1.

SISTEM BEDAH SARAF

Diagnosis Kode ICD Tindakan dan Kode ICD IX

X
SAH I62.0  Ct-scan
 Angiografi serebral (88.41)
 Lumbal pungsi
 Ct angiografi
 MRI
 Microsurgical clipping
 Endovascular coiling
ICH I62.9  Ct-scan
 Craniotomi (01.2)
 Ventrikulostomi (02.2)
 Shunt ventrikel untuk struktur di kepala dan leher (02.31)
 Shunt ventrikel untuk struktur di kepala dan rongga perut
dan organ (02.35)

SDH  Ct-scan
 MRI
 Craniotomi (01.2)
 Membranektomi (01.31)
 Subdural drain (01.31)

2. SISTEM ENDOKRIN DAN MATA

Diagnosis Kode Tindakan Kode ICD IX

ICD X
Struma nodusa E04.1 1. Insisi bidang tiroid 1. 06.0
nontoxic (single) 2. Aspirasi bidang tiroid 2. 06.01
Struma nodusa E04.2 3. Pembukaan kembali luka 3. 06.02
nontoxic (multipel) bidang tiroid 4. 06.09
Struma nodusa E04.8 4. Insisi lain dari bidang 5. 06.11
nontoxic lainnya tiroid 6. 06.12
Struma nodusa E04.8 5. Biopsi aspirasi tiroid 7. 06.13
nontoxic tidak 6. Biopsi terbuka kelenjar 8. 06.19
spesifik tiroid 9. 06.2
Sindrom defisiensi E00.0 7. Biopsi kelenjar paratiroid 10. 06.3
yodium kongenital, 8. Prosedur diagnostik lain 11. 06.31
tipe neurologi pada kelenjar tiroid dan 12. 06.4
Sindrom defisiensi E00.1 paratiroid 13. 06.5
yodium kongenital, 9. Lobulus Tiroid Unilateral 14. 06.51
tipe myxedema 15. 06.52
Sindrom defisiensi E00.2 10. Tiroidektomi Parsial 16. 06.6
yodium kongenital, Lainnya 17. 06.7
tidak spesifik 11. Eksisi lesi tiroid
Goiter difusa terkait E01.0 12. Tiroidektomi Komplit
defisiensi yodium 13. Tiroidektomi Substernal
Goiter multinodular E01.1 14. tiroidektomi substernal
terkait defisiensi parsial
yodium 15. tiroidektomi substernal
Goiter terkait E01.2 komplit
defisiensi yodium, 16. Eksisi tiroid
tidak spesifik 17. Eksisi duktus tiroglosal
Hipotiroid kongenital E03.1
tanpa goiter
Hipotiroid tergantung E03.2
obat
Hipotiroid post E03.3
infeksi
Atrofi tiroid E03.4
Koma myxedema E03.4
Hipotiroid klasifikasi E03.9
lainnya
Struma nodusa toxic E05.1
(single) dengan
tirotoksikosis
Struma nodusa toxic E05.2
(single) dengan
tirotoksikosis
Goiter multinodular E05.3
toxic dengan
tirotoksikosis
Tirotoksikosis dari E05.4
jaringan ektopik
tiroid
Tirotoksikosis E05.5
faktisia
Krisis tiroid E05.8
Tirotoksikosis E05.9
lainnya
Tiroiditis subakut E06.1
Tiroiditis kronis E06.2
dengan tirotoksikosis
transien
Tiroiditis autoimun E06.3
Tiroiditis terinduksi E06.4
obat
Tiroiditis kronis E06.5
lainnya
Hiperseksresi E07.0
kalsitonin
Goiter E07.1
disormogenetik
Gangguan tiroid E07.8
lainnya
Postprosedur E89.0
hipotiroid
Idiopatik E20.0 1. Biopsi kelenjar paratiroid 1. 06.13
hipoparatiroid 2. Paratiroidektomi 2. 06.8
Pseudoparatiroidisme E20.1 3. Paratiroidektomi komplit 3. 06.81
Hipoparatiroidisme E20.8 4. Paratiroidektomi lain 4. 06.89
lain 5. Operasi lain pada tiroid 5. 06.9
Hiperparatiroid E21.0 (wilayah) dan paratiroid
primer
Hiperparatiroid lain E21.2
Hiperparatiroid tidak E21.3
spesifik
Gangguan kelenjar E21.4
paratiroid klasifikasi
lain
Postprosedur E89.2
hipoparatiroid
Acromegaly dan E22.0
gigantisme hipofisis
Hiperprolactinemia E22.1
Sindrom sekresi E22.2
hormone antidiuretic
Hiperfungsi kelenjar E22.3 1. Biopsi kelenjar hipofisis, 1. 07.13
hipofisis lainnya pendekatan transfrontal 2. 07.14
2. Biopsi kelenjar hipofisis, 3. 07.15
pendekatan 4. 07.17
transsphenoidal 5. 07.51
3. Biopsi kelenjar hipofisis, 6. 07.52
pendekatan yang tidak 7. 07.53
spesifik 8. 07.54
4. Biopsy kelenjar pineal 9. 07.6
5. Eksplorasi bidang pineal 10. 07.62
6. Insisisi kelenjar pineal 11. 07.63
 7. Eksisis parsial kelenjar 12. 07.64
pineal 13. 07.68
8. Eksisi total kelenjar pineal 14. 07.71
9. Hipopispektomi 15. 07.72
10. Eksisi parsial kelenjar
hipofisis pendekatan
transspenoidal
11. Eksisi parsial kelenjar
hipofisis pendekatan
transfrontal
12. Eksisi total kelenjar
hipofisis, pendekatan
transfrontal
13. Eksisi total kelenjar
hipofisis pendekatan
spesifik lainnya
14. Eksplorasi fossa hipofisis
15. Insisi kelenjar hipofisis
Diabetes insipidus E23.2
Penyakit Cushing E24.0 1. Eksplorasi bidang adrenal 1. 07.0
Syndrome nelson E24.1 2. Biopsy kelenjar adrenal 2. 07.11
Hiperaldosterone E26.0 tertutup (perkutan jarum) 3. 07.12
primer 3. Biopsy kelenjar adrenal 4. 07.2
Hiperaldosteron E26.1 terbuka 5. 07.21
sekunder 4. Adrenalektomi parsial 6. 07.22
Krisis addison E27.2 5. Eksisi lesi kelenjar adrenal 7. 07.3
6. Adrenalektomi unilateral 8. 07.41
7. Adrenalektomi Bilateral 9. 07.42
8. Insisi kelenjar adrenal 10. 07.43
9. Pembagian saraf ke 11. 07.44
kelenjar adrenal 12. 07.45
10. Ligase pembuluh adrenal
11. Perbaikan kelenjar adrenal
12. Reimplantasi jaringan
adrenal
Hiperplasia timus E32.0 1. Timektomi 1. 07.8
Abses timus E32.1 2. Timektomi, tidak spesifik 2. 07.81
3. Eksisi parsial thymus lain 3. 07.82
4. Eksisi total lain thymus 4. 07.9
5. Operasi Lain Pada 5. 07.91
Thymus 6. 07.92
6. Eksplorasi bidang thymus
Insisi lain thymus
Hordeolum H00.0 1. Insisi Kelopak Mata 1. 08.0
Chalazion H00. 1 2. Insisi garis tepi kelopak 2. 08.01
mata 3. 08.11
3. Biopsi kelopak 4. 08.21
Pengangkatan lesi kelopak
mata
4. Pengangkatan chalazion
Blefaritis H01.0 1. Perbaikan blepharoptosis 1. 08.31
dengan teknik otot 2. 08.32
frontalis dengan jahitan
2. Perbaikan blepharoptosis
dengan teknik otot
frontalis dengan sling
fasial
Dermatosis H01.1
noninfeksi kelopak
mata
Deformitas kelopak H05.3 1. Perbaikan entropion atau 1. 08.41
mata ektropion dengan 2. 08.42
Inflamasi kelopak H01.9 thermocauterization 3. 08.43
mata 2. Perbaikan entropion atau 4. 08.44
Entropion dan H02.0 ektropion dengan teknik 5. 08.61
trikiasis kelopak mata jahitan 6. 08.62
Ektropion kelopak H02.1 3. Perbaikan entropion atau 7. 08.70
mata ektropion dengan reseksi 8. 08.71
baji 9. 08.81
4. Perbaikan entropion atau 10. 08.82
ektropion dengan 11. 08.86
rekonstruksi kelopak 12. 08.87
5. Rekonstruksi kelopak 13. 08.91
mata dengan flap kulit atau 14. 08.92
cangkok
6. Rekonstruksi kelopak
mata dengan flap atau
cangkok membran mukosa
7. Rekonstruksi kelopak
mata, tidak spesifik
8. Rekonstruksi kelopak
mata yang melibatkan
garis tepi kelopak mata,
ketebalan parsial
 9. Perbaikan linear laserasi
kelopak mata atau alis
10. Perbaikan laserasi yang
melibatkan batas tepi
kelopak, ketebalan parsial
11. rhytidectomy kelopak
mata bagian bawah
12. Rhiektomi kelopak mata
atas
13. Epilasi elektrosurgical
kelopak mata
14. Epilasi cryosurgical
kelopak mata
Lagoftalmus H02.1
Blefarokalasis H02.3
Ptosis H02.4 1. Pengurangan 1. 08.37
overcorrection ptosis
Xanthelasma H02.6
Gangguan kelopak H02.8 1. Koreksi retraksi tutup 1. 08.38
mata tidak spesifik
Dakrioadenitis H04.0 1. Insisi Kelenjar Lakrimal 1. 09.0
Inflamasi akut H04.3 2. Biopsi kelenjar lakrimal 2. 09.11
saluran lakrimal 3. Biopsi sakus lakrimal 3. 09.12
Stenosis dan tahanan H04.5 4. Eksisi kelenjar lakrimal, 4. 09.20
saluran lakrimal tidak spesifik 5. 09.22
5. Dakrioadenektomi parsial 6. 09.41
lain 7. 09.42
6. Menggali punctum 8. 09.43
lakrimal 9. 09.44
7. Menggali kanalikuli 10. 09.51
lakrimal 11. 09.53
8. Menggali dari duktus 12. 09.6
nasolakrimalis 13. 09.71
9. Intubasi duktus 14. 09.81
nasolakrimalis 15. 09.82
10. Insisi punctum lakrimal 16. 09.91
11. Insisi sakus lakrimal
12. Eksisi Sakus Dan Saluran
Lakrimal
13. Koreksi eversi punctum
14. Dacryocystorhinostomy
[DCR
15. Konjungtivosistorinostomi
 16. Obliterasi lakrimal
punctum
Inflamasi akut bola H05.0
mata
Inflamasi kronis bola H05.1
mata
Exoftalmus H05.2
Enoftalmus H05.4
Konjungtivitis H10.0 1. Pengangkatan Benda 1. 10.0
mukopurulen Asing Tertanam Dari 2. 10.21
Konjungtivitis atopic H10.1 Konjungtiva Dengan Insisi 3. 10.31
akut 2. Biopsi konjungtiva 4. 10.32
Konjungtivitis akut H10.2 3. Eksisi lesi atau jaringan 5. 10.4
Pterigium H11.0 konjungtiva 6. 10.41
Scar konjungtiva H11.2 4. Penghancuran lesi 7. 10.42
Perdarahan H11.3 konjungtiva 8. 10.6
konjungtiva 5. Konjungtivoplasty
6. Rekonstruksi cul-de-sac
konjungtiva dengan free
graft
7. Lisis adhesi konjungtiva
dan kelopak mata
8. Perbaikkan laserasi
konjungtiva
Pemfigoid okular H13.3

Skelirits H15.0

Episkleritis H15.1
Ulkus kornea H16.0 1. Pengambilan dengan 1. 11.0
Keratokonjungtivitis H16.2 magnetik benda asing 2. 11.1
Keratitis profunda H16.3 tertanam dari kornea 3. 11.21
dan interstisial 2. Insisi pada kornea 4. 11.22
Skar kornea H17.8 3. Scraping kornea untuk 5. 11.31
Keratopati bulosa H18.1 apusan atau kultur 6. 11.32
Degenerasi kornea H18.4 4. Biopsi pada kornea 7. 11.42
Keratokonus H18.6 5. Transposisi ptergyum 8. 11.43
Skleritis dan H19.0 6. Eksisi ptergyum dengan 9. 11.51
episkleritis cangkok kornea 10. 11.52
Keratitis dan H19.1 7. Termokauterisasi lesi 11. 11.53
keratokonjungtivitis kornea 12. 11.60
herpes 8. Cryotherapy lesi kornea 13. 11.61
Keratitis dan H19.2 9. Jahitan laserasi kornea 14. 11.69
keratokonjungtivitis 10. Perbaikan dehiscence luka 15. 11.71
pasca operasi kornea 16. 11.72
11. Perbaikan laserasi kornea 17. 11.73
atau luka dengan flap 18. 11.74
konjungtiva 19. 11.75
12. Transplantasi kornea, 20. 11.76
tidak ditentukan lain 21. 11.91
13. Keratoplasty Lamellar 22. 11.92
dengan autograft
14. Transplantasi kornea
lainnya
15. Keratomileusis
16. Keratophakia
17. Keratoprosthesis
18. Thermokeratoplasty
19. Radial keratotomy
20. Epikeratophakia
21. Tato kornea
22. Pengambilan implan
buatan dari kornea
Iridoskiklitis akut H20.0 1. Iridotomi dengan 1. 12.11
Kista iris H21.3 transfixion 2. 12.12
Iridosiklitis kronis H20.1 2. Iridotomi lainnya 3. 12.13
Iridosiklitis H20.2 3. Korektomi 4. 12.21
terinduksi lensa 4. Diskisi dari iris 5. 12.22
Iridotomi NOS 6. 12.3
Eksisi prolaps iris 7. 12.40
Aspirasi diagnostik dari 8. 12.41
bilik mata anterior 9. 12.42
5. Biopsi iris
6. Iridoplasty dan
koreoplasty
7. Pengangkatan lesi segmen
anterior mata, tidak dapat
ditentukan
8. Penghancuran lesi iris
dengan:
kauterisasi
cryotherapi
fotokoagulasi
9. Eksisi lesi iris
Hifema H21.0
Katarak senilis H25.0 1. Ekstraksi intrakapsular 1. 13.11
insipien lensa dengan rute inferior 2. 13.19
Katarak senilis H25.1 temporal 3. 13.1
nuclear 2. Pengambilan lensa 4. 13.2
Katarak senilis H25.2 intrakapsular lainnya 5. 13.41
morgagnian Ekstraksi katarak NOS 6. 13.42
Katarak senilis H25.8 Cryoextraction lensa 7. 13.51
lainnya Ekstraksi Erysiphake 8. 13.64
Katarak juvenile H26.0 katarak 9. 13.65
Katarak traumatika H26.1 Ekstraksi NOS lensa 10. 13.70
Katarak komplikasi H26.2 3. Pengambilan lensa 11. 13.71
Katarak terinduksi H26.4 intrakapsular 12. 13.8
obat 4. Ekstraksi ekstrasapsular 13. 13.91
Afakia H27.0 lensa dengan teknik
Dislokasi lensa H27.1 ekstraksi linier
Katarak diabetikum H28.0 5. Fakoemulsifikasi dan
Katarak pada kasus H28.1 aspirasi katarak
endokrin lainnya 6. Teknik
phacofragmentation dan
aspirasi katarak oleh rute
posterior
7. Ekstraksi ekstrasapsular
lensa dengan rute inferior
temporal
8. Penghentian membran
sekunder [setelah katarak]
9. Eksisi membran sekunder
[setelah katarak]
Capsulektomi
10. Pemasukan pseudophakos,
tidak dapat ditentukan
11. Pemasangan prostesis
lensa intraokular pada saat
ekstraksi katarak, satu
tahap
12. Pengangkatan
pseudophakos
13. Implantasi protesa
teleskop intraokular
Siklitis posterior H30.2
Inflamasi H30.8 1. Aspirasi diagnostik 1. 14.11
koreoretinal vitreous 2. 14.21
Scar koreoretinal H31.0 3. 14.22
Degenerasi koroid H31.1 2. Kehancuran lesi 4. 14.23
Ablasio koroid H31.4 chorioretinal oleh 5. 14.24
Ablasio retina dengan H33.0 diathermi 6. 14.31
kerusakan retina 3. Penghancuran lesi 7. 14.32
Kista retina dan H33.1 chorioretinal oleh 8. 14.33
retinoskisis cryotherapi 9. 14.34
Kerusakan retina H33.3 4. Kehancuran lesi 10. 14.41
Tanpa ablasio korioretinal oleh 11. 14.49
Traksi ablasio retina H33.4 fotokoagulasi foton xenon 12. 14.51
Prolapse vitreus H43.0 5. Kehancuran lesi 13. 14.52
Perdarahan vitreus H43.1 chorioretinal oleh 14. 14.53
Oklusi arteri retina H34.1 fotokoagulasi laser 15. 14.54
central 6. Perbaikan robek retina 16. 14.6
oleh diathermy 17. 14.71
7. Perbaikan robek retina 18. 14.73
dengan cryotherapy 19. 14.75
8. Perbaikan robekan retina 20. 14.9
oleh xenon arc
photocoagulation
9. Perbaikan robekan retina
dengan fotokoagulasi laser
10. Scleral buckling dengan
implan
11. Tusukan skleral lainnya
Scleral buckling dengan:
tamponade udara
reseksi sklera
vitrektomi
12. Perbaikan ablasi retina
dengan diathermy
13. Perbaikan detasemen
retina dengan cryotherapy
14. Perbaikan pelepasan retina
dengan fotokoagulasi
busur xenon
15. Perbaikan pelepasan retina
dengan fotokoagulasi laser
16. Pengangkatan bahan yang
ditanam melalui
pembedahan dari Segmen
posterior mata
17. Pengangkatan vitreous,
pendekatan anterior
 Teknik langit terbuka
18. Teknik vitrektomi dengan
pendekatan anterior
19. Injeksi pengganti vitreous
20. Operasi lain pada retina,
koroid, dan bilik posterior
Retinopati premature H35.1
Retinopati H36.0
diabetikum
Glaukoma H40.0 1. Goniopunkure tanpa 1. 12.51
Glaucoma primer H40.1 goniotomi 2. 12.52
sudut terbuka 2. Goniotomi tanpa 3. 12.53
Glaucoma sekunder H40.2 goniopuncture 4. 12.54
karena trauma 3. Goniotomi dengan 5. 12.55
Glaucoma sekunder H40.3 goniopuncture 6. 12.61
karena inflamasi 4. Trabekulotomi ab externo 7. 12.62
Glaucoma sekunder H40.5 5. Cyclodialysis 8. 12.63
karena penyakit mata 6. Trephination dari sclera 9. 12.71
Glaucoma sekunder H40.6 dengan iridektomi 10. 12.72
karen obat 7. Termokauterisasi sklera 11. 12.73
dengan iridektomi
8. Iridenkleisis dan iridotasis
9. Cyclodiathermi
10. Cyclocryoterapi
11. Cyclofotokoagulasi
Endoftalmitis H44.0 1. Ophthalmoscopy 1. 16.21
Papil edema H47.1
Atrofi n. optikus H47.2
Strabismus kovergen H50.0
Hipermetropia H52.0
Myopia H52.1
Anisometropia H52.3
Presbyopia H52.4
Ambliopia H53.0
Diplopa H53.2

2. SISTEM THT
3. SISTEM RESPIRASI

DIAGNOSIS Kode TINDAKAN Kode ICD

ICD 9
10
Laryngeal web Q31 Laringoskopi dan trakeoskopi lainnya 31.42
Operasi lainnya pada laring (dilatasi laring, 3198
devisi selaput kongenital pada laring,
pembuangan keel atau stent pada laring)
Penjahitan laserasi pada laring 31.61
Laringitis obstruksi akut J05 Trakeostomi sementara 31.1
[croup] dan epiglotitis
Nodul pada pita suara J38 Insisi lainnya pada laring dan trakea 31.3
Penjahitan laserasi pada laring 31.61
Benda asing di saluran T17 Trakeostomi sementara 31.1
pernafasan
Effusi pleura, tidak J90 Pembuatan pleuroperitoneal shunt 34.05
terklasifikasi ditempat lain Torakoskopik transpleural 34.21
Empiema J86.9 Torakoskopik transpleural 34.21
Insisi kateter interkostal untuk drainase chest 34.04
tube
Pembuatan pleuroperitoneal shunt 34.05
Drainase thorakoskopik pada kavitas pleura 34.06
Atelaktasis lain dan tidak P28.1 Pembedahan kolaps pada paru 33.3
terspesifikasi pada newborn Pneumothoraks buatan untuk kolaps paru 33.32
Atelaktasis primer pada P28.0 (torakotomi untuk kolaps paru)
newborn
Pneumothoraks J93 Penjahitan laserasi pada dinding dada 34.71
Pneumothoraks lainnya J93.8 Penutupan laserasi paru 33.43
Pneumothoraks tekanan J93.1 Perbaikan dan operasi lainnya pada paru 33.49
lainnya
Pneumothoraks tidak J93.9
terspesifikasi

4. SISTEM CARDIOVASKULAR
5. SISTEM DIGESTIVE DAN LIMFATIK

Diagnosis Kode ICD X Tindakan Kode ICD IX

Pembesaran nodus R59.- Insisi struktur 40.0
limfe limfatik 40.11
Biopsi struktur
limfatik 40.19
Prosedur diagnostic
lain
Limfadenitis I88.0 Biopsi 40.11
mesenterika Prosedur diagnostic 40.19
nonspesifik lain
Limfadenitis kronik, I88.1
selain mesenterika
Limfadenitis I88.8
nonspesifik lain
Kelainan-kelainan I89
noninfektif lain
pembuluh limfatik
dan nodus limfatikus
Kelainan-kelainan I89.8
noninfektif spesifik
lain pembuluh darah
dan nodus limfe
Kelainan I89.9
noninfektif
pembuluh limfatik
dan nodus limfatikus
Limfoedema, not I89.0 Biopsi 40.11
elsewhere classified Prosedur diagnostic 40.19
lain
Operasi lain pada 40.9
struktur limfatik
Limphangitis I89.1 Biopsi 40.11
Prosedur diagnostic 40.19
lain
Ca.mamae C50  Eksisi kelenjar 40.22
getah bening
kelenjar
mammae
 Eksisi kelenjar 40.23
getah bening
aksila 40.3
 Pengangkatan
kelenjar getah
bening regional
Ca.cerviks C55  Eksisi kelenjar 40.21
getah bening
serviks dalam
 Eksisi nodus
limfatikus 40.24
inguinalis
 Eksisi radikal
kelenjar getah
bening serviks 40.4
Hemangioma dan D18  Insisi 40.0
limfangioma,  Biopsi 40.11
dibanyak tempat  Eksisi 40.29
 Operasi lain pada
struktur limfatik 40.9
Thalassemia D56.(0,1,28)  Splenotomi 41.2
 Total 41.5
splenektomi 41.94
 Transplantasi
limpa
Anemia aplastik D61.(2,3,8,9)  Biopsi sumsum 41.31
Leukemia C91. tulang
limfoblastik  Prosedur 41.38
Leukemia Myeloid C92.(1,2) diagnostik
Leukemia lain pada C94.(2) lainnya pada
tipe sel spesifik sumsum tulang
Leukemia kronis C94.1  Transplantasi sel
Limfoma histiosistik C96 induk sumsum 41.0
Limfoma C84.3 tulang atau
limfoepiteloid hematopoietik
Limfoma non C82.0  Transplantasi
Hodgkin dengan sel sumsum tulang,
kecil bercelah, tidak ditentukan 41.00
follicular  Transplantasi
Limfoma non C83. sumsum tulang
Hodgkin difuse autologus tanpa 41.01
Myeloma multiple C90 pembersihan
 Transplantasi
sumsum tulang
alogenik dengan
pembersihan
Allograft sumsum
tulang dengan 41.02
penghilangan in
vitro
(pembersihan)
sel-T
 Transplantasi
41.03
sumsum tulang
alogenik tanpa
pembersihan
Allograft NOS
sumsum tulang
  transplantasi sel
induk
hematopoietik
alogenik 41.08
Penipisan sel
 Transplantasi
sumsum tulang
autologus dengan
pembersihan. 41.09

6.
7. SISTEM URINARIUS

Diagnosis Kode ICD Tindakan dan Kode ICD IX

X
Hydronefrosis N13.1  USG
dengan striktur  IVP (87.73)
uretra  Sistoskopi (57.32)
 Nefrostomi (55.02)
 Nefrektomi sebagian (55.4)
 Nefrektomi seluruhnya (55.5)
 Pembuangan transurethral pada obstruksi dari ureter dan
renal pelvis (56.0)
 Pyelostomi (55.12)
 Ureterektomi parsial (56.41)
 Lisis adhesi intraluminal ureter (56.81)
 Ureteroneocistostomi (56.74)
 Anastomosis ginjal (51.86)
 Transurethral clearance of bladder (57.0)
 Lisis adhesi intraluminal dengan insis ke kandung kemih
(57.12)
 Lisis transurethral dari adhesi intraluminal (57.42)
 Eksisi lokal lainnya atau peruskan lesi atay jaringan
uretra/eksisi striktur uretra (58.93)
 Pelepasan striktur uretra (58.50)
 Dilasi urethra (58.6)
 Katererisasi ureter (59.8)
Hydronefrosis N13.2  USG
dengan  IVP (87.73)
obstruksi batu  Sistoskopi (57.32)
uretra dan renal  Nefrostomi (55.02)
 Nefrektomi sebagian (55.4)
  Nefrektomi seluruhnya (55.5)
 Pembuangan transurethral pada obstruksi dari ureter dan
renal pelvis (56.0)
 Pyelostomi (55.12)
 Ureterektomi parsial (56.41)
 Lisis adhesi intraluminal ureter (56.81)
 Ureteroneocistostomi (56.74)
 Anastomosis ginjal (51.86)
 Transurethral clearance of bladder (57.0)
 Lisis adhesi intraluminal dengan insis ke kandung kemih
(57.12)
 Lisis transurethral dari adhesi intraluminal (57.42)
 Eksisi lokal lainnya atau peruskan lesi atay jaringan
uretra/eksisi striktur uretra (58.93)
 Pelepasan striktur uretra (58.50)
 Dilasi urethra (58.6)
 Katererisasi ureter (59.8)

Gagal ginjal N17.9  Pielografi antegrad atau retrograd (87.74)

akut  USG
 Biopsi tertutup pada ginjal (perkutaneus) (55.23)
 Biopsi terbuka pada ginjal (55.24)
 Nefrektomi sebagian (55.4)
 Nefrektomi seluruhnya (55.5)
 Transprantasi ginjal (55.6)

Gagagl ginjal N18.1-  Pielografi antegrad atau retrograd (87.74)

kronis stadium N18.5  USG
1-5  Biopsi tertutup pada ginjal (perkutaneus) (55.23)
 Biopsi terbuka pada ginjal (55.24)
 Nefrektomi sebagian (55.4)
 Nefrektomi seluruhnya (55.5)
 Transprantasi ginjal (55.6)
Renal N19  Pielografi antegrad atau retrograd (87.74)
insufisiensi  USG
 Biopsi tertutup pada ginjal (perkutaneus) (55.23)
 Biopsi terbuka pada ginjal (55.24)
 Nefrektomi sebagian (55.4)
 Nefrektomi seluruhnya (55.5)
 Transprantasi ginjal (55.6)
Gagal ginjal I12.0  Pielografi antegrad atau retrograd (87.74)
dengan  USG
hipertensi  Biopsi tertutup pada ginjal (perkutaneus) (55.23)
 Biopsi terbuka pada ginjal (55.24)
 Nefrektomi sebagian (55.4)
 Nefrektomi seluruhnya (55.5)
 Transprantasi ginjal (55.6)
Nefrolitiasis N20.0  Foto polos abdomen
 IVP (87.73)
 USG
 Ureteroskopi/Uretero-renoskopi) (56.31)
 Nephrostomi perkutaneus tanpa fragmentasi (55.03)
 Ekstraksi Dormia (55.03)
 Nephrostomi perkutaneus dengan fragmenrasi (55.04))
 Nefrolitotomi (55.01)
 Pembuangan transurethral pada obstruksi dari urter dan renal
pelvis (56.0)
 Ureterolitotomi (56.2)
 Transurethral clearance of bladder (57.0)
 Vesikolitotomi (57.19)
 Uretrolitotomi (58.0)
 Ultrasonik fragmentasi batu kemih (59.95)
ureterolitiasis N20.1  Foto polos abdomen
 IVP (87.73)
 USG
 Ureteroskopi/Ureterrenoskopi)(56.31)
 Nephrostomi perkutaneus tanpa fragmentasi (55.03)
 Ekstraksi Dormia (55.03)
 Nephrostomi perkutaneus dengan fragmenrasi (55.04))
 Nefrolitotomi (55.01)
 Pembuangan transurethral pada obstruksi dari urter dan renal
pelvis (56.0)
 Ureterolitotomi (56.2)
 Transurethral clearance of bladder (57.0)
 Vesikolitotomi (57.19)
 Uretrolitotomi (58.0)
 Ultrasonikfragmentasi batu kemih (59.95)
Vesicolitiasis N21.0  Foto polos abdomen
 IVP (87.73)
 USG
 Ureteroskopi/Uretero-renoskopi) (56.31)
  Nephrostomi perkutaneus tanpa fragmentasi (55.03)
 Ekstraksi Dormia (55.03)
 Nephrostomi perkutaneus dengan fragmenrasi (55.04))
 Nefrolitotomi (55.01)
 Pembuangan transurethral pada obstruksi dari urter dan renal
pelvis (56.0)
 Ureterolitotomi (56.2)
 Transurethral clearance of bladder (57.0)
 Vesikolitotomi (57.19)
 Uretrolitotomi (58.0)
 Ultrasonik fragmentasi batu kemih (59.95)
Uretrolitiasis N21.1  Foto polos abdomen
 IVP (87.73)
 USG
 Ureteroskopi/Uretero-renoskopi) (56.31)
 Nephrostomi perkutaneus tanpa fragmentasi (55.03)
 Ekstraksi Dormia (55.03)
 Nephrostomi perkutaneus dengan fragmenrasi (55.04))
 Nefrolitotomi (55.01)
 Pembuangan transurethral pada obstruksi dari urter dan renal
pelvis (56.0)
 Ureterolitotomi (56.2)
 Transurethral clearance of bladder (57.0)
 Vesikolitotomi (57.19)
 Uretrolitotomi (58.0)
 Ultrasonik fragmentasi batu kemih (59.95)
Kista ginjal N28.1  USG
 CT-scan
 MRI
 IVP (87.73)
 Biopsi tertutup pada ginjal (perkutaneus) (55.23
 Biopai terbuka pada ginjal (55.24)
 Hemodialisa
 Transplantasi ginjal (55.6)
 Nephrotomi (55.01)
 Nefrektomi parsial (55.4)
 Nefrektomi seluruhnya (55.5)
 Eksisi lokal atau destruksi pada lesi atau jaringan pada ginjal
(55.3)
 Aspirasi cairan perkutan (55.92)
 Menyuntikkan scleroting agent (55.96)
  Drainase (55.86)

8. SISTEM GENITALIA PRIA

KODE KODE
DIAGNOSIS TINDAKAN
(ICD X) (ICD 9)
Malignant neoplasm of C61 Insisi prostat 60.0
prostat Biopsi terbuka prostat 60.12
Benign neoplasm prostate D29.1 Biopsi tertutup prostat 60.11
Biopsi jaringan periprostat 60.15
Prosedur diagnostik lainnya pada 60.18
jaringan prostat dan periprostat
Suprapubik prostatektomi 60.3
Retropubik prostatektomi 60.4
Radikal prostatektomi 60.5
Perbaikan prostat 60.93
Kontrol pendarahan prostat 60.94
(postoperasi)
Malignant neoplasm other C63.7 Biopsi tertutup vesikula seminalis 60.13
male genital organ D29.7 Biopsi terbuka vesikula seminalis 60.14
Benign neoplasm other Prosedur diagnosis lainnya vesikula 60.19
male genital organ seminalis
BPH N40 Transurethral (ultrasound) guided laser 60.21
induced prostatectomy (TULIP)
Transuretral prostatektomi lainnya 60.29
(eksisi mediana, TEVAP, TURP)
Suprapubik prostatektomi 60.3
Retropubik prostatektomi 60.4
Radikal prostatektomi 60.5
Perbaikan prostat 60.93
Kontrol pendarahan prostat 60.94
(postoperasi)
BPH + TURP 60.29 Transuretral prostatektomi lainnya 60.29
(eksisi mediana, TEVAP, TURP)
Lainnya 60.69
Kista vesikula seminalis Aspirasi perkutan dari vesikula 60.71
seminalis
Insisi vesikula seminalis 60.72
Eksisi vesikula seminalis 60.73
Operasi lainnya pada vesikula seminalis 60.79
Abses prostat N41.2 Insisi jaringan periprostat (drainase 60.81
abses periprostat)
 Eksis jaringan periprostat (eksisi lesi 60.82
jaringan periprostat)
Aspirasi perkutaneus prostat 60.91
Injeksi ke dalam prostat 60.92
Striktur uretra N35 Dilasi balon transurethral uretra prostat 60.95
Lainnya 60.99
Benign neoplasm scrotum D29.4 Biopsi skrotum atau tunica vaginalis 61.11
Prosedur diagnostik lainnya pada 61.19
skrotum dan tunika vaginalis
Hidrokel N 43.0 Eksisi hidrokel (dari tunica vaginalis) 61.2
eksisi varikokel dan hidrokel dari korda 63.1
spermatika
Eksisi atau destruksi lesi atau jaringan 61.3
skrotum
Jahit laserasi skrotum dan tunica 61.41
vaginalis
Fistel Perbaikan fistula skrotum 61.42
Perbaikan skrotum dan tunica vaginalis 61.49
lainnya
Ca testis C62 Insisi testis 62.0
Benign neoplasm testis D29.3 Biopsi tertutup testis 62.11
Biopsi terbuka testis 62.12
Prosedur diagnostik lainnya pada testis 62.19
Eksisi atau destruksi lesi testis 62.2
Torsio testis N44 Orchiectomi unilateral 62.3
Orchitis dengan abses N45.0 Orchiectomy bilateral 62.4
Orchitis tanpa abses N45.9 Pengangkatan kedua testis pada operasi 62.41
Atropi testis N50.0 yang sama
pengangkatan sisa testis 62.42
Reduksi torsio testis atau korda 63.52
spermatika
Orchiopexy 62.5
Perbaikan testis 62.6
Jahit laserasi testis 62.61
Perbaikan testis lainnya 62.69
Malignant neoplasm C63.1 Biopsi spermatika kord, epididimis, atau 63.01
spematic cord vas deferens
Malignant neoplasm of C63.9 Prosedur diagnostik lainnya pada korda 63.09
male genital organ, spermatika, epididimis, dan vas deferens
unspecified Eksisi kista epididimis 63.2
N49.1 Eksisi lesi lain atau jaringan korda 63.3
spermatika dan epididimis
 Inflammatory disorders of Epididimektomi 63.4
spermatic cord, tunica Q55.4 Jahit laserasi korda spermatika dan 63.51
vaginalis, vas deferens epididimis
Other congenital Perbaikan lainnya pada korda 63.59
malformations of vas spermatika dan epididimis
deferens, epididymis, Perbaikan lain vas deferens dan 63.89
seminal vesicle and epididimis
prostate
Spermatokel N43.4 Aspirasi spermatokel 63.91
Redudant prepuce, N47 Sirkumsisi 64.0
phimosis, paraphimosis Dorsal atau lateral slit dari preputium 64.91
Balanopostitis N48.1
Balanitis N51.2
Malignant neoplasm of C60 Biopsi penis 64.11
penis Prosedur diagnostik lainnya pada penis 64.19
Benign neoplasm of penis D29.0 Eksisi lokal atau destruksi lesi penis 64.2
Amputasi penis 64.3
Ulcer of penis N85.5 Jahit laserasi penis 64.41
Kelainan pada penis yang N48.9 Konstruksi penis 64.43
tidak terspesifikasi Rekonstruksi penis 64.44
Kelainan spesifik lain N48.8 Replantasi penis 64.45
pada penis Perbaikan penis lainnya 64.49
Malformasi kongenital Q55.6 Insisi penis 64.92
lain pada penis Divisi adhesi penis 64.93
Tidak mempunyai dan Q55.5
aplasia penis

9. SISTEM GENITALIA WANITA

Kode Kode
Diagnosis Tindakan
ICD 10 ICD 9
Tumor jinak Oophorotomy 65
D27
ovarium Laparoskopi oophorotomy 65,01
Tumor ganas Oophorotomi lainnya 65,09
C56
ovarium Prosedur diagnostik ovarium 65,1
Tumor ganas Biopsi aspirasi ovarium 65,11
C79.6
ovarium sekunder Biopsi ovarium lainnya 65,12
Sindrom Biopsi laparoskopik ovarium 65,13
Polykistaic E28.2 Prosedur diagnostik laparoskopi lainnya pada ovarium 65,14
ovarian Eksisi lokal atau destruksi lesi ovarium atau jaringan 65.2
Endometriosis Marsupalization kista ovarium 65,21
N80.1 Wedge reseksi ovarium 65,22
ovarium
Endometriosis of Marsupialisasi laparaskopi kista ovarium 65,23
N80.2
tuba fallopi Reseksi wedge laparaskopi ovarium 65,24
Follicular kista of Eksisi lokal laparoskopi atau destruksi ovarium lainnya 65,25
N83.0
ovarium Ooforektomi unilateral 65,3
Kista Follicular Ooforektomi unilateral laparoskopi 65,31
N83.0
ovarium Salpingo-ooforektomi unilateral 65,4
kista korpus Laparoskopi salpingo ooforektomi-unilateral 65,41
N83.1
luteum Salpingo ooforektomi-unilateral lainnya 65,49
Atrophy ovarium Bilateral ooforektomi 65,5
N83.3 Pengangkatan sisa ovarium lainnya 65,52
dan tuba fallopi
Prolapse/hernia Laparoskopi pengangkatan sisa ovarium 65,54
ovarium dan tuba N83.4 Bilateral salpingo-ooforektomi 65.6
fallopi Laparoskopi pengangkatan sisa ovarium 65,64
Torsio ovarium, Perbaikan ovarium 65,7
pedikulus Jahitan ovarium sederhana lainnya 65,71
N83.5 Reimplantation ovarium lainnya 65,72
ovarium dan tuba
fallopi Laparoskopi reimplantation ovarium 65,75
Hematosalpinx N83.6 Laparoskopi salpingo-oophoroplasty 65,76
Hematoma broad Lisis adhesi tuba ovarium dan tuba 65,8
N83.7 Laparoskopi lisis adhesi tuba ovarium dan tuba 65,81
ligament
Operasi lain pada ovarium 65,9
Aspirasi ovarium 65,91
Transplantasi ovarium 65,92
Manual ruptur kista ovarium 65,93
Denervasi ovarium 65,94
Pelepasan torsio ovarium 65,95

10. SISTEM OBSTETRI

DIAGNOSIS KODE ICD TINDAKAN KODE ICD

10 9
Gagal induksi dengan obat- O61.0 - Operasi Forceps Rendah 72.0
obatan - Operasi Forceps Rendah dengan
Gagal induksi dengan alat O61.1 Episiotomi 72.1
Kontraksi inadekuat primer O62.0 - Operasi Forceps Tengah 72.2
Kala II lama O63.1 - Operasi Forceps Tengah dengan 72.21
Kegagalan rotasi Kepala janin O64.0 Episiotomi
Ruptur uteri spontan O71.0 - Operasi Forceps Tinggi 72.3
Ruptur uteri selama persalinan O71.1 - Operasi Forceps Tinggi dengan 72.31
Gawat janin/abnormalitas DJJ O68.0 Episiotomi
Ibu lelah saat persalinan O75.1 - Forceps Rotasi Kepala Janin 72.4
Hipertensi kronis dalam O11 - Sectio Sesarea klasik (Seksio 74.0
kehamilan sesarea klasik transperitoneal)
Hipertensi dalam kehamilan O13 - Sectio Sesarea segmen bawah 74.1
Preeklampsia ringan O14.0 servik (bedah sesar pada segmen
bawah uterus)
Preeklampsia berat O14.1
- Sectio Sesarea ekstraperitoneal 74.2
HELLP syndrome O14.2
(supravesical)
Eklampsia O15.1
Inersia uteri O62.0
Kehamilan dengan presentasi O32.1 - Ekstraksi Bokong 72.5
bokong - Sectio Sesarea klasik (Seksio 74.0
sesarea klasik transperitoneal)
- Sectio Sesarea segmen bawah 74.1
servik (bedah sesar pada segmen
bawah uterus)
- Sectio Sesarea ekstraperitoneal 74.2
(supravesical
Kala II lama O63.1 - Ekstraksi Vakum 72.7
Ibu lelah saat persalinan O75.1 - Ekstraksi vakum dengan
Gawat janin/abnormalitas DJJ O68.0 episiotomi 72.7.1

Solusio Plasenta O45.0 - Amniotomi 73.0

Kehamilan tanpa komplikasi O80 - Induksi persalinan bedah 73.1
rencana persalinan normal lainnya (dilatasi serviks)
False labor > 37 minggu O47.1 - Induksi medis 73.4
Kehamilan posterm O48.0 - Persalinan dibantu secara 73.5
manual
- Episiotomi 73.6
Malpresentasi dan malposisi O64.8 - Operasi yang dilakukan pada 73.8
janin untuk memfasilitasi
persalinan.
Clavicotomy
Destruction Of Fetus
Needling Of hydrochepalic head
 - versi dan ekstraksi internal dan
gabungan
Kehamilan kembar O30.0 - Versi dan ekstraksi internal dan 73.2
Kehamilan kembar dengan O32.0 gabungan
letak lintang - Sectio Sesarea klasik (Seksio 74.0
Kehamilan dengan letak O32.2 sesarea klasik transperitoneal)
lintang dan obliq - Sectio Sesarea segmen bawah 74.1
Kehamilan dengan O32.8 servik (bedah sesar pada segmen
malpresentasi bawah uterus)
Disproporsi kepala panggul O33.1 - Sectio Sesarea ekstraperitoneal 74.2
(sempit) (supravesical
Disproporsi kepala panggul O33.5
(bayi besar)
Plasenta previa O44
Plasenta Akreta O43.2
Ketuban pecah dini <24 jam O42.0
Ketuban pecah dini >24 jam O42.1
Penilaian kehamilan grande O09.4 - Amniosintesis Diagnostik 75.1
multigravida
Penilaian kehamilan dengan O09.5
primigravida tua
Diabetes mellitus gestasional O24.41
Penilaian USG abnormal saat O28.3
skrinning kehamilan
Retensi Plasenta O73.0 - Pengangkatan secara manual 75.4
Laserasi Uterus O71.8 plasenta yang tertinggal
Hematoma perineum O71.7 - Penatalaksanaan laserasi 75.5
uterus 75.8
- Tamponade uterus atau
vagina 75.91
- Insisi hematoma pada 75.93
perineum (episiotomi 75.94
perineorrhaphy)
- Operasi bedah pada inverted
uterus (operasi Spintelli)
- Tatalaksana manual pada
inverted uterus

11. SISTEM MUSKULOSKELETAL

12. SISTEM INTEGUMEN