Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH KESEHATAN MENTAL

Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah
mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda
dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan
kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi. Sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini
lebih karena mereka sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan
gangguan mental dianggap hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.

Khusus untuk masyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat
perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental
kurang terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan hal-hal
preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan yang beragam dan
terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut membawa dampak kurangnya
kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang mestinya mendapatkan pertolongan di bidang
kesehatan mental. Faktor budaya pun seringkali membuat masyarakat memiliki pandangan yang
beragam mengenai penderita gangguan mental. Oleh sebab itu, berikut dipaparkan sejarah
mengenai perkembangan kesehatan mental, terutama di Amerika dan Eropa, dan semoga paparan
ini menjadi referensi berbagai pandangan mengenai kesehatan mental yang saat ini ada di
Indonesia.

Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya
manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu
dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-
syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan
dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat
dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam
menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William
Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi
orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan
masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang
dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori
mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan alam di Eropa.

Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari
Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-
orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit
jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat
disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford
Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam
beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara
penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-
pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-
perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan
dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa
sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan
terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga
menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara
penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat
dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian
menyusun satu program nasional, yang berisikan:
1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih
human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan
mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan
gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut.
Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai
satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude
Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental
Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya,
menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep
dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation),
pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri.
Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut:
1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental
masayarakat.
4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental
masyarakat.

A.GANGGUAN MENTAL TIDAK DIANGGAP SEBAGAI SAKIT

(Tahun 1600 dan sebelumnya)

Dukun asli Amerika (Indian), sering juga disebut sebagai “penyembuh” (healer,shaman) orang yang
mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan mejalani ritual
penebusan dan penyucian.
Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah
karena dimasuki oleh roh-roh yang ada di sekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada
roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh karena itu,
mereka sering kali tidak dianggap sakit, sehingga mereka tidak disingkirkan dan dibuang seta masih
mendapatkan tempat dalam masyarakat.

Tahun 1692

Mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang
bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir/guna-guna atau dirasuki setan. Ini
merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci
mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Bahkan pengadilan pernah memvonis 19 orang untuk
digantung karena dianggap memiliki sihir. Padahal mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir
kemungkinan besar mengalami gangguan mental sehingga hidup mereka tampak aneh dan berbeda
bagi kebanyakan orang.

Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya Inggris, agak sedikit berbeda, sebelum abad ke-17,
orang gila disamakan dengan penjahat/kriminal, sehingga mereka dimasukkan ke dalam penjara.

John Locke (1690) dalam tulisannya yang berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan
bahwa terdapat derajad kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa
orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal secara terus-menerus. Kegilaan adalah
ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara
tepat. Pandangan John Locke ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.

(https://id.wikipedia.org/wiki/John_Locke)

B. GANGGUAN MENTAL DIANGGAP SEBAGAI SAKIT

Tahun 1724

Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan tahkhayul yang hidup di masyarakat berkaitan
dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada
saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberikan
penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
(https://en.wikipedia.org/wiki/Cotton_Mather)
Pada abad ke-17 dan 18 individu yang menderita penyakit mental berada dalam penderitaan yang
besar di tangan masyarakat Amerika. Mereka dilihat sebagai seorang yang dirasuki setan atau
dicirikan sebagai dikuasai sifat-sifat kebinatangan sehingga mereka menjadi subjek penanganan yang
menyedihkan. Penyiksaan fisik maupun mental merupakan hal yang umum dan penggunaan
pembatas fisik yang meluas seperti jacket yang ketat dengan tangan yang berat dan kaki yang
dirantai-mengeluarkan pasien dari martabat dan kebebasannya. Para pendiri pada abad ke 19,
seperti Phillip Pinel di Perancis dan Dorothea Dix, membuat lompatan besar dengan
mempromosikan penanganan manusiawi bagi penderita penyakit mental, tetapi kondisinya masih
jauh dari ideal. Phillipe Pinel ditunjuk sebagai dokter yang mengawasi Rumah sakit Bicetre, Paris
(rumah sakit jiwa untuk pria) pada tahun 1793. Dia memutuskan uuntuk tidak meranntai pasien gila.
Dia kemudian ditempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita) pada tahun 1795.

