Anda di halaman 1dari 7

Bangunan yang ramping

defleksion horizontal besar


h4b h4b

Pengaruh set-back (penurunan


kekakuan yang tajam)
Tak dapat diselesaikan dengan
cara statik ekivalen

Arti bentuk struktur terlalu memanjang.


Makin panjang denah suatu bangunan, kemungkinan gerakan kedua ujung bangunan tak sama,
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang tak terduga. Pemecahan struktur dibagi jadi beberapa
bagian.

b
a
a 1/3a 1/3a 1/3a
b
a
Bangunan yang terlalu panjang ada interaksi gerakan translasi dan torsi.

MA Rek.Gempa -9
Pengaruh Bentuk Bangunan Yang Berbentuk L, U, T, H
Bila bentuk-bentuk L, U, T, H, tak simetris maka akan terjadi punter.
Pada sudut-sudut bagian dalam timbul kosentrasi tegangan dan dianjurkan struktur mempunyai
perbandingan tinggi dibagi lebar  3 atau 4
Makin langsing struktur makin bahaya terhadap penggulingan dan makin besar tegangan yang terjadi
pada kolom yang terluar (tegangan tekan)

Keseragaman dan Kontinuitas Distribusi Kekakuan.


Struktur bangunan akan dapat menahan gempa dengan baik apabila :
a. Elemen-elemen penahan beban distribusinya merata.
b. Kolom dan tembok menerus dari atas sampai ke bawah.
c. Balok-balok juga dibuat menerus.
d. Garis netral kolom dan balok bertemu di satu titik.
e. Lebar balok diusahakan sama besar dengan kolom.
f. Struktur monolit.
Makin statis tak tentu struktur makin banyak sendi plastis yang terbentuk.
Konstruksi precast beton sangat sulit untuk direncanakan terhadap beban gempa yang kuat.
Dalam pemilihan bentuk struktur sebagainya antara struktur engineer dan arsitek perlu berdialog,
terutama untuk gedung atau bangunan di daerah gempa yang cukup besar.

Penetapan elemen-elemen non struktur


Elemen non struktur jangan mempengaruhi prilaku dari struktur (missal tangga, kolom montage
pasangan batu merah).

Tangga

MA Rek.Gempa -10
Balok harus leleh dulu sebelum kolom, untuk
memperkecil energi yang diserap sebelum runtuh.

Balok lebar tidak boleh melampaui kemampuan kolom

Bentuk-Bentuk Struktur
1. Rangka Kosong (Open frame)

MA Rek.Gempa -11
2. Dinding Geser (Shear Wall)

h h

b b

Slender shear wall Sguat shear wall


h/b  2 h/b  2
dimana h/b disebut sebagai efek ratio

3. Coupled Shear Wall


Dinding konsul bila berdiri sendiri

Momen lentur
di ujung coupling
beam

h/b aspek ratio Diagram momen lentur

4. Rangka di Isi (In Filled Frame)

Bila diisi sebenarnya rangka tidak dapat


melentur secara wajar atau tidak bisa
bekerja seperti rangka kosong (open frame)

5. Rangka kaku (berpangku) = Brased frame, biasanya bangunan tingkat enah,


bahanya dari struktur kayu atau

MA Rek.Gempa -12
Hal-hal penting yang perlu diketahui dalam perencanaan bangunan tahan gempa ialah :
a. Soft Story Effect : Efek labil akibat tidak meratanya kekakuan. Secara visual
dapat digambarkan sebagai berikut :
Geseran yang paling besar di tingkat yang kosong
Sebaiknya geseran terbagi merata dari atas sampai ke bawah secara continue. Hal
ini berarti kekakuan gedung tiap tingkat merata.
b. P-Δ Effect
M(Δ) = G E I . Δ
H2
Momen akibat penyimpangan P sebesar Δ ialah (P . Δ)
M kolom = GEI. Δ + (P . Δ)
H2
Komponen (P . Δ) ini sering terlupakan. Pada bagian bawah kolom pengaruh P
dapat besar. Pada soft story Effect P Δ effect sangat besar dibanding bukan soft
story.
c. Short Column
Besar gaya geser tanpa pengaruh tembok, maka untuk menjaga gedung supaya
tak getas harus diatasi dengan :
- Tulangan geser harus disesuaikan dengan momen lentur menurut
tulangan yang dipasang
- Perlu adanya pemisahan panel-panel tembok dari kolom dari gedung,
sehingga kelakuannya seperti open frame (rangka kosong)

MA Rek.Gempa -13
Model diatas adalah keruntuhan akibat geser. Hal ini terjadi bila tulangan geser berkurang atau tak
mampu memikul tegangan geser (hal ini disebut getas)

Geser  lentur

Metode keruntuhan kedua adalah akibat lentur (kenyal). Hal ini terjadi level mampu menahan geser
tapi tak dapat menahan lentur.

Keseragaman Kekakuan Tingkat

1. Perubahan kekakuan yang menyolok menjurus pada pembentukan sendi plastis pada kolom-kolom
yang berakibat dituntutnya daktilitas yang tinggi.
Gambar diatas terlihat pemancaran energi terbatas pada kolom bawah.
Mekanisme seperti ini kolom-kolom menuntut daktilitas 5 sampai 10 kali dibanding dengan
gedung yang direncanakan secara biasa.
2. Batasan mengenai perubahan kekakuan tingkat :
a. Pembatasan 25% bila dilampaui harus dilakukan analisa dynamis dimana cara statis
ekivalen kurang teliti.
b. Pembatasan 50% mencegah kemungkinan sendi plastis tak karuan dan tak diinginkan.
Yang dimaksud dengan kekakuan tingkat ialah gaya geser yang bila terjadi didalam struktur tingkat
tersebut menimbulkan suatu satuan simpangan horizontal dari tingkat itu terhadap tingkat
dibawahnya.

MA Rek.Gempa -18
M4
K4 C
O
Mi
C
O
Ki
C
O
C
O
Mi/K1 < 1,50 (M/K) rata
Perhitungan kekakuan unsur beton mengabaikan tulangan hasilnya dikalikan 0,75 akibat efek retak
dari beton.

MA Rek.Gempa -19

Anda mungkin juga menyukai