Anda di halaman 1dari 26

ALDEHID DAN KETON

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok
senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Gugus karbonil
adalah gugus yang sangat menentukan sifat kimia dari aldehid dan keton.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika kebanyakan sifat-sifat dari
senyawa-senyawa ini adalah mirip satu sama lain. Aldehid dan keton
merupakan dua senyawa yang sangat penting, dan lazim terdapat dalam
sistem makhluk hidup. Gula ribosa dan hormon betina progesteron
merupakan dua contoh aldehid dan keton yang penting se!ara biologis.
Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas yang membedakannya.
Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum.
Misalnya, trans sinamaldehid adalah komponen utama minyak kayu
manis dan enantiomer-enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan
dan tumbuhan permen. Keton testosteron danestron banyak dikenal
sebagai hormon yang menimbulkan cairan seksual.
Struktur dan reaksi yang menyangkut gugus fungsi paling penting
dalam kimia organik. Salah satunya adalah gugus karbonil C = O . Gugus
ini dimiliki oleh golongan senyawa aldehida , keton , asam karboksilat,
ester, dan turunan lainnya. Disini senyawa aldehida dan keton hampir
sama strukturnya. Mempunyai gugus karbonil yang sama tetapi gugus
yang diikatnya yang berbeda.
Gugus fungsional yaitu kelompok gugus khusus pada atom dalam
molekul, yang memiliki peran dalam memberi karakteristik reaksi kimia
pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama
memiliki reaksi kimia yang sama/mirip. Gugus ini merupakan salah satu
gugus fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat dalam karbohidrat,

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

lemak, protein, dan steroid. Gugus fungsi ini dapat ditemui dalam
senyawa aldehid dan keton.
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam dan dapat mengalami reaksi
polimerisasi. Aldehid memiliki struktur dan unsur karbon (C), hidrogen (H)
dan oksigen (O). Struktur rumus senyawa ini adalah R-CHO, dimana -R
adalah alkil dan –CHO adalah gugus fungsi aldehida.
Keton berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi. Keton adalah
contoh senyawa-senyawa karbonil yang banyak ditemukan di alam
bebas. Keton merupakan senyawa organik yang gugus karbonilnya
dihubungkan dengan 2 karbon .
1.2 Maksud Praktikum
Membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menentukan warna, bau dan kelarutan aldehid dan keton terhadap air
2. Menentukan reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4
3. Menentukan reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens
4. Menentukan reaksi aldehid dan keton dengan larutan Fehling

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Aldehid berasal dari alkohol primer yang teroksidasi, sedangkan keton
berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi. Aldehid dan keton adalah
contoh senyawa-senyawa karbonil yang banyak ditemukan di alam
bebas. Aldehid adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu
berikatan dengan paling sedikit satu atom hidrogen. Sedangkan keton
adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan
dua karbon lain. Aldehid dan keton memiliki manfaat dalam kehidupan,
contohnya senyawa aldehid digunakan sebagai formalin untuk
mengawetkan zat-zat organik (Wilbraham 1992, h. 82).
Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil (C = O). Rumus umum struktur aldehid dan
keton seperti tertulis dibawah ini dengan R adalah alkil atau aril.
R-C-H R–C–R
|| ||
O O
Aldehid Keton
Karena keduanya mengandung gugus karbonil, sifat kimia aldehid dan
keton serupa. Baik aldehid maupun keton sangat reaktif, tetapi aldehida
biasanya lebih reaktif dibanding keton (Wilbraham 1992, h. 82).
Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehid dan
keton. Karena senyawaan ini polar, dan karena itu melakukan tarik-
menarik dipol-dipol antarmolekul, aldehida dan keton mendidih pada
temperatur yang lebih tinggi dari pada senyawaan nonpolar yang bobot
molekulnya bersamaan. Secara terbatas aldehid dan keton dapat
mensolvasi ion (Handyana 1982, h. 56 ).

