Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK


INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK
DALAM INDEKS LQ45 DI BEI PERIODE 2013-2017

Disusun Oleh :

MAULIDA NOOR AISYAH

2015 12 225

Dosen Pengampu Metode Penelitian Nafi’ Inayati Zahro, SE., M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2018

i
PROPOSAL PENELITIAN

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK


INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK
DALAM INDEKS LQ45 DI BEI PERIODE 2013-2017

Disusun Oleh :

MAULIDA NOOR AISYAH

2015 12 225

Dosen Pengampu Metode Penelitian Nafi’ Inayati Zahro, SE., M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2018

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamiin, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat


Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
akhirnya saya telah menyelesaikan tugas Metopen Individu dengan judul
“ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK
INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK
DALAM INDEKS LQ45 DI BEI PERIODE 2013-2017” ini dengan baik.
Disamping itu, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan tugas rencana skripsi ini berlangsung sehingga
bisa terealisasi seperti sekarang ini.
Dalam pembuatan tugas rencana skripsi ini, saya menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, oleh sebab itu saya mohon
maaf apabila ada kesalahan dalam tugas rencana skripsi ini. Saya berharap saran
dan kritik kepada pembaca yang bersifat membangun agar saya bisa memperbaiki
tugas rencana skripsi ini.
Penulis memohon maaf dalam penyajian maupun pembahasan rencana skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna. Akhir kata saya betharap agar makalah yang
saya buat ini bisa bermanfaat kepada saya sebagai penyusun pada khususnya dan
pembaca pada umumnya .

Kudus, Mei 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN .............................................................................. i

HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup ......................................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.4 Tujuan ....................................................................................................... 4

1.5 Kegunaan Penelitian ................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7

2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 7

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 14

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................. 18

2.4 Perumusan Hipotesis .............................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 22

3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 22

3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ...................... 22

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 24

iv
3.4 Populasi dan Sample .............................................................................. 25

3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 26

3.6 Pengolahan Data ..................................................................................... 27

3.7 Metode Analisis Data ............................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

LAMPIRAN .......................................................................................................... 31

v
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagai salah satu sarana komunikasi dan sumber informasi dari suatu
perusahaan laporan keuangan merupakan media yang berguna bagi pemakai
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Harahap
(2007:120) pihak-pihak pengguna laporan keuangan yaitu pemilik
perusahaan, manajer perusahaan, investor, para kreditur, supplier, dan
pemerintah. Oleh karena itu informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut harus dapat dipahami, relevan, andal, dapat
diperbandingkan serta dapat menggambarkan kondisi perusahaan pada masa
lalu, saat ini dan proyeksi masa depan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.


Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan meliputi
investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pemerintah serta lembaga-lembaganya,
dan masyarakat (PSAK, 2014). Tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK, 2014).
Informasi yang biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi
adalah laba. Butar dan Sudarsi (2012) menyatakan laba adalah salah satu
ukuran penting yang biasanya dijadikan tolak ukur oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan. Informasi yang terdapat

1
dalam laba bertujuan untuk mengetahui kondisi kinerja dari suatu
manajemen pada perusahaan. Akan tetapi berdasarkan kenyataan yang ada,
seringnya perhatian pengguna laporan keuangan hanya ditujukan kepada
informasi laba, tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan
(Suwito dan Herawaty, 2005). Hal tersebut yang dapat memicu manajemen
untuk melakukan disfungsional behavior (perilaku tidak semestinya) atau
yang sering disebut perilaku atau praktik perataan laba (income smoothing).

Tindakan manajemen yang tidak semestinya ini merupakan tindakan


mementingkan diri sendiri yang bertujuan untuk memaksimalkan kepuasan
manajemen agar terlihat baik dimata investor serta meningkatkan nilai
perusahaan. Ketika manajemen relatif mengetahui lebih banyak informasi
yang sebenarnya mengenai perusahaan dan lebih cepat mengetahui
informasi tersebut dibandingkan investor, serta manajemen selaku pengelola
yang menjalankan perusahaan mampu mengetahui kemungkinan aliran
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan yang akan datang, dan investor
hanya mengandalkan informasi olahan dari manajemen, maka manajemen
cenderung menyembunyikan informasi sesungguhnya yang akan membuat
investor memiliki peilaian yang buruk terhadap manajemen dan tidak
menutup kemungkinan bagi manajemen untuk mengubah informasi dengan
melakukan manajemen laba. Selain itu, ketidak berhasilan dalam mencapai
target laba menjadikan manajemen melakukan tindakan manajemen laba
dalam bentuk perataan laba dengan cara mengubah metode akuntansi yang
mampu mencapai target laba sehingga membawa penilaian yang baik
mengenai kinerja manajemen oleh investor. Menurut Putra dan Rahmanti,
manajemen melakukan tindakan perataan laba supaya laba yang akan
diumumkan perusahaan sesuai dengan harapan, selain itu harga pasar saham
perusahaan akan menjadi stabil. Selain itu, perataan laba dilakukan untuk
memberi kesan baik dari pemilik dan kreditor terhadap kinerja manajemen
dan mempertahankan kedudukan (Suryandari)

2
Fenomena mengenai praktik perataan laba telah banyak ditemukan
sebelumnya, namun penulis menemukan fenomena yang mengindikasikan
adanya praktik perataan laba pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks
LQ45 periode 2013-2017. Tahun 2013-2017 laba pada perusahaan yang
terdaftar dalam Indeks LQ45 memiliki fluktuasi yang tidak terlalu
berfluktuatif. Meskipun terdapat beberapa perusahaan yang mengalami
penurunan laba di tahun 2015 namun laba pada perusahaan-perusahaan
tersebut tidak menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Terkait dengan
pernyataan Suryandari[16] mengenai alasan manajemen melakukan perataan
laba, maka berdasarkan gambar diatas memungkinkan bahwa adanya
dugaan praktik perataan laba pada perusahaan-perusahaan Indeks LQ45
pada tahun 2013-2017.

Berdasarkan fenomena yang telah djelaskan, maka penulis tertarik


untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai praktik perataan laba
pada jajaran perusahaan dalam indeks LQ45. Untuk itu penulis memilih
judul penelitian “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik
Income Smoothing Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam Indeks
LQ45 di BEI Periode 2013-2017”

Ruang Lingkup
Dalam penyusunan proposal ini pembahasan sangat penting agar
masalah di dalam objek yang akan diteliti dapat dicapai tanpa dihubungkan
dengan masalah yang lainnnya, maka oleh karena itu ruang lingkup dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam


indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017

2. Dalam penelitian ini permasalahan yang diteliti dibatasi pada


permasalahan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
praktik income smoothing yakni varian nilai saham, kepemilikan publik,

3
ukuran perusahaan, dan dividen payout pada perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017

Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pemaparan di dalam latar belakang, terdapat
beberapa rumusan masalah yang menjadi sorotan bagi penulis, bagian yang
menjadi sorotan permasalahan bagi penulis yaitu:

1. Bagaimana pengaruh varian nilai saham secara parsial terhadap praktik


income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45
di BEI periode 2013-2017

2. Bagaimana pengaruh kepemilikan publik secara parsial terhadap praktik


income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45
di BEI periode 2013-2017

3. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap praktik


income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45
di BEI periode 2013-2017

4. Bagaimana pengaruh dividen payout secara parsial terhadap praktik


income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45
di BEI periode 2013-2017

Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh varian nilai saham secara parsial terhadap


praktik income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017

2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan publik secara parsial terhadap


praktik income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017

4
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap
praktik income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017

4. Untuk mengetahui pengaruh dividen payout secara parsial terhadap


praktik income smoothing pada perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017

Kegunaan Penelitian
Dengan hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat
yang antara lain adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
varian nilai saham, kepemilikan publik, ukuran perusahaan, dan dividen
payout pada praktik income smoothing perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017 sehingga hasil dari penelitian ini
dapat memberikan wawasan dan pengetahuan lebih dalam.
2. Secara Praktis

a. Bagi penulis

 Sebagai bahan agar dapat memperdalam pengetahuan serta


pemahaman mengenai pengaruh Nilai perusahaan,
Kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan Kepemilikan
publik terhadap praktik income smoothing.

 Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian


berikutnya yang berkeinginan untuk mengadakan penelitian
dengan topik yang serupa

b. Bagi investor

5
Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan bagi investor untuk
mengantisipasi adanya praktik income smoothing yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan.

c. Bagi lembaga
 Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa lain yang
mengadakan penelitian dengan perusahaan yang sama.

 Untuk menambah koleksi dan perbendaharaan di perpustakaan


Universitas Muria Kudus.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori
2.1.1 Agency Theory
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham. Tetapi dalam kenyataannya tidak jarang manajer memiliki tujuan
lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Karena
manajer diangkat oleh pemegang saham maka idealnya mereka akan
bertindak on the best of interest of stockholders, tetapi dalam praktik sering
terjadi konflik. Konflik kepentingan antar agen sering disebut agency
problem. Hubungan antar agen terjadi pada saat satu orang atau lebih
(disebut principal) mengangkat satu atau lebih orang lain (disebut agen)
untuk bertindak atas nama pemberi wewenang dan memberikan kekuasaan
dalam pengambilan keputusan. Agency problem biasanya terjadi antara
manajer dan pemegang saham (Sartono, 2001).

2.1.2 Theory Akuntansi Positif


Menurut Belkaoui dan Riahi (2007) teori akuntansi positif didasarkan
pada adanya suatu dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat
pengatur adalah rasional bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan
kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan dengan kompensasi
mereka, dan kesejahteraan mereka. Pilihan atas kebijakan akuntansi oleh
beberapa kelompok tersebut tergantung pada perbandingan relatif biaya dan
manfaat dari prosedur-prosedur akuntansi alternatif dengan cara demikian
untuk memaksimalkan kegunaan mereka. Sedangkan Subekti (2005)
menyatakan bahwa perataan laba merupakan suatu perilaku yang didasari
atas asumsi dalam positive accounting theory bahwa manajemen atau agent
merupakan individual yang rasional yang mementingan kepentingannya.

7
Atas dasar asumsi tersebut hal ini yang memotivasi pilihan manajer dalam
kebijakan-kebijakan metode akuntansi tertentu. Kepentingan manajer
tergantung dari nilai perusahaan yang dapat dilihat pada rekasi pasar atas
saham perusahaan yang berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan.

2.1.3 Konsep Laba


Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah
perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada
periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada
periode tertentu (Harahap, 2004: 273).
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan
biaya. Fisher dan Bedford yang dikutip oleh Ghozali dan Chariri (2007)
menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang umum
dibicarakan dan digunakan dalam ekonomi. Ketiga konsep tersebut adalah
psychic income, real income, money income.

2.1.4 Manajemen Laba


Scott (2006: 344) mendefinisikan bahwa manajemen laba merupakan
pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntasi keuangan
yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka dan nilai
pasar perusahaan. Dalam definisi lebih luas, manajemen laba merupakan
tindakan manajer untuk meningkatkan atau mengurangi laba yang
dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajemen bertanggung jawab
tanpa mengakhibatkan peningkatan atau penurunan profitabilitas ekonomis
jangka panjang unit tersebut (Jamaluddin, 2015).
Earning management (manajemen laba) memiliki cakupan yang lebih
luas daripada income smoothing (perataan laba), karena manajemen percaya
bahwa reaksi pasar didasarkan pada pengungkapan informasi akuntansi
sehingga perilaku laba merupakan aspek penentuan resiko pasar perusahaan.
8
Laporan keuangan yang paling sering dimanipulasi oleh perusahaan
adalah laporan rugi laba. Suhendah dalam Dewi (2011) menyatakan earning
management merupakan suatu proses yang disengaja, menurut standar
akuntansi keuangan untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat
tertentu.

2.1.5 Perataan Laba (Income Smoothing)


Belkaoui (2006) menjelaskan bahwa perataan laba merupakan proses
normalisasi laba yang disengaja guna meraih suatu trend atau tingkat yang
diinginkan. Perataan laba (income smoothing) dapat didefinisikan sebagai
usaha untuk memperkecil jumlah laba yang dilaporkan. Selain itu, perataan
laba didefinisikan sebagai pengurangan yang disengaja terhadap fluktuasi
pada beberapa level laba supaya dianggap normal bagi perusahaan, Prasetio
(2002).
Tindakan perataan laba memiliki unsur kesengajaan yang dilakukan
oleh manajemen untuk mencapai posisi laba yang diinginkan dalam laporan
laba rugi perusahaan guna menarik minat pasar dalam berinvestasi, karena
perhatian investor seringkali hanya terpusat pada informasi laba yang
dilaporkan perusahaan. Stolowy dan Breton dalam Adiningsih (2014)
menyatakan bahwa laba yang dilaporkan dalam posisi stabil, akan
memberikan rasa lebih percaya diri bagi pemilik perusahaan yang disertai
dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasaan pemegang saham melalui
tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba yang dilaporkan namun masih
dalam batas aturan akuntansi yang berlaku.
Income smoothing merupakan upaya yang dilakukan manajemen
perusahaan untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dengan prinsip
akuntansi agar laba yang dilaporkan perusahaan tetap stabil dari periode ke
periode. Praktik perataan laba yang dilakukan oleh manajemen dapat
berakibat pada pengungkapan laporan keuangan yang tidak relevan. Hal
tersebut menyebabkan para investor tidak memiliki informasi yang akurat

9
tentang laba perusahaan, sehingga investor mengalami kesulitan dalam
menaksir resiko investasi yang mereka lakukan.

2.1.6 Varian Nilai Saham


Salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba pihak
manajemen adalah varian nilai saham. Varian nilai saham adalah metoda
perhitungan resiko pasar untuk menentukan resiko kerugian maksimum
yang terjadi pada suatu portofolio pada periode tertentu dengan tingkat
keyakinan tertentu dalam kondisi pasar yang normal. Pertimbangan
investasi pada suatu portofolio melihat trade-off dari return dan resiko yang
akan diterima oleh investor. Return dan resiko memiliki hubungan yang
positif, semakin besar risiko yang ditanggung, maka semakin besar return
yang akan dikompensasikan (Jogiyanto, 2010:111).
Menurut Jogiyanto (2010:109) perataan laba dipicu oleh adanya
ketidakpastian bagi investor terhadap return yang diperoleh dimasa
mendatang dan sebagai dasar perkiraan bagi investor return yang diterima
perlu diestimasi nilainya dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Return dapat berupa return realisasi (pendapatan yang sudah terjadi) dan
return ekspetasi (pendapatan uang belum terjadi tapi diharapkan terjadi).
Hal ini menjelaskan bahwa risiko yang dimiliki oleh suatu portofolio pada
suatu perusahaan akan mempengaruhi tindakan perataan laba.
Michelson et al. (1995) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
perusahaan yang melakukan perataan laba memiliki return tahunan rata-rata
dan risiko yang lebih rendah secara signifikasi daripada perusahaan yang
tidak melakukan perataan laba. Hal ini terjadi pada perusahaan-perusahaan
besar dengan laba bersih stabil. Hasil penelitian yang berbeda diperoleh
Widaryanti (2009) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan return
rata-rata dan risiko antara perusahaan yang melakukan perataan laba dengan
yang tidak melakukan perataan laba.
Return yang diterima perlu diestimasi nilainya dengan segala
kemungkinan yang dapat terjadi sebagai dasar estimasi bagi investor
10
(Jogiyanto,2010:109). Return dapat berupa return realisasi dan return
ekspektasi. 7Koefsien varian nilai saham adalah metoda perhitungan risiko
pasar untuk menentukan risiko kerugian maksimum yang terjadi pada suatu
portofolio pada periode tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu dalam
kondisi pasar yang normal. Menurut Michelson et al (1995) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan perataan
laba memiliki return rata-rata dan risiko portofolio yang rendah secara
signifikan daripada perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Oleh
karena itu penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh varian nilai
saham pada praktik perataan laba dengan hipotesis yang dibangun adalah
varian nilai saham berpengaruh pada praktik perataan laba yang dilakukan
oleh perusahaan.

2.1.7 Kepemilikan Publik


Kepemilikan publik adalah tingkat kepemilikan saham perusahaan
oleh publik atau masyarakat umum diluar lingkungan perusahaan. Wijayanti
(2009), kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan besar
dalam perusahaan karena dapat mempengaruhi perusahaan melalui media
masa yang semuanya dianggap sebagai suara publik atau masyarakat.
Struktur kepemilikan publik dengan proporsi besar dapat menekan pihak
manajemen agar menyajikan informasi perusahaan secara tepat waktu.
Karena ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan ekonomi (Istiqomah, 2010).
Kepemilikan publik yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba
yang dilakukan pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi tingkat
proporsi kepemilikan perusahaan yang dimiliki publik menunjukkan bahwa
tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan tinggi, karena itu
manajemen cenderung melakukan perataan laba untuk menunjukkan tingkat
laba dan kinerja perusahaan yang baik (Nuraeni, 2010).
Kepemilikan publik adalah tingkat kepemilikan saham perusahaan
oleh publik atau masyarakat umum diluar lingkungan perusahaan. Wijayanti
11
(2009), kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan besar
dalam perusahaan karena dapat mempengaruhi perusahaan melalui media
masa yang semuanya dianggap sebagai suara publik atau masyarakat.
Struktur kepemilikan publik dengan proporsi besar dapat menekan pihak
manajemen agar menyajikan informasi perusahaan secara tepat waktu.
Karena ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan ekonomi (Istiqomah, 2010).
Penelitian yang dilakukan Widhianningrum (2012) menemukan
bahwa kepemilikan publik berpengaruh secara parsial terhadap praktek
perataan laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Hal tersebut
karena tingkat kepemilikan yang semakin tinggi oleh publik akan menuntut
pihak manajemen untuk lebih baik dalam menyajikan informasi laba
perusahaan. Sedangkan hasil yang berbeda didapatkan oleh Noviana dan
Yuyetta (2011) yang menyimpulkan bahwa kepemilikan publik tidak
berpengaruh signifikan terhadap praktek perataan laba yang dilakukan oleh
manajemen. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menguji kembali
pengaruh kepemilikan publik pada praktik perataan laba dengan hipotesis
yang dibangun adalah kepemilikan publik berpengaruh pada praktik
perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan.

2.1.8 Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar
kecilnya suatu perusahaan. Budiasih (2009) menjelaskan ukuran perusahaan
adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan
menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham,
dan lain-lain. Ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu
perusahaan besar, menengah, dan kecil. Penentuan ukuran perusahaan ini
didasarkan pada log aktiva. Dalam hal ini, penentuan ukuran perusahaan
dengan menggunakan natural logaritma total asset yang dimilki perusahaan
(Butar dan Sudarsi, 2012). Pengukuran variabel ukuran perusahaan sebagai
berikut : Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
12
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, semakin besar
kecenderungan perusahaan melakukan perataan laba, karena akan semakin
besar pula perhatian dan pengawasan dari pemerintah maupun masyarakat
umum. Perhatian investor terhadap perusahaan yang besar disebabkan oleh
adanya peluang yang menguntungkan untuk mengembangkan dana yang
mereka miliki terhadap perusahaan tersebut, sedangkan perhatian
pemerintah pada perusahaan yang besar tertuju pada pembayaran pajak yang
diharapkan berjumlah besar.
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya kekayaan (asset)
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar cenderung bertindak hati-hati
dalam pengelolaan dana operasional dan cenderung melakukan pengelolaan
laba secara efisien. Perusahaan dengan ukuran besar akan selalu membuat
citra atau kesan baik terhadap investor, kreditor bahkan masyarakat dengan
menunjukkan kinerja manajemen yang baik dengan cara menghindari
fluktuasi laba yang terlalu drastis. Oleh karena itu, perusahaan dengan
ukuran yang besar akan melakukan praktik perataan laba karena kenaikan
laba yang terlalu drastis akan menyebabkan bertambahnya beban pajak dan
sebaliknya penurunan laba secara drastis akan memberikan kesan kurang
baik kepada calon investor maupun kreditor (Sucipto dan Purwaningsih,
2007)
.
2.1.9 Dividend Payout
Hery mendefinisikan dividend payout ratio atau ratio pembayaran
dividen sebagai rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara dividen
tunai per lembar saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini
menggambarkan jumlah laba dari setiap lembar saham yang dialokasikan
dalam bentuk dividen.
Dividend payout ratio (DPR) yang mengecil dapat berakibat
merugikan para investor tetapi dari aspek keuangan di dalam perusahaan
tentunya akan semakin tangguh (solid). Jika kucuran dari hasil keuntungan
perusahaan stabil tentunya akan berakibat pada dukungan dividen dengan
13
tingkat yang lebih besar daripada kucuran hasil keuntungan yang lebih
bervariasi, maka dapat memacu manajemen untuk melakukan perataan laba.

Hasil Penelitian Terdahulu


Studi secara empiris mengenai perataan laba telah banyak dilakukan
oleh peneliti baik luar maupun dalam negeri. Sebagian besar penelitian
tersebut terfokus pada terjadinya perataan laba (termasuk instrumen dan
tujuannya) dan faktor-faktor yang terkait dengan terjadinya perataan laba.

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji


tentang tindakan manajemen dalam melakukan perataan laba (income
smoothing) pada perusahaan yang diringkas dalam tabel berikut :

No. Peneliti Judul Variabel Hasil


1. Anggriawan Pengaruh Dependen: Kepemilikan publik
dan Alit varian nilai Perataan Laba. dan debt to equity
(2016) saham, Independen: ratio berpengaruh
kepemilikan Varian nilai terhadap praktik
publik, dan saham, perataan laba.
deb to equity kepemilikan Varian nilai saham
ratio pada publik, dan debt tidak berpengaruh
praktik to equity ratio. terhadap praktik
perataan laba. perataan laba.
2. Fajar dan Alit Pengaruh Dependen: Ukuran perusahaan
(2016) ukuran Perataan Laba. dan return on asset
perusahaan, Independen: berpengaruh
return on Ukuran terhadap praktik
asset, dan perusahaan, perataan laba.
winner/loser return on asset, Winner/loser stock
stock terhadap dan winner/loser tidak berpengaruh
praktik stock. terhadap praktik
perataan laba. perataan laba.

14
3. Fatmawati Pengaruh Dependen: Ukuran
dan Atik ukuran Perataan Laba. perusahaan,
(2015) perusahaan, Independen: profitabilitas, dan
profitabilitas, Ukuran financial leverage
dan financial perusahaan, secara parsial
leverage profitabilitas, berpengaruh
terhadap dan financial signifikan terhadap
praktik leverage. praktik perataan
perataan laba laba.
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
4. I Komang Pengaruh Dependen: Variabel NPM
Gede profitabilitas, Perataan Laba. berpengaruh positif
Ginantra dan leverage, Independen: terhadap praktik
I Nyoman ukuran Profitabilitas, perataan laba,
Wijana perusahaan, leverage, ukuran sedangkan
Asmara Putra kepemilikan perusahaan, profitabilitas,
(2015) publik, kepemilikan leverage, ukruan
dividend publik, dividend perusahaan,
payout payout ratio,dan kepemilikan
ratio,dan dan dan net profit publik, dan
net profit margin. dividend payout
margin ratio tidak
terhadap berpengaruh positif
perataan laba. pada praktik
perataan laba.

15
5. Dewi dan Variabel- Dependen: Profitabilitas dan
Sujana variabel yang Perataan Laba. ukuran perusahaan
(2014) mempengaruhi Independen: berpengaruh
praktik Kepemilikan terhadap praktik
perataan laba publik, ukuran perataan laba.
pada perusahaan, Kepemilikan
perusahaan profitabilitas, publik, sektor
manufaktur sektor industri, industri, kualitas
yang go kualitas audit, audit, dan financial
public. dan financial keuangan tidak
keuangan. berpengaruh
terhadap praktik
perataan laba.
6. Jeren Political costs Dependen: Terdapat hubungan
Akhoondneja factors Perataan Laba. yang signifikan
d, Dr. affecting Independen: antara firm size,
Mansoor income Public number of
Garkaz, dan smoothing ownership, firm employee, public
Dr. evidence from size, number of ownership, dan
Mohammadr Tehran Stock employee, dan income tax
eza Exchange income tax. terhadap income
Shoorvarzi (TSE) smoothing.
(2013)
7. Rusmin, Income Dependen: Ukuran perusahaan
Glennda, dan smoothing Perataan Laba dan krisis ekonomi
Greg (2013) behavior by Independen: mempunyai
Asian Kualitas audit, pengaruh terhadap
transportasion krisis ekonomi, praktik perataan
firms dan ukuran laba. Kualitas audit
perusahaan tidak berpengaruh

16
terhadap praktik
perataan laba.

8. Intan Pengaruh Dependen: Profitabilitas,


Nurhayati profitabiltas, Perataan Laba. ukuran perusahaan,
(2013) ukuran Independen: dan leverage tidak
perusahaan, Profitabilitas, mempunyai
leverage ukuran pengaruh terhadap
terhadap perusahaan, dan praktik perataan
praktik leverage. laba.
perataan laba
pada
perusahaan
manufaktur
yang listing di
Bursa Efek
Indonesia
tahun 2006-
2010
9. Parviz Saeidi The Dependen: Terdapat hubungan
(2012) relationssip Income yang significant
between smoothing. antara income
income Independen: smoothing,
smoothing and Profitability profitability ratio,
income tax and ratio, dan tax dan tax incom
profitability income.
ratio in Iran
Stock Market

17
10. Abiprayu Pengaruh Dependen: Profitabilitas,
(2011) Profitabilitas, Perataan Laba. financial leverage,
ukuran Independen: dan kualitas
perusahaan, Profitabilitas, audit tidak
Financial ukuran berpengaruh
Leverage, perusahaan, signifikan terhadap
kualitas Financial tindakan perataan
auditor dan leverage, laba, Ukuran
devidend pay kualitas auditor Perusahaan dan
out ratio dan devidend dividend payout
terhadap payout ratio. ratio pada
Perataan Laba. perusahaan
manufaktur
berpengaruh
signifikan
terhadap tindakan
perataan laba.

