1
d. Lembaga Penjamin Simpanan
Pasar Keuangan
Untuk memenuhi fungsi-fungsi diatas, sistem keuangan melakukannya melalui satu
wadah yaitu pasar keuangan. Pasar keuangan ini dapat dikatakan sebagai penghubung antara
unit defisit dengan unit surplus. Pasar keuangan merupakan jantung dari sistem keuangan
karena kemampuannya menarik dana masyarakat dan mengalokasikan kembali tabungan
tersebut dalam bentuk pinjaman, serta menetapkan bunga dan harga atas surat berharga yang
diperdagangkan. Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal. Pasar uang terdiri
dari dana- dana yang bersifat jangka pendek atas kelebihan dana masyarakat yang bersifat
sementara serta untuk membiayai keperluan jangka pendek seperti kebutuhan modal kerja.
3
C. Sejarah Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan
a. Fungsi Bapepam
1. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual saham-
sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan yang ditentukan
dan sehat serta baik;
2. Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien; mengikuti
perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham- sahamnya melalui pasar
modal.
b. Beralihnya Bapepam Ke Bapepam LK
Berawal dari Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK 606/KMK.01. /2005
tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) digabungkan menjadi satu
organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan Lembaga Keuangan).
D. BAPEPAM LK
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK)
adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina,
mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan.
Fungsi BAPEPAM LK
1. Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan sekunder
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan,
pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan
Publik;
5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa
Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal.
BAPEPAM
Pada waktu Pasar Modal dihidupkan kembali tahun 1976, dibentuklah Bapepam,
singkatan dari Badan Pelaksana Pasar ModalBapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) adalah
4
badan pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan
sehari-hari kegiatan pasar modal. Bapepam dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan
terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien dan melindungi kepentingan
permodalan di Indonesia.
Awal Munculnya OJK
Disahkannya UU No.21 Tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan, telah melahirkan
lembaga baru yaitu otoritas jasa keuangan yang di namakan OJK. Pembetukan OJK ini
mengakibatkan kewenangan - kewenangan tersebut beralih dari BI dan Bapepam-LK ke OJK,
sehingga BI hanya memiliki kewenangan di bidang kebijakan moneter, sedangkan Bapepam -
LK melebur menjadi OJK dan tidak lagi di bawah kementrian Keuangan.
E. OJK
Sebagai upaya reformasi di sektor keuangan, berdasarkan amanat dari Pasal 34 UU
No. 3/2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 23/ 1999 tentang Bank Indonesia
(BI), pemerintah membentuk lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang
independen.Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam UU No 21 tahun 2011 Bab I
pasal 1 ayat 1.
Pada tanggal 22 November 2012, pemerintah mensahkan UU No.21/2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yang didirikan dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan:
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,
dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat
OJK dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan mempunyai tugas
dan fungsi untuk melakukan pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap seluruh
kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor Industri
Keuangan Non-Bank (IKNB).
Lembaga yang mulai berfungsi pada tanggal 31 Desember 2012 ini berperan dalam
menggantikan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan di Pasar Modal yang selama ini
dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal serta Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Tugas OJK
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
5
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
4. Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Regulasi terkait Pasar Modal di Indonesia
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Pasar Modal
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang
Pasar Modal
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal
5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring
Pengaman Sistem Keuangan
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.01/1995 tentang Dicabutnya
Keputusan Menkeu Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal yang telah
diubah terakhir dengan Keputusan Menkeu Nomor 264/KMK.010/1995, dan berlaku
mulai 1 Januari 1996
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.01/1995 tentang Pemilikan Saham atau
Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tentang Pembelian Saham
oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/KMK.010/2010 tentang Kepemilikan Saham
dan Permodalan Perusahaan Efek
10. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
11. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
6
A) Bursa Efek
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka (UUPM Pasal 1). Berdasarkan PP 45/1995 Pasal 5,
pemegang saham bursa minimal 50 Anggota Bursa (AB) dan maksimal 200 AB.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan Efek
yang teratur, wajar, dan efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur wajar dan efisien, menyediakan sarana
pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa efek, menyusun rancangan anggaran
tahunan dan pengunaan laba Bursa Efek dan melaporkannya ke Bapepam-LK (UUPM Pasal
7). Fungsi bursa lainnya adalah menjaga kelangsungan pasar (market liquidity), dan
menciptakan harga efek yang wajar (price discovery).
Kegiatan BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Efek Indonesia antara lain
untuk:
1) Meningkatkan sistem atau sarana perdagangan Efek;
2) Meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap anggota Bursa Efek;
3) Mengembangkan sistem pencatatan Efek yang efisien;
4) Mengembangkan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa;
5) Meningkatkan sistem pelayanan informasi; kegiatan pengembangan Pasar Modal,
termasuk kegiatan promosi dan penelitian; dan
6) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Pasar Modal.
9
E) Pemegang Rekening
a. (Perusahaan Efek & Bank Kustodian)
Untuk jasa sebagai berikut:
1. Penyimpanan Efek untuk Efek tanpa warkat
2. Pemindahbukuan Efek untuk transaksi bursa & transaksi di luar bursa
3. Penerimaan hasil Corporate Action
4. Laporan-laporan: laporan saldo & mutasi Efek, informasi Corporate Action
b. Kustodian Sentral
Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa:
1. Jasa penitipan kolektif atas Efek
2. Jasa administrasi: menerima dividen, bunga, dan hak- hak lain, menyelesaikan transaksi
Efek, dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya.
Fasilitas AKSes
1. Fasilitas yang diberikan kepada investor untuk dapat langsung melihat portofolio yang
dimilikinya ke dalam sistem KSEI.
2. Fasilitas AKSes adalah sarana informasi yang disediakan untukpara investor di website
KSEI, yang memberikan akses langsung bagi investor untuk melihat dan memonitor
posisi dan mutasi portofolio Efeknya yang tersimpan di Sub Rekening Efek di KSEI.
3. Website http://akses.ksei.co.id dengan jaminan standar keamanan yang ketat.
4. Diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2009.
5. Tujuan untuk memberikan perlindungan dan transparansi informasi atas
kepemilikan portofolio Efek nasabah (investor).
11
G) Pelaku Pasar Modal
1) Emiten dan Perusahaan Publik
1. Perusahaan dapat menghimpun dana dari masyarakat dengan menjual atau menawarkan
efek kepada publik. Perusahaan yang menjual atau menawarkan efek biasa disebut
dengan Emiten.
2. Kegiatan ini dikenal dengan istilah penawaran umum perdana, Initial Public Offering
(IPO) atau go public, yang dilakukan berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar
Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
3. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan sehubungan dengan perusahaan yang Go Public
adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan audit oleh akuntan publik
b. Dokumen legal audit dan legal opinion oleh konsultan hukum
c. Hasil penilaian aset oleh lembaga penilai (jika ada)
d. Pendirian dan Perubahan-perubahan Anggaran Dasar serta perjanjian- perjanjian
yang telah dibuat perusahaan.
2) Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan dapat
melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer
Investasi serta kegiatan lain sesuai ketentuan OJK.
Kewajibannya:
a. Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum melakukan transaksi untuk kepentingan
sendiri.
b. Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli atau menjual efek
wajib memperhatikan keuangan nasabah dan maksud serta tujuan investasi dari
nasabah.
c. Membubuhi jam, hari dan tanggal atas semua pesanan nasabah pada formulir
pemesanan.
12
d. Memberikan konfirmasi kepada nasabah sebelum berakhirnya hari bursa setelah
dilakukan transaksi.
e. Menerbitkan tanda terima setelah menerima efek atau uang dari nasabah.
f. Menyelesaikan amanat jual / beli dari pemberi amanat.
g. Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan pemodal.
h. Memberikan saran kepada para pemodal.
2) Fungsi Pembukuan dan Keuangan, dilakukan dengan ketentuan antara lain sebagai
berikut:
a. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum;
b. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi dan kegiatan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan terpisah dari pencatatan dan
pembukuan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
c. memastikan bahwa pencatatan dan pembukuan dalam (a) dan (b) tersebut
terselenggara dan tersimpan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
d. menyusun laporan keuangan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan ketentuan catatan atas
laporan keuangan paling sedikit wajib memuat hal-hal sebagai berikut:
i. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan direktur
dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
ii. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan
16
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal; dan
iii. pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang diberikan
kepada direktur dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal
e. melakukan kegiatan perbendaharaan, antara lain menerima dana dan memungut
iuran Dana Perlindungan Pemodal dan mengeluarkan biaya yang terkait dengan
Dana Perlindungan Pemodal;
f. menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) dengan berpedoman
pada prinsip efisiensi Pasar Modal dalam bentuk rencana kerja dan anggaran
tahunan (RKAT) yang sistematis, akurat, dan tepat waktu; dan
g. apabila terdapat keragu-raguan atau perbedaan dalam pencatatan yang dilakukan
oleh Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan pihak lain atas transaksi
yang dilakukan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal, Penyelenggara
Dana Perlindungan Pemodal wajib mengadakan rekonsiliasi dengan pihak
terkait tersebut untuk memastikan akurasi pembukuan
3) Fungsi Pengawasan Internal dan Kepatuhan, dilaksanakan dengan ketentuan antara lain
sebagai berikut:
a. memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta prosedur
operasi standar dan kode etik Penyelenggaraan Dana Perlindungan Pemodal yang
berlaku;
b. memproses setiap pengaduan Pemodal dan masyarakat yang terkait dengan
pelaksanaan tanggung jawab Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal; dan
c. memastikan bahwa pegawai pengawasan internal dan kepatuhan memiliki akses
ke pembukuan setiap waktu.
B. Indeks Syariah
a. Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)
‒ ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang
tercatat di BEI.
‒ Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam
Daftar Efek Syariah (DES).
‒ Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November) dan dipublikasikan
pada awal bulan berikutnya.
‒ Konstituen ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru
tercatat atau dihapuskan dari DES.
‒ Metode perhitungan indeks: rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar
‒ Tahun dasar: Desember 2007
‒ Peluncuran: 12 Mei 2011
C. Dasar Hukum
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia, kegiatan di Pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain).
Bapepam-LK selaku regulator pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus
terkait pasar modal syariah, sebagai berikut:
1. Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah
2. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
3. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek
Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia
meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.
23