Anda di halaman 1dari 26

Rev.

No -
PEDOMAN UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB I Tgl. Berlaku 22 November 2018
KETENTUAN UMUM
YKP bank bjb Halaman 1/23

BAB I
KETENTUAN UMUM

A. Pendahuluan
Yayasan termasuk di dalam definisi badan usaha sehingga merupakan subjek pajak
penghasilan, hal ini diatur dalam Pasal 2 ayat 1 (b) UU PPh. Badan adalah sekumpulan orang
dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten (YKP bank bjb) merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang sosial dan
kemanusiaan yang selanjutnya disebut dengan Yayasan. Yayasan melakukan pengelolaan
sumber-sumber daya yang dikuasai untuk mendapatkan hasil yang optimal, sehingga pada
akhirnya peserta dan organ Yayasan mendapatkan manfaat yang berkelangsungan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta untuk terlaksananya tata kelola yayasan
yang baik dan benar, maka perlu didukung oleh ketentuan umum perpajakan sebagai salah
satu sistem pengendalian internal yang dapat dijadikan acuan oleh organ Yayasan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan
suatu pedoman yang mengatur khusus tentang Pedoman Umum Perpajakan yang ada di
lingkungan Yayasan.

B. Maksud Dan Tujuan


Maksud penyusunan buku pedoman umum perpajakan YKP bank bjb dan STIE
EKUITAS ini adalah sebagai kebijakan perpajakan secara umum di lingkungan Yayasan dan
STIE EKUITAS.
Rev.No -
PEDOMAN UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB I Tgl. Berlaku 22 November 2018
KETENTUAN UMUM
YKP bank bjb Halaman 2/23

Adapun tujuan penyusunan buku pedoman ini dimaksudkan sebagai:


1. Standar Kebijakan
Ketentuan ini disusun sebagai standar ketentuan untuk dilaksanakan dengan penuh
kepatuhan dan konsistensi dalam rangka ketaatan pada peraturan perpajakan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

2. Standar Pengendalian Internal.


Buku ini dapat dijadikan standar pengendalian dalam lingkungan Yayasan dan STIE
EKUITAS sebagai bahan acuan auditor internal/ badan pengawas maupun auditor
eksternal dalam melaksanakan proses pemeriksaan.

3. Sarana Training bagi organ Yayasan dan STIE EKUITAS


Buku ini berisi pengetahuan, penjelasan, dan ketentuan tentang perhitungan, penyetoran,
dan pelaporan perpajakan yang ada di Yayasan dan STIE EKUITAS. Dengan
pemahaman akan pedoman petunjuk pelaksanaan perpajakan diharapkan semua jajaran
organ Yayasan dan STIE EKUITAS dapat bekerja dengan optimal serta memperkecil
terjadinya kesalahan dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi jenis-jenis kewajiban perpajakan di lingkungan
Yayasan dan STIE EKUITAS:
1. Pajak Penghasilan : Pajak Masa (PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 ayat 2,
PPh Pasal 25) dan Pajak Tahunan Badan.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) apabila Yayasan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak.

D. Pengertian Istilah
Beberapa istilah yang lazim digunakan dalam Pedoman umum perpajakan, antara lain:
1. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
2. Bagian Tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu satu tahun pajak.
3. Barang Kena Pajak adalah barang berwujud dan barang yang tidak berwujud dikenakan
pajak PPN.
Rev.No -
PEDOMAN UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB I Tgl. Berlaku 22 November 2018
KETENTUAN UMUM
YKP bank bjb Halaman 3/23

4. Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain Pegawai yang memperoleh penghasilan
dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Yayasan dan atau STIE EKUITAS sebagai
imbalan atas pekerjaan, jasa atau kegiatan tertentu yang dilakukan berdasarkan perintah
atau permintaan dari Yayasan dan atau STIE EKUITAS.
5. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah Zona Ekonomi
Eksklusif dan Landasan Kontonen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang yang
mengatur mengenai kepabeanan.
6. Iuran Pensiun adalah iuran yang dibayarkan kepada Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DLPK) yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan serta iuran
Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun kepada BPJS Ketenagakerjaan yang
dibayar oleh Yayasan.
7. Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pelayanan termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena proses pemesanan yang dikenakan pajak PPN.
8. Kredit pajak adalah memperhitungkan pajak penghasilan yang telah dibayar atau
dipungut dimuka oleh pihak lain, dengan pajak terutang pada akhir tahun pajak.
9. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar Wajib Pajak untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu.
10. Metode Gross adalah metode perhitungan pajak dimana penerimaan penghasilan
menanggung sendiri jumlah pajak penghasilannya (dipotong langsung dari penghasilan
bruto).
11. Metode Gross Up adalah metode perhitungan pajak berupa pemberian dalam bentuk
Tunjangan dengan jumlah yang sama dengan pajak dipotong.
12. Natura/Kenikmatan adalah setiap balas jasa yang diterima atau diperoleh Pegawai
maupun Bukan Pegawai dan atau keluarganya tidak dalam bentuk uang.
13. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagi tanda
pengenal diri Wajib Pajak.
14. Objek pajak adalah Penghasilan atau setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apa pun.
Rev.No -
PEDOMAN UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB I Tgl. Berlaku 22 November 2018
KETENTUAN UMUM
YKP bank bjb Halaman 4/23

