Anda di halaman 1dari 38

Paradigma Pendidikan

Paradigma UNESCO
1. Learning to think (belajar Berfikir)
Pendidikan beorientasi pada pengetahuan
logis dan rasional.
2. Learning to do (belajar berbuat/hidup).
Manusia yang berbuat adalah manusia yang
ingin memperbaiki kualitas kehidupannya.
3. Learning to live together (belajar hidup
bersama)
Pendidikan akan nilai-nilai perdamaian,
penghormatan HAM, pelestarian
lingkungan hidup, toleransi menjadi
aspek utama.
4. Learning to be (belajar menjadi diri
sendiri)
Pendidikan diorientasikan pada bagaimana
seorang peserta didik di masa depannya
bisa tumbuh dan berkembang sebagai
pribadi yang mandiri, memiliki harga diri
dan tidak sekedar memilikihaving
(materi-materi dan jabatan-jabatan politis)
Dapat disimpulkan bahwa diperoleh kata
kunci berupa“Learning how to learn”
(belajar bagaimana belajar).
Pendidikan tidak hanya berorientasi pada
nilai akademik yang bersifat pemenuhan
aspek kognitif saja, melainkan juga
berorientasi pada bagaimana seorang
peserta didik bisa belajar dari lingkungan,
dari pengalaman dan kehebatan orang lain,
dari kekayaan dan luasnya hamparan alam,
sehingga mereka bisa mengembangkan
sikap kreatif dan daya berpikir imaginatif.
Paradigma Pendidikan
• Landasan Ontologis
Membahas tentang apa yang ingin diketahui
mengenai teori tentang “ada”. (hakikat obyek
ditelaah sehingga membuahkan
pengetahuan).
• Landasan Epistemologis
Membahas tentang bagaimana memperoleh
pengetahuan.
• Landasan Aksiologis
Membahas tentang nilai yang dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Ontologi
• Obyek telaah ontologi adalah yang ada
tidak terikat pada satu perwujudan
tertentu, ontologi membahas tentang yang
ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan
yang meliputi segala realitas dalam
semua bentuknya.
Berdasarkan Obyek yang ditelaah dalam
ilmu pengetahuan terdapat dua macam
1. Obyek Material (objectum material,
material object ) ialah seluruh lapangan atau
baan yang dijadikan objek penyelidikan
suatu ilmu.
2. Obyek Formal (objectum formale,
formal object) ialah penentuan titik pandang
terhadap obyek material.
Asumsi mengenai Obyek Empiris yang
dibuat oleh Ilmu, yaitu;
1. Menganggap objek-objek tertentu
mempunyai kesamaan antara yang satu
dengan yang lainnya,
2. Menganggap bahwa suatu benda tidak
mengalami perubahan dalam jangka waktu
tertentu.
3. Determinisme yakni menganggap
segala gejala bukan merupakan suatu
kejadian yang bersifat kebetulan.
Epistemologi
Pengetahuan manusia adalah titik tolaj
kemajuan filsafat, untuk membina filsafat yang
kukuh tentang semestauniverse
( ) dan dunia.
Pengetahuan dibagi menjadi menjadi 2, yaitu
1) Konsepsi atau pengetahuan sederhana.
(pengertian panas, cahaya atau suara)
2) Tashdiq (assent atau pembenaran), yakni
pengetahuan yang mengandung suatu
penilaian. (Panas adal
Konsepsi merupakan
• Konsepsi dapat dicontohkan dengan
penangkapan tentang pengertian panas,
cahaya atau suara.
• Tashdiq dapat dicontohkan dengan
penilaian bahwa panas adalah energi yang
datang dari matahari dan bahwa matahari
lehih bercahaya dari bulan dan bahwa
atom dapat meledak.
• Konsepsi merupakan penangkapan suatu
objek tanpa menilai objek itu, sedangkan
Tashdiq, adalah memberikan pembenaran
terhadap objek.
• Objek telaah epistemologi adalah
mempertanyakan bagaimana sesuatu itu
datang, bagaimana kita mengetahuinya,
bagaimana kita membedakan dengan
lainnya.
• Landasan dalam tataran epistemologi ini
adalah proses apa yang memungkinkan
mendapatkan pengetahuan logika, etika,
estetika, bagaimana cara dan prosedur
memperoleh kebenaran ilmuah, kebaikan
moral dan keindahan seni, apa yang
disebut dengan kebenaran ilmiah,
keindahan seni, dan kebaikan moral
AKSIOLOGIS
• Aksiologi berasal dari istilah Yunani yaitu,
axios yang berarti sesuai atau wajar.
Sedangkan logos berarti ilmu, akan tetapi
aksiologi juga dapat disenut dengan teori
nilai.
Aksiologis
• Landasan tataran aksiologi adalah
a. untuk apa pengetahuan itu digunakan?
b. Bagaimana Hubungan Penggunaan ilmu
dengan moral etika?
c. Bagaimana penentuan obyek yang diteliti
secara moral?
d. Bagaimana kaitan prosedur ilmiah dan
metode ilmiah dengan kaidah moral?
