MK.PROFESI KEPENDIDIKAN
Skor Nilai :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Critical
Journal Review ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Critical
Journal Review ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran Profesi Pendidikan.
Critical Journal Review ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Critical Journal Review ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Critical jurnal review ( CJR ) yang berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan
dari jurnal yang saya lakukan pada satu jurnal yang sudah ditentukan dengan judul Etika,
Profesi Dosen dan Perguruan Tinggi : Sebuah kajian konseptual
Dalam critical jurnal review ini, saya akan memaparkan masalah tersebut lewat
pembahasan berikut. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penyusun khususnya.
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut;
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical jurnal
review ini adalah agar pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai jurnal yang
yang direview dan dapat menilainya secara pribadi.
BAB II
IDENTITAS JURNAL
A. IDENTITAS JURNAL
Identitas jurnal yang akan di review adalah sebagai berikut :
Judul jurnal : Etika, Profesi guru dan Perguran tinggi : Sebuah kajian
Konseptual
Download : http://jurnal.unikal.ac.id/index.php/jebi/article/view/160
Volume : 10
Nomor : 01
Halaman : 38 - 46
Tahun terbit : 2012
Penulis : Arum Ardianingsih
Reviewer : Muhammad Fauzan Nasution
BAB III
ISI JURNAL
A. PENDAHULUAN
Sering kita mendengar kata profesi, namun apakah kita memahami arti kata profesi
ini? Istilah profesi adalah suatu hal yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang dalam
bidang tertentu yang dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian. Seesorang dapat bekerja
dengan keahliannya saja belum dapat dikatakan sebagai profesi. Sebuah profesi yang
menuntut sebuah profsionalisme diharuskan menguasai teori secara teknis tentang
pekerjaannya itu. Jadi sebuah profesi harus memiliki unsur yang lengkap dan seimbang
antara teori/teknis dan praktek keahlian di lapangan. Di dalam menjanalani sebuah profesi
seseorang harus bisa melaksanakan tugas atau pekerjaannya itu dengan baik dan tentunya
benar menurut aturan-aturan yang berlakudi lingkungan kerjanya. Profesi menuntut adanya
profesionalisme dari pelaku profesi itu sendiri. Orang yang profesional menurut Kahlil
Gibran adalan orang yang mencintai profesinya. Dengan mencintai profesi, orang akan
terpacu untuk terus mengembangkan kemampuan yang mendukung profesi tersebut.
Seorang yang profesional adalah seseorang menjalankan profesinya secara benar dan
melakukannya menurut etika dan garis-garis profesionalisme yang berlaku pada profesinya
tersebut. Untuk menjadi seorang profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan dituntut
untuk memiliki beberapa sikap seperti: (1) Komitmen tinggi, (2) Tanggung jawab, (3)
Berpikir sistematis, (4)Penguasaan materi, (5) Menjadi bagian masyarakat professional.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Titik penekanan dari profesionalisme adalah
penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.
Sebelum mengukur profesionalisme, harus dipahami terlebih dahulu bahwa
profesionalisme diperoleh melalui suatu proses. Proses tersebut dikenal dengan istilah
“proses profesional”. Proses profesional atau profeionalisasi adalah proses evolusi yang
menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah
status profesional.
Etika dalam berprofesi merupakan hal yang sangat penting keberadaannya karena etika
ini yang akan menuntun seseorang untuk bekerja menjalankan tugasnya dengan baik.
Orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan
keahlian yang dimiliki. Akan tetapi disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat
dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi
seseorang dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil
mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas
program yang dikomersilkan itu. Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi dengan
memahami kode etik profesi. Tujuan dari kode etik profesi adalah menjaga kualitas jasa
yang diberikan kepada masyarakat.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri. Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian
dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas
dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang
tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi
sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode
etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalah-gunaan keahlian.
B. METODE
Dosen dapat Mengajar dan memberikan layanan akademik dengan cara terbaik
menurut kemampuannya serta penuh dedikasi, disiplin, dan kearifan
Profesi seorang dosen adalah profesi yang harus Menjauhi dan menghindari hal-hal
yang mengarah pada kemungkinan terjadinya pertentangankepentingan pribadi
dalam proses belajar mengajar
Dosen harus bisa dapat Menjauhi dan menghindarkan diri dari hal-hal dan
perbuatan yang dapat menurunkan derajat danmartabat dosen sebagai profesi
pendidik yang terhormat
dosen dapat Memberikan motivasi kepada anak didik sehingga dapat merangsang
daya fiki
BAB IV
PEMBAHASAN
Jurnal ini berisi hasil penelitian tentang profesi dosen. Dosen sebagai pengajar di
kalangan universitas harus memiliki etika - etika yang dapat dicontoh oleh mahawiswa-
mahsiswa nya. Sifat-sifat yag dimiliki oleh seorang gutu yaitu yang berkaitan degan
karakter-karakter baik tanpa adanya rasa sombong dan merasa paling hebat.
Pengalaman pendidikan yang dialami indonesia saat ini sudah bagus, namun masih
perlu diasah dengan pendidikan moral yang baik. Agar pendidikan karakter berhasil
diterapkan di indonesia, ada 3 model pendidikan karakter, yaitu :
1. Etika harus dimiliki bagi profesi dosen. Karena pada dasarnya, etika yang dimiliki
dosen akan sangat berpengaruh bagi keberlangsungan pembelajaran mahasiswanya.
2. Dalam perguruan tinggi, hal yang harus dibina pertama-tama adalah pendidikan
karakter. Karakter perlu dibentuk dan dibina pada jenjang ini agar kualitas
mahasiswa yang dihasilkan dapat menjadi SDM yang berkualitas baik.
3. Lalu setelah pendidikan karakter, perguruan tinggi memiliki peranan untuk
menumbuh kembangkan kadar intelektual, spiritual, dan emosional para mahasiswa
melalui pendidikan karakter.
Jurnal ini memiliki banyak sumber sehingga dapat menjelaskan secara baik apa
yang ditulis oleh penulis jurnal
Jurnal ini mengambil kasus yang beragam sehingga dapat mendukung argumen-
argumen dari sang penulis
Junal ini menggunakan tata bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Pada jurnal ini terdapat beberapa pendapat para ahli yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan.
Kekurangan jurnal :
Penyajian hasil dari penelitian disajikan dengan terlalu banyak penjelasan (bertele-
tele).
Hasil penelitian tidak disajikan secara terperinci.
BAB V
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran yang dapat diberikan yaitu Pembahasan isu etika tidak terbatas pada aktivitas
yang terdapat pada perguruan tinggi dan profesionalisme seorang dosen. Selanjutnya perlu
dikaji lebih lanjut factor-faktor apa yang semakin menurunnya nilai-nilai etika di kalangan
generasi muda.