Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq lagi sempurna untuk

mengatur kehidupan manusia di bumi mulai dari kita lahir hingga kita mati, Islam

sebagai syariat terakhir mempunyai keunikan tersendiri, ia bukan saja komprehensif,

tetapi juga universal. Sifat – sifat istimewa ini mutlak diperlukan, sebab tidak akan ada

syariat lain yang datang untuk menyempurnakannya. Komprehensif berarti ia

merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah), maupun sosial (muamalah).

Dalam bermuamalah diturunkan untuk menjadi aturan main (rules of game) dalam

keberadaan manusia sebagai makhluk sosial.1

Sejak Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama yang berdiri

pada tahun 1991 atas hasil kerja Tim Perbankan MUI2 hingga sekarang tahun

2017 bank syariah telah mengalami perkembangan, ini dilihat dari banyaknya

jumlah bank syariah di Indonesia, terhitung hingga akhir Desember 2016 total

bank syariah telah mencapai 34 Bank syariah yang terdiri dari 13 BUS (Badan

Usaha Syariah) dan 21 UUS (Unit Usaha Syariah) serta 166 BRPS (Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah)3. Perkembangan bank syariah juga disebabkan oleh

penduduk Indonesia yang mayoritas muslim yang mulai tersadar akan manfaat

1
2
Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani,2001. Hml. 25
3
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah Desember 2016 (Jakarta,2017). Hml.
sistem ekonomi berbasis syariah dan sadar akan bank konvensional yang

mengandung riba.

Di Indonesia terdapat 2 prinsip yang dianut oleh bank, yaitu konvensional dan

syariah4. Bank syariah dengan bank konvensional di Indonesia memiliki selisih

usia yang cukup jauh, hal ini menyebabkan jumlah nasabah bank konvensional

lebih banyak dari bank syariah, hal ini menyebabkan market share bank syariah

sulit untuk berkembang.

Masyarakat Indonesia khususnya yang beragama muslim perlahan mulai

paham dan sadar akan keuntungan menggunakan prinsip syariah, akan tetapi

kesadaran tersebut tidak diikuti oleh pembukaan rekening pada bank syariah,

salah satu penyebabnya adalah masih memilikinya utang atau kredit di bank

konvensional. Misalnya saja pada pembiayaan rumah atau KPR, rumah sebagai

salah satu kebutuhan primer manusia menjadi sangat penting untuk dimiliki untuk

semua golongan, baik golongan mampu maupun kurang mampu. Tak jarang

dahulu sebelum ada bank syariah mereka mengajukan pembiayaan kepada bank

konvensional untuk mendapatkan kebutuhan papan atau rumah tersebut.

Beberapa bank syariah yang melihat hal ini memiliki produk KPR dengan

pengalihan utang yang prakteknya diatur oleh Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia melalui fatwa No.31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan

utang.

4
Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007. Hlm.
Dengan beberapa uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian yang berkaitan pembiayaan KPR pada bank syariah dengan cara

pengalihan utang pada bank konvensional. Oleh karena itu, penulis membuat

penulisan dengan judul “ IMPLEMENTASI FATWA DSN NOMOR 31/DSN-

MUI/VI/2002 TENTANG PENGALIHAN UTANG PADA PEMBIAYAAN

RUMAH PADA BANK KONVENSIONAL KE BANK SYARIAH ”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka didapat rumusan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi Fatwa DSN No.31/DSN-MUI/VI/2002

tentang pengalihan utang pada pembiayaan rumah dari bank

konvensional ke Bank Syariah Mandiri ?

2. Apa saja masalah – masalah yang dihadapi oleh bank syariah

dalam implementasi Fatwa DSN No.31/DSN-MUI/VI/2002

tentang pengalihan utang pada pembiayaan rumah dari bank

konvensional ke Bank Syariah Mandiri ?

3. Solusi apa yang digunakan oleh bank syariah dalam mengatasi

masalah – masalah tersebut ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1. Mengetahui Implementasi Fatwa DSN No.31/DSN-MUI/VI/2002

tentang pengalihan utang pada pembiayaan rumah dari bank

konvensional ke Bank Syariah Mandiri.

2. Mengetahui masalah – masalah yang dihadapi oleh bank syariah

dalam implementasi Fatwa DSN No.31/DSN-MUI/VI/2002

tentang pengalihan utang pada pembiayaan rumah dari bank

konvensional ke Bank Syariah Mandiri.

3. Mengetahui solusi yang digunakan oleh bank syariah dalam

mengatasi masalah – masalah tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Bank Syariah

Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan dalam meningkatkan

market share.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi untuk melakukan pengalihan utang dari

bank konvensional ke bank syariah.

c. Bagi Peneliti

Sebagai sumber informasi untuk di kembangkan kemudian hari demi

kepentingan umat dan bangsa.

1.5 Kerangka Penelitian


Dilihat dari latar belakang di atas, maka dapat di gambarkan dengan kerangka

sebagai berikut :

FATWA DSN No.31/DSN-MUI/VI/2002


Tentang pengalihan utang

Bank Syariah

Pembiayaan pengalihan utang


KPR

Sesuai atau tidak dengan


FATWA DSN No.31/DSN-MUI/VI/2002

Anda mungkin juga menyukai