Contoh Aksiologi
• Aksiologi dalam pengembangan seni
dengan kaidah moral, sehingga ketika tari
dangdut Inul Daratista memperlihatkan
goyangan di atas panggung yang ditonton
oleh khalayak ramai, sejumlah ulama dan
seniman menjadi berang
• Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ,
penemuan nuklir dapat menimbulkan
kenyamanan orang lain, penemuan cara-
cara licik ilmuan politik dapat
menimbulkan bencana bagi suatu bangsa,
• Penemuan bayi tabung dapat
menimbulkan bencana bagi terancamnya
peradaban perkawinan.
Berkaitan dengan etika, moral dan
estetika maka ilmu itu dapat dibagi menjadi
dua kelompok;
1) Ilmu Bebas Nilai
Setiap membahas tentang ilmu, pasti
membahas tentang etika, karena
sesungguhnya etika erat hubungannya
dengan ilmu.
Ilmu yang dibangun atas dasar ontologi,
epistemologi dan aksiologi haruslah
berlandaskan etika sehingga ilmu itu tidak
bebas nilai.
2. Teori Tentang Nilai
Teori tentang nilai dapat dibagi menjadi dua
yaitu, etika dan estetikan.
a) Etika, cabang filsafat yang membicarakan
perbuatan manusia dan memandangnya
dari sudut baik dan buruk.
Cakupan dari nilai etika adalah:
Adakah ukuran perbuatan yang baik yang
berlaku secara universal bagi seluruh
manusia, apakah dasar yang dipakai untuk
menentukan adanya norma-norma unversal
tersebut.
Nilai etika diperuntukkan pada manusia
saja, selain manusia (binatang, benda, alam)
tidak mengandung nilai etika.
Contohnya dikatakan mencuri, mencuri
itu nilai etikanya jahat, dan orang yang
melakukan itu dihukum bersalah. Tetapi
kalau kucing mengambil ikan dalam lemari,
tanpa izin tidak dihukum bersalah. Yang
bersalah adalah kita yang tidak hati-hati,
tidak menutup atau mengunci pintu lemari.
2. Estetika
Estetika merupakan nilai-nilai yang
berhubungan kreasi seni.
Syarat estetika terbatas pada lingkungannya,
disamping juga terikat dengan uuran-
ukuran etika. Lukisan porno dapat
mengandung nilai estetika, tetapi akal
sehat menolaknya karena tidak beretika.
Sehingga kadang orang mementingkan
nilai panca-indra dan mengabaikan nilai
nurani.
Nilai estetika tanpa diikat oleh ukuran etika
dapat berakibat mudarat kepada estetika,
Kondisi Internal Pengelolaan
Informasi
1. Pengelolaan awal peserta didik
Kemampuan awal peserta didik yaitu
peserta didik telah memiliki pengetahuan,
keterampilan yang merupakan prasyarat
sebelum mengikuti pembelajaran.
Kemampuan awal peserta didik dapat diukur
melalui tes awal, interview atau cara-cara
lain yang cukup sederhana seperti
melontarkan pertanyaan-pertanyaan.
2. Motivasi
Motivasi berperan sebagai tenaga
pendorong yang menyebabkan adanya
tingkah laku ke arah tujuan tertentu.
Dalam proses belajar motivasi instrinsik
lebih menguntungkan karena dapat
bertahan lebih lama.
Kebutuhan untuk berprestasi yang bersifat
instrinsik cenderung relatif stabil, karena
ini berorientasi pada tugas-tugas belajar
yang memberikan tantangan.
3. Perhatian
Perhatian merupakan strategi kognitif untuk
menerima dan memilih stimulus yang
relevan untuk diproses lebih lanjut
diantara sekian banyak stimulus yang
datang dari luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
seseorang adalah faktor internal: minat,
kelelahan dan karakteristik pribadi.
Sedangkan faktor eksternal: intensitas
stimulus, stimulus yang baru, keragaman
stimulus, warna, gerak dan penyajian
4. Persepsi
Persepsi merupakan proses yang bersifat
kompleks yang menyebabkan orang
dapat menerima atau meringkas
informasi yang diperoleh dari
lingkungannya.
Persepsi perlu adanya latihan-latihan dalam
bentuk berbagai situasi. Persepsi
seseorang menjadi lebih mantap dengan
meningkatknya pengalaman.
5. Ingatan
Ingatan adalah suatu sistem aktif yang
menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi yang
telah diterima seseorang. Ingatan sangat
selektif, terbagi jadi 3 tahap; Pertama,
Ingatan Sensorik, (berahir setelah
kegiatan Berahir). Kedua, Ingatan Jangka
Pendek. Ketiga, Ingatan Jangka Panjang.
Daya ingat sangat menetukan hasil belajar
yang diperoleh peserta didik.
6. Lupa
Lupa merupakan hilangnya informasi yang
telah disimpan di dalam ingatan jangka
panjang.
Memori dapat terlupakan karena: tidak ada
informasi yang menarik, kurang ada
pengulangan, tidak ada pengelompokan
informasi yang diperoleh, kesulitan mencari
inforasi
Materi yang tidak dipelajari sampai benar-benar
dikuasai, adanya gangguan dalam bentuk
informasi lain yang menghambatnya untuk
mengingat kembali
7. Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan
dapat diingat kembali setelah sesorang
mempelajari sesuatu, kebalikan lupa.
Tiga faktor yang mempengaruhi retensi,
yaitu materi yang dipelajari pada
permulaanoriginal
( learning), belajar
melebihi penguasaan overlearning),
( dan
pengulangan dengan interval waktu
spaced
( review ).
8. Transfer
Transfer merupaan suatu proses yang telah
pernah dipelajari, dapat mempengaruhi
proses dalam mempelajari materi yang
baru.
Transfer belajar atau transfer latihan berarti
aplikasi atau pemindahan pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, sikap atau
respons-respons lain dari satu situasi ke
situasi lain.
KONDISI EKSTERNAL
1. Kondisi Belajar
Kondisi belajar, merupakan masukkan yang
dapat menyebabkan adanya modifikasi
tingkah laku yang dapat dilihat sebagai
akibat dari adanya proses belajar.
Gagne (1985) mengklasifikasikan
ada 5 macam hasil belajar;
a) Keterampilan intelektual, atau
pengetahuan prosedural yang mencakup
belajar diskriminasi, konsep, prinsip dan
pemecahan masalah yang diperoleh
materi yang disajikan dalam
pembelajaran di kelas
2) Strategi kognitif, kemampuan
untuk memecahkan masalah-masalah
baru dengan jalan mengatur proses
internal masing-masing individu dalam
c. Informasi verbal, kemampuan untuk
mendeskripsikan sesuatu dengan kata-
kata dengan jalan mengatur informasi-
informasi yang relevan.
d. Keterampilan motorik, kemampuan untuk
melaksanakan dan mengkoordinasikan
gerakan-gerakan yang berhubungan
dengan otot-otot.
e. Sikap, suatu kekampuan internal yang
mempengaruhi perilaku seseorang dan
didasari oleh emosi, kepercayaan serta
faktor internal.
2. Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem
pembelajaran yang sangat penting.
Tujuan belajar yang dinyatakan secara
spesifik dapat mengarahkan proses
belajar, dapat mengukur tingkat
ketercapaian tujuan belajar, dan dapat
meningkatkan motivasi belajar.
3. Menarik Perhatian
Cara yang dipakai menarik perhatian peserta
didik adalah; mengetahui minat peserta
didi, memberi pengarahan dan petunjuk
yang memotivasi, menjelaskan tujuan-
tujuan belajar, topik-topik, dan
kesimpulan, memberi advance
“ organizer ”
yang menghubungkan antara materi yang
sudah dipelajari dengan materi yang
akan dipelajari, mengadakan tes awal
atau pertanyaan .
4. Merangsang Ingatan pada prasarat
belajar
Cara untuk meningkatan kemampuan
mengingat peserta didik adalah
memberitahukan keberhasilan belajarnya,
menyuruh mengulang kembali materi
yang dipelajari secara periodik,
mempelajari materi terus-menerus
sampai menguasai sekali, memberikan
latihan berkala, membuat ringkasan,
memberi waktu istirahat setelah belajar
sesuatu, mengadakan telaah kembali
review).
(
5. Menyajikan Bahan Stimulasi dalam
bentuk menarik perhatian
Penyajian yang menarik perhatian, tidak
memberi materi sekaligus dalam jumlah
yang banyak, tidak menyajikan materi
terlalu cepat dan tidak memberi materi
yang hampir serupa sekaligus dalam
waktu yang bersama dan materi bersifat
konstekstual.
6. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Meningkatkan retensi dan alih belajar
dengan cara memberikan bimbingan
belajar atau latihan-lathan, membuat
situasi belajar yang jelas dan spesifik,
membuat situasi belajar yang relevan
dan bermakna tidak hanya belajar materi
yang baru, namun juga mengingat
kembali materi sebelumnya.
7. Meningkatkan Transfer Belajar
Meningkatkan transfer belajar dengan
beberapa cara: menyajikan materi belajar
secara teratur menurut hierarkhis belajar
dari yang sederhana ke yang sulit,
memberikan kesempatan untuk
mengadakan latihan menstransfer dari
materi yang dipelajari ke dalam situasi
yang sesungguhnya di luar kelas,
memberikan tugas-tugas yang serupa,
memberikan materi yang bermakna bagi
peserta didik.
Gagne juga menerapkan 3 perinsip kondisi
eksternal (dari pembelajaran) yang mempengaruhi
proses belajar, yakni:
a) Keterdekatan (contiguity), situasi stimulus
yang hendak direspon oleh siswa harus disampakan
sedekat mungkin waktunya dengan respon yang
diinginkan
b) Pengulangan (repetition), situasi stimulus
dan responnya perlu diulang-ulang atau
dipraktekkan agar belajar dapat diperbaiki dan
meningkatkan retensi belajar
c) Penguatan (reinforcement) belajar sesuatu
yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu
diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
manusia sebagai makhluk berpendidikan
2. Sebutkan dan jelaskan paradigma
pendidikan yang kamu ketahui dan
bagaimana paradigma tersebut
digunakan untuk membangun pendidikan
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai