Sindrom koroner akut (SKA) adalah kumpulan gejala klinis akibat tersumbatnya arteri koroner, yang menyebabkan matinya sel-sel otot jantung pada daerah vaskularisasi arteri koroner tersebut.1 Penyakit jantung iskemik kini menyebabkan sekitar 1,8 juta kematian per tahun atau menyumbang 20% dari angka kematian di Eropa. Insiden STEMI kini kian menurun, namun kebalikannya angka kejadian NSTEMI makin meningkat. Pola kejadian untuk STEMI lebih banyak pada usia muda dan laki-laki. Mortalitas untuk STEMI dalam 30 hari pertama lebih tinggi dibandingkan NSTEMI, namun setelah 6 bulan mortalitas keduanya berimbang dan secara jangka panjang, mortalitas NSTEMI lebih tinggi.2,3 SKA adalah penyakit arteri koroner yang mengancam nyawa, sindroma ini mencakup dari angina pektoris tidak stabil hingga terbentuknya infark miokard akut. Infark miokard adalah kematian sel miokard akibat iskemia yang lama. Berdasarkan perubahan EKG, infark miokard akut dibagi atas STE-ACS (ST Elevation-Acute Coronary Syndrome) dan NSTE-ACS (Non ST Elevation-Acute Coronary Syndrome). STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction) adalah manifestasi dari oklusi total arteri koroner yang menyebabkan iskemia dan nekrosis yang lebih berat.1,2,3 American College of Cardiology/American Heart Association dan European Society of Cardiology merekomendasikan dalam tata laksana pasien dengan STEMI selain diberikan terapi reperfusi, juga diberikan terapi lain seperti anti-platelet (aspirin, clopidogrel, thienopyridin), anti-koagulan seperti Unfractionated Heparin (UFH)/Low Molecular Weight Heparin (LMWH), nitrat, penyekat beta, ACE-inhibitor, dan Angiotensin Receptor Blocker.3 SKA dapat menyebabkan berbagai komplikasi antara lain gagal jantung akut, gangguan irama dan konduksi jantung, syok kardiogenik, gagal jantung, ruptur septum ventrikel, regurgitasi mitral, trombus mural, emboli paru, dan kematian. 1,2,3
1 1.2 Batasan Masalah Laporan kasus ini membahas tentang Non-STEMI.
1.3 Tujuan Penulisan
Laporan kasus ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Non-STEMI.
1.4 Metode Penulisan
Laporan kasus ini ditulis dengan menggunakan metode diskusi yang merujuk dari berbagai literatur.