Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

(NYERI)

I. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Nyeri


A. Pengertian
Nyeri merupakan sensasi yang rumit , untuk ,universal ,dan bersifat individual .
Nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori
maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau
factor lain sehingga individu merasa tersiksa , menderita dan akhirnya membantu
aktifitas sehari-hari, psikis dan lain-lain ( Asmadi, 2008 )
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter & Perry , 2005)

B. Klasifikasi Nyeri
Nyeri berdasarkan tempatnya :
1) Pheiperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh . Misalnya : pada
kulit mukosa
2) Deep Pain, nyeri yang terasa pada organ dalam
3) Revured Pain, nyeri dlam yang disebabkan karena penyakit organ
4) Central Pain , nyeri karena perangsangan system saraf pusat, spinal cord, batang
otak, thalamus

Nyeri berdasarkan sifatnya

1) Incidental Pain, nyeri yang timbul dan sewaktu-waktu dapat menghilang


2) Stedy Pain, nyeri yang timbul dan menetap dan dirasakan dalam waktu yang
lama
3) Paraximal Pain, nyeri berintensitas tinggi dan kuat sekali , nyeri biasanya
menetap kurang lebih 10-15 menit menghilang kemudian timbul lagi

Nyeri berdasarkan berat ringannya

1) Nyeri ringan , yaitu nyeri dengan intensitas rendah


2) Nyeri sedang , yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi
3) Nyeri berat yaitu nyeri dengan intensitas berat

Nyeri berdasarkan lama waktunya serangan :

1) Nyeri akut , nyeri yang dirasakan sangat singkat dan berakir kurang dari 6 bulan
2) Nyeri kronis, Nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan, bahkan berbulan-bulan
dan bertahun-tahun.

C. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan
nyeri dalam intensitas sama dirasakan sangat berbead oleh dua orang yang berbeda.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri berat
terkontrol

0 : tidak nyeri

1-3 : nyeri ringan , secara objektif klien dapat berkomunikasi

4-6 : nyeri sedang, secara objektif klien mendesis, meringi,dapat menunjukan


lokasi nyeri, dapat mendiskripsikannya, dapatt mengikuti perintah dengan
baik.

7-9 : nyeri berat , secara objektif klien trkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri,tidak
dapat mendiskripsikannya , tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas dan
distraksi

10 : nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi ,


memukul

D. Fungsi Fisiologi
1. Nosiseptor
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
yang bebas dalam kulit yang beresspon hanya terhadap stimulus kuat yang
secara potensial merusak . Secara anatomis reseptor nyeri ada yang ada yang
bermielin dan ada yang tidak bermielin.
2. Prostaglandin
Semua diawali dengan degradasi fosfolipid membrane sel menjadi asam
arakidonat, yang diperantarai oleh enzim fosfolipare Az. Tahap pertama ini
dihambat oleh kortikostiroid sejak terbentuk asam arakhidonat / terjadi dua jalir
proses metabolisme.
1) Cara metabolisme melalui siklooksigenasi yang berakhir dengan
pembentukan pospaglandin, zat ini kemudian dilepaskan dan menimbulkan
gangguan yang berperan dalam proses inflamasi , edma, menimbulkan rasa
nyeri local , kemerahan (eritema) local. Selain itu meiningkatkan kepekaan
ujung-ujung syaraf terhadap rangsangan nyeri (nosiseptor)
2) Cara metabolisme melalui lipooksigenasi yang berakhir dengan terbentuknya
leukotrien. Leukotrien meningkatkan daya kemotaktik polinuklear dan
menghasilkan radikal bebas dengan akibat terjadinya lesi.
3. Neuregulator
Subtansi yang memberikan efek transmisi stimulus syaraf , berperan penting
pada pengalaman nyeri . subtansi ini ditemukan pada nosiseptor pada akhir
syaraf dalam komodorsalis medulla spinalis dan pada tempat reseptor dalam
saluran spinotalamik. Neuroregulator ada dua macam yaitu neurotransmitter dan
neuromedulator.
 Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah snaptik antara
dua serabut syaraf , contoh : subtansi p , serotonin , prostaglandin
 Neuromedulator memodifikasi aktifitas syaraf dan mengatur transmisi
stimulus syaraf tanpa menstransfer secara langsung sinyal syaraf yang
melalui synaps ,contoh : endhorphin, bradiikinin. Neuromedulator diyakini
aktifitasnya secara tidak langsung bisa meningkatkan atau menurunkan efek
sebagian neurotransmitter.
4. Enzim Cyeloxygenase
Adalah suatu enzim yang mengakatalisi sitemis Prostaglandin dari asam
arakidonat. Prostaglandin memedrasi sejumlah basar ditubuh termasuk inflamasi,
nyeri, sekresi pelindung lapisan lambung, mempertahankan perfusi renal, dan
agregasi pabelet.
E. Proses Fisiologis
1. Resepsi (proses perjalanan nyeri )
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik ,termal, kimia )
akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti fistamin brodikinin,
kalium. Subtansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi , apabila nosiseptor
mencapai cabang nyeri , maka akan timbul impils syaraf yang akan dibawa oleh
serabut syaraf perifer . (mekanik, termal, kimia ) pengeluaran histamine ,
brodikinin , kalium , nosisptor, impuls syaraf, serabut syaraf perifer,
neurotransmitter, pusat syaraf diotak,respon reflek protektif .
2. Persepsi (kesadaran seseorang terhadap nyeri )
Stimulus nyeri yang ditransmisikan kemedula spinale , naik ke
thalamus , selanjutnya serabut mentransmisikan nyeri ke seluruh bagian otak,
termasuk area libik . Area ini mengandung sel-sel yang bisa mengontrol emosi (
khusunya ansietas )Area limbic yang akan berperan dalam memproses reaksi
emosi terhadap nyeri setelah trensmisi syaraf berakir dipusat otak , maka
individu mempersepsikan nyeri. Stimulus nyeri, medulla spinalis, thalamus, otak
( area limbic ) reaksi , emosi, pusat otak , persepsi
3. Reaksi (respon fisiologi dan perilaku setelah mempresepsikan nyeri )
Impuls nyeri ditransmiskan ke medulla spinalis menuju ke batang
otak dan thalamus . Sistem syaraf otonom menjadi terstimulasi, syaraf simpatis
dan parasimpatis bereaksi , maka akan muncul respon fisiologis dan muncul
perilaku.
Impuls nyeri , medulla spinalis , batang otak , dan thalamus , system
syaraf otonom , respon fisiologis dan perilaku. Individu yang mengalami nyeri
dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang
berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat
menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu lelah untuk memerintah
atau menangis . Pasien dapat tampak rileks dan dan terlibat dalam aktifitas
karena menjadi sangat mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri
stimulus (zat kimia , p0anas, mekanik , listrik, mikrorganisme )

F. Faktor –faktor yang mempengaruhi nyeri


1. Usia
Merupakan variable penting dalam mempengarihi nyeri, khusunya pada anak-anak
dan lansia. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri dan
prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri , pada lansia yang
mengalami neyri perlu dilakukan pengkajian diagnose dan penatalaksanaan nyeri ,
poerlu dilakukan pengkajian diagnose dan penatalaksanaan secara objektif .
2. Jenis kelamin
Crill ( 1990)mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan
dalam merespon nyeri , justru lebih dipengaruhi factor budaya ( misalnya : tidak
pantas laki-laki mengeluh nyeri dan wanita boleh mengeluh nyeri ).
3. Kultur
Orang belajar dari budaya, bagaimana seharusnya , mereka berespon terhadap nyeri
misalnya penganut suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat
yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan , jadi merka tidak
mengeluh jika ada nyeri.
4. Makna Nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan
bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seseorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri mempengaruhi
persepsi nyeri, Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
, sedangkan upaya pengalihan (ditraksi ) dihubungkan dengan respon nyeri yang
menurun .
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas .
7. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau dan saat nyeri yang
sama timbul , maka ia akan lebih mudah mengatasi, misalnya : mudah tidaknya
seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman dimasa lelu dan mengatasi nyeri.
8. Pola Koping
Pola koping adaktif akan menpermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya
pola koping yang meladaktif akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
9. Support keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung kepada anggota keluarganya
atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan (Tamsuri, 2007).
C.Penatalaksanaan nyeri
 Intervensi Farmakologi(Medis )
o Pengkajian sebelum nelakukan analgesic
o Pendekatan dalam menggunakan preporat analgesic
o Rute pemberian agen analgesic
o Agen analgetik dan analgetik spesifik
o Obat-obatan anti inflamasi dan steroid
 Tindakan Non Farmakologis (Keperawatan )
o Distraksi adalah pengalihan perhatian klien dari nyeri , misalnya : bernafas lembat dan
teratur , dan mendengarkan music.
o Relaksasi adalah klien dengan posisi nyaman . klien dengan pikiran yang istirahat dan
lingkungan yang tenang
o Masase
Mengurangi ketegangan otot
Meningkatkan relaksasi fisik dan fisikologis
Meningkatkan peredaran yang dipijat

