Anda di halaman 1dari 4

UTS GEOLOGI MINYAK BULUS

Andriandita

Pagar Cox

Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di laboratorium, namun
berbagai factor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya di dalam
sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian dikenal sebagai pagar
Cox diantaranya sebagai berikut.

1. Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine,
fasies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat disekitar pantai.
2. Minyak bumi memang merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
3. Minyak bumi terdapat dari umur Kambriaum – Pleistosen
4. Temperatur reservoir rata-rata 107oC dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai
200oC. Di atas temperature ini, forfirin sudah tidak bertahan.
5. Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai dengan adanya forfirin dan
belerang.
6. Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8 -10.000 psi.
7. Susunan minyak bumi tidak mengalami perubahan yang disebabkan karena migrasi.

Data Geokimia

Data geokimia memberikan bbrp keterangan mengenai terjadinya hc (Colombo,’61).

1) Susunan molekul hc, terutama dalam kisaran bensin, tidak memperlihatkan adanya
keseimbangan termodinamik.

2) Hc pada umumnya aktif secara optik

3) Hc mengandung beberapa senyawa yang memperlihatkan kesamaan struktur terhadap zat


organik yang diisolir dari hewan dan tumbuhan

4). Beberapa komponen Hc termasuk kompleks porfirin tidak stabil pada temberatur 250-3000C,
menunjukkan bahwa proses geokimia dalam sejarah terjadinya Hc berlangsung pada temperature
rendah.
5) Ratio C13/C14 dalam Hc sangan mirip dengan zat organik C yang terdapat dalam CO2 di udara
dan batuan karbonat.

6) Bagian terbesar dari Hc setidak-tidaknya dalam fraksi titik didih rendah terdiri dari beberapa
senyawa saja.

7) Parafin normal merupakan susunan utama Hc.

8) Beberapa Hc memperlihatkan kelebihan n-parafin dengan nomor atom ganjil disbanding dengan
nomor atom genap, menunjukkan mekanisme pembentukannya adalah dekarboksilasi asam lemak.

9) Penyusunan siklo-alkan & rantai aromatik bercabang dalam Hc sesuai dengan transformasi n-
parafin.

10) Zat lain yang mudah direduksi pada umumnya tidak hadir pada Hc, menunjukkan
pembentukan pada lingkungan reduksi yang kuat.

11) Hc tidak mengandung lebih dari 0,5% nitrogen dan 1% oksigen.

Parameter Batuan Induk

Untuk keperluan identifikasi batuan induk, maka parameter yang dinilai dalam
penginterpretasiannya adalah:

 Kuantitas (quantity) yang dapat diperoleh dengan mengetahui persentase jumlah material
organik di dalam batuan sedimen.18
 Kualitas (quality) /Jenis kerogen. Kualitas/Jenis diketahui dengan Indeks Hidrogen yang
dimiliki oleh batuan induk. Dengan mengetahui besarnya maka tipe kerogennya dapat
diketahui sehingga produk yang dihasilkan pada puncak pematangan dapat pula diketahui.
 Kematangan (maturity). Dengan mengetahui tingkat kematangan suatu batuan maka dapat
diperkirakan kemampuan batuan tersebut untuk menggenerasikan minyak atau gas bumi.
Tingkat kematangan suatu batuan dapat diketahui dengan pemantulan vitrinit (% Ro),
indeks alterasi termal (TAI) dan temperatur maksimum pada pirolisis (Tmax).

Metode Evaluasi Batuan Induk


1. Analisa Kandungan Material Organik
Analisa ini adalah untuk menghitung Total Organic Carbon menggunakan alat bernama
Leco Carbon Analyzer dan kemudian dimasukkan ke klasifikasi Peters & Cassa 1994.
Kemudian dihitung pula Potential Yield (S1 + S2) yang merupakan hasil pirolisis. S1
menunjukkan jumlah hidrokarbon bebas yang dapat diuapkan tanpa melalui proses
pemecahan kerogen. S2 menunjukkan jumlah hidrokarbon yang dihasil melalui proses
pemecahan kerogen yang mewakili jumlah hidrokarbon yang dapat dihasilkan batuan
selama proses pematangan secara alamiah.
2. Analisa Tipe Material Organik
Analisa ini menggunakan Rock Eval Pyrolisis, yaitu analisa komponen hidrokarbon pada
batuan induk dengan cara melakukan pemanasan bertahap pada sampel batuan induk.
Selama pemanasan ada dua HC yang keluar.
 HC pertama keluar pada 250º C, merupakan HC yang sudah ada di dalam,
digambarkan dlm bentuk S1.
 Pada temperatur 350º C, jenis HC kedua mulai muncul, dan mencapai maksimum
pada temp 420 - 460º C. HC ini disebut S2. Temperatur maksimum pada saat S2
disebut Tmaks
 CO2 juga dikeluarkan dari kerogen dan direkam sebagai S3
 Indeks Hidrogen (HI) adalah S2 / TOC
 Indeks Oksigen (OI) adalah S3 / TOC
3. Analisa Kematangan Material Organik
Kerogen yg telah matang akan membawa perubahan pada vitrinit dan akan diiringi dengan
kemampuan partikel tersebut untuk memantulkan cahaya yang jatuh padanya. Tingkat
kematangan yang teramati dari nilai Ro ini akan bertambah secara teratur dengan
bertambahnya kedalaman.(Pemantulan Vitrinit/ Ro).

Batuan Induk di Indonesia

Berdasarkan Kualitasnya Batuan Induk Dibagi 3 (Waples ‘85) :

 Batuan induk efektik adalah batuan induk yang telah membentuk dan mengeluarkan
hidrokarbon. Contoh di Indonesia adalah Shale Brown Pematang Formation, Shale Lahat
Formation, Batugamping Kais.
 Batuan induk possible adalah batuan sedimen yang belum pernah di evaluasi potensinya
tetapi mempunyai kemungkinan membentuk dan mengeluarkan hidrokarbon. Contohnya
di Indonesia adalah Batulempung Karbonat Formasi Nanggulan, Batulempung Hitam
Formasi Lahat, Lignit dan Batulempung Formasi Talang Akar.
 Batuan induk potensial adalah batuan sedimen yang belum matang tetapi mempunyai
kemampuan membentuk dan mengeluarkan hidrokarbon jika pematangannya bertambah
tinggi.

Teori Transformasi Hidrokarbon

1. Degradasi Termal. Temperature merupakan faktor penting. Welte 1964 dan Phillipi 1965
yang memperhitungkan bahwa faktor temperatur dapat digantikan dengan faktor waktu.
2. Reaksi Katalis. Cracking terjadi pada temperature rendah dan berjalan lebih cepat apabila
menggunakan lembung sebagai katalisator (asam silikat) (Brooks, 1954)
3. Radioaktivitas. Penelitian yang dilakukan Whitehead (1954) membuktikan kemampuan
pembentukan Hc minyak bumi dari zat organik, misalnya bombardemen asam lemak oleh
partikel-partikel alfa membentuk Hc parafin.
4. Aktivitas Bakteri. Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan Hc minyak
bumi dan memegang peranan dari sejak matinya zat organik sampai pada waktu diagenesa.
(Zobell 1945)
5. Tanpa suatu proses tertentu. Levorsen (1958) berpendapat bahwa organisme membentuk
hidrokarbon sebagai bagian dari proses metabolisme dalam siklus hidupnya yang normal.

Anda mungkin juga menyukai