LP Nyeri
LP Nyeri
(NYERI)
B. Klasifikasi Nyeri
Nyeri berdasarkan tempatnya :
1) Pheiperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh . Misalnya : pada
kulit mukosa
2) Deep Pain, nyeri yang terasa pada organ dalam
3) Revured Pain, nyeri dlam yang disebabkan karena penyakit organ
4) Central Pain , nyeri karena perangsangan system saraf pusat, spinal cord, batang
otak, thalamus
1) Nyeri akut , nyeri yang dirasakan sangat singkat dan berakir kurang dari 6 bulan
2) Nyeri kronis, Nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan, bahkan berbulan-bulan
dan bertahun-tahun.
C. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan
nyeri dalam intensitas sama dirasakan sangat berbead oleh dua orang yang berbeda.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri berat
terkontrol
0 : tidak nyeri
7-9 : nyeri berat , secara objektif klien trkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri,tidak
dapat mendiskripsikannya , tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas dan
distraksi
D. Fungsi Fisiologi
1. Nosiseptor
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
yang bebas dalam kulit yang beresspon hanya terhadap stimulus kuat yang
secara potensial merusak . Secara anatomis reseptor nyeri ada yang ada yang
bermielin dan ada yang tidak bermielin.
2. Prostaglandin
Semua diawali dengan degradasi fosfolipid membrane sel menjadi asam
arakidonat, yang diperantarai oleh enzim fosfolipare Az. Tahap pertama ini
dihambat oleh kortikostiroid sejak terbentuk asam arakhidonat / terjadi dua jalir
proses metabolisme.
1) Cara metabolisme melalui siklooksigenasi yang berakhir dengan
pembentukan pospaglandin, zat ini kemudian dilepaskan dan menimbulkan
gangguan yang berperan dalam proses inflamasi , edma, menimbulkan rasa
nyeri local , kemerahan (eritema) local. Selain itu meiningkatkan kepekaan
ujung-ujung syaraf terhadap rangsangan nyeri (nosiseptor)
2) Cara metabolisme melalui lipooksigenasi yang berakhir dengan terbentuknya
leukotrien. Leukotrien meningkatkan daya kemotaktik polinuklear dan
menghasilkan radikal bebas dengan akibat terjadinya lesi.
3. Neuregulator
Subtansi yang memberikan efek transmisi stimulus syaraf , berperan penting
pada pengalaman nyeri . subtansi ini ditemukan pada nosiseptor pada akhir
syaraf dalam komodorsalis medulla spinalis dan pada tempat reseptor dalam
saluran spinotalamik. Neuroregulator ada dua macam yaitu neurotransmitter dan
neuromedulator.
Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah snaptik antara
dua serabut syaraf , contoh : subtansi p , serotonin , prostaglandin
Neuromedulator memodifikasi aktifitas syaraf dan mengatur transmisi
stimulus syaraf tanpa menstransfer secara langsung sinyal syaraf yang
melalui synaps ,contoh : endhorphin, bradiikinin. Neuromedulator diyakini
aktifitasnya secara tidak langsung bisa meningkatkan atau menurunkan efek
sebagian neurotransmitter.
4. Enzim Cyeloxygenase
Adalah suatu enzim yang mengakatalisi sitemis Prostaglandin dari asam
arakidonat. Prostaglandin memedrasi sejumlah basar ditubuh termasuk inflamasi,
nyeri, sekresi pelindung lapisan lambung, mempertahankan perfusi renal, dan
agregasi pabelet.
E. Proses Fisiologis
1. Resepsi (proses perjalanan nyeri )
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik ,termal, kimia )
akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti fistamin brodikinin,
kalium. Subtansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi , apabila nosiseptor
mencapai cabang nyeri , maka akan timbul impils syaraf yang akan dibawa oleh
serabut syaraf perifer . (mekanik, termal, kimia ) pengeluaran histamine ,
brodikinin , kalium , nosisptor, impuls syaraf, serabut syaraf perifer,
neurotransmitter, pusat syaraf diotak,respon reflek protektif .
2. Persepsi (kesadaran seseorang terhadap nyeri )
Stimulus nyeri yang ditransmisikan kemedula spinale , naik ke
thalamus , selanjutnya serabut mentransmisikan nyeri ke seluruh bagian otak,
termasuk area libik . Area ini mengandung sel-sel yang bisa mengontrol emosi (
khusunya ansietas )Area limbic yang akan berperan dalam memproses reaksi
emosi terhadap nyeri setelah trensmisi syaraf berakir dipusat otak , maka
individu mempersepsikan nyeri. Stimulus nyeri, medulla spinalis, thalamus, otak
( area limbic ) reaksi , emosi, pusat otak , persepsi
3. Reaksi (respon fisiologi dan perilaku setelah mempresepsikan nyeri )
Impuls nyeri ditransmiskan ke medulla spinalis menuju ke batang
otak dan thalamus . Sistem syaraf otonom menjadi terstimulasi, syaraf simpatis
dan parasimpatis bereaksi , maka akan muncul respon fisiologis dan muncul
perilaku.
Impuls nyeri , medulla spinalis , batang otak , dan thalamus , system
syaraf otonom , respon fisiologis dan perilaku. Individu yang mengalami nyeri
dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang
berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat
menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu lelah untuk memerintah
atau menangis . Pasien dapat tampak rileks dan dan terlibat dalam aktifitas
karena menjadi sangat mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri
stimulus (zat kimia , p0anas, mekanik , listrik, mikrorganisme )
Kompres
o Kompres panas
Mempertahankan sirkulasi darah
Mengurangi rasa nyeri
Mengurangi pristaltik usus
o Kompres dingin
Menurunkan suhu tubuh
Mencegah peradangan usus
Luka menjadi bersih
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
o Klien menyatakan merasa sehat
o Klien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki saat ini/itu
o Klien menggunakan terapi di RS dengan aman .
II. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri
b. Riwayat kesehatan sekarang : Mulai kapan dimulai nyeri (akut/ kronis ) pada nyeri ,
skala nyeri .
c. Riwyat penyakit dahulu : melalui kemungkinan pernah nyeri atau pengelaman nyeri
dimasa lalu , penyakit penyebab nyeri
d. Riwayat penyakit keluarga : meliputi penyakit menulae / menahan yang mengakibatkan
nyeri.
C.Evaluasi
1. Pasien mengatakan Nyeri hilang
Beranda g. Suzzne C, 2001, Buku ajar keperawatan medical bedah and Sunddart Edisi
dan Vol. 1 Jakarta 1. EGC
Doenges , Morilyin E. 1999. Rencana Asuhan keperawatan Edisi 3 . Jakarta : EGC
Potter & Perry . 2006 Fundamental Keperawatan Edisi 4 Vol 2 . Jakarta : EGC