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

Aldehid keton berubah dua dari sekian banyak kelompok senyawaan


organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton mempunyai dua
gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehid
mempunyai satu gugus alkil (aril) dan satu hidrogen yang terikat pada
karbon karbonil itu (Handyana 1982, h.57).
Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh darioksidasi
alkohol, aldehida dari alkohol primair, sedangkan keton dari alcohol
sekunder (Ismail 1982, h. 43).
Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang
sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya berlainan
(Ismail 1982, h. 44).
Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah gugus-
gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari
kedua gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut termasuk
golongan aldehid (Achmadi 1989, h. 98).
Ciri polar gugus karbonil memberikan petunjuk untuk mengerti sifat
kimia senyawa karbonil. Atom karbon gugus karbonil adalah ujung positif
dipol dan atom oksigen adalah ujung negatif. Nukleofil mengadisi pada
atom karbon karbonil, dan elektrofil mengadisi pada atom oksigen
karbonil (Pine 1988, h. 56).
Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul
air yang polar. Anggota deret yang rendah, yaitu formaldehida, asetal
dehida dan aseton yang bersifat larut dalam air dalam segala
perbandingan. Aldehid bersifat netral, suku-suku dengan 4 karbon tak
larut dalam H2O berbau tajam dan enak, tetapi yang mengandung 8-12
karbon dalam larutan encer baunya seperti bunga dan di dalam industri

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

wangi-wangian. Aldehid dan keton bersifat netral. Siku-siku yang rendah


larut dalam air dan pelarut organik. Siku yang lebih dari 4c akan tidak
larut dalam air. Aldehid-aldehid yang rendah seperti formaldehida dan
asetaldehida berbau tidak sedap dan menyengat. Sedangkan aldehid
yang berantai panjang dalam larutan encer baunya seperti bunga
(Riawan 1989, h. 70).
Formaldehida suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan
40 % dalam air dinamakan formalin yang digunakan dalam pengawetan
cairan dan jaringan. Formaldehida juga digunakan dalam pembuatan
resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut para formaldehida,
juga digunakan sebagai antiseptik dan insektisida (Petrucci 1999, h. 45 ).
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan
struktur yang mempengaruhinya (Fessenden 1992, h. 135).
Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton mengalami
kesukaran dalam beroksidasi.
a. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen yang
sama.
b. Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan
jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak.
Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton melalui oksidator
dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa tersebut
(Fessenden 1992, h. 135).
Uji Tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang
termasuk senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollens untuk
membedakan senyawa aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji
Fehling. Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon yang sama


(Hart 1990, h. 152).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM 1979, Hal. 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
Berat Molekul : 18,02 gr/mol
Rumus Molekul : H2 O
Rumus Struktur : H-O-H
Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berbau,tidak berwarna.
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Ammonia Hidroksida (Ditjen POM 1979, Hal. 86)
Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Ammonia hidroksida
Berat Molekul : 35,05 gr/mol
Rumus molekul : NH4OH

Rumus struktur : + OH-


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
menusuk kuat
Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pelarut sampel
3. Aseton (Ditjen POM 1995, Hal. 27)
Nama resmi : ACETONIUM
Nama lain : Aseton

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

Berat Molekul : 58,08 gr/mol


Rumus molekul : C3H6O

Rumus struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
menusuk terbakar.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol,
Dengan eter dan dengan kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai sampel
4. Formaldehid (Ditjen POM 1979, Hal. 259)
Nama resmi : FORMALDEHYDI SOLUTIO
Nama lain : Formalin
Berat Molekul : 30,03 gr/mol
Rumus molekul : CH2O

Rumus struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau hampir
tidak berwarna, bau menusuk, uap
merangsang selaput lender hidung dan
tenggorokan. Jika di simpan di tempat
menusuk terbakar.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI
15020180217
ALDEHID DAN KETON

Kegunaan : Sebagai sampel

5. Kalium Permanganat (Ditjen POM 1979, Hal. 330)


Nama resmi : KALII PERMANGANAS
Nama lain : Kalium permanaganat
Berat Molekul : 158,03 gr/mol
Rumus molekul : KMnO4

Rumus struktur :
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hamper
hitam, tidak berbau, rasa manis atau sepat..
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam
air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
6. Perak Nitrat (Ditjen POM 1979, Hal. 97)
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
Berat Molekul : 169,87 gr/mol
Rumus Molekul : AgNO3

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur transparan atau hablur berwarna putih,
tidak berbau menjadi gelap jika kena cahaya.

