Universitas Udayana
2018
A. Bahan Baku Yang Ditambahkan Pada Departemen Lanjutan
Penambahan bahan baku pada departemen lanjutan setelah departemen pertama dapat
mengakibatkan salah satu dari tiga hal, yaitu (1) tidak meningkatkan unit produk tetapi
meningkatkan biaya produksi, (2) meningkatkan unit produk tetapi tidak meningkatkan biaya
produksi, atau (3) meningkatkan unit produk maupun biaya produksi.
Jika tambahan bahan baku pada departemen lanjutan mengakibatkan peningkatan unit
produk maka harga pokok per unit dari departemen pertama harus disesuaikan menjadi lebih
rendah dari pada sebelumnya.
Contoh
Departemen 1 Departemen 2
Pertanyaan:
1. Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 1 untuk bulan Mei 2000.
2. Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi Departemen 2 untuk bulan Mei 2000.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan proses produksi di
Departemen 1 dan Departemen 2.
PT Gandaria
Mei 2000
Kuantitas:
Unit masukan:
Unit keluaran:
50.000 42.000
Rp2.760.000,00 Rp60,00
Harga Pokok Produk Diperhitungkan:
360.000,00
Rp2.760.000,00
PT Gandaria
Mei 2000
Kuantitas:
Unit masukan:
Unit keluaran:
50.000 48.500
Rp3.727.500,00 Rp75,00
1.000 kg
Produk yang dimasukkan dalam proses
700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
400 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Biaya bahan baku & penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg -
Departemen A Departemen B
Rp 130.500 Rp 159
Karena produk yang hilang terjadi pada awal proses, maka produk tersebut tidak ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh departemen A dalam buknjanuari 20X1. Oleh
karena itu produk yang hilang tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan oleh departemen A. Akibatnya biaya produksi per kg produk yang
dihasilkan oleh departemen A menjadi lebih tinggi. Seandainya produk tersebut tidak hilang
dalam proses dan menjadi produk yang baik, maka unit ekuivalensi biaya bahan baku menjadi
1.000 kg (700 + 100% x 200 kg + 100 kg) dan biaya bahan baku per kg adalah sebesar Rp22,50
(Rp22.500:1.000 kg).
Laporan Biaya Produksi Dep. A Bulan Januari 20X1, Produk Hilang pada Awal Proses
FT Eliona Sari
Laporan Biaya Ptoduksi Departemen A
Bulan Januari 20X1
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian;
biaya bahan baku dan penolong 100%; biaya konversi 40% 200
Produk yang hilang pada awal proses 100
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B: 700 x Rp159 Rp 113.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan (200 kg):
Biaya bahan baku Rp 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
Jumlah biaya produksi Departemen A 19.200
Rp130.500
Produk yang Hilang pada Awal Proses di Departemen setelah Departemen Pertama
Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah departemen
produksi pertama mempunyai dua akibat terhadap (1) harga pokok per satuan produk yang
berasal dari departemen sebelumnya dan (2) harga pokok produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen di mana produk yang hilang tersebut terjadi. Karena harga
pokok produksi di departemen setelah departemen pertama dihitung secara kumulatif, maka
terjadinya produk yang hilang di departemen B sebanyak 200 kg tersebut, mengakibatkan
kenaikan harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A. Harga
pokok produk selesai yang berasal dari departemen A sebesar Rp111.300 yang semula dipikul
oleh 700 kg produk, dengan adanya produk yang hilang pada awal proses di departemen B
sebanyak 200 kg, harga pokok produksi tersebut hanya dipikul oleh jumlah produk yang lebih
sedikit, Penyesuaian (adjustment) perhitungan harga pokok produksi per kg produk yang
berasal dari departemen A.
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp111.300 :700 Rp159,00
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg
adalah Rp111.300: (700 kg - 200 kg) 222,60
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 63,60
Rp63.350 Rp140
Laporan Biaya Produksi Departemen B, bulan Januari 20X1. Produk Hilang Pada Awal Proses
di Departemen Setelah Departemen Pertama
PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 20X1
Data Produksi 700kg
Jumlah produk yang diterima dari Departemen A
Jumlah produk selesai yang ditransfer ke gudang 400kg
Jumlah produk dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian;
biaya bahan penolong 60%; biaya konversi 50% 100
Jumlah produk yang hilang pada awal proses 200
700kg
Biaya yang Dibebankan Dalam Departemen B
Total Per kg
Harga pokok produk yang diterima dari Departemen A Rp113.300 Rp159,00
Penyesuaian harga pokok per satuan km adanya prod- yg
hilang dim proses 63,60
Rp113.300 Rp222,60
Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B:
Biaya bahan penolong Rp 16.100 Rp35,00
Biaya tenaga kerja 22.500 50,00
Biaya overhead pabrik 24.750 55,00
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Departemen B Rp 63.350 Rp140,00
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp174.650 Rp362,60
Perhitungan biaya
Harga pokok produk yang selesai ditransfer ke gudang: 400 kg x Rp362,60 Rp145.040
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100 kg)
Harga pokok produk dari Departemen A:l00 kg x Rp222,60 Rp22.260
Harga pokok yang ditambahkan dalam Departemen B:
Biaya bahan penolong 2.100
Biaya tenaga kerja 2.500
Biaya overhead pabrik 2.750
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B 29.610
Rp174.650
Produk hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan
dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut. Baik di departemen produksi
pertama maupun departemen-departemen produksi setelah departemen produksi pertama.
harga pokok produk yang hilang pada akhir proses harus dihitung. dan harga pokok ini
diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen
produksi berikutnya atau ke gudang, hal ini akan mengakibatkan pokok per satuan produk
selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.
Contoh
Untuk menggambarkan pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses
terhadap perhitungan harga pokok per satuan, akan digunakan data yang disajikan dalam
contoh 3. Untuk itu disajikan kembali data contoh 3 berikut ini dengan perubahan pada
keterangan mengenai produk yang hilang, yang dalam contoh 3 terjadi pada awal proses, pada
contoh 4 diubah menjadi pada akhir proses.
PT Eliona Sari memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya:
departemen A dan departemen B.
Data Produksi Departemen A dan Departemen B Bulan Januari 20X1
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut
Biaya bahan baku & penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg -
Biaya bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg
Produk yang Hiiang pada Akhir Proses di Departemen Produksi setelah Departemen
Produksi Pertama
Tidak seperti halnya dengan produk yang hilang pada awal proses di departemen
produksi kedua dan seterusnya, produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di
departemen setelah departemen produksi pertama hanya berakibat terhadap harga pokok per
satuan produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang. Karena produk yang
hilang pada akhir proses ikut menyerap biaya yang dikeluarkan dalam departemen yang
bersangkutan, maka Jumlah produk yang hilang tersebut harus diperhitungkan dalam unit
ekuivalensi biaya produksi yang bersangkutan. Produk yang hilang pada akhir proses tidak
mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya.
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 20X1. Produk Hilang Pada Akhir Proses
dalam Departemen Produksi Pertama
PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 20X1
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000
Produk selesai yang ditransfer ke departemen B 700 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian; biaya bahan baku dan penolong 100%;
biaya konversi 40% 200
Produk yang hilang pada akhir proses 100
1.000 kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen A:
Total Per kg
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp 22,50
Biaya bahan penolong 26.100 26,10
Biaya tenaga kerja 35.100 39,89
Biaya overhead pabrik 46.800 53,18
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp130.500 Rp159,67
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen B: 700 x Rp141,67 Rp99.169,00
Penyesuaian karena adanya
produk yang hilang pada akhir proses: 100 x Rp141,67 14.167,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep. B :
700 x Rp161,91 Rp113.334,40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (200 kg):
Biaya bahan baku Rp4.500,00
Biaya bahan penolong 5.220,00
Biaya tenaga kerja 3.191,20
Biaya overhead pabrik 4.254,40
17.165,00
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp130.500,00
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 20X1. Produk Hilang Pada Akhir Proses
dalam Departemen Setelah Departemen Pertama
PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 20X1
Data Produksi
Jumlah produk yang diterima dari Departemen A 700kg
Jumlah produk selesai yang ditransfer ke gudang 400kg
Jumlah produk dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian;
biaya bahan penolong 60%; biaya konversi 50% 100
Jumlah produk yang hilang pada awal proses 200
700kg
Biaya yang Dibebankan Dalam Departemen B
Total Per kg
Harga pokok produk yang diterima dari Departemen A Rp113.334,40 Rp161,91
Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B:
Biaya bahan penolongan Rp 16.100 Rp24,39
Biaya tenaga kerja 22.500 34,62
Biaya overhead pabrik 24.750 38,08
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Departemen B Rp 63.350 Rp97,09
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp176.684,40 Rp259,00
Perhitungan biaya
Harga pokok produk yang selesai ditransfer ke gudang:
Harga pokok produk dari Departemen A:400 kg x Rp161,91
Rp64.764,0
0
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept B: 400 kg x Rp97,09 38.836,00
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses:
200 kg x (Rp161,91 + Rp97,09) 51.800,00
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Gudang :
400 kg x Rp389,10* Rp155.638**
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100 kg):
Harga pokok dari departemen A: 100 kg x Rp161,91 Rp 16.191,00
Harga pokok yang ditambahkan dalam departemen B:
Biaya bahan penolong 1.219,50
Biaya tenaga kerja 1.731,00
Biaya overhead pabrik 1.904,00
21.045,00
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Departemen B Rp176.684,40
Perhitungan harga pokok kumulatif per satuan produk departemen 2 dengan menggunakan
metode harga pokok rata-rata tertimbang.
Yang Yang Dikeluarkan
Unsur Melekat Dalam Periode Biaya
Biaya Pada Produk Sekarang Total Unit Produksi
Produksi Dalam Proses Biaya Ekuivalen Per Kg
(2) +(3) (4):(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
HP ygBerasal
Dari Dept 1 Rp11.150.000 Rp77.000.000 Rp88.150.000 41.000* 2150
Biaya yg Ditambah Dalam Dept 2
BTK 1.152.000 37.068.000 38.220.000 39.200** 975
BOP 4.140.000 44.340.000 48.480.000 40.400*** 1.200
*(100% x 38.000)+(100% x 3.000=41.000
**(100% x 38.000)+(40% x 3.000=39.200
***(100% x 38.000)+(80% x 3.000=40.400
Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk Dalam Proses Departemen 2
10.500.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept, 2
Rp174.850.000
Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dan Persediaan Produk dalam Proses Departemen
Harga pokok produksi selesai yang ditransfer ke Dep.2:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp4.920.000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya bahan baku 0
Biaya tenaga kerja 60% x 4.000 kg x Rp750 1.800.000
Biaya overhead pabrik 60% x 4.000 kg x Rp940 2.256.000
Rp8.976.000
Harga pokok produk dari produksi sekarang 31.000 kg x Rp2.195 68.045.000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep.2 Rp77.019.000
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku:
9.000 kg x 100% x Rp505= Rp4.545.000
Biaya tenaga kerja:
9.000 kg x 70% x Rp750= 4.725.000
Biaya Ov. Pabrik:
9.000 kg x 70% x Rp940= 5.922.000
15.192.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 1 Rp92.210.000
Jumlah sesungguhnya adalah Rp77.021.000. percantuman jumlah tersebut dikurangi Rp3.000
karena adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya overheadpabrik per kg.
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang di transfer ke gedung:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp16.442.000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya tenaga kerja 4.680.000
Biaya overhead pabrik 2.892.000
Rp24.014.000
HP.Prod dari produksi sekarang 32.000 unit x Rp4.381 140.192.000
Rp164.202.000
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari Departemen 13.000 x Rp2.201 Rp6.603.000
Biaya tenaga kerja 1.170.000
Biaya overhead pabrik 2.892.000
10.665.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 2 Rp174.869.000
Jumlah sesungguhnya adalah Rp164.206.000. percantuman jumlah tersebut dikurangi Rp2.000
karena adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya produksi per unit.