Anda di halaman 1dari 10

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERDASARKAN NILAI MOST

PROBABLE NUMBER (MPN) COLIFORM

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi


Yang dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Kelompok 5 :
Anna Iriansyah Noor (170342615532)
Dwita Novitasari (170342615560)
Maghfira Selia I (170342615599)
Putri Elok S. D (170342615551)
Rizqi Layli Khusufi (170342615601)

Offering I 2017

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2019
TOPIK
Uji kualitas mikrobiologi air berdasarkan nilai most probable number (MPN) coliform.
TANGGAL
11 Maret 2019
TUJUAN
1. Untuk mengetahui nilai MPN Coliformi sampel air minum.
2. Untuk menentukan kualitas mikrobiologi air minum berdasarkan nilai Most Probable
Number (MPN) Coliform.
Dasar Teori
Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air mempunyai sifat yang hampir
bisa digunakan untuk apa saja, maka air di anggap sebagai zat yang paling penting bagi
semua bentuk kehidupan. (Kodoatie, 2007). Karena sifatnya yang sedemikian, maka air harus
bebas dari pencemaran dan memenuhi tingkat kualitas tertentu yang sesuai dengan kebutuhan
kadar air di dalam tubuh manusia. Dimana syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat. (Sutrisno, 1996).
Berdasarkan KepMenKes RI No : 907/MenKes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum juga harus memenuhi persyaratan Bakteriologi, kimia
radioaktif dan fisik, dimana untuk nilai Most probable Number (MPN) yaitu 0/100 ml contoh
air yang akan dianalisis.Pemeriksaan MPN ini bertujuan untuk pemeriksaan kualitas air
minum, air bersih, air badan, air permadian umum, air kolam renang dan pemriksaan angka
kuman pada air PDAM. Dimana terdapat dua tahapan dalam metode MPN yaitu tes
pendahuluan (presumtive test) dan tes penegasan (confirmatif tes). (Soemarno, 2002).
Coliform sendiri merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak bagus terhadap kualitas air dan
produk susu. Jika terdapat bakteri Coliform di dalam makanan maupun minuman
menunjukan bahwa terdapat mikroba yang bersifat toksigenikatauenteropatogenik yang
berbahaya bagi kesehatan. Hal ini sesuai dengan standar WHO dimana suatu air maupun
makanan tidak boleh mengandungEscherichia coli dan juga harus bebas dari bakteri
Coliform. (Suriawiria, 1996).
ALAT DAN BAHAN
Alat
a. Botol dengan volume 100 ml f. Gelas ukur 10 ml
b. LAF (Lamina Air Flow) g. Pipet ukur
c. Tabung reaksi kecil h. Lampu spirtus
d. Tabung durham i. Inkubator
e. Vortex j. Rak tabung reaksi
Bahan
a. Sampel air sumur f. Alkohol 70%
b. Aquades steril g. Lisol
c. Medium KL (kaldu laktose) h. Sabun cuci
d. Medium BGLB (Brilliant green i. Korek api
lactose bile broth) j. Lap
e. Medium MCA (mac conkey agar)
PROSEDUR KERJA
1. Tes pendugaan

Menyediaan 100 ml sampel air sumur yang akan diperiksa. Menyiapkan juga 3 buah
tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan 9 buah tabung reaksi berisi tabung Durham
yang telah diisi 3 ml medium Kaldu Laktose

Secara aseptik menginokulasikan 1 ml sampel air sumur ke dalam tabung reaksi berisi 9ml
aquades steril dan 9 lalu mengocok tabung tersebut sehingga diperoleh pengenceran
sebesar 10-1

Melakukan pengenceran dengan cara yang sama sehingga diperoleh pengenceran 10 -2 dan
10-3

Menyiapkan 9 tabung reaksi berisi medium Kaldu Laktose, memberi kode A1, A2, A3, B1,
B2, B3, C1, C2, dan C3. Memasukkan 1ml sampel dengan pengenceran 10-1 ke dalam
tabung A1, A2, A3. Memasukkan 1ml sampel dengan pengenceran 10-2 ke dalam tabung
B1, B2, B3. Memasukkan 1 ml sampel dengan pengenceran 10-3 ke dalam tabung C1, C2,
dan C3.