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam


etanol 95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
7. Pereaksi Fehling (Ditjen POM 1979, Hal. 692)
Fehliang A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Berat Molekul : 58,08 gr/mol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai sampel
2.3 Prosedur Kerja ( Anonim, 2019 : 9-10 )
A. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 mL formaldehid dan tabung (2)
dengan 0,5 mL aseton
3. Perhatikan warna dan baunya
4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10
tetes)
5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
B. 1. Ambil larutan A di atas
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KMnO tersebut
4. Catat pengamatan saudara
C. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 mL AgNO3 0,1 N
3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan
yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi tollens)

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 mL formaldehid dan tabung


(2) dengan 0,5 mL aseton
5. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara
D. 1. Siapkan dua buah tabung reaksi
2. Masing-masing diisi dengan 1 mL larutan fehling A dan 1 mL
larutan fehling B
3. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 mL formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 mL asetin kocok
4. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan
saudara

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan aldehid dan keton
antara lain, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes dan water bath
(penangas air).
3.2 Bahan Yang Digunakan
Adapun Bahan-bahan yang diperlukan pada saat percobaan aldehid
dan keton yaitu larutan formaldehid, aseton, kalium permanganat
(KMnO4) 0,1 N, perak nitrat (AgNO3) 0,1 N, ammonium hidroksida
(NH4OH) 0,5 N, larutan Fehling A dan larutan Fehling B.
3.3 Cara Kerja
1) Warna, bau, kelarutan aldehid dan keton terhadap air
a. Disiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah.
b. Dimasukkan 0,5 ml formadehid pada tabung (1) dan 0,5 mL aseton
pada tabung (2).
c. Dicatat warna dan baunya.
d. Ditambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi 10 tetes air
dan dikocok.
e. Dicatat hasil pengamatan dan larutan jangan dibuang.
2) Reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4
a. Diambil larutan A diatas.
b. Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1-2 tetes KMnO4.
c. Diperhatikan warna KMnO4.
d. Dicatat hasil pengamatan.
3) Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens
a. Disiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah.
b. Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 mL AgNO3.

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

c. Ditambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan


yang terbentuk larut kembali (NH4OH Berlebih = pereaksi Tollens).
d. Ditambahkan 0,5 mL formadehid pada tabung (1) dan 0,5 mL
aseton pada tabung (2).
e. Dipanaskan beberapa menit di atas penangas air.
f. Dicatat perubahan dan hasil pengamatan.
4) Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Fehling
a. Disiapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah.
b. Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 mL
Fehliang A dan 1 mL Fehling B.
c. Ditambahkan 0,5 mL formadehid pada tabung (1) dan 0,5 mL
aseton pada tabung (2) dan dikocok.
d. Dipanaskan beberapa menit di atas penangas air.
e. Dicatat perubahan dan hasil pengamatan.

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
A. Warna, bau dan kelarutan terhadap air
Zat Warna Bau Kelarutan dalam air
Formaldehid Bening Alkohol Larut
Aseton Bening Amoniak Larut

B. Reaksi dengan KMnO4


Zat Perubahan Warna KMnO4
Formaldehid Bening Coklat
Aseton Bening Ungu

C. Reaksi dengan pereaksi Tollens


Zat Pereaksi Tollens
Formaldehid Bening Cermin Perak

Aseton Bening kecoklat-coklatan

D. Reaksi dengan pereaksi Fehling


Zat Pereaksi Fehling
Formaldehid Merah Bata

Aseton Tidak berubah warna

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

Reaksi :

a. Reaksi dengan KMnO4

O O
|| ||
H – C – H + KMnO4 H – C – OH + MnO2 + H2O
Formaldehid Asam Metanoat

O
||
CH3 – C – CH3 + KMnO4 tidak bereaksi
Aseton

b. Reaksi dengan pereaksi Tollens


O O
|| ||
OH
H – C – H + 2(Ag(NH3)2)+ H – C – H + 2Ag + 4NH3 + N2O
Formaldehid
O
||
H3C – C – CH3 + (Ag(NH3)2)+ tidak bereaksi
Aseton

c. Reaksi dengan Pereaksi Fehling


O O
|| ||
H – C – H + 2Cu2 + 5OH- OH Cu2O + 3H2O + H – C – OH
Formaldehid

O
||
OH
H3C – C – CH3 + 2Cu2+ + 5 OH- tidak berekasi

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

4.2 Pembahasan
Aldehid adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu
berikatan dengan paling sedikit satu atom hidrogen. Sedangkan keton
adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan
dua karbon lain.
Sifat fisika aldehid dan keton:
a. Pada suhu kamar, metanal berwujud gas dan memiliki bau yang
tidak sedap
b. Suku-suku lain berwujud cair, dan semakin panjang rantai
karbonnya, maka baunya semakin harum.
c. Aldehid dan keton mempunyai titik didih dan titik leleh lebih
rendah dibandingkan alkohol yang jumlah atom C nya sama.
d. Kelarutan aldehid dan keton yang memiliki Mr rendah dalam air
hampir sama dengan kelarutan alkohol, karena aldehid dan
keton dapat membentuk ikatan hidrogen.
e. Aldehid dan keton merupakan senyawa nonelektrolit
Sifat kimia aldehid dan keton:
a. Aldehid dan keton tidak memiliki ikatan hidrogen, namun dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.
b. Aldehid dan keton bersifat polar sehingga dapat membentuk
gaya elektrostatik yang relatif kuat.
c. Aldehid lebih reaktif daripada keton.
d. Aldehid merupakan reduktor kuat.
e. Keton merupakan reduktor yang sangat lemah

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis dibawah ini
dengan R adalah alkil atau aril.
R-C-H R–C–R
|| ||
O O
Aldehid Keton
Adapun tujuan praktikum aldehid dan keton yaitu untuk menentukan
warna, bau dan kelarutan aldehid dan keton terhadap air, menentukan
reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4, menentukan reaksi aldehid dan
keton dengan pereaksi Tollens, dan menentukan reaksi aldehid dan
keton dengan larutan Fehling.
Pada percobaan menentukan warna, bau dan kelarutan aldehid dan
keton terhadap air. Formaldehid larut dalam air, berwarna bening dan
berbau alkohol. Sedangkan aseton larut dalam air, berwarna bening dan
berbau amoniak. Aldehid dan keton yang kecil dapat larut secara bebas
dalam air tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan pertambahan
panjang rantai, hal ini disebabkan karena aldehid dan keton mampu
berikatan dengan hidrogen molekul air meskipun pada dasarnya baik
aldehid maupun keton tidak dapat berikatan dengan hidrogen
sesamanya..Berdasarkan literatur farmakope edisi III, formaldehid
berwarna bening dan mempunyai bau yang khas, sedangkan aseton
berwarna putih dan mempunyai bau menyengat.
Pada percobaan menentukan reaksi aldehid dan keton dengan
KMnO4. Formaldehid jika direaksikan dengan KMnO4 berubah warna dari
bening ke coklat. Sedangkan jika aseton direaksikan dengan KMnO 4
berubah warna dari bening ke ungu. KMnO4 digunakan dalam praktikum
ini karena KMnO4 merupakan oksidator yang kuat.

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

Pada percobaan menentukan reaksi aldehid dan keton dengan


pereaksi Tollens. Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi tollens
menghasikan warna hitam, yang jika dipanaskan akan membentuk
endapan cermin perak. Sedangkan aseton jika di reaksikan dengan
pereaksi tollens menghasilkan warna bening, jika di panaskan berubah
warna menjadi hitam. Pereaksi Tollens merupakan suatu oksidator atau
pengoksidasi lemah yang dapat digunakan untuk mengoksidasi gugus
aldehid menjadi asam karboksilat. Senyawa-senyawa yang mengandung
gugus aldehid dapat diketahui dengan uji tollens. Larutan Tollens
mengandung perak amoniak. Larutan kompleks perak beramoniak ini
yang dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai
dengan timbulnya cermin perak.
Pada percobaan menentukan reaksi aldehid dan keton dengan
pereaksi Fehling. Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi fehling,
formaldehid mengalami perubahan warna menjadi biru tua, yang jika
dipanaskan membentuk endapan merah bata sedangkan aseton jika
direaksikan dengan pereaksi fehling mengalami perubahan warna
menjadi biru tua, tapi jika di panaskan tidak mengalami perubahan.
Adanya endapan merah bata dikarenakan formaldehid mempunyai gugus
OH bebas yang ketika direaksikan dengan fehling A dan Fehling B akan
terjadi endapan. Sedangkan pada aseton, tidak terjadi perubahan warna
Adapun faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum kali ini yaitu
terdapat bahan-bahan diguakan yang mengalami kerusakan sehingga
membuat percobaan pada praktikum tidak berjalan lancar

