virginia sudah
berakhir. Zach dan aku ditinggal pergi tanpa seorang pun yang bisa membimbing kami
mengikuti Yesus, dan tanpa gereja pula. Kami berhubungan dengan dua pemuda lainnya dari
gereja itu yang telah bertekad membaktikan hidup mereka bagi Yesus, dan kami berempat
memutuskan untuk belajar mengenal Yesus bersama. Kami semua belum setahun mengikuti
Yesus. Yang kami tahu hanyalah kami ingin jadi seperti dia. Lalu kami menemukan buku
berjudul So, You Want to Be Like Christ? (Engkau Ingin Menjadi Seperti Yesus?)

Buku itu ditulis oleh Chuck Swindoll, buku yang tepat seperti yang kami butuhkan. Buku ini
fokus pada disiplin spiritual, hidup sesuai dengan cara hidup Yesus. Setiap hari Rabu, kami
berempat berkumpul bersama untuk menerapkan apa yang kami baca dan mempelajari
Alkitab, kadangkala sampai jam 4 pagi, karena tekad keras mengenal Tuhan dan
kebenaranNya. Kami berdoa bersama, puasa bersama, menghafal ayat² Alkitab bersama,
mengaku dosa bersama, dan terus berusaha mengenal Tuhan dengan segala yang kami
berempat miliki. Pada saat itu, kami mengalami berbagai muzizat, nubuat, penglihatan, dan
bahkan pengusiran setan. Aku tak ragu sama sekali bahwa semangatku mengenal Yesus di saat
itu telah menjadi fondasi bagi keyakinan Kristenku sepanjang sepuluh tahun selanjutnya.

Sayangnya, jaman keemasan kami berjalan bersama Kristus berakhir sekitar 7 bulan kemudian.
Kami bergabung dalam sebuah gereja, dan pertemuan hari Rabu malam kami semakin jarang
dilakukan. Setelah selesai mempelajari Alkitab, aku mulai menaruh lebih banyak perhatian
pada sekolah dan tidak begitu banyak pada Alkitab. Penampakan supernatural juga jadi sangat
berkurang sewaktu aku menaruh perhatian pada urusan duniawi di sekelilingku sekali lagi.

Orangtuaku, setelah tersadar kembali dari rasa terkejutnya yang hebat, menunjukkan dua hal
yang sangat jelas bagiku: mereka merasa sangat dikhianati, tapi meskipun begitu, mereka tetap
mencintaiku. Mereka melihat diriku sebagai korban yang tak bersalah, menyalahkan David

sunnahnabi.com/forum
karena telah "mencuciotak" diriku. Di mata mereka, David adalah titisan setan. Meskipun aku
gigih menekankan bahwa aku memilih Yesus atas dasar pilihan sendiri setelah bertahun-tahun
mempertimbangkannya dengan seksama, mereka tetap saja tidak bisa percaya perkataanku,
sambil mengira aku ini sakit jiwa dan di bawah pengaruh David. Selama berbulan-bulan emosi
kemarahan mereka meluap, kata² kasar diucapkan, dan persengkataan terjadi, tapi Ammi dan
Abba tidak pernah menyangkal diriku sebagai anak. Di satu pihak, hal ini sungguh patut
disyukuri karena itu berarti aku masih merupakan bagian dari keluargaku. Di lain pihak, hal
ini juga sangat menyakitkan karena aku harus terus menghadapi serangan badai emosi terus
menerus, mendengarkan Ammi mengecam diriku selama berjam-jam. Dia menangis setiap kali
aku menemuinya selama dua tahun, sambil mengatakan bahwa iman Kristenku telah
menghancurkan keluarga kami.

Demi usaha "cuciotak" diriku, mereka bersikeras bahwa aku harus bertemu dengan para imam
dan ketua² Ahmadiyah. Beberapa imam sampai harus melakukan perjalanan ratusan mil untuk
berkunjung ke rumah kami agar bisa bicara denganku; atau di lain waktu, kamilah yang harus
menyetir selama ratusan mil untuk bertemu dengan mereka. Mereka seringkali menanyakan
kesalahan besar apakah dalam Islam yang membuat aku beralih iman ke Kristen, dan sebagian
imam bahkan mulai mencecarku dengan berbagai pertanyaan apologetik yang kugunakan dulu
melawan David selama bertahun-tahun. Dari semuanya, yang paling sering diajukan dari
sudut pandang mereka adalah "Bagaimana mungkin seseorang meninggalkan Islam untuk jadi
Kristen? Ini sungguh tidak mungkin." Aku bertemu dengan banyak Muslim yang bereaksi
sama dengan mereka sampai hari ini sekalipun. Muslim² yang tak mengenal diriku mengira
aku tentu memeluk Kristen karena keuntungan pribadi saja. Seorang supir taxi bahkan berkata
padaku dengan aksen Mesirnya yang kental, "Gak mungkin; kau pasti disogok yah? Berapa
mereka bayar kamu?" (Yang dia maksud dengan "mereka" ternyata adalah CIA.)

Di lain pihak, banyak orang Kristen yang bertanya padaku mengapa para Muslim taat tidak
segera bisa diyakinkan oleh penjelasanku tentang keKristenan. Aku harus mengingatkan
mereka bahwa lensa di mana Muslim memandang dunia tidak mengijinkan hal itu terjadi.
Anggapan mereka adalah "Islam itu sangat benar; Kristen itu sangat salah," dan segala
masukan yang mereka terima disaring sesuai dengan anggapan tersebut. Perbedaan antara
sudut pandang Islam dan sudut pandang Kristen itu besar sekali, dan dibutuhkan perubahan
mental tektonik yang sangat besar untuk bisa berallih pandangan. Satu kali percakapan saja
tidak cukup untuk menempatkan semua pemikiran di tempat yang sebenarnya. Karena alasan²
inilah, para imam tidak bisa mempercayai jawaban²ku dan bahkan tidak mengerti apa yang
kujelaskan.

Ammi dan Abba sungguh tidak mengerti juga. Setelah mereka melihat bagaimana aku
membantah pertanyaan² para imam, mereka merasa heran bagaimana aku bisa menjadi
sedemikian kurang ajar dan apakah aku sudah mulai sakit jiwa. Ammi mulai mengiri aku pada
seorang psikiatris, sambil merasa sangat yakin bahwa tentunya ada yang salah dalam otakku.
Ammi mengatakan pada psikiatris tersebut bahwa aku percaya bahwa aku bisa berbicara
dengan Tuhan dan aku yakin Dia pun berkata kembali padaku beberapa kali. Tapi walaupun

sunnahnabi.com/forum
Ammi dan Abba protes begitu, sang psikiatris tidak pernah menemukan ada yang salah dalam
diriku, dan dia malah menasehatkan konseling sekeluarga. Mendengar ini, Ammi dan Abba
merasa tidak suka pada psikiatris Barat dan tidak melanjutkan kasusnya.

BAGAIMANA AKU BERTEMU DAN MENIKAH DENGAN PENGANTINKU

Waktu berlalu sangat lambat di masa itu, dan aku sangat ingin bertemu dengan orang² Kristen.
Ada masa di mana aku mengunjungi toko² buku Kristen sehingga aku bisa berada di tengah²
orang Kristen lain, meskipun mereka tidak pernah bicara denganku. Aku memutuskan untuk
mengunjungi banyak gereja sepanjang minggu, salahsatunya adalah gereja yang fokus pada
penginjilan mahasiswa perguruan tinggi. Mereka berencana untuk pergi ke sebuah konferensi
yang dinamakan Passion, dan kegiatan ini berlangsung selama empat hari di Atlanta dan
dikunjungi oleh lebih dari 20.000 mahasiswa universitas Kristen dari seluruh penjuru negeri
dengan pembicara² kelas dunia dan musik puji²an. Aku tentu tidak akan mau melewatkan
kegiatan ini. Aku sangat bersyukur datang ke konferensi itu, sebab di situlah aku bertemu
dengan wanita yang menjadi pengantinku.

Michelle adalah mahasiswa tahun ketiga di Coast Guard Academy di Connecticut, dan aku
diperkenalkan padanya melalui seorang teman, yang adalah teman sekelasnya yang berasal
dari Old Dominion University dan pindah ke Academy itu. Aku seharusnya bisa mengatakan
bahwa aku terpesona padanya pada pandangan pertama, tapi sejujurnya aku saat itu tidak
terlalu menaruh perhatian padanya. Aku berada di konferensi itu untuk memuji Tuhan, dan
aku sedang sibuk memikirkan berbagai hal lainnya. Tapi Michelle sangat tertarik mendengar
kisahku dan apa yang Tuhan lalukan dalam hidupku, maka dia meminta kami untuk terus
berhubungan.

Di akhir hari ke empat, Michelle pergi kembali ke Connecticut dan aku kembali ke Virginia.
Kami terus melanjutkan percakapan melalui email dan SMS. Melalui korespondensi itulah aku
mulai mengenal hati dan pikiran Michelle. Dia itu adalah orang yang paling tulus, rela
berkorban, setia, jujur, sangat melayani yang pernah aku jumpai. Tak lama kemudian aku
menyadari bahwa wanita ini sungguh adalah mutiara berharga yang sangat lanka, anak
perempuan Tuhan yang sangat unik dan aku tentunya sangat bodoh jika aku tidak
mendekatinya. Tapi ini berarti bertarung dalam medan perang baru.

Ketika aku bertemu dengan orangtuanya, mereka sangat baik hati dan ramah, tapi sudah
tampak jelas bahwa mereka merasa nyaman bahwa seorang pria bekas Muslim mendekati anak
gadis mereka. Tentu saja keadaan semakin sulit karena Michelle baru berusia 21 tahun dan aku
juga belum punya penghasilan atau dukungan sosial apapun. Maka sewaktu aku melamarnya,
mereka menolak. Dua kali. Syukurlah, kali ketiga ternyata berhasil.

Aku masih harus meyakinkan Ammi dan Abba. Ammi dengan cepat menolak kemungkinan
aku akan menikah dengan wanita Barat. Dia berkata, "Nabeel, jika enkau telah jadi Kristen,

sunnahnabi.com/forum
mengapa engkau tidak menikah saja dengan wanita Pakistan yang Kristen? Setidaknya dia tahu
budaya kita!" Aku menjawab bahwa sudah terlambat bagi kemungkinan itu, karena aku telah
meminta bimbingan Tuhan dan merasa yakin bahwa Michelle adalah pasangan yang sempurna
bagiku.

Abba, di lain pihak, mulai melembut terhadap keputusan²ku. Di satu saat, ketika Ammi telah
meninggalkan ruangan dengan penuh airmata dan frustasi, Abba berkata padaku, "Nabeel, jika
Michelle akan menjadi menantuku, aku ingin bertemu dengannya." Dan dia memang akhirnya
bertemu dengan Michelle, seminggu sebelum pernikahan kami, saat Michelle akhirnya pindah
ke negara bagian yang sama denganku untuk mempersiapkan pernikahan kami. Menyadari
bahwa pernikahan tetap akan berlangsung tanpa persetujuannya, maka Ammi pun bertemu
dengan Michelle.

sunnahnabi.com/forum
KEHANCURAN KELUARGA

Tapi mereka tidak bersedia memberkati pernikahan kami, dan mereka tidak mau datang ke
upacara pernikahan. Selain empat saudara sepupu dan seorang paman, tiada seorang pun dari
keluargaku yang datang. Semua itu menyiksa diriku, dan hanya mengingat hal itu saja sudah
membuat merasa sakit hati lagi. Aku harus mengakui bahwa kedua orangtuaku juga
merasakan hal yang sama, terutama Ammi. Dia dulu punya banyak harapan dan impian
bagiku, anak laki²nya satu²nya, dan karena perubahan imanku pada Kristen, aku sudah
memusnahkan semuanya, pertama-tama dengan meninggalkan Islam dan lalu menikah dengan
seorang non-Muslim, bahkan dengan gadis Barat.

Selama perubahan keadaan keluarga ini, kakak perempuanku, Baji, berusaha untuk menjaga
perdamaian. Dia telah menyadari bahwa aku pada akhirnya akan berubah iman, karena aku
menceritakan padanya tentang mimpiku yang pertama di bulan Desember 2004. Tapi dia lebih
khawatir akan persatuan keluarga kami daripada pandangan agamaku. Hal ini masuk akal
karena pendapat dia akan Islam telah dipengaruhi paham Barat, dan dia pikir sangatlah
mungkin bahwa Allah ingin aku mengikutiNya melalui jalur Kristen.

Terlepas dari semuanya, Baji paling khawatir bahwa pihak keluargaku akan menolakku karena
keputusan meninggalkan Islam, dan bukan karena keselamatan jiwaku. Sewaktu aku semakin
mengikuti iman Kristen, Baji bertambah khawatir hal ini akan menghancurkan keluarga kami,
dan nasehatnya padaku selalu sama, "Lakukan atau katakan apa saja untuk membuat keadaan
jadi lebih baik." Dia takut ikatan keluarga kami akan hancur.

Dan memang begitulah yang terjadi. Di tahun 2009, sewaktu diwisuda di sekolah kedokteran,
aku memutuskan untuk menjadi penginjil sepenuhnya dan bukannya praktek sebagai dokter.
Ketika aku memberitahu keputusanku pada orangtuaku, mereka tidak mengerti. Aku ingat
Ammi berkata, "Nabeel, engkau menjadi orang Kristen, baiklah. Engkau menikahi Michelle,
baiklah. Tapi sekarang engkau tidak mau berkarir sebagai dokter? Ini adalah hal terakhir yang
kumiliki, satu²nya hal yang membuatku bisa merasa bangga! Kamu itu tidak mau nurut
padaku dalam segala hal?"

Aku mencoba menjelaskan padanya bahwa panggilan hatiku adalah pada penginjilan, tapi hal
ini sungguh tak masuk akal baginya. Dia tetap berkata, "Tidak bisa. Kan ada banyak dokter²
Kristen; dan aku tahu kau bisa kerja jadi dokter jika engkau mau. Kamu tidak perlu bicara di
muka umum tentang Kristen dan Islam." Di saat itu, dia menyimpulkan bahwa aku
memutuskan berbagai hal untuk berontak dari dia, dan hanya untuk menyakiti hatinya dan
Abba. Mereka akhirnya berkeputusan menghentikan segala komunikasi denganku.

PANGGILANKU UNTUK MENGINJILI

sunnahnabi.com/forum
Meskipun pembicaraanku dengan orangtuaku itu terjadi di tahun 2009, keputusanku untuk
meninggalkan dunia kedokteran telah dimulai prosesnya sejak tahun 2006. Pendeta di gerejaku
tahu bahwa aku telah menjadi orang Kristen setelah mempelajari Alkitab dan sejarah Yesus
melalui David, maka dia meminta kami berdua memberi seri khotbah bersama untuk
menjawab film The Da Vinci Code, yang baru saja ditayangkan di berbagai bioskop saat itu. Di
tanggal 21 Mei, ketika David kembali ke Virginia Beach untuk liburan musim panas, kami
bekerja sama sebagai sebuah tim untuk menyampaikan khotbah kami yang pertama. Pada
akhir ibadah, dua orang atheis maju ke depan untuk menerima Yesus. Gereja² lain mulai
meminta kami untuk bicara pada jemaat mereka, dan panggilan bagi kami untuk menginjili
telah tampak jelas.

Sebelum melanjutkan, aku harus mengatakan bahwa orang² Kristen baru dari latar belakang
Islam telah didorong untuk melakukan penginjilan sangat terlalu cepat dan sangat terlalu
sering. Teman² Kristen mereka sangat gembira karena mereka telah menjadi pengikut Kristus,
maka mereka meminta para Kristen baru itu untuk membagi kesaksian² di gereja.
Kesaksian²nya seringkali terdengar eksotik dan sangat kuat, dan berita langsung menyebar
dengan cepat. Tak lama kemudian, orang Kristen baru dari latar belakang Muslim ini mulai
berbicara dan mengajar tanpa punya waktu untuk bertumbuh terlebih dahulu dalam Kristus,
tanpa akar yang cukup dalam atau transformasi rohani. Begitulah yang terjadi pada diriku; aku
belum lagi menjadi orang Kristen selama setahun tapi sudah sibuk mengajar di berbagai gereja,
berdebat dengan para imam, dan membagi kesaksianku pada ratusan jemaat. Aku
menasehatkan dengan tegas agar hal itu tidak dilakukan, dan menganjurkan untuk menunggu
pertumbuhan rohani sekitar dua tahun sebelum melakukan penginjilan. Aku melakukan
beberapa kesalahan besar sebagai penginjil muda karena aku belum memiliki hikmat dan
rahmat yang hanya datang setelah menghabiskan cukup waktu dengan Kristus dan firmanNya.
Meskipun aku telah melihat beberapa orang Kristen baru tersandung dalam perjalanan ini,
Tuhan dengan rahmatNya menjaga diriku melalui berbagai kekuranganku.

David dan aku menamakan penginjilan kami Anastasias Apologetics, dan pesan utama kami
adalah kebangkitan Yesus, melalui referensi Yunani. Setelah menyadari bahwa nama itu sukar
disebutkan dan sukar dieja, maka kami mengganti namanya menjadi Acts 17 Apologetics
(Kisah Para Rasul 17 Apologetik). Saat aku lulus dari sekolah kedokteran, aku telah menginjili
ribuaan orang di lusinan pertemuan, dan aku tahu aku ini dibentuk untuk menjadi seorang
guru dan penginjil, bukannya jadi dokter. Aku memutuskan untuk menggunakan keahlian
medisku bagi missi² di luar negeri, tapi tujuan utamaku adalah penginjilan.

David dan aku menginjili bersama sampai, karena berbagai kejadian selama dua tahun, Acts 17
akhirnya lebih banyak fokus pada kebebasan berbicara, syariah, dan Islam. Meskipun hal ini
penting sekali, tapi aku tidak ingin fokus penginjilanku pada Islam. Hatiku lebih tertarik
menyampaikan keindahan, cinta kasih, dan kekuatan Tuhan yang tritunggal, dan aku ingin
fokus untuk menyampaikan kabar baik Injil dan kebenaran sejarah. Kegiatan Acts 17 itu
penting, tapi tidak membutuhkan David dan diriku berdua. Sambil mendorong dia untuk terus

sunnahnabi.com/forum
melanjutkan usahanya, aku meninggalkan Acts 17 di bulan Juni 2011 dan memulai penginjilan
Creed 2:6, tapi C2:6 tidak berlangsung lama.

Di bulan September 2011, aku menerima telepon dari Ravi Zacharias International Ministries,
dan ini adalah organisasi dunia bagi para penginjil dan pemikir Kristen. Salah satu dari
pembicara mereka terpaksa mengundurkan diri di saat suatu acara kebaktian hampir dimulai,
dan panitia menjadi panik mencari penggantinya. Tiada seorang pun pengkhotbah yang ada
saat itu, dan semua rekan yang biasa mereka hubungi juga sedang sibuk. Dalam usaha terakhir,
mereka bertanya pada rekan² tersebut apakah mereka tahu orang yang bisa mengisi
kekosongan itu, dan dua diantaranya menyebut namaku.

Melalui kejadian kebetulan ini, aku mulai berhubungan dengan RZIM. Di bulan Desember
tahun itu, Michelle dan aku bertemu dengan pendiri organisasi tersebut, Dr. Ravi Zacharias,
dan dia bertanya pada kami apakah aku bersedia bergabung dengan tim mereka. Kami
menyatakan persetujuan dengan penuh semangat, tanpa keraguan.

Menjadi bagian dari tim pembicara RZIM merupakan impian yang menjadi kenyataan, karena
posisi ini menyediakan tempat untuk memenuhi panggilanku dan aku juga merasa memiliki
keluarga Kristen untuk berbagi kehidupan. Setiap hari aku dikelilingi oleh para pemikir
canggih dari berbagai kehidupan yang sangat bersemangat bekerja bagi Kristus, dan mereka
bagaikan saudara² kandung bagiku. Mungkin untuk pertamakalinya dalam seluruh hidupku,
aku merasa berada di tempat yang menerimaku dengan sepenuhnya.

SAAT INI

Sekitar setahun setelah putus hubungan dengan keluargaku, Abba tahu² menelponku. Ada
masalah dalam keluarga, dan dia ingin kami semua berdiri bersatu. Michelle dan aku dengan
cepat naik mobil untuk bertemu dengan mereka, dan sejak saat itu sampai tahun 2014,
hubungan kami terus berlanjut tapi tetap saja sangat penuh pertentangan. Meskipun kami
sering bicara satu sama lain, kami tidak berfungsi sebagai sebuah keluarga.

Tapi ada perubahan yang terjadi di tahun 2014. Meskipun aku tidak tahu persis mengapa, tapi
aku bisa menebak penyebabnya. Saat buku ini diterbitkan, aku mulai menerima banyak email
dan surta dari segala penjuru dunia dari orang² yang tak pernah bertemu denganku tapi telah
bertekad mendoakan keluarga kami. Tuhan tentu mendengar doa² ini, karena hanya itulah
satu²nya penjelasan yang bisa kupikirkan mengapa tiba² saja hubungan keluarga kami berubah
drastis menjadi sangat baik. Ammi tidak lagi menangis setiap saat, hanya kdangkala
mengalirkan airmata saja. Abba dan aku bisa berbicara sebagai orang dewasa dan tidak selalu
saja terseret pada perdebatan agama. Kami berbicara dengan riang dan membagi berbagai
kisah. Akhirnya kami berfungsi sebagai keluarga lain. Malahn, mereka besok akan datang ke
sini, di Inggris, untuk menengok cucu perempuan mereka, Ayah (ini nama anak Nabeel, bahasa
Arab, artinya muzizat). Aku sungguh tidak sabar menunggu untuk bisa memperlihatkan

sunnahnabi.com/forum
kehidupan kami di Inggris sekarang, dan aku punya sangat banyak pertanyaan pada mereka
bagaimana cara menjadi orangtua yang baik. Bagaimanapun juga, mereka adalah orangtua
yang baik.

Aku senantiasa berterimakasih pada kalian semua yang telah berdoa, dan terus berdoa, bagi
keluarga kami.

Alasan mengapa aku sekarang berada di Inggris adalah karena aku tetapi senang sekali
membahas berbagai hal yang membimbingku keluar dari Islam dan menerima Yesus. Tak lama
setelah menjadi orang Kristen, aku membentuk dasar pengetahuan theologi melalui kuliah di
Biola University, dan aku belajar kritis Islam dan Kristen di Duke University, di bawah
berbagai profesor Kristen dan Muslim. Saat ini aku sedang berjuang meraih gelar doktor (S3)
dalam hal studi Perjanjian Baru di Oxford, dan aku berharap bisa mempersenjatai para pencari
kebenaran dan gereja dengan alasan² yang sangat kuat agar punya keyakinan diri yang teguh
dalam iman Kristen.

David dan aku masih berteman baik, tapi dia dan Marie sekarang punya empat anak laki di
New York yang membuat mereka sangat sibuk, sehingga aku jarang bertemu mereka.
Meskipun begitu, Michelle dan aku berencana menyambut mereka di sini di musim gugur, dan
mereka bisa bertemu dengan bayi kami yang cantik, Ayah. Aku akan terus mengamati anak²
laki David saat mereka berkenalan dengan Ayah.

Perlu juga disampaikan bahwa Ayah, saat ini, sedang berbaring di atas selimut yang diberikan
pada kami oleh Betsy, gadis Kristen yang mencoba menyampaikan Injil padaku di SMA. Betsy
berhubungan denganku lagi setelah dia mendengar perubahan imanku, dan keluarga kami elah
bertemu beberapa kali untuk membicarakan apa yang Tuhan telah lakukan dalam hidup kami.
Aku berterimakasih pada Tuhan karena dia dan ratusan orang yang mencoba menghubungiku
dan mendoakanku meskipun tampaknya, pada awalnya, semua usaha mereka sia² saja.

MERAIH MUSLIM

Ada dua hal terakhir yang penting. Pertama, sebagian orang Kristen yang membaca kisahku
berpendapat Tuhan tentunya tidak akan menghubungi Muslim melalui penglihatan dan
mimpi² di jaman sekarang. Mereka yakin hal itu bertentangan dangan otoritas dan kecukupan
Alkitab. Aku sangat percaya pada otoritas dan kecukupan Alkitab, tapi aku juga percaya Tuhan
itu sangat pemurah dan Dia mampu melakukan segala hal yang tak terukur, lebih dari yang
kita minta atau bayangkan, dan Dia meraih Muslim dengan cara yang mungkin mengejutkan
mereka yang tidak bekerja di bidang pengijilan. Dari setiap cerita yang aku tahu secara pribadi
tentang para Muslim yang menerima penglihatan dan mimpi, Tuhan membimbing para
Muslim tersebut baik secara langsung ke Alkitab atau pada orang² Kristen yang bisa
menerangkan ajaran² Alkitab. Dalam kisahku, penglihatan dan mimpi akhirnya

sunnahnabi.com/forum
membimbingku pada kitab Matius, dan di halaman² Alkitab inilah akhirnya aku bertemu
dengan Tuhan yang hidup.

Kedua, aku bertemu dengan beberapa orang yang, setelah membaca kisah ini, mengira mereka
perlu mengetahui semua jawaban tentang Islam sebelum bisa berhubungan dengan Muslim.
Tentunya tidak selalu harus begitu. David hampir tidak tahu apapun tentang Islam ketika kami
mulai bicara. Apa yang dibutuhkan orang² untuk bisa berteman dengan para Muslim bukanlah
pengetahuan luas tentang Islam tapi keinginan untuk mengetahui apa yang penting bagi
teman² Muslim dan keinginan untuk meluangkan waktu untuk mempelajari dan
mendiskusikan hal itu sewaktu hubungan berkembang. Adalah penting bagi orang² untuk
memiliki dasar pengetahuan tentang KRisten agar bisa dengan fasih menjelaskan apa yang
mereka yakini dan mengapa. Setidaknya begitu yang dikatakan 1 Petrus 3:15 pada orang²
Kristen.

NASEHAT AKHIR

Akhirnya, aku berharap untuk menyampaikan nasehat pada mereka yang sedang
mempertimbangkan untuk mengikuti Yesus, terutama mereka yang akan mengorbankan
banyak hal. Aku secara jujur mengatakan bahwa tahun pertamaku sebagai orang Kristen itu
sangat amat sulit, tanpa ragu lagi saat itu merupakan saat yang paling menyakitkan dalam
hidupku. Setiap hari bagaikan pergulatan, dan aku mengalami penderitaan yang sangat dalam
yang tak pernah kubayangkan penderitaan seperti itu mungkin terjadi.

Tapi sepuluh tahun kemudian, aku dengan jujur mengatakan bahwa itu adalah saat yang
terkuat dan terpenting dalam hidupku. Melalui itu, aku dibentuk, ditempa, diubah menjadi
murid Yesus. Roh Kudus adalah Penghiburku, FirmanNya adalah makanan bergiziku, dan aku
tidak akan menukar masa itu dengan apapun juga. Penderitaan itulah yang membuatku
menjadi pengikut Yesus yang sejati. Kehidupanku sekarang, termasuk perjalananku dengan
Tuhan dan hubunganku dengan istriku, sangat penuh kebahagiaan, jauh lebih ajaib daripada
yang bisa kubayangkan ketika masih menjadi Muslim.

Semua penderitaan itu berguna untuk mengikuti Yesus. Dia memang begitu ajaib.

sunnahnabi.com/forum
Apendix 1: Sumbangan Para Ahli

Dibesarkan sebagai seorang Muslim di Amerika


Abdu Murray

Menyumbang pada Bagian 1: "Ajakan Sholat"

Abu Murray adalah seorang pengacara, apologis, dan bekas Muslim Syiah. Penulis dua buku tentang
Islam dan pandangan dunia lainnya, dan sekarang dia adalah presiden Embrace the Truth International.

Di daerah luar kota Detroit yang dipenuhi warga kulit putih seputih garam, keluargaku
bagaikan beberapa butir merica. Kami tampak menonjol karena kami berkulit gelap, hanya satu
dari beberapa keluarga Muslim yang tinggal di situ. Aku mempelajari Islam dengan serius
sehingga bisa tampil lebih menonjol lagi sehingga banyak teman²ku yang bertanya tentang
Islam padaku. Aku menggunakan kesempatan itu untuk berdakwah keindahan dan kebenaran
Islam pada teman² non-Muslimku, yang kebanyakan adalah orang Kristen.

Aku dulu serupa dengan banyak Muslim yang kukenal. Bahkan sewaktu masih kecil, aku
senang berbicara tentang Tuhan dan iman Islamku. Aku heran dengan teman² non-Muslimku
yang tampak enggan berbicara tentang agama. Apakah orang² Kristen ini tidak percaya pada
agamanya? Jika pesan iman Kristen itu benar, maka mengapa mereka sungkan banget
membicarakannya? Aku meyakinkan diri bahwa sebenarnya dalam hati mereka tahu agama
mereka itu sangat aneh. Mereka perlu mengenal Islam agar mendapatkan jalan yang benar.

Umat Muslim jadi semakin percaya diri akan Islam dari latihan² agama yang mereka alami
sejak masa kecil sampai remaja. Kebanyakan umat Muslim belajar membela Islam di rumah²
mereka. Orangtua, paman, dan anggota keluarga senior lainnya akan duduk bersama anak² dan
mengajar kami cara membela Islam terhadap pandangan dunia. Qur'an itu firman Tuhan, kami
diajarkan begitu, karena Muhammad itu buta huruf dan tentunya tidak mungkin bisa
menghasilkan bahasa yang sedemikian indahnya dari otaknya sendiri. Dari latihan² di rumah
inilah kami jadi yakin sekali bahwa Qur'an itu adalah mujizat Allah karena mengandung
berbagai informasi sains dan fakta yang baru diketahui di jaman modern. Dan kami diberitahu
berulang kali bahwa Qur'an di jaman ini persis sama dengan Qur'an di jaman Muhammad, dan
tiada perubahan apapun selama 1400 tahun. Islam menawarkan cara hidup yang agung dan
adil. Begitulah yang diajarkan pada kami. Diskusi² semacam itu biasa diucapkan sewaktu
keluarga Muslim berkumpul bersama untuk makan malam di rumah.

Tapi kami juga diajarkan untuk menyerang kepercayaan orang lain. Sejak masih kecil, aku
diajari bahwa meskipun orang² Kristen berminat baik dan bahkan tulus mengikuti iman
mereka, sebenarnya kepercayaan mereka itu sangat salah. Alkitab mereka dulu memang asli,
tapi sekarang telah diganti mereka sendiri. Dan umat Kristen lalu menciptakan doktrin yang
sangat tidak masuk akal, misalnya bahwa Yesus itu Tuhan dan juga tentang Trinitas. Qur'an
yang disampaikan Muhammad di abad 7M di Arabia adalah untuk memperbaiki yang

sunnahnabi.com/forum
disebabkan Alkitab yang telah dikorupsi dan ajaran² Kristen yang penuh hujat. Missi Muhamad
adalah untuk memperbaiki kembali agama yang telah dikacaukan. Dan inilah tujuanku sebagai
Muslim yang baik untuk melanjutkan missi nabiku.

Tapi melengkapi anak² muda untuk menyebarkan Islam bukanlah satu²nya motivasi latihan ini.
Umat Muslim dari generasi lampau khawatir bahwa aspek² buruk budaya Amerika bisa sangat
menguasai dan akhirnya merusak generasi muda Muslim. Mereka khawatir anak² mereka akan
jatuh dalam berbagai cobaan sehingga akhirnya memakan obat²an terlarang, mabuk²an, sex
bebas, yang semuanya mereka anggap sebagai sifat dari kehidupan Amerika. Tapi jika gerenasi
muda Muslim yakin pada Islam, maka mereka dilengkapi untuk bertahan menghadapi cobaan.
Seburuk-buruknya kehidupan mereka, tapi semua ini tak ada yang lebih jelek dibandingkan
murtad meninggalkan Islam, apalagi kalau kemudian memeluk Kristen. Islam itu bukan hanya
kepercayaan saja, tapi juga identitas diri yang lengkap. Sungguh sukar membayangkan
mengganti identitas tersebut, bahkan bagi Muslim KTP sekalipun. Murtad meninggalkan Islam
itu bagaikan tindakan bunuh diri. Itu seperti membunuh identitas diri dan membuat seluruh
keluarganya merasa dipermalukan dan berkabung.

Karena itulah, para Muslim generasi tua yakin bahwa pengetahuan membela iman Islam dan
kemampuan menyerang kepercayaan lain, ditambah dengan rasa bangga atas budaya Islam,
bisa mencegah bencana murtad. Dan para kaum muda Muslim diyakinkan oleh keluarga
mereka bahwa menjadi seorang Muslim berarti mengakui Muhammad sebagai nabi dan Qur'an
sebagai firman illahi, dan menolak yang lain, terutama Kristen.

Kebanyakan orang Kristen sukar memahami bagaimana rasanya hidup dalam budaya Amerika
sambil tetap mempertahankan identitas sebagai seorang Muslim. Karena itulah kebanyakan
non-Muslim Amerika tidak mengerti bagaimana sulitnya bagi seorang Muslim untuk
mempertimbangkan bahwa Injil itu kemungkinan benar. Aku berterima kasih pada Tuhan
karena ada segelintir orang Kristen yang menunjukkan kasih sayang Yesus melalui perbuatan²
mereka. Dengan penuh perhatian mereka menunjukkan keindahan dan kebenaran Injil melalui
perkataan mereka. Tuhan menggunakan mereka untuk mengatur terjadinya diskusi spiritual
tanpa menyinggung perasaan.

Sama seperti banyak Muslim lainnya yang akhirnya menyerahkan hidup pada Kristus, aku juga
butuh waktu yang cukup lama untuk akhirnya memeluk kebenaran, untuk yakin bahwa
kebenaran itu layak diimani, meskipun harga yang harus kubayar sedemikian tinggi. Aku tahu
bahwa beriman pada Yesus Kristus mengakibatkan aku kehilangan identitas Muslimku yang
telah dibangun melalui percakapan² di meja makan bersama keluarga Muslimku. Sebelum aku
bisa melihat bahwa Kristus memang layak dimiliki, aku tidak berani membayar harganya. Tapi
akhirnya aku menyadari apa yang ditulis Jim Eliot, yang tewas karena menginjili, "Dia
bukanlah orang bodoh yang memberi apa yang tak bisa disimpannya, mendapatkan apa yang
tidak bisa hilang darinya." [118] Eliot mengucapkan kembali perkataan Paulus bahwa "Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus" (Filipi 3:8). Harga yang Yesus bayar bagi kita sedemikian mahal sehingga

sunnahnabi.com/forum
membuat apapun yang kita bayar untuk mengikutiNya bagaikan tak ada harganya. C.S> Lewis
menulis tentang kasih sayang Tuhan pada kita "begitu penuh tekad tanpa kenal menyerah
dalam menebus dosa kita, apapun harganya bagi kita, apapun harganya bagiNya." [119] Tuhan
seperti itu membuat aku bersedia mengorbankan identitas diriku sehingga aku bisa memiliki
hidup baru yang semakin serupa dengan Yesus.
[118] Edyth Draper, Draper’s Book of Quotations for the Christian World (Wheaton, IL: Tyndale, 1992), 1533.
[119] C. S. Lewis, Mere Christianity (San Francisco: Harper San Francisco, 2001), 133.

Sejak aku menyerahkan diri pada Yesus, caraku makan juga jadi berbeda. Dahulu, aku menelan
saja semua jawaban bermutu rendah yang membuat perutku tetap kelaparan dan
tenggorokanku tetap kering. Tapi dalam Kristus, rasa laparku dipuaskan oleh Roti Kehidupan
dan rasa hausku dilegakan oleh Air Kehidupan yang memuaskan diriku selamanya.

sunnahnabi.com/forum
Timur Bertemu Barat
Mark Mittelberg

Menyumbang Bab 2: "Duta Besar bagi Islam"

Mark Mittelberg, pendeta / penginjil

Mark Mittelberg adalah penulis bestselling (bukunya laku keras terjual) dan penyusun utama kursus
"Becoming a Contagious Christian" (Menjadi Orang Kristen yang Menular), yang telah melatih 1,5 juta
orang di seluruh dunia dan bukunya diterjemahkan dalam lebih dari 20 bahasa. Dia melayani sebagai
direktur penginjil di Willow Creek Association lebih dari satu dasawarsa.

"Penting bagimu untuk mengetahui bahwa Allah itu adalah Tuhan yang satu dan satu²nya, dan
bahwa Muhammad SAW adalah nabinya yang sejati. Tuhan itu tidak terbagi-bagi, dan Dia tak
punya anak. Dan Yesus bukanlah Anak Tuhan. Dia adalah nabi, seperti Muhammad, dan kita
menghormati dia, tapi kita tidak pernah boleh menyembahnya. Kami hanya menyembah Allah
saja."

Perkataan tegas ini disampaikan oleh seorang imam - dia mengenakan baju putih dan berdiri di
depan sekelompok orang dan jelas tampak sebagai pemimpin jemaat di mesjid itu pada hari itu
- disampaikan dalam sikap yang lebih dari sekedar menyampaikan pesan theologi. Pesan
disampaikan dengan otoritas yang jelas dan sebagai hal yang harus diterima oleh kami semua.

sunnahnabi.com/forum
Ini dinyatakannya bukan karena dia tidak mau menerima pertanyaan². Akan tetapi dia melihat
ini sebagai tantangan terhadap keyakinan umat Kristen. Maka setelah dia selesai
menyampaikan ajarannya, dia membuka kesempatan bagi pertanyaan apapun yang kami
miliki. Tapi bahkan saat menjawab sekalipun, dia tetap saja mempertahankan nada suaranya,
seakan keyakinannyalah yang benar dan kami harus belajar dari dia.

Ketegasannya itu tampak lagi saat akhirnya aku mengajukan pertanyaanku padanya. Aku
bertanya pada sang imam mengapa dia dan umat Muslim lainnya menyangkal bahwa Yesus
adalah Anak Tuhan, bahwa Dia mati di kayu salib, dan bahwa Dia bangkit dari kematian tiga
hari berikutnya. Dengan sesopan mungkin aku katakan padanya bahwa aku dan juga jemaat
Kristen lain yang berkunjung ke mesjidnya pada hari itu, mengimani semua itu berdasarkan
kesaksian² para murid Yesus sendiri. Merekalah yang berjalan dan berbicara denganNya
selama tiga tahun dan yang mendengar ucapanNya berkali-kali bahwa Dialah Anak Tuhan.
Mereka melihat Dia mati di kayu salib dan lalu bertemu, berbicara denganNya, dan bahkan
makan denganNya setelah Dia bangkit. Dan merekalah orang² yang memastikan semua hal itu
ditulis di Injil² Perjanjian Baru.

"Yang membuatku heran adalah," kataku menyimpulkan pertanyaanku, "apakah engkau punya
alasan² sejarah atau yang logis mengapa kami harus menerima pandangan Islammu di atas
pengertian kami yang sesuai dengan fakta sejarah?"

Imam itu memandangku dengan tajam dan mengumumkan dengan tegas, "Aku memilih
percaya pada sang Nabi!" Dengan itu, selesai sudah acara tanya jawab tersebut.

Ini benar² Timur bertemu dengan Barat! Aku meninggalkan mesjid di hari itu dengan
pencerahan segar bahwa kami tidak menanggapi pertanyaan² tentang kebenaran dengan cara
yang sama. Malah beberapa tahun kemudian, aku menulis tentang perbedaan sifat² Timur
dengan sifat² Barat dalam mencapai pengetahuan. [120]
[12] 120. Mark Mittelberg, Confident Faith: Building a Firm Foundation for Your Beliefs (Carol Stream, IL: Tyndale, 2013),
esp. chaps. 5 and 8.

Di Timur, atau lebih tepatnya Islam, apa yang dianggap sebagai kebenaran pada umumnya
adalah apa yang diberitahu para pemimpin atau pihak penguasa padamu - dan kau sudah
seharusnya percaya saja apa yang mereka ajarkan. Inilah sebabnya aku menyebut pendekatan
seperti ini adalah Jalan Iman Otoriter. Ini tepat dengan makna Islam dalam bahasa Arab yang
berarti "tunduk." Bisa dikatakan bahwa iman Muslim itu tunduk pada ajaran² agama yang
disampaikan padanya, tanpa banyak tanya.

Hal ini sesuai dengan penjelasan Nabil Qureshi pada Bab 12 dalam bukunya: "Orang² dari
budaya Islam Timur biasanya menilai kebenaran berdasarkan keputusan dari urutan otoritas
dalam keluarga atau masyarakat, dan bukan dari pemikiran seorang diri. Tentu saja orang² di
Timur juga berpikir kritis dengan sendirinya, tapi kebanyakan pemikiran mereka tidaklah
dianggap sepenting dan selazim seperti di dunia Barat. Para pemimpin sudah melakukan
pemikiran kritis, dan merekalah yang tahu apa yang terbaik."

sunnahnabi.com/forum
Seperti yang dijelaskan Nabeel, hal ini sangat bertentangan dengan pendekatan pemikiran
Barat pada umumnya, yang aku sebut sebagai Jalan Iman Berdasarkan Bukti. Pendekatan ini
menetapkan apa yang dianggap sebagai kebenaran berdasarkan logika dan pengalaman, dan
bukannya dari ucapan pihak penguasa saja. Logika dan pengalaman itu bisa berasal dari
catatan² sejarah yang bisa dipercayai seperti contoh² keterangan tekstual yang aku ungkapkan
saat aku berbicara dengan sang imam.

Tentu saja kedua belah pihak bisa mengalami kekurangan. Pihak Barat dengan pemikiran yang
mengutamakan bukti seringkali harus diingatkan untuk pencinta kebenaran (2 Tesalonika 2:10)
yang bersedia menerapkan logika dan mempelajari bukti, dan lalu mengikutinya ke manapun
arahnya tertuju. Seringkali budaya Barat hanya melakukan pendekatan berdasarkan bukti² fisik
saja dan tidak mempertimbangkan bukti² supernatural. Pendekatan berdasarkan fakta fisik ini
membuat penyelidikan sains dan histori bersifat atheistik. Tapi jika kita bisa menolong
membuka pikiran orang lain terhadap semua penjelasan yang mungkin ada, maka aku yakin
bahwa logika dan bukti (juga pertolongan Roh Kudus) akan membimbing mereka tidak hanya
pada Tuhan tapi juga iman Kristen. [121]
[121] Ibid., esp. chaps. 10 – 12, di mana aku menunjukkan 20 argumen tentang kebenaran keKristenan.

Masyarakat Timur yang percaya saja apa yang dikatakan pihak penguasa perlu diingatkan
bahwa tidak semua pemimpin agama sama; sebagian layak diikuti, dan sebagian lagi tidak. Jika
kelayakan pemimpin agama dan pesan² mereka tidak diamati dengan cermat, bagaimana
mereka bisa tahu siapa yang harus mereka ikuti? Alkitab mendorong kita untuk "periksa
segalanya; pegang yang baik" (1 Tesalonika, 5:21) dan memperingatkan, "janganlah percaya
akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-
nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia" (1 Yohanes 4:1).

Pertanyaannya adalah, apakah masyarakat Timur punya keberanian dan tekad bulat untuk
menguji berbagai bukti yang ada? Ini tentu merupakan tantangan besar, seperti yang dikatakan
Nabeel pada kita, "Jika pihak yang berkuasa berasal dari kedudukan dan bukannya dari daya
pikir logis, tindakan mempertanyakan kekuasaan dianggap berbahaya karena bisa
menjungkirbalikkan sistem tersebut. Perbedaan pendapat dikecam, dan sikap tunduk dipuji."

Untungnya, semakin banyak Muslim yang bersedia menghadapi bahaya dan kesusahan dalam
usaha, bukan hanya kebenaran saja, tapi juga pada akhirnya menemukan Dia sebagai
kebenaran (Yohanes 14:6). Nabeel adalah contoh akan hal ini, dan aku yakin akan lebih banyak
yang lain yang menirunya.

sunnahnabi.com/forum
Perjanjian Baru
Daniel B. Wallace

Menyumbang Bagian 3: Menguji Perjanjian Baru

Dr. Daniel B. Wallace adalah seorang profesor bidang Perjanjian Baru di Dallas Theological Seminary.
Dia adalah editor senior Perjanjian Baru bagi NET Bible dan konsultan bagi empat terjemahan Alkitab
lainnya. Bukunya tentang tata bahasa Yunani alkitabiah, Greek Grammar beyond the Basics, Exegetical
Syntax of the New Testament, merupakan buku standard bagi masyarakat berbahasa Inggris dan telah
diterjemahkan ke beberapa bahasa.

Di tahun keduaku di perguruan tinggi, aku beralih ke Biola University, perguruan tinggi
Kristen yang kecil di California Selatan. Aku beralih ke sana untuk mempelajari Alkitab. Aku
beruntung karena bisa belajar bahasa Yunani dari ahli bahasa yang terkemuka, Dr. Harry Sturz.
Beberapa minggu di semester pertama, di sore hari Jum'at yang panas, Dr. Sturz dengan singkat
memberitahu kami bahwa tidak semua naskah Perjanjian Baru mengatakan hal yang sama.
"Malah sebenarnya, ada ratusan ribu perbedaan diantara naskah² kuno (manuskrip)," Dr. Sturz
dengan tenang berkata di akhir kuliah. Lalu tanpa penjelasan lebih lanjut, dia membubarkan
kelas.

Aku pulang ke rumah di sore hari itu dengan rasa bingung dan heran. Bagaimana aku bisa
yakin bahwa yang Alkitab yang kita miliki sekarang adalah benar² firman Tuhan? Bagaimana
aku bisa tahu bahwa Alkitab tidak dikorupsi sampai tidak bisa dikenali lagi? Aku telah
membaktikan hidupku pada Kristus beberapa tahun sebelumnya. Sekarang aku ingin tahu
apakah aku telah memberikan hidupku pada dongeng ngawur.

Maka dimulailah penyelidikan seumur hidupku pada keabsahan text Perjanjian Baru. Dr. Sturz
ingin agar para mahasiswanya mendapatkan keyakian mereka sendiri dan mempelajari bukti²
dengan sendirinya pula. Inilah sebanyak dia kadang² melontarkan pandangannya yang
menantang iman. Aku telah mempelajari Perjanjian Baru selama lebih dari 40 tahun, dan ini
kebanyakan karena tergugah atas gaya pengajarannya. Dan aku telah menyadari bahwa selain
jumlah variasinya yang besar, manuskrip² itu penting untuk menguji kebenaran Injil.

Dalam perjalanan spiritual dan akademisku, aku mengetahui bahwa sangat penting bagi umat
Kristen untuk mencari kebenaran dengan segala harga. Dan usahaku selama 40 tahun
menyelidiki Perjanjian Baru bahasa Yunani dan ratusan manuskrip, imanku telah diperkuat
sedemikian rupa yang sebelumnya tak pernah kubayangkan hal ini bisa terjadi.

Dalam tulisan pendek ini, aku ingin menunjukkan tiga fakta penting tentang variasi text dan
akibatnya pada iman Kristen.

sunnahnabi.com/forum
JUMLAH VARIASI

Di jaman sekarang, perkiraan perbedaan manuskrip Perjanjian Baru adalah sekitar 400.000.
Alasan besarnya variasi ini terletak pada jumlah manuskrip yang lebih banyak lagi. Tiada
apapun di dunia Yunani-Romawi yang bisa dibandingkan dengan Perjanjian Baru dalam hal
jumlah salinan manuskrip dan tanggal pembuatannya. Dari rata² penulis Yunani-Romawi
jaman dulu terdapat kurang dari 20 salinan tulisannya yang masih tetap ada di jaman sekarang.
Biasanya malah jauh lebih sedikit dari 20. Tapi jumlah salinan manuskrip Perjanjian Baru yang
masih utuh di jaman sekarang adalah 5.800 dalam bahasa Yunani saja. Selain itu, Perjanjian
Baru diterjemahkan di dalam berbagai bahasa seperti Latin, Syria, Koptik, Georgia, Gothik,
Armenia, dan Arab. Secara keseluruhan, terdapat lebih dari 20.000 manuskrip Perjanjian Baru.
Sebagian terdiri dari potongan² kecil manuskrip, dan kebanyakan bukanlah salinan lengkap
Perjanjian Baru. Meskipun begitu, ukuran manuskrip rata² adalah lebih dari 450 halaman.

Jika semua manuskrip ini dihancurkan dalam sekejap mata, kita tetap saja punya saksi. Hal ini
karena bapak² gereja, dari sejak abad pertama sampai abad ke tigabelas, mengutip Perjanjian
Baru dalam homili (komentar² Alkitab), penafsiran², dan pelajaran² theologi. Dan ini bukannya
catatan² ringkas saja. Lebih dari sejuta kutipan Perjanjian Baru oleh para bapak gereja telah
dikumpulkan. Pada hakekatnya, seluruh Perjanjian Baru bisa direproduksi lagi berkali-kali
hanya dari berbagai kutipan para bapak ini.

Bagaimana dengan tanggal² pembuatan manuskrip ini? Seringkali dikatakan bahwa hanya
sedikit saja manuskrip Perjanjian Baru yang ditulis di milenia pertama. Itu betul, secara relatif.
Hanya 15% dari semua manuskrip Perjanjian Baru ditulis sebelum tahun 1000. Tapi jumlahnya
tetap besar, yakni lebih dari 800 manuskrip - 40 kali lebih banyak dari jumlah salinan
manuskrip dari rata² penulis klasik dalam waktu lebih dari 2000 tahun. Rata² penulis kuno
memiliki nol manuskrip tulisannya yang masih ada di jaman sekarang, yang diproduksi dalam
separuh millenia terakhir. Perjanjian Baru punya sedikitnya 250 manuskrip - dalam bahasa
Yunani saja - yang diproduksi dalam 500 tahun setelah Perjanjian Baru disusun. Selama 300
tahun, Perjanjian Baru yang lengkap - codex Sinaitikus - diproduksi, bersama-sama dengan
lebih dari 100 manuskrip lainnya yang masih ada sampai hari ini. Dan sebagian manuskrip,
meskipun hanya separuh², diproduksi beberapa dasawarsa saja setelah Perjanjian Baru lengkap.

Fakta bahwa umat Kristen lebih memikirkan bagaimana pesan Kristus bisa disampaikan
daripada mencari kesalahan tulis menunjukkan semangat iman Kristen. Tapi apakah semangat
menyebarkan Injil ini akhirnya mengubah pesan Injil itu sendiri?

SIFAT VARIASI

sunnahnabi.com/forum
Lebih dari 70% semua variasi tulisan hanyalah perbedaan mengeja yang tidak mengakibatkan
apapun. Sebagian lagi adalah karena masalah sintaksis Yunani yang tidak bisa diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris (atau bahasa lainnya). Lalu ada variasi² yang bersangkutan dengan
sinonim, seperti "Yesus" dan "Kristus." Maknanya sama; tiada masalah theologi apapun yang
diakibatkannya. Ada juga variasi yang mengubah arti, tapi tidak dipertahankan karena
keadaan manuskripnya buruk (biasanya jumlah manuskrip seperti ini sangat kecil dan ditulis
di masa selanjutnya). Perubahan ini tidak tampak pada manuskrip yang lebih tua. Yang
mencengangkan hanya kurang dari 1% saja dari semua variasi text yang mengandung
perubahan makna.

Contoh perubahan yang bisa mengubah makna adalah "616" (bukannya "666") untuk jumlah
binatang di Wahyu 13:18. Tapi meskipun perbedaan itu mengubah arti, variasi ini tidak
sebegitu penting sehingga mengubah ajaran² inti iman Kristen.

Dua pasal terpanjang yang meragukan adalah Markus 16:9 - 20 dan Yohanes 7:53 - 8:11. Setiap
pasal terdiri dari selusin ayat. Variasi text terpanjang lainnya hanyalah dua ayat saja. Hanya
dua lusin variasi saja diantara satu atau dua ayat² panjang. Para ahli Perjanjian Baru
mengatakan bahwa ayat² ini ditambahkan di Perjanjian Baru beriktunya, karena ayat² ini
tadinya tidak ditemukan di manuskrip paling tua yang kualitasnya terbaik dan tidak sesuai
dengan gaya penulis dalam memilih kata, menyusun kata, dan pengungkapan cara
penulisannya. Tiada perubahan doktrin apapun yang diakibatkan oleh variasi ini. Ayat² bisa
jadi merupakan ayat² favorit banyak orang, tapi tidak mempengaruhi pemahaman iman Kristen
sedikitpun.
-----------------
tambahan keterangan dari penerjemah:
http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=Mrk&chapter=16
Yesus beberapa kali menampakkan diri dan mengutus murid-murid-Nya Yesus terangkat ke
sorga
16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula
menampakkan diri-Nya epada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh
setan.
16:10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi
Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.
16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka
tidak percaya.
16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka,
ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota.
16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi
kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya.
16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan,
dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya
kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

sunnahnabi.com/forum
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada
segala makhluk.
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan
dihukum.
16:17 Tanda-tanda b ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir
setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi
mereka,
16:18 mereka akan memegang ular, an sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak
akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya f atas orang sakit, dan orang itu
akan sembuh."
16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, g lalu
duduk di sebelah kanan Allah.
16:20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda i yang menyertainya.

Sekalipun ayat Mr 16:9-20 tidak tercantum dalam dua naskah Yunani yang tertua, ayat-ayat ini
muncul dalam berbagai naskah tua lainnya, juga dalam sebagian terbesar naskah Yunani dari
dunia kuno. Dengan demikian banyak sarjana berkesimpulan bahwa bagian apapun juga yang
disokong sebagian besar naskah kuno kemungkinan besar adalah bagian dari naskah asli
penulisan Alkitab. Dengan demikian ayat Mr 16:9-20 ini harus dipandang sebagai bagian dari
Firman Allah yang diilhamkan.
3 Full Life : TANDA-TANDA INI AKAN MENYERTAI.
Nas : Mr 16:17
Lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA.
4 Full Life : MEMEGANG ULAR.
Nas : Mr 16:18
Memegang ular atau minum racun tidak boleh merupakan upacara agama dan dijadikan ujian
untuk membuktikan kerohanian seseorang. Ini adalah janji yang diberikan kepada orang
percaya yang menghadapi bahaya semacam itu ketika melayani Kristus. Adalah dosa untuk
mencobai Allah dengan sengaja mendatangkan mara bahaya atas diri sendiri (Mat 4:5-7; 10:23;
Mat 24:16-18).
-----------------
Yohanes 7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,
Yohanes 8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum
engkau . Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
-----------------

PENGARUH VARIASI TEXT PADA KEPERCAYAAN KRISTEN

Pertanyaan utama yang muncul dari variasi text ini adalah apakah iman Kristen telah berubah
secara mendasar dari apa yang ditulis oleh penulis² Perjanjian Baru yang asli. Apakah
kebangkitan Yesus tergantung pada pasal² tertulis? Apakah keTuhanan Kristus hanya terdapat
dalam ayat² yang diragukan? Pertanyaan² seperti itu memang sudah seharusnya direnungkan

sunnahnabi.com/forum
siapapun yang mencari kebenaran tentang keKristenan. Aku menyimpulkan tulisan ini dengan
mengutip keterangan yang seringkali dipakai para Muslim dan atheis tentang korupsi text di
Perjanjian Baru.

Di bagian akhir buku Bart Ehrman yang berjudul Misquoting Jesus (Salah Kutip Yesus), terjadi
dialog antara pihak editor buku dan penulisnya:

"Apakah kau percaya intisari ajaran orthodoks Kristen bisa goyah karena kesalahan² tulis yang
kau temukan di manuskrip² Alkitab?"

Jawaban Ehrman mencengangkan: " Kepercayaan intisari Kristen tidak dipengaruhi oleh variasi
textual pada manuskrip² Perjanjian Baru."

Bahkan Bart Ehrman, ahli Perjanjian Baru yang skeptik, agnostik, pada akhirnya harus
menyimpulkan bahwa tiada doktrin iman Kristen yang tergoyahkan karena variasi textual.
Banyak orang atheis dan Muslim yang mengikuti tulisan² Ehrman telah melebih-lebihkan klaim
Ehrman dari apa yang sebenarnya dia katakan.

Sejarah textual Perjanjian Baru itu sangat kuat dan menarik. Ketika semua debu perdebatan
mereda, kita bisa yakin bahwa kitab Perjanjian Baru yang kita miliki saat ini adalah sama
dengan apa yang para penulis tulis di saat itu.

Temanku Nabeel Qureshi telah menemukan kebenaran melalui pencariannya sendiri. Sejak aku
bertemu dia, tak lama setelah dia mengikut Kristus, aku telah melihat pada dirinya kejujuran
yang sangat tulus, kecerdasan yang amat tajam, dan hati bagi Tuhan yang hanya pernah
kusaksikan pada satu atau dua orang lainnya. Aku bersyukur atas sikapnya yang antusias,
tekadnya untuk mencari kebenaran di atas segala hal dan mengenal Kristus secara mendalam,
dan keberaniannya menghadapi pertentangan dari keluarga dan teman²nya. Aku berdoa agar
buku ini, yang merupakan autobiografi spiritualnya, bisa digunakan oleh Roh Kudus untuk
mencapai lebih banyak orang lagi untuk mengenal Kristus.

sunnahnabi.com/forum
Bagian yang belum diterjemahkan:
DEFINING MOMENTS oleh Michael Licona
Menyumbang Bagian 4: Datang pada Salib

KETUHANAN YESUS oleh J. Ed Komoszewski


Menyumbang Bagian 5: Yesus itu Messias yang Hidup atau Anak Allah?

TRINITAS DAN INJIL oleh Robert M. Bowman, Jr.


Menyumbang Bagian 6: Bagian 6: Kasus tentang Injil

MUHAMMAD MENURUT SEJARAH oleh David Wood


Menyumbang Bagian 7: Muhammad yang Sebenarnya

PERJANJIAN BARU DAN QUR'AN oleh Keith Small


Menyumbang Bagian 8: Kesucian Qur'an

PERCAYA dan RAGU oleh Bary Habermas


Menyumbang Bagian 9: Iman yang Goyah

sunnahnabi.com/forum
MIMPI DAN PENGLIHATAN
Josh McDowell

Menyumbang Bagian 10: Dibimbing Tangan Tuhan

Josh McDowell telah menjadi penginjil dan apologis terkenal selama 15 tahun, telah berbicara pada lebih
dari 25 juta orang dan memberi ceramah lebih dari 26.000 kali di 125 negara. Dia menulis beberapa lusin
buku tentang iman Kristen dengan bahasa sehari-hari. Dia telah menulis atau bekerja sama dengan
penulis lain pada lebih dari 130 buku, termasuk More Than a Carpenter, yang terjual lebih dari 15 juta
kopi dalam 85 bahasa.

Banyak orang Barat yang sukar mengerti bahwa Tuhan menggunakan mimpi dan penglihatan
dengan cara yang sangat meyakinkan untuk menunjukkan siapa diriNya pada umat Muslim.
Di Yesaya 65:1, dikatakan, ""Aku berkenan dicari oleh mereka yang tidak menanyakan Aku.
Aku berkenan ditemukan orang yang tidak mencari Aku. Aku berkata, "Aku di sini, Aku di
sini," kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku."

Yoel menyatakan, "Setelah itu, akan terjadi, Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua
manusia, anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan bernubuat, orang-orang
tua akan mendapat mimpi, pemuda-pemuda akan mendapat penglihatan" (Yoel 2:28). Sama
seperti di jaman Yoel, ketika Tuhan ingin mengajar Israel "Akulah TUHAN Allahmu, dan tidak
ada yang lain" (Yoel 2:27), Dia menggunakan berbagai mimpi dan penglihatan.

Aku yakin Dia menunjukkan hal yang sama pada umat Muslim di jaman ini. Dalam hikmat dan
kasih sayang Tuhan yang tak terbatas, Dia menyatakan diriNya pada orang² dengan latar
budaya yang relevan agar mereka mengerti siapa Dia, menerimaNya dan mengikutiNya.

Pada berbagai budaya Muslim, mimpi dan penglihatan berperanan kuat dalam kehidupan
manusia. Umat Muslim jarang punya kesempatan membaca Alkitab atau berinteraksi dengan
misionaris Kristen, akan tetapi Tuhan bersemangat untuk berhubungan dengan umat Muslim
seperti Dia berhubungan dengan engkau dan aku (Keluaran 34:14).

Fenomena Tuhan menyatakan diriNya melalui mimpi dan penglihatan tidak hanya terbatas
pada golongan orang, bahasa, atau negara tertentu. Orang² mengalami pencerahan lewat
mimpi dari Indonesia sampai Saudi Arabia dan lebih banyak negara lagi. Hal ini tidak hanya
terjadi di dunia Arab saja. Di negara² berbahasa Persia dan Turki dan seluruh Afrika dan Asia,
banyak budaya yang mendapatkan pencerahan lewat mimpi dari illahi.

Mimpi dan penglihatan tidak mengubah iman orang, tapi Injil-lah yang berperan dalam hal itu.
Para penerima pesan illahi itu memulai perjalanan pribadi mereka untuk mencari Kebenaran.
Sama seperti kasus Nabeel, mimpi² membimbing mereka pada Alkitab dan pada umat Kristen
yang bisa bersaksi bagi mereka. Injil melalui Roh Kudus itulah yang bisa mengubah iman
mereka.

sunnahnabi.com/forum
Majalah Mission Frontiers melaporkan bahwa dari 600 Muslim murtad ke Kristen, lebih dari
25% mengalami perubahan spiritual melalui mimpi. [127] Sebuah missionaris Afrika
melaporkan bahwa "42% umat Kristen baru dari latar belakang Islam datang pada Kristus
melalui mimpi, penglihatan, malaikat datang pada mereka, dan mendengar suara Tuhan." [128]
[127] Christine Darg, “The Jesus Visions — Signs and Wonders in the Muslim World Introduction,” accessed January 7,
2013, http://www.jesusvisions.org/intro.shtml#top.
[128] “Accounts Multiply of Muslims Who Have Encountered YAHUSHUA (Jesus Christ) in Unusual Dreams,”
AMightyWind.com, accessed January 7, 2013,
http://www.amightywind.com/fastfood/dreams/040723muslimdreams.htm.

Tiada dua mimpi yang persis sama, tapi berdasar pengalamanku, banyak yang mengatakan
bahwa dalam mimpi mereka Yesus berdiri dengan kedua lenganNya terbentang dan
mengatakan "Mengapa engkau menolak Kebenaran?" atau "Carilah Kebenaran." Biasanya
tanggapan Muslim adalah, "Apakah Kebenaran itu?" atau "Tunjukkan padaku Kebenaran."

Inilah sebabnya kami menerima begitu banyak surat yang menanyakan, "Mengapa kamu
begitu lama untuk bisa memberitahu aku tentang Kebenaran?"

Seorang missionaris membagi kisah ini:

Aku bertemu dengan seorang pria dari Baluchistan, yang adalah sebuah daerah di Pakistan.
Aku bertemu dia di perguruan tinggi Alkitab di mana aku mengabdi. Dia berada di situ karena
Yesus muncul padanya, benar² muncul saat dia hampir mati di atas ranjangnya,
menyembuhkan dirinya, dan mengatakan padanya untuk pergi ke Karachi, belajar Firman
Tuhan, dan lalu kembali ke Baluchistan untuk menyebarkan Injil. [129]
[129] Dari email pada Josh McDowell tertanggal 7 Januari, 2013.

Missionaris yang lain mengatakan:

Seorang mahasiswa Iran yang bekerja bersamaku di Paris hilang dari peredaran, karena
tekanan berat dari abangnya yang adalah Muslim kaffah. Enam bulan kemudian, dia muncul
lagi dengan senyum lebar di wajahnya, dan mengatakan padaku bahwa sekarang dia sangat
yakin bahwa Alkitab itu benar. Sewaktu kami duduk bersama dan berbicara, dia mengatakan
padaku betapa kerasnya abangnya memukulinya berkali-kali, dan memaksanya untuk tetap
beribadah di bulan Ramadan. Tapi suatu malam, sewaktu dia berpikir keras tentang, "Mana
yang benar, Alkitab atau Qur'an?" dia mengalami sebuah mimpi dimana dia melihat Yesus, dan
dia bertanya pada Yesus semua pertanyaan dalam benaknya, dan dia ingat bagaimana puas
hatinya karena jawaban² yang diterimanya. Dia hanya ingat pertanyaan terakhir yang
ditanyakannya, yang mungkin aneh kedengarannya bagi non-Muslim, tapi tidak bagi Muslim.
Dia bertanya pada Yesus, "Sekarang setelah aku menjadi pengikutMu, apakah yang harus
kumakan?" Aku sangat senang mendengar Yesus berkata padanya, "Makan Firmanku." Aku
lalu membuka kitab Yeremiah dan menunjukkan padanya bagian dimana Yeremiah berkata,

sunnahnabi.com/forum
"Aku temukan Firmanmu dan aku memakannya." Setelah itu dia meloncat kegirangan dan
berkata padaku, "Yesus tentu benar." [130]
[130] Ibid.

Kisah² yang bisa dipercaya berikut terjadi karena berbagai mimpi:

Di sebuah negara Muslim Afrika, seorang pemuda Muslim merobek-robek traktat Alkitab dan
mengancam nyawa karyawan Every Home for Christ yang mendatangi setiap rumah untuk
menyebarkan literatur Kristen. Karyawan itu bernama Diek Eastman dari Colorado Springs -
kantor pusat EHFS menyampaikan kisah ini pada NIRR. Di keesokan harinya, saat karyawan
itu sedang duduk di rumahnya, dia kaget melihat Muslim tersebut mengetuk pintunya. "Aku
butuh traktat baru," kata Muslim itu padanya. Dia menjelaskan bahwa di malam sebelumnya,
dua tangan membangunkan dirinya, dan dia lalu menyalakan lampu dan bertanya siapa yang
ada di ruangan itu. Sebuah suara berkata, "Engkau telah merobek-robek kebenaran." Suara itu
memerintahkannya untuk mendapatkan traktat baru, menunjukkan padanya jalan ke rumah
karyawan EHFC. Di rumah karyawan itu, Muslim tersebut membaca traktat dan menjadi orang
yang percaya. Sejak itu dia diusir keluar keluarganya yang kaya raya, hidup dengan direktur
Afrika EHFC, dan sedang mempersiapkan diri untuk menginjili bagi umat Muslim. [131]
[131] “Dreams and Visions Move Muslims to Christ (an excerpt from National and International Religion Report,”
Eternal Perspective Ministries — Resource Library, accessed January 7, 2013,
http://www.epm.org/resources/1996/Sep/12/dreams-visions-move-muslims-christ/.

Di kejadian lain, beberapa karyawan EHFC membagi-bagikan literatur di pasar. Seorang pria
yang menerima buklet terkejut dan megnatakan bahwa dia mengalami sebuah penglihatan
akan orang yang tampak di gambar depan buklet tersebut, begitu dilaporkan Eastman. Di
mimpi itu, orang tersebut berada dalam lubang yang dalam dan sebuah tali dilemparkan
kepadanya. Lalu dua pasang tangan yang kuat menariknya keluar dari lubang tersebut. Setelah
keluar dari lubang, dia melihat wajah orang yang menolongnya: Yesus. Para karyawan
menjelaskan padanya arti mimpi tersebut dan orang itu langsung menerima Yesus di tempat
itu juga. Di waktu kemudian, tiga orang lainnya mengalami mimpi yang sama dan dua orang
dari mereka menjadi pengikut Kristus, begitu kata Eastman. Tuhan mempersiapkan umat
Muslim, dan para pekerja Kristen menyelesaikan prosesnya, katanya. [132]
[132] Ibid.

Di Kuwari, Nigeria, seorang Kristen dipukuli sampai hampir mati oleh sukunya karena murtad
dari Islam, begitu laporan dari Open Doors bersama Brother Andrew. Sewaktu dia hampir
mati, dia meminta Tuhan mengampuni para penyerangnya, tak sadar bahwa orang² itu
mendengarkannya di ruang sebelah. Di malam harinya, dua imam Islam yang ikut serta
melakukan pemukulan menerima penglihatan². Seorang dari imam itu mengatakan Yesus
menunjukkan padanya tiga dosa terbesar dan dosa² yang paling pribadi. Keesokan harinya,
dua imam tersebut bertobat dan memimpin 80 Muslim pengikutnya ke sebuah gereja, begitu
laporan dari gereja Santa Ana, California, basis kelompok penginjilan tersebut. [133]
[133] Ibid.

sunnahnabi.com/forum
Karima, seorang Muslimah, bermimpi bahwa dia sedang berada di sebuah mobil yang lalu
mengalami kecelakaan. Dia pingsan, tapi sewaktu dia membuka matanya (dalam mimpinya),
dia melihat Yesuslah pengemudinya. "Datanglah kepadaKu," Dia memberitahunya, "Aku
bersamamu. Aku mengasihimu." Pengalaman ini membuatnya mencari sebuah gereja Kristen,
dimana dia lalu menerima Kabar Baik. [134]
[134] Audrey Lee, “Why Revival Is Exploding among Muslims,” Charisma Magazine, accessed December 7, 2012,
http://www.charismamag.com/spirit/evangelism-missions/14442-when-muslims-see-jesus.

Omar telah dipenjara dan disiksa selama bertahun-tahun di penjara di negara yang diketuai
seorang diktator. Di suatu malam, seseorang datang mengunjunginya dalam sebuah mimpi,
memberitahu bahwa dia akan segera dibebaskan. Beberapa hari kemudian dia dikeluarkan dari
penjara dan lalu pergi ke Amerika, di mana dia berteman dengan kenalan² baru. Sewaktu dia
diberi sebuah buku dengan gambar Yesus di sampul depannya, kedua matanya terbelalak.
"Aku kenal dia," katanya. "Dia datang padaku dalam mimpi." [135]
[135] Ibid.

Tim Film Yesus sedang dalam perjalanan pulang di larut malam setelah kegiatan pengambilan
gambar. Mereka melihat api unggun di pegunungan di mana para gembala mengurus domba²
merkea. Beberapa anggota tim naik gunung dengan membawa DVD film Yesus dan beberapa
buku More Than a Carpenter.

Setelah memperkenalkan diri singkat, mereka menawarkan DVD dan buku bagi setiap gembala
domba. Seorang gembala menjadi sangat girang dan berkata, "Tadi malam aku melihat buku ini
dalam sebuah mimpi dan aku diberitahu untuk membacanya." Tak perlu dikatakan lagi, setiap
penggembala lalu dengan bersemangat menerima buku² itu! [136]
[136] Kisah yang dikatakan langsung pada Josh McDowell.

Seorang saudara seiman yang kukenal secara pribadi memberitahu aku tentang 17 orang dalam
kelompok ex-Muslim. Setiap orang dari mereka telah menerima penglihatan atau mimpi
tentang Yesus. Salah satu dari orang² itu bertanya pada saudara seimanku ini apakah dia telah
melihat Yesus dalam sebuah penglihatan. Saudara seimanku menjawab, "Belum pernah." Orang
itu lalu memeluknya dan berkata, "Betapa engkau sangat diberkati! Engkau belum pernah
melihatNya, tapi engkau mencintaiNya, dan engkau melayaniNya." Lalu dia mengatakan lagi,
"Kami tak punya alasan menolak; kami telah bertatap muka denganNya!"

Tuhan Kita memperhatikan umatnya dan mereka yang sedang mencari kebenaran. Dia tidak
membiarkan saja ciptaanNya, seperti yang terbukti dalam kisah Nabeel. Perjalanannya
dipenuhi dengan berbagai pertanyaan, rasa frustasi, kekecewaan, tapi teman²nya terus saja
berdoa baginya selama empat tahun sampai kasih Tuhan menembusnya.

"Jangan kita menjadi lelah berbuat baik. Jika musimnya tiba, kita akan menuai asalkan kita
tidak menyerah" (Galatia 6:9).

sunnahnabi.com/forum
Apakah melalui mimpi atau penglihatan, membaca Alkitab, kesaksian pribadi dari teman², atau
cara lain Tuhan menggapai orang²Nya - aku bisa mengatakan dengan tegas bahwa "Dia adalah
Tuhan yang pencemburu terhadap hubuganNya dengan kamu" (Keluaran 34:14).

sunnahnabi.com/forum
Appendix 3
APAKAH UMAT AHMADIYAH ITU MUSLIM?

Menjawab Pertanyaan tentang Aliran Islam-ku yang Dulu

Di bab 7, aku menjelaskan tentang berbagai perbedaan dalam Islam, memberitahu pembaca
bahwa aku mengikuti aliran Islam yang disebut Ahmadiyah dan banyak Muslim yang
menganggap aliran tersebut bukanlah Islam. Berdasarkan apa yang kualami dalam hidupku,
aku jelaskan mengapa pendapat mereka itu keliru dan bahwa Ahmadiyah itu benar² Muslim.
Karena bab itu dalam konteks kisah hidupku, maka aku akan menjelaskan pengertianku lebih
jauh di sini.

Posisiku sudah jelas: umat Ahmadi itu adalah Muslim karena mereka beriman dan
mengucapkan syahadat, "Tiada illah selain Allah, dan Muhammad adalah RasulNya." Ini
adalah syarat yang diperlukan berdasarkan hadis sebagai Muslim dan ketentuan ini tetap
dilaksanakan semua Muslim sampai saat ini. Muhammad mengatakan bahwa siapapun yang
mengucapkan syahadat tidak boleh ditolak umat Muslim dengan alasan apapun, begitu
menurut Sunan Abu Daud, hadis nomer 2526. Tapi selain memenuhi persyaratan yang
diwajibkan, umat Ahmadi juta melakukan lima pilar Islam dan percaya semua enam aspek
iman, sehingga mereka lebih serupa dengan orthodoks Sunni daripada Muslim Sufi.

Sayangnya, banyak orang yang diberitahu bahwa umat Ahmadi bukanlah Muslim, sehingga
mempertanyakan apakah buku ini berhubungan dengan Islam. Yang lain mempermasalahkan
sikapku yang tidak menyangkal Ahmadiyah sendiri. Inilah sikapku terhadap hal itu:

1. Seeking Allah, Finding Jesus berbicara tentang pengalaman Muslim pada umumnya, dan
argumen² dalam buku ini berlaku bagi semua umat Muslim. Pandangan Ahmadiyah yang
berbeda tidak berpengaruh terhadap argumen tentang Islam yang ditampilkan di buku ini.

2. Kritik yang mengatakan umat Ahmadi bukanlah Muslim adalah perbedaan pandangan
fundamental, sama seperti umat Sunni menyebut umat Syiah sebagai non-Muslim, atau umat
Katolik menyebut umat Protestan sebagai non-Kristen.

3. Anggapan bahwa umat Ahmadi bukan Muslim adalah pendapat yang keliru. Hidupku
adalah contoh realitas yang penuh warna sehingga menolak pandangan satu warna seperti itu.

4. Meskipun aku percaya bahwa Ahmadiyah merupakan bagian dari Muslim, tapi karena aku
menolak Islam, maka aku pun menolak Ahmadiyah. Ada hal lain yang membuatku
mempertanyakan pandangan Ahmadiyah, tapi aku tidak pernah menelitinya lebih jauh.

sunnahnabi.com/forum
1. BUKU INI BERBICARA TENTANG PENGALAMAN MUSLIM PADA UMUMNYA

Seperti yang telah kau mengerti dari buku ini, kegiatan masa kecilku termasuk belajar tentang
sekte Islam-ku, tapi itu hanyalah sebagian saja dari pengertianku tentang Islam. Yang
mempengaruhi pandangan imanku saat itu adalah intisari Islam: tiada illah selain Allah, dan
Muhammad adalah RasulNya. Sebagai seorang Ahmadi, Muhamad adalah manusia yang
paling berpengaruh dan bagiku Allah adalah Tuhanku.

Inilah sebabnya, ketika David dan aku membicarakan tentang kepercayaan kami, fokus kami
adalah pada kehidupan Muhammad dan pada Qur'an, bukan pada doktrin Ahmadiyah. Aku
tidak pernah mengajak David untuk menjadi seorang Ahmadi, tapi aku mengajaknya untuk
menerima Islam lusinan kali. Inilah yang selalu kami bahas: intisari Islam. Hasilnya, buku ini
fokus terhadap hal yang sama: berbagai hal yang umum bagi semua Muslim.

Setidaknya seorang ahli Islam Sunni, Dr. Shabir Ally, mengetahui hal ini dan setuju bahwa
buku ini ditujukan pada Islam secara umum, dan bukan khusu pada Ahmadiyah. Sewaktu
membaca Seeking Allah, Finding Jesus, Ally ditanya, "Apakah engkau berpendapat Nabeel
membandingkan Islam Ahmadiyah dengan Kristen?" Jawaban Dr. Ally sungguh tepat: "Dalam
buku ini dia tidak melakukan hal itu ... Dia hanya membandingkan Islam secara umum dengan
keKristenan." Dalam ulasan bukunya, Dr. Ally merasa heran mengapa aku tidak fokus pada
Ahmadiyah, tapi alasannya sederhana saja: Aku tidak pernah memikirkan ajaran² aliran Islam
tertentu saja sebagai Muslim; tapi aku fokus pada Islam secara umum.

Karena alasan inilah, bahkan andaikata misalnya memang benar bahwa umat Ahmadi itu
bukan Muslim, hal itu tidak berakibat apapun terhadap argumen tentang Islam di buku ini.
Aku menganggap tiada alasan yang kuat yang bisa meyakinkan bahwa Qur'an adalah buku
illahi dan kita bisa menggunakan logika untuk menelaah apakah Muhammad adalah seorang
nabi. Ini merupakan kritik terhadap semua aliran Islam, dan bukan Ahmadiyah saja.

2. MENENTANG PENDUKUNG KUAT

Pertenangan dalam suatu agama bisa terjadi sangat sengit. Dalam Kristen sendiri, misalnya,
pertentangan antara umat Katolik dan Protestan telah berlangsung sejak jaman Reformasi.
Keadaan serupa juga terjadi pada Islam, dan buktinya menunjukkan bahwa umat Muslim
seluruh dunia sering saling kafir-mengkafirkan sesama Muslim.

Pew Research Center menerbitkan hasil survey di bulan Agustus 2012 yang berjudul "Umat
Muslim Dunia: Persatuan dan Perbedaan," yang menunjukkan bahwa umat Muslim saling
berbeda secara drastis atas apa yang mereka anggap sebagai Muslim, dan pendapat mereka
bersifat subyektif, tergantung pada daerah dan letaknya dekat di mana. Contohnya, umat

sunnahnabi.com/forum
Muslim tidak setuju bahwa umat Sufi termasuk Muslim: hanya 24% umat Muslim di Asia
Tenggara yang setuju bahwa umat Sufi adalah Muslim, sedangkan 77% Muslim Asia Selatan
setuju akan hal itu.

Tentu saja pertentangan terbesar dalam tubuh Islam adalah antara Muslim Sunni lawan
Muslim Syiah. Survey yang sama dilakukan di lima negara Muslim di Timur Tengah dan
Afrika Utara dimana umat Sunni merupakan mayoritas. Semua Muslim di 5 negara tersebut
sangat berbeda pandangan tentang apakah umat Syiah adalah Muslim. Di Mesir, Yordania,
Maroko, Palestina, dan Tunisia, 40% lebih dari umat Sunni menganggap umat Syiah bukanlah
Muslim.

Akan tetapi, di tempat dimana umat Sunni hidup bersama dengan umat Syiah, pandangan
mereka berbeda. Menurut hasil survey, "Hanya di Lebanon dan Iraq - negara² dengan populasi
besar Sunni dan Syiah yang hidup di tempat yang sama - sebagian besar umat Sunni mengakui
umat Syiah sebagai sesama Muslim."

Aku juga melihat kecenderungan yang serupa dalam hidup kami sebagai Muslim Ahmadiyah:
Ketika kami pindah ke daerah baru dan bertemu dengan umat Muslim yang tidak kenal orang
Ahmadiyah manapun, mereka awalnya memperlakukan kami sebagai orang asing. Tapi begitu
mereka mulai mengenal kami, pandangan mereka terhadap umat Ahmadiyah pun berubah.
Kami hidup seperti mereka, percaya seperti mereka, menyumbang pada umat Muslim seperti
mereka. Meskipun terdapat perbedaan denominasi, mereka mulai menerima kami sebagai
Muslim begitu mereka mulai mengenal kami.

Karena alasan² untuk menerima atau menolak aliran seringkali bersifat subyektif, kami harus
mengakui bahwa masalah pertentangan agama itu banyak seginya, terutama dalam Islam di
jaman sekarang. Hal ini seringkali tidak berhubungan dengan apa yang orang yakini atau
bagaimana orang itu hidup, tapi tergantung dari pengenalan antara umat dan di mana orang
tersebut tinggal. Kita musti berhati-hati agar tidak terjerumus menentang golongan tertentu
dengan sengit.

Contoh sikap menentang terhadap Ahmadiyah yang seringkali kudengar adalah persamaan
terhadap posisi umat Mormon: "Umat Mormon seringkali menyebut diri mereka sebagai umat
Kristen, tapi mereka sebenarnya bukan Kristen. Hal ini sama dengan umat Ahmadiyah yang
menyebut diri mereka sebagai Muslim, tapi mereka sebenarnya bukan Muslim." Persamaan ini
tidak cocok. Mormonisme secara umum tidak termasuk dalam keKristenan karena iman yang
polytheistik dengan mengajarkan bahwa Yesus adalah satu dari banyak tuhan. Ini jelas
bertentangan dengan ajaran utama Kristen: monotheisme. Ahmadiyah tidak menentang inti
ajaran utama Islam.

Seperti yang kujelaskan di bab 7, Ahmadiyah seringkali dituduh bid'ah karena pendirinya,
Mirza Ghulam Ahmad, mengaku sebagai nabi. Karena Qur'an mengatakan bahwa Muhammad
adalah "kunci segala nabi," maka para Muslim kolot menganggap Ahmadiyah itu sesat dan

sunnahnabi.com/forum
bukan Muslim. Akan tetapi, sebagai umat Ahmadiyah, kami diajarkan bahwa Ahmad hanyalah
nabi kecil saja, tidak sebesar Muhammad. Umat Ahmadiyah yakin bahwa Muhammad adalah
kunci para nabi, karena dialah nabi terakhir yang dikirim dengan satu paket hukum; Ahmad
membimbing umatnya untuk kembali pada Muhammad.

Aku seringkali mendengar Muslim mengatakan Ahmad mengajar hal yang bertentangan
dengan ajaran Muhammad. Tapi kami tidak pernah diajarkan hal yang lain selain Muhammad.
Kami percaya bahwa Muhammad adalah nabi utama, dan Ahmad yang membimbing orang
untuk kembali pada Muhammad. Dengan begitu, aku melihat seluruh permasalahan dengan
kenabian Ahmad hanyalah masalah arti kata saja. Ini hanya masalah kecil saja, karena tidak
setuju dengan satu ayat saja tidaklah berarti keluar dari inti ajaran Islam. Umat Ahmadiyah
tidak dapat disangkal lagi mengikuti dan mengimani ajaran² dan ibadah² Islam.

Baru² ini aku mengetahui bahwa pengadilan tinggi India memutuskan beberapa dasawarsa
yang lalu bahwa umat Ahmadiyah adalah Muslim berdasarkan alasan² yang sama yang
kuajukan. Kasus tahun 1970 yang bernama Shihabuddin Imbichi Koya Thangal versus K.P.
Ahmed Koya, hakim menyimpulkan, "Ikatan persatuan, jika aku boleh mengatakan begitu,
terdiri dari identitas doktrin, syahadat, ajaran² dan ujian² yang merupakan intisari dan
keberadaan yang jelas. Dalam mengamati masalah ini tanpa rasa memihak atau sikap
mengasihani dan dengan sorotan cahaya hukum yang dingin, aku tanpa ragu menetapkan
bahwa Ahmadiyah merupakan bagian dari Islam dan bukan aliran asing."

Patut dicatat bahwa ketetapan ini terjadi di pengadilan di Kerala, India. Kerala itu merupakan
daerah Katolik di India, dan populasi India kebanyakan adalah umat Hindu. Pengadilan ini
rupanya tidak tertarik terpengaruh oleh kedua aliran kepercayaan itu, dan dengan tegas
menyatakan umat Ahmadiyah sebagai Muslim.

Kesimpulan ini sebagian berdasarkan pada contoh sebelumnya, dimana hakim lain di India, J.
Oldfield, menghadapi kasus serupa seperti kasus Ahmadiyah. Dalam kasusnya adalah umat
Muslim tidak menganggap Wahabi sebagai Muslim, dan ini merupakan contoh pertentangan
dalam agama Islam yang telah dialami Muslim sejak jaman awal Islam.

Muslim di seluruh dunia telah saling kafir-mengkafirkan satu sama lain selama berabad-abad.
Hal ini mungkin terjadi karena pandangan Muslim yang sempit akan variasi Islam. Survey Pew
yang sama menunjukkan bahwa "32 dari 39 negara yang disurvey, separuh atau separuh lebih
Muslim mengatakan bahwa hanya ada satu cara yang benar untuk mengerti ajaran² Islam."
Artinya sudah jelas: Muslim seperti ini melihat perbedaan apapun dalam Islam sebagai kafir.

Saat ini, Ahmadiyah diamati oleh banyak kepercayaan, tapi daerah² lain tidak
mempermasalahkan hal ini. Contohnya di Bangladesh, Pew Forum menemukan bahwa 40%
umat Sunni di sana percaya bahwa Ahmadiyah adalah Muslim. Apapun alasannya, kesimpulan
mereka itu betul, karena Ahmadiyah memenuhi segala kriteria yang diberikan Muhammad dan
dilakukan di sepanjang sejarah Islam.

sunnahnabi.com/forum
TAMAT

sunnahnabi.com/forum

Anda mungkin juga menyukai