15. Pajak Final adalah pajak yang dibayarkan hanya sekali dalam satu masa pajak dan tidak
dapat dikreditkan dalam menghitung PPh yang masih harus dibayar.
16. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan untuk orang pribadi, perusahaan
atau badan hukum lainnya atas penghasilan yang didapat.
17. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-
beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang
telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
18. Pajak Tidak Final adalah pajak dibayarkan yang dapat digunakan sebagai kredit pajak.
19. Pajak Yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu bagian tahun pajak.
20. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan sebesar-besarnya untuk keperluan negara bagi
kemakmuran rakyat.
21. Pegawai adalah setiap orang yang terikat secara formal atau yang secara administratif
terdaftar dalam bagan struktur organisasi sebagai orang yang berkerja pada Yayasan
dan STIE EKUITAS sebagai pegawai tetap, calon pegawai maupun pegawai perjanjian
kerja waktu tertentu (PKWT) yang diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan dan atau
STIE EKUITAS.
22. Penghasilan Bruto adalah jumlah seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak sehubungan dengan pekerjaan selama Tahun Pajak yang bersangkutan dari
pemberi penghasilan.
23. Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah penghasilan Wajib Pajak yang menjadi dasar
untuk menghitung pajak penghasilan yang diperoleh dengan menghitung penghasilan
bruto dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
[Penghasilan Bruto – Pengurang (Biaya Jabatan+Iuran Pensiun) – PTKP].
24. Penghasilan Neto adalah jumlah penghasilan bersih yang diperoleh dari penghasilan
bruto dikurangi biaya yang diperkenankan.
25. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurangan terhadap penghasilan
bruto orang pribadi atau perseorangan sebagai wajib pajak dalam negeri dalam
menghitung penghasilan kena pajak yang menjadi objek pajak penghasilan yang
harus dibayar wajib pajak di Indonesia.
Rev.No -
PEDOMAN UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB I Tgl. Berlaku 22 November 2018
KETENTUAN UMUM
YKP bank bjb Halaman 5/23

26. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena
pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
27. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, dll.
28. PPh Badan adalah Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib
Pajak Badan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dikonsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak Badan.
29. PPh pasal 21 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib
Pajak Orang pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri.
30. PPh Pasal 23 adalah Pajak Penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun atas
transaksi Penggunaan modal/uang, penggunaan harta selain tanah dan bangunan dan
penggunaan jasa-jasa tertentu.
31. PPh Pasal 25 adalah Pajak Penghasilan yang dibayar secara angsuran bulanan dalam
tahun berjalan didasarkan pada SPT Tahunan PPh tahun yang lalu.
32. PPh Pasal 4 ayat 2 adalah pajak penghasilan atas jenis penghasilan-penghasilan
tertentu yang bersifat final seperti sewa tanah dan/atau bangunan, jasa konstruksi
dan sebagainya.
33. STIE EKUITAS adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi EKUITAS yang berada di bawah
naungan dan dimiliki oleh Yayasan.
34. Subjek pajak adalah Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan.
35. Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender.
36. Tanggungan adalah anggota keluarga yang tidak memiliki penghasilan dan seluruh
biaya hidupnya ditanggung oleh wajib pajak.
37. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan.
38. Yayasan adalah Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 6/23

BAB II
PEDOMAN UMUM
PAJAK PENGHASILAN

A. PPh Pasal 21
1. Dasar Hukum PPh Pasal 21
Pengenaan Pajak penghasilan Pasal 21 diatur dalam Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1983 tetang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang nomor 36 Tahun 2008. Pedoman Teknis diatur dalam berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan.

2. Subjek Pajak PPh Pasal 21 Yayasan


Subjek Pajak PPh Pasal 21 merupakan istilah perpajakan untuk perorangan
(pribadi) dalam negeri. Seseorang disebut subjek pajak, bukan berarti orang pribadi
tersebut punya kewajiban pajak, namun seseorang dianggap sebagai subjek pajak
apabila mempunyai atau memperoleh objek pajak. Subjek Pajak di lingkungan
Yayasan dan STIE EKUITAS dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Pegawai
b. Bukan Pegawai

3. Objek Pajak PPh Pasal 21


Objek Pajak PPh Pasal 21 merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Pegawai dan Bukan Pegawai yang akui oleh Undang-
Undang Pajak. Objek Pajak PPh Pasal 21 di lingkungan Yayasan dan STIE
EKUITAS dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Penghasilan bagi pegawai yang bersifat teratur adalah yang diberikan secara
periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Yayasan dan STIE
EKUITAS, antara Lain :
1) Gaji Pegawai
2) Tunjangan Jabatan
3) Tunjangan PPh 21
4) Tunjangan Uang Makan
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 7/23

5) Tunjangan Transpor/Tunjangan Kehadiran


6) Tunjangan Fungsional
7) Tunjangan Struktural
8) Tunjangan Anak dan Istri
9) Tunjangan Kemahalan/Konjungtur
10) Tunjangan Kehormatan
11) Tunjangan Telepon
12) Tunjangan BPJS Kesehatan
13) Tunjangan BPJS Ketenagakerjaan antara lain Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian.
14) Imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun yang diberikan secara
periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Yayasan dan STIE
EKUITAS.

b. Penghasilan bagi pegawai yang bersifat tidak teratur adalah penghasilan lain
diluar penghasilan teratur yang diterima sekali dalam setahun atau periode
lainnya, antara lain :
1) Tunjangan Hari Raya (THR)
2) Insentif dan Bonus
3) Uang Lembur
4) Uang Cuti
5) Uang Saku Pendidikan
6) Uang Saku Perjalanan Dinas
7) Uang Pakaian Dinas
8) Honor naskah dan koreksi
9) Honor Pengawas Ujian
10) Honor Panitia Ujian
11) Imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun yang diberikan tidak secara
periodik yang ditetapkan oleh Yayasan dan STIE EKUITAS.

c. Penghasilan kepada bukan pegawai adalah penghasilan dengan nama dan


dalam bentuk apapun yang diberikan kepada bukan pegawai.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 8/23

4. Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21


Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21 merupakan setiap tambahan kemampuan
ekonomis atau tunjangan yang diterima atau diperoleh Pegawai yang tidak diakui
oleh Undang-Undang Pajak sebagai Penghasilan. Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21
di lingkungan Yayasan dan STIE EKUITAS antara lain :
a. Penerimaan yang bersifat Natura/kenikmatan seperti Biaya Rekreasi, Biaya
Olah Raga
b. Iuran Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Hari Tua (JHT)
c. Iuran Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Pensiun (JP)
d. Iuran Pensiun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
e. Beasiswa untuk dosen dan atau pegawai

5. Pengurang yang diperkenankan dalam menghitung PPh Pasal 21


Pengurang yang diperkenankan adalah biaya-biaya yang dapat mengurangi
penghasilan bruto termasuk didalamnya adalah :
a. Biaya Jabatan
Biaya Jabatan adalah asumsi biaya yang dikeluarkan sebesar 5% dari
penghasilan bruto setahun dengan maksimum nilainya sebesar Rp6.000.000,-
setahun.
b. Iuran pensiun yang dipotong dari gaji pokok pegawai kepada :
1) Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
2) BPJS Ketenagakerjaan penyelenggara Jaminan Hari Tua (JHT) dan
Jaminan Pensiunan (JP) yang dipersamakan dengan dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan.

6. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Tarif PTKP mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi tanggal 29
September 2016 dengan rincian sebagai berikut :
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 9/23

a. Rp54.000.000,-/tahun untuk diri Wajib Pajak orang pribadi dengan status Tidak
Kawin(TK) + jumlah tanggungan dengan kode “TK/Jumlah Tanggungan”.
b. Rp4.500.000,-/tahun tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin(K) + jumlah
tanggungan dengan kode “K/jumlah tanggungan”.
c. Rp54.000.000,-/tahun tambahan untuk istri (hanya seorang istri) apabila ada
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, dalam hal istri yang
bekerja pada lebih dari 1 (satu) pemberi kerja.
d. Rp4.500.000,-/tahun tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah (ayah,
ibu, dan anak kandung) dan keluarga semenda (mertua dan anak tiri) dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Jika digambarkan dalam tabel jumlah PTKP menjadi seperti berikut ini :
No. Status Kode Jumlah PTKP
1 WP Tidak Kawin + 0 Tanggungan TK/- 54.000.000
2 WP Tidak Kawin + 1 Tanggungan TK/1 58.500.000
3 WP Tidak Kawin + 2 Tanggungan TK/2 63.000.000
4 WP Tidak Kawin + 3 Tanggungan TK/3 67.500.000
5 WP Kawin + 0 Tanggungan K/- 58.500.000
6 WP Kawin + 1 Tanggungan K/1 63.000.000
7 WP Kawin + 2 Tanggungan K/2 67.500.000
8 WP Kawin + 3 Tanggungan K/3 72.000.000
9 WP Kawin + Penghasilan Istri + 0 Tanggungan K/I/- 112.500.000
10 WP Kawin + Penghasilan Istri + 1 Tanggungan K/I/1 117.000.000
11 WP Kawin + Penghasilan Istri + 2 Tanggungan K/I/2 121.500.000
12 WP Kawin + Penghasilan Istri + 3 Tanggungan K/I/3 126.000.000

Aturan tambahan dalam penerapan PTKP :


a. Bagi Pegawai Wanita kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk
dirinya sendiri (TK/-).
b. Bagi Pegawai Wanita tidak kawin, pengurangan PTKP selain untuk dirinya
sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan
sepenuhnya.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 10/23

c. Bagi Pegawai Wanita yang dapat menunjukan keterangan tertulis dari


pemerintah daerah bahwa suaminya tidak menerima penghasilan, diberikan
tambahan PTKP untuk status kawin sejumlah Rp4.500.000,- setahun ditambah
PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.
d. Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun pajak.
Adapun bagi Pegawai yang baru datang dalam bagian tahun pajak, besar
PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun
pajak yang bersangkutan.

7. Tarif Perhitungan PPh Pasal 21 terutang


Secara umum perhitungan PPh 21 terutang yang diterapkan atas penghasilan kena
pajak (PKP), sebagai berikut :
a. PPh terutang Pegawai Tetap = (Penghasilan Neto – PTKP) X Tarif Pasal 17
= Penghasilan Kena Pajak (PKP) X Tarif Pasal 17

Tarif Pajak penghasilan berdasarkan pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh :


Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
s.d. Rp 50.000.000,- 5%
Diatas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,- 15%
Diatas Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,- 25%
Diatas Rp 500.000.000,- 30%
Metode penghitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai yang diterapkan Yayasan
adalah dengan metode Gross Up atau memberikan tunjangan pajak yang sama
besar dengan jumlah pajak terutang PPh pasal 21 Pegawai, yang ditandai
dengan adanya biaya Tunjangan PPh 21 pada komponen Biaya Tenaga Kerja
Yayasan. Adapun metode perhitungan untuk pegawai yang ada di STIE
EKUITAS disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di STIE EKUITAS.

b. PPh terutang Bukan Pegawai


1) PPh terutang = Tarif Sebesar 5% X Nilai Penghasilan Honor, Upah, atau
nama lainnya yang diterima oleh Bukan Pegawai secara harian, mingguan,
dan borongan (tenaga harian lepas) dengan kriteria sebagai berikut :
 Rata-rata penghasilan melebihi Rp450.000,- sehari
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 11/23

 Penghasilan kumulatif yang diterima dalam satu bulan belum melebihi


Rp4.500.000,-
 Jika dalam satu bulan melebihi Rp4.500.000,- maka dikurangi terlebih
dahulu PTKP perbulan.
2) PPh terutang =Tarif 5% X (50% X Penghasilan Bruto perbulan) – PTKP
perbulan untuk Bukan Pegawai yang menerima imbalan secara
berkesinambungan dan yang tidak berkesinambungan seperti :
 Tenaga Ahli
 Konsultan
 Notaris
 Pengajar/Pelatih/Dosen Luar Biasa
 Bukan Pegawai lainnya sehubungan dengan pemberian jasa
3) Metode penghitungan PPh Pasal 21 bagi bukan Pegawai yang diterapkan
Yayasan adalah dengan metode Gross sehingga dipotong dari
penghasilan bruto Adapun metode perhitungan bagi bukan pegawai yang
ada di STIE EKUITAS disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di STIE
EKUITAS.

c. Besaran tarif yang diterapkan baik bagi Pegawai maupun bagi Bukan Pegawai
yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dikenakan 120% dari
pajak yang seharusnya.

B. PPh Pasal 23
1. Dasar Hukum PPh Pasal 23
Pengenaan Pajak penghasilan Pasal 23 diatur dalam Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1983 tetang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang nomor 36 Tahun 2008. Adapun terkait jenis jasa lainnya diatur
dalam Peraturan menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015 tentang jenis jasa
lain. Biasanya PPh Pasal 23 dikenakan saat adanya transaksi sewa dan jasa.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 12/23

2. Subjek PPh Pasal 23


Subjek Pajak PPh Pasal 23 merupakan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang
menjadi mitra atau rekanan Yayasan dan STIE EKUITAS sebagai penyedia sewa
dan jasa atas transaksi sewa atau jasa tertentu.

3. Objek Pajak PPh Pasal 23


PPh Pasal 23 dikenakan atas penghasilan dalam nama dan bentuk apa pun atas
transaksi :
a. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
berwujud/atau tidak berwujud selain tanah dan bangunan
b. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa konsultan dan Jasa lain

4. Bukan objek pajak PPh Pasal 23


Beberapa penghasilan yang tidak dikenakan pajak PPh Pasal 23 dengan rincian
sebagai berikut :
a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha
dengan hak opsi (Leasing);
c. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan
yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan
d. Bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif

5. Tarif dan Objek PPh Pasal 23


Tarif dari PPh Pasal 23 dikenakan atas Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atas nilai sewa
maupun jasa. Tarif dan objek pajak PPh Pasal 23 di lingkungan Yayasan dan STIE
EKUITAS, antara lain :
No. Jenis Penghasilan Tarif
1 Sewa dan penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta 2%
2 Jasa teknik, jasa manajemen, jasa Konstruksi, jasa konsultan 2%
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 13/23

No. Jenis Penghasilan Tarif


3 Jasa lain :
a. Jasa penilai (appraisal)
3 b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
d. Jasa perancang (design)
e. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
f. Jasa perantara dan/atau keagenan
g. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali
yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI
h. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan,kecuali yang
dilakukan oleh KSEI
i. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara
j. Jasa mixing film
k. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
l. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan 2%
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
m. Jasa Perawatan/perbaikan/ pemeliharaan mesin, peralatan,
listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/
kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempu nyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
n. Jasa maklon
o. Jasa penyelidikan dan keamanan
p. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
q. Jasa pengepakan
r. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa,
media luar ruang atau media lain untuk penyampaian
informasi
s. Jasa pembasmian hama
t. Jasa kebersihan atau cleaning service
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 14/23

Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif yang berlaku ditambah 100% (seratus persen)
dari tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok
Wajib Pajak.
Metode perhitungan pajak PPh Pasal 23 yang diterapkan oleh Yayasan dan STIE
EKUITAS baik yang ditunjang maupun dipotong dilakukan sesuai dengan kontrak
perjanjian kerja sama dengan penyedia jasa/sewa.

C. PPh Pasal 4 Ayat 2


1. Dasar Hukum PPh Pasal 4 ayat 2
Dasar hukum pengenaan Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 diatur dalam Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang nomor 36 Tahun 2008. Pedoman Teknis diatur
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor PP Nomor 5 Tahun 2002 tentang
pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau
bangunan dan PP Nomor 40 tahun 2009 tetang pajak penghasilan atas penghasilan
atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi.

2. Subjek Pajak PPh Pasal 4 ayat 2


a. Pihak yang menyewakan sebagai penerima penghasilan
b. Kontraktor baik sebagai Perencana Konstruksi, Pelaksana Konstruksi, Pelaksana
Konstruksi dan Pengawas Konstruksi
c. Penjual atau pihak yang mengalihkan hak sebagai penerimaan penghasilan

3. Objek Pajak PPh Pasal 4 ayat 2


a. Penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan
b. Penghasilan yang diterima penyedia jasa konstruksi
c. Penghasilan dari hasil pengalihan atau penjualan hak atas tanah dan atau bangunan
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 15/23

4. Tarif dan Objek PPh Pasal 4 ayat 2


No. Jenis Penghasilan Tarif
1 Sewa tanah dan/atau bangunan 10%
2 Jasa Konstruksi 2%
- Pelaksana konstruksi dengan sertifikasi usaha kecil 2%
- Pelaksana konstruksi dengan sertifikasi usaha sedang & besar 3%
- Pelaksana konstruksi tanpa memiliki kualifikasi usaha 4%
- Perencana dan pengawas konstruksi bersertifikasi usaha 4%
- Perencana dan pengawas konstruksi tanpa bersertifikasi usaha 6%
3 Pengalihan atau penjualan tanah dan atau bangunan
- Pengalihan atau penjualan tanah dan atau bangunan kepada 0%
Pemerintah
- Pengalihan atau penjualan tanah dan atau bangunan berupa 1%
rumah susun atau rumah sangat sederhana
- Pengalihan atau penjualan tanah dan atau bangunan selain
kepada pemerintah dan rumah susun atau rumah sangat 2,5%
sederhana

Metode perhitungan pajak PPh Pasal 4 ayat 2 yang diterapkan oleh Yayasan dan STIE
EKUITAS baik yang ditunjang maupun dipotong dilakukan sesuai dengan kontrak
perjanjian kerja sama dengan penyedia jasa/sewa.

D. Angsuran PPh Pasal 25


1. Dasar Hukum
Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan dalam tahun pajak
berjalan untuk setiap bulan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 Undang – Undang Pajak Penghasilan.

2. Tarif atau Cara Perhitungan angsuran PPh Pasal 25


a. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun berjalan dihitung berdasarkan Pajak
Penghasilan Terutang sesuai dengan SPT Tahunan tahun sebelumnya dikurangi
dengan kredit pajak (PPh Pasal 23) dibagi dengan 12 (dua belas) atau banyaknya
bulan dalam bagian tahun pajak.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 16/23

b. Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak sebelum
penyampaian SPT Pajak Penghasilan tahunan badan (periode Januari – April tahun
berikutnya) sama dengan besarnya angsuran pajak untuk bulan terakhir tahun pajak
yang lalu.

E. PAJAK PENGHASILAN TAHUNAN BADAN


1. Dasar hukum PPh Badan
Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) adalah pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Badan seperti yang dimaksud dalam
UU KUP dan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

2. Subjek Pajak PPh Badan


Subjek Pajak untuk PPh Badan adalah Yayasan yang terdiri dari transaksi di Yayasan dan
STIE EKUITAS.

3. Objek Pajak PPh Badan


Objek Pajak PPh badan adalah semua penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh
Badan, yang diterima baik dari dalam maupun luar negeri dengan nama dan dalam
bentuk apa pun yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan. Objek Pajak PPh badan dilingkungan Yayasan dan STIE
EKUITAS adalah Laba usaha/Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat yang dihasilkan dari :
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh
b. Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan dan penghargaan
c. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
d. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak
e. Bunga karena pengembalian utang
f. Dividen atau bagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun
g. Royalti
h. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
i. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
j. Keuntungan karena pembebasan utang
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 17/23

k. Selisih lebih kurs mata uang asing


l. Selisih lebih karena revaluasi aset

4. Objek Pajak Final PPh Badan


Objek pajak final merupakan pajak penghasilan yang langsung dikenakan saat menerima
objek pajak atau sumber penghasilan tertentu dan tidak akan diperhitungkan kembali di
dalam SPT Tahunan PPh Badan, yang dapat dikenai pajak bersifat final antara lain :
a. Penghasilan bunga deposito, tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang
Negara
b. Penghasilan berupa hadiah
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa.
d. Persewaan tanah dan /atau bangunan
e. Penghasilan tertentu lainnya

5. Bukan Objek Pajak PPh Badan


a. Harta hibahan
b. Imbalan dalam bentuk natura
c. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh STIE EKUITAS dalam jangka waktu paling
lama 4(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

6. Beban yang diakui secara fiskal


Beban yang diakui secara fiskal adalah beban yang dapat mengurangi penghasilan bruto
karena digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang
menjadi objek pajak, seperti:
a. Beban pembelian bahan
b. Beban berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
c. Beban sewa, royalti
d. Beban pejalanan
e. Beban premi asuransi
f. Beban promosi
g. Beban administrasi
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 18/23

h. Beban pajak kecuali pajak penghasilan


i. Beban penyusutan dan amortisasi kecuali untuk aset yang diperoleh dari Objek Pajak
Final dan Bukan Objek Pajak PPh Badan
j. Beban iuran kepada dana pensiun lembaga keuangan (DPLK)
k. Beban kerugian karena penjualan atau pengalihan aset
l. Beban kerugian selisih kurs
m. Beban dan sumbangan penelitian, pengembangan, beasiswa, dan pelatihan
n. Beban piutang yang sudah tidak tertagih
o. Beban Sumbangan pada bencana nasional, pembangunan sosial, olah raga dan
fasilitas pendidikan

7. Beban yang tidak diakui secara fiskal


a. Beban pembentukan cadangan piutang tak tertagih
b. Beban premi asuransi kesehatan, kecelakaan, asuransi jiwa
c. Beban imbalan kerja dalam bentuk natura dan kenikmatan
d. Beban Pajak Penghasilan
e. Beban yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
f. Beban sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan
g. Beban penyusutan dari aset yang bersumber dari Objek pajak Final dan Bukan Objek
PPh Badan
h. Beban sumbangan kecuali sumbangan pada angka 6.o.

8. Tarif Pajak PPh Badan


Perhitungan PPh terutang dapat dilihat dalam Pasal 16 UU No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan. Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam suatu
tahun pajak dihitung dengan cara mengurangkan penghasilan dengan biaya yang
berkaitan dengan mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan Objek Pajak. Pengurang tersebut akan menghasilkan penghasilan neto
fiskal. Untuk mencari PPh yang terutang, penghasilan neto fiskal yang merupakan
Penghasilan Kena pajak dikalikan dengan tarif Pasal 17 ayat (1) bagian b UU No.
36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif pajak yang dikenakan kepada
badan adalah 25%. Besar tarif ini mulai berlaku pada tahun pajak 2010.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
BAB II Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PENGHASILAN Halaman 19/23

F. Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh)


Pembayaran dan pelaporan PPh mempunyai batas jatuh tempo berdasarkan Pasal 9
UU KUP dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010, sebagai berikut :

Jenis PPh Jatuh Tempo Pembayaran Jatuh Tempo pelaporan


PPh Masa Pasal 21, 10 hari setelah Masa Pajak 20 hari setelah Masa
pasal 23, Berakhir atau tanggal 10 bulan Pajak berakhir atau
Pasal 4 ayat (2) berikutnya tanggal 20 bulan
berikutnya
PPh Pasal 25 15 hari setelah Masa Pajak 20 hari setelah Masa
Berakhir atau tanggal 15 bulan Pajak berakhir atau
berikutnya tanggal 20 bulan
berikutnya
PPh tahunan badan Sebelum SPT Tahunan Badan Akhir bulan ke 4 setelah
disampaikan tahun pajak berakhir atau
tanggal 30 April tahun
berikutnya

Jika tanggal jatuh tempo pembayaran dan atau pelaporan PPh bertepatan dengan hari
libur termasuk hari Sabtu/hari libur nasional (termasuk hari yang diliburkan untuk
penyelenggaraan pemilu dan cuti bersama nasional yang ditetapkan pemerintah),
pembayaran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya sesuai PMK No.
242/PMK.03/2014. Adapun tata cara Pembayaran dan pelaporan akan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/BP-YKP BJB/XI/2018
BAB III Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Halaman 20/23

BAB III

PEDOMAN UMUM
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

A. Dasar Hukum PPN


Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-
beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan yang
telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Dasar hukum yang berlaku adalah UU nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah
dengan UU nomor 42 Tahun 2009 yang berlaku mulai 1 April 2010.

B. Subjek Pajak PPN


PPN atau Pajak Pertambahan Nilai dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha atau
perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Namun beban
PPN tersebut ditanggung oleh konsumen akhir.
Sesuai dengan ketentuan PMK No.197/PMK.03/2013, suatu perusahaan atau seorang
pengusaha ditetapkan sebagai PKP apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun
buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp4.800.000.000,-.
Jika tidak dapat mencapai peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto dengan jumlah
Rp4.800.000.000,- tersebut, maka pengusaha dapat langsung mencabut permohonan
pengukuhan sebagai PKP. Adapun tata cara pencabutan pengukuhan sebagai PKP diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 147/PMK.03/2017 tentang tata cara
Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
Serta Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak.

C. Objek Pajak PPN


Yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau biasa disebut dengan Objek PPN adalah:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak.
2. Impor Barang Kena Pajak
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/BP-YKP BJB/XI/2018
BAB III Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Halaman 21/23

3. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean
4. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
5. Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak berwujud dan Ekspor Jasa Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)

D. Bukan Objek PPN


Barang atau jasa yang dikenai PPN jumlahnya sangat banyak. Oleh karena itu, untuk
memudahkan membedakan mana barang yang dikenakan PPN dan tidak, berikut adalah
daftar barang dan jasa yang tidak dikenakan PPN:
1. Barang yang tidak dikenakan PPN
a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya.
b. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.
c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung
dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman yang dikonsumsi di tempat
atau tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa
boga atau catering.
d. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

2. Sedangkan untuk jasa yang tidak dikenakan PPN meliputi:


a. Jasa pelayanan kesehatan medis.
b. Jasa pelayanan sosial.
c. Jasa pengiriman surat dengan perangko.
d. Jasa keuangan.
e. Jasa asuransi.
f. Jasa keagamaan.
g. Jasa pendidikan.
h. Jasa kesenian dan hiburan.
i. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan.
j. Jasa angkutan umum di darat dan air serta jasa angkutan dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan luar negeri.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/BP-YKP BJB/XI/2018
BAB III Tgl. Berlaku 22 November 2018
PEDOMAN UMUM
YKP bank bjb PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Halaman 22/23

k. Jasa tenaga kerja.


l. Jasa perhotelan.
m. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.
n. Jasa penyediaan tempat parkir.
o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam.
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.
q. Jasa boga atau katering.

E. Tarif PPN
Tarif PPN adalah tunggal atau seragam yaitu 10%. Satu macam untuk seluruh
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Sehingga tidak memerlukan daftar
penggolongan barang atau jasa dengan tarif berbeda. PPN dihitung dengan mengalikan
tarif PPN dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).

F. Pembayaran dan Pelaporan PPN


Pembayaran dan pelaporan PPN mempunyai batas jatuh tempo berdasarkan Pasal 9 UU
KUP dan Peraturan Menteri Keuangan No. 80/PMK.03/2010, sebagai berikut :

Jenis Pajak Jatuh Tempo Pembayaran Jatuh Tempo pelaporan


PPN yang terutang Akhir bulan berikutnya setelah Akhir bulan berikutnya
dalam satu masa masa pajak berakhir sebelum setelah masa pajak
pajak Sebelum SPT Masa PPN berakhir
disampaikan

Jika tanggal jatuh tempo pembayaran dan atau pelaporan PPN bertepatan dengan hari
libur termasuk hari Sabtu/hari libur nasional (termasuk hari yang diliburkan untuk
penyelenggaraan pemilu dan cuti bersama nasional yang ditetapkan pemerintah),
pembayaran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya sesuai PMK No.
242/PMK.03/2014. Adapun tata cara Pembayaran dan pelaporan akan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
PEDOMAN Rev.No -
UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb dan STIE EKUITAS SK. No 39/SK/YKP-BJB/XI/2018
Tgl. Berlaku 22 November 2018
BAB IV
YKP bank bjb PENUTUP Halaman 23/23

BAB IV
PENUTUP

1. Hal-hal yang tidak atau belum diatur secara terperinci akan ditetapkan kemudian oleh
Pengurus dengan landasan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan
sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar Yayasan dan Surat Keputusan Pengurus
ini.
2. Hal-hal lain yang tidak diatur dalam Surat Keputusan Pengurus ini, akan tetapi sudah
diatur di dalam peraturan-peraturan lain dan atau Surat Keputusan Pengurus
dinyatakan tetap berlaku sejauh tidak bertentangan.
3. Yayasan dan STIE EKUITAS wajib melakukan sosialisasi Surat Keputusan Pengurus
dan Pedoman Umum Perpajakan YKP bank bjb ini kepada para pegawai dan pihak-
pihak lain yang membutuhkannya untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
pelaksanaannya secara baik.
DAFTAR ISI

BAB I KETENTUAN UMUM ................................................................................... 1


A . Pendahuluan ......................................................................................... 1
B . Maksud Dan Tujuan .............................................................................. 1
C . Ruang Lingkup ...................................................................................... 2
D . Pengertian Istilah ................................................................................... 2
BAB II PEDOMAN UMUM PAJAK PENGHASILAN ............................................... 6
A . PPh Pasal 21......................................................................................... 6
1. Dasar Hukum PPh Pasal 21 ........................................................... 6
2. Subjek Pajak PPh Pasal 21 Yayasan.............................................. 6
3. Objek Pajak PPh Pasal 21 .............................................................. 6
4. Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21 ................................................... 8
5. Pengurang yang diperkenankan dalam menghitung PPh Pasal 21 . 8
6. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ........................................... 8
7. Tarif Perhitungan PPh Pasal 21 terutang ........................................ 10
B . PPh Pasal 23......................................................................................... 11
1. Dasar Hukum PPh Pasal 23 ........................................................... 11
2. Subjek PPh Pasal 23 ..................................................................... 12
3. Objek Pajak PPh Pasal 23 .............................................................. 12
4. Bukan objek pajak PPh Pasal 23 .................................................... 12
5. Tarif dan Objek PPh Pasal 23 ......................................................... 12
C . PPh Pasal 4 Ayat 2................................................................................ 14
1. Dasar Hukum PPh Pasal 4 ayat 2................................................... 14
2. Subjek Pajak PPh Pasal 4 ayat 2 .................................................... 14
3. Objek Pajak PPh Pasal 4 ayat 2 ..................................................... 14
4. Tarif dan Objek PPh Pasal 4 ayat 2 ................................................ 14
D . Angsuran PPh Pasal 25......................................................................... 15
1. Dasar Hukum .................................................................................. 15
2. Tarif atau Cara Perhitungan angsuran PPh Pasal 25 ...................... 15
E . Pajak Penghasilan Tahunan Badan ....................................................... 16
1. Dasar hukum PPh Badan .............................................................. 16
2. Subjek Pajak PPh Badan ................................................................ 16
3. Objek Pajak PPh Badan ................................................................. 16

i
4. Objek Pajak Final PPh Badan ......................................................... 17
5. Bukan Objek Pajak PPh Badan ...................................................... 17
6. Beban yang diakui secara fiscal...................................................... 17
7. Beban yang tidak diakui secara fiscal ............................................. 18
8. Tarif Pajak PPh Badan.................................................................... 18
F . Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) .......................... 19
BAB III PEDOMAN UMUM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ................................... 20
A . Dasar Hukum PPN ................................................................................ 20
B . Subjek Pajak PPN ................................................................................. 20
C . Objek Pajak PPN ................................................................................... 20
D . Bukan Objek PPN.................................................................................. 21
E . Tarif PPN ............................................................................................... 22
F . Pembayaran dan Pelaporan PPN .......................................................... 22
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 23

ii
PEDOMAN UMUM PERPAJAKAN
YKP bank bjb DAN STIE EKUITAS

YAYASAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI


PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN
2018

Anda mungkin juga menyukai