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Formaldehid dan aseton sama-sama dapat larut dalam air, formaldehid
dan aseton larutannya sama-sama berwarna bening, formaldehid
berbau alkohol, sedangkan aseton berbau amoniak.
2. Formaldehid jika direaksikan dengan KMnO4 akan berubah warna dari
bening menjadi coklat. Aseton jika direaksikan dengan KMnO 4 akan
berubah warna dari bening menjadi ungu.
3. Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi tollens berubah warna
dari hitam menjadi warna perak yang jika di panaskan akan
membentuk cermin perak. Sedangkan aseton mengalami perubahan
warna dari bening menjadi kecoklat-coklatan.
4. Formaldehid dan aseton jika direaksikan dengan pereaksi fehling,
formaldehid mengalami perubahan warna menjadi biru tua, yang jika
dipanaskan menghasilkan warna merah bata sedangkan aseton
mengalami perubahan warna menjadi biru tua, tapi jika di panaskan
tidak mengalami perubahan.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum, asisten mendampingi praktikannya agar
dalam melakukan kegiatan praktikum dapat diminimalisir kesalahan yang
terjadi

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2019, Penuntun Dan Laporan Praktikum Kimia Organik, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar.
Achmadi, Suminar. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
keempat_Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas. Bandung : Armico
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Fessenden, R. J. dan Fessenden, R.S, 1992. Dasar- Kimia Organik. Edisi
Ketiga.Jilid II. Jakarta : Erlangga
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta
Petrucci, R., 1999. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta
Pine. S.H, 1988. Kimia Organik. Terbitan Keempat, Bandung, Penerbit ITB
Pudjaatmaka, Handayana. 1982. Kimia Organik. Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga
Riawan. 1989 . Pengantar Kimia Organik. Rineka Cipta, Yogyakarta.
Wilbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati.
Bandung: ITB

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

LAMPIRAN
Skema Kerja

a. Warna, bau dan kelarutan aldehid dan keton terhadap air

Disiapkan 2 buah
tabung reaksi

Tabung (1) diisi 0,5 ml


formaldehid dan tabung
(2) diisi 0,5 ml aseton

Perhatikan warna dan


bau

Catat pengamatan

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

b. Reaksi aldehid dan Keton dengan KMnO4

Diambil larutan A

Ditambahkan pada
masing-masing
tabung reaksi 1-2
tetes KMnO4

Diperhatikan warna
KMnO4

Dicatat hasil
pengamatan

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

c. Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

Disiapkan tabung reaksi sebanyak 2


buah

Dimasukkan ke dalam masing-masing


tabung reaksi 1 ml AgNO3

Ditambahkan setetes demi setetes


NH4OH 0,5 N sampai endapan yang
terbentuk larut kembali (NH4OH Berlebih
= pereaksi Tollens)

Ditambahkan 0,5 ml formadehid pada


tabung (1) dan 0,5 ml aseton pada
tabung (2)

Dipanaskan beberapa menit di atas


penangas air

Dicatat perubahan dan hasil pengamatan

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

d. Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Fehling

Disiapkan tabung reaksi


sebanyak 2 buah

Dimasukkan ke dalam
masing-masing tabung
reaksi 1 ml Fehliang A dan
1 ml Fehling B

Ditambahkan 0,5 ml
formadehid pada tabung
(1) dan 0,5 ml aseton pada
tabung (2) dan dikocok

Dipanaskan beberapa
menit di atas penangas air

Dicatat perubahan dan


hasil pengamatan

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

GAMBAR HASIL PRAKTIKUM

A. Warna, bau, kelarutan aldehid dan keton terhadap air

B. Reaksi aldehid dan Keton dengan KMnO4

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217
ALDEHID DAN KETON

C. Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens

D. Reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Fehling

ELIVILIA OKTAVIANA BONITA S DWI NUR ANGGARAENI SYARKAWI


15020180217

Anda mungkin juga menyukai