Kerangka Pemikiran Teoritis


Untuk melihat bagaimana variabel independen mempengaruhi
variabel dependen maka disusunlah sebuah kerangka pemikiran teoritis yang
dapat menjelasakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Praktik
Income Smoothing Pada Perusahaan Yang Termasuk Dalam Indeks LQ45
di BEI Periode 2013-2017. Kerangka pemikiran teoritis akan menjelaskan
hubungan logis antar variabel-variabel independen yaitu yakni varian nilai
saham, kepemilikan publik, ukuran perusahaan, dan dividen payout terhadap
variabel dependen Praktik Income Smoothing Pada Perusahaan Yang
Termasuk Dalam Indeks LQ45 di BEI Periode 2013-2017.. Kemudian
kerangka pemikiran teoritis dikembangkan pada gambar sebagai berikut ini :

18
Varian Nilai Saham
(X1)

Kepemilikan Publik Praktik Income


(X2) Smoothing
(Y)

Ukuran Perusahaan
(X3)

Dividend Payout
Ratio
(X4)

Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan
rumusan masalah dan teori yang telah dijelaskan sehingga dapat membentuk
hipotesis sebagai berikut :

a. Salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba pihak


manajemen adalah varian nilai saham. Varian nilai saham adalah metoda
perhitungan resiko pasar untuk menentukan resiko kerugian maksimum
yang terjadi pada suatu portofolio pada periode tertentu dengan tingkat
keyakinan tertentu dalam kondisi pasar yang normal. Pertimbangan
investasi pada suatu portofolio melihat trade-off dari return dan resiko
yang akan diterima oleh investor. Return dan resiko memiliki hubungan
yang positif, semakin besar risiko yang ditanggung, maka semakin besar
return yang akan dikompensasikan. Dari uraian tersebut penulis
merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

19
H1 : varian nilai saham berpengaruh positif pada praktik Income
Smoothing yang dilakukan oleh perusahaan

b. Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan besar


dalam perusahaan karena dapat mempengaruhi perusahaan melalui
media masa yang semuanya dianggap sebagai suara publik atau
masyarakat. Struktur kepemilikan publik dengan proporsi besar dapat
menekan pihak manajemen agar menyajikan informasi perusahaan
secara tepat waktu. Karena ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi. Dari uraian tersebut
penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H2 : kepemilikan publik berpengaruh positif pada praktik Income
Smoothing yang dilakukan oleh perusahaan.

c. Menurut Budiasih (2009) ukuran perusahaan adalah suatu skala, yaitu


dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara,
antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Moses
(1987) dalam Butar dan Sudarsi (2012) menyatakan bahwa perusahaan
besar memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan perataan
laba dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan-
perusahaan besar mendapat pengawasan atau perhatian yang lebih ketat
dari pemerintah dan masyarakat umum. Oleh sebab itu, perusahaan
besar diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis
karena kenaikan laba yang drastis akan menyebabkan bertambahnya
pajak, sedangkan penurunan laba yang drastis akan memberikan kesan
yang kurang baik bagi perusahaan. Hasil penelitian tersebut sama
dengan hasil penelitian dari Herni dan Susanto (2008), Budiasih (2009)
serta Peranasari dan Dharmadiaksa (2014) yang menunujukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perataan laba. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diajukan sebagai berikut :
H3 : Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif pada praktik
Income Smoothing.
20
d. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividen yang
dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan. DPR yang mengecil
dapat berakibat merugikan para investor tetapi dari aspek keuangan di
dalam perusahaan tentunya akan semakin tangguh (solid). Jika kucuran
dari hasil keuntungan perusahaan stabil tentunya akan berakibat pada
dukungan dividen dengan tingkat yang lebih besar daripada kucuran
hasil keuntungan yang lebih bervariasi, maka dapat memacu manajemen
untuk melakukan perataan laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang akan diajukan sebagai berikut :
H4 : dividend payout ratio memiliki pengaruh negatif pada praktik
Income Smoothing.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini terfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi
praktik income smoothing mengenai pengaruh varian nilai saham,
kepemilikan publik, ukuran perusahaan, dan dividen payout pada
perusahaan. Objek yang diteliti adalah perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 di BEI periode 2013-2017

Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel


Menurut Donald R. Cooper (1996:39) Istilah variabel dipakai oleh
para ilmuan dan peneliti sebagai sinonim untuk konstruk atau hal sedang
diteliti. Dalam konteks ini, suatu variabel”merupakan simbol yang diberi
angka atau nilai”. Penelitian ini menggunakan variabel yang saling
berhubungan antarvariabel, variabel konstruk yang dibentuk atau
direflesikan oleh hubungan antar indikator atau dengan parameter yang telah
diestimasi, pemaparan tentang konstruk penelitian dan definisi operasional
dalam masing-masing konstruk adalah sebagai berikut.

3.2.1 Variabel Dependen

Menurut Donald R.Cooper (1996:40) variabel dependen didefinisikan


sebagai variabel yang terikat atau variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas, variabel terikat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah praktik income smoothing
perusahaan (Y).

3.2.2 Variable Independen

Menurut Donald R.Cooper(1996:40) Variabel Independen adalah


variabel bebas atau didefinisikan sebagai variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen (terikat),
22
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah varian nilai
saham (X1), kepemilikan publik (X2), ukuran perusahaan (X3), dan dividen
payout (X4)
a. Varian nilai saham (X1)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah varian nilai saham yaitu
pengukuran yang digunakan untuk menghitung resiko saham perusahaan.
Varian nilai saham merupakan kuadrat dari deviasi standar yang dihitung
dengan nilai saham awal dikurangi return historis dan kemudian
dikuadratkan. Varian Nilai Saham dalam penelitian ini merupakan kuadrat
dari deviasi standar/penyimpangan perhitungan return ekspektasi selama
periode waktu 4 tahun.
b. Kepemilikan publik (X2)
Kepemilikan publik merupakan upaya untuk memperluas pasar saham
perusahaan sehingga membawa pengaruh yang menguntungkan nilai
saham perusahaan (Carlson dan Bathala, 1997). Kepemilikan publik
diukur dengan persentase public ownership (POWN). Variabel POWN
didapatkan dari persentase jumlah saham yang dimiliki oleh publik.
c. Ukuran perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan adalah skala untuk menentukan besar kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma
natural dari total aktiva (Budiasih, 2009). Penentuan ukuran perusahaan ini
didasarkan kepada total asset perusahaan (Widaryanti, 2009). Perusahaan
dengan total aset yang besar relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan dengan total aset
yang kecil (Setyaningrum, 2016).
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan
yang menyebabkan perusahaan besar memerlukan dana yang lebih besar
dibandingkan perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil. Ukuran
perusahaan yang besar memiliki kebutuhan pendanaan yang lebih besar
dikarenakan perusahaan tersebut menginginkan pertumbuhan laba yang

23
tinggi, oleh karena itu perusahaan dengan ukuran besar akan lebih mudah
mendapatkan pinjaman dari pihak kreditur bila dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil. Hal tersebut yang menyebabkan perusahaan
besar cenderung untuk menghindari fluktuasi laba yang dilaporkan secara
drastis dikarenakan para kreditor tidak menyukai laba perusahaan yang
tidak stabil.
Penelitian mengenai hubungan antara ukuran perusahaan dengan tindakan
perataan laba yang dilakukan oleh Budiasih (2009) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba.
Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh Rahmania (2007) yang
menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan diindikasikan berpengaruh
terhadap perataan laba.
d. Dividen payout (X4)
Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividen yang
dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan. DPR yang mengecil dapat
berakibat merugikan para investor tetapi dari aspek keuangan di dalam
perusahaan tentunya akan semakin tangguh (solid). Jika kucuran dari hasil
keuntungan perusahaan stabil tentunya akan berakibat pada dukungan
dividen dengan tingkat yang lebih besar daripada kucuran hasil
keuntungan yang lebih bervariasi, maka dapat memacu manajemen untuk
melakukan perataan laba.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
karena data yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan yang
terdaftar dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diplublikasikan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari laporan
keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari Indonesian Stock
Exchange (IDX), yang merupakan data sekunder eksternal.

24
Populasi dan Sample
3.4.1 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang


mempunyai karakteristik tertentu dan sampel merupakan bagian dari
elemen-elemen populasi (Ghozali, 2013). Penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel dengan metode simple
random sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013:64)

3.4.2 Populasi Data dan Sampel Data

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang pernah terdaftar


dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai
dengan 2012. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui
cara tertentu dan memiliki karakteristik tertentu, jelas, serta lengkap yang
dapat dianggap mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling yang merupakan pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh menggunakan
pertimbangan dan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam
penelitian ini, kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah
sebagai berikut :

a) Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia


selama 5 tahun berturut-turut, yaitu periode 2013-2017.
b) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan periode 2013-
2017.
c) Perusahaan yang mempunyai kelengkapan data-data yang dibutukan
berdasarkan variabel yang diteliti yaitu variabel varian nilai saham,
kepemilikan publik, ukuran perusahaan, dan dividen payout

25
Berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan sampel diatas diperoleh
perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini adalah berjumlah
45 perusahaan. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan selama 5
tahun yaitu 2013-2017 sehingga data yang diperoleh adalah 28 x 5 tahun
pengamatan adalah sebanyak 140 data perusahaan.

Tabel Proses Keterangan Jumlah


Pemilihan Sampel No
1 Jumlah populasi perusahaan yang 70
terdaftar di LQ45 periode 2010-
2012
2 Perusahaan yang tidak berturut- (41)
turut di LQ45 selama periode 2010-
2012.
3 Perusahaan yang tidak menerbitkan 0
laporan keuangan
4 Data perusahaan yang tidak (1)
lengkap
5 Jumlah sampel perusahaan 28
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi non partisipan, yang merupakan teknik pengumpulan data
dengan observasi (pengamatan) dimana peneliti tidak terlibat secara
langsung dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2009:227).
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri
laporan tahunan yang terpilih menjadi sampel. Sesuai dengan data yang
diperlukan yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi yang
berdasarkan laporan keuangan periode 2013 sampai dengan 2017 yang
dipublikasikan oleh (BEI) dan diperoleh melelui situs resmi Indonesia Stock
26
Exchange. Selain itu data juga diperoleh dari artikel, jurnal, penelitian
terdahulu, buku-buku pustaka yang mendukung penelitian dan proses
penelitian serta publikasi-publikasi dalam berita bisnis, publikasi emiten,
ICMD, situs-situs resmi dan sumber-sumber lain yang relevan.

Pengolahan Data
Apabila data sudah terkumpul maka perlu dilakukan pengolahan data.
Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistik. Untuk
menguji pengaruh variabel moderasi digunakan Moderated Regression
Analysis. Peneliti menggunakan program SPSS for Windows versi 21.0
dalam melakukan analisis data (Ghozali, 2013).

Metode Analisis Data


Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis
Regresi Logistik (logistic regression). Uji Regresi Logistik dilakukan karena
variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel dummy. Tujuan
dilakukan regresi logistik ini adalah untuk pembuatan sebuah model regresi
untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah variabel
binary menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui
besarnya. (Santoso, 2015).

a. Analisis Statistik Deskriptif


Menurut Ghazali (2011) deskriptif merupakan analisis data yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan variabel yang diteliti suatu data untuk
pengambilan keputusan yang dilihat dari nilai rata-rata, maksimun, sum, dan
minimum. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Dalam statistik
deskriptif ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan tabel
biasa maupun distribusi frekuensi, penjelasan kelompok melalui modus,

27
median, mean dan variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku
(Sugiyono, 2005:21).

b. Analisis Regresi Logistik


Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba
(income smoothing) dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
logistik (logistic regression) atau sering disebut dengan model Logit. Model
Logit (logistic regression) adalah model regresi yang digunakan untuk
menganalisis variabel dependen yang merupakan sebuah data dengan
ukuran biner atau dikotomi atau dengan kemungkinan di antara 0 dan 1.

Regresi logistik sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan yaitu


ketika kita ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat
dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Namun demikian, menurut
Ghozali (2011:333), asumsi multivariate normal distribution tidak dapat
dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel-
variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dijelaskan juga oleh
Ghozali, (2007) teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi
normalitas data dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya, artinya
variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi normal, linier,
maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grip. Oleh karena itu,
analisis regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi
klasik dalam variabel bebasnya.

Menurut Gujarati dan Porter (2012:173-175) serta Winarno


(2011:6.3), model regresi respons kualitatif sering juga disebut sebagai
model probabilitas. Model probabilitas tidak mewajibkan menggunakan
asumsi normalitas karena, sama seperti variabel dependen, galat/residual
hanya memiliki dua nilai, yaitu mereka mengikuti distribusi probabilitas
Bernoulli (1 jika kejadian terjadi dan 0 jika kejadian tidak terjadi).
Kelemahan ini tidak begitu masalah karena akan menghasilkan estimator
yang BLUE, apabila datanya semakin banyak, distribusinya akan semakin

28
mendekati normal. Selain itu, Gujarati (2003) menyatakan bahwa regresi
logistik mengabaikan heteroscedacity artinya variabel dependen tidak
memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independen.

Kuncoro (2001) mengatakan bahwa regresi logistik memiliki beberapa


kelebihan dibandingkan teknik analisis lain yaitu:

1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas dan heteroskedastisitas


atas variabel bebas yang digunakan dalam model sehingga tidak
diperlukan uji asumsi klasik walaupun variabel independen berjumlah
lebih dari satu.
2. Variabel independen dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel
kontinu, distrik, dan dikotomis.
3. Regresi logistik tidak membutuhkan keterbatasan dari variabel
independennya.
4. Regresi logistik tidak mengharuskan variabel bebasnya dalam bentuk
interval.
Untuk menguji faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi praktik
perataan laba (income smoothing) digunakan software Microsoft Excel 7 dan
EViews 9 untuk pengolahan data penelitian. Secara matematis model penelitian
yang digunakan sebagai berikut:
𝑝𝑖
𝑙𝑛 [ ] 𝛽0 + 𝛽1𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 + 𝛽2𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 + 𝛽3 𝑓𝑖𝑟𝑚 𝑠𝑖𝑧𝑒 + 𝛽4DPR
1 − 𝑝𝑖

Pi = probabilitas perusahaan melakukan perataan laba (income smoothing)


1 – Pi = probabilitas perusahaan tidak melakukan perataan laba (income
smoothing)
β0 = konstanta

29
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Praktek
Perataan Laba :Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI. Jurnal SNA XIII.
Albercht, W.D. dan F.M. Richardson. 1990. Income Smoothing by Economic
Sector, Journal of Business Finance dan Accounting, Winter, 713-730.
Assih, Prihat dan M. Gudono. 2000. Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan
Reaksi pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia: Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi. Vol. 3. No. 1.
Januari.
Beattie, Brown, Ewers, John, Manson, Thomas and Turner. 1994. Extraordinary
Item and Income Smoothing : A Positif Accounting Approach. Journal o
Business Finance and Accounting, 21 (6). September.
Rahmawati, Dina dan Dul Muid. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2007 – 2010). Diponegoro Journal Of
AccountingVolume 1, Nomor 2, Tahun 2012.
Salno, H.N., dan Zaki Baridwan. 2000. Analisis Perataan Penghasilan (Income
Smoothing): Faktor-Faktor yang Memengaruhi dan Kaintannya dengan
Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol. 3 No. 1, Januari, 2000, hal 17-34.
Santoso, Yosika Tri. 2010. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Company Size,
Financial Leverage, Dan DER Terhadap Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Scott, Wiliam R. 2000. Financial Accounting Theory, Edisi 3, Toronto, Ontario:
Prentice Hall USA.
Suryandari, Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Income
Smoothing. Media Komunikasi FIS Vol. 11 .No 1 April 2012 : 1 – 15.
Widaryanti, 2009. Analisis Perataan Laba Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi.
Vol. 4 No. 2 Desember 2009 : 60 – 77.

30
LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai