Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Asi Eksklusif Di Kabupaten Banyumas Tahun 2008

1.1 Latar Belakang

Masa nifas adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada
keadaan normal yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Pada masa nifas terjadi
perubahan fisiologis diantaranya adalah laktasi (Indiarti, 2005). Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses menghisap atau
menelan ASI (Riordan, 2002). Pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif (memberikan ASI saja
tanpa makanan/minuman lainnya untuk bayi berusia 0-6 bulan) di Indonesia masih jauh dari
harapan.

Al-Baqarah 2:233

‫ضهاَلعةل َ لولعللهىَ ازللمزوُهلهوُرد للههه ررززقههههنن‬ ‫ضهزعلن ألزولللدهههنن لحهزوُللزيرن لك اَرمللزيرن ِ لرلمهزن أللرالد ألزن يهتر نم النر ل‬ ‫ت يهزر ر‬ ‫لوازللوُارلهلدا ه‬
َ‫ضههاَنر لوالرههلدةد برلوُللههردلهاَ لولل لمزوُلهههوُدد للهههه برلوُللههردره َ لولعللهى‬
‫سههلعلهاَ َ لل ته ل‬ ‫ف نلزفهه د‬
‫س إرنل هو ز‬ ‫ف َ لل تهلكلنهه ه‬ ‫سلوُتهههنن رباَزللمزعهرو ر‬ ‫لورك ز‬
‫شههاَهورر فللل هجنلههاَلح لعللزيرهلمههاَ لوإرزن أللرزدتهههزم ألزن‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ز‬
‫ل‬ ‫ت‬‫و‬ َ‫هها‬
‫ل ر ر هل ل ل‬‫م‬ ‫ه‬‫ن‬‫ز‬ ‫م‬ ‫ض‬ ‫را‬ ‫ل‬
‫هه‬ ‫ت‬ ‫ن‬‫ز‬ ‫هه‬
‫ع‬‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ َ‫هها‬
‫ص‬ ‫ف‬ ‫دا‬
‫ر ل ل ر ل‬‫را‬ ‫أ‬ ‫ن‬
‫ز‬ ‫إ‬ ‫هه‬ ‫ف‬ ‫ك‬
‫ل‬ ‫ازلهه ل ر ر ر ه ر‬
‫هه‬‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ل‬ ‫هه‬
‫ث‬ ‫م‬ ‫ث‬ ‫ر‬ ‫وُا‬
‫الهه لوازعللهمههوُا ألنن ن ل‬
َ‫اه برلمها‬ ‫ف لواتنهقهوُا ن‬ ‫سهلنزمتهزم لمهاَ آتلزيهتهزم ربهاَزللمزعهرو ر‬ ‫ضهعوُا ألزولللدهكهزم فللل هجنلههاَلح لعللزيهكهزم إرلذا ل‬ ‫ستلزر ر‬ ‫تل ز‬
‫صيدر‬ ‫تلزعلمهلوُلن بل ر‬
“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,
maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.”

Menurut (Susanti, 2004) kejadian diare pada bayi dapat disebabkan karena
kesalahan dalam pemberian makan, dimana bayi sudah diberi makan selain ASI
(Air Susu Ibu) sebelum berusia 4 bulan .Perilaku tersebut sangat beresiko bagi bayi
untuk terkena diare karena alasan sebagai berikut; (1) pencernaan bayi belum mampu
mencerna makanan selain ASI,(2) bayi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan zat
kekebalan yang hanya dapat diperoleh dari ASI ,(3) adanya kemungkinan makanan yang
diberikan bayi sudah terkontaminasi oleh bakteri karena alat yang digunakan untuk
memberikan makanan atau minuman kepada bayi tidak steril. Berbeda dengan
makanan padat ataupun susu formula, ASI bagi bayi merupakan makanan yang
paling sempurna. Pemberian ASI secara dini dan eksklusif sekurang-kurangnya 4-6
bulan akan membantu mencegah penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya
antibodi penting yang ada dalam kolostrum dan ASI (dalam jumlah yang sedikit).
Selain itu ASI juga selalu aman dan bersih sehingga sangat kecil kemungkinan
bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi (Depkes, 2001).
Kurangnya pemberian ASI dapat menyebabkan ikterus pada bayi, berdasarkan hasil
penelitian Khairunnisak pada tahun 2013 di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada
jurnal hubungan frekuensi pemberian asi dengan kejadian ikterus Pada bbl 2-10 hari di
bpm “n” padang panjang Tahun 2013. Memukahkan bahwa dari 35 responden yang
sering melakukan pemberian ASI ternyata mayoritas Negatif mengalami ikterus
(68,6%) dan dari 16 responden yang tidak sering melakukan pemberian ASI
mayoritas 87,5% positif mengalami ikterus.

Menurut Handayani salah satu hal yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
adalah pengetahuan. Pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI belum dipahami secara
tepat dan benar oleh ibu dan keluarga, atau lingkungannya. Kekeliruan persepsi tentang
susu formula, serta kurangnya pembekalan pengetahuan dari petugas kesehatan dapat
menyebabkan ibu memutuskan untuk tidak menyusui. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yesica, dkk (2013), yang mengatakan bahwa dari 78 responden,
17,6% responden yang memiliki pengetahuan baik memberikan ASI eksklusif, sedangkan
98,7% responden yang memiliki pengetahuan rendah tidak memberikan ASI eksklusif.

Hasil Penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang ASI
EKSLUSIF sehingga ibu nifas tertarik dengan ASI EKSLUSIF dan diharapkan dapat
meningkatkan IQ anak bangsa .
file:///C:/Users/siska/Documents/semester%205/METLIT/New%20folder/556-1249-1-SM.pdf

file:///C:/Users/siska/Documents/semester%205/METLIT/metlit/565-1267-1-SM.pdf

file:///C:/Users/siska/Documents/semester%205/METLIT/metlit/73-146-1-SM.pdf

file:///C:/Users/siska/Documents/semester%205/METLIT/metlit/1055-722-1-PB.pdf

file:///C:/Users/siska/Documents/semester%205/METLIT/metlit/106-210-1-SM.pdf

file:///C:/Users/siska/Documents/semester%205/METLIT/metlit/1097-4244-1-PB.pdf

REFERENSI :

Flint caroline. 1994. Sensitive midwifery. Butterworth heinemann: oxford.

Henderson c. dan Jones K.2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC.

http://www.hypno-birthing.web.id/content/wp-content/uploads/2007/10/mepush.jpg diakses
tanggal 18 september 2008.

Penoll ML. Dan benson C. 1987. Current obstetric, Gynecologic , Dianagnosis, & Treatment.
Sixth Edition. Connecticut:Lange Medical Publication.

Pusdiknakes. 2011. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III
Kebidanan. Jakarta : Pusdiknakes- WHO-J HPIEGO

Roesli Utami. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta : Puspa Swara.

Saifuddin AB.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neontal.
Jakarta: YBPSP-JNPKKR-POGI-JHPIEGO

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Cetakan I. Jakarta: EGC.

Suradi Rulina, et al. “Kumpulan Makalah dalam Rangka Pelatihan Manajemen Laktasi”.
Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Varney H, Kriebs JM, dan Gegor CL.2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai