Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI PERTANIAN

“Pengantar Mikologi dan Pengenalan Nutrisi Serta Lingkungan Jamur”

Oleh :

Nama : HIDAYATUL FAUZIAH


Nim : 165040201111038
Kelas/Kel : C/2
Asisten : Anisa Hurin Ain

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2019
BAB 4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Gambarkan hasil kenampakan mikroskopis jamur yang di amati pada
saat pelaksanaan praktikum minggu lalu dan bandingkan dengan literatur.

Gb. Dokumentasi praktikum Gb. Literatur


Hasil pengamatan yang dapat dilihat seperti pada gambar, terlihat
bahwa jamur Sclerotium rolfsii memiliki bentuk kenampakan hifa yang
terwujud seperti benang-benang halus dan terkumpul seperti kapas saat
berkoloni. Hal ini dijelaskan juga oleh Magenda, et al (2011) yang
menyatakan bahwa jamur Sclerotium rolfsii yang diamati memiliki bentuk
dispersive (hifa keluar dari sudut sclerotia) yang berupa koloni miselium
yang berbentuk seperti kapas yang kompak serta berwarna putih.

4.2 . Jelaskan proses sterilisasi dengan menggunakan autoclave dan


diberikan literature secara rinci.
Sterilisasi menggunakan autoclave merupakan istilah lain dari
sterilisasi basah, hal ini dikarenakan sterilisasi menggunakan autoclave
menggunakan uap air yang bertekanan tinggi sebagai bahan sterilan.
Menurut Gabrielle (1996) dalam Fitri (2014) menjelaskan bahwa bahan
atau benda yang akan disterilisasi diletakkan diatas lempeng saringan
agar tidak langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan dalam
autoclave dilakukan di air mendidih dengan suhu 100–121˚C pada tekanan
1,5 kg/cm2 selama 1 menit. Saat sterilisasi dengan autoclave dilakukan, tekanan
harus tetap dijaga agar tetap berada pada tekanan 1,5 kg/cm2, hal ini
dikarenakan semakin naik suhu didalam autoclave maka tekanan didalamnya
juga akan semakin bertambah naik.

4.3 Sebutkan alat dan bahan apa saja yang dapat disterilisasi dengan
menggunakan autoclave.
Menurut Fitri et al (2014) alat yang digunakan dalam sterilisasi
dengan autoclave adalah panci autoclave yang berfungsi sebagai tempat
sterilisasi, kompor (jika menggunakan autoclave yang non elektrik)
berfungsi untuk sumberpanas, Cawan petri sebagai alat yang akan
disterilisasi. Sedangakan bahan yang digunakan adalah berupa aquades
yang berfungsi sebagai bahan untuk sterilisasi dalam autoclave.

4.4 Jelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media
PDA (Potato Dextrose Agar)
Menurut Fitri et al (2014) alat yang digunakan dalam pembuatan
PDA (Potato Dextrose Agar) anatara lain; Timbangan Elektrik untuk
menimbang bahan, Cawan petri yang memiliki fungsi sebagai tempat
meletakkan objek, pipet sebagai alat untuk mengambil larutan, Api
Bunsen untuk memanaskan daerah sekitar agar tetap steril, Pinset yang
berfungsi untuk mengambil objek, Jarum ose untuk mengambil koloni
mikroba, tabung reaksi untuk mencampur larutan, magnetic stirrer untuk
menghomogenkan larutan, autoclave untuk sterilisasi basah, hot plate
untuk memansakan bahan, aluminium foil untuk membungkus bagian
mulut tabung saat di aduk dalam magnetic stirrer, serta plastic wrap
untuk membungkus bagian tepi cawan petri.
Sementara itu, bahan yang digunakan antara lain adalah ekstrak
kentang 250ml yang diambil dari kentang sebanyak 250gram yang
direbus dengan aquades sebagai sumber karbohidrat, dextrose
sebanyak 2,5 gram sebagai sumber gula, agar sebanyak 3,75 gram
untuk memadatkan bahan, serta aquades untuk menghomogenkan
bahan saat dicampur.

4.5 Jelaskan cara pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar ) secara
rinci.
Menurut Fitri et al (2014) hal yang dilakukan untuk membuat media PDA
(Potato Dextrose Agar) antara lain adalah dengan menimbang terlebih
dahulu semua bahan yang telah disiapkan pada timbangan elektrik,
bahan berupa ekstrak kentang sebanyak 250ml, dextrose 2,5 gram,
serta agar sebanyak 3,75 gram. Semua bahan dimasukkan kedalam
tabung Erlenmeyer untuk kemudian diaduk menggunakan magnetic
stirrer, sebelum dilakukan pengadukan mulut tabung ditutup
menggunakan aluminium foil. Larutan dipanaskan diatas hot plate
sambal diaduk menggunakan magnetic stitrrer hingga semua larutan
menjadi homogen. Jika telah menjadi homogen, bahan disterilisasi
menggunakan autoclave. Bahan yang telah disterilkan dari autoclave
kemudian dituangkan pada cawan petri yang sebelumnya telah
sterilisasi. Bahan dituangkan kedalam cawan petri dengan terlebih
dahulu mensterilakan bagian tepi cawan petri diatas api Bunsen.
Penuangan bahan dilakukan dengan menggunakan satu tangan dan
dilakukan disekitaran api Bunsen agar lingkungan sekitar alat serta
bahan PDA tetap steril dan menghindari kontaminasi. Setelah selesai
menuang, bagian tepi cawan petri ditutup menggunakan plastic wrap
yang dilingkarkan minimal 3 kali putaran.

BAB 5.Penutup

5.1 Kesimpulan
Untuk melakukan pembiakan jamur terlebih dahulu adalah dengan
membuat media pembiakannya. Media yang biasa digunakan adalah
media PDA (potato dextrose agar) yang dibuat dari ektrak kentang, gula
dekstrose, serta agar. Media dibuat sedemikian rupa dengan
memperhatikan tingkat steril bahan dan alat agar saat pembikan
dihasilkan isolate jamur yang murni dan bebas kontaminasi. Sterilisasi
berupa sterilisasi kering menggunakan api Bunsen serta sterilisasi
basah menggunakan uap air didalam autoclave.

5.2 Saran
Saat melakukan pembuatan media PDA pastikan semua yang
menempel pada tubuh telah dalam keadaan steril agar tingkat resiko
kontaminasi dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Annisa., Wiranto, Agus., Karina., Hawaidah, Nur., KLestari, Deby


Eunike., Nurhidayati, Alif., Jut, Ibrahim. 2014. Peralatan, Sterilisasi dan
Media Pertumbuhan Mikroba. Universitas Mulawarman.

Magenda, Seny., Kandou, Febby E.F., Umboh, Stella D. 2011. Karakteristik


Isolat Jamur Sclerotium rolfsiidan dari tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogaea Linn.). Manado: Universitas Sam Ratulangi

Anda mungkin juga menyukai