Menginkubasikan semua taung reaksi pada suhu 370oC selama 1x24 jam. Jika timbul gas
dalam tabung Durham pada bagian dasar, maka melakukan tes penegasan. Jika tidak ada
gas, menunggu hingga 1x24 jam berikutnya. Jika tetap tidak ada gas, maka sampel air
minum tersebut tidak perlu diperiksa lebih lanjut.
2. Tes penegasan

Melakukan inokulasi air minum yang menghasilkan gas pada tes pendugaan.
Memperlakukan seperti pada tes pendugaan, tetapi medium yang digunakan ialah BGLB
(Briliant Green Lactose Bile Broth) sebanyak 9 tabung reaksi @3ml

Memasukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator pada suhu 440C selama
1x24 jam. Jika terdapat gas pada bagian dasar tabung Durham, berarti dalam sampel air
minum terdapat bakteri Coliform fekal. Jika tidak ada gas, maka menunggu sampai 2x24
jam. Jika ada gas, berarti sampel air tersebut mengandung bakteri Coliform fekal. Untuk
mengetahui nilai MPN bakeri coliform yang tergantung dalam sampel air minum ini, kita
dapat melihat dalam tabel MPN.Menghitung nilai MPN Coliform berdasarkan rumus

3. Tes kepastian

Menginokulasikan 0,1 ml sampel air minum padamasing-masing tingkat pengenceran 10-


1, 10-2, dan 10-3 pada medium Mac Conkey Agar (MCA), kemudian inkubasikan pada suhu

370°C selam 1x24 jam atau 2x24 jam.

Lalu mengamati koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan medium. Koloni yang
berwarna merah merupakan koloni bakteri yang memfermentasikan laktose, sedang
koloni yang tidak berwarna merah merupakan koloni bakteri yang tidak
memfermentasikan laktose.

Ditusuk bawang meraMenghitung jumlah koloni bakteri kedua kelompok bakteri ini,
berdasarkan tingkat pengenceran, lalu hitung reratanya. h menggunakan lidi dibagian
atas bawang
HASIL DATA
Tabel 1 hasil uji pendugaan sampel air sumur
Nilai MPN
Tabung Σ
Pengenceran coliform
1 2 3
A 1+ 1+ 1+ 3
43
B 0- 0- 1+ 1
C 0- 0- 0- 0

Tabel 2 hasil uji penenegasan sampel air sumur


Nilai MPN
Tabung
Pengenceran Σ coliform
1 2 3
A 1+ 1+ 1+ 3
23
B 0- 0- 0- 0
C 0- 0- 0- 0

Tabel 3 hasil uji kepastian

Pengenceran Jumlah koloni

10-1 0

10-1 0

10-1 0

ANALISIS DATA
Berdasarkan uji pendugaan pada tabung A1, A2, A3 terdapat gelembung pada tabung
Durham yang menandakan positif terdapat bakteri coliform, pada tabung B1 dan B2 tidak
terdapat gelembung pada tabung Durhamberarti negatif adanya bakteri coliform, pada tabung
B3 terdapat gelembungpada tabung Durham berarti positif terdapat coliform, sedangkan pada
tabung C1, C2, C3 tidak terdapat gelembung pada tabung Durham berarti negatif adanya
bakteri coliform, selanjutnya jumlah tabung yang positif tersebut dirujuk pada tabel nilai
MPN untuk mengetahui nilai MPN kemudian dihitung menggunakan rumus:
1
Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
1
= 0,43 ×10−2

= 43 Cpu/ml
Berdasarkan uji penegasan nilai MPN bakteri Coliform sebesar 23 Cpu/ml. Menurut SNI
nilai MPN untuk air minum adalah <2/100 ml, sehingga air sumur tergolong tidak layak
diminum
Berdasarkan uji penegasan pada tabung A1, A2, A3 terdapat gelembung pada tabung
Durham yang menandakan positif terdapat bakteri coliform, pada tabung B1, B2, dan B3
tidak terdapat gelembung pada tabung Durham berarti negatif adanya bakteri coliform,
sedangkan pada tabung C1, C2, C3 tidak terdapat gelembung pada tabung Durham berarti
negatif adanya bakteri coliform, selanjutnya jumlah tabung yang positif tersebut dirujuk pada
tabel nilai MPN untuk mengetahui nilai MPN kemudian dihitung menggunakan rumus:
1
Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
1
= 0,23 × 10−2

= 23 Cpu/ml
Berdasarkan uji penegasan nilai MPN bakteri Coliform sebesar 23 Cpu/ml. Menurut SNI
nilai MPN untuk air minum adalah <2/100 ml, sehingga air sumur tergolong tidak layak
diminum.
Berdasarkan hasil uji kepastian pada pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 tidak ditemukan
adanya bakteri E. coli hal tersebut ditandai pada permukaan medium tidak terdapat warna
merah. Nilai MPN dihitung menggunakan rumur sebagai berikut
1
Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
1
Nilai MPN Coliform 10-1 = 0× 10−2

= 0 sel/ml
1
Nilai MPN Coliform 10-2 = 0 × 10−2

= 0 sel/ml
1
Nilai MPN Coliform 10-2 = 0 × 10−2

= 0 sel/ml
Berdasarkan uji kepastian menunjukkan adanya bakteri Coliform fekal, tetapi tidak
terdapat adanya bakteri E. coli, nilai MPN E. coli sebesar 0 sel/ml.

PEMBAHASAN

Most Probable Number (MPN) adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan

konsentrasi mikroorganisme yang layak dalam sampel dengan cara mereplikasi pertumbuhan

kaldu cair dalam pengenceran sepuluh kali lipat. Metode ini biasanya digunakan dalam

memperkirakan populasi mikroba di tanah, perairan, produk pertanian dan sangat berguna

dengan sampel yang mengandung bahan partikulat yang mengganggu metode penghitungan

jumlah pelat. MPN paling umum diterapkan untuk pengujian kualitas air yaitu untuk
memastikan apakah air itu aman atau tidak dalam hal bakteri yang ada di dalamnya.

Sekelompok bakteri yang biasa disebut bakteri coliform fekal bertindak sebagai indikator

untuk kontaminasi bakteri fekal pada air. Kehadiran bakteri coliform fekal yang sangat

sedikit akan menunjukkan bahwa air mungkin tidak mengandung organisme penyebab

penyakit, sementara keberadaan sejumlah besar bakteri coliform fekal akan menunjukkan

kemungkinan yang sangat tinggi bahwa air tersebut dapat mengandung organisme penghasil

penyakit yang membuat air tidak aman untuk dikonsumsi (Rijal, 2017).

Pada praktikum ini, digunakan air sumur kos Sumbersari. Menurut Hastuti (2015), tes

pendugaan dilakukan untuk memastikan apakah ada bakteri coliform (namun belum spesifik)

atau tidak, tes penegasan dilakukan lebih lanjut jika tes pendugaan hasilnya positif dan

bertujuan untuk memastikan apakah bakteri coliform pada tes penegasan termasuk bakteri

coliform fekal, sedangkan tes kepastian dilakukan untuk memastikan apakah pada sampel

terdapat bakteri Escherichia coli. Pada saat tes pendugaan, nilai MPN coliform sebesar 43.

Pada saat tes penegasan, nilai MPN coliform sebesar 23. Pada saat tes kepastian, nilai MPN

coliform sebesar 0. Terkait dengan teori yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa pada

air sampel sumur ini terdapat bakteri coliform dan coliform jenis fekal namun tidak

ditemukan bakteri Escherichia coli.

Menurut SNI (Standart Nasional Indonesia) batas maksimum cemaran mikroba dalam

pangan tahun 2009, air minum yang layak minum memiliki APM coliform sebesar kurang

dari 2 bakteri per 100 ml. Pada pengujian kali ini, didapatkan nilai MPN coliform lebih dari 2

bakteri per 100 ml, hal ini berarti air sampel tidak dapat dikonsumsi secara langsung, harus

diolah atau direbus terlebih dahulu. Menurut PERMENKES Republik Indonesia No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air disebut sebagai

air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu

sebelum diminum
Berdasarkan Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum

menyatakan bahwa kandungan bakteri Escherecia coli dalam air minum yaitu 0/100 ml, maka

dari itu air bersih dan air minum tidak boleh melebihi ketentuan. Apabila dalam air minum

dan air bersih sudah tercemar bakteri Escherecia coli maupun bakteri coliform yang melebihi

persyaratan maka akan menyebabkan penyakit pencernaan yaitu diare.

Jumlah bakteri coliform dan Escherichia coli di perairan ini dipengaruhi oleh aktivitas

manusia yang ada di sekitar tempat tersebut, yang paling berpengaruh adalah kepadatan

penduduk menyebabkan lahan banyak digunakan untuk pemukiman dan pembangunan

sehingga jarak antar rumah semakin dekat. Aktivitas penduduk sangat mempengaruhi

kualitas air karena dapat menghasilkan limbah domestik yang berbeda-beda. Semakin tinggi

tingkat aktifitas penduduk berarti semakin banyak limbah domestik yang dihasilkan

penduduk dan menyebabkan semakin besar dampak atau pencemaran yang akan ditimbulkan

terhadap kualitas air yang ada disekitarnya (Alang, 2015). Salah satu upaya untuk

menetralisir pengaruh pencemaran bakteri coliform dan Escherichia coli pada air adalah

dengan menambahkan kapur atau kaporit (Ca(ClO)2) yang merupakan desinfektan untuk

membunuh bakteri yang menkontaminasi air. Namun penggunaan kaporit yang berlebihan

juga tidak dianjurkan karena juga memiliki efek samping terhadap kesehatan diantaranya

adalah pempercepat penuaan dini sebab merusak lapisan epidermis kulit dengan merusal sel-

sel kulit, merusak batang rambut dan mempengaruhi terjadinya pengikisan yang cepat dan

permanen pada enamel (lapisan luar gigi) (Alang, 2015).

Menurut Rijal (2017), Keuntungan pengujian sampel menggunakan metode MPN

coliform yaitu mudah diinterpretasikan atau mudah dipahami hasilnya serta termasuk metode

yang efektif untuk menganalisis sampel yang sangat keruh seperti sedimen atau lumpur yang

tidak dapat dianalisis dengan metode filtrasi membran. Metode ini juga mempunyai kerugian,
yaitu butuh waktu lama untuk mendapatkan hasilnya, hasil uji tidak terlalu akurat, dan

membutuhkan lebih banyak peralatan (gelas) dan medium.

KESIMPULAN

1. Pada tes pendugaan nilai mpn sebesar 43, pada tes penegasan sebesar 23, dan pada tes

kepasian 0.

2. Sampel air sumur memiliki kualitas yang rendah sehingga tidak layak untuk diminum
Daftar Rujukan
Alang, Hasria. 2015. Deteksi Coliform Air PDAM di Beberapa Kecamatan Kota Makassar.
Makssar : STKIP
Badan Standardisasi Indonesia. 2009. SNI (Standart Nasional Indonesia) batas maksimum
cemaran mikroba dalam pangan. Jakarta
Hastuti, Utami Sri. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang : UMM Press
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, Syarat-
Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Kementeri Kesehatan, Jakarta, 2002.
Kodoati, R. J., & Roestam, S. 2007. Pengelolaan Sumber Daya Air TerpaduI. Cetakan kedua.
Edisi Revisi. Yogyakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010,
PERMENKES Republik Indonesia No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan
syarat-syarat kualitas air
Persyaratan Kualitas Air Minum, Menteri Kesehatan, Jakarta, 2010
Rijal, Nisha. 2017. Most Probable Number (MPN) Test: Principle, Procedure and Results, (o
n l i n e), (m i c r o b e o n l i n e . c o m), diakses 24 Maret 2019
Soemarno. 2002. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan
Yogyakarta. Departemen Kesehatan RI.
Sutrisno.T, dkk.1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.
Suriawira. U. 1995. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara
Mokrobiologi. Penerbit Alumni Bandung.

Anda mungkin juga menyukai