Anda di halaman 1dari 31

Jejak-jejak Reklamasi di Bali

19 Oktober 2016 10:20 Diperbarui: 21 Oktober 2016 16:01 357 0 0

Kawasan yang disebut teluk Benoa pada tahun 2015.

Belakangan ini masyarakat Bali sering disuguhi demonstrasi Bali Tolak Reklamasi, bahkan
dukungan Bali Tolak Reklamasi menyeruak dari pelosok desa hingga ke seberang samudra.
Berdasarkan berita berita di media masa dan elektronik, menurut penulis tuntutan mereka adalah
menolak pembangunan properti atau pemukiman di sekitar perairan dangkal termasuk hutan
mangrove teluk Benoa. Menolak perubahan fungsi perairan dangkal teluk Benoa menjadi
pemukiman.

Jumlah demonstran Bali Tolak Reklamasi pun makin hari makin banyak, mulai dari orang tua
sampai anak anak, mulai dari pusat kota sampai pelosok desa.

Hal diatas membuat penulis merasa ingin tahu apa yang sebenarnya sudah dan sedang terjadi di
kawasan ini. Seperti biasa penulis yang sangat terbatas pengetahuannya mencoba menggunakan
citra satelit untuk melihat kawasan ini, berikut beberapa citra satelit kawasan ini selama 14
tahun.
Citra satelit di bawah ini adalah citra satelit kawasan yang disebut teluk Benoa pada tahun 2015.
Sudah terlihat hasil pembangunan jalan tol Bali Mandara. Jalan tol atas laut pertama di
Indonesia.

Kawasan yang disebut teluk Benoa pada tahun 2015.

Berbeda dengan diatas, citra satelit di bawah ini adalah citra satelit kawasan yang disebut teluk
Benoa pada tahun 2002. Belum terlihat dan mungkin pada saat itu belum terbayang akan ada ada
jalan tol cantik yang membentang di kawasan ini.
Kawasan yang disebut teluk Benoa pada tahun 2002.

Namun ibarat pepatah, 'Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak',
luas dan birunya laut kawasan ini membuat kita terlena dan tidak tahu apa yang sebenarnya
terjadi di kawasan pesisir teluk Benoa, kawasan yang lebih dekat dengan kita. Berikut penulis
ambil citra satelit salah satu kawasan pesisir teluk Benoa bagian selatan:

Pada tahun 2015, pembangunan di kawasan pesisir selatan teluk Benoa sangat pesat terbukti
dengan pemukiman yang padat seperti yang ditunjukan citra satelit di bawah ini:
Salah satu kawasan pesisir selatan teluk Benoa pada tahun 2015.

Namun adakah yang tahu, bagaimana kawasan kawasan yang ditandai warna merah tersebut
pada tahun 2002?
Salah satu kawasan pesisir selatan teluk Benoa pada tahun 2002.

Penulis melihat beberapa kawasan tersebut masih terendam air dan menurut penulis kawasan
kawasan tersebut masih bagian dari perairan dangkal dan hutan mangrove teluk Benoa.

Kalau asumsi penulis benar, lalu sampai sejauh manakah kawasan perairan dangkal teluk Benoa
yang dimaksud?
Energi terbarukan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Energi terbarukan

Ladang angin pertama di dunia dengan turbin angin berdaya 7.5 MW di Estinnes Belgia

Energi terbarukan

Biofuel

Biomassa

Panas bumi

Energi air

Energi surya

Energi pasang surut

Energi ombak

Energi angin

 l
 b

 s

Energi terbarukan energi yang berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga
surya, tenaga angin, arus airproses biologi, dan panas bumi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penggunaan energi terbarukan di masyarakat modern,
lihat pengembangan energi terbarukan. Untuk diskusi umum, lihat pengembangan energi masa
depan.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Definisi "terbarukan"
o 1.1Energi berkelanjutan
 2Sumber utama energi terbaharui
o 2.1Energi panas bumi
o 2.2Energi surya
o 2.3Tenaga Angin
o 2.4Tenaga air
o 2.5Biomassa
 2.5.1Bahan bakar bio cair
 2.5.2Biomassa padat
 2.5.3Biogas
 3Sumber energi skala kecil
 4Masalah
o 4.1Estetika, membahayakan habitat, dan pemanfaatan lahan
o 4.2Konsentrasi
o 4.3Jarak ke penerima energi listrik
o 4.4Ketersediaan
 5Riwayat penggunaan energi terbarukan
 6Lihat pula
 7Referensi
 8Pranala luar

Definisi "terbarukan"[sunting | sunting sumber]


Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi
pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi
yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan
definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya.
Energi berkelanjutan[sunting | sunting sumber]
Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan, karena
senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir
atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir tidak
memasukkan tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan uranium-235 di
alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa
nuklir termasuk energi berkelanjutan jika digunakan sebagai bahan bakar di reaktor pembiak
cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar nuklir bisa "beranak" ratusan
hingga ribuan kali lipat.
Alasannya begini, cadangan nuklir yang dibicarakan para pakar energi dalam ordo puluhan atau
ratusan tahun itu secara implisit dihitung dengan asumsi reaktor yang digunakan adalah reaktor
biasa (umumnya tipe BWR atau PWR), yang notabene hanya bisa membakar U-235. Di satu sisi
kandungan U-235 di alam tak lebih dari 0,72% saja, sisanya kurang lebih 99,28% merupakan U-
238. Uranium jenis U-238 ini dalam kondisi pembakaran "biasa" (digunakan sebagai bahan bakar di
reaktor biasa) tidak dapat menghasilkan energi nuklir, tetapi jika dicampur dengan U-235 dan
dimasukan bersama-sama ke dalam reaktor pembiak, bersamaan dengan konsumsi/pembakaran U-
235, U-238 mengalami reaksi penangkapan 1 neutron dan berubah wujud menjadi U-239. Dalam
hitungan menit U-239 meluruh sambil mengeluarkan partikel beta dan kembali berubah wujud
menjadi Np-239. Np-239 juga kembali meluruh sambil memancarkan partikel beta menjadi Pu-239.
Pu-239 inilah, yang meski tidak tersedia di alam tetapi terbentuk sebagai hasil sampingan
pembakaran U-235, memiliki kemampuan membelah diri dan menghasilkan energi sebagaimana U-
235. Bisa dibayangkan jika semua U-238 yang jumlahnya ribuan kali lebih banyak daripada U-235,
berhasil diubah menjadi Pu-239, berapa peningkatan terjadi jumlah bahan bakar nuklir. Hal yang
serupa juga terjadi untuk atom [thorium-233] yang dengan reaksi penangkapan 1 neutron berubah
wujud menjadi U-233 yang memiliki kemampuan reaksi berantai (reaksi nuklir).
Itulah sebabnya mengapa negara-negara maju tertentu enggan meninggalkan nuklir meski
risiko radioaktif yang diterimanya tidak ringan. Reaktor pembiak cepat seperti yang dimiliki
oleh Korea Utara mendapat pengawasan ketat dari IAEA karena mampu memproduksi bahan bakar
baru Pu-239 yang rentan disalahgunakan untuk senjata pemusnah massal.
Di sisi lain para penentang nuklir cenderung menggunakan istilah "energi berkelanjutan" sebagai
sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi nuklir dari pembahasan kelompok
energi tersebut[butuh rujukan].

Sumber utama energi terbaharui[sunting | sunting sumber]


Energi panas bumi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Energi panas bumi
Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari
dalam, serta dari panas matahari yang membuat panas permukaan bumi. Ada tiga cara
pemanfaatan panas bumi:

 Sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk listrik


 Sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara langsung menggunakan pipa ke perut bumi
 Sebagai pompa panas yang dipompa langsung dari perut bumi
Panas bumi adalah suatu bentuk energi panas atau energi termal yang dihasilkan dan disimpan di
dalam bumi. Energi panas adalah energi yang menentukan temperatur suatu benda. Energi panas
bumi berasal dari energi hasil pembentukan planet (20%) dan peluruhan radioaktif dari mineral
(80%)[1]. Gradien panas bumi, yang didefinisikan dengan perbedaan temperatur antara inti bumi dan
permukaannya, mengendalikan konduksi yang terus menerus terjadi dalam bentuk energi panas
dari inti ke permukaan bumi.
Temperatur inti bumi mencapai lebih dari 5000 oC. Panas mengalir secara konduksi menuju
bebatuan sekitar inti bumi. Panas ini menyebabkan bebatuan tersebut meleleh, membentuk magma.
Magma mengalirkan panas secara konveksi dan bergerak naik karena magma yang berupa
bebatuan cair memiliki massa jenis yang lebih rendah dari bebatuan padat. Magma memanaskan
kerak bumi dan air yang mengalir di dalam kerak bumi, memanaskannya hingga mencapai 300 oC.
Air yang panas ini menimbulkan tekanan tinggi sehingga air keluar dari kerak bumi[2].
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa daerah. Uap panas atau air
bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke permukaan, dan dapat digunakan untuk
membangkitkan listrik. Sumber tenaga panas bumi berada di beberapa bagian yang tidak stabil
secara geologis seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Filipina, dan Italia. Dua wilayah
yang paling menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di kubah Yellowstone dan di
utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi dan mengalirkan energi ke 66% dari
semua rumah yang ada di Islandia pada tahun 2000, dalam bentuk energi panas secara langsung
dan energi listrik melalui pembangkit listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan panas
bumi sebagai pemanas rumah[3][4].
Energi surya[sunting | sunting sumber]

Panel surya (photovoltaic arrays) di atas yachtkecil di laut dapat mengisi baterai 12 V sampai 9 ampere dalam
kondisi cahaya matahari penuh dan langsung.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tenaga surya


Karena kebanyakan energi terbaharui berasal adalah "energi surya" istilah ini sedikit
membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan secara langsung
dari cahaya matahari.
Tenaga surya dapat digunakan untuk:

 Menghasilkan listrik menggunakan sel surya


 Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
 Memanaskan gedung secara langsung
 Memanaskan gedung melalui pompa panas
 Memanaskan makanan Menggunakan oven surya.
 Memanaskan air melalui alat pemanas air bertenaga surya
Tentu saja matahari tidak memberikan energi yang konstan untuk setiap titik di bumi, sehingga
penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan untuk mengisi daya baterai, di siang hari dan
daya dari baterai tersebut digunakan di malam hari ketika cahaya matahari tidak tersedia.
Tenaga Angin[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tenaga angin
Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan udara yang berbeda,
sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan materi (udara) dan telah diketahui sejak lama
mampu menggerakkan turbin. Turbin angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik
maupun energi listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin; ketika
kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat hingga ke batas maksimum
energi yang mampu dihasilkan turbin tersebut[5]. Wilayah dengan angin yang lebih kuat dan konstan
seperti lepas pantai dan dataran tinggi, biasanya diutamakan untuk dibangun "ladang angin".
Tenaga air[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tenaga air
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air memiliki massa jenis 800 kali
dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain.
Turbin air didesain untuk mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari
jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan dalam bentuk:

 Bendungan pembangkit listrik. Yang terbesar adalah Three Gorges dam di China.
 Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala 100 kilowatt. Umumnya
dipakai di daerah terpencil yang memiliki banyak sumber air.
 Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik dari aliran air tanpa
membutuhkan reservoir air yang besar.

Biomassa[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahan bakar bio
Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, udara, dan CO2.
Bahan bakar bio (biofuel) adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - organisme atau
produk dari metabolisme hewan, seperti kotoran dari sapi dan sebagainya. Ini juga merupakan salah
satu sumber energi terbaharui. Biasanya biomass dibakar untuk melepas energi kimia yang
tersimpan di dalamnya, pengecualian ketika biofuel digunakan untuk bahan bakar fuel cell
(misal direct methanol fuel cell dan direct ethanol fuel cell).
Biomassa dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk memproduksi bahan bakar
jenis lain seperti biodiesel, bioetanol, atau biogas tergantung sumbernya. Biomassa
berbentuk biodiesel, bioetanol, dan biogas dapat dibakar dalam mesin pembakaran
dalam atau pendidih secara langsung dengan kondisi tertentu.
Biomassa menjadi sumber energi terbarukan jika laju pengambilan tidak melebihi laju produksinya,
karena pada dasarnya biomassa merupakan bahan yang diproduksi oleh alam dalam waktu relatif
singkat melalui berbagai proses biologis. Berbagai kasus penggunaan biomassa yang tidak
terbarukan sudah terjadi, seperti kasus deforestasi zaman romawi, dan yang sekarang
terjadi, deforestasi hutan amazon. Gambut juga sebenarnya biomassa yang pendefinisiannya
sebagai energi terbarukan cukup bias karena laju ekstraksi oleh manusia tidak sebanding dengan
laju pertumbuhan lapisan gambut[6][7].
Ada tiga bentuk penggunaan biomassa, yaitu secara padat, cair, dan gas [8]. Dan secara umum ada
dua metode dalam memproduksi biomassa, yaitu dengan menumbuhkan organisme penghasil
biomassa dan menggunakan bahan sisa hasil industri pengolahan makhluk hidup.
Bahan bakar bio cair[sunting | sunting sumber]
Bahan bakar bio cair biasanya berbentuk bioalkohol seperti metanol, etanol dan biodiesel. Biodiesel
dapat digunakan pada kendaraan diesel modern dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan dapat
diperoleh dari limbah sayur dan minyak hewani serta lemak. Tergantung potensi setiap
daerah, jagung, gula bit, tebu, dan beberapa jenis rumput dibudidayakan untuk menghasilkan
bioetanol. Sedangkan biodiesel dihasilkan dari tanaman atau hasil tanaman yang mengandung
minyak (kelapa sawit, kopra, biji jarak, alga) dan telah melalui berbagai proses seperti esterifikasi.
Biomassa padat[sunting | sunting sumber]
Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah terbakar, baik kayu bakar atau
tanaman yang mudah terbakar. Tanaman dapat dibudidayakan secara khusus untuk pembakaran
atau dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti diolah di industri tertentu dan limbah hasil
pengolahan yang bisa dibakar dijadikan bahan bakar. Pembuatan briket biomassa juga
menggunakan biomassa padat, di mana bahan bakunya bisa berupa potongan atau serpihan
biomassa padat mentah atau yang telah melalui proses tertentu seperti pirolisis untuk meningkatkan
persentase karbon dan mengurangi kadar airnya.
Biomassa padat juga bisa diolah dengan cara gasifikasi untuk menghasilkan gas.
Biogas[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Biogas
Berbagai bahan organik, secara biologis dengan fermentasi, maupun secara fisiko-kimia
dengan gasifikasi, dapat melepaskan gas yang mudah terbakar.
Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari berbagai limbah dari industri yang ada saat ini, seperti
produksi kertas, produksi gula, kotoran hewan peternakan, dan sebagainya. Berbagai aliran limbah
harus diencerkan dengan air dan dibiarkan secara alami berfermentasi, menghasilkan gas metana.
Residu dari aktivitas fermentasi ini adalah pupuk yang kaya nitrogen, karbon, dan mineral.

Sumber energi skala kecil[sunting | sunting sumber]


 Piezoelektrik, merupakan muatan listrik yang dihasilkan dari pengaplikasian stress mekanik
pada benda padat. Benda ini mengubah energi mekanik menjadi energi listrik[9].
 Jam otomatis (Automatic watch, self-winding watch) merupakan jam tangan yang digerakkan
dengan energi mekanik yang tersimpan, yang didapatkan dari gerakan tangan penggunanya.
Energi mekanik disimpan pada mekanisme pegas di dalamnya[10].
 Landasan elektrokinetik (electrokinetic road ramp) yaitu metode menghasilkan energi listrik
dengan memanfaatkan energi kinetik dari mobil yang bergerak di atas landasan yang terpasang
di jalan. Sebuah landasan sudah dipasang di lapangan parkir
supermarket Sainsbury's di Gloucester, Britania Raya, di mana listrik yang dihasilkan digunakan
untuk menggerakkan mesin kasir[11].
 Menangkap radiasi elektromagnetik yang tidak termanfaatkan dan mengubahnya menjadi energi
listrik[12] menggunakan rectifying antenna[13]. Ini adalah salah satu metode memanen
energi (energy harvesting).

Masalah[sunting | sunting sumber]


Estetika, membahayakan habitat, dan pemanfaatan lahan[sunting | sunting
sumber]
Beberapa orang tidak menyukai estetika turbin angin atau mengemukakan isu-isu konservasi alam
ketika panel surya besar dipasang di pedesaan. Pihak yang mencoba memanfaatkan teknologi
terbarukan ini harus melakukannya dengan cara yang disukai, misal memanfaatkan kolektor surya
sebagai penghalang kebisingan sepanjang jalan, memadukannya sebagai peneduh matahari,
memasangnya di atap yang sudah tersedia dan bahkan bisa menggantikan atap sepenuhnya,
juga sel fotovoltaik amorf dapat digunakan untuk menggantikan jendela.
Beberapa sistem ekstrasi energi terbarukan menghasilkan masalah lingkungan yang unik.
Misalnya, turbin angin bisa berbahaya untuk burung yang terbang, sedangkan bendungan air
pembangkit listrik dapat menciptakan penghalang bagi migrasi ikan - masalah serius di bagian barat
laut pasifik yang telah mengurangi populasi ikan salmon. Pembakaran biomassa dan biofuel
menyebabkan polusi udara yang sama dengan membakar bahan bakar fosil, meskipun karbon yang
dilepaskan ke atmosfer ini dapat diserap kembali jika organisme penghasil biomassa tersebut
secara terus menerus dibudidayakan.
Masalah lain dengan banyak energi terbarukan, khususnya biomassa dan biofuel, adalah sejumlah
besar lahan yang dibutuhkan untuk usaha pembudidayaannya.
Konsentrasi[sunting | sunting sumber]
Masalah lain adalah variabilitas dan persebaran energi terbarukan di alam, kecuali energi panas
bumi yang umumnya terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu namun terdapat pada lokasi yang
ekstrem. Energi angin adalah yang tersulit untuk difokuskan, sehingga membutuhkan turbin yang
besar untuk menangkap energi angin sebanyak-banyaknya. Metode pemanfaatan energi air
bergantung pada lokasi dan karakteristik sumber air sehingga desain turbin air bisa berbeda.
Pemanfaatan energi matahari dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun untuk mendapatkan
energi yang banyak membutuhkan luas area penangkapan yang besar.
Sebagai perbandingan, pada kondisi standar pengujian di Amerika Serikat energi yang diterima 1
m2 sel surya yang memiliki efisiensi 20% akan menghasilkan 200 watt. Kondisi standar pengujian
yang dimaksud adalah temperatur udara 20 oC dan irradiansi 1000 W/m2[14][15].
Jarak ke penerima energi listrik[sunting | sunting sumber]
Keragaman geografis juga menjadi masalah signifikan, karena beberapa sumber energi terbarukan
seperti panas bumi, air, dan angin bisa berada di lokasi yang jauh dari penerima energi listrik; panas
bumi di pegunungan, energi air di hulu sungai, dan energi angin di lepas pantai atau dataran tinggi.
Pemanfaatan sumber daya tersebut dalam skala besar kemungkinan akan memerlukan investasi
cukup besar dalam jaringan transmisi dan distribusi serta teknologi itu sendiri dalam menghadapi
lingkungan terkait.
Ketersediaan[sunting | sunting sumber]
Salah satu kekurangan yang cukup signifikan adalah ketersediaan energi terbarukan di alam;
beberapa dari mereka hanya ada sesekali dan tidak setiap saat (intermittent). Misal cahaya matahari
yang hanya tersedia ketika siang hari, energi angin yang kekuatannya bervariasi setiap saat, energi
air yang tak bisa dimanfaatkan ketika sungai kering, biomassa memiliki masalah yang sama dengan
yang dihadapi dunia pertanian (misal iklim, hama), dan lain-lain. Sedangkan energi panas bumi bisa
tersedia sepanjang waktu.

Riwayat penggunaan energi terbarukan[sunting | sunting


sumber]
Sepanjang sejarah, berbagai macam energi terbarukan telah digunakan.

 Kayu adalah bahan bakar biomassa paling tua dalam sejarah manusia, yang digunakan sebagai
sumber energi panas lewat pembakaran, bahkan hingga kini masih digunakan. Kayu bakar
digunakan saat memasak dan menghangatkan ruangan sehingga manusia dapat bertahan di
cuaca dingin. Jenis kayu tertentu digunakan khusus untuk mengawetkan makanan melalui
pengeringan atau pengasapan sehingga makanan tidak cepat basi atau rusak. Kemudian
ditemukan bahwa pembakaran parsial dalam kondisi miskin oksigen (pirolisis) untuk
menghasilkan arang, yang dapat memberikan panas lebih banyak dalam massa yang relatif
lebih sedikit dibandingkan kayu kering. Namun, energi ini kurang efisien karena membutuhkan
bahan baku kayu/pohon dalam jumlah besar untuk membuat arang.
 Tenaga Hewan untuk menarik gerobak/kereta dan alat-alat mekanik tradisional. Hewan seperti
kuda, sapi atau kerbau sejak dulu telah dimanfaatkan sebagai tenaga transportasi dan
penggerak pabrik. Hingga kini, di berbagai belahan dunia masih banyak penggunaan hewan
untuk tujuan ini.
 Tenaga air akhirnya menggantikan kekuatan hewan untuk pabrik dengan mengubah energi air
(kinetik maupun gravitasi) menjadi energi kinetik rotasi. Hingga saat ini, tenaga air menyediakan
energi listrik terbarukan di seluruh dunia lebih banyak dari sumber energi terbarukan lainnya.
 Lemak hewani, terutama minyak ikan paus sudah lama dibakar sebagai minyak untuk lampu.
 Energi angin telah digunakan selama beberapa ratus tahun. Pada awalnya digunakan
pada kincir angin berukuran besar bagaikan layar dengan empat hingga enam lengan, seperti
yang terlihat di Belanda. Saat ini, desain kincir angin lebih banyak menyerupai pisau dengan
jumlah lengan hanya tiga pada umumnya, seperti yang terlihat di ladang angin di pegunungan
maupun lepas pantai. Saat ini, tenaga angin merupakan sumber energi dengan pertumbuhan
tercepat di dunia.
 Tenaga surya sebagai sumber energi dalam sejarah manusia, lebih banyak ditangkap secara
arsitektural sebagai penerangan dalam bangunan, dan pengeringan bahan pertanian. Dan pada
abad ke-20, matahari telah ditangkap secara mekanis memanfaatkan pergerakan fluida hingga
konversi ke energi listrik secara langsung.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Energi berkelanjutan
 Pengembangan energi terbarukan
 Penghargaan Ashden untuk Energi terbarukan
 Energi Net gain.
 Kendaraan listrik.
 Sepeda motor listrik
 Perahu listrik.
 Mobil hijau.
 Energi Soft path.
 Uni Eropa untuk Program Perubahan Iklim
 Katalog Whole Earth.
 Proses Fischer-Tropsch
 Asal petroleum abiogenik
 Penghapusan tenaga nuklir
I.I. LATAR BELAKANG
Manusia hidup tidak lepas dari energy. Terlebih saat ini hampir semua aktifitas
manusia sangat tergantung dengan energy, dengan kata lain , manusia tidak dapat
hidup tanpa energy.Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari hari, sebagai contoh,
alat penerangan,motor penggerak, peralatan rumah tangga,aktifitas dalam perindustrian
itu semua dapat berfungsi apabila ada energy. Tapi saat ini terjadi banyak sekali
dimnamika ataupun permasalahan yang dihadapi Negara maupun dunia
masalah kebutuhan energy, yaitu, semakin cepatnya pertumbuhan masyarakat bahkan
di masa krisis, rasio elektrifikasi yang baru mencapai 60%,kendala infra struktur dalam
pemanfaatan energy. Investasi suasta yang masih kecil , dan pemanfaatan sember
energy terbarukan masih kecil serta ketiadaan kegiatan eksplorasi cadangan baru
mengakibatkan terganggunya produksi energy primer nasional.kalau hal ini tidak
langsung ditangani ataupun di waspadai pemerintah, maka akan terjadi krisis energy
yang dapat menimbulkan efek yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Dinamika yang dihadapi saat ini sangat mungkin bisa diatasi Negara Indonesia
karna Negara Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan
energy, seperti,energy matahari,energy air,energy listrik, energy nuklir, energy minyak
gas bumi, dan juga ennergi yang tersedia di bumi seperti energy biomassa atau
gas,dan juga batu bara, hal ini bisa idatasi pemerintah Indonesia dengan cara,
 pengesahan rancangAn kebijakan Energi nasional yang mengatur
tentang penyediaan, pemanfaatan,prioritas dan cadangan penyangga energy
nasional.
 Kebijakan jangka menengah tentang alokasi dana APBNdisektor energy termasuk
sumsidi BBM dan listrik objektif dan sesuai persoalan nasional.
 Tata kelola dan kelembagaan, contohnya, kejelasan status lembaga yang permanen
menggantikan peran PB migas perlu segera ditetapkan atau melalui revisi undang
undang Migas.

I.2, TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah supaya kita mengetahui informasi
tentang masalah yang dihadapi pemerintah, pengertian, sumber sumber, dan contoh
tehnologi dari energi terbarukan saat ini serta bagaimana pemanfaatan nya dalam
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ENERGI TERBARUKAN
2.2.1PENGERTIAN ENERGI
Kata energy berasal dari bahasa yunani, Yaitu ergon yang berarti kerja, jadi energy di
artikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha.energi merupakan
sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan dialam ini, terutama bagi kehidupan
manusia, karna segala sesuatu yang kita lakukan memerlukan energy,
Energy dialam ini tersedia dalam bentuk, misalnya energy kimia, energy listrik, energy
kalor dan energy cahaya, energy akan bermanfaat jika terjadi perubahan bentuk dari
suatu bentuk ke bentuk yang lain, sebagai contoh, setrika listrik akan bermanfaat jika
terjadi perubahan energy listrik menjadi energy kalor,
Benda yang bergerak maupun diam ternyata mempunyai suatu energy yang tersimpan,
energy yang ditimbulkan akibat suatu gerakan suatu benda disebut energy kinetic,
sedangkan energy yang tersimpan dalam suatu benda karna kedudukannya disebut
energy potensial, itulah sedikit yang dapat saya sampaikan tentang pengertian energy .
2.2.2.PENGERTIAN ENERGI TERBARUKAN
Energi terbarukan adalah sumber energy yang dapat dipulihkankembali secara
alamidan prosesnya berkelanjutan. Energy terbarukan dihasilkan dari sumber daya
energy yang secara alami tidak akan habis bbahkan berkelanjutan jika dikelola dengan
baik. Energy terbarukan disebut juga sebagai energy berkelanjutan(sustainable
energy). Konsep energy terbarukan mulai dikenal di dunia pada era 1970-an.
Kemunculannya sebagai antithesis terhadap pengembangan dan penggunaan energy
berbahan fosil dan nuklir. Selain dapat dipulihkan kembali,energy terbarukan diyakini
lebih bersih , aman dan terjangkau masyarakat. Pengunaan energy terbarukan lebih
ramah lingkungan karna mampu mengurangi pencemaran lingkungan dan kerusakan
lingkungan disbanding energy non- terbarukan.
Energy terbarukan masih perlu meningkatkan daya saing, karna sumber energy
terbarukan masih membutuhkan subsidi untuk tetap kompetitif dengan bahan bakar
fosil dalam hal biaya, meskipun harus juga disebut kan bahwa perkembangan teknologi
pada nergi terbarukan terus menurunkan harganya dan hanya masalah waktu energy
terbarukan akan memiliki harga yag kompetitif tanpa subsidi dibandingkan bahan bakar
tradisional.

2.2.3 SUMBER ENERGI TERBARUKAN


A. Energi surya
Matahari adalah sumber kita yang paling kuat energy.sinar matahari atau energy surya
dapat digunakan untuk pemanasan rumah, pencahayaan dan pendinginan dan
bangunan lainnya, pembanggkit listrik ,pemanas air, dan berbagai proses industry
lainnnya, sebagian besar energy terbarukan berasal baik secara langsung maupun
tidak langsung dari matahari. Contohnya , panas dari matahari menyebabkann angin
bertiup , memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan pohon dan tanaman lain yang
digunakan untuk energy biomassa, dan memainkan peran penting dalam siklus
penguapan dan curah hujan yang menjadi sumber energy air.
B. Energi Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi ketika naik udara hangat dan udara
dingin di bergegas untuk menggantinya. Energy angin telah digunnakan selama
berabad abat untuk kapal layar dan kincir angin untuk menggilingh gandum. Hal ini
energy angin ditangkap oleh turbin angin dan digunakan untuk menghasilkan listrik.
C. Biofuel
Bio fuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energy terbarukan bberupa
bahan bakar( baik padat, cair, dan gas) yang dihasilkan dari bahan bahan organic.
Sumber bio fuel adalah tanaman yang memiliki kandungan gula tinggi(seperti sorgum
dan tebu) dan tanaman yhang memiliki kandungan minyak nabatitinggi(seprti
jarak,ganggang dan kelapa sawit).
D.Bio Massa
Bio massa adalah jenis energy terbarukan yang mengacu bapa bahan biologis yang
berasal dari organnisme yang hidup atau yang belim lama mati. Sumber bio massa
antara lainbahan bakar kayu,limbah dan alcohol. Pembangkit listrik bio massa
diindonesia seperti PLTBM Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.
E. Panas Bumi
Energy panas bumi atau geo thermal adalah sumber energy terbarukan berupa
energy thermal(panas)yang dihasilkan dan disimpan didalam bumi. Energy panas bumi
diyakini cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan,dan ramah lingkungan. Namun
pemanfaatannya masih terkendala pada tehnologi eksploitasi yang hanya dapat
menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(PLTP)
yang dimiliki Indonesia antara lain. PLTP Sibayak Di Sumatara Utara. PLTP Salak di
Jawa Barat, PLTP Dieng di Jawa Tengah, dan PLTP Lahendong di Sulawesi Utara.
F . Air
Energy air adalah salah satu alternative bahan bakar fosil yang paling umum.
Sumber energy ini didapatkan dengan memanfaatkan energy potensial dan
energy kinetic yang dimiliki air. Saat ini sekitar 20%konsumsi listrik didunia dippenuhi
dari Pembangkit Listrik Tenaga Air( PLTA). Di Indonesia saja terdapat puluhan PLTA
seperti . PLTA singkarak di Sumatra barat , PLTA gaja mungkur di Jawa Tengah,
PLTA karangkates di jawa timur, PLTA Riam kanan di Kalimantan selatan dan PLTA
Larona di Sulawesi selatan.
G. Gelombang Laut
Energy gelombang laut atau ombak adalah energy terbarukan yang bersumber
dari tekanan naik turunnya gelombang air laut. Indonesia sebagai Negara
maritime,yang terletak diantara 2 samudra berpotensi tinggi memnfaatkan sumber
energy dari gelombang laut. Sayangnya sumber energy alternative ini masih dalam
taraf pengembangan Indonesia.
H.Pasang Surut
Energy pasang suurut air laut adalah energy yang terbarukan yang bersumber
dari proses pasang surut air laut. Terdapat 2 jenis sumberenergi pasang surut air laut,
pertama adalah perbedan tinggi rendahnya air laut saat pasang dan surut. Yang kedua
adalah arus pasang surut terutama pada selat selat yang kecil. Layaknya energy
gelombang air laut, Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi dalam pemanfaatan
energy pasang surut air laut. Saying nya energy ini9m belum termanfaatkan.
2.2.4 KEUNGULAN DAN KELEMAHAN ENERGI TERBARUKAN
Energy terbarukan adalah topic yang sangat popular saat ini. Berikut
adalah beberapa keunggulan dan kellemahan energy terbarukan .
Seperti bahan bakar fosil, energy terbarukan tentunya memiliki keunggulan dan
kelemahan tertentu. Nilai ekonomi, ekologi dan efesiensi adalah beberapa factor yang
mesti kita perhatikan ketika kita membahas keungggulan dan kekurangan energy
terbarukan.
Seperti namanya sumber energy terbarukan tidak dapat habis dan tentunya
berbeda dengan bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil terbatas, dan karna itu suatu hari ,
bbatu bara, minyak dan gas alam akkan habis, anmun scenario yang sama tidak akan
terjadi pada sumber energy terbarukan karna matahari akan terus bersinar, angin
akan terus bertiup. Sulit untuk mengatakan berapa lama bahan bakkar fosil dapat
memenuhi sebagian besar permintaan energy global, beberapa ahli energy
percaya hal ini kemungkinan akan berlangsung sampai akhir abad ini.karna itulah saat
bahan bakar fosil telah habis didunia ini, kita harus telah memiliki alternative dalam
bentuk energy terbarukan.
Dari sudut pandang ekologi, energy terbarukan memiliki keunggulan jauh lebih
banyak dibandingkanbahan bakar fosil. Sumber nergi terbarukan adalah sumber energy
bersih dan tidak seperti batu bara, minyak, dan gas alam, sumber energy terbarukan
tidak melepaskan emisi karbon. Bahan bakar fosil disisi lain ketika dibakar melepaskan
emisi karbon berbahaya yang tidak hanya mencemari planet kita. Tetapi telah
memberikan knstribusi kerusakan berupa dampaknya pada perubahan iklim.
Meskipun ada perbaikan serius dalam hal teknologi energy terbarukan pada
beberapa tahun terakhir, ppersaingan harga harga sumber energy terbarukkan tetap
menjadi salah satu kelemahan terbesar dari energy terbarukan. Agar biaya energy
terbarukan da[pat kompetitif dengan bahan bakar fosil, penelitian yang lebih banyak
dilakukan sebagian besar meski difokuskan untuk meningkatkan efesiansi teknologi
energy terbarukan karna factor efesiensi dan ekonomi masih mmerupakan
pertimbangan yang lebih besar dibandingkan dampaknya yeng positif terhadap
lingkungan dimata banyak orang.
Energy terbarukan juga perlu memberikan solusi pada penyimpana
energy untuk menjamin keamanan saat pengiriman karna sumber terpenting dari
energy terbarukan seringkali bersifat intermitten, dan karna itu tidak dapat diandalkan
setiap saat.
Kurangnya tradisi juga merupakan salah satu kelemahan dari pemakaian energy
terbarukan. Bahan bakar fosil merupakan tradisisi yang sangat panjang, dan banyak
sector energy terbarukan yang baru saja dimulai berkembang. Tradisi penggunaan
bahan bakar fosil memberikan konstribusi bagi kuatnya lobi bahan bakar fosil pada sisi
politik , dan lobi ini menggunakan pengaruhnya untuk menghasilkan
keputusan keputusan penting mengenai pemakaian energy.
Banyak Negara dudunia bergantung pada impor minya asing , dan dengan
mengembangkan sector energy terbarukan di negeri sendiri , mereka akan membantu
mengurangi ketergantungan pada impor minyak ke Negara lain. Dan dengan demikian
juga akan mendifersifikasi portofolio energy mereka.
Pengembangan sector energy terbarukan juga dapat menciptakan
manfaat ekonomi dibayak Negara , sebagian besar dalm bentuk terciptanya
lappangan kerja’’ hijau’’ yang baru.

BAB III
PENDALAMAN MATERI

3.TEKNOLOGI SUMBER ENERGII TERBARUKAN


3.1 Energi Panas Bumi
Energi panas bumi atau energi geothermal adalah energi yang dihasilkan oleh fluida, gas dan
batuan yang terkandung di dalam perut bumi sehingga memerlukan proses pertambangan untuk
memperolehnya. Geotermal termasuk energi terbarukan karena siklus produksinya memanfaatkan fluida
untuk mengambil panas dari dalam bumi ke permukaan dan fluida tersebut akan diinjeksikan kembali ke
dalam tanah untuk proses produksi berkelanjutan.
Dengan banyaknya gunung vulkanik, Indonesia seharusnya menjadi raksasa dalam eksplorasi
panas bumi sebagai sumber energi.

Pencarian sumber energi panas bumi sudah dilakukan sejak masa hindia belanda. Awal
pekerjaan tersebut dilakukan pada tahun 1918 di lapangan kamojang, Jawa Barat. Namun hingga saat ini
pemanfaatannya masih belum optimal. Potensi panas bumi Indonesia terletak di 256 lokasi dan hampir
setengahnya berada di kawasan konservasi dengan potensi 28,1 GWe atau setara dengan 12 barel
minyak bumi untuk pengoperasian selama 30 tahun.

Data dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa dari potensi 40% panas bumi dunia, hanya 4%
atau sekitar 1189 MWe saja yang dimanfaatkan di bumi Indonesia. Daerah panas bumi yang sudah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru 7 dari 256 lokasi atau sekitar 3% dengan kapasitas total
terpasang 1189 MW.

Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang unik. Ia tidak dapat disimpan dan
tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini membuat panas bumi terlepas dari dinamika
harga pasar. Selain itu panas bumi dapat menjadi alternatif yang sangat baik bagi bahan bakar fosil
terutama untuk pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat mengurangi subsidi energi.

Dalam aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan hanya berupa air yang tidak merusak atmosfer
dan lingkungan. Limbah buangan air pembangkit panas bumi akan diinjeksikan jauh ke dalam lapisan
tanah (reservoir) dan tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah. Emisi CO2 nya pun hanya berkisar
di angka 200 kg/MWh, jauh lebih rendah bahkan kurang dari setengah emisi yang dihasilkan oleh gas
alam, minyak bumi, diesel ataupun batubara.

Menurut Sukhyar, Kepala Badan Geologi Departemen ESDM, energi panas bumi memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, di antaranya hemat ruang dan
pengaruh dampak visual yang minimal. Selain itu, energi panas bumi mampu berproduksi secara terus
menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi. “Tingkat ketersediaan
(availability) juga sangat tinggi, yaitu di atas 95%,”

Potensi geotermal Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Lapangan geotermal


kamojang menjadi salah satu sumur produksi panas bumi paling produktif. Sumur ini masih dimanfaatkan
hingga sekarang walau sudah beroperasi selama 27 tahun dan masih memiliki kapasitas panas bumi
sebanyak 93%. Efisiensi energi yang sangat baik diperlihatkan oleh panas bumi sebagai sumber energi.

Dalam grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi produksi sumur geothermal
terus meningkat sejak pertama kali proses produksi dilakukan. Pada tahun 2025 diproyeksikan geothermal
Indonesia dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu barel oil
equivalen (boe) per harinya. Sebuah potensi energi yang sangat besar.
Berdasarkan informasi dari Kementrian ESDM, sampai dengan November 2009 total potensi panas
bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang tersebar di 256 titik. Terdapat penambahan 8
lokasi baru dengan potensi 400 MWe yang berasal dari penemuan lapangan pada tahun 2009.
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu menjadikan panas bumi
sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi negara lainnnya. Selama ini kita masih berkiblat
pada selandia baru dan islandia dalam upaya pemanfaatan teknologi panas bumi.

3.2 Energi Surya


Solar Sel Full Spektrum
Salah satu alasan utama mengapa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) kesulitan
mengimbangi pembangkit listrik konvensional adalah karena efisiensinya yang rendah. Sehingga untuk
mendapatkan energi listrik yang besar diperlukan luasan modul surya yang besar pula, yang berarti biaya
pun besar.

Mayoritas solar sel komersial saat ini memiliki efisiensi sekitar 15%. Sedangkan efisiensi sebesar
30% sudah berhasil diuji di laboratorium namun belum dapat diproduksi untuk keperluan komersial.

Mengapa solar sel belum bisa mengkonversi radiasi matahari dengan efisiensi tinggi? Alasannya
adalah karena material solar sel hanya mampu mengkonversi sebagian dari spektrum cahaya matahari
yang diterimanya. Menurut Tomas Marvart dalam bukunya berjudul Solar Electricity, hanya sekitar 2/3
dari spektrum cahaya matahari yang dapat dikonversi menjadi listrik oleh material solar sel yang ada
sekarang.

Namun kini ada harapan baru untuk mengkonversi semua spektrum cahaya matahari menjadi
listrik. Riset yang dilakukan oleh Wladek Walukiewicz di Lawrence Berkeley National Laboratory telah
berhasil mengkonversi seluruh spektrum. Dan yang juga menarik adalah bahwa proses produksi solar sel
baru ini dapat dilakukan menggunakan teknik produksi konvensional.

Prinsip yang digunakan oleh Wladek Walukiewicz dan kawan-kawan adalah bahwa: tidak ada
material yang mampu merespon semua panjang gelombang radiasi matahari, masing-masing material
bekerja pada panjang gelombang yang berbeda pula, maka untuk memungkinkan proses konversi
seluruh spektrum dilakukan penggabungan beberapa bahan berbeda dengan sensitifitas spektrum
berbeda pula.

Satu cara untuk menggabungkan berbagai bahan adalah dengan menumpuk lapisan-lapisan
semikonduktor berbeda dan menggabungkannya secara seri menggunakan kawat. Teknik ini walaupun
mampu menggabungkan lapisan-lapisan berbeda, namun strukturnya masih rumit sehingga menyulitkan
dalam proses fabrikasi. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat satu lapisan namun
mampu bekerja dengan spektrum berbeda.

Tim peneliti mengatakan bahwa teknik baru yang mereka perkenalkan akan menghasilkan solar
sel efisiensi tinggi dengan harga yang labih murah. Namun sayang, mereka belum menyebutkan setinggi
apa efisiensi yang dapat dihasilkan.

3.3. Tenaga Air


Turbin Sungai Mississipi untuk 1,5 juta rumah
Sejumlah 160 ribu turbin air akan dipasang di Sungai Mississippi untuk menghasilkan listrik
hingga 1600 MW listrik, cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik 1,5 juta rumah. Perusahaan Free Flow
Power mengatakan bahwa pemasangan turbin di dasar sungai tidak akan mengganggu lalu-lintas
kapal. Mereka juga yakin proyek tersebut tidak akan mengganggu ekosistem setempat.

Berbeda dengan bendungan Three Gorges di Cina yang menimbulkan dampak lingkungan
besar, teknologi milik Free Flow Power menggunakan generator listrik magnet permanent yang dapat
dipasang dalam kelompok kecil di bawah air, menangkap energi kinetic arus air, sehingga pembangunan
dam tidak diperlukan. Generator milik mereka, yang terdiri dari enam turbin setiap set, bisa ditambatkan
di bawah air dengan cara dipancangkan ke dasar sungai atau ditempelkan ke tiang jembatan.

Free Flow Power telah mendapat izin dari Federal Energy Regulatory Commission telah
melakukan studi di 59 lokasi. Pada setiap lokasi akan dipasang ratusan hingga ribuan turbin dalam jarak
beberapa kilometre. Biaya diperkirakan $3 Miliar (Rp 27,6 Triliun).
Perusahaan diberi waktu 3 tahun untuk melakukan kajian teknis dan lingkungan di 59 lokasi. Jika
hasilnya baik, pengerjaan dimulai 2012. Walaupun teknologi mereka tidak semurah teknologi hidro
konvensional, perusahaan meyakinkan pemerintah setempat bahwa harga listrik yang mereka produksi
cukup kompetitif.

3.4 Tenaga Angin


Turbin angin Bahrain WTC
Tiga turbin angin telah dipasang di Bahrain World Trade Center, gedung kembar pancakar langit
setinggi 240 meter, di Bahrain. Inilah pertama di dunia di mana turbin angin berkapasitas besar dipasang
di gedung komersial. Ketiga turbin ini dipasang untuk membangkitkan energi listrik bagi gedung tersebut.
Masing-masing turbin memiliki diameter 29 meters, dipasang pada jembatan-jembatan yang
menghubungkan kedua tower.
Untuk meningkatkan efisiensi, gedung dirancang sedemikian sehingga memiliki karakter
aerodinamik yang dapat memaksimalkan aliraan udara menuju turbin.

Ketiga turbin ini mampu menghasilkan 1100 hingga 1300 MWh, atau 10-15% kebutuhan listrik gedung
tersebut. Jika digunakan untuk rumah, energi yang dihasilkan mampu melistriki 300 rumah selama
setahun.

Atas prestasi ini Bahrain WTC telah masuk dalam shortlist untuk mendapatkanEDIE Award for
Environmental Excellence.
Proyek yang dikerjakan bersama oleh Atkin Architects and Engineers dan Norwinini menghabiskan biaya
3.5% dari keseluruhan proyek pembangunan Bahrain WTC yang selesai awal April 2008. Walaupun tidak
menghasilkan energi terlalu besar, terobosan ini merupakan langkah besar yang patut diapresiasi.
3.5 Biomassa
Mengubah sampah menjadi listrik
Tentu kita belum lupa tragedi Leuwigajah. Leuwigajah adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah kota Bandung. Bulan Februari 2005 bukit sampah setinggi 30 meter di TPA ini longsor, menelan
korban jiba lebih dari 100 penduduk lokal dan mengakibatkan kerugian material dan merusak lingkungan
sekitar TPA tersebut.

Sebenarnya sampah kota bisa diolah supaya memberikan mafaat bagi manusia. Teknologi untuk
melakukan hal tersebut sudah ada dan sudah diterapkan di banyak kota dan negara. Tulisan ini
menceritakan pengalaman saya beberapa minggu lalu mengunjungi lokasi pembangkit listrik tenaga
biogas dari TPA di Perth, Western Australia. Kunjungan ini digagas dalam rangka mengajak jalan-jalan
dua orang mahasiswa S3 USU Medan dan IPB Bogor yang sedang mengikuti penelitian singkat
diUniversitas Murdoch tempat saya belajar. Ditemani Direktur dan salah satu peneliti diEnvironmental
Technology Centre (ETC) Universitas Murdoch, kami mengunjungi satu dari lima pembangkit milik LGP di
kawasan Canning Vale, diterima oleh salah satu pegawai LGP yang sedang bertugas. Oh ya, ETC
Universitas Murdoch adalah salah satu dari hanya lima ETC yang didirikan PBB (lewat UNEP-IETC) di
seluruh dunia.
Perusahaan pembangkit listrik dari TPA ini bernama Landfill Gas and Power Pty Ltddisingkat LGP,
sebuah perusahaan swasta milik ACE Holdings Australia. Mulai beroperasi sejah 1993, LGP telah
menjadi salah satu pemimpin di pasar energi terbarukan Australia. Mereka bukan hanya bermain di bisnis
pembangkit listrik, tapi juga berkontribusi mengurangi emisi CO2 dan methane ke atmosfer. Perlu
diketahui bahwa methane adalah gas berbahaya yang dihasilkan oleh tumpukan sampah di TPA. Bahaya
bagi kehidupan dan bagi atmosfer. Kontribusi methan terhadap pemanasan global sekitar 21 kali lebih
besar daripada CO2.
Setahun, LGP menghasilkan listrik sekitar 75 GWh dari tiga pembangkit merk Catterpilar di Canning Vale,
dijual lewat jaringan listrik pemerintah (Western Power) ke pelanggan khusus seperti kantor-kantor
pemerintah lokal dan industri-industri skala kecil dan menengah.

BAB IV

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Energi adalah suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan atau dimiliki oleh suatu benda.
Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir semua aktivit
as kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan energi yang cukup. Untuk menghi
ndari krisis energi yang dikarenakan keterbatasan energi di alam di perlukanlan energi terbarukan. Energi
terbarukan adalah adalah energi yang berasal dari “proses alam yang berkelanjutan”, seperti tenaga
surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi. Dengan adanya energi terbarukan
diharapkan kebutuhan manusia akan sumber energi tidak akan berkurang.

3.2 Saran
Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sumber energi maka energi terbarukan harus lebih
dikembangkan. Namun dalam pengembangannya harus ada aspek – aspek yang perlu di perhatikan,
salah satunya adalah lingkungan. Pengembangan terhadap energi terbarukan harus mempertimbangkan
dampak – dampaknya terhadap lingkungan.

Selain itu, penggunaan terhadap energi pun harus diperhatikan. Hemat energi berarti mencegah
terjadinya krisis energi.
ENERGI BARU TERBARUKAN BERAGAM MACAM DAN POTENSI

8/18/2017

0 Comments

Energi Baru terbarukan mempunyai beragam sumber energi. Banyak sumber energi yang tidak
terduga yang ternyata bisa menjadi sumber energi yang lebih bersih dan murah daripada
sumber energi konvensional khususnya energi fosil. Penggunaan energi baru terbarukan
mendukung diversifikasi energi di Indonesia. Banyaknya macam sumber energi, juga
memberikan beragam potensi untuk dimaksimalkan pemanfaatannya. Apa saja sumber energi
tersebut? Apa saja fakta menarik didalamnya? Mari simak pemaparan berikut ini.

Energi Angin
Energi Angin salah satu energi yang dapat ditemukan di Indonesia dengan mudah. Energi
Angin/Bayu dapat menghasilkan energi listrik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB),
dengan teknologi Kincir Angin. Dikutip dari Katadata, Potensi PLTB di Indonesia hingga tahun
2025, direncanakan sebesar 2.500 MW (1). Dalam mengembangkan potensi energi angin,
pemerintah Indonesia dan Denmark melakukan kerjasama dengan meluncurkan Peta Potensi
Energi Angin di Indonesia pada 2 Mei 2017, upaya tersebut juga merupakan salah satu
tindaklanjut dari kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Denmark pada bidang Energi
Baru Terbarukan yaitu Strategic Sector Cooperation yang telah berlangsung sejak tahun 2016
(2). Diharapkan dengan adanya Peta Potensi Energi Angin di Indonesia, dapat membuka
peluang besar untuk investor bekerja sama dengan pemerintah mengembangkan energi angin.
Beberapa perusahaan juga tertarik untuk berinvestasi di Indonesia yaitu Siemens Wind Power,
Burmeister & Wain, Scandinavian Contractor (BWSC), Vestas Wind System, Dong Energy
Welltec, dan Babcock & Wilcox Volund (2). Denmark Sendiri adalah negara yang telah
menjadikan energi angin sebagai sumber energi listrik yang memenuhi kebutuhan nasional
negaranya sebanyak 42% pada tahun 2015 (3). Diharapkan kerjasama ini dapat berlangsung
dengan baik sehingga potensi energi angin dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Energi Matahari
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia sangat berpotensi mengembangkan pemanfaatan
energi matahari. Sinar matahari dapat menjadi sumber energi listrik menggunakan teknologi sel
surya, panel surya. Selain bersih dan ramah lingkungan, energi matahari tidak terbatas
jumlahnya. Potensi energi matahari di Indonesia adalah 4.8 KWh/m2 atau setara dengan
112.000 GWp, namun baru dimanfaatkan sekitar 10 MWp, dan pada tahun 2025 ditargetkan
kapasitas PLTS terpasang sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun (4). Dengan potensi
yang besar, maka energi matahari dapat di kembangkan dengan secara maksimal.

Energi Sampah
Keberedaan sampah ternyata dapat dimanfaatkan lebih sebagai sumber energi listrik. Sampah
dapat menghasilkan listrik menggunakan cara gasifikasi, pyrolysis, dan incinerator.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016, pemerintah menetapkan percepatan
pembangunan pembangkit listrik dari sampah menggunakan teknologi proses thermal
incinerator (5). Terdapat beberapa kota yang akan mengembangkan pembangkit listrik
bertenaga sampah, kota tersebut adalah DKI Jakarta, Surabaya, Tangerang, Bandung,
Surakarta, Makassar dan Semarang. Pembangkit listrik tenaga sampah dapat dimanfaatkan
secara maksimal, sehingga dapat merubah sampah yang tidak digunakan menjadi sumber
energi yang sangat dibutuhkan.

Energi Air
Sebagai Negara maritim, Indonesia sangat berpotensi mengembangkan pemanfaatan energi air
secara maksimal. Besarnya potensi energi air yang dimiliki Indonesia yaitu 75 ribu Megawatt
(MW), namun prosentase pemanfaatannya baru mencapai 10% dari potensinya (6). Salah satu
project pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA) adalah PLTA Lariang, dikembangkan atas hasil
kerjasama PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), SN Power (Norwegia) dan Aboitiz Power
(Filipina) (7). Norwegia sendiri adalah salah satu negara yang memanfaatkan energi air secara
maksimal sebagai penyuplai kebutuhan listrik nasionalnya.

Energi Panas Bumi


Indonesia memiliki jalur gunung api (ring of fire) di beberapa pulau di Indonesia, hal tersebut
menujukkan betapa banyak potensi untuk mengembangkan energi panas bumi. Energi panas
bumi yang tersimpan didalam bumi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan
pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Indonesia adalah negara ketiga terbesar
di dunia yang memanfaatkan energi panas bumi. Potensi panas bumi Indoneisa mencapai
28.617 megawatt (MW) atau sekitar 40% dari total potensi dunia, secara geografis sumber
panas bumi terbanyak terdapat di Sumatera (12.760 MW), Jawa (9.717 MW), Sulawesi (3.044
MW), Nusa Tenggara (1.451 MW), Maluku (1.071 MW), Bali (354 MW) serta di daerah lain (220
MW) (8).

Energi Biomassa
Biomassa merupakan sumber energi yang berasal dari bahan biologis, misalnya seperti
tumbuhan atau hewan yang masih hidup ataupun telah mati. Biomassa sangat beragam
macamnya, seperti: jagung, kotoran ternak, tanaman sawit, jarak, gandum dll. Hasil dari
biomassa dapat berupa bioethanol, briket sekam padi, briket arang, biofuel.
Energi Gelombang Laut
Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan, selain dapat memanfaatkan tenaga air
sebagai pembangkit listrik, juga dapat memanfaatkan energi gelombang laut yang pada
prisipnya akan memutar turbin generator menjadi tenaga listrik. Dikutip
dari ebtke.esdm.go.id,energi gelombang di beberapa titik di Indonesia bisa mencapai 70 kW/m
di beberapa lokasi, pantai barat Pulau Sumatera bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa
bagian barat juga berpotensi memiliki energi gelombang laut sekitar 40 kW/m (9).
Dengan beragamnya macam energi baru terbarukan seperti energi angin, energi matahari,
energi sampah, energi air, energi biomassa, dan energi gelombang laut maka semakin besar
pula potensi energi dari energi baru terbarukan yang dapat dikembangkan. Pemanfaatan
energi-energi tersebut diharapkan menjadi bagian positif revolusi energi yang lebih bersih dan
bervariasi di Indonesia dan juga dapat mendukung pemenuhan target pemanfaatan energi baru
terbarukan sebanyak 23% pada tahun 2025. Jadi, energi baru terbarukan apa favorit mu?
Kunjungi website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai Energi baru Terbarukan dan Konservasi Energi https://www.esdm.go.id/
Dampak Reklamasi Teluk Benoa Bagi
Masyarakat dan Daerah Sekitar
17 Maret 2016 09:38 Diperbarui: 6 April 2016 17:12 4357 0 0

Dampak reklamasi Teluk Benoa belakangan menjadi isu besar tak hanya di Bali, namun juga
sudah menyebar hingga seluruh Indonesia. Pro kontra bermunculan. Bagi mereka yang tidak
setuju, karena dampak reklamasi Teluk Benoa akan menyebabkan kerusakan ekosistem di Bali.

Namun kontra itu seakan sirna manakala dampak reklamasi Teluk Benoa cenderung positif saat
di latarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan
pesisir. Bagaimana pun pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan
dengan masalah kebutuhan lahan.

Reklamasi sendiri merupakan suatu proses membuat daratan baru pada sebuah daerah perairan
maupun pesisir pantai atau daerah rawa.

Pertumbuhan penduduk dengan berbagai aktivitasnya tidak dapat dilepaskan dengan masalah
kebutuhan lahan. Inilah salah satu keuntungan dari dampak reklamasi Teluk Benoa di Bali.

Pembangunan yang ditujukan untuk menyejahterakan rakyat akan lahan telah mengantar pada
perluasan wilayah yang tak terbantahkan. Untuk itu, dampak reklamasi Teluk Benoa akan sangat
positif bagi masyarakat sekitar.

Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari lahan baru, terutama daerah strategis
dimana terjadi aktifitas perekonomian yang padat seperti pelabuhan, bandar udara atau kawasan
komersial lainnya.

Dampak reklamasi Teluk Benoa juga akan terasa bagi wilayah tersebut.Karena pembangunan
kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak keuntungan ekonomi di sekitar area itu.
Asumsi yang digunakan di sini dari dampak reklamasi Teluk Benoa adalah semakin banyak
kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya akan menambah pendapatan asli
daerah (PAD).

Tak hanya pemasukan untuk daerah, dampak reklamasi Teluk Benoa juga akan berpengaruh
terhadap sendi perekonomian masyarakat sekitar di kawasan yang terkena dampak reklamasi
Teluk Benoa.

Reklamasi menjadi solusi ampuh bagi daerah-daerah strategis dimana terjadi aktifitas
perekonomian yang padat seperti pelabuhan, bandar udara atau kawasan komersial lainnya.
Lahan eksisting yang terbatas luasan dan kondisinya itu harus dijadikan dan diubah menjadi
lahan yang produktif untuk jasa dan kegiatan perkotaan.

Dampak dari reklamasi Teluk Benoa memberikan keuntungan dan dapat membantu kota dalam
rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan atau pemekaran kota, pengembangan wisata
bahari, penataan daerah pantai, dan masih banyak lagi.

Meski begitu, pelaksanaan reklamasi juga wajib menjaga dan memperhatikan beberapa aspek
penting bagi lingkungan, seperti: menjaga keseimbangan di antara kepentingan pemanfaatan dan
pelestarian lingkungan pesisir, keberlanjutan kehidupan serta penghidupan bagi masyarakat, dan
terakhir persyaratan teknis pengambilan, pengerukandan penimbunan material agar dampak
reklamasi Teluk Benoa menjadi baik.

Sebenarnya, pada faktanyanya kegiatan reklamasi pantai tidak dianjurkan, tapi dapat dilakukan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: Menjadi kebutuhan pengembangan kawasan
budi daya yang telah ada di sisi daratan, menjadi bagian wilayah di area perkotaan yang cukup
padat serta membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk mengakomodasikan kebutuhan
yang ada, terletak di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan lindung
atau taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa, bukan sebuah kawasan yang berbatasan
atau dijadikan acuan batas wilayah dengan daerah atau negara lain.

Bila segala aspek telah terpenuhi baik secara kebutuhan akan ruang mau pun demi meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan area di sekitar. Maka dampak reklamasi Teluk Benoa akan
memberikan pengaruh besar dan luas terhadap masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai
positif di dalamnya. Lebih dari itu, dampak reklamasi Teluk Benoa bisa berbuah manis terhadap
iklim investasi dan pariwisata di kawasan Teluk Benoa.
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Febuari 2016

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bali memiliki luas 5.636,66 km2 atau hanya 0,29% luas dari wilayah Republik Indonesia. Bali
merupakan tujuan pariwisata bagi masyarakat lokal maupun mancangera. Demi meningkatkan
pariwisata dan memperluas wilayah Pulai Bali Pemerintah Bali berencana untuk melakukan reklamasi di
kawasan Teluk Benoa. Kawasan ini akan dijadikan lahan pemekaran wisata dan lapangan kerja baru bagi
masyarakat Bali. Menurut Made Mangku Pastika (Gubernur Bali) mengeluarkan SK Nomor 2138/02-
C/HK/2012 tentang pengelolaan wilayah perairan Teluk Benoa seluas 838 Ha, dengan rencana 438 Ha
akan dibangun hutan mangrove, sekitar 300 Ha dibangun fasilitas umum seperti art centre, gedung
pameran kerajinan, gelanggang olahraga, tempat ibadah, sekolah, dsb, dan hanya sebagian kecil atau
sekitar 100 Ha dibangun akomodasi pariwisata. Kawasan tersebut sekaligus menjadi penyangga wilayah
Bali selatan, yang dikembangkan tetap berdasarkan filosofi tri hita karana (menurut ajaran hindu sebagai
hubungan manusia, alam, dan Tuhan)[1].
Berbagai permasalahan tentang lingkungan hidup telah menyita perhatian sejumlah masyarakat,
salah satunya mengenai reklamasi pantai di Teluk Benoa Bali. Secara teori reklamasi berarti suatu upaya
untuk membentuk dataran baru dalam rangka memenuhi kebutuhan lahan dengan cara menimbun
kawasan pantai, reklamasi juga merupakan suatu langkah pemekaran kota[2]. Kegiatan reklamasi pantai
merupakan upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk merubah suatu lingkungan alam menjadi
lingkungan buatan, suatu tipologi ekosistem estuaria, mangrove dan terumbu karang menjadi suatu
bentang alam daratan[3].
Sebagai salah satu ekosistem pantai, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan.
Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain:
pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat, tempat mencari makan (feeding ground),
tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka
biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain: penghasil
keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit[4].
Jika dikaji lebih mendalam, reklamasi tentu banyak aspek yang mesti diperhatikan. Mengingat
kawasan pantai adalah kawasan yang seharusnya bisa dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat. Apabila pantai direklamasi tentu saja fungsi pantai sebagai public space bagi suatu
masyarakat tidak dapat berjalan seperti sediakala. Kawasan yang telah direklamasi seakan-akan telah
berubah menjadi milik pribadi. Investor yang melakukan pengurukan lahanrawa atau laut akan merasa
memilikinya[5]. Jika sudah begitu maka masyarakat akan merasa dirugikan. Belum lagi timbulnya
kekhawatiran akan bencana seperti banjir, tsunami, dan abrasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana dampak positif dan negatif reklamasi Teluk Benua bagi lingkungan pantai?
b. Bagaimana upaya menanggulangi dampak reklamasi Teluk Benua bagi lingkungan pantai?

2. Pembahasan
2.1 Dampak Negatif dan Positif Reklamasi Teluk Benua bagi Lingkungan Pantai
Dampak positif bagi lingkungan pantai
Kawasan Teluk Benoa dinilai tidak memenuhi kriteria sebagai kawasan konservasi perairan
karena terdapat perubahan fisik, seperti adanya jalan tol, jaringan pipa migas, dan pelabuhan
Internasional Benoa. Pertimbangan lain adalah karena terjadinya pendangkalan
sehingga menjadikan Teluk Benoa tidak tepat untuk menjadi kawasan konservasi. Sehingga
dengan adanya reklamasi kawasan Teluk Benoa dinilai dapat dikembangkan sebagai kawasan
pengembangan kegiatan ekonomi serta sosial budaya dan agama. Tentu saja pemerintah menyatakan
akan tetap memperhatikan kelestarian fungsi Taman Hutan Raya Ngurah Rai dan ekosistem di
sekitarnya[6] .
Menurut kajian tim yang beranggotakan para pakar dari beberapa universitan seperti UGM, ITB,
IPB, ITS, dan UNHAS memberikan hasil bahwa jika Teluk Benoa dibiarkanmaka akan terjadi pendangkalan
secara masif di teluk dan akan berdampak pada hancurnyataman hutan raya mangrove karena
kekurangan air. Maka dari itu diperlukan revitalisasi di
Teluk Benoa. Perubahan yang dilakukan pada Perpres No. 45/2011 akan dilakukankonsultasi
publik yang melibatkan pemerintah daerah, masyarakat dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 diharapkan
dalam implementasinya Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerianterkait, dan Pemerintah Daerah, serta pengembang dapat memanfaatkannya sebaik
mungkin untuk kepentingan pembangunan dan masyarakat di Bali sesuai dengan peraturanyang
berlaku[7].
Dampak negatif bagi lingkungan pantai
Reklamasi teluk Benoa menimbulkan berbagai macam reaksi dari masyarakat di Bali termasuk
Indonesia. Karena pada dasarnya Reklamasi ini dianggap hanya merupakan bisnis semata yang
menguntungkan para investor dan merugikan masyarakat Bali karena akanmerusak kualitas lingkungan
hidup. Karena hakikatnya Bali merupakan tempat pariwisatayang “menjual” pemandangannya atau
alamnya bukan resort atau bangunan-bangunannya. Bukan berarti bahwa masyarakat Bali anti
pembangunan tapi untuk melakukan pembangunan harus dilakukan secara berkelanjutan agar hasilnya
maksimal karena apabila tidak makapembangunan hanya akan menjadi peluru tumpul bagi
perairan pantai di Bali.
Reklamasi Teluk Benoa dinilai beberapa kalangan akademisi akan berdampak burukterhadap
lingkungan hidup di Bali. Diantaranya yaitu merusak lingkungan di daratan hingga terjadinya perubahan
arus air laut di sekitar perairan Teluk Benoa. Hal itu akandiperparahi jika Reklamasi jadi dilakukan. Arus
air laut yang seharusnya masukke Teluk Benoa akan mengalami perubahan lantaran adanya pulau-pulau
marina di sekitar kepulauan tersebut. Kondisi ini akan membuat terjadinya perubahan arus air laut beralih
kepinggiran pantai di sekitarnya[8].
Jika diamati sejak perkembangannya sampai sekarang Teluk Benoa akibat dari pembangunan tol
laut sirkulasi air di Teluk Benoa berubah. Hal ini juga akan berpengaruh pada perkembangan hutan bakau
dan kehidupan biota laut disekitarnya. Sebab, jika arus air laut mengalir ke pantailainnya maka pohon-
pohon bakau akan mengalami kekurangan suplai-suplai air laut dan menyebabkan gangguan terhadap
pertumbuahan dan perkembangan pohon bakau. Demikianpula pada perkembangan biota laut seperti
ikan, kepiting, dan lainnya yang hidup di sekitarperairan bakau akan terganggu lantaran kurangnya
asupan nutrisi yang dibawa oleh air laut. Tidak hanya itu, reklamasi di perairan Teluk Benoa juga akan
berdampak pada mendangkalnya kawasan Pelabuhan Benoa. Sebab, dengan adannya pembuatan pulau-
pulau di sekitarnya akan mengakibatkan tingginya tumpukan endapan yang berakibat pada
susahnya kapal untuk berlabuh di pelabuhan[9].

2.2 Upaya Menanggulangi Dampak Reklamasi Teluk Benua bagi Lingkungan Pantai
Bahwa reklamasi bukan jalan satu-satunya untuk memperbaiki suatu kawasan.
Karena harus memperhatikan kawasan sekitar dari kawasan tersebut. Baik
keselamatan lingkungan dan juga persetujuan dari masyarakat lokal sebagai penduduk setempat
yang memiliki hak untuk menolak atau memberikan aspirasi lain. Tetapi, apabila reklamasi menjadi satu-
satunya jalan, maka harus ada keseimbangandalam pemeliharaannya. Sehingga yang seharusnya
memperbaiki kawasan tidak menjadi biang dari kerusakan yang terjadi di kawasan tersebut. Maka
diperlukan kerja sama dari berbagai pihak terkait sehingga tidak menjadikan reklamasi sebagai
sumber musibah. Serta perwujudan perawatan kawasan reklamasi harus direalisasikan,
jangan hanya dijadikan jalan untuk mendapat persetujuan dari masyarakat lokal tetapi harus ada aksi
nyatanya. Contoh saja Singapura dan Dubai karena Reklamasi Negaranya menjadi bagus.

3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Rencana reklamasi Teluk Benoa Bali awalnya menjanjikan peningkatan perekonomian yang cukup
tinggi serta akan menjadikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia. Tetapi, hal ini
yang dijadikan tumbal adalah ekosistem lingkungan Pantai. Meskipun mempunyai dampak yang positif
sebagai kawasan pengembangan kegiatan ekonomi serta sosial budaya dan agama. Tetapi jika dikaji
lebih mendalam reklamasi malah memberikan banyak sisi negatifnya yaitu Arus air laut yang seharusnya
masukke Teluk Benoa akan mengalami perubahan lantaran adanya pulau-pulau marina di sekitar
kepulauan tersebut. Kondisi ini akan membuat terjadinya perubahan arus air laut beralih kepinggiran
pantai di sekitarnya.
oleh sebab itu, upya yang harus diperhatikan pemerintah adalah
harus memperhatikan kawasan sekitar dari kawasan tersebut tentunya dari aspek lingkungan dan
sosial masyarakat sehingga apabila reklamasi dijadikan jalan satu-satunya ada penyembuhan dari pihak
ketiga agar menjadi rekalamasi yang lebih bagus dan bermanfaat.
3.2 Saran
Dalam hal membangun kembali kepercayaan publik terkait lemahnya legitimasi publik terhadap
pemerintah dalam kasus kebijakan rencana reklamasi Teluk Benoa Bali, maka diperlukan dukungan dari
masyarakat sipil dalam penentuan kebijakan publik itu sendiri ataupun peran yang lebih besar dari publik
dalam menentukan arah kebijakan. Adapun untuk mengembalikan kepercayaan publik ada beberapa
pilihan yang dianggap bisa ditempuh oleh pemerintah dan juga rakyat Bali.

Anda mungkin juga menyukai