 Kompres
o Kompres panas
Mempertahankan sirkulasi darah
Mengurangi rasa nyeri
Mengurangi pristaltik usus
o Kompres dingin
Menurunkan suhu tubuh
Mencegah peradangan usus
Luka menjadi bersih
 Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
o Klien menyatakan merasa sehat
o Klien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki saat ini/itu
o Klien menggunakan terapi di RS dengan aman .
II. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri
b. Riwayat kesehatan sekarang : Mulai kapan dimulai nyeri (akut/ kronis ) pada nyeri ,
skala nyeri .
c. Riwyat penyakit dahulu : melalui kemungkinan pernah nyeri atau pengelaman nyeri
dimasa lalu , penyakit penyebab nyeri
d. Riwayat penyakit keluarga : meliputi penyakit menulae / menahan yang mengakibatkan
nyeri.

2. Mengkaji persepsi nyeri


o Kateter nyeri (letak , irama , kualitas )
o Faktor yang meredakan nyeri
o Intensitas nyeri

3. Mengkaji respon psikologik dan perilaku terhadap nyeri


- Indikator psikologi nyeri
Respon perilaku terhadap nyeri
Persepsi : Tidak kesdaran seseorang terhadap nyeri , stimulus nyeri yang ditransmitik ke
medulla spinalis ke thalamus dan otak tengah .
Reaksi : Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisiologis dan perilaku yang terjadi
setelah mempresepsikan nyeri pada saat impuls nyeri naik kemedula spinalis menuju ke
batang otak dan thalamus.
4. Mengkaji ekspresi wajah
Skala ini terjadi dari enam wajah dengan profil yang sedang
tersenyum ( tidak merasa nyeri ) kemudian bertahap menjadi wajah kurang bahagia ,
wajah yang sangat ketakutan . ( nyeri yang sangat )
5. Mengkaji dengan PQRST
o Propokatif : apa yang menyebabkan nyeri terjadi
o Qualitatif : kualitas dari nyeri tersebut ( missal : nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum,
terbakar )
o Region : tempat dirasakan nyeri
o Scala : skala nyeri
o Time : Nyeri hilang timbul

B.Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


1. Gangguan rasa aman dan nyaman nyeri b/d trauma jaringan lunak berasal dari spasme
otot, maka intervensinya adalah :
- Pertahankan mobilisasi dengan yang sakit dengan ghips
- Kaji tingkat nyeri
- Dorong penggunaan teknik manajemen stress
- Kolaborasi dengan tim medis
2. Gangguan difungsi neuvaskuler periver berasal dari intervensi aliran darah, cidra
vaskkuler langsum edema , berlebihan maka intervensinya :
- Evaluasi adanya / kualitas nadi perifer distal terhadap cidra melalui palpasi
-Kaji aliran kapiller warna kulit dan kehangatan distal fraktur
-Berikan analgesic sesuai indikasi
-Pastikan informasi yang tepat
-Kolaborasi dengan tim medis
3. Gangguan mobilisasi fisik dari kerusakan rangka neuromuskuler nyeri /
ketidaknyamanan maka intervensinya :
-Kaji drajat mobilitas yang dihasilkan oleh cidra / pengobatab dari perhatian terhadap
mobilisasi .
- interaksikan pasien untuk rentang gerak
-Anjurkan ambulasi diri
-Posisi semi fowler

C.Evaluasi
1. Pasien mengatakan Nyeri hilang

2. Menunujukan tindakan santai , mampu bersdaptasi dalam aktifitas/ tidur

3. Mempertahankan fungsi jaringan dibuktikan oleh terabanya nadi , kulit hangat

4. Meningkatkan mobilitas pada timgkat tinggi

5. Menunujukan teknik yang mampu melakukan aktifitas

6. Mencapai penyembuhan luka sesuai , waktu, besar drainase dan demam.


DAFTAR PUSTAKA

Beranda g. Suzzne C, 2001, Buku ajar keperawatan medical bedah and Sunddart Edisi
dan Vol. 1 Jakarta 1. EGC
Doenges , Morilyin E. 1999. Rencana Asuhan keperawatan Edisi 3 . Jakarta : EGC
Potter & Perry . 2006 Fundamental Keperawatan Edisi 4 Vol 2 . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai