Anda di halaman 1dari 3

Secara sederhana:

Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase (9)
dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA. Untaian DNA
tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (10) untuk mencegahnya
membentuk heliks ganda kembali. Primase (6) membentuk oligonukleotida RNA yang disebut
primer (5) dan molekul DNA polimerase (3 & 8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak
sepanjang untai tersebut memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang
disebut leading strand (2) dan lagging strand (1). DNA polimerase yang membentuk lagging
strand harus mensintesis segmen-segmen polinukleotida diskontinu (disebut fragmen Okazaki
(7)). Enzim DNA ligase (4) kemudian menyambungkan potongan-potongan lagging strand
tersebut.
Salah satu tahapan penting dalam proses pertumbuhan jasad hidup adalah proses perbanyakan
bahan genetik. Proses perbanyakan bahan genetik dikenal sebagai proses replikasi. Pada
replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang
digandakan. Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Replikasi DNA adalah proses
penggandaan molekul DNA untai ganda. Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan
sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi DNA. Penggandaan tersebut memanfaatkan
enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida
penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang
disebut reaksi berantai polimerase (PCR).

Setiap molekul DNA yang melakukan replikasi sebagai suatu satuan tunggal dinamakan
replikon. Replikasi molekol DNA dimulai dari tempat khusus yang disebut titik mula replikasi
(origins of replication), bentangan pendek DNA yang memiliki sekuens nukletida spesifik.
Kromosom E. coli, seperti banyak kromosom bakteri lain melingkar dan memiliki satu titik mula.
Berkebalikan dengan kromosom bakteri, kromosom eukariot mungkin memiliki beberapa ratus
atau beberapa ribu titik mula replikasi. (Campbell, 2008)
Proses inisiasi ini ditandai oleh saling memisahnya kedua untai DNA, yang masing-masing akan
berperan sebagai cetakan bagi pembentukan untai DNA baru sehingga akan diperoleh suatu
gambaran yang disebut sebagai garpu replikasi. Biasanya, inisiasi replikasi DNA, baik pada
prokariot maupun eukariot, terjadi dua arah (bidireksional). Dalam hal ini dua garpu replikasi
akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung
(terminus).
1. Tahapan-tahapan dalam proses replikasi
§ Inisiasi, DNA dalam sel-sel eukaryotik memiliki ARCs (autonomously replicating sequence)
yang berperan sebagai asal muasal replikasi dan mereka saling berlawanan dari asal bakterial
(ORI). ARCs terdiri atas 11 pasangan landasan rentetan tambah dua atau tiga rentetan
nucleotida pendek tambahan dengan 100 hingga 200 pasangan landasan sepanjang area DNA.
Grup utama dari enam protein, secara kolektif dikenal dikenal sebagai ORC (Origin Recognition
Complex), mengikat asal muasal replikasi, menandai replikasi DNA dengan tepat pada saat
waktu yang sesuai melalui siklus sel. Pengenalan situs awal replikasi, oleh suatu protein
komponen polymerase DnaA yang dihasilkan oleh gen dnaA.
§ Terbentuknya Garpu Replikasi. Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah
struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim
helikase yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat
terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari sebuah
untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi “cetakan” untuk pembentukan
dua untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase
membentuk untaian DNA baru dengan memperpanjang oligonukleotida (RNA) yang dibentuk
oleh enzim primase dan disebut primer.

§ Pemanjangan Untaian DNA. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
menambahkan nukleotida dalam hal ini, deoksiribonukleotida ke ujung 3′ hidroksil bebas
nukleotida rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru (DNA “anak”)
disintesis dari arah 5’→3′, sedangkan DNA polimerase bergerak pada DNA “induk” dengan arah
3’→5′. Namun demikian, salah satu untaian DNA induk pada garpu replikasi berorientasi 3’→5′,
sementara untaian lainnya berorientasi 5’→3′, dan helikase bergerak membuka untaian rangkap
DNA dengan arah 5’→3′. Oleh karena itu, replikasi harus berlangsung pada kedua arah
berlawanan tersebut

§ Pembentukan Leading strand. Pada replikasi DNA, untaian pengawal (leading strand) ialah
untaian DNA disintesis dengan arah 5’→3′ secara berkesinambungan. Pada untaian ini, DNA
polimerase mampu membentuk DNA menggunakan ujung 3′-OH bebas dari sebuah primer RNA
dan sintesis DNA berlangsung secara berkesinambungan, searah dengan arah pergerakan
garpu replikasi.

§ Pembentukan Lagging strand. Lagging strand ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang
berseberangan dengan leading strand pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam
segmen-segmen yang disebut fragmen Okazaki. Panjang fragmen okazaki mencapai sekitar
2.000 nukleotides panjang dalam sel-sel bakterial dan sekitar 200 panjang nukelotides dalam
sel-sel eukaryotic. Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA. DNA polimerase dengan
demikian dapat menggunakan gugus OH 3′ bebas pada primer RNA tersebut untuk mensintesis
DNA dengan arah 5’→3′. Fragmen primer RNA tersebut lalu disingkirkan (misalnya dengan
RNase H dan DNA Polimerase I) dan deoksiribonukleotida baru ditambahkan untuk mengisi
celah yang tadinya ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu menyambungkan fragmen-fragmen
Okazaki tersebut sehingga sintesis lagging strand menjadi lengkap.

DNA polymerases tidak mampu ‘mengisi’ ikatan covalent yang hilang. Celah yang tersisa direkat
oleh DNA ligase. Enzim ini mengkatalis pembentukan ikatan phosphodiester antara 3’ – OH dari
salah satu helaian dari 5’-P dari helaian yang lain.DNA ligase diaktifkan oleh AMP (adenosine
monophosphate) sebagai ‘cofactor’ (faktor pengendali). Dalam E.coli, AMP dibawa dari
nucleotide NAD+. Dalam sel-sel eukaryotik, AMP ditandai dari ATP. Ligase-ligase tidak
dilibatkan dalam pemanjangan rantai; melainkan, mereka berperan pemasang enzim-enzim
untuk perekatan ‘celah’ melalui molekul DNA.

§ Modifikasi Post-Replikasi DNA, Setelah DNA direplikasikan, dua helaian tersintesis terbaru
dipasangkan ke modifikasi enzimatik. Perubahan-perubahan ini biasanya melibatkan
penambahan molekul-molekul tertentu untuk mengkhususkan titik-titik sepanjang helix ganda.
Pada cara ini, tags sel, atau label-label, DNA, sehingga ini bisa membedakan material
genetiknya sendiri dari berbagai DNA asing yang mungkin bisa masuk ke dalam sel. Modifikasi
post-replikasi DNA mungkin juga mempengaruhi cara molekul diikat. DNA merupakan faktor
utama modifikasi dengan penambahan kelompok methyl ke beberapa adenine dan residu-residu
cytosine. Grup methyl ditambahkan oleh DNA methylasess setelah nucleotides telah
digabungkan dengan DNA polymerases.

Penambahan methyl ke cytosine membentuk 5-methylcytosine dan methylasi dari adenine


membentuk 6-methyladine. Methyladine lebih umum daripada methylcytosine dalam sel-sel
bakterial, di mana dalam sel-sel eukaryotik, grup methyl paling banyak ditambahkan ke cytosine.
Methylase muncul hanya pada beberapa rentetan nucleotide khusus. Dalam sel-sel eukaryotik,
sebagai contoh, methylasi secara umum muncul pada saat cytosine berdampingan ke guanine di
sisi 3’-OH (5’ P-CG-3’OH).Pola methylasi bersifat spesifik untuk spesies yang diberikan,
berperan seperti tanda tangan untuk DNA spesies tersebut. Hal ini patut diperhatikan karena
grup methy melindungi DNA melawan perlawanan enzim-enzim tertentu disebut ‘restriction
endonucleases’ Oleh karena itu DNA asing melalui sebuah sel dicerna dengan ‘restriction
endonucleases’. Dalam sel tertentu, ‘restriction endonucleases’ bisa memotong DNA di titik
khusus tertentu di mana DNA methylase menambah sebuah grup methyl.

Pola methylasi melindungi DNA dari cernaan oleh sel yang memiliki endonucleases tapi tidak
melawan pembatasan enzim-enzim yang diproduksi sel-sel spesies yang lain. Pembatasan ini
menyederhanakan pertukaran DNA antar sel dari spesies yang diproduksi sel-sel spesies yang
berbeda. Methylasi DNA pada titik-titik tertentu mungkin akan berakhir pada konversi terdekat
dari B-DNA ke bentuk-bentuk Z-DNA. Dalam bentuk B-DNA, grup-grup hydropholic methyl dari
alur utama, menghasilkan pengaturan yang tepat. Dengan mengubahnya ke bentuk Z, grup-grup
methyl membentuk area hydropholik yang membantu menstabilkan DNA. Konversi lokal ini (dari
B-DNA ke Z-DNA) mungkin mempengaruhi fungsi beberapa gen.

Anda mungkin juga menyukai