Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk agar untuk menjaga lisan
agar terhindar dari kesalahan dalam membaca Al-Qur’an. Allahnu atau
kesalahan dalam membaca Al-Qur’an dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Allahnu jaliyyu, adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafazh-lafazh
dalam Al-Qur’an, baik yang dapat merubah arti ataupun tidak, sehingga
menjalahi urf’ qurro (seperti ‘ain dibaca hamzah, atau merubah harakat
fathah menjadi dzammah, dll). Melakukan kesalahan ini dengan sengaja
hukumnya haram.
2. Allahu khofiyyu, adalah kesalahan yang terjadi katika membaca lafazh-
lafazh dalam Al-Qur’an yang menjalahi ‘urf qurro, kurang panjang dalam
membaca Mad wajib muttashil, dll. Melakukan kesalahan ini dengan
sengaja hukummya makruh.
3. Definisi Basmallah
6
F. Makharijul Huruf
1. Definisi Makharijul Huruf
Kata makharijul huruf berasal dari bahasa arab, yang terdiri dari dua
kata, yaitu sebagai berikut:
a. Makharij
Kata ini adalah jama’ dari kata makhraj yang berarti tempat keluar.
b. Al-huruf
Kata ini adalah jama’ al-harfu yang berarti huruf.
Jadi menurut bahasa yang dimaksud dengan makharijul huruf itu ialah
tempat- tempat keluarnya huruf.
Sedangkan menurut istilah dalam ilmu tajwid, yang dimaksud dengan
makharijul huruf yaitu tempat-tempat atau letak keluarnya huruf-huruf
hijaiyah ketika membunyikannya. Sebagai seorang muslim, mempelajari
ilmu tentang makharijul huruf ini sangatlah penting. Dengan mempelajari
ilmu ini, akan dapat membunyikan huruf-huruf arab dengan tepat sesuai
dengan tempat keluarnya (makhraj-nya), sehingga dapat membaca al-
Qur’an dengan fasih dan benar.
G. Shifatul Huruf
1. Definisi sifat huruf
Pengertian menurut bahasa: apa-apa yang ada pada sesuatu yang dapat
memberikan makna, seperti hitam, putih dan apa-apa yang menyerupainya.
Pengertian menurut istilah: sifat yang baru datang pada saat huruf itu
keluar dari makhrajnya, yaitu jelas, lunak dan lain sebagainya.
Agar huruf yang keluar dari mulut kita semakin sesuai dengan
keaslian huruf-huruf al- Qur’an itu sendiri.
Melalui sifatnya, seseorang akan mampu membedakan suatu huruf,
dengan keadaan pengucapan seperti tertahan, berdesing, melantun dan
sebagainya.
Kelebihan memahami sifat huruf ini adalah sebagai pelengkap kepada
makhraj. Dengan mengetahui sifatnya, kita dapat membedakan lafadz
pengucapan bagi huruf yang makhrajnya sama.
Tambahan pula, kita akan dapat mengenal huruf yang kuat dan lemah
atau huruf yang dilafadzkan secara tebal dan tipis karena sifat yang wujud
pada hurufnya.
Sifat huruf juga membantu ketepatan sebutan suatu huruf supaya
dapat dilafadzkan dengan betul, terutamanya bagi huruf yang hampir sama
pengucapanya seperti huruf tha ( )ثdengan sin ()س, ha’ ( )حdengan ha ()هـ.
b. Idgham
Menurut bahasa: idgham artinya meleburkan/memasukkan. Hukum
bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Idgham ma’al ghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim ()م, nun
()ن, wau ()و, dan ya’ ()ي, maka ia huruf dibaca dengan dengung.
2) Idgham bilaghunnah
ْ atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra’ ()ر, dan
Jika nun mati ()ن
lam ()ل, maka ia harus dibaca tanpa dengung.
Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgham
tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti ان ٌ صن ََو ٌ قَن ََو،
َ dan ،ان
ٌ َ بُ ْني،أَدٌّ ْنيَا, maka nun mati ()ن
ان ْ atau tanwin tersebut dibaca jelas.
3) Iqlab
ْ atau tanwin bertemu dengan
Hukun ini terjadi apabila nun mati ()ن
ْ atau tanwin
huruf ba’ ()ب. Dalam bacaan ini, bacaan nun mati ()ن
berubah menjadi bunyi mim ()م.
4) Ikhfa’haqiqi
ْ atau tanwin (ـــًـــ، ــٍـــ، )ــٌـــbertemu dengan huruf-
Jika nun mati ()ن
huruf seperti ta’ ()ت, tha’ ()ث, jim ()ج, dal ()د, dzal ()ذ, zai ()ز, sin ()س,
syin ()ش, sod ()ص, dhod ()ض, tho ()ط, zho ()ظ, fa’()ف, qof ()ق, dan kaf
()ك, maka ia harus dibaca samar-samar (antara idzhar dan idgham)
J. Bacaan Idgham
1. Pembagian Idgham
Idgham adalah melebur atau memasukkan bunyi satu huruf ke dalam
huruf berikutnya, sehingga yang terdengar adalah bunyi huruf yang
berikutnya itu. Terdapat tiga jenis Idgham:
a. Idgham mutamatsilain (melebur dua huruf yang sama)
yaitu pertemuan dua yang sama sifat dan makhrajnya (tempat
keluarnya). Setiap huruf dal ( )دbertemu dal ()د, ba ( )بbertemu ba ()ب
dan sebagainya. Contoh :
َصاك َ إٍض ِّْربْ بِّ َع، قَدْ دَ َخلٌ ْوا = قَد َخلُ ْوا
َ َصاكَ = إٍض ِّْر بِّع
b. Idgham mutaqaribain (yang hampir)
Ialah pertemuan dua huruf yang berhampiran sifat dan makhrajnya
seperti ba ( )بbertemu mim ()م, qaf ( )قbertemu kaf ( )كdan tha’ ()ط
bertemu zhal ()ذ. Contoh :
اَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُك ْم = اَلَ ْم ن َْخلُ ُّك ْم، إِّ ْر َكبْ َم َعنَا = إِّ ْركَ م َعنَا
c. Idgham mutajanisain ( sejenis).
13
Ialah pertemuan dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama
sifatnya seperti ta ( )تdan tlho ()ظ, lam ( )لdan ra ( )رserta zhal ( )ذdan
dha ()ض. Contohnya :
ظلَ ُم ْوا َ ْ ِّإذ، ب
َ ظلَ ُم ْوا = ِّإ ِّ قُ ْل َر، ُطا ئِّفَة
ِّ ب = قُر َ طا ِّئفَةُ = هَم
َ ت
ْ َهم
K. Hukum Mad
1. Defenisi Mad
Menurut bahasa Mad artinya panjang. Sedangkan dalam pengertian
ilmu tajawid Mad adalah memanjangkan bunyi huruf hijaiyah karena
adanya pertemua antara huruf hijaiyah yang berharakat fathah bertemu
dengan alif mati (ْ)ا, huruf hijaiyah berharakat dhammah bertemu dengan
waw mati, dan huruf hijaiyah berharakat kasrah bertemu dengan huruf ya
mati (ي
ْ ). Huruf Mad ada 3. Alif ()ا, waw ( )وdan ya ()ي.
2. Jenis-jenis Mad
Secara garis besar bacaan Mad dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Mad tabi’I (Mad asli)
Mad tabi’I adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara
bahasa, atau sering disebut Mad pokok (Mad asli). cara membacanya
yaitu dipanjangkan dipanjangkan 1 alif ( ( )ا2 harkat). disebut Mad
tabi’i
b. Mad far’I (cabang atau turunan)
Mad fari’I adalah semua Mad selain Mad tabi’i, karena bersumber
dari Mad tabi’i maka disebut Mad far’I yang mempunyai arti Mad
cabang / turunan.
Adapun Mad far’I ini ada 14 macam yaitu : Mad wajib muttasil
Mad wajib muttasil adalah bacaan Mad tabi’i yang bertemu dengan
huruf hamzah ( )ءdalam satu kata. panjang bacaannya 3 alif (( )ا6
harkat), Contoh:
ْئ ُ ، يَشا َ َء،َجا َء
ِّ ِّسي، بَنِّيْئ،س ْوء
14
12 ال
tanda ()ال kecuali ََو ِّمما َرزَ ْقنَا ُه ْم يُ ْن ِّفقُ ْون
terdapat itu, maka harus
berhenti tetapi diulangi
lagi
19
DAFTAR PUSTAKA
Annuri, Ahmad, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid, Jakarta:
Pustaka al Kautsar, 2010.
Rusyd, Raisya Maula Ibnu, Panduan Tahsin, Tajwid, dan Tahfizh untuk
Pemula, Yogyakarta: Saufa, 2015.