Semarang
A. Judul
Pengenalan Alat – Alat Meteorologi dan Klimatologi di Kantor BMKG Semarang
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahuhi tugas-tugas BMKG
2. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat apa saja yang ada di BMKG
3. mahasiswa dapat mengetahui fungsi alat- alat apa saja yang ada di BMKG
4. Mahasiswa dapat menganalisis pentingnya BMKG bagi masyarakat
C. Landasan Teori
1. Meteorologi dan Klimatologi
Meteorologi berasal dari dua kata yang mempunyai makna /arti yaitu Meteoros yang
berarti benda yang ada di dalam udara dan Logos yang berarti ilmu/kajian. jadi Meteorologi
adalah ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer
(troposfer). Sedangkan Klimatologi berasal dari kata klima yang berarti kemiringan bumi
(lintang tempat) dan logos yang berarti ilmu jadi klimatologi adalah ilmu yang mencari
gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas manusia.
2. Atmosfer
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu Atmos berarti lapisan uap dan
Spaira yang berarti bulatan. Jadi atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti planet
termasuk bumi. Atmosfer sendiri mempunyai karakteristik. Karakteristik atmosfer tersebut
adalah tidak tampak, tidak berwarna dan dapat dimampatkan (kompresibel) Masa total 56 x
1014 ton.
Atmosfer juga mempunyai kegunaan bagi bumi dan brperan penting seperti
melindungi penghuni bumi dari radiasi matahari. Banyak gejala atmosfer (awan, hujan, badai
guruh, badai tropis, perubahan iklim). Dapat dieksplorasi dan dieksploitasi (teknologi hujan
buatan, energi angin). Media transportasi peka cuaca (cumulonimbus: jalan maut). Tempat
pembuangan zat pencemar.Atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan yaitu troposfer
lapisan paling bawah dari atmosfer, stratosfer, mesosfer , termosfer dan eksofer. Berikut
adalah penjelasannya.
a. TROPOSFER
Troposfer merupakan lapisan atmosfer yang paling bawah. Semua fenomena tentang cuaca
dan hujan terjadi di lapisan ini. Didalam troposfer Terdapat penurunan suhu.
Pertukaran panas banyak terjadi di lapisan troposfer bawah. Batas yang menandai
berakhirnya lapisan ini disebut dengan tropopause. Ketinggiannya lebih besar di daerah
equator daripada di daerah kutub. Di equator ketinggiannya terletak pada 18 km dengan suhu
-80 οC, sedangkan di kutub hanya mencapai 6 km dengan suhu -40 οC.
b. STRATOSFER
Stratosfer merupakan lapisan di atas tropopause. Stratosfer lebih tebal di kutub dan tipis di
equator bahkan sering tidak ditemukan di equator. Terjadi kenaikan suhu dikarenakan
adanya lapisan ozonosfer (O3) yang menyerap radiasi ultra violet matahari. Merupakan
lapisan inversi, sehingga pertukaran antara stratosfer dengan troposfer melalui tropopause
sangat kecil. Batas yang menandai berakhirnya lapisan ini adalah stratopause. Terletak pada
ketinggian sekitar 60 km, dengan suhu mencapai 0 οC
c. MESOSFER
Merupakan lapisan di atas stratosfer dengan ketinggian antara 60 – 85 km. Ditandai dengan
adanya penurunan orde suhu 0.4 οC setiap 100 m, karena lapisan mesosfe mempunyai
keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu
lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah, kira-kira -100οC. Mesopause
terletak pada ketinggian sekitar 85 km. Di lapisan ini sebagian meteor terbakar.
d. TERMOSFER
Terletak di atas mesopause dengan ketinggian 85 – 300 km Ditandai dengan kenaikan suhu
dari - 100 οC sampai ratusan bahkan ribuan derajat. Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi
oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300 km sampai pada ketinggian rumbai-rumbai
bumi, yaitu 1000 km. Suhu termopause adalah konstan terhadap ketinggian, akan tetapi
berubah dengan waktu. Suhu malam hari berkisar antara 300 – 1200 οC. Siang hari
berosilasi antara 700 dan 1700 οC. Kerapatan termopause sangat kecil kira-kira 10-13 kali
kerapatan atmosfer permukaan tanah. Arti penting atmosfer bagi kehidupan di bumi adalah
melindungi kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah
hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Mencegah benda-benda asing masuk ke
bumi.
6. BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya
bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah
Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika. Sejarah
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen,
Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan
semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia
Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan namaMagnetisch en Meteorologisch
Observatorium (Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika tersebut diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua yakni:
Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat
Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.
Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan
Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst.
Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari
Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan
Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi
Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan
Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan pada
tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah
Departemen Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi Direktorat
Meteorologi dan Geofisika.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen
Perhubungan, yang pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat
eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada
dibawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur
organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama
tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti nama
menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan status tetap sebagai
Lembaga Pemerintah Non Departemen.[1][2]
a. Tugas, fungsi dan kewenangan
Tugas dan fungsi
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan swasta di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan analisis serta
pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan
kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Kewenangan
penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya perumusan kebijakan di bidangnya
untuk mendukung pembangunan secara makro penetapan sistem informasi di bidangnya
penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi penerbangan dan maritime
pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi pemberian jasa
meteorologi dan klimatologi pengamatan dan pemberian jasa geofisika. pengamatan dan
pemberian jasa kualitas udara pengaturan sistem jaringan pengamatan geofisika penetapan
standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
b. Struktur Organisasi
BMKG dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden. BMKG memiliki 2 deputi sebagai berikut:
Deputi Bidang Observasi, terdiri dari: Pusat Tata Laksana Observasi, Pusat Sistem
Instrumentasi dan Kalibrasi, serta Pusat Sistem Jaringan Observasi.
Deputi Bidang Sistem Data dan Informasi, terdiri dari: Pusat Sistem Informasi Data
Meteorologi, Pusat Sistem Informasi Data Klimatologi dan Kualitas Udara, serta Pusat
Sistem Informasi Data Geofisika.
BMKG memiliki 5 Balai Besar:
Balai Besar Wilayah I Medan
Balai Besar Wilayah II Ciputat
Balai Besar Wilayah III Denpasar
Balai Besar Wilayah IV Makassar
Balai Besar Wilayah V Jayapura
Masing-masing Balai Besar membawahi sejumlah Stasiun BMKG.
D. Alat dan Bahan
E. Langkah Kerja
1. Mahasiswa berkunjung ke kantor BMKG Semarang dengan menggunakan bus yang telah
ditentukan.
2. Mahasiswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh petugas BMKG.
3. Mahasiswa melakukan pengamatan langsung terhadap alat-alat BMKG di lapangan di
dampingi oleh petugas BMKG.
4. Mahasiswa mencatat informasi penting yang disampaikan petugas BMKG.
5. Mahasiswa membuat laporan hasil pengamatan sesuai dengan sistematika yang benar.
F. Hasil dan Pembahasan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya
bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah
Non Kementrian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Lokasi Stasiun BMKG / Klimatologi
Semarang ini dari arah Tugu Muda sebelum Ereveld Kalibanteng. Secara spesisfik tugas
BMKG meliputi pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika koordinasi kegiatan fungsional di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika memfasilitasi dan pembinaan terhadap
kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara
dan geofisika penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan
analisis serta pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Tugas-tugas Klimatologi adalah membuat prakiraan cuaca, membuat prakiraan musim
hujan/kemarau, menginformasikan cuaca ektrim, menginformasikan gempa, peringatan dini
tentang cuaca maupun tsunami, sosialisasi dan lain-lain. Tugas tugas tersebut didukung
dengan berbagai data yang menjadi kajian dari BMKG sendiri. Data-data yang dimaksud
adalah keadaan cuaca, angin, jumlah macam dan tinggi dasar awan, penglihatan mendatar,
suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, curah hujan, penyinaran matahari, dan suhu
tanah.
Terdapat berbagai tempat di dalam stasiun BMKG. Taman alat, tempat pengambilan
data, tempat olah data serta tempat prakiraan cuaca dan musim. Taman alat-alat klimatologi
merupakan tempat dimana terdapat berbagai alat-alat yang menunjang untuk pengambilan
berbagai data seperti suhu, kecepatan angin, intensitas cahaya dan lai sebagainya. Bentu
taman ini adalah sebidang tanah datar untuk meletakkan alat-alat klimatologi. syaratnya
o
sudut pandangan 45 berumput pendek, kanan-kiri tidak boleh ada bangunan/pohon yg
tinggi, diberi pagar, supaya terhindar dari gangguan binatang dll. letaknya sebaiknya dekat
dengan pertanian.
Adapun alat-alat yang digunakan dapat dikelompokkan berdasarkan Unsur yang
diamati, meliputi :
a. Unsur yang dimati adalah radiasi matahari, terdiri atas
1. Pengukur Intensitas Penyinaran, meliputi :
a. Gun Bellani
Pencatat Intensitas Cahaya Matahari. Satuan : Calori/Cm2 (Langley). Intensitas Cahaya
Matahari = pembacaan skala dikalikan konstanta di bagi 21
Cara kerja alat : Sewaktu memasang alat dipagi hari, alat dibalik dan dikembalikan sehingga
permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air dlm alat volumenya konstan dan bila kena
cahaya matahari akan menguap dan berkondensasi shg air turun ke bawah.
b. Actinograph
Alat pengukur/pencatat secara otomatis intensitas Radiasi Matahari. Satuan K Cal/cm2
(Langley). Keterangan : Kertas pias diganti setiap hari. Setiap kotak kecil = 12 kalori,
perhitungan total 1 hari dihitung jumlah kotak kecil. Alat ini menggunakan sensor Bimetal.
2. Pengukuran Lama Penyinaran Matahari
Campbell Stokes
Pencatat lama penyinaran matahari Satuan : Jam/ Prosentase (%) Pias harian
Jenis pias 3 macam :
1. Lengkung panjang (11 Okt- 28 Feb)
2. Lurus (11 Sep – 10 Okt) (1 Maret – 10 April)
3. Lengkung pendek (11 Aprl – 10 Agst) Bola Kaca dari kaca Masip.
b. Unsur Cuaca yang diamati Suhu Udara
Psychrometer Standar
Fungsi alat Pengukur Suhu Udara & Kelembaban udara Satuan : Suhu Derajat Celcius ( oC ).
Kelembaban dalam Persen ( % ).
* Thermometer BK menunjukan suhu udara,
* Thermometer BB digunakan mencatat kelembaban
udara dengan bantuan table,
* Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah
dengan menggunakan kain muslin yang selalu
basah oleh air murni
3. Wind Force
Funsi alat : Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat
Satuan : Arah Angin ( 8 mata angin ) Kecepatan Angin : Knots. ( 1 Knots = 1.8 Km/Jam )
Keterangan : Model ini Paling lama (Awal) dari Jenis Anemometer. Kecepatan Angin sesaat
di perkirakan dari gerakan lempeng logam (Plat)
f. Unsur yang diamati Kelembaban Udara
Thermohigrograph
Fungsi alat : Pencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara (Nisbi)
Satuan : Derajat Celcius (oC) & Prosentase (%).
Keterangan : Pias harian, atau Mingguan.
Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan menggerakan pena
keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena turun
Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah. Rambut memanjang
dan bila udara kering rambut memendek.
g. Unsur yang diamati Penguapan Air
1. Oven Pan Evaporimeter
Fungsi alat : Pengukur Penguapan air langsung
Satuan : Milimeter (mm).
Keterangan : Alat ini dilengkapi dengan thermometer air Six Bellani (Thermometer Apung
serta Cup Counter anemometer tinggi 0,5 meter.
2. Piche Evaporimeter
Fungsi alat : Pengukur Penguapan air dalam ruang
Satuan : Milimeter (mm).
k. Lightening Detector
Mendeteksi petir. Biasanya untuk klaim pihak asuransi.
Fungsi alat : Lengkap dengan Sensor Pengukur Suhu udara, Kelembaban, Tekanan Udara,
Arah angin, kecepatan angin, curah hujan, penyinaran matahari, suhu tanah.
Satuan: Suhu udara -> o C. Tekanan -> milibar (MB), Curah hujan -> Milimeter (mm).
Penyinaran matahari -> Langley. Kecepatan angin -> Knots, Km/Jam. Arah angin ->
derajat (o).
Keterangan : Dari sensor tersebut data disimpan didata loger dan disambung melalui
kabel ke Komputer yang ada diruangan Observasi untuk melihat tampilan alat tersebut.
o. Very small aparture terminal Internet Protocol (VSAT-IP)
Fungsi alat : Untuk komunikasi pengiriman data pengamatan cuaca ke BMG Pusat. Untuk
mengambil produk CMSS (Computerized Message Switching System ) dari Jakarta yang
berupa Citra Satelit Cuaca, Peta Angin, Peta Suhu laut dan produk lainnya.
Keterangan : Menggunakan sistem komunikasi Satelit Palapa.
Data CMSS dimanfaatkan untuk menganalisa prakiraan cuaca regional/Jawa Tengah.
G. Simpulan
Setelah mengadakan kunjungan study ke BMKG dapat disimpulkan bahwa Meteorologi
berasal dari dua kata yang mempunyai makna /arti yaitu : Meteoros : benda yang ada di
dalam udara Logos : ilmu/kajian. Jadi Meteorologi adalah : ilmu yang mempelajari proses
fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) sedangkan Klimatologi
berasal dari kata Klima: kemiringan bumi (lintang tempat) dan logos: ilmu. Jadi klimatologi
adalah : ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa berbeda,
keterkaitan degan aktivitas manusia.Ilmu ini di dalam nya mempelajari Atmosfer bumi yang
terdiri dari beberapa lapisan yaitu troposfer lapisan paling bawah dari atmosfer, stratosfer,
mesosfer , termosfer dan eksofer.
Dalam mempelajari hal tersebut ada satu badan yang bertugas memberikan informasi
keadaan dari lapisan – lapisan tersebut, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan
Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,klimatologi,
dan geofisika
Alat-alat yang terdapat di BMKG antara lain:
Thermohigrograph , Open Pan Evaporimeter , Piche , Gun Bellani , Penakar Hujan Obs ,
Actinograph Bimetal , Penakar Hujan Tipe Helman , Campbell Stokes , Automatic Rain
Sampler , Thermometer Bola Basah (Bb) , High Volume Sampler , Thermometer Bola
Kering (Bk) , Lightning Detector , Thermometer Maximum , Synergie (Meteo France
International Weather) , Thermometer Minimum , Display Radar Cuaca , Piche
Evaporimeter , Automatic Weather Station (Aws) , Thermometer Tanah Gundul &
Berumput , Very Small Aparture Terminal , Internet Protocol (Vsat-Ip) , Barometer , Visual
Satelite Internet Protocol (Vsat Ip) , Barograph Anemometer 10m, 8m, 2m , Wind Direction ,
Cup Counter Anemometer.
Alat-alat tersebut digunakan berdasarkan fungsi dan kebutuhan nya. Ada yang
digunakan didalam ruangan dan ada juga yang digunakan diluar ruangan. Contoh alat yang
digunakan di dalam ruangan seperti : barometer , barograph , piche evaporimeter , lightening
detector atau deteksi petir , synergie , display radar cuaca , Very Small Aparture Terminal.
Sedangkan alat yang digunakan diluar ruangan biasanya untuk mengetahui curah hujan dan
kecepatan angin
H. Daftar Pustaka
Tukidi.2007.Buku Ajar Meteorologi dan Klimatologi.Semarang:Jurusan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
www.bmkg.co.id/BMKG_Pusat/Depan.bmkg. diakses 25 Mei 2013.