Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

1
BAB II

ISI

I. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan
dengan kebutuhan nutrisi:
1. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer register,
diagnosa medis, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
3. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah
sakit
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa
lalu maupun sekarang
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada
yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.

2
4. Tingkat Aktifitas sehari-hari
1) Pola Istirahat /Tidur
1. Waktu tidur
Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan dilakukan
di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur selama di
rumah sakit
2. Waktu bangun
Waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses NERM ke
posisi yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit
dan pada saat pasien sudah di rumah sakit
3. Masalah tidur
Apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat
sebelum sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit
4. Hal-hal yang mempermudah tidur
Hal-hal yang dapat membuat pasien mudah untuk dapat tidur secara
nyenyak
5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun
Hal-hal yang menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien
secara mudah terbangun. (Stuart dan Sunden, 1995)
5. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak, dibantu atau
secara mandiri
2) Buang Air Besar
Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari
BAB pasien (encer, keras, atau lunak)
3) Kesulitan BAK / BAB

3
Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien yang kebutuhan
nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat
4) Upaya mengatasi BAK / BAB
Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi
6. Pola Makan dan Minum
1) Jumlah dan jenis makanan
Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan yang di
konsumsi
2) Waktu pemberian makanan
Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan
yang di berikan
3) Jumlah dan jenis cairan
Berapakah jumlah dan apasajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien
yang setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit
4) Waktu pemberian cairan
Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan cairan
5) Masalah makan dan minum
Masalah-masalah yang dialami pasien saat akan ataupun setelah
mengkonsumsi makanan maupun minuman
7. Kebersihan Diri / Personal Hygiene
1) Pemeliharaan badan
Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap harinya mulai dari mandi,
keramas, membersihkan kuku dan lain-lain
2) Pemeliharaan gigi dan mulut
Rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien menggosok gigi dalam sehari
3) Pola kegiatan lain
Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien dalam pemeliharaan badan
8. Data Psikososial
1) Pola komunikasi
Pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang lain, orang yang paling
dekat dengan pasien

4
2) Dampak di rawat di Rumah Sakit
Dampak yang ditimbulkan dari perawatan di Rumah Sakit

9. Data Spiritual
1. Ketaatan dalam beribadah
2. Keyakinan terhadap sehat dan sakit
3. Keyakinan terhadap penyembuhan
4. Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan abcd, yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita
dilakukan dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi
pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah
timbangan manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan
sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan :
a. Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang
b. Menimbang tanpa alas kaki
c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang
d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau

5
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah
lipatan kulit trisep skinfold (TSF), skapula, dan suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
1) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran
2) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
3) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak
dominan
4) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas,
antara akronim dan olekranon
5) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
6) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
7) Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Nilai normal pria : 12,5-16,5cm
4. Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
kepala, dada, dan otot bagian lengan atas.
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi
untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

6
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda
abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga
fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:

Organ / sistem
Tanda normal Tanda abnormal
tubuh

Licin, berkilau, baik Kusam, rontok, tumbuh tidak


Rambut kering atau sempurna
berminyak

Halus, sedikit basah, Kering, pecah-pecah, bersisik


Kulit
tugor baik

Bersih dan bersinar, Tidak bercahaya, konjungtiva


Mata konjuntiva tidak pucat
pucat
HR, tensi, nadi, HR, tensi tidak normal, irama
Cardiovaskuler
irama jantung teratur jantung tidak teratur
Kuat dan Lembek dan berkembang tidak
Otot-otot
berkembang biak baik
Nafsu makan baik, Nafsu makan kurang, diare,
Gastrointestinal BAB/BAK teratur sulit menelan, konstipasi
dan normal
Bersemangat, giat Energi kurang, lemah, susah
Aktifitas
dan tidur normal tidur
Refleks normal, Refleks kurang, iritable,
Neurologi emosi dan perhatian perhatian kurang, dan emosi
baik labil

7
Clinical sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:
1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas
dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat
pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein
dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis, edema, otot-
otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
a. Odem
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori
dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan
tubuh, BB < dari normal, diare. PCM juga berakibat kurang
baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di
berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih
dari normal (20-30% > normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

8
d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara
ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan
makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek
psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet
klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai
tentang nutrisi kebutuhan nutrisi
Kebiasaan MI melihat bersama-sama, makan sambil mendengarkan
Makanan musik, makan sambil melihat televisi
Makanan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti
kesukaan
Pemasukan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman,
cairan jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu
Tingkat aktivitas
makanan tambahan atau tidak
Riwayat Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya alergi
kesehatan/
pengkomsumsian
obat

1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
Composmentis, somnolen, koma, delirum

9
c. Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa criteria mulai dari tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
d. Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihatadalah bentuk kepala, kesimetrisan, penyebaran
rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut
e. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
f. Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan dan kesimetrisan
g. Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping hidung, keadaan
membrane mukosa dari hidung
h. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut atau
kronis
i. Pemeriksaan Leher
Inspeksi : adakah kelainan pada kulit leher
Palpasi : palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok), adakah
pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena jugularis
j. Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur,
warna kulit
k. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
l. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi : mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran jantung
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi : bunyi jantung I dan II
m. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah ada
pembesaran abdomen)

10
Auskultasi : mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi : apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung
(timpani)
Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi
n. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari
kulit disekitar genetalia
Palpasi : adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
o. Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
p. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan pada anus
q. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi
sensorik
r. Pemeriksaan Status Mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi dan bahasa, dan
motivasi
s. Pemeriksaan Tubuh Secara Umum
Kebersihan, normal, postur
t. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain-lain.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia.
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual dan muntah.

11
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan gangguan absorbs.

3. RENCANA TINDAKAN
a. Dx I : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam maka
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan nafsu makan
pasien meningkat
Kriteria Hasil :
1) Observasi TTV dalam keadaan normal
2) Pasien mau makan lagi
3) Nafsu makan pasien meningkat
4) Pasien mengatakan merasa nyaman dan lebih sehat karena kebutuhan
nutrisinya terpenuhi

Intervensi :

1) Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan


keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun.
R/ : agar terjalin hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan.
2) Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
R/ : agar pasien mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
3) Kaji faktor yang berhubungan dengan nafsu makan
R/ : mengidentifikasi dan meningkatkan nafsu makan pasien
4) Motivasi pasien untuk makan sedikit (dalam porsi kecil rendah lemak
dan rendah serat) dan makan lebih sering (selama tidak ada
kontraindikasi)
R/ : agar pasien mau makan lagi dan bisa meningkatkan nafsu makan

12
5) Observasi TTV
R/ : sebagai parameter untuk mengetahui perkembangan pasien.
6) Kolaborasi dengan tim medis
R/ : untuk menentukan tindakan selanjutnya dan mempercepat proses
penyembuhan

b. Dx II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi
pasien dapat terpenuhi dan mual atau muntah pasien hilang.

Kriteria Hasil :
1) Observasi TTV dalam keadaan normal
2) Porsi makan habis
3) Intake makan meningkat
4) Mual dan muntah pasien hilang
5) Pasien mengatakan merasa nyaman karena kebutuhan nutrisi terpenuhi dan
merasa lebih sehat

Intervensi :

1) Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien dan


keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun
R/ : agar terjalin hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan
2) Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
R/ : agar pasien mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi
3) Monitor Berat Badan
R/ : untuk mengetahui perkembangan berat badan pasien
4) Berikan makanan kesukaan jika tidak ada kontraindikasi
R/ : meningkatkan nafsu makan pasien

13
5) Modifikasi pengujian makanan
R/ : agar nafsu makan pasien bisa bertambah dan mengurangi mual
6) Anjurkan untuk menjaga oral hygiene
R/ : untuk menjaga kebersihan mulut pasien dan mengurangi mual
7) Atur jadwal tindakan medis keperawatan agar tidak menurunkan nafsu
makan
R/ : agar tidak mengganggu jadwal makan pasien

c. Dx III : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan gangguan absorbsi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi
pasien dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :
1) Observasi TTV dalam keadaan normal
2) Intake makanan meningkat
3) Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
4) Pasien merasa lebih sehat

Intervensi :

1) Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan terapeutik) pada pasien


dan keluarga, misal : senyum, sapa, salam, sopan dan santun
R/ : agar terjalin hubungan saling percaya antara pasien, keluarga
dan tenaga kesehatan
2) Berikan informasi pada pasien tentang pentingnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi
R/ : agar pasien mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
3) Motivasi pasien untuk makan sedikit (dalam porsi kecil) dan lebih
sering (selama tidak ada kontraindikasi)
R/ : meningkatkan nafsu makan pasien

14
4) Observasi TTV
R/ : sebagai parameter untuk mengetahui perkembangan pasien
5) Kolaborasi dengan tim medis. Berikan terapi medika mentosa sesuai
program dan berikan nutrisi parenteral per IV sesuai program
R/ : memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

4. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi terhadap maslah kebutuhan nurisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam:
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam
makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari
kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.

15

Anda mungkin juga menyukai