Tahun 1812

Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah
penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical
Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind. Ini merupakan buku tesk psikiatri Amerika
pertama. (https://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Rush)

Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa
(Therapeutic Optimism). Hal ini disebabkan berkembangkannya teori dan teknik dalam menangani
orang sakit jiwa di rumah sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh kepercayaan bahwa penanganan di
rumah sakit jiwa merupakan hal yang benar dan cara ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan. Pada
tahun 1842 psikiater mulai masuk dan mendapatkan peranan penting di rumah sakit, menggantikan
ahli hukum yang selama ini ternyata membuahkan kegagalan, maka tidak lama kemudian muncul
masa terapi psimisme (therapeutic pesimism) . ini teruma dipengaruhi oleh sosialisme. Darwin
menyatakan bahwa gangguan mental adalah perkembangan evolusi sehingga merupakan bawaan
dan tidak mungkin diubah lagi.

Tahun 1908

Clifford Beers (1876-1943) menderita manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale
dan seorang bisnisman, yang kemudian mengalami gangguan setelah mengalami sakit dan saudara
laki-lakinya meninggal. Setelah mencoba bunuh diri, Dia di masukkan ke rumah sakit mental swasta
di Connecticut. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak manusiawi dan mengalami penyiksaan
fisik dan mental di bawah kekuasaan orang yang tidak terlatih dan tidak kompoten di rumah sakit.
Beers kemudian menghabiskan beberapa tahun di berbaggai negeri Middletown,
Connecticut. Penanganan tidak manusiawi yang diterimanya di institusi ini mencetuskan keberanian
untuk memperbaharui perawatan bagi individu yang menderita penyakit mental di Amerika Serikat.
Pada tahun 1908 dia menulis buku yang berjudul A Mind That Found Itself, merupakan laporan
pengalamannya sendiri sebagai pasien sakit mental dan secara jelas menggambarkan kekejaman
lembaga perawatan. Buku tersebut memberikan akibat yang segera, menyebarakan visinya
mengenai gerakan kesehatan mental. Beers kemudian mendirikan Masyarakat Connecticut untuk
Mental Higiene yang kemudian pada tahun berikutnya berubah menjadi Komite Nasional untuk
Mental Higience (the National for Mental Hygience). Yang merupakan pendahulu Asosiasi Kesehatan
Mental Nasional sekarang ini.

Tujuan Asosiasi ini adalah untuk:

- Memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mmental dan penderita dan penderita sakit
mental.

- Memperbaiki pelayanan terhadap penderita sakit mental

- Bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan mempromosikan kesehatan mental.

Tahun 1920-an

Komite Nasional untuk Mental Higiene menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang
dimasukkan ke dalam aturan pada beberapa negara bagian. Komite juga mmembantu penelitian-
peenelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatmen yang
membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan mental.

Harry Stack Sullivan yang mengawasi pasien Scizhofrenia di Rumah Sakit Sheppard-Pratt Hospital
menunjukkan pengaruh lingkungan terapeutik ketika para paien dapat dikembalikan ke masyarakat.

Pada tahun 1920-1930 di Eropa terjadi perubahan treatmen dalam menangani gangguan mental.
Perubahan ini berkat pengaruh teori Freud yang pada masa itu menjadi terkenal. Perubahan
treatmen tersebut meliputi :

- Treatmen di dalam rumah sakit kurang diminati, diganti treatmen yang dilakukan di luar
rumah sakit.

- Treatmen di lakukan tidak memerlukan sertifikasi


- Treatmen dilakukan dirumah sakit.

Tahun 1930-an

Psikiater lebih menginjeksikan insulin yang menyebabakan shock dan koma sementara sebagai suatu
treatmen untuk penderita schizofrenia.

Tahun 1936

Agas Moniz mempublikasikan suatu laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama.
Akibatnya antara tahun 1936 sampai pertengahan 1950-an, diperkirakan 20.000 prosedur
pembedahan ini digunakan terhadap pasien mental Amerika.

Tahun 1940-an

Elektropika, yaitu terapi dengan cara menngaplikasikan listrik ke otak. Pertama kali digunakan di
rumah sakit Amerika untuk menangani penyakit mental. Pada tahun 1940-an-1950 dimulainya
perawatan masyarakat bagi penderita gangguan mental Inggris.

Tahun 1947-an

Fountain House di New York City memulai rehabilitasi psikiatrik untuk orang-orang yang mengalami
sakit mental.

Tahun 1950

Dibentuk National Association of Mental Health (NAMH) yang merupakan merger dari tiga
organisasi, yaitu National Commite for Mental Hygiene, National Mental Health Foundatio, dan
Psychiatric Foundation. Lembaga baru ini melanjutkan misi Beers dengan lebih jelas. Melalui
program televisi, distribusi literatur dan media lainnya. NAMH melanjutkan mendidik publik Amerika
pada isu-isu kesehatan mental-mental dan mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.

