Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Pajanan Krom


Kromium merupakan unsur yang melimpah yang terdapat di alam dengan
berbagai bentuk oksida,yaitu Cr(0),Cr(III), atau Cr trivalent, Cr(VI), Cr heksavalen.
Kromium secara alami biasa ditemukan dibatuan, tumbuhan, hewan, tanah dan gas,
serta gunung berapi. Kromium merupakan unsur logam berwarna putih, perak,
bersifat getas dan keras, digunakan sebagai campuran besi dalam penyepuhan;
unsur dengan nomor atom 24, berlambang Cr, dan bobot atom 51,996. Kromium
merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat.
Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-
ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda
motor,maupun sebagai pelapis perhiasaan seperti emas, emas yang dilapisi oleh
kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan kromium dengan
besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat. Keracunan ialah kesan kemasukan
bahan “substance” sama ada semula jadi atau sintetik ke dalam tubuh manusia.
Racun boleh memasuki tubuh melalui penelanan, penciuman, penyerapan melalui
kulit atau tersuntik ke bawah lapisan kulit.

B. Dampak Pajanan Krom

1. Karsinogenik

Pada umumnya paparan Cr berasal dari industri kromium yang pigmennya


dapat menyebabkan kanker pada alat penapasan dan paru – paru pada pekerja
karena terhirup debu Cr. Ditemukan 109 kasus kanker dalam industri yang
memproduksi kromat dan 11 kasus dalam industri yang memproduksi pigmen krom.
Berdasarkan gambaran histologis terdapat 123 kasus kanker pada pekerja industry
kromat, 46 kasus kanker kulit, 66 kasus tumor anaplasia, serta 11 kasus
adenokarsinoma. Berdasarkan resiko timbulnya kanker apabila manusia menghirup
udara yang mengandung Cr 1,2 x 10 -2µg/m3. Kanker yang berhubungan dengan
kromium sering terjadidalam sistem pernapasan, terutama sebagai paru-paru, kanker
hidung dan sinus [20]. Reaksi dari Cr (VI) dengan askorbat (reduktor) dan hidrogen
peroksida (pengoksidasi) akan dihasilkan dalam akumulasi radikal hidroksil itu
menyebabkan kerusakan DNA, mutasi, dan meningkatkan potensi kanker [17,19].
Perubahan dalam DNA dapat ditemukan sebagai DNA untai putus, adduksi Cr-
DNA, DNA-DNA dan ikatan silang DNA-protein, dan oksidatif. Kerusakan DNA
[16,21]. Selain itu, Cr (VI) memiliki telah dilaporkan menghambat secara
epigenetik (oleh metilasi) gen penekan tumor p16Ink4A yang sering diubah pada
kanker.

2. Alat Pencernaan

Toksisitas akut Cr melalui alat pencernaan bisa menyebabkan nekrosis


tubulus renalis. Mencerna makanan yang mengandung kadar Cr ( VI ) tinggi bisa
mengganggu pencernaan seperti sakit lambung, muntah perdarahan, luka lambung,
kerusakan ginjal, hati bahkan menyebabkan kematian.

3. Alat Pernapasan

Gejala akut yang terjadi seperti napas pendek, batuk – batuk, kesulitan
bernapas. Sementara itu gejala kronisnya berupa bronchitis, penurunan fungsi paru
– paru dan berbagai gejala pada alat pernapasan. Tergantung pada dosisnya, efek
akutnya termasuk iritasi dan obstruksi saluran udara, dan efek kronis dari paru
iritasi akibat pemaparan melalui inhalasi dapat terjadi sebagai asma, kronis
bronkitis, iritasi kronis, kronis faringitis, rinitis kronis, kemacetan dan hiperemia,
polip di pernapasan bagian atas saluran, trakeobronkitis, dan ulserasi pada selaput
lendir hidung dengan kemungkinan perforasi septum.
4. Kulit dan mata

Paparan Cr melalui kulit bisa berasal dari berbagai produk yang


mengandung Cr seperti kayu yang diawetkan menggunakan Cr dikromat. Paparan di
kulit dapat menyebabkan kemerahan dan pembengkakan. Paparan akut dapat
menyebabkan terbakarnya kulit. Efek kromium sering terjadi dalam bentuk iritasi
atau dermatitis karena alergi. Itu gejala dermatitis termasuk kekeringan, eritema,
kulit pecah-pecah, papula, kecil vesikel, dan pembengkakan

5. Plasenta

Darah wanita hamil yang terpapar div tempat kerja bisa menurun kepada
bayi. Kadar Cr dalam darah bayi bahkan bisa lebih tinggi daripada kadar Cr dalam
darah ibu. Hal ini menunjukkan bahwa Cr bisa ditransportasikan dari ibu ke bayinya
langsung maupun melalui ASI.

6. Kerusakan Tubulus Ginjal

Beberapa studi menunjukkan pajanan kromium dosis rendah dalam jangka


panjang dapat menyebabkan kerusakan tubulus ginjal, dan ditemukan dalam urin
seseorang dengan ginjal yang rusak diantaranya adalah albumin.

7. Efek kesehatan lainnya

Gejala lain mungkin lebih parah jika dosis melebihi ambang batas: gejala
ringan: pusing, umum kelemahan, iritasi mata. Gejala parah: ginjal, hati,
gastrointestinal, jantung, hematologi atau gangguan reproduksi, masalah
pertumbuhan, perforasi hidung, cedera kornea. Kelainan gigi seperti perubahan
warna dan erosi, disertai dengan Cr tinggi konsentrasi dalam papilla lidah.
C. Lampiran Gambar

Gambar 1 Kanker Kulit Gambar 3 Infeksi Kornea

Gmabar 2 Kanker Kulit


DAFTAR PUSTAKA

Zhang X, Zhang X, Wang X, Jin L, Yang Z, Jiang C et al. Chronic occupational exposure
to hexavalent chromium causes DNA damage in electroplating workers. BMC
Public Health. 2011;11(1):224.

Graham N. Guidelines for drinking-water quality, 2nd edition, Addendum to Volume 1 –


Recommendations, World Health Organisation, Geneva. 1998;36. Urban Water.
1999;1(2):183.

SCHER (Scientific Committee on Health and Environmental Risks), Opinion on Cr VI in


toys. European Commission. 2015; 46.

ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygienists). Documentation of


the threshold limit values for chemical substances and physical agents. Biological
exposure indices; 2013.

Anda mungkin juga menyukai