Oleh :
Zaenal Arifin (1707531090)
Kadek Meinawati (1807531013)
Ni Gusti Ayu Putu Diah Sasmita (1807531067)
Makalah ini memang jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dari para pembaca. Agar kami dapat memperbaiki
makalah ini kedepannya dan menjadi lebih baik lagi.
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat mempermudah pemahaman materi Ekonomi pada umumnya dan
Manajemen pada khususnya. Serta diharapkan dapat membantu dalam pengimplementasian di
kehidupan nyata.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari struktur dan desain organisasi.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan keputusan pengorganisasian.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur organisasi.
4. Untuk mengetahui penerapan desain organisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Desain Organisasi
Desain organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan
perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Pengertian yang jelas tentang desain organisasi
oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai
keputusan dan tindakan para manajer (Ivancevich, Konopaske,dan Matteson,
2007:236).
3
2. Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan di
antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara
total (Griffin, 2004:352).
3. Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek
struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi
mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11).
Beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa desain organisasi merupakan proses
memilih dan mengelola segala aspek-aspek dalam organisasi sehingga menciptakan suatu
struktur organisasi tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi.
Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan
struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.
Proses desain merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer.
Apapun bentuk atau hasil dari proses desain tersebut, para perancang desain organisasi harus
merancang sebuah organisasi yang dapat membuat organisasi tersebut tetap bertahan hidup.
Selain itu pemilihan desain organisasi tersebut akan menentukan besar kecilnya organisasi.Setiap
ukuran organisasi akan memberikan keuntungan masing-masing, namun diharapkan tercapainya
tujuan organisasi dan juga eksistensi dari organisasi.
a. Pembagian pekerjaan yaitu membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyaktugas yang
secara wajar dan nyaman dapat dilaksanakan oleh individuatau kelompok.
b. Departementalisai yaitu menggabungkan tugas secara logis dan efisien, pengelompokan
karyawan dan tugas.
c. Hierarki organisasi yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh adanya hubungan penetapan siapa
yang memberi laporan kepada siapa dalam organisasi.
4
d. Koordinasi yaitu penetapan mekanisme yang menyatukan aktivitas departemental
menjadi suatu kesatuan dan memonitor keefektifan integrasi tersebut.
Menurut (Robbins, 2007) terdapat enam unsur yang perlu diperhatikan oleh para manajer
ketika akan mendesain struktur organisasi. Keenam unsur tersebut adalah :
a. Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke
dalam beberapa pekerjaan sendiri.
b. Departementalisasi
Departementalisasi adalah garis wewenang yang dipakai untuk mengelompokkan
pekerjaan atau kegiatan yang sejenis secara bersama-sama.
- Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan
kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini
barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan
dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih
ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan.
struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan
kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-
tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang
inovatif.
- Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah
(geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas
dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan
5
produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logika yang
dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-
metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Struktur
organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang
juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan
kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan
organisasi menjalankan usahanya.
c. Rantai komando
Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa.
Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk
memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi.
d. Rentang kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer
secara efisien dan efektif.
e. Sentralisasi-desentralisasi
Dalam hal ini unsur tersebut yang menunjukkan lokasi atau letak kekuasaan pembuat
keputusan. Setralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi
pada satu titik di dalam organisasi. Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi
yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai
oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan desain keputusan adalah,
semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi. Semakin sedikit kewenangan
yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi. Semakin besar sentralisasi, semakin besar
penggunaan departemen berdasarkan funngsi. Semakin besar penggunaan departemen
berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi. Semakin luas rentang kendali, semakin
besar sentralisasi.
6
f. Formalisasi
Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi tersebut dilakukan.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi
Mekanistik dan Desain organisasi organik.
7
f. Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan
sasaran yang tinggi dan realistis.
g. Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik
melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik
lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya. Desain struktur subunit didesain
sesuai dengan kontinummekanistik organik dengan cara yang konsisten dengan keadaan kondisi
lingkungan, khususnya laju perubahan yamg lebih lambat, ketidak pastian yg lebih besar &
rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai demgam desain mekanistik. Desain teknik
integratif teknik yang cocok, apakah peraturan, perencanaan atau penyesuaian bersama,
bergantung pada tingkat diferensiasi sub unit. Semakin besar diferensiasinya semakin besar
perlunya peraturan dan perencanaan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://ismaan.wordpress.com/2015/05/19/desain-dan-struktur-organisasi/
https://rraaggiill.wordpress.com/2014/04/27/desain-dan-struktur-organisasi/
10