Tahun 1952

Obat antiseptik konvensional pertama, yaitu chlorpromazine, diperkenalkan untuk menangani


pasien schizoprenia dan gangguan mental utama lainnya.

Tahun 1960-an
Obat-obat antisptik konvensional, seperti haloperidol, digunakan pertama kali untuk mengontrol
simtom-simtom yang positif (nyata) pada penderita psikosis, yang memberikan ukuran yang nyata
dan penting karena membuat pasien tenang. Hal ini memberikan ukuran yang nyata dan penting
karena membuat pasien tenang. Hal ini kemudian menjadi keharusan untuk digunakan pada
permulaan bagia pasien yang gaduh dan kacau. Lithium kemudian diketemukan dan menjadi obat
yang merevolusi treatmen bagi penderita manis depresif.

Media Inggris mulai mengungkapkan kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang
pernah mengalami sakit mental untuk menceritakan pengalamn mereka. Pada masa ini segala hal
yang tabu berkaitan dengan mental mulai dibuka dan dibicarakan secara umum.

C. GANGGUAN MENTAL DIANGGAP SEBAGAI BUKAN SAKIT

· Tahun 1961

Thomas Scasz membuat tulisan yang berjudul The Myth of Mental Ilness, yang mengemukakan dasar
teiori yang menyatakan bahwa “sakit mental” sebenarnya tidaklah betul-betul sakit”, tetapi
merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.

· Tahun 1962

Ada 422.000 orang yang tinggal dirumah sakit untuk perawatan psikiatris di Amerika Serikat.

· Tahun 1970

Mulainya deinstitusionalisasi massal. Pasien dan keluarga mereka kembali pada sumber-sumber
mereka sendiri sebagai akibat kurangnya program-program bagi pasien yang telah keluar dari rumah
sakit untuk rehabilitasi dan reintegrasi kemabali ke masyarakat.

· Tahun 1979

NAMH menjadi the National Health Association (NMHA)

· Tahun 1980
Munculnya perawatan yang terencana, yaitu dengan opname dirumah sakit dalam jangka waktu
yang pendek dan treatmen masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental. Ini tidak
terlepas dari peranan NHMA yang menggalang dukungan dari akar rumput dan bekerja sama dengan
pemerintah dalam menghasilkan the Mental Health Systems Act of 1980. Akta tersebut memungkin
tumbuhnya pusat-pusat kesehatan mental masyarakat Amerika yang mengijinkan individu dengan
penyakit mental untuk tinggal dalam rumah dan masyarakat mereka dengan masa opname yang
pendek.

D. MELAWAN DISKRIMINASI TERHADAP GANGGUAN MENTAL

v Tahun 1990

NMHA memainkan peran penting dalam memunculkan Disabilities Act, yang melindungi warga
Amerika yang secara mental dan fisik disable dari diskriminasi pada beberapa wilayah, seperti
pekerjaan, akomodasi publik, transportasi, telekomunikasi, dan pelayanan pemerintah pusat dan
lokal. Sementara itu, teknologi penggambaran otak digunakan untuk mempelajari perkembangan
penyakit mental utama dengan lebih baik lagi.

v Tahun 1994

Obat antiseptik atipikal yang pertama dikenalkan ini. Ini merupakan obat antipsikotik baru pertama
setelah hampir 20 tahun penggunaan konvensional.

v Tahun 1997

Peneliti menemukan kaitan genetik pada gangguan bipolar yang menunjukkan bahwa penyakit ini
diturunkan.

Berdasarkan sejarah kesehatan mental di atas, dapat disimpulkan bahwa ternyata pandangan
masyarakat terhadap apa yang disebut sebagai sakit mental/sakit jiwa/gangguan mental ternyata
berbeda-beda dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Makna gangguan mental yang
berbeda-beda tersebut membawa implikasi yang berbeda juga dalam menangani individu yang
terkena gangguan mental.

Bila gangguan mental dipahami sebagai karena mengalami kerasukan roh seperti yang dimaknai oleh
masyarakat Indian dan juga sebagai masyarakat Indonesia, individu yang mengalaminya bisa saja
malah dipandang memiliki kelebihan khusus sehingga mendapatkan kedudukan khusus masyarakat.
Atau kalaupun gangguan mental yang mengalaminya akan mendapatkan ritual-ritual khusus supaya
dapat dipulihkan. Setidaknya, mereka tidak mendapatkan stigma yang negatif, karena masyarakat
menanggap mereka tidak sakit sehingga masih dapat menerima kehadiran mereka.

Gangguan mental bisa dipahami sebagai kerasukan setan, atau akibat sihir. Biasanya ini karena
pengaruh agama monoteis yang dianut oleh masyarakat setempat. Akibatnya perlakuan individu
yang mengalami gangguan mental menjadi berbeda. Ritual masih tetap diadakan, tapi perlakuan
masyarakat sekitar terhadap si penderita menjadi negatif. Penderita biasanya ditolak dan diasingkan,
karena sedikit banyak dianggap berbahaya atau membawa akibat negatif bagi sekitarnya. Namun
bisa saja pada beberapa kasus, penderitanya malah dianggap sebagai sebagai Nabi atau wakil Tuhan
sehingga justru menarik banyak pengikut meskipun ajarannya secara logika ttidak mengacu pada
akal sehat.

Gangguan mental juga bisa dimaknai bukan penyakit, tetapi sebagai tindakan kriminal seperti yang
pernah dipahami oleh masyarakat Inggris. Penderitanya lalu dimasukkan dalam penjara dan
mendapatkan perlakuan seperti penjahat pada umumnya.

Gangguan mental pernah dimaknai sebagai ketidakmampuan untuk berpikir rasional. Orang yang
terganggu mentalnya dipandang memiliki pola pikir irasional. Ini terutam dipengaruhi oleh filsafat
rasinalisme dan emperisme yang saat itu memiliki pengaruh yang kuat di Eropa. Oleh karena itu
gangguan masih belum dimaknai sebagai sakit.

Dunia medis memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman mengenai gangguan mental.
Dunia medis memandang penderita gangguan mental sebagai betul-betul mengalami sakit. Dunia
medis melihat sakit mental sebagai berakar dari sakit kebutuhan, terutama di otak, sehingga
penanganan penderita gangguan mental menjadi mirip penderita sakit fisik, yaitu melalui medikasi,
hospitalisasi, bahkan operasi/ppembedahan. Pandangan medis ini, sejalan dengan perkembangan
ilmu kedokteran dan sampai sekarang ini masih menjadi arus utama yang memengaruhi pemahaman
orang mengenai kesehatan mental.

Ilmu perilaku yang semakin berkembang juga memberikan pemahaman tersendiri mengenai
gangguan mental. Berdasarkan pandangan ini, penderita gangguan dimaknai sebagai ketidak
mampuan mereka untuk melakukan penyesuain diri yang sesuai denga realitanya. Individu
terganggu karena memiliki perilaku yang tidak adaptiff, sehingga penangannya adalah dengan
mendidik individu yang bersangkutan untuk menghilangkan perilaku yang tidak adaptiif dan
menggantinya dengan perilaku yang lebih adaptif. Menurut pandangan ini, gangguan mental
dihubungkan dengan lingkungan (ekologi) individuu sehingga pemulihan individu yyang
bersangkutan selalu dikaitkan dengan lingkungannya. Inilah yang menandai penanganan individu
yang bergangguan tidak lagi dirumah sakit, tetapi di tengah lingkungan keluarganya.

Masih ada lagi pandangan-pandangan lain mengenai gangguan mental, seperti aliran antipsikiatri
yang pendapatnya justru bertolak belakang dengan pandangan medis mengenai sakit mental. Tentu
saja pandangan tersebut juga membawa dampak perbedaan dalam penannganan terhadap individu
yang mengalami gangguan mental. Memahami setiap pandangan yang muncul mengenai sakit
mental menolong kita untuk memiliki gambaran yang menyeluruh dan integral mengenai apa itu
gangguan mental yang sesungguhnya. Ini juga akan membantu untuk melakukan upaya-upaya dalam
penganan atau treatmen terhadap individu yang mengalami gangguan mental, sebab setiap
pandangan yang muncul dan berkembang mengenai gangguan mental, sedikit banyak memiliki
kebenaran yang perlu diperhatikan. Apalagi masalah gangguan mental bukanlah semata-mata gejala
fisik saja. Masih banyak wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sat ini dimiliki, sehingga upaya-upaya untuk mewujudkan kesehatan mental , tidak
bisa dilakukan berdasarkan pandangan yang berat sebelah saja dari sudut pandang tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

v Siswanto. 2007. Kesehatan Mental “ Konsep, Cakupan dan Perkembangan”. Yogyakarta. Penerbit
Andi

http://www.materikesehatan.com/2015/04/sejarah-kesehatan-mental-psikologi.html

12: 50 09/09/2015

Anda mungkin juga menyukai