OLEH :
Prof. Dr. Ir. USMAN PATO, M.Sc
Ir. A. KARIM PARLINDUNGAN, M.Sc
Dr. SHANTY FITRIANI, S.P., M.Sc
NAMA :
NIM :
OLEH :
Prof. Dr. Ir. USMAN PATO, M.Sc
Ir. A. KARIM PARLINDUNGAN, M.Sc
Dr. SHANTY FITRIANI, S.P., M.Sc
NAMA :
NIM :
pada beberapa hal, diantaranya jenis, sifat dan komposisi makanan, jumlah dan jenis
mikroba awal yang terdapat pada bahan pangan, tujuan pemanasan, kombinasi
pengalengan makanan dimana makanan akan disimpan dalam jangka waktu lama,
dibutuhkan sterilisasi komersial sedangkan untuk susu yang akan dikonsumsi atau
disimpan untuk beberapa hari pada suhu rendah cukup dilakukan pasteurisasi.
dengan spora bakteri, spora kapang dan khamir merupakan spora reproduksi, dimana
satu runtun kapang dapat memproduksi banyak spora dan satu sel khamir dapat
memproduksi beberapa spora. Spora bakteri relatif tahan terhadap panas, sedangkan
spora kapang dan khamir, seperti halnya sel vegetatif bakteri, kapang dan khamir
- Salmonella - Inkubator
Bakteri Asam Laktat R-56 dan R-49 diambahkan pada medium MRS Broth,
sedangkan E.colli dan Salmonella pada medium Nutrient Broth. Diambil 0,1 ml
suspensi bakteri dan masukkan dalam tabung reaksi sebanyak 4 tabung. Panaskan
Tabung B = 5 menit
Tabung C = 10 menit
Tabung D = 20 menit
Inkubasi bakteri selama 2 hari pada suhu 30-32ºC dn amati secara kualitatif.
Tabel Pengamatan
Pembahasan
II PENGARUH PEMANASAN SUB-LETAL BAKTERI
kematian sel, terutama pada sel yang sensitif terhadap panas atau hanyan
menyebabkan sel mengalami kerusakan (terluka) tetapi tidak mati. Kerusakan sel
dapat disebabkan oleh pemanasan sub-letal, yaitu pada suhu dan waktu pemanasan
yang tidak mematikan. Jumlah sel-sel bakteri yang mengalami kerusakan karena
yaitu:
1. Medium non selektif, dimana sel-sel yang mengalami kerusakan dan sel-sel
pemanasan sub-letal perlu dideteksi karena sel-sel yang rusak tersebut mungkin dapat
Perlakuan Pemanasan
penangas air pada suhu 55ºC selama 10 menit. Ini disebut perlakuan I.
Proses Penyembuhan
1) 9 ml Nutrient Broth
masing-masing tabung 2,5 ml. Tabung dikocok dan masing-masing dipanaskan dalam
penangas air selama 0 menit (tanpa pemanasan), 30 menit, 60 menit dan 90 menit
Perhitungan
Kultur diencerkan menggunakan garam fisiologis hingga 10-3 atau 10-4 hasil
pengenceran 10-3 4 tabung dan hasil pengenceran 10-4 juga 4 tabung. Kultur pada
nutrient broth diinokulasi pada nutrient agar + NaCl, inokulasi dilakukan dengan
metode sebar. Kemudian lakukan inkubasi dengan posisi terbalik selama 2 hari pada
suhu 37ºC.
Tabel Pengamatan
PEMBAHASAN
III PENGARUH BAHAN PENGAWET DAN REMPAH-REMPAH
TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA
Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan suatu makanan adalah
meliputi jenis, umur dan keadaan mikroba, 3) Sifat-sifat fisik dan kimia makanan
termasuk kadar air, pH, jenis dan jumlah senyawa di dalamnya, 4) Suhu lingkungan,
Salah satu bahan pengawt yang digunakan dalam makanan adalah asam
benzoat. Gram natrium dari asam benzoat sering digunakan untuk mengawetkan jelly,
jam, sari buah, acar, margarin dan minuman ringan. Konsentrasi maksimum benzoat
yang digunakan dalam makanan adalah 0,1 % Na-benzoat, efektif digunakan sebagai
pengawet pada pH 2,5-4,0 dan daya pengawetnya akan berkurang semakin tingginya
pH.
Oleh karena itu beberapa rempah-rempah mungkin dapat berfungsi sebagai pengawet
Na-benzoat - Inkubator
Cara Kerja
Sediakan 4 tabung reaksi A, B, C dan D yang telah berisi 4,5 ml sari buah dan
Semua tabung dipanaskan pada suhu 63ºC selama 30 menit, lalu diinkubasi
Tabel Pengamatan
Cara Kerja
pada suhu kamar selama 2 hari. Amati pertumbuhan mikroba dan bandingkan dengan
kontrol.
Tabel Pengamatan
PEMBAHASAN
IV UJI MIKROBIOLOGI MAKANAN KALENG
Kerusakan fisik yang terjadi pada makanan kaleng pada umumnya tidak
dapat dimakan karena penampakannya tidak baik, misalnya pada kerusakan karena
Kerusakan kimia dapat berupa kerusakan zat-zat gizi, aau penggunaan jenis
wadah kaleng yang tidak sesuai sehingga terjadi reaksi kimia antara kaleng dengan
(discoloration), atau karena terjadinya reaksi antara kaleng dengan senyawa lain yang
Kerusakan mikrobiologi makanan kaleng dapat dibedakan ata dua grup yaitu:
(1) tidak terbentuk gas dan (2) terbentuk gas. Salah satu contoh kerusakan makanan
kaleng yang disebabkan oleh mikroba yang tidak membentuk gas misalnya kerusakan
“Flat Sour” (busuk asam tanpa gas), dimana kaleng terlihat normal (flat), tetapi
penggembungan kaleng karena terbentuknya gas oleh mikroba, terutama gas CO2 dan
H2. Penampakan kaleng yang kembung dapat dibedakan atas beberapa jenis, sebagai
berikut:
a. Flipper, kaleng terlihat normal, tetapi bila satu tutupnya ditekan dengan jari
b. Springer, salah satu tutup terlihat normal (flat), sedangkan tutup yang lainnya
kembung. Jika bagian yang kembung ditekan, bagian ini akan masuk ke
c. Soft sweels (kembung lunak), kedua tutup kaleng kembung tetapi tidak eras
d. Hard sweels (kembung keras), kedua tutup kaleng kembung dan keras
Cara Kerja
Sediakan 2 tabung reaksi A dan B yang telah berisi Nutrient Broth pada
tabung A tambahkan dengan makanan kaleng baik dan pada tabung B tambahakan
makanan kaleng yang rusak. Kemudian lakukan pengenceran, dimana tabung A
pengenceran 10-1 dan 10-2 sedangkan tabung B 10-3 dan 10-4. Lalu bahan diinokulasi
pada Nutrient Agar dan inkubasi selama 2 hari pada suhu 30ºC.
Tabel Pengamatan
PEMBAHASAN
V UJI AKTIVITAS STARTER DALAM FERMENTASI MAKANAN
pembuatannya tidak ditambahkan mikroba dalam bentuk starter atau ragi, tetapi
mikroba yang berperan aktif dalam proses fermentasi berkembang biak secara
ditambahkan mikroba dalam bentuk kultur atau starter (ragi), dimana mikroba
tersebut akan berkembang biak dan aktif mengubah bahan makanan yang
oncom, keju, yoghurt, sosis, roti dan sebagainya. Jumlah dan aktivitas starter yang
- NaOH 0,1 N
CARA KERJA
Sebanyak 2 gram ragi roti ditambahkan dengan 30 ml air hangat dan 50 gram
tepung terigu sedikit demi sedikit. Tekan-tekan bahan selama 5 menit (tidak boleh
dipegang), kemudian dimasukan dalam gelas ukur dan diolesi minyak. Lalu diinkubsi
selama 2 jam pada suhu kamar dan amati perubahan volumenya setiap 30 menit,
kemudian bandingkan.
ditambahkan 4 gram ragi tapai yang telah dihancurkan, lalu diaduk. Letakan dalam
penangas air suhu 37ºC selama 2 jam dan amati setiap 1 jam, pH, total asam, bau
Tabel Pengamatan
PEMBAHASAN
VI UJI MAKANAN JAJANAN (STREET FOOD)
Makanan jajanan atau makanan jalanan adalah makanan yang dijual oleh
Berdasrkan jenis makananya, makanan jajanan dapat dibedakan atas makanan kecil
(snacks), makanan utama (meals) dan minuman. Makanan jajanan pada umumnya
dibuat atau diproduksi oleh golongan penduduk dengan tingkat ekonomi lemah,
dengan modal yang terbatas, sehingga harga penjualannya juga murah. Makanan-
- Larutan pengencer
Cara Kerja
a. Penentuan mikroba
sampel makanan kecil. Lakukan pengenceran hingga 10-4, lalu inokulasi sampel
dengan metode sebar pada medium PCA. Inkubasi bahan pada suhu 30-32ºC selama
2-3 hari.
b. Penentuan kapang
makanan kecil. Lakukan pengenceran hingga 10-4, lalu inokulasi sampel dengan
metode sebar pada medium PDA yang diasamkan sampai pH 3,5. Inkubasi bahan
a. Penentuan mikroba
sampel makanan kecil. Lakukan pengenceran hingga 10-4, lalu inokulasi sampel
dengan metode sebar pada medium PCA. Inkubasi bahan pada suhu 30-32ºC selama
2-3 hari.
6.3 Minuman
a. Penentuan mikroba
sampel makanan kecil. Lakukan pengenceran hingga 10-4, lalu inokulasi sampel
dengan metode sebar pada medium PCA. Inkubasi bahan pada suhu 30-32ºC selama
2-3 hari.
Tabel Pengamatan
PEMBAHASAN
VII UJI SAUS DAN BUMBU MASAK
Di Indonesia terdapat berbagai jenis saus dan bumbu siap pakai yang dijual
dalam bentuk kemasan botolan atau dalam bentuk kering. Saus-saus biasanya dijual
dalam bentuk pasta atau cair misalnya saus tomat, saus cabe dan bumbu siap pakai,
seperti bubuk pala, ketumbar, merica dan sebagainya. Rempah-rempah yang terdapat
mikroba tertentu.
mikroorganisme pembentuk spora dan kapang. Mikroba lainnya yang terdapat dalam
sampel makanan kecil. lalu. Lakukan pengenceran hingga 10-4, lalu inokulasi sampel
dengan metode sebar pada medium PCA. Inkubasi bahan pada suhu 30-32ºC selama
2-3 hari.
sampel makanan kecil. lalu. Lakukan pengenceran hingga 10-4, lalu inokulasi sampel
dengan metode sebar pada medium PDA. Inkubasi bahan pada suhu 30-32ºC selama
2-3 hari.
Tabel Pengamatan
